Disusun Oleh:
Ekiq Febriliani 1801100479
Kitera tellengen 1801100488
Ngestining yekti agung 1801100489
Margaret teresa 1801100492
Ragilia sekar merah saraswati 1801100495
Rosa delima melsasail 1801100497
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
terlibat dalam penyusunan makalah ini baik secara materi maupun non-materi.
Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh karena itu kami memerlukan masukan yang bersifat membangun dari
para dosen, teman mahasiswa yang lain, dan seluruh pembaca makalah ini guna
penyempurnaan.
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar ............................................................................................i
Daftar isi .......................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
3.1 diagnosa.........................................................................................17
BAB IV : PENUTUP
ii
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1
i. Bagaimana tahapan pencegahan pada masalah kesehatan remaja ?
j. Apa progam kesehatan pada agregat remaja ?
k. Bagaimana asuhan keperawatan komunitas agregat pada anak remaja ?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas
lagi yang mencakup kematangan mental, emosional , sosial dan fisik. Remaja
sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk
golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
3
2.3 KARAKTERISTIK USIA REMAJA
Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja yang mencakup
perubahan transisi bilogis, transisi kognitif. Dan transisi sosial akan di
jelaskan sebagai berikut :
a. Transisi biologis
Menurut santrock (2003:91) perubahan biologis atau fisik
terjadi pada remaja terlihat pada saat masa pubertas yaitu
meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan social.
Selain itu mulai berfunsi nya alat-alat reproduksi (di tandai dengan
haid / menstruasi pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan
tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh.
b. Transisi kognitif
dalam perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari
lingkungan social. Hal ini menenkankan pentingkanya interaksi
social dan budaya dalam perkembangan kognitif remaja.
Menurut piaget (dalam santrock 2003,110) secara lebih nyata
pemikiran operasional formal bersifat lebih abstrak, ideal , dan
logis. Remaja berfikir lebih abstrak dari pada anak-anak dan
cenderung memikirkan lebih panjang setiap masalah . Remaja juga
lebih idealis dalam berfikir seperti memikirkan karakteristik ideal
dari diri sendiri , orang lain , dan dunia. Remaja mulai berfikir
lebih kreatif dan bervariasi , menyusun berbagai rencana untuk
memecahkan masalah dan secara sistematis menguji cara
pemecahan yang terpikirkan
c. Transisi social
Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian
pada masa kanak-kanak san selanjutnya pada masa remaja.
Hubungan social anak pertama-tama masing sangat terbatas
dengan orang tuanya dalam kehidupan keluarga, khususnya
dengan ibu dan berkembang semakin meluas dengan anggota
4
keluarga lain, teman bermain dan teman sejenis maupin lain jenis (
dalam Rita Eka Izzaty dkk, 2008:139)
Salah satu periode dalam rentang kehidupan ialah (fase) remaja. Masa
ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan
individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada
perkembangan masa dewasa yang sehat. Untuk dapat melakukan sosialisasi
dengan baik, remaja harus menjalankan tugas-tugas perkembangan pada
usinya dengan baik
5
4. Memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih
dewasa dengan kawan sebaya, baik laki-lakki maupun perempuan
5. Memperoleh peranan social
6. Menerima kebutuhannya dan menggunakannya secara efektif
7. Memperoleh kebebasan emosional , tetapi tetap dalam pemantauan orang
tua dan juga dalam hal positif
8. Mencapai kemampuan berdiri sendiri dan hidup mandiri
9. Memilih dan merencanakan setiap impian dalam lapangan dan bidang
pekerjaan
10. Mempersiapkan diri dalam pembetukan keluarga
11. Membentuk system nilai, moralitas dan falsafah hidup
6
2.5 PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA REMAJA
pencarian jati diri atau keutuhan diri itu suatu masalah utama karena
adanya perubahan perubahan sosial, fisiologi, dan psikologis didalam diri
dalam masyarakat kita yang semakin kompleks dan berteknologi modern,
perubahan tersebut tentu saja membutuhkan adaptisi pada diri remaja tidak
sedikit remaja yang mengalami penyimpangan sehingga mengakibatan
masalah yang di sebabkan oleh beberapa factor, masalah yang terjadi pada
remaja sebagai berikut :
1. Kecelakaan
Kecelakaan merupakan penyebab utama paling banyak yag di alami
remaja (sekitar 70%). Trend balap liar dan juga pengunaan motor yang
tidak sesuai umur. Kecelakaan juga sering di kaitkan dengan intoksikasi
alcohol atau penyalahgunaan obat
2. Penyalahgunaan zat
Remaja yang memiliki resiko tinggi penggunaan zat yaitu berasal pada
keluarga yang kurang stabildan kurang pengawasan sehingga mengabil
jalan yang salah , beberapa remaja percaya bahwa penggunaan zat
membuat mereka lebih matur itulah pemikiran yang salah pada beberapa
remaja.
3. Bunuh diri
Depresi dan isolasi social biasanya penyebab seorang remaja
mengambil langkah untuk mencoba bunuh diri , tetapi bunuh diri mungkin
juga terjadi sebagai akibat dari beberapa kompensasi (factor kurang nya
dukungan, kurangnya ketahanan iman di dalam diri dan lain sebagainya )
4. Kehamilan remaja
Aktivitas seksual remaja dapat menyebabkan berbagai masalah
kesehatan yang serius. Remaja yang aktif seara seksual rentan hamil di
luar nikah dan tertular penyakit menular seksual. Reaja yang hamil di luar
nikah beresiko mengalami mordibitas,mortalitas,kemiskinan dan
residivisme. Dan juga beresiko pada nyawa remaja karena berhubungan
7
dengan kematuran dinding uterus , kehamilan tidak di inginakan dpaat di
sebabkan oleh beberapa factor, antara lain kurangnya pengetahuan
mengenai proses terjadinya kehamilan dan metode pencegahan kehamilan.
Perawat dapat mengajukan kepada orang tua untuk melakukan
pengawasan terhadap perilaku anak dengan menanyakan aktivitas harian
mereka.
2.6 PERUBAHAN YANG TERJADI PADA REMAJA
1. Perubahan fisik
Perubahan fisik adalah perubahan pada siri seseorang mengenai
perubahan jasmani, seperti tinggi badan, berat badan dan lain
sebagainya berikut ini adalah beberapa perubahan fisik yang terjadi
pada masa remaja adalah sebagai berikut :
a. Laki-laki
Perubahan yang di alami seeprti : pertumbuhan tulang-tulang,
testis membesar, tumbuh bulu pada kemaluan, awal perubahan
suara, ejakulasi, pertumbuhan tingi badan mancapai tigkat
maksimun setiap tahun, jakun mulai muncul , dan lain sebagainya
b. Perempuan
Pada perempuan pertumbuhan tulang-tulang , pertumbuhan
payudara, tumbuh bulu halus pada kemaluan tumbuh bulu ketiak,
dan lain sebagainya
2. Perubahan psikis
Perubahan psikis adalah perubahan seperti tingkah laku, sikap , mental
dan lain sebagainya, berikut ini adalah beberapa perubahan psikis pada
remaja :
1. Keadaan emosi yang tidak stabil sehingga remaja mudah gembira
sekaligus mudah sedih. keadaan ini menjadikan remaja memiliki
emosi yang meledak-ledak
2. Perasaan menjadi sangat peka atau sensitive, keadaan tertentu
dapat menjadikan remaja mudah tersentuh dan tersingung.
8
3. Sikap mental agresif, di tunjukan dalam bentuk suka menantang
kepada aturan atau perintah. Keadaan ini muncul karena dalam diri
anak mulai merasakan bahwa ia sudah tidak mau lagi disebut
sebagai anak kecil dan menganggap dirinya sudah dewasa dan
berhak menentukan pilihan dan kemauannya sendiri.
4. Mulai mencari identitas diri . hal ini di tunjukan dengan berbagai
perilaku ,antara lain
Senang berkelompokan melakukan kegiatan bersama
kelompoknya
Senang melakukan hal-halang menantang, yang cenderung
memuaskan perasaan ingin tahu yang begitu besar terhadap
sesuatu hal, maka sering anak remaja ini melakukan
sesuatu yang di luar perhitungan akan
kemampuannya.Senang menarik perhatian orang lain
dengan melakukan sesuatu yang menyalahi aturan pada
umumnya
9
kekurangan pengetahuan yang benar tentang seksualitas yang pada
awalnya berupa keinginan untuk jatuh cinta atau bercinta
d. Krisis identitas. Setiap remaja harus mampu melewati krisisnya
dan menemukan jati dirinya. Sehingga dapat memahami dirinya
sendiri, kemampuan dan kelemahan dirinya serta peranan dirinya
dalam lingkungannya
e. Ikatan kelompok yang kuat, Hilangnya kemampuan remaja
menyalurkan keinginan dirinya menyebabkan timbul remaja tidak
dapat berdiri sendiri
3. Cara menyesuaikan diri dengan dengan perubahan fisik dan psikis
Penyesuaian diri yang harus di lakukan pada masa remaja meliputi
perkembanngan intelengensi, perkembangan peran social,
perkembangan seksual, dan perkembangan moral dan religi.
1. Penerimaan terhadap diri sendiri
2. Membiasakan hidup sehat
3. Mengatur aktivitas
4. Menanamkan keimanan terhadap tuhan yang maha esa
5. Menghindarkan pengaruh lingkungan yang tidak baik
6. Mengarahkan aktifitas kelompok di kaangan remaja kearah
kegiatan yang positif isalnya menyalurkan hobi berkelahi dengan
mengikutsertakan anak dalam klub bela diri, karate , tapak suci dll
2.7 TAHAPAN PENCEGAHAN DALAM KOMUNITAS
KEPERAWATAN
Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat
pencegahan (Anderson & Mcfarlence,1985), yaitu :
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau
disfungsi dan di aplikasikan ke populasi sehat pada umumnya,
mencangkup pada kegiatan kesehatan secara umum dan
perlindungan khusus terhadap suatu penyakit, misalnya kegiatan
10
penyuluhan gizi, imunisasi, stimulasi, dan bimbingan dini dalam
kesehatan keluarga
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang di lakukan pada
saat terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan di
temukannya masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini
menekankan pada diagnosis dini dan intervensi yang tepat unutk
menghambat proses penyakit atau kelainan sehingga
memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan. Misalnya
mengkaji dan memberi intervensi segera.
3. Pencegahan tarsier
Pencegahan tarsier adalah kegiatan yang menekankan pada
pengembalian individu pada tingkat fungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga. Pencegahan ini di mulai ketika
terjadinya kecacatan atau ketidak mampuan yang menetap
bertujuan untuk mengembalikan ke fugsi semua dan menghambat
proses penyakit.
2.8 PROGAM KOMUNITAS KESEHATAN PADA AGREGAT
REMAJA
A. Pengertian PKPR
Pelayanan kesehatan yang di tujukan dan dapat di jangkau oleh remaja,
menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai
remaja, menjaga kerahasiaann, peka akan kebutuhan terkait dengan
kesehatannya, serta secara efektif dan efesien dalam memebuhi kebutuhan
tersebut. Singkatnya PKPR adala peayanan kesehatan kepada remaja yang
mengakses semua golongan remaja, dapat di terima , sesuai , komprehensif,
efektif dan efesien
B. Tujuan PKPR di puskesmas
Tujuan umum : optimalisasi pelayanan kesehatan remaja di puskesmas
Tujuan khusus :
11
Meningkatkan penyediaan pelayanana kesehatan remaja
yang berkualitas
Meningkatkan pemanfaatan puskesmas oleh remaja untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam
pencegahan masalah kesehatan khusus pada remaja
Meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan,
pelaksanaan,dan evaluasi pelayanan kesehatan remaja
C. Ciri atau karakteristik PKPR
Berikut ini karakteristik PKPR mmerujuk WHO (2003) yang
menyebutkan agar adolescent friendly heallty service (AFHS) dapat
terakses pada semua golongan remaja, layak dan dapat di terima ,
komperensif , efektif dan efesiensi memerlukan :
a. Kebijakan yang peduli remaja
b. Prosedur pelayanan yang peduli remaja
c. Petugas khusus yang peduli remaja
d. Petugas pendukung yang peduli remaja
e. Fasilitas kessehatan yang peduli remaja
f. Partisipasi atau keterlibatan remaja
g. Berbasis masyarakat, serta mengupayakan pelayanan sebaya
h. Pelayanan harus sesuai dan komprehensif
i. Pelayanan yang efektif
j. Pelayanan yang efesien
D. Strategi pelaksanaan dan pengembangan PKPR
a. Pengalangan kemitraan , dengan membangun kerjasama atau
jejaring kerja
12
Dalam semua aspek pelayanan mulai perencanaan, pelaksanaan
evalusi remaja secara aktif diikutsertakan . dalam penyertaan
nya di anjurkan di pilih kelompok remaja laki-laki dan
perempuan yang dapat “bersuara” mewakili puskesmas ntuk
informasi penyediaaan pelayanan kepada sebayanya dan juga
sebaliknya meneruskan sebayanya menenruskan keinginan ,
kebutuhan , dan harapan berkaitan dengan penyediaan
layanan . selain itu dengan keterlibatan remaja ini informasi
akan cepat menyebar dan dapat menjangkau baik remaja laki-
laki maupun perempuan
d. Ketepatan penentuan prioritas sasaran
Keberhasilan pelayanan di tentukan oleh ketetapan penetapan
sasaran, sesuai dengan hasil kejian sederhana sebelum
pelayanan di mulai. Sasaran ini misalnya remaja sekolah , anak
jalanan, karang taruna, buruh pabrik, dan lain sebagainya
e. Ketetapan pengembangan jenis kegiatan
Kegiatan PKPR di tentukan sesuai dengan masalah dan
kebutuhan setempat serta sesuai dengan kemampuan
puskesmas , misalnya pelaksanaan PKHS dengan pemilihan
kegiatan dengan FGD tentang seks pra nikah dengan
penyebarluasan slogan dan keterampilan “bagaimana bilang
tidak ” pada seks pra nikah
f. Pelembangaan monitoring dan evaluasi internal
Monitoring dan evalusi di lakukan secara periodic yang di
lakukan oleh tim jaminan mutu puskesmas merupakan bagian
dari upaya peningkatan akses dan kualitas PKPR
E. Jenis kegiatan dalam PKPR
Kegiatan dala PKPR sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya di
laksanakan dalam gedung atau di luar gedung untuk sasaran
perorangan atau kelompok , di laksanakan oleh petugas kesehatan
13
puskesmas atau petugas lain di instituisi atau masyarakat , jenis
kegiatan meliputi :
1. Pemberian informasi dan edukasi
Dilaksanakan di dalam gedung atau luar gedung ,
secara perorang atau kelompok
Dapat di laksanakan oleh guru , pendidik sebaya yang
terlatih dari sekolah atau lintas sector terkait dengan
materi dari (atau sepengetahuan) puskesmas
Menggunakan metode ceramah Tanya jawab .FGD,
diskusi internal, yang di engkapi dengan alat bantu
media cetak/elektronik(radio, emai, dan teepon/hotline,
SMS).
Menggunakan sarana KIE yang lengkap , dengan
bahasa yang sesuai dengan bahasa sasaran (orang tua,
remaja,) dan mudah di mengerti. Khusus untuk remaja
perlu diingat untuk bersikap tidak menggurui serta
perlu bersikap santai dan sopan
2. Pelayanan klinis medis termasuk pemeriksaan penunjang
dan rujukannya. Hal yang perlu di perhatikan dalam melayani
remaja berkunjung ke puskesmas adalah :
Bagi klien yang menderita penyakit tertentu tetap di
layani dengan mengacu pada prosedur tetap
penanganan penyakit tersebut
Petugas dari BP umum, perawat dll dalam menghadapi
remaja yang datang , di harapkan dapat menggali
masalah psikososial atau yang berpotensi menjadi
masalah khusus remaja , untuk kemudian bila ada ,
menyalurkan ke ruang konseling bila di perlukan
Petugas yang menjaring remaja dari ruang lain tersebut
dan juga petugas penunjang seperti loket dan
14
laboraturiom seperti halnya petugas khusus, PKPS juga
harus menjaga kerahasian klien remaja , dan memenuhi
kriteria peduli remaja
Petugas PKPR harus menjaga kelangsungan pelayanan
dan mencatat hasil rujukan kasus perkasus
3. Konseling
Konseling adalah hubungan yang saling membantu antara
konselor dan lien hingga tercapai komunikasi yang baik dan
pada saatkonselor dapaat menawarkan dukungan , keahlian dan
pengetahuan secara berkesinambungan hingga klien dapat
mengerti dan mengenali dirinya sendiri serta permasalahan
yang di hadapinya engan lebih baik da selanjutnya dapat
menolong diri sendiri dengan bantuan beberapa aspek dari
kehidupannya .
4. Pendidikan keterampilan hidup sehat (PKHS)
Dalam menangani kesehatan remaja perlu tetap diingat
dengan optimism bahwa bila remaja di bekali dengan
keterampilan hidup sehat maka remaja akan sangup menangkal
pengaruh yang dapat merugikan bagi kesehatannya. PKHS
merupakan adaptasi dari life skill education (LSE). Life skill
atau keterampilan hidup adalah kemampuan psikososial
seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah
dalam kehidupa sehari-hari secara efektif . keterampilan ini
mempunyai peran penting dalam promosi kesehatan dalam
lingkup yang luas yaitu kesehatan fisik, mental dan social
5. Pelatihan pendidikan sebaya dan konselor sebaya
Dengan melatih remaja yang ikut serta dalam kegiatan
PKPR keuntungan dari hal tersebut adala pendidik sebaya akan
berperan sebagai agen pengubah sebayanya untuk berperilaku
sehat , sebagai promotor keberadaan PKPR dan sebagai
15
kelompok yang membantu dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi PKPR. Pendidik sebaya yang berminat , berbakat,
sering menjadi temptaa curhat bagi teman yang membutuhkan
dan di berikan pelatihan tambhan untuk memperdalam
keterampilan interpersonal relationship dan konseling sehingga
dapat berperan dalam konselor sebaya
6. Pelayanan rujukan
Rujukan social juga di perlukan dala PKPR , sebagai contoh
pada remaja penyalahgunaan napza atau penyaluran kepada
lembaga tertentu untuk progam pendampingan dalam upaya
rehabilitasi pada remaja korban pemerkosaa dan lain
sebagainya.
16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan NANDA untuk meningkatkan kesehatan yang bisa ditegakkan
pada adolensens, yaitu
1. Risiko cidera berhubungan dengan
a. Pilihan gaya hidup
b. Penggunaan alcohol, rokok dan obat
c. Partisipasi dalam kompetisi atletik, atau aktivitas rekreasi
d. Aktivitas seksual
2. Risiko infeksi yang berhubungan dengan
a. Aktivitas seksual
b. Malnutrisi
c. Kerusakan imunitas
3. Perubahan pemeliharan kesehatan yang berhubungan dengan
a. Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk mendukung pertumbuhan
b. Melewati waktu makan, ikut mode makan
c. Makan makanan siap saji, menggunakan makanan yang mudah atau mesin
penjual makanan
d. Kemiskinan
e. Efek penggunaan alcohol dan obat
4. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan
a. Tidak berpengalaman dengan peralatan rekreasional yang tidak dikenal
b. Kurang informasi tentang kurikulum sekolah
5. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan
a. Perasaan negative tentang tubuh
b. Perubahan maturasional yang berkaitan dengan laju pertumbuhan
adolensens
17
B. Intervensi keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnose
keperawatan komunitas yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan
pasien. Jadi perencanaan keperawatan meliputi: perumusan tujuan, rencana tindakan
keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk mencapai tujuan
18
a. Berdasarkan respon masyarat
b. Disesuaikan dengan sumberdaya yang tersedia di masyarakat
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri serat
lingkungannya
d. Bekerjasama dengan profesi lain
e. Menenkankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan pencegaha
penyakit
f. Memperlihatkan perubaham lingkungan masyarakat
g. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Remaja merupakan tahapan seseorang yang berada dari fase anak ke
dewasa. Hal ini di tandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif,
biologis dan emosional . seorang remaja akan di berikan tangung jawab
yang lebih besar dari kedua orang tuanya agar semakin mempelajari dunia
dewasa dan perlahan meninggalkan jiwa kekanak kanakan . remaja yang
baik akan mulai mengaktualisasikan dirinya di dunia social. Oleh karena
itu harus adanya arahan yang baik untuk menciptakan remaja yang
tumbuh menjadi pribadi yang baik dari segi perubahan fisik, psikis ,
kognitif , bioogis dan emosional.
4.2 SARAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21