DOSEN PENGAMPUH:
Dr.MARIA KANAN,M.Kes
DISUSUN OLEH :
GREIS MONITA SIDALING (2213201120)
KELAS KESMAS 3
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TOMPOTIKA LUWUK BANGGAI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang telah melimpahkan
rahmat sehingga saya bisa menyelesaikan makalah tentang “Kesehatan Reproduksi pada
Remaja”.
Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam Makalah ini. Oleh karena itu, saya
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
I. LATAR BELAKANG.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................
V. KESIMPULAN.......................................................................................................
VI. SARAN...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara mental, fisik dan
kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem
dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit
dan kecacatan. Isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi merupakan isu
yang sensitif, seperti hak-hak reproduksi, kesehatan seksual, penyakit menular
seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, kebutuhan khusus remaja, dan perluasan
jangkauan pelayanan ke lapisan masyarakat kurang mampu atau mereka yang
tersisih.
Kesehatan reproduksi remaja merupakan salah satu komponen dari kesehatan
reproduksi.Remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintergrasi ke dalam
masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di
bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar,
Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Secara
harfiah, remaja berada diantara anak dan orang dewasa, oleh karena itu, remaja
seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” karena remaja masih belum mampu
menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya.
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun
menurut peraturan Menteri Kesehatan RI no 5 tahun 2014, remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
BAB II
PEMBAHASAN
secara umum masa remaja dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu sebagai berikut :
1. Adanya peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang
biasa disebut dengan masa storm and stress;
2. Adanya perubahan fisik yang cepat dan diikuti dengan kematangan seksualitas;
3. Adanya ketertarikan dengan dirinya sendiri dan hubungan dengan orang lain;
4. Dapat membedakan antara yang penting dan kurang penting;
5. Pada umumnya remaja akan bersikap acuh atau tidak menyadari (ambivalen) dalam
menghadapi perubahan yang terjadi. Disatu sisi remaja ingin mencoba sesuatu yang
baru, tetapi disisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang akan dihadapinya.
Anak memasuki fase remaja ketika berumur 10 tahun. Rentang usia 10-13
tahun termasuk dalam fase remaja awal. Pada tahap ini, anak-anak mengalami tahap
awal pubertas dan mulai tumbuh lebih cepat. Baik anak laki-laki maupun perempuan
mengalami pertumbuhan fisik yang signifikan dan peningkatan dalam minat seksual.
Tidak hanya itu, perubahan tubuh juga turut menjadi perhatian remaja. Misalnya
mulai tumbuhnya rambut di bawah lengan dan di sekitar alat kelamin,
perkembangnya payudara pada anak perempuan, dan pembesaran testis pada anak
laki-laki.
Anak perempuan biasanya tumbuh lebih cepat daripada anak laki-laki. Mereka
lebih dulu satu atau dua tahun dibandingkan anak laki-laki. Bahkan, beberapa
perubahan pada perempuan juga normal dialami sejak usia 8 tahun dan 9 tahun untuk
laki-laki.
Sebagai contoh mulai mencari kebenaran mengenai suatu hal (bisa hal baik
atau buruk) dari berbagai sumber. Tidak hanya itu, pada masa ini, remaja lebih
memusatkan pemikiran pada diri sendiri yang akrab disebut dengan egosentrisme.
Remaja tahap awal juga sering kali merasa penampilan diri dinilai oleh teman-
temannya. Sehingga, berusaha semaksimal mungkin mengenakan pakaian yang pantas
dan paling terkini. Hal ini, memberikan pengaruh pada mayoritas remaja menganggap
bahwa semua penilaian dan pemikiran orang tentang dirinya menjadi penting
diperhatikam.
Remaja yang berusia 14-17 tahun termasuk dalam fase remaja pertengahan.
Pada tubuh anak perempuan terjadi perubahan. seperti panggul, pinggang, dan bokong
mulai membesar, menstruasi mulai teratur, bertambahnya produksi keringat, dan alat
reproduksi yang berkembang.
Sementara itu, pada anak laki-laki pertumbuhan mulai berjalan dengan cepat.
Tubuh menjadi tinggi, berat badan bertambah, muncul jerawat, otot semakin besar,
bahu dan dada semakin lebar, suara menjadi pecah, alat vital semakin besar, tumbuh
kumin, jambang, dan sebagainya.
Di usia ini, remaja mulai tertarik menjalin hubungan romantis. Mereka juga
memiliki kemungkinan untuk mempertanyakan dan mengeksplorasi identitas seksual.
Hal-hal tersebut berpotensi memberikan stres jika tidak mendapat dukungan dari
keluarga, teman, atau komunitas.
Pada masa ini, pola pikir remaja didasarkan oleh logika, tetapi tidak jarang
pula didorong oleh peasaan atau emosinya. Mereka telah mampu berpikir secara
abstrak dan mempertimbangkan gambaran besar. Tetapi, dalam situasi tertentu,
mereka masih kurang mampu menerapkannya ketika itu.
Remaja di rentang usia 18-24 tahun termasuk dalam fase remaja akhir atau
dewasa muda. Pada umumnya, memasuki fase remaja akhir, fisik telah berkembang
dengan maksimal. Tidak hanya itu, kemampuan berpikir jauh lebih matang daripada
remaja menengah.
juga lebih fokus untuk mewujudkan cita-cita yang direncanakan. Sekaligus
mampu membuat keputusan berdasarkan harapan dan cita-cita. Misalnya, remaja akan
melakukan hal yang menjadi prioritas dalam kehidupan mereka seperti tugas sekolah,
atau hal-hal yang mendukung terwujudnya cita-cita mereka.
Ada pula guru, pendidik sebaya yang terlatih di sekolah, atau dari
lintas sektor yang menjadi pemandu bagi peserta PKPR.
3. Konseling
Anak remaja yang ikut serta dalam PKPR juga dapat dibekali cara-cara
untuk:
Melalui program ini, anak remaja akan diajari untuk hidup sehat dan
menangkal pengaruh buruk yang bisa merugikan kesehatannya.
Tidak hanya kesehatan fisik, program ini dapat membekali anak remaja
tentang kesehatan mental dan sosial.
2. Posyandu Remaja
Posyandu remaja merupakan salah satu kegiatan berbasis kesehatan
masyarakat khusus remaja, untuk memantau dan melibatkan mereka demi
peningkatan kesehatan dan keterampilan hidup sehat secara
berkesinambungan.
Pos pelayanan terpadu remaja atau yang lebih mudah dikenal dengan
posyandu remaja merupakan satu kegiatan/wadah yang memfasilitasi,
mengarahkan serta memberikan masukan – masukan mengenai seluk beluk
remaja terutama masa puber yang ditujukan untuk menciptakan remaja yang
sehat dan kenal mengenai fase yang sedang mereka alami. Adapun kegiatan
ini juga memiliki tujuan lain yaitu seperti untuk mempererat dan menyatukan
remaja setempat untuk gotong royong demi kesehatan dan pengetahuan
mereka.