Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN GANGGUAN JIWA

MATA KULIAH KEPERAWATAN KELUARGA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 20

1. RUSMIATI NIM: P07220218029


2. YUNI DWI KARTIKA NIM: P07220218040

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN


TIMUR

2020

i
MAKALAH DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DENGAN GANAGGUAN JIWA

MATA KULIAH KEPERAWATAN KELUARGA

Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Keperawatan
keluarga

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 20

1. RUSMIATI NIM: P07220218029


2. YUNI DWI KARTIKA NIM: P07220218040

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN


TIMUR

2020

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya dantidak lupa shalawat serta salam kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
“MAKALAH DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DENGAN GANGGUAN JIWA” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan keluarga.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan baik tulisan
maupun informasi yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, kami berterima kasih
kepada bapak Edi Purwanto.SST,M.Kes atas bimbingannya dalam menulis dan
menyusun makalah ini, sehingga penulis dapat membuat makalah sesuai dengan
kaidah dalam membuat karya tulis.

Walaupun makalah ini masih banyak terdapat banyak kekurangan, kami sangat
mengharapkan kepada para pembaca untuk menyampaikan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kebaikan dan kesempurnaan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat selalu bermanfaat bagi pembaca dan atas kekurangan
dalam makalah ini kami mohon maaf. Terakhir tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih.

Samarinda, 15Juli 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Cover …………………………………………………………… i

Halaman Judul ……………………………………………………………. ii

Kata Pengantar ……………………………………………………………. iii

Daftar Isi ………………………………………………………………….. iv

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………….. 1


B. Rumusan Masalah ………………………………………………… 1
C. Tujuan Penulisan …………………………………………………. 1
D. Metode Penulisan …………………………………………………. 1
E. Sistematika Penulisan …………………………………………….. 2

BAB II Pembahasan

A. Pengertian konsep keluarga.................................................................3


B. Pengertian gangguan jiwa....................................................................7
C. Asuhan keperawatan keluarga.............................................................11

BAB III Penutup

A. Kesimpulan ………………………………………………………. 26
B. Saran ……………………………………………………………… 26

DAFTAR PUSTAKA

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial yang terlihat
dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri
yang positif, dan kestabilan emosional (Videback, 2008).Menurut Mangindaan (2010)
kesehatan jiwa seseorang dipengaruhi oleh keseimbangan dan ketidakseimbangan antar
sistem.Sistem tersebut berfungsi sebagai salah satu kesatuan yang holistik dan bukan semata-
mata merupakan penjumlahan elemen-elemenya. Sehingga kesehatan jiwa merupakan
kondisi seseorang yang merasa sehat dan bahagia, mampu menerima orang lain sebagaimana
adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.

Gangguan jiwa merupakan manifestasi dari bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya
distorsi emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku. Gangguan jiwa
adalah keadaan adanya gangguan pada fungsi kejiwaan, fungsi kejiwaan meliputi proses
berpikir, emosi, kemauan dan perilaku psikotomotor, termasuk bicara. Seseorang mengalami
gangguan jiwa apabila ditemukan adanya gangguan pada fungsi mental yang meliputi: emosi,
pikiran, perilaku, perasaan, motivasi, kemauan, keinginan, daya tilik diri dan persepsi
sehingga mengganggu dalam proses hidup di masyarakat (Nasir & Muhith, 2011).

Menurut data World Health Organization atau WHO (2017) gangguan jiwa meliputi
depresi, bipolar, skizofrenia dan psikosis lainnya, demesia, gangguan intelektual dan
gangguan perkembangan termasuk autisme. Diseluruh dunia diperkirakan 300 juta orang
mengalami depresi, bipolar diperkirakan 60 juta, skizofrenia dan psikosis lainnya
diperkirakan 21 juta orang dan demensia diperkirakan 47,5 juta orang.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan makalah ini adalah”
Dokumentasi Asuhan Keperawatan keluarga dengan GANGGUAN JIWA”

1
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga dengan GANGGUAN JIWA
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengkajian pada keluarga dengan masalah diabetes melitus.
b. Mengetahui diagnosa keperawatan pada keluarga dengan masalah diabetes
melitus.
c. Mengetahui perencanaan keperawatan
d. Mengetahui implementasi keperawatan pada keluarga dengan masalah
diabetes melitus.
e. Mengetahui evaluasi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan pada
keluarga dengan masalah diabetes melitus.

C. Metode Penulisan
Adapun metode yang penulis gunakan untuk menulis dan menyusun makalah ini
adalah metode studi pustaka yaitu sebuah metode penulisan karya tulis dengan mencari
informasi dari berbagai jenis referensi, mulai dari literatur buku, internet, televisi, dan
jenis referensi lainnya.

D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Makalah ini diawali dengan halaman judul, kata pengantar, dan daftar isi.
2. BAB I yang merupakan pendahuluan dibagai menjadi beberapa sub-bab
seperti latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
3. BAB II yang merupakan pembahasan dibagi menjadi beberapa sub-bab
seperti proses keperawatan gawat darurat.
4. BAB III yang merupakan penutup dibagi menjadi beberapa sub-bab yaitu
kesimpulan dan saran-saran.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yangdiikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiapanggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak,2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan(Setiadi, 2012). Sedangkan menurut Friedman
keluarga adalah unitdari masyarakat dan merupakan lembaga yang
mempengaruhikehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara
anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluargasebagai lembaga
atau unit layanan perlu di perhitungkan.
2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluargayang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif bergunauntuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsiafektif tampak pada kebahagiaan
dan kegembiraan dari seluruhanggota keluarga. Komponen yang perlu
dipenuhi oleh keluargadalam melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman,
M.M et al.,2010) :
1) Salingmengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan,saling
menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargaidan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluargaserta selalu mempertahankan
iklim positif maka fungsi afektifakan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangansepakat
memulai hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakantempat individu
untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yangbaru lahir dia akan menatap

3
ayah, ibu dan orang-orang yang adadisekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat
Membina hubungansosial pada anak, Membentuk norma-norma tingkah laku
sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilaibudaya
keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambahsumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yangsah, selain untuk
memenuhi kebutuhan biologis pada pasangantujuan untuk membentuk
keluarga adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruhanggota
keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian,dan tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhankeperawatan, yaitu
untuk mencegah gangguan kesehatan ataumerawat anggota keluarga yang
sakit. Keluarga yang dapatmelaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup
menyelesaikanmasalah kesehatan.

3. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga


Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi
menjadi 8 :
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugasperkembangan
keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membinahubungan intim yang
memuaskan, menetapkan tujuan bersama,membina hubungan dengan keluarga
lain, mendiskusikan rencanamemiliki anak atau KB, persiapan menjadi
orangtua danmemahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan
danmenjadi orangtua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akanmenimbulkan krisis
keluarga. Tugas perkembangan keluarga padatahap ini antara lain yaitu
adaptasi perubahan anggota keluarga,mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan pasangan,membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan

4
orangtua tentangpertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB
postpartum 6 minggu.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikankebutuhan pada
anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang,proses belajar dan kontak
sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.
d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangankeluarga
seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkunganluar rumah, mendorong
anak untuk mencapai pengembangan dayaintelektual, dan menyediakan
aktifitas anak.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembanganterhadap
remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkanperubahan sistem
peran dan peraturan anggota keluarga untukmemenuhi kebutuhan tumbuh
kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidupmandiri dan
menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitasdan sumber yang ada
dalam keluarganya.
g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebihbanyak
waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, danwaktu santai,
memulihkan hubungan antara generasi muda-tua,serta persiapan masa tua.
h. Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas sepertipenyesuaian tahap
masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian pasangan.
4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluargayang sakit
d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapatmeningkatkan
kesehatan

5
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapatdi
lingkungan setempatdan mempersiapkan kematian, serta melakukan life
review masa lalu.
B. Gangguan jiwa

1. Pengertian
Gangguan jiwa merupakan psikologik atau pola perilaku yang ditunjukkan pada
individu yang menyebabkan distress, menurunkan kualitas kehidupan dan disfungsi.
Hal tersebut mencerminkan disfungsi psikologis, bukan sebagai akibat dari
penyimpangan sosial maupun konflik dengan masyarakat (Stuart, 2013). Sedangkan
menurut Keliat, (2011) gangguan jiwa merupakan pola perilaku, sindrom yang
secara klinis bermakna berhubungan dengan penderitaan, distress dan menimbulkan
hendaya pada lebih atau satu fungsi kehidupan manusia.
Menurut American Psychiatric Association atau APA mendefinisikan gangguan
jiwa pola perilaku/ sindrom, psikologis secara klinik terjadi pada individu berkaitan
dengan distres yang dialami, misalnya gejala menyakitkan, ketunadayaan dalam
hambatan arah fungsi lebih penting dengan peningkatan resiko kematian,
penderitaan, nyeri, kehilangan kebebasan yang penting dan ketunadayaan (O’Brien,
2013).
Gangguan jiwa adalah bentuk dari manifestasi penyimpangan perilaku akibat
distorsi emosi sehingga ditemukan tingkah laku dalam ketidak wajaran. Hal tersebut
dapat terjadi karena semua fungsi kejiwaan menurun (Nasir, Abdul & Muhith,
2011).
Menurut Keliat dkk dalam Prabowo, (2014) mengatakan ada juga ciri dari gangguan
jiwa yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
a. Mengurung diri.
b. Tidak kenal orang lain.
c. Marah tanpa sebab.
d. Bicara kacau.
e. Tidak mampu merawat diri.

2. Penyebab gangguan jiwa


Penyebab ganggua jiwa yang terdapat pada unsur kejiwaan, akan tetapi ada
penyebab utama mungkin pada badan (Somatogenik), di Psike (Psikologenik),
kultural (tekanan kebudayaan) atau dilingkungan sosial (Sosiogenik) dan tekanan

6
keagamaan (Spiritual). Dari salah satu unsur tersebut ada satu penyebab menonjol,
biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi ada beberapa penyebab pada
badan, jiwa dan lingkungan kultural-Spiritual sekaligus timbul dan kebetulan terjadi
bersamaan. Lalu timbul gangguan badan atau jiwa (Maramis, 2009).
Menurut Yusuf, (2015) penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang saling mempengaruhi yaitu sebagai berikut:
a. Faktor somatic organobiologis atau somatogenik.

1) Nerofisiologis.

2) Neroanatomi.

3) Nerokimia.

4) Faktor pre dan peri-natal.

5) Tingkat kematangan dan perkembangan organik.

b. Faktor psikologik (Psikogenik).


1) Peran ayah.

2) Interaksi ibu dan anak.

3) Inteligensi.

4) Saudara kandung yang mengalami persaingan.

5) Hubungan pekerjaan, permainan, masyarakat dan keluarga.

6) Depresi, kecemasan, rasa malu atau rasa salah mengakibatkan


kehilangan.

7) Keterampilan, kreativitas dan bakat.

8) Perkembangan dan pola adaptasi sebagai reaksi terhadap bahaya.

c. Faktor sosio-budaya (Sosiogenik) :

1) Pola dalam mengasuh anak.

2) Kestabilan keluarga.

7
3) Perumahan kota lawan pedesaan.

4) Tingkat ekonomi.

5) Pengaruh keagamaan dan pengaruh sosial.

6) Masalah kelompok minoritas, meliputi fasilitas kesehatan dan prasangka,


kesejahteraan yang tidak memadai dan pendidikan.

7) Nilai-nilai.

3. Tanda dan gejala gangguan jiwa


Tanda dan gejala gangguan jiwa adalah sebagai berikut :
a. Ketegangan (Tension)

merupakan murung atau rasa putus asa, cemas, gelisah, rasa lemah, histeris,
perbuatan yang terpaksa (Convulsive), takut dan tidak mampu mencapai tujuan
pikiran-pikiran buruk (Yosep, H. Iyus & Sutini, 2014).

b. Gangguan kognisi.

Merupakan proses mental dimana seorang menyadari, mempertahankan


hubungan lingkungan baik, lingkungan dalam maupun lingkungan luarnya
(Fungsi mengenal) (Kusumawati, Farida & Hartono, 2010).

c. Proses kognisi tersebut adalah sebagai berikut:


1) Gangguan persepsi.
Persepsi merupakan kesadaran dalam suatu rangsangan yang dimengerti.
Sensasi yang didapat dari proses asosiasi dan interaksi macam-macam
rangsangan yang masuk. Yang termasuk pada persepsi adalah
a) Halusinasi
Halusinasi merupakan seseorang memersepsikan sesuatu dan kenyataan
tersebut tidak ada atau tidak berwujud. Halusinasi terbagi dalam
halusinasi penglihatan, halusinasi pendengaran, halusinasi raba,
halusinasi penciuman, halusinasi sinestetik, halusinasi kinetic.
b) Ilusi adalah persepsi salah atau palsu (interprestasi) yang salah dengan
suatu benda.

8
c) Ilusi adalah persepsi salah atau palsu (interprestasi) yang salah dengan
suatu benda.
d) Derealisi yaitu perasaan yang aneh tentang lingkungan yang tidak sesuai
kenyataan.
e) Depersonalisasi merupakan perasaan yang aneh pada diri sendiri,
kepribadiannya terasa sudah tidak seperti biasanya dan tidak sesuai
kenyataan (Kusumawati, Farida & Hartono, 2010).
4. Jenis gangguan jiwa

Berikut ini ialah jenis gangguan jiwa yang sering ditemukan di masyarakat menurut
Nasir, (2011) adalah sebagai berikut:

a. Skizofrenia adalah kelainan jiwa ini menunjukkan gangguan dalam fungsi


kognitif atau pikiran berupa disorganisasi, jadi gangguannya adalah mengenai
pembentukan isi serta arus pikiran.

b. Depresi ialah salah satu gangguan jiwa pada alam perasaan afektif dan mood
ditandai dengan kemurungan, tidak bergairah, kelesuan, putus asa, perasaan
tidak berguna dan sebagainya. Depresi adalah salah satu gangguan jiwa yang
ditentukan banyak pada masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi. Hal
ini erat kaitannya dengan ketidak mampuan, kemiskinan atau ketidaktahuan
masyarakat.

c. Cemas ialah gejala kecemasan baik kronis maupun akut merupakan komponen
utama pada semua gangguan psikiatri. Komponen kecemasan dapat berupa
bentuk gangguan fobia, panik, obsesi komplusi dan sebagainya.

d. Penyalahgunaan narkoba dan HIV/ AIDS.

Di Indonesia penyalah gunaan narkotika sekarang sudah menjadi ancaman


yang sangat serius bagi kehidupan Negara dan bangsa. Gambaran besarnya
masalah pada narkoba diketahui bahwa kasus penggunaan narkoba di
Indonesia pertahunnya meningkat rata-rata 28,95. Meningkatnya dalam
penggunaan narkotika ini jugaberbanding lurus dengan peningkatan sarana dan
dana. Para ahli epidemiologi kasus HIV atau AIDS di Indonesia sebanyak
80ribu sampai 120ribu orang dari jumlah tersebut yang terinfeksi melalui
jarum suntik adalah 80%.

9
e. Bunuh diri
dalam keadaan normal angka bunuh diri berkisaran antara 8-50 per100ribu
orang. Dengan kesulitan ekonomi angka ini meningkat 2 sampai 3 lebih tinggi.
Angka bunuh diri pada masyarakat akan meningkat, berkaitan penduduk
bertambah cepat, kesulitan ekonomi dan pelayanan kesehatan. Seharusnya
bunuh diri sudah harus menjadi masalah kesehatan pada masyarakat yang
besar (Nasir, Abdul & Muhith, 2011).

10
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TX DENGAN GANGGUAN JIWA

Pada saat kunjungan keluarga di banyumanik,semarang pada keluarga tn.x perawat


melakukan pengkajian dan didapatkan data sebagai berikut.

Tn.x berumur 50 tahun,dan mempunyai seorang istri yang bernama ny.y usia 47
tahun,memiliki 2 anak yaitu Z dan A . pada saat di kaji,anak pertama Tn X yaitu Z tampak
menyendiri di rumah,kontak mata ada kontak mata, merasa malu apabila bertemu teman
SMA,sulit makan,sulit tidur dan suka menyalahkan diri sendiri dan terkadang marah tanpa
sebab kepada orang tuanya, badan tampak kotor,rambut gondrong.

I. Pengkajian keperawatan
A. Data keluarga :
1. Identitas keluarga
a. Nama KK : TN X
b. Jenis kelamin : Laki laki
c. Umur : 50 tahun
d. Pendidikan : SD
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : Swasta
g. Alamat :Jl.TirtoAgung
Pedalangan,Banyumanik,Semarang Rt.04 Rw.05
h. Suku/kebangsaan :Jawa/ Indonesia
i. Jumlah anggota keluarga : 4 orang
2. Susunan Anggota Keluarga

No Nama Umur Jk Hub Pndidikan pekerjaan ket

1. Ny. Y 47 thn p istri Sd swasta sehat

2. Z 26 thn L anak SMA - Gangguan


jiwa

3. A 18 thn L anak SMA pelajar sehat

11
Tipe keluarga jenis keluarga ini adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah,ibu
dan anak.
3. Suku bangsa dan agama
Keluarga Tn X semuanya suku jawa asli dan masih memegang adat kebiasaan
jawa yang di tampakan dengan hubungan keluarga yang masih kuat. Semua
anggota keluarga beragama islam.
4. Status sosial ekonomi keluarga
a. Penghasilan keluarga
Penghasilan keluarga Tn X berasal dari Tn x dan Ny. Y. Penghasilan sekitar
Rp.500.000 perbulan, sedangkan penghasilan Tn x tidak tentu tergantung
proyek yang ada.
b. Pemanfaatan dana keluarga
Sebagian besar uang keluarga hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pokok saja. Pengelolaan dana keluarga di serahkan kepada Ny.Y.
c. Sosial keluarga
Hubungan antar anggota keluarga harmonis,dikarenakan kebutuhan keluarga
yang pas pasan.
d. Aktivitas rekreasi
Keluarga Tn X hampir tidak pernah mengadakan rekreasi dengan
berpergianke suatu tempat. Waktu senggang yang ada mereka gunakan untuk
melihat Tv atau berbincang bincang dengan tetangga dekat.
B. Tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn X saat ini termaksuk dalam taraf perkembangan keluarga dengan
anak dewasa.
2. Tahap perkembanagan keluarga yang belum terpenuhi
Secara umum tidak ada masalah dalam tahap perkembangan keluarga saat ini.
3. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.
Ny. Y mengatakan dalam keluarga Tn X tidak ada yang pernah menderita
penyakit hingga parah dan mondok di RS. Kecuali Z dan di keluarga yang lalu
tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
C. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga

12
Komunikasi dalam keluarga berjalan dengan harmonis, menggunakan bahasa
jawa dan indonesia.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kerukunan dan komunikasi terbuka khusus jawa merupakan kekuatan pada
keluarga Tn X,mereka menerima keadaan masing masing dan bertekat
menjaga kerukunan keluarga.
3. Struktur peran
Setiap anggota berperan sesuai posisinya. Tn X sebagai pencari nafkah dibantu
Ny Y juga masih mencari nafkah dengan menjual gorengan di sekitar rumah.
4. Nilai dan Norma keluarga
Keluarga Tn X menganut nilai dan norma jawa/ islami dalam kehidupan sehari
hari, berkumpul dengan anggota keluarga pada malam hari dan dengan sanak
saudara pada waktu waktu senggang. Tidak ada nilai dan norma yang
bertentangan dengan kesehatan.
D. Fungsi keluarga
1. Fungsi biologis
a. Keadaan kesehatan
Saat pengkajian keluarga Tn X dalam keadaan sehat, namun keluarga
mengeluhkan kondisi Z yang tidak ada perbaikan dan seperti itu saja.
b. Kebersihan perorangan
Seluruh anggota keluarga mempunyai kebiasaan mandi 2x sehari,
menggunkan sabun mandi,menggosok gigi dengan pasta gigi,dan
keramas sampai 2-3x seminggu menggunakan sampo.
c. Penyakit yang sering diderita
Penyakit berat yang diderita keluarga Tn X adalah hipertensi dan
gangguan jiwa yang di derita Z
d. Penyakit keturunan
Menurut keluarga Tn X tidak ada yang mempunyai penyakit penyakit
keturunan seperti diabetes, asma dan hipertensi.tetapi kakak dari orang
tua Tn X ada yang menderita gangguan jiwa.
e. Penyakit kronis atau menular
Ny Y mengatakan bahwa yang menderita penyakit lama adalah Z yang
sudah lama mulai sakit dan pernah dirawat sejak kelas 2 SMA, yaitu
gangguan jiwa.

13
f. Kecacatan anggota keluarga
Ny Y mengatakan tidak ada anggota keluarga menderita cacat fisik
namun Z menderita gangguan jiwa.
g. Pola makan dan minum
Keluarga Tn X secara umum makan 3x sehari dengan komposisi
nasi,lauk,sayur, jarang mengonsumsi buah. Namun Tn X sering makan
tidak teratur dan keluarga jarang makan bersama sama karena waktu
makan menyesuaikan dengan aktivitas masing masing.
h. Pola aktivitas dan istirahat
Kebiasaan istirahat masing masing anggota Tn X berbeda beda.
2. Fungsi Psikologis
a. Keadaan emosi
Hubungan antar anggota keluarga harmonis
b. Kebiasaan yang merugikan kesehatan
Kebiasaan keluarga Tn X yang merugikan kesehatan adalah merokok
yang dilakukan Tn X yang sehari bisa menghabiskan 1 bungkus rokok
c. Pengambilan keputusan
Musyawarah tetap dilakukan jika ada permasalahan yang menyangkut
keluarga
d. Ketergantungan obat/ bahan
Ny Y mengatakan sudah lama Z tidak kontrol dan minum obat lagi sejak
terakhir dirawat di RSJD.
e. Mencari pelayanan kesehatan
Keluarga Tn X telah memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti RS untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan. Namaun keluarga sering membeli
obat di warung dikarenakan tempat pelayanan kesehatan yang jauh dan
kurangnya baiaya.
3. Fungsi sosial
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan terakhir Tn X dan Ny Y adalah Sd
b. Hubungan antar anggota keluarga
Hubungan antar anggota keluarga harmonis
c. Hubungan dengan orang lain
Hubungan dengan tetangga cukup baik

14
d. Kegiatan organisasi sosial
Anggota keluarga Tn X sering mengikuti kegiatan kemasyarakatan.
4. Fungsi spiritual
Semua anggota keluarga taat beribadah, menjalankan sholat 5 waktu dan
kegiatan keagamaan lainnya.
5. Fungsi reproduksi
Kebutuhan pasangan Tn X dan Ny Y tentang seksual keluarga terpenuhi dan
tidak ada masalah.
E. Stress dan koping keluarga
1. Stressor jangka panjang dan pendek
Ny Y mengatakan stressor yang dialami keluarga saat ini adalah kondisi
kesehatan Z.
2. Kemampuan berespon terhadap stress
Keluarga berusaha menghadapi situasi yang ada. Ny Y juga mengatakan akan
selalu berusaha mengikis perasaan perasaan cemas dalam menghadapi keadaan
saat ini
3. Strategi koping yang digunakan
Ny Y mengatakan bahwa bila ada masalah dengan suaminya sudah memuncak
ia dibantu oleh adik dari suaminya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak nampak adanya strategi adaptasi disfungsional pada keluarga Tn X.
F. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan secara umum

N Nam Ku Ttv penglihata pendengara pencernaa Eliminas keluhan


o a n n n i

1. Tn X bai Td : Baik baik Baik Baik hipertensi


k 150/120

2. Ny Y bai Td : Baik baik Baik Baik Tidak ada


k 100/70

3. Z bai Td : Baik baik Baik Baik Ganggua


k 100/65 n jiwa

4. A bai Td : Baik baik Baik Baik Tidak ada

15
k 120/70

2. Pemeriksaan secara khusus terhadap Z


a. Vital sign
Tekanan darah : 100/65 mmHg
Nadi : 88X menit
Temperature : 35,5 c
Respirasi rate : 18x menit
b. BB : 60 Kg dan TB : 179 Cm
c. Cepalo kaudal
1) Kulit, rambut dan kuku :vaskularisasi baik, kulit merah muda,
rambut cukup bersih, kuku pendek.
2) Kepala dan leher :sklera akretik(-), konjungtiva merah
muda,palpebra udem (-), kacamata (-), pembesaran limpa (-),
pembesaran kelenjar tiroid(-).
3) Telinga :bersih dan pendengaran baik
4) Mulut,tenggorokan dan hidung : mukosa mulut merah muda,
bibir basah,kelainan daerah mulut (-),sekret tenggorokan (-),
epistaktis(-).
5) Thoraks dan paru paru: dada siemtris, normochest,ekspansi dada
maksimum,nyeri tekan (-), taklil fremitus, simetris kanan kiri, sonor.
6) Jantung : teraba ictus cordis pada ics 4
7) Abdomen : supel, peristaltik
8) Genetalia : tidak dilakukan
9) Reflek tendo : normal refleks
10) Neurologik : tidak ada keluhan
G. Harapan keluarga
1. Persepsi terhadap masalah
Keluarga berpendapat bahwa masalah masalah yang harus diatasi
2. Harapan terhadap masalah
Keluarga berharap semua akan berjalan lancar dan baik baik saja.

16
Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. Ds : Ketidakmampuan keluarga Ketidakefektifan
- Ny y mengatakan bahwa Z merawat anggota keluarganya regimen terapeutik
sekarang tidak berobat lagi ke yang sakit keluarga
pelayanan kesehatan, oleh ayahnya
dibawa ke paranormal.
Do :
- Z dalam keadaan sakit gangguan
jiwa dan Z sudah lama tidak
berobat dan tidak minum obat
- Aktivitas Z hanya di rumah
menyendiri di kamar
2. Ds : Ketidakmampuan keluarga Defisit pengetahuan
- Ny Y mengatakan keluarga tidak mengena, masalah kesehatan tentang gangguan jiwa
tau cara merawat Z.
- Ny y mengatakan masih belum
tau cara merawat Z
Do :
- Z hanya tampak mnyendiri di
kamar
- Klien tampak tidak memiliki
aktivitas terjadwal

17
Diagnosa keperawatan

1. Ketidakefektifan regimen terapeutik pada keluarga Tn X berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. ( D.0015 )
2. Defisit pengetahuan tentang ganggua jiwa pada keluarga Tn X berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenai masalah kesehatan ( D.0111 )

Skoring prioritas masalah

Masalah keperawatan keluarga :

Ketidakefektifan regimen terapeutik pada keluarga Tn X berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. ( D.0015 )

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


1. a. Sifat masalah : 2 1 2/3 Menunjukan tanda dan gejala
Resiko tinggi
2. b. Kemungkinan 1 2 1 Pengetahuan keluarga mengenai
masalah dapat cara merawat anggota keluarga
diubah : dengan gangguan jiwa masih
sebagian kurang
3. c. Potensi 2 1 2/3 Masalah dapat di cegah dengan
masalah untuk penyuluhan atau pemberian
dicegah : informasi tentang gangguan jiwa.
Cukup
4. d. Menonjolnya 2 1 1 Keluarga Tn X ingin segera
maslah : mengatasi masalah kesehatan Z
Segera diatasi yaitu gangguan jiwa
Jumlah 3 1/3

18
Masalah keperawatan keluarga :
Defisit pengetahuan tentang gangguan jiwa pada keluarga tn x khususnya z berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan ( D.0111 )

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. a. Sifat masalah : 3 1 1 Masalah sudah terjadi


Aktual
2. b. Kemungkinan 2 2 2 Sumber daya keluarga ingin lebih
masalah dapat banyak mengetahui tentang
diubah : masalah gangguan jiwa.
Sebagian
3. c. Potensial masalah 2 1 2/3 Defisit pengetahuan dapat di
untuk dicegah : cegah dengan penyuluhan atau
Cukup pemberian informasi kesehatan
jiwa

4. d. Menonjolnya 2 1 1 Karena keluarga tidak memiliki


masalah : pengetahuan yang cukup
Segera diatasi mengenai gangguan jiwa dan
ingin segera mengetahui lebih
banyak tentang masalah
gangguan jiwa.

Jumlah 4 2/3

19
PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Perencanaan Dx 1 : ketidakefektifan regimen terapeutik keluarga b.d


ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
a. Tujuan umum :
regimen terapeutik keluarga keluarga efektif stelah dilakukan asuhan keperawatan
keluarga selama 3 minggu.
b. Tujuan khusus :
Keluarga Tn X mampu :
a) Mengetahui pentingnya dukungan keluarga bagi penyembuhan klien
b) Melakukan kontrol kesehatan kepelayanan kesehatan terhadap klien.
c) Melakukan perawatan klien dengan gangguan jiwa
d) Kooperatif selama proses pembinaan keluarga
e) Masalah keluarga dapat diatasi oleh keluarga
c. Intervensi
a. Kaji sumber daya, tenaga, biaya, waktu, dan fasilitas yang dimiliki keluarga
untuk melakukan perawatan pada anggota yang sakit.
b. Jelaskan maksud kunjungan dengan bahasa yang mudah dipahami
c. Bersikap ramah dan tidak menggurui
d. Diskusikan dengan keluarga mengenai perawatan diri dan pengobatan
gangguan jiwa
e. Lakukan penyuluhan dengan media yang mudah di pahami
f. Libatkan keluarga atau saudara dekat untuk pemberian support system
g. Bantu keluarga membuat keputusan yang tepat mengenai perawatan klien.
h. Jelaskan pentingnya pengobatan dan perawatan
i. Evaluasi cara cara perawatan yang baik
j. Berikan reinforcement positif tentang keberhasilan keluarga dalam usaha
penatalaksanaan regimen yang baik.

20
2. Perencanaan Dx 2 kurangnya pengetahuan keluarga tentang gangguan jiwa dan cara
perawatannya b.d ketidakmampuan keluarga mengenal, memutuskan,merawat dan
menggunakan sumber daya yang ada di keluarga,masyarakat maupun fasilitas
kesehatan.
a. Diagnosa kurangnya pengetahuan keluarga tentang gangguan jiwa dan cara
perawatannya b.d ketidakmampuan keluarga mengenal,
memutuskan,merawat dan menggunakan sumber daya yang ada di
keluarga,masyarakat maupun fasilitas.
b. Tujuan umum :
Pengetahuan keluarga tentang gangguan jiwa dan cara perawatannya akan
meningkat setelah dilakukan asuhan keperawatan keluaraga selama 3
minggu.
c. Tujuan khusus
a) Mengetahui pengertian gangguan jiwa
b) Mengetahui predisposisi dan presipitasi gangguan jiwa
c) Mengenal tanda tanda kekambuhan
d) Mengetahui perawatan dan tempat pelayanan kesehatan yang keluarga
bisa gunakan
d. Intervensi
a) Kaji sumber daya, tenaga, biaya, waktu, dan fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk melakukan perawatan pada anggota yang sakit.
b) Jelaskan maksud kunjungan dengan bahasa yang mudah dipahami
c) Bersikap ramah dan tidak menggurui
d) Diskusikan dengan keluarga mengenai perawatan diri dan pengobatan
gangguan jiwa
e) Lakukan penyuluhan dengan media yang mudah di pahami
f) Libatkan keluarga atau saudara dekat untuk pemberian support system

21
1
1
1
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA

No
Diagnosa Keperawatan Tanggal Implementasi Evaluasi
Dx
D.0015 ketidakefektifan regimen terapeutik 12/06/2020
 Menggali pengetahuan keluarga tentang S = Keluarga Tn. X mengatakan sudah
keluarga b.d ketidakmampuan keluarga memahami dan mengenal masalah Gangguan
pengertian gangguan jiwa
merawat anggota keluarga yang sakit. jiwa
 Memberikan pendidikan kesehatan dan
mendiskusikan tentang pengertian O = Keluarga Tn. X mampu menjelaskan
gangguan jiwa kembali masalah gangguan jiwa yang telah
 Mengevaluasi/review ulang pengetahuan disampaikan.
keluarga tentang pengertian gangguan jiwa
setelah diberikan pendidikan kesehatan A = Keluarga Tn. Xmampu menjelaskan tentang
pengertian gangguan jiwa, penyebab, tanda
jiwa.
gejala, dan cara mencegah terjadinya
 Menggali pengetahuan keluarga tentang gangguan jiwa. Masalah teratasi.
penyebab gangguan jiwa
 Memberikan pendidikan kesehatan dan P = Lanjutkan intervensi.
mendiskusikan tentang penyebab
gangguan jiwa
 Mengevaluasi/review ulang pengetahuan
keluarga tentang penyebab gangguan jiwa
setelah diberikan pendidikan kesehatan.
 Menggali pengetahuan keluarga tentang
tanda dan gejala gangguan jiwa
 Memberikan pendidikan kesehatan dan
mendiskusikan tentang tanda dan gejala

22
gangguan jiwa
 Mengevaluasi/review ulang pengetahuan
keluarga tentang tanda dan gejala
gangguan jiwa setelah diberikan
pendidikan kesehatan.
 Menggali pengetahuan keluarga tentang
cara merawat pasien dengan gangguan
jiwa
 Memberikan pendidikan kesehatan dan
mendiskusikan tentang cara merawat
pasien dengan gangguan jiwa
 Mengevaluasi/review ulang pengetahuan
keluarga tentang cara merawat pasien
dengan gangguan jiwa setelah diberikan
pendidikan kesehatan jiwa.

D.0111 Defisit pengetahuan tentang gangguan 12/06/2020


 Menggali pengetahuan keluarga tentang S = Keluarga Tn. X mengatakan sudah
jiwa pada keluarga tn x khususnya z memahami tentang masalah gangguan jiwa
gangguan jiwa
berhubungan dengan ketidakmampuan dan akan menerapkannya.
 Memberikan pendidikan kesehatan jiwa
keluarga mengenal masalah kesehatan dan mendiskusikan tentang masalah O = Keluarga Tn. X mampu menjelaskan
gangguan jiwa. kembali tentang gangguan jiwa
 Mengevaluasi/review ulang pengetahuan
keluarga tentang masalah gangguan jiwa A = Keluarga Tn. X mampu menjelaskan tentang
pengetahuan kesehatan jiwa
 Menggali pengetahuan keluarga tentang
Masalah teratasi.
akibat gangguan jiwa.
 Memberikan pendidikan kesehatan jiwa. P = Lanjutkan intervensi.
 Mengevaluasi/review ulang pengetahuan
keluarga tentang pendidikan kesehatan

23
jiwa
-

24
1
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Gangguan jiwa merupakan psikologik atau pola perilaku yang ditunjukkan pada
individu yang menyebabkan distress, menurunkan kualitas kehidupan dan disfungsi. Hal
tersebut mencerminkan disfungsi psikologis, bukan sebagai akibat dari penyimpangan
sosial maupun konflik dengan masyarakat (Stuart, 2013). Sedangkan menurut Keliat,
(2011) gangguan jiwa merupakan pola perilaku, sindrom yang secara klinis bermakna
berhubungan dengan penderitaan, distress dan menimbulkan hendaya pada lebih atau
satu fungsi kehidupan manusia.
Menurut data World Health Organization atau WHO (2017) gangguan jiwa meliputi
depresi, bipolar, skizofrenia dan psikosis lainnya, demesia, gangguan intelektual dan
gangguan perkembangan termasuk autisme. Diseluruh dunia diperkirakan 300 juta orang
mengalami depresi, bipolar diperkirakan 60 juta, skizofrenia dan psikosis lainnya
diperkirakan 21 juta orang dan demensia diperkirakan 47,5 juta orang.
Terdapat 5 jenis gangguan jiwa yaitu depresi,skizofrenia,cemas,penyalahgunaan narkoba
dan bunuh diri.

B. Saran
Dihrapkan setelah membaca makalah ini, baik pembaca maupun penulis dapat
memahami mengenai dokumentasi asuhan keperawatan dengan gangguan jiwa dan kita
sebagai perawat juga memahami penatalaksanaan penyakit gangguan jiwa. Diharapkan
kritik dan saran pembangun sebagai dasar pembuatan makalah selanjutnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Ersida, Hermansyah & Mutiawati, E. (2016).Home visit perawat dan kemandirian


keluargadalam perawatan halusinasi pada pasien schizophrenia. JurnaL Ilmu Keperawatan
Volume 4.Diakses dari http://jurnal.unsyiah.ac.id pada tanggal 7 Januari 2018.

Dermawan, D & Rusdi. (2013). Keperawatan jiwa: Konsep dan kerangka asuhan
keperawatan jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Direja, A. H. S. (2011). Buku ajar asuhan keperawatan jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika

27

Anda mungkin juga menyukai