Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERKEMBANGAN FISIK DAN KOGNITIF DI MASA DEWASA AWAL


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK
MATA KULIAH: PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
DOSEN PENGAMPU: CITRA WAHYUNI, M.Si.

Disusun oleh Kelompok: 9


1. Dwi Indah Murdiyanti (2031060047).
2. M. Dandi Kurniawan (2031060223).
3. Sasqia Desta Safitri (2031060242).

PRODI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN & STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perkembangan Fisik Dan Kognitif di
Masa Dewasa Awal” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Citra Wahyuni,
M.Si. pada mata kuliah psikologi perkembangan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Perkembangan Fisik Dan Kognitif di Masa Dewasa Awal bagi para
pembaca dan juga kami yang sama sama sedang belajar.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Citra Wahyuni, M.Si. selaku dosen mata
kuliah psikologi perkembangan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan. Kami menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 2
2.1 Transisi dari Masa Remaja Menuju Masa Dewasa..................... 2
2.2 Perkembangan Fisik.................................................................... 3
2.3 Seksualitas ................................................................................. 5
2.4 Perkembangan Kognitif .............................................................. 6
2.5 Karir dan Pekerjaan .................................................................... 7
BAB III PENUTUP .............................................................................. 9
Kesimpulan ....................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri dengan
bantuan dari dalam maupun dari luar dirinya. Bantuan dari luar meliputi ilmu pengetahuan dan
bimbingan dari orang lain. Sedangkan bantuan dari dalam yaitu perkembangan yang
berhubungan dengan dirinya sendriri seperti pertumbuhan fisik maupun mental.
Bimbingan dan pengarahan menjadi faktor penting dalam membantu perkembangan diri
manusia. Tetapi, jika bimbingan dan pengarahan yang tidak sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki akan memberi pengaruh yang kurang baik bagi perkembangan manusia dan
menyebabkan sulit untuk berkembang.
Ketika manusia sudah dapat memilih dan menilai apa yang telah dianggap baik untuk dirinya
dan orang lain, pada masa inilah manusia telah memiliki kematangan dalam dirinya. Kematangan
dalam pertumbuhan inilah yang disebut dewasa.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana Transisi dari Masa Remaja Menuju Masa Dewasa?


2) Bagaimana Perkembangan Fisik?
3) Bagaimana Pembahasan Seksualitas?
4) Bagaimana Perkembangan Kognitif?
5) Bagaimana Karir dan Pekerjaan?

1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui bagaimana transisi dari masa remaja menuju masa dewasa.
2) Untuk mengetahui bagaimana perkembangan fisik.
3) Untuk mengetahui pembahasan seksualitas.
4) Untuk mengetahui perkembangan kognitif.
5) Untuk mengetahui bagaimana karir dan pekerjaan.
BAB II
PEMBAHASAAN

2.1 TRANSISI DARI MASA REMAJA MENUJU DEWASA AWAL


Bagi kebanyakan individu, menjadi orang dewasa melibatkan periode transisi panjang. Transisi
dari masa remaja ke masa dewasa disebut beranjak dewasa (emerging adulthood) yang terjadi
dari usia 18 sampai 25 tahun. Masa ini ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. Pada titik ini
dalam perkembangan mereka, banyak individu masih mengeksplorasi jalur karier yang ingin
mereka ambil, ingin menjadi individu seperti apa, dan gaya hidup seperti apa yang mereka
inginkan.
Jeffrey Arnett mendeskripsikan lima ciri dari orang yang beranjak dewasa sebagai berikut:

 Eksplorasi identitas: Khususnya dalam relasi romantic dan pekerjaan. Sebagaimana


yang telah kita ketahui beranjak dewasa adalah masa dimana di dalam diri sebagian
besar individu terjadi perubahan penting yang menyangkut identitas.
 Ketidakstabilan: Seperti perubahan tempat tinggal yang sering terjadi selama masa
dewasa awal dalam masa dimana juga sering terjadi ketidakstabilan dalam hal relasi
romantic, pekerjaan, dan pendidikan.
 Terfokus pada diri (Self-focused): Individu yang berada di masa beranjak dewasa
cenderung terfokus pada diri sendiri, dalam arti mereka kurang terlibat dalam
kewajiban sosial, melakukan tugas dan berkomitmen terhadap orang lain, serta
mengakibatkan mereka memiliki otonomi yang besar dalam mengatur kehidupannya
sendiri.
 Merasa Seperti berada atau diperalihan (Feeling in-between): Banyak orang di
masa beranjak dewasa tidak menganggap dirinya sebagai remaja ataupun sepenuhnya
sudah dewasa dan berpengalaman.
 Usia dengan berbagai kemungkinan, sebuah masa dimana individu memiliki
peluang untuk mengubah kehidupan mereka: Arnet mendeskripsikan dua cara
dimana masa beranjak dewasa merupakan usia yang memiliki berbagai kemungkinan,
yaitu: Banyak orang yang sedang beranjak dewasa yang optimis dengan masa depannya
dan bagi mereka yang mengalami kesulitan ketika bertumbuh besar, masa beranjak
dewasa merupakan sebuah kesempatan untuk mengarahkan kehidupan mereka kea rah
yang lebih positif.
Kriteria Dewasa Awal
a. Ada dua kriteria yang untuk merujuk pada status dewasa, yakni kemandirian ekonomi
dan bertanggung jawab atas konsekuensi dari tindakannya sendiri.
b. Di Negara maju, seseorang dikatakan dewasa jika memiliki pekerjaan menetap dan
penuh.
c. Di Negara berkembang, pernikahan seringkali dijadikan pertanda kedewasaan seseorang.
Transisi Pendidikan Menengah ke Perguruan Tinggi

a. Menyebabkan perubahan dan stress. Mahasiswa mengalami kembali fenomena


top-dog dimana sebagai kelompok siswa yang paling tua dan berkuasa menjadi
kelompok mahasiswa yang paling muda dan lemah.
b. Terjadi pergerakan kea rah struktur yang lebih besar dan impersonal, interaksi dengan
teman dari latar belakang geografis dan etnis yang lebih beragam dan peningkatan
fokus terhadap pencapaian beserta asesmennya.
c. Mahasiswa merasa lebih dewasa, punya banyak waktu bergaul dengan teman,
memiliki kesempatan lebih besar untuk mengeksplorasi nilai dan gaya hidup,
menikmati kebebasan, dan lebih tertantang secara intelektual oleh tugas akademik.

2.2 PERKEMBANGAN FISIK

1. Perkembangan Performa Fisik


Pada umumnya puncak performa fisik diraih sebelum kita berusia 30 tahun, seringkali antara
usia 19 hingga 26 tahun. Puncak performa fisik tidak hanya pada muda-mudi pada umumnya. Di
masa dewasa awal, kita tidak hanya meraih puncak performa fisik, tetapi di masa ini performa
fisik kita juga mulai menurun. Kesehatan dan kekuatan otot biasanya mulai memperlihatkan
tanda-tanda penurunan di usia sekitar 30 tahun. Berkurangnya kemampuan fisik merupakan
keluhan yang umum dialami orang-orang yang baru mulai memasuki usia 30 tahun.
2. Kesehatan
Angka kematian ketika beranjak dewasa dua kali lebih besar dari remaja, angka kematian laki-
laki yang beranjak dewasa lebih besar dibandingkan perempuan. Sebuah studi longitudinal
mengungkapkan bahwa sebagian besar kebiasaan yang merugikan kesehatan yang terbentuk
pada masa remaja semakin melekat pada masa beranjak dewasa. Kurang gerak, diet, obesitas,
penyalahgunaan zat terlarang, perawatan kesehatan reproduksi, dan akses perawatan kesehatan
semakin memburuk pada masa beranjak dewasa. Ketika beranjak dewasa dan masa dewasa awal,
beberapa individu berhenti memikirkan bagaimana gaya hidup akan memengaruhi kesehatan
mereka nantinya ketika dewasa. Gaya hidup yang semacam ini terkait dengan kesehatan yang
buruk, yang ada gilirannya memengaruhi kepuasan hidup.
3. Pola Makan dan Berat Tubuh
Obesitas Adalah masalah kesehatan yang serius dan banyak melanda individu. Obesitas
berkaitan dengan meningkatnya risiko terserang penyakit hipertensi, diabetes, dan penyakit
kardiovaskular. Faktor-faktor yang mempengaruhi obesitas yakni hereditas, leptin, set point,
metabolism, faktor-faktor lingkungan, dan gender.
4. Olahraga Secara Teratur
Salah satu faktor yang mendorong para ahli menghimbau agar orang berolahraga adalah karena
olahraga dapat membantu mencegah penyakit jantung, diabetes, dan penyakit lainnya. Para
peneliti telah menemukan bahwa olahraga tidak hanya berguna untuk menjaga kesehatan fisik
namun juga kesehatan mental. Secara khusus, olahraga dapat memperbaiki konsep diri serta
mengurangi kecemasan dan depresi. Metanalisis memperlihatkan bahwa seperti halnya
psikoterapi, olahraga efektif dalam mengurangi depresi.
5. Penyalahgunaan Obat
Mengkaji penyebab penyalahgunaan obat pada remaja, banyak diantara mereka yang
mengurangi konsumsi alkohol dan obat-obatan. Kesimpulan ini dibuat oleh Jerald bachman dan
para kolegannya dalam sebuah analisis longitudinal yang melibatkan lebih dari 38.000 individu
individu ini dievaluasi dari sekolah menengah tingkat akhir hingga usia dua puluhan.
Alkohol: Mabuk-mabukan dan alkoholisme. Mabuk mabukan sering kali dilakukan dimasa
mahasiswa hal ini sering memakan korban mahasiswa. Mabuk-mabukan yang kronis banyak
dijumpai diantara mahasiswas pria dibanding mahasiswa wanita serta mahasiswa yang tinggal
jauh dari rumah. Dalam survei nasional mengenai pola minum di 140 kampus, ditemukan
setengah dari mahasiswa yang gemar mabuk-mabukan itu memiliki masalah sebagai berikut:
1. Bolos dari kelas
2. Cidera fisik
3. Bermasalah dengan polisi
4. Melakukan hubungan seks tanpa pengaman.
Minum alkohol sebelum bergaul- disebut pree gaming- sudah menjadi hal yang lazim
dikalangan mahasiswa. Study akhir akhir ini mengungapkan 2/3 mahasiswa pernah meminum
alkohol sebelum pergi ke acara atau pesta dalam 2 minggu terakhir.
Merokok dan Nikotin, merokok berkaitan dengan 30% kematian karna kanker, 21% kematian
karna penyakit jantung, dan 82% kematian karna paru-paru kronis. Perokok pasif yang
meninggal karna kanker paru-paru berjumlah 9000 pertahun.
2.3 SEKSUALITAS

1. Aktivitas Seksual Pada Orang Yang Beranjak Dewasa


Masa beranjak dewasa adalah kerangka waktu di mana kebanyakan individu aktif secara seksual
dan belum menikah. Ketika mulai beranjak dewasa usia 18 bahwa lebih dari 60% individu
pernah melakukan hubugan seks juga usia rata rata pernikahan di amerika serikat saat ini adalah
27 tahun untuk pria dan 26 tahun untuk wanita.

2. Orientasi dan Perilaku Seksual


Aktivitas seksual yang diperoleh hasil survei seks diamerika serikat pada tahun 1994. Dalam
studi yang terancang secara baik dan komperhensif mengenai partner seksual ini, Robert michael
dan koleganya melakukan wawancara terhadap lebih dari 30ribu orang yang berusia 18 hingga
59 tahun. Hingga akhir abad ke19, secara umum diyakini bahwa mungkin saja hetero seksual
atau homo seksual beranggapan bahwa orientasi seksual merupakan sesuatu yng bersifat
kontinum dari relasi ekslusif dari pria ke wanita hingga relasi ekslusif diantara sesama jenis.
Orientasi seksual individu yang berjenis kelamin sama atau heteroseksual atau biseksual adalah
yang paling dipengaruhi oleh kombinasi antara faktor grnrtik, hormonal, koognitif dan
lingkungan. Para peneliti penguji peran gen sebagai sebuah faktor penemu orientasi seksual
dengan menggunakan anak kembar untuk mengukur kontribusi genetis dan lingkungan terhadap
orientasi seksual. Studi terbaru dari swedia terhadap hampir 4000 anak kembar menunjukan
bahwa hanya sekitar 35% variasi dalam homo seksual pada pria, dan 19% pada wanita yang
dijelaskan dengan perbedaan genetis.
3. Infeksi Yang Ditularkan Secara Seksual
Infeksi yang ditularkan secara seksual, penyakit yang terutama ditularkan melalui seks
(hubungan intim maupun genital oral dan seks anal-genital). Infeksi yang ditularkan secara
seksual, yang paling banyak menyita perhatian beberapa dekade terakhir ini adalah infesi HIV
yang bisa mengarah pada AIDS.
4. Perilaku Seksual dan Pelecehan Seksual
Seks seringkali dilakukan dengan menggunakan kekuasaan. Dua masalah yang sering dapat atau
sering muncul yaitu Perkosaan dan Pelecehan Seksual.
Perkosaan: Sebuah bentuk kekerasan seksual yang dilakukan terhadap seseorang tanpa izin
mereka. Date rape atau acquaintance rape adalah aktivitas seksual yang bersifat memaksa, di
mana korbannya adalah orang yang setidak-tidaknya sudah dikenal.
Pelecehan seksual merupakan manifestasi dari kekuasaan seseorang terhadap orang lain.
Pelecehan seksual terjadi ketika seseorang menggunakan kekuasaannya atas individu lain secara
seksual dan menghasilkan dampak psikologis yang serius pada korbannya. Pelecehan seksual
dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari perkataan berkootasi seksual dan kontak fisik
(menepuk atau menyentuh tubuh seseorang) hingga mengajak berbuat cabul yang terang-
terangan dan serangan seksual.
2.4 PERKEMBANGAN KOGNITIF
Tahap-tahap Kognitif dan Kreativitas

 Tahap-tahap Kognitif
Pandangan Piaget: Menurut Piaget, seorang remaja yang memiliki cara berpikir secara
kualitatif sama dengan seorang dewasa. Sekitar usia 11 hingga 15 tahun, para remaja memasuki
tahap formal operasional. Tahap ini ditandai oleh cara berpikir yang lebih logis, abstrak, dan
idealistik, dibandingkan tahap berpikir konkret operasional yang terjadi pada anak-anak berusia 7
hingga 11 tahun. Piaget berpendapat bahwa pemikiran orang dewasa secara kuantitatif berbeda
dengan pemikiran seorang remaja artinya, orang dewasa memiliki pengetahuan lebih banyak
dibandingkan remaja. Dan Piaget juga berpendapat penambahan pengetahuan pada orang dewasa
secara khusus terjadi dalam bidang-bidang tertentu. Meski demikian Piaget berpendapat bahwa
pemikiran formal operasional adalah tahap terakhir dalam perkembangan kognitif dan bahwa
tahap ini menjadi ciri dari orang dewasa maupun remaja.
Beberapa ahli perkembangan berpendapat bahwa banyak individu yang baru akan
mengkonsolidasikan pemikiran operasional formalnya ketika memasuki masa dewasa. Artinya,
di masa remaja mereka memang mulai mampu menyusun rencana dan hipotesis, namun di masa
dewasa muda, mereka menjadi lebih sistematis dan terampil. Meskipun demikian, ada banyak
orang dewasa yang sama sekali tidak mencapai tahap berpikir formal operasional.
Berpikir Realistis dan Pragmatis: Menurut para ahli perkembangan, ketika seorang individu
pada masa dewasa awal mulai memasuki dunia kerja, cara berpikir mereka pun berubah. Salah
satu tandanya adalah mereka menghadapi paksaan realitas, yang disebabkan oleh pekerjaan,
idealisme mereka menurun. Perspektif lain yang membahas perubahan kognitif pada orang
dewasa adalah bahwa orang dewasa cenderung tidak mencapai cara berpikir ilmiah yang yang
terdapat pada tahap operasional formal. Meskipun demikian, penggunaan intelektual mereka
melampaui remaja.
Pemikiran Refleksi dan Relativistik: Menurut William Perry, remaja seringkali memandang dunia
dalam polaritas, benar atau salah, baik atau buruk dll, pada masa beranjak dewasa, secara
bertahap mereka mulai meninggalkan tipe pemikiran yang absolut ini, mereka mulai menyadari
berbagai pendapat dan perspektif orang lain. Pemikiran absolut, dualistik remaja merupakan
awal dari pemikiran reflektif, relativistik orang dewasa.Pemikiran reflektif adalah indikator yang
penting dalam perubahan kognitif pada orang dewasa muda. Gisela Laobouvie-Vief menyatakan
bahwa meningkatnya kompleksitas budaya di abad terakhir telah menimbulkan kebutuhan yang
lebih besar untuk berpikir secara lebih kompleks dan reflektif agar dapat mempertimbangkan
hakikat pengetahuan dan tantangan yang berubah.
Tahap Postformal: Sejumlah ahli mengusulkan adanya tahap kognitif kelima pemikiran
postformal. Pemikiran postformal melibatkan pemahaman bahwa jawaban yang benar terhadap
sebuah persoalan menuntut pemikiran reflektif dan dapat bervariasi dari situasi yang satu ke
situasi yang lain; serta bahwa pencarian kebenaran seringkali merupakan proses yang
berlangsung terus menerus dan tidak pernah selesai, mereka dapat memahami bahwa solusi
terbaik yang diterapkan di pekerjaan tidak selalu juga merupakan solusi terbaik di rumah.
Pemikiran postformal juga mencakup keyakinan solusi terhadap permasalahan harus bersifat
realistis serta bahwa faktor emosi dan subjektif dapat mempengaruhi pemikiran, mereka
cenderung berpikir lebih jernih ketika sedang berada dalam kondisi tenang dibandingkan jika
sedang berada dalam kondisi marah. Para peneliti menemukan bahwa orang dewasa muda
cenderung lebih menggunakan pemikiran posformal ini dibandingkan remaja, namun gagasan ini
masih bersifat kontroversial.

 Kreativitas
Masa dewasa muda adalah masa ketika kreativitas mencapai kejayaannya. Sebuah studi awal
mengenai kreativitas menemukan bahwa produk kreativitas individu umumnya dihasilkan di usia
30 tahun dan bahwa 80% kontribusi kreativitas yang terpenting diselesaikan di usia 50 tahun.
Belakangan ini, para peneliti menemukan bahwa kreativitas mencapai puncaknya ketika dewasa,
kemudian menurun puncak kreativitas terjadi di usia 40 tahun.
Meskipun demikian, menilai kesimpulan apapun mengenai usia dan hasil kreativitas sebaiknya
mencangkup:
1. Besarnya tingkat penurunan.
2. Perbandingan antara bidang-bidang kreativitas.
3. Perbedaan individual dalam hasil kreativitas selama jangka waktu hidupnya.
Meskipun penurunan kontribusi kreativitas sering kali ditemukan di usia 50 tahun keatas,
penurunan ini tidaklah sebesar seperti yang dianggap selama ini. Perkiraan mengenai mundurnya
daya kreativitas seiring dengan bertambahnya usia, perlu disertai dengan pertimbangan-
pertimbangan yang berkaitan dengan aspek-aspek yang bersangkutan.

2.5 KARIER DAN PEKERJAAN

1. Perubahan Perkembangan
Tentang jadi apa mereka ketika dewasa nanti sebagai contoh banyak anak kecil yang ingin
menjadi pahlawan super, bintang olahraga atau bintang film. Ketika sekolah menengah mereka
saling memulai memikirkan karir berdasarkan basis yang tidak terlalu idealis. Di perguruan
tinggi hal ini sering kali berarti memilih jurusan atau spesialis yang dirancang untuk pekerjaan
dibidang terentu. Sejak usia pertengahan 20 hingga akhir masa dewasa awal individu sedang
mencari kestabilan untuk karir awal mereka dibidang tertentu mereka bekerja keras untuk
meningkatkan karir dan memperbaiki keadaan finansial mereka.
2. Menemukan Jalan Dan Tujuan Hidup
Pandangan Wiliam Damon, yang ia kemukakan dalam bukunya yang berjudul the peath to
purcose : helping our childern finder. Calling in life dan bagaimana ia berkaitan dengan
perkembangan identitas. Dalam wawancara dengan para individu berusia 12-22 tahun damon
menemukan bahwa hanya sekitar 20% yang mempunyai visi yang jelas tentang arah hidup,
apapun dia capai dan mengapa. Damon menyimpulkan bahwa kebanyakan guru dan orangtua
mengkomunikasikan pentingnya tujuan belajar kerja keras dan nilai yang bagus, tapi jarang
mendiskusikan keman arah dan tujuan semacam itu yaitu tujuan dari belajar keras dan
mendapatkan nilai bagus.
3. Gambaran Mengenai Pekerjaan
Ketika anda mengeksplorasi pekerjaan yang anda sukai dan memiliki kemungkinan untuk
sukses. Pekerjaan bisa saja memiliki lowongan setiap tahunnya, namun sedikit lowongan di
tahun berikutnya. Menurut buku pedoman 2010-2011 berbagai indeks pelayanan khususnya
pelayanan di bidang pendidikan dan kesehatan serta pelayanan profesional dan bidang
diproyeksikan untuk memberi keterangan mengenai beberrapa pekerjaan terbaru didekade
berikutnya, pertumbuhan pekerjaan diproyeksikan bervariasi mengikuti tuntutan pendidikannya.
4. Pengaruh Kerja
Pekerjaan mendefinisikan seorang secara mendasar. Pekerjaan sangat mempengaruhi finansial
kondisi rumah, cara meluangkan waktu dirumah, sahabat-sahabatnya dan kesehatan. Beberapa
orang memperoleh identitasnya dari pekerjaanya dalam survei 35% orang amerika bekerja 40
jam seminggu dan 18% bekerja 51 jam atau lebih permiggu. Hanya 10% yang bekerja kurang
dari 30 jam perminggu.
5. Keragaman Ditempat Kerja
Tempat kerja menjadi semakin beragam ketika pada sewaktu-waktu hanya sedikit wanita bekerja
diluar rumah, dinegara maju jumlah wanita yang memasuki lapangan kerja semakin meningkat,
sebuah proyrksi terbaru mengiditasikan bahwa jumlah tenaga kerja wanita dalam lapangan kerja
di amerika serikat akan meningkat lebih cepat dari tenaga kerja pria ditahun 2018, keberagaman
etnis juga meningkat disetiap negara maju kecuali prancis. Keberagaman yang terus meningkat
ditempat kerja harus memiliki sensitifitas terhadap perbedaan budaya dan nilai budaya yang
dibawa pekerja perlu diubah dan dihargai.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Transisi dari remaja ke dewasa kini disebut sebagai tumbuh dewasa . Seperti masa muda, rentang
usia bagi tumbuh dewasa kira – kira di antara usia 18 hingga 25 tahun. Percobaan dan pecarian
menandai seseorang yang berada pada masa tumbuh dewasa.
Perkembangan fisik pada masa dewasa awal berada di puncak kesehatan, kekuatan, energi dan
daya tahan, serta di puncak fungsi sensori dan motorik. Masa dewasa tengah baik pria maupun
wanita selalu terdapat ketakutan, dimana penampilannya pada masa ini akan menghambat
kemampuannya untuk mempertahankan pasangan mereka, atau mengurangi daya tarik lawan
jenis. Masa dewasa akhir atau usia lanjut, membawa penurunan fisik yang lebih besar
dibandingkan dengan periode periode usia sebelumnya.
Perkembangan kognitif pada masa dewasa awal terjadi peralihan dari pendalaman informasi dan
keterampilan (apa yang perlu saya tahu) ke integrasi praktis pengetahuan dan keterampilan
( bagaimana menerapkan apa yang saya tahu), hingga pencarian makna dan tujuan (mengapa
saya harus tahu). Pada masa dewasa tengah perkembangan intelektual dewasa sudah mencapai
titik akhir puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda). Pada
masa dewasa akhir pada umumnya orang percaya bahwa proses belajar, memori, dan intelegensi
mengalami kemerosotan bersamaan dengan terus bertambahnya usia

DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John W. (2012). Life-Span Development Edisi 13 Jilid 2 (Perkembangan Masa-
Hidup). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai