PENDAHULUAN
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi didalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu
anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis.
Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang
ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran
kurang jelas, pengelihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak
proporsional (Nugroho, 2006).
Ada beberapa teori mengenai proses penuaan yaitu teori biologis/fisiologis, teori
psikologis, teori sosio-kultural, dan teori spiritual. Oleh karena itu akan dibahas mengenai
beberapa teori proses menua, dan dalam makalah ini membahas mengenai teori proses
menua : teori psikologis.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Teori ini dikembangkan oleh Birren and Jenner (1977). Teori ini menjelaskan bagaimana
seseorang merespons pada tugas perkembangannya. Pada dasarnya perkembangan seseorang
akan terus berjalan meskipun orang tersebut telah menua. Teori psikologis merupakan teori
yang luas dalam berbagai lingkup karena penuaan psikologi dipengaruhi oleh faktor biologis
dan sosial, dan juga melibatkan penggunaan kapasitas adaptif untuk melaksanakan
kontrol perilaku atau regulasi diri. Teori psikologi terdiri dari Teori Hierarki Kebutuhan
Manusia Maslow (Maslow’s Hierarchy of Human Needs), Teori Individualism Jung (Jung’s
Theory of Individualism), Teori Delapan Tingkat Perkembangan Erikson (Erikson’s Eight
Stages of Life), dan Optimalisasi Seletif dengan Kompensasi (Selective Optimization With
Compensation).
Dalam teori hierarki menurut Maslow, kebutuhan dasar manusia dibagi dalam lima
tingkatan dati mulai yang terendah, yaitu kebutuhan biologis/fisiologi/sex, rasa aman,
kasih sayang, harga diri, sampai pada yang paling tinggi yaitu aktualisasi diri. Seseorang
akan memenuhi kebutuhan tersebut dari mulai tingkat yang paling rendah menuju ke
tingkat yang paling tinggi. Menurut Maslow, semakin tua individu maka individu tersebut
akan mulai berusaha mencapai aktualisasi dirinya. Jika individu telah mencapai aktualisasi
diri maka individu tersebut telah mencapai kedewasaan dan kematangan dengan semua
sifat yang ada di dalamnya, yaitu otonomi, kreatif, mandiri dan hubungan interpersonal
yang positif.
Teori ini dikemukakan oleh Carl Gustaf Jung (2009). Menurut Carl Gustaf Jung,
sifat dasar manusia terbagi menjadi dua, yaitu ektrover dan introvert. Individu yang telah
mencapai lansia cenderung introvert. Dia lebih suka menyendiri seperti bernostalgia
2
tentang masa lalunya. Menua yang sukses adalah jika ia bisa menyeimbangkan antara sisi
introvernya dengan sisi ekstrovernya, namun lebih condong ke arah introvert. Meski
demikian, dia tidak selalu hanya senang dengan dunianya sendiri, tetapi juga terkadang dia
ektrover juga.
2.1.3 Teori Delapan Tingkat Perkembangan Erikson (Erikson’s Eight Stages of Life)
Teori ini dikemukakan oleh Erik Erikson (1950). Teori yang dikemukakan Erik
Erikson tentang delapan tahap hidup telah digunakan secara luas dalam kaitannya
dengan lansia. Ia mendefinisikan tahap-tahap kehidupan sebagai kepercayaan vs
ketidakpercayaan, otonomi vs rasa malu dan keraguan, inisiatif vs rasa bersalah, industri
vs rendah diri, identitas vs difusi mengidentifikasi, keintiman vs penyerapan diri,
generativitas vs stagnasi, dan integritas ego vs putus asa. Masing-masing pada tahap ini
menyajikan orang dengan kecenderungan yang saling bertentangan dan harus seimbang
sebelum dapat berhasil dari tahap itu.
Tugas perkembangan terakhir yang harus dicapai individu adalah integritas ego vs
putus asa. Jika individu tersebut sukses mencapai tugas ini maka dia akan berkembang
menjadi individu yang arif dan bijaksana (menerima dirinya apa adanya, merasa hidup
penuh arti, menjadi lansia yang bertanggung jawab, dan kehidupannya berhasil). Namun,
jika individu tersebut gagal mencapai tahap ini, dia akan hidup penuh dengan
keputusasaan (lansia takut mati, penyesalan diri, merasakan kegetiran, dan merasa
terlambat untuk memperbaiki diri).
Teori ini yang dikemukakan oleh Hadi Martono (1991). Menurut teori ini,
kompensasi terhadap penurunan tubuh ada 3 elemen, yaitu : seleksi, optimalisasi, dan
kompensasi. Seleksi yaitu adanya penurunan fungsi tubuh karena proses penuaan maka
mau tidak mau harus ada peningkatan pembatasan terhadap aktivitas sehari-hari.
Sedangkan yang dimaksud optimalisasi adalah lansia tetap mengoptimalkan kemampuan
yang masih dia punya guna meningkatkan kehidupannya. Kemudian kompensasi adalah
aktivitas-aktivitas yang sudah tidak dapat dijalankan karena proses penuaan diganti
dengan aktivitas-aktivitas lain yang mungkin bisa dilakukan dan bermanfaat bagi lansia.
3
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori psikologi dikembangkan oleh Birren and Jenner (1977) yang menjelaskan
bagaimana seseorang merespons pada tugas perkembangannya. Teori psikologi terdiri dari :
4
DAFTAR PUSTAKA
Stanley, Mickey, and Patricia Gauntlett Beare. 2006. Buku Ajar. Keperawatan Gerontik, ed
2. Jakarta : EGC
Prastiwi Suhartin P. Teori Penuaan, Perubahan Pada Sistem Tubuh dan Implikasinya Pada
Lansia. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
2010. Diakses pada tanggal 12 Januari 2020.