Disusun Oleh :
Kelompok 2
FAKULTAS KESEHATAN
2021
KATA PENGANTAR
Sebagai insan yang penuh dengan kekurangan dan keterbatasan, tak lupa
penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan karunia-Nya lah, maka penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Remaja.
Selama proses penulisan makalah ini banyak bimbingan dan dukungan
yang diperoleh dari berbagai pihak, baik moril maupun material. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini di sampaikan ucapan terima kasih yang berlimpah.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca akan penulis terima
sebagai bahan masukkan guna penyempurnaan makalah ini.
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat.....................................................................................................3
3.1 Kesimpulan..............................................................................................52
3.2 Saran........................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................55
BAB I
PENDAHULUAN
53
1.3 Tujuan
1. Menentukan konsep asuhan keperawatan komunitas pada kelompok
remaja
2. Menyusun asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus yaitu
remaja
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa mengerti dan memahami tentang definisi remaja.
2. Mahasiswa mengerti dan memahami perubahan dan perkembangan yang
terjadi pada masa remaja.
3. Mahasiswa mengerti dan memahami perilaku menyimpang pada remaja.
4. Mahasiswa mengerti dan memahami konsep remaja sehat.
5. Mahasiswa mengerti dan memahami mengenai program pemerintah untuk
remaja.
6. Mahasiswa mengerti dan memahami asuhan keperawatan komunitas pada
kelompok remaja.
BAB II
TINJAUAN TEORI
53
a. Percepatan berat badan dan tinggi badan
Selama 1 tahun pertumbuhan tinggi badan laki-laki dan perempuan
rata-rata meningkat 3,5- 4,1 inchi. Berat badan juga meningkat karena
ada perubahan otot pada laki-laki dan penambahan lemak pada
perempuan.
d. Perkembangan otak
Pada masa remaja awal sampai akhir, otak nelum sepenuhnya
berkembang secara sempurna, sehingga pada masa ini kemampuan
pengendalian emosi dan mental masih belum stabil.
2. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget
(seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir
dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of
formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah
memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-
masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja
berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat
membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta
kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan
abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-
dimensi seperti ilmuwan.
3. Perkembang Psikososial
Masa remaja merupakan masa transisi emosional, yang ditandai
dengan perubahan dalam cara melihat diriny sendiri. Sebagai remaja
dewasa, intelektual dan kognitif juga mengalami perubahan, yaitu dengan
merasa alebih dari yang lain, cenderung bekerja secara lebih kompleks
dan abstrak, serta lebih tertarik untuk memahami kepribadian mereka
sendiri dan berprilaku menurut cara mereka.
Transisional social yang dialami oleh remaja ditunjukkan dengan
adanya perubahan hubungan social. Salah satu hal yang pernting dalan
perubahan social pada remaja adalah meningkatnya waktu untuk
berhubungan dengan rekan-rekan mereka, serta lebih intens dan akrab
dengan lawan jenis.
53
b. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan, seperti:
mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa
izin, mencuri dan kebut-kebutan.
c. Kenakalan khusus, seperti penyalahgunaan obat, hubungan seks di
luar nikah, pemerkosaan, kasus pembunuhan dan menggugurkan
kandungan.
53
terakhir ini disebabkan orang tua tabu membicarakan seks dengan
anaknya dan hubungan orang tua-anak sudah terlanjur jauh sehingga
anak berpaling ke sumber-sumber lain yang tidak akurat, khususnya
teman.
e. Pergaulan yang makin bebas
Kebebasan pergaulan antar jenis kelamin pada remaja, kiranya
dengan mudah bisa disaksikan dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya di kota-kota besar. Di pihak lain, tidak dapat diingkari
adanya kecenderungan pergaulan yang makin bebas antara pria dan
wanita dalam masyarakat sebagai akhibat berkembangnya peran dan
pendidikan wanita sehingga kedudukan wanita makin sejajar dengan
pria [ CITATION Sar02 \l 1033 ].
53
Transvestisme : Mendapatkan kepuasan seks dengan
memakai pakaian dari lawan jenisnya.
Sodomi : Mendapatkan kepuasan seks dengan
melakukan hubungan seksual melalui anus
Seksualoralisme : Mendapatkan kepuasan seks dari
aplikasi mulut pada genitilia partnernya
3) Disfungsi Psikoseksual
a) Gambaran utama dari Disfungsi Psikoseksual adalah
terdapat hambatan pada perubahan psikofisiologik yang
biasanya terjadi pada orang yang sedang bergairah seksual.
Hambatan selera seksual
Sukar atau tidak bis timbul minat seksual sama sekali
secara menetap dan meresap.
Hambatan gairah seksual
Pada laki-laki: gagal sebagian atau seluruhnya untuk
mencapai atau mempertahankan ereksi sampai akhir
aktivitas seksual (impotensia).
Pada wanita: gagal sebagai atau seluruhnya untuk
mencapai atau mempertahankan pelumasan dan
pembengkakan vagina (yang merupakan respons gairah
seksual wanita) sehingga akhir dari aktivitas seksual
(frigiditas).
Hambatan orgasme wanita
Berulang-ulang atau menetap tidak terjadi orgasme
pada wanita setelah terjadi gairah seksual yang lazim
selama aktivitas seksual.
53
Hambatan orgasme pria
Berulang-ulang atau menetap tidak terjadi ejakulasi
atau terlambat berejakulasi setelah terjadi fase gairah
seksual yang lazim selama aktivitas seksual.
Ejakulasi prematur
Secara berulang-ulang dan menetap terjadi ejakulasi
sebelum dikehendaki karena tidak adanya pengendalian
yang wajar terhadap ejakulasi selama aktivitas seksual.
Dispareunia fungsional
Rasa nyeri yang berulang dan menetap pada alat
kelamin sewaktu senggama, baik pada pria maupun
wanita.
Vagina fungsional
Ketegangan otot vagina yang tidak terkendali sehingga
mengalami senggama.
53
menyimpang seperti homoseks, seks anal, dan sebagainya) adalah:
sifilis, gonore, herpes progenitalis dan AIDS [ CITATION Did10 \l 1033 ].
a) Gonorea
Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual. Sebutan lain
penyakit ini adalah kencing nanah. Penyakit ini menyerang organ
seks dan organ kemih. Selain itu, akan menyerang selaput lendir
mulut, mata, anus, dan beberapa organ tubuh lainnya. Bakteri
yang membawa penyakit ini. dinamakan Gonococcus.
b) Sifilis
Sifilis dikenal juga dengan sebutan “Raja Singa”. Penyakit ini
sangat berbahaya. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan
seksual atau penggunaan barang-barang dari seseorang yang
tertular (seperti baju, handuk, dan jarum suntik). Penyebab
timbulnya penyakit ini adalah adanya kuman Treponema
pallidum.
c) Herpes
Herpes termasuk jenis penyakit tua karena sudah ada sejak lama,
ditularkan oleh bangsa yunani, romawi, dan louis XV. Herpes
termasuk jenis penyakit biasa, disebabkan oleh virus harpes
simpleks.
d) Klamidia
Klamidia berasal dari kata chlamydia, sejenis organisme
mikroskopik yang dapat menyebabkan infeksi pada leher rahim,
rahim, saluran indung telur, dan saluran kencing. Gejala yang
banyak dijumpai pada penderita penyakit ini adalah keluarnya
cairan dari vagina yang berwarna kuning , disertai rasa panas
seperti terbakar ketika kencing.
e) Candida
Penyakit ini biasa juga disebut sebagai infeksi ragi. Sebenarnya,
dalam vagina terdapat berjuta-juta ragi. Meskipun tidak akan
menimbulkan masalah, karena ragi berkembang terlalu pesat,
dalam keadaan tertentu dapat menyebabkan infeksi.
f) Chancroid
Chancroid adalah sejenis bakteri yang menyerang kulit kelamin
dan menyebabkan luka kecil bernanah. Jika luka ini pecah, bakteri
akan menjalar ke daerah pubik dan kelamin.
g) Granuloma inguinale
Penyakit ini sama dengan chancroid, yaitu disebabkan oleh
bakteri. Bagian yang terserang biasanya permukaan kulit penis,
bibir vagina, klitoris, dan anus, akan berubah membentuk jaringan
berisi cairan yang mengeluarkan bau tidak sedap.
h) Lymphogranuloma venereum
Penyakit ini biasa disingkat LGV, disebabkan oleh virus dan
dapat mempengaruhi seluruh organ tubuh. Penyakit ini sangat
berbahaya karena antibiotik tidak dapat menanggulanginya.
i) AIDS
AIDS adalah sebuah singkatan dari “Acquired Immuno
Deficiency” Syndrome. Artinya, suatu gejala menurunnya sistem
kekebalan tubuh seseorang.
j) HIV
HIV adalah singkatan dari “Human Immunodeficiency Virus”,
yaitu sejenis virus yang menyebabkan AIDS.
k) ARC
ARC merupakan singkatan dari “AIDS Related Complex”,
menyebabkan timbulnya pembekakan pada kalenjar di sekitar
pangkal paha dan daerah lainnya.
l) Scabies
Penyakit ini disebabkan oleh sejenis serangga yang disebut
“mite”. Serangga tersebut dapat masuk melalui daerah kelamin
dan dapat berkembangbiak secara cepat.
m) PID
Merupakan singkatan dari “Pelvis Inflammatory Disease”,
yaitu suatu penyakit infeksi sistem saluran reproduksi perempuan,
seperti gonorea atau clamydia.
53
n) Trichomonas infection
Penyakit ini merupakan suatu penyakit yang menyerang vagina
perempuan dan menyebabkan terjadinya infeksi dengan
mengeluarkan cairan busa disertai dengan rasa gatal dan panas
pada vagina tersebut.
o) Venereal warts
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menyerang alat kelamin
seseorang. Pada laki-laki, virus ni menyerang bagian kepala
penis. Pada perempuan, virus ini biasanya menyerang bibir vagina
dan daerah sekitar anus (perineum) [ CITATION Dia06 \l 1033 ].
53
2) Sering terjadi perubahan mood yang mendadak
3) Malas melakukan aktivitas sehari-hari
4) Sulit berkonsentrasi
5) Tidak memiliki tanggung jawab
6) Emosi tidak terkendali
7) Tidak peduli dengan nilai dan norma yang ada
8) Merasa dikucilkan atau menarik diri dari lingkungan
9) Cenderung melakukan tindak pidana kekerasan
UPAYA PENANGGULANGAN
Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
UPAYA PEMULIHAN
a. Pengobatan
Terapi pengobatan yang dilakukan untuk pasien NAPZA
misal dengan detoksifikasi. Detoksifikasi adalah upaya untuk
mengurangi atau menghentikan gejala putus zat dengan dua
cara:
1) Detoksifikasi tanpa substitusi
Klien hanya dibiatkan saja sampai gejala putus zat
tersebut berhenti sendiri. Klien yang ketergantungan tidak
diberikan obat untuk menghilangkan gejala putus obat
tersebut.
2) Detoksifikasi dengan substitusi
Putau atau heroin dapat disubstitusi dengan
memberikan jenis opiat misalnya kodein, bufremorfin, dan
metadon. Substitusi bagi pengguna sedatif-hipnotik dan
alkohol dapat dari jenis anti ansietas, misalnya diazepam.
53
Pemberian substitusi adalah dengan cara penurunan dosis
secara bertahap sampai berhenti sama sekali. Selama
pemberian substitusi dapat juga diberikan obat yang
menghilangkan gejala simptomatik, misalnya obat
penghilang rasa nyeri, rasa mual, dan obat tidur atau sesuai
dengan gejala yang ditimbulkan akibat putus zat tersebut.
b. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan
secara utuh dan terpadu melalui pendekatan non medis,
psikologis, sosial dan religi agar pengguna NAPZA yang
menderita sindroma ketergantungan dapat mencapai
kemampuan fungsional seoptimal mungkin. Tujuannya
pemulihan dan pengembangan pasien baik fisik, mental, sosial,
dan spiritual. Sarana rehabilitasi yang disediakan harus
memiliki tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan (Depkes,
2001).
Sesudah klien penyalahgunaan/ketergantungan NAPZA
menjalani program terapi (detoksifikasi) dan konsultasi medik
selama 1 (satu) minggu dan dilanjutkan dengan program
pemantapan (pascadetoksifikasi) selama 2 (dua) minggu, maka
yang bersangkutan dapat melanjutkan ke program berikutnya
yaitu rehabilitasi [ CITATION Dad03 \l 1033 ]
Menurut Hawari (2003), bahwa setelah klien
mengalami perawatan selama 1 minggu menjalani program
terapi dan dilanjutkan dengan
53
penting adalah psikoterapi baik secara individual maupun
secara kelompok.
Yang termasuk rehabilitasi kejiwaan ini adalah
psikoterapi/konsultasi keluarga yang dapat dianggap sebagai
rehabilitasi keluarga terutama keluarga brokenhome. Gerber
(1983 dikutip dari Hawari, 2003) menyatakan jka konsultasi
keluarga perlu dilakukan agar keluarga dapat memahami
aspek-aspek kepribadian anaknya yang mengalami
penyalahgunaan NAPZA.
c) Rehabilitasi komunitas
Berupa program terstruktur yang diikuti oleh mereka yang
tinggal dalam satu tempat. Dipimpin oleh seorang mantan
pemakai yang dinyatakan memenuhi syarat sebagai
konselor, setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan.
Tenaga profesional hanya sebagai konsultan saja. Di sini
klien dilatih keterampilan mengelola waktu dan perilakunya
secara efektif dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga
dapat mengatasi keinginan mengunakan narkoba lagi atau
nagih (craving) dan mencegah relaps.
Dalam program ini semua klien ikut aktif dalam
proses terapi. Mereka bebas menyatakan perasaan dan
perilaku sejauh tidak membahayakan orang lain.
d) Rehabilitasi keagamaan
Rehabilitasi keagamaan masih perlu dilanjutkan karena
waktu detoksifikasi tidaklah cukup untuk memulihkan klien
rehabilitasi menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan
agamanya masing-masing. Pendalaman, penghayatan, dan
pengamalan keagamaan atau keimanan ini dapat
menumbuhkan kerohanian (spiritual power) pada diri
seseorang sehingga mampu menekan risiko seminimal
mungkin terlibat kembali dalam penyalahgunaan NAPZA.
53
Rini (2004) konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa
pertumbuhan seorang manusia sejak kecil hingga dewasa. Lingkungan,
pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon orang
tua dari lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai
siapa dirinya. Perkembangan konsep diri adalah proses sepanjang hidup.
Tanda-tanda remaja yang memiliki konsep diri yang positif adalah:
1. Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini
mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk
mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya
bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
2. Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak
sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai
orang lain.
3. Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu
tanpa menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima
pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.
4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan
keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh
masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan
menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak di setujui oleh
masyarakat.
5. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu
untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang
lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima
di lingkungannya.
53
negatif. Lingkungan dalam remaja penuh gejolak perasaan, keinginan,
dan dorongan yang bisa tersalur dalam perilakunya.
Menurut G. Konopka, masa remaja merupakan fase yang paling
penting dalam pembentukan nilai. Pembentukan nilai remaja
merupakan suatu proses emosional dan intelektual yang sangat
dipengaruhi oleh interaksi sosial. Lingkungan sosial merupakan
sumber keterangan utama dari arti dan nilai-nilai.
7. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan
Seorang anak masih bersifat egosentris. Segala hal dipandang melalui
sudut pandangnya sendiri, terpusat pada keinginan dan kebutuhan
sendiri. Reaksi dan tingkahlakunya sangat dipengaruhi oleh emosi dan
kebutuhannya, sehingga sulit menangguhkan terpenuhinya suatu
kebutuhan tertentu. Sebaiknya, seorang remaja diharapkan bisa
meninggalkan kecenderungan, keinginan untuk menang sendiri.
Pokok-pokok program
53
Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku remaja
dan orang tua agar peduli dan bertanggung jawab dalam kehidupan
berkeluarga. Disamping itu juga bertujuan untuk memotivasi remaja agar
akses terhadap tempat-tempat pelayanan kesehatan reproduksi remaja yang
tersedia. Pokok yang akan dilakukan adalah:
a. Pengembangan pedoman pelaksanaan KKR.
b. Pengembangan materi dan media KIE KKR.
c. Penyebarluasan materi KIE KKR.
d. Pelatihan dan orientasi bagi fasilitator KKR.
e. Penyuluhan dan orientasi KKR bagi remaja dan orang tua melalui
sekolah, kelompok yang ada padamasyarakat serta di tempat kerja.
f. Penyuluhan KKR bagi calon pengantin.
g. KIE KKR melalui media massa.
h. Pembinaan bagi pengelola KIE KKR.
4. Program konseling KKR
Bertujuan untuk membantu remaja dalam pemecahan berbagai masalah
yang dihadapi, khususnya yang terkait dengan masalah kesehatan
reproduksi. Pusat konseling disesuaikan dengan kondisi daerahmasing-
masing. Upaya pokok yang akan dilakukan adalah:
a. Pengembangan (prosedur kerja).
b. Pengembangan model pelayanan konseling.
c. Pengembangan pedoman pelaksanaan.
d. Pengembangan materi dan media konseling.
e. Penyebarluasan materi konseling.
f. Pelatihan metode konseling KRR bagi konselor.
g. Pelatihan metode (KIP/K) KRR bagi mereka yang dinilai mampu,
misal bidan di desa atau petugas lapangan KB.
h. Pengembangan pusat konseling remaja.
i. Pengembangan sistem rujukan konseling.
j. Pembinaan bagi pengelola pusat konseling remaja.
5. Program dukunagn pelayanan bagi remaja yang memiliki masalah khusus.
Dengan sasaran khusus yaitu remaja yang memiliki masalah-masalah
kesehatan reproduksi dan sudah tidak bbisa ditangani lagi melalui
pelayanan KIE dan konseling. Sebagai contoh, remaja yang sudahaktif
secara seksual, remaja yang mengalami kehamian yang takj diinginkan,
dan remaja yang kecanduan narkoba. Pada remaja-remaja tersebut
diperlukan dukungan srana pelayanan khusus yang sesuai dengan masalah
yang dihadapi. Upaya yang akan dilakukan adalah:
a. Pengembangan pedoman bagi para pengelola tentang penanganan
remaja dengan masalah khusus.
b. Peningkatan dukungan bagi LSOM dan swasta yang memiliki program
bagi remaja yang memiliki maslaah khusus.
c. Pengembangan jaringan kerja dalam membantu remaja yang memiliki
masalah khusus.
6. Program dukungan bagi kegiatan remaja yang positif
7. Diarahkan untuk memfasilitasi berbaai kegiatan yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksi remaja. Adapun upaya yang akan dilakukan adlah:
a. Dukungan materi KKR, baik berupa buku, poster, kaset dan video
yang berisi tentang informasi kesehatan reproduksi remaja.
b. Dukungan penyelenggaraan kegiatan remaja baik di sekolah,
masyarakat maupun di tempat kerja.
53
perempuan dan laki-laki. Juga mengkaji tentang piramida
penduduk di wilayah tersebut.
c) Vital statistic
Mengkaji tentang banyaknya mortalitas dan morbiditas pada
remaja serta penyebabnya, jenis penyakit yang sering diderita oleh
para remaja.
d) Etnis
Mengkaji tentang berbagai macam suku dan etnis remaja yang
dijumpai. Bagaimana sikap remaja dengan adanya perbedaan etnis
di kalangannya?
e) Nilai dan keyakinan
Pada masa remaja, seseorang sering kali meyakini bahwa diri
mereka unik dan tidak dipengaruhi oleh hukum alam, keyakinan ini
disebut “personal fable”. Remaja juga bersifat ambivalen yaitu
mereka menginginkan kebebasan tapi takut untuk bertanggung
jawab atas apa yang mereka lakukan. Remaja juga meyakini bahwa
teman-teman sebayanya dapat menjadi sumber informasi dalam
segala hal. Dalam masa ini mulai terjadi perubahan nilai, dimana
apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi
kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
2. Data Subsistem
a) Lingkungan fisik
Mengkaji keadaan lingkungan atau kondisi geografis, batas
wilayah, peta, iklim, dan kondisi perumahan
b) Pelayanan kesehatan dan sosial
Mengkaji pelayanan kesehatan yang terdapat pada wilayah
tersebut. Mengkaji tentang pelayanan kesehatan yang sering
dikunjungi remaja ketika sakit ataupun bermasalah dengan
kesehatannya.
c) Ekonomi
Mengkaji tentang keadaan perekonomian keluarga remaja.
Mengkaji apakah remaja masih bergantung pada orang tua atau
sudah mandiri dalam hal perekonomian.
d) Keamanan dan transportasi
Mengkaji tentang jenis transportasi yang biasanya digunakan oleh
remaja (pribadi/umum), keamanan remaja dalam berkendara, jenis
kejahatan yang sering terjadi pada remaja di wilayah tersebut.
e) Pemerintahan dan politik
Mengkaji tentang keaktifan remaja dalam organisasi wilayah
setempat, misalnya: karang taruna, remas, dll. Juga mengkaji
tentang kebijakan pemerintah/ program pemerintah untuk remaja di
wilayah tersebut.
f) Komunikasi
Mengkaji tentang cara memberikan informasi oleh remaja terhadap
orang lain, baik teman sebaya, keluarga, atau masyarakat lain. Alat
yang digunakan oleh remaja dalam penyampaian informasi.
g) Pendidikan
Mengkaji tentang berbagai jenis institusi pendidikan yang ada
untuk remaja, serta ketersediaan program UKS. Juga mengkaji
tentang pendidikan remaja di wilayah tersebut.
h) Rekreasi
Mengkaji tentang dimana remaja bermain? Apa bentuk umum dari
rekreasi? Siapa yang berperan serta? Apa fasilitas rekreasi yang
ditemukan?
3. Persepsi
a) Persepsi penduduk
Mengkaji tentang pendapat penduduk setempat mengenai remaja
yang ada di wilayah tersebut.
b) Persepsi perawat
Mengkaji tentang pendapat perawat mengenai remaja yang ada di
wilayah tersebut.
53
B. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat. Tujuan analisa data;
a) Menetapkan kebutuhan komunitas
b) Menetapkan kekuatan
c) Mengidentifikasi pola respon komunitas
d) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
C. Prioritas Masalah
Masalah Perhatian Poin Tingkat Kemungkinan
Masyarakat Prevalensi Bahaya untuk dikelola
D. Diagnosa Keperawatan
Anderson dan Mc Farlane (1996) menggunakan teori Neuman dari
komunitas dan mengembangkan diagnosis keperawatan berdasarkan
system penggabungan penarikan kesimpulan. Pada system ini mereka
menggunakan logika berfikir atau penarikan kesimpulan untuk
menggambarkan masalah, menjelaskan factor etiologi serta identifikasi
tanda dan gejala yang menjadi karakteristik masalah. Tanda dan gejala dari
diagnosis keperawatan kesehatan komunitas adalah pernyataan kesimpulan
yang menjelaskan durasi atau besarnya masalah. Untuk menentukan
masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah dirumuskan diagnosa
keperawatan komunitas yang terdiri dari :
a) Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
terjadi.
b) Penyebab (Etiologi)
Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
lingkungan fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta interaksi
perilaku dengan lingkungan.
c) Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta
serangkaian petunjuk timbulnya masalah.
Diagnosa keperawatan NANDA untuk meningkatkan kesehatan yang bisa
ditegakkan pada adolesens, yaitu :
1) Risiko cedera yang berhubungan dengan:
a. Pilihan gaya hidup
b. Penggunaan alcohol, rokok dan obat
c. Partisipasi dalam kompetisi atletik, atau aktivitas rekreasi
d. Aktivitas seksual
2) Risiko infeksi yang berhubungan dengan:
a. Aktivitas seksual
b. Malnutrisi
c. Kerusakan imunitas
3) Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan:
a. Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk mendukung pertumbuhan
b. Melewati waktu makan; ikut mode makanan
c. Makan makanan siap saji, menggunakan makanan yang mudah
atau mesin penjual makanan
d. Kemiskinan
e. Efek penggunaan alcohol atau obat
4) Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan:
53
a. Tidak berpengalaman dengan peralatan rekreasional yang tidak
dikenal
b. Kurang informasi tentang kurikulum sekolah
5) Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan:
a. Perasaan negative tentang tubuh
b. Perubahan maturasional yang berkaitan dengan laju pertumbuhan
adolesens
F. Implementasi Keperawatan
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (lyer dkk, 1996). Tahap
implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada
rencana strategi untuk membantu komunitas untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu, rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan
untuk memodifikasi factor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan
komunitas.
Tujuan dari implementasi adalah membantu komunitas dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencangkup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi
koping. Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan
dengan baik, jika komunitas mempunyai keinginan untuk berpartisipasi
dalam implementasi tindakan keperawatan. Selama tahap pelaksanaan
53
perawat terus melakukan pengumpulan data memilih tindakan
keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan komunitas.
Prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, yaitu :
a) Berdasarkan respon masyarakat.
b) Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
c) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri
serta lingkungannya.
d) Bekerja sama dengan profesi lain.
e) Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan
pencegahan penyakit.
f) Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
g) Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan.
G. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan kerhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Pengkajian :
Elemen Deskripsi
Perumahan, Bangunan :
Lingkungan RT 01 RW 01
Daerah Sebagian besar kelompok remaja tinggal di rumah
permanen.
Arsitektur :
RT 01 RW 01
Bentuk rumah di wilayah RT 01 RW 01 hampir
sama antara satu rumah dengan yang lain. Hampir
semua lantainya terbuat dari tegel atau keramik,
rata-rata di setiap rumah terdapat jendela, sebagian
besar pencahayaan terang, dan jarak antar rumah
saling berdekatan serta beberapa ada yang menjadi
satu.
Halaman :
53
RT 01 RW 01:
Sebagian besar rumah penduduk di wilayah RT 01
RW 01 tidak memiliki halaman. Sebagian rumah
penduduk memiliki halaman, pemanfaatan
pekarangan rumah dengan menanami tanaman hias
dan sebagian tanaman toga. Keadaan pekarangan
sebagian besar bersih. Terdapat tempat sampah
disetiap rumah. Sampah setiap hari diambil oleh
petugas kebersihan.
Lingkungan Luas :
Terbuka RT 01 RW 01
Tidak terdapat lahan kosong, hampir semua lahan
digunakan sebagai lahan perumahan.
Halaman di depan mushola banyak digunakan
anak usia sekolah untuk bermain bola.
Halaman balai RT 01 biasa digunakan untuk
kegiatan Posyandu anak posyandu lansia dan
kegiatan warga yang lain
Batas Batas Daerah :
Wilayah RT 01 RW 01
Utara : Berbatasan dengan jalan gang.
Timur : Berbatasan dengan wilayah RT 9
Selatan : Berbatasan dengan sungai hilir dan jalan
Barat : Berbatasan dengan wilayah RT 7
Tingkat Tingkat Sosial :
Sosial RT 01 RW 01:
Ekonomi Masyarakat di RT 01 mempunyai hubungan sosial
yang baik antar-tetangga, kegiatan warga dapat
berjalan. Seperti pengajian ibu-ibu, arisan PKK,
pengajian yasin tahlil untuk bapak-bapak setiap 1
minggu sekali.
Sebagian remaja mengisi waktu luangnya dengan
mengikuti kegiatan karang taruna, tetapi pada saat
pengkajian karang taruna aktif bila ada kegiatan
seperti persiapan kegiatan HUT kemerdekaan RI.
Bila tidak ada kegiatan karang tarunanya pasif.
Tingkat Ekonomi :
RT 01 RW 01 :
Sebagian besar keluarga dengan anak remaja di
RT 01 memiliki tingkat ekonomi menengah
kebawah.
Sebagian besar keluarga dengan anak remaja
bekerja di wiraswasta.
Kebiasaan 1. Usia remaja yang masih sekolah atau bahkan
ada yang kuliah menghabiskan waktu dari jam
06.30 – 15.00 WIB di sekolah atau kampus
masing-masing.
2. Anak usia remaja di RT 01 RW 01
menghabiskan waktu luangnya setelah sekolah
yaitu bermain dengan teman-teman sebayanya,
duduk-duduk depan balai RT sambil bermain
gadget / HP.
3. Saat sore hari senin – jumat sebagian remaja
ada yang mengaji di mushola namun ada juga
sebagian remaja laki-laki seringkali bermain di
warnet. (terdapat warnet di RT 01 RW 01).
4. Malam hari anak remaja menghabiskan waktu
untuk belajar, menonton TV, dan bermain
dengan teman-temannya.
5. Sebagian orang tua mengatakan anaknya
merokok
6. Sebagian anak usia remaja mempunyai
kebiasaan merokok depan gang.
Transportasi 1. Sebagian besar anak remaja yang masih
sekolah atau kuliah menggunakan transportasi
53
motor, atau becak untuk menuju ke fasilitas
pelayanan kesehatan.
2. Kondisi jalan besar di RT 01 RW 01 terbuat
dari paving, di beberapa bagian jalan terdapat
polisi tidur, gang-gang sempit berukuran
kurang lebih 1 – 2 meter yang hanya bisa
dilalui sepeda motor dan kendaraan kecil lain.
Fasilitas Kesehatan :
Umum Terdapat Puskesmas Melati sebagai puskesmas
induk dan bidan praktik swasta.
Sekolah :
Terdapat PAUD dan TK
Agama :
Terdapat mushola
Ekonomi :
Terdapat toko kebutuhan sehari-hari, pedagang
kaki lima, pedagang keliling, dan warung makan
Agen-agen :
Air isi ulang dan produk air minerla lainnya.
Lain-lain :
Poskamling, balai RT, BPS. Dll
Suku Bangsa Sebagian besar anak usia remaja merupakan suku
Jawa ada sebagian juga ada yang suku madura.
Agama Mayoritas anak remaja beragama Islam
Health Gangguan masalah kesehatan pada anak usia
Morbidity remaja di wilayah RT 01 RW 01 gangguan gizi
kelebihan atau kekurangan, kecelakaan, kurangnya
pengetahuan remaja tentang penyalahgunaan
NAPZA dan kesehatan reproduksi remaja,
kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya
merokok.
Sarana 1. Rata-rata mempunyai televisi, radio.
Penunjang 2. Media cetak yang dibaca oleh sebagian besar
masyarakat adalah Koran dan majalah.
3. Sudah ada sumber air bersih yaitu PDAM dan
sumur. Air yang dikonsumsi warga untuk
kebutuhan makan dan minum ada yang
menggunakan PAM, dan juga air isi ulang.
4. Sumber penerangan menggunakan PLN
5. Sumber informasi kesehatan didapatkan anak
usia remaja selain dari sekolah dan dari media
elektronik TV (Belum pernah ada penyuluhan
tentang penyalahgunaan NAPZA dan
kesehatan reproduksi remaja).
B. Data Sekunder
1.2 Proporsi jumlah anak usia remaja di RT 01 RW 01 berdasarkan
jenis kelamin
Jenis Kelamin
10
12
53
Status Gizi
1 1
1 2
17
10
11
53
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS RT 01 RW 01 KELURAHAN BUNGA KECAMATAN MELATI KOTA WANGI
SEKALI
1. Analisa Data
Tabel 2.1 Analisa data asuhan keperawatan komunitas di RT 01 RW 01 Kelurahan Bunga , September 2016
Data Subyektif Data Obyektif Masalah Keperawatan
1. Sebagian besar orang tua mengatakan anaknya 1. Dari 22 anak usia remaja di wilayah RT Perilaku kesehatan
mengisi waktu luangnya dengan bermain gadget 01 RW 01 hanya 11 remaja yang cenderung beresiko pada
dan nongkrong dengan teman sebaya. mengaji di musholla setempat. anak usia remaja di RT 01
2. Sebagian orang tua juga mengatakan anak 2. Pada jam-jam tertentu warnet selalu RW 01 Kelurahan Bunga
mereka yang suka bermain di warnet bisa ramai dikunjungi oleh anak usia remaja. Kecamatan Melati Kota
mengganggu waktu belajarnya Wangi Sekali
3. Sebagian remaja mengatakan mengisi waktu 3. Tampak setiap malam minggu banyak
luangnya dengan balapan motor di daerah dekat anak usia remaja laki laki keluar dengan
wilayah RW 01 (Tempat balapan liar). membawa motor.
4. Sebagian remaja tidak mengerti tentang 4. Terdapat karang taruna yang hanya
penyalahgunaan NAPZA dan kesehatan aktif bila akan mengadakan suatu
reproduksi remaja. kegiatan misalnya peringatan HUT RI,
dan di wilayah RT 01 RW 01 belum
ada kegiatan posyandu remaja, kegiatan
di TPA hanya mengaji belum ada
kegiatan penyuluhan tentang
penyalahgunaan NAPZA dan kesehatan
reproduksi remaja
Berdasarkan pengkajian sebelumnya 30
remaja mempunyai pengetahuan
tentang penyalahgunaan NAPZA
kurang.
Berdasarkan pengkajian sebelumnya 30
5. Beberapa orang tua mengatakan tidak tahu remaja mempunyai pengetahuan
bagaimana melihat status gizi anak mereka. tentang kesehatan reproduksi kurang.
6. Beberapa orang tua mengatakan belum 5. 1 remaja yang mengalami obesitas dan
mengetahui mendetail tentang pola diit yang 1 remaja status gizinya kurus sekali.
sesuai dengan anjuran kesehatan. 6. Orang tua membiarkan anak
7. Sebagian orang tua mengatakan anaknya mengkonsumsi makanan siap saji.
merokok.
7. Tampak sebagian remaja yang merokok
53
depan gang.
2. Penapisan Masalah
Dari hasil analisa data, dilaporkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan prioritas masalah, adapun
penapisan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.2 Penapisan masalah asuhan keperawatan komunitas RT 01 RW 01 Kelurahan Bunga, September 2016
Dari hasil analisa data yang telah dilakukan, maka didapatkan diagnosa keperawatan komunitas sesuai prioritas. Adapun perencanaan yang
akan kami laksanakan adalah sebagai berikut.
Tabel 5.1 Intervensi kperawatan asuhan keperawatan komunitas RT 01/RW01 Kelurahan Bunga Kecamatan Melati Kota Wangi
Sekali
Diagnosa Keperawatan Rencana NOC NIC
Kegiatan
Perilakukesehatan Prevensi 1 Kontrol risiko penggunaan Pendidikan kesehatan (5510)
cenderung beresiko pada Primer tembakau (1906) 1. Targetkan sasaran pada kelompok
anak usia remaja di RT 01 a. Mengetahuiefek ketergantungan beresiko tinggi dan rentang usia yang
RW 01 Kelurahan Bunga rokok (3) akan mendapat mnfaat besar daroi
Kecamatan Melati Kota b. Mengidentifikasi faktor risiko pendidikan kesehatan.
53
Wangi Sekali penggunaan rokok (3) 2. Identifikasi faktor internal maupun
c. Mengetahui kerugian personal eksternal yang dapat meningkatkan
terkait penggunaan rokok (4) atau mengurangi motivasi untuk
d. Mengetahui konsekuensi terkait berperilaku sehat.
penggunaan rokok (4) 3. Bantu indidividu, keluarga dan
e. Mengenali kemampuan untuk masyarakat untuk memperjelas
merubah perilaku (3) keyakinan dan nilai-nilai kesehatan.
4. Gunakan peer leaders dalam
mengimplementasikan program.
5. Berikan ceramah untuk
menyampaikan informasi
6. Diskusi kelompok dan bermain peran.
7. Rencanakan tindak lanjut jangka
panjang untuk memperkuat perilaku
Prevensi 1. Perilaku berhenti merokok (1625) kesehatan.
Skunder a. Mengekspresikan keinginan
untuk berhenti merokok (3) Bantuan penghentian merokok (4490)
b. Mengidentifikasi manfaat dan 1. Catat status merokok dan riwayat
kerugian merokok (3) merokok
c. Membangun strategi yang 2. Tentukan dan pantau kesiapan pasien
efektif untuk berhenti merokok untuk berhenti merokok.
(3) 3. Bantu pasien untuk mengembangkan
d. Berpartisipasi dalam skrening rencana berhenti merokok yang
untuk membantu masalah membahas aspek psikososial yang
kesehatan yang terkait (3) mempengaruhi perilaku merokok.
e. Menggunakan srategi untuk 4. Bantu pasien untuk mengembangkan
koping dengan gejala putus metode praktis untuk menolak
rokok (3) keinginan merokok
f. Mendapatkan bantuan dari 5. Kelola terapi pengganti nikotin.
profesional kesehatan (3) 6. Bantu pasien merencanakan strategi
g. Menggunakan terapi pengganti koping tertentu dan menyelesaikan
nikotin dan terapi alternatif (3) masalah dari rencana berhenti
merokok
7. Sarankan untuk menghindari diit
ketika mencoba untuk berhenti
merokok karena dapat melemahkan
kemungkinan berhenti merokok.
8. Sarankan untuk merencanakan cara
53
bertahan dari orang lain yang
merokok dan menghindari berada
disekitar mereka
Prevensi
Tersier
2. Kontrol risiko penggunaan
tembakau (1906)
a. Memonitor lingkungan sekitar
terkait faktor yang mendukung
penggunaan rokok (3)
b. Mengetahui pengaruh teman Dukungan kelompok (5430)
terhadap penggunaan merokok a. Manfaatkan kelompok pendukung
(3) selama masa transisi untuk membantu
c. Mengenali perilaku lingkungan pasien beradaptasi dengan kondisinya
dalam penggunaan rokok (3) b. Tentukan tujuan dan fungsi kelompok
d. Mengenali pengaruh budaya pendukung.
dalam penggunaan rokok (3) c. Identifikasi kelompok–kelompok
e. Menggunakan fasilitas pendukung yang telah ada sebagai
kesehatan yang sesuai dengan pilihan kepada pasien
kebutuhan (4) d. Buat kelompok dengan anggota yang
f. Memanfaatkan dukungan sesuai 5-12 orang / kelompok
kelompok untuk mencegah e. Lakukan pertemuan secara rutin
penggunaan merokok (3) f. Monitor keaktifan setiap peserta
g. Memanfaatkan sumber-sumber dalam kelompok
dimasyarakat untuk mencegah g. Tekankan pentingnya koping yang
penggunaan merokok (4) efektif.
h. Bantu kelompok melalui semua tahap
dalam proses mulai dari orientasi
sampai terbangun kedekatan antar
anggota.
i. Rujuk pasien kedokter spesialis bila
diperlukan
53
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan gejolak. Pada masa ini
mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Perubahan mood
(swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban
pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah.
Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut
belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.
Remaja merupakan tahapan seseorang di mana ia berada di antara fase
anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif,
biologis, dan emosi. Untuk mendeskripsikan remaja dari waktu ke waktu
memang berubah sesuai perkembangan zaman. Ditinjau dari segi pubertas,
100 tahun terakhir usia remaja putri menapatkan haid pertama semakin
berkurang dari 17,5 tahun menjadi 12 tahun, demikian pula remaja pria.
Kebanyakan orang menggolongkan remaja dari usia 12-24 tahun dan beberapa
literature yang menyebutkan 15-24 tahun. Hal yang terpenting adalah
seseorang mengalami perubahan pesat dalam hidupnya di berbagai aspek.
Tanda-tanda remaja yang memiliki konsep diri yang positif adalah:
1. Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah.
2. Merasa setara dengan orang lain.
3. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan
siapapun, selalu menghargai orang lain.
4. Menerima pujian tanpa rasa malu.
5. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan
keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh
masyarakat.
6. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil diskusi kami pada makalah ini, telah dipelajari berbagai
pembahasan mengenai asuhan keperawatan komunitas khusus yaitu pada
kelompok remaja. Harapan kami, semoga dengan terus belajar akan
memperbaiki mutu Perawat di masa yang akan datang. Mengingat Perawat
juga memiliki peran penting di komunitas, maka Perawat wajib selalu
menambah dan memperbarui ilmu pengetahuan mengenai asuhan keperawatan
termasuk pada komunitas yang salah satunya adalah pada kelompok khusus
remaja.
53
DAFTAR PUSTAKA
53