Anda di halaman 1dari 40

Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 1

UNIVERSITAS INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA RENTAN


(TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA LANSIA)

MATA AJAR
KEPERAWATAN KOMUNITAS LANJUT 1

OLEH KELOMPOK 8
1. DESMON WIRAWATI
2. IBNU ABAS
3. SITI JULAEHA

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN
KEKHUSUSAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
UNIVERSITAS INDONESIA
APRIL 2013
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 2

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Asuhan keperawatan keluarga pada keluarga rentan merupakan asuhan yang


diberikan untuk mengatasi masalah atau dampak yang ditimbulkan sebagai akibat
gangguan yang terjadi. Asuhan keperawaan yang diberikan sesuai dengan tahap
perkembangan keluarga dengan bentuk pelayanan peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pengobatan maupun pemulihan kesehatan. Sehingga masalah yang timbul
dalam keluarga tidak berdampak luas bagi anggota keluarga lainya.
Pemberian asuhan keperawatan keluarga melibatkan semua keluarga dengan
mengotimalkan potensi yang ada pada keluarga. Salah satu tahap perkembangan
keluarga yang mendapat perhatian khusus adalah keluarga dengan tahap perkembangan
lansia. Keluarga lansia merupakan keluarga dengan tahap perkembangan terakhir
menurut Duval. Pada tahap ini banyak hal yang perlu dilakukan oleh keluarga melihat
terjadinya penurunan kemampuan pada lansia.
Keluarga lansia dapat menjadi rentan akan jika diikuti dengan masalah
kesehatan dan kondisi lainya. Kondisi ini membutuhkan dukungan dari semua pihak,
untuk memulihkan kondisi kesehatan pada lansia dan meminimalkan dampak yang
ditimbulkan. Kondisi ini tentunya cukup memprihatikan dan perlu mendapatkan
perhatian serius khususnya perawat. Perawat diharapkan dengan situasi ini dapat terjun
langsung untuk mengatasi masalah dan mencegah komplikasi yang ada pada keluarga
dengan lansia. Selain itu perawat juga dituntut untuk membuat lansia menjadi mandiri
dan produktif dalam keterbatasannya.
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 3

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam makalah ini adalah untuk menganalisis asuhan keperawatan
pada keluarga rentan pada tahap perkembangan keluarga dengan lansia.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam makalah ini adalah untuk :
a. Menjelaskan makna kerentanan (vulnerability)
b. Menjelaskan tentang kerentanan dalam keluarga lansia
c. Menguraikan asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan dan
prioritas, rencana intervensi) pada keluarga rentan lansia sesuai kasus
d. Menganalisa asuhan keperawatan pada keluarga rentan lansia dengan Diabetes
Mellitus
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 4

BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kerentanan

Kerentanan didefinisikan sebagai rentan terhadap pengabaian atau kondisi


yang membahayakan, atau menjadi beresiko miskin secara sosial atau psikologis,
dan atau kesehatan fisik (Aday, 2001 dalan Allender 2010). Istilah "rentan" berasal
dari kata Latin yang berarti luka, dan keluarga rentan adalah keluarga yang memiliki
risiko tinggi terhadap masalah kesehatan. Mereka sering memiliki
tingkat kematian lebih tinggi, kurang akses ke pelayanan kesehatan (kesenjangan
dalam kualitas pelayanan), yang tidak berasuransi, memiliki harapan hidup yang lebih
rendah, dan kualitas hidup secara keseluruhan berkurang (Shi & Stevens, 2004 dalam
Allender 2010).
Kerentanan berasal dari "perkembangan masalah, kapasitas pribadi, kurang
beruntung status sosial, tidak memadainya jaringan interpersonal dan mendukung,
lingkungan dan lingkungan terdegradasi, dan interaksi kompleks dari faktor-faktor
tersebut selama hidup " (Mechanic & Tanner, 2007 dalam Allender 2010). Gelberg,
Andersen, dan Leake (2000), Model Perilaku Lanjut untuk Masyarakat Rentan yang
memandang karakteristik populasi (predisposisi dan faktor yang memungkinkan dan
kebutuhan) sebagai penjelasan untuk perilaku sehat dan hasil akhirnya.
Faktor predisposisi mencakup variabel demografis (misalnya, jenis kelamin,
usia, status perkawinan), variabel sosial (misalnya, pendidikan, pekerjaan, etnis,
jaringan sosial), dan keyakinan (misalnya, nilai-nilai dan sikap terhadap pelayanan
kesehatan dan perawatan kesehatan, pengetahuan penyakit). Struktur sosial (misalnya,
akulturasi dan imigrasi), orientasi seksual, dan anak usia karakteristik (misalnya,
mobilitas, kondisi hidup, riwayat penyalahgunaan zat, criminal perilaku, korban, atau
penyakit mental) juga dianggap sebagai faktor predisposisi. Faktor yang mungkin
termasuk sumber daya pribadi dan keluarga, serta masyarakat sumber daya (misalnya,
pendapatan, asuransi, dukungan sosial, wilayah, sumber daya pelayanan kesehatan,
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 5

tunjangan umum, transportasi, telepon, tingkat kejahatan, sumber daya pelayanan


sosial).
Pendapatan, pendidikan dan ras/latar belakang etnis adalah paling sering
menjadi penyebab kerentanan atau peningkatan risiko masalah. Faktor-faktor berikut
dalam penjelasannya tentang populasi rentan:
1. Pendapatan dan pendidikan
2. Usia dan jenis kelamin
3. Ras dan etnis
4. Penyakit kronis dan kecacatan
5. Human immunodeficiency virus (HIV) /(AIDS)
6. Penyakit mental dan cacat
7. Alkohol dan penyalahgunaan zat
8. Kekerasan dalam keluarga
9. Tunawisma
10. bunuh diri dan pembunuhan risiko
11. ibu berisiko tinggi dan bayi
12. Imigran dan pengungsi
Pertimbangan asuransi sebagai aspek dari kerentanan karena bila tak ada dinilai
kesulitan dalam akses pelayanan kesehatan dan perawatan dan berpotensi
menghasilkan kesehatan yang buruk (Pauly &Pagan, 2007; Shi & Stevens, 2004 dalam
Allender 2010). Orang tua tunggal dan orang-orang hidup di lingkungan kekerasan
juga dapat diakui sebagai populasi rentan (Gitterman, 2001). Evans (2006) mencatat
bahwa mereka yang tanpa kebebasan (misalnya, narapidana, tahanan) dan penduduk
pedesaan, atau mereka yang tinggal di daerah rawan bencana alam bencana, juga
rentan. Beberapa penyakit dan kondisi kronis yang terjadi pada pria dan wanita, juga
disebut rentan.
Keluarga dijadikan sebagai unit utama dalam pemberian pelayanan asuhan
keperawatan. Hal ini dikarenakan setiap anggota keluarga saling mempengaruhi satu
sama lainya, baik penyebab kesakitan maupun pemulihan kesehatan.
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 6

2.2 Kerentanan Pada Keluarga Lansia

Kelompok lansia menurut Allender termasuk salah satu kelompok rentan


karena usia menjadi faktor ia masuk ke dalam kelompok rentan. Apalagi pada
kelompok lansia telah terjadi perubahan yang ditandai dengan penurunan fungsi baik
fisik dan psikososial. Penyakit kronis dapat mempengaruhi kehidupan bayi, anak-
anak, remaja, dewasa muda, dewasa dan lansia. Penyakit kronis mengenai fisik,
emosional, intelektual, fungsi sosial, dan spiritual beberapa anggota keluarga. Ada
berbagai macam cara penyakit kronis mempengaruhi fisik dan mental
kesehatan, pekerjaan, kehidupan sosial, dan umur panjang (Aakinen, 2010).
Penyakit kronis bagi seorang individu dapat bersifat tunggal atau
beberapa penyakit atau kondisi yang terakhir. Misalnya, orang yang
baru didiagnosis dengan diabetes tipe 2 dapat juga memiliki hipertensi, hiperlipidemia,
dan neuropati yang sering dikaitkan dengan diagnosis ini. Orang juga bisa memiliki
kondisi yang tidak berhubungan, seperti
radang sendi, asma, atau bahkan penyakit Alzheimer sebagai kondisi menua.
Bahkan, chronos istilah kata root untuk "Kronis" dan mengacu pada waktu. Ketika
didiagnosis dengan penyakit kronis, menjadi perlu bagi individu untuk belajar hidup
dan mengatasi penyakit atau gangguan. Diagnosis penyakit kronis mempengaruhi
keluarga secara keseluruhan. Anggota keluarga
tertantang karena mereka berusaha untuk membantu seorang anggota didiagnosis
dengan penyakit kronis tetap sehat, mencegah komplikasi tambahan, menggabungkan
perubahan status fisik dan mental ke dalam peran keluarga dan fungsi, dan mengelola
cacat yang dialami.
Penyakit kronis dapat dikategorikan oleh karakteristik mereka,
termasuk tingkat kecacatan akibat kondisi, persepsi pribadi dari kecacatan, usia onset,
stabilitas (konstan vs kambuh vs regresi dalam gejala), dan dampak pada fungsi
keluarga (Aakinen, 2010). Misalnya, meskipun beberapa kondisi kronis melibatkan
cacat primer, seperti yang terjadi dari anomali kelahiran, kondisi lain, seperti stroke,
infark miokard, kebutaan sekunder, atau gagal ginjal , cacat yang dihasilkan dari gaya
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 7

hidup atau pengobatan yang tertunda atau kondisi tidak efektif lainnya. Reaksi dan
adaptasi dari individu dan keluarga berbeda sesuai dengan apakah kecacatan dianggap
tepat waktu dan diharapkan dan off-waktu dan tak terduga. Demikian juga, meskipun
beberapa orang dengan kondisi kronis memiliki kehidupan penuh dengan rasa sakit,
depresi, dan kesulitan mental atau fisik, lain mengalami kehidupan memuaskan dengan
hanya sedikit kesulitan.
Perbedaan dalam cara keluarga mengakomodasi kondisi kronis dipengaruhi
tidak hanya oleh tingkat kecacatan dan terkait gejala, tetapi juga oleh
individu dan persepsi keluarga tentang kecacatan. Kebutuhan perawatan juga dapat
berbeda tergantung pada apakah gejala yang konstan (misalnya yang berhubungan
dengan cerebral palsy), episodik (misalnya, yang berhubungan dengan migren),
kambuh (misalnya, yang berkaitan dengan anemia sel sabit), memburuk atau progresif
(Misalnya, yang berhubungan dengan multiple sclerosis atau tertentu jenis kanker),
atau degeneratif (misalnya, mereka dihubungkan dengan penyakit Alzheimer dan
sindrom Rhett).
Terlepas dari jenis penyakit kronis yang dialami, anggota keluarga terlibat pada
beberapa tingkatan, tergantung pada usia individu, kondisi dirawat, pengalaman
keluarga sebelumnya, tingkat keahlian, hubungan yang unik, dan pola perilaku. Seiring
waktu, keluarga adalah sumber terbesar untuk
perawatan individu dengan penyakit kronis. Keluarga anggota adalah penyedia layanan
yang paling abadi, dan menawarkan keteguhan dan kontinuitas perawatan yang
diperlukan. Profesional datang dan pergi, menawarkan manajemen medis, pendidikan,
dan penyuluhan yang diperlukan, sedangkan anggota keluarga memberikan perawatan
yang berkelanjutan dan terus-menerus sepanjang waktu (Aakinen, 2010).
Tahap perkembangan keluarga dengan lansia terjadi tugas perkembangan yang
ada dalam keluarga tersebut. Seiring dengan tugas perkembangan yang harus
diselesaikan oleh lansia, diiringi juga dengan perubahan pada berbagai sistim tubuh
dan permasalahan yang menyertainya. Permasalahan umum yang biasanya sering
dijumpai pada lansia diantaranya adalah makin besar jumlah lansia yang berada
dibawah garis kemiskinan, makin melemahnya nilai kekerabatan sehinggan anggota
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 8

keluaraga yang lanjut usia kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati, dan belum
membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia

Perubahan lain yang terjadi pada lansia terkait dengan perubahan fisik, psikologis,
sosial dan spiritual. Perubahan Fisik meliputi perubahan dari tingkat sel sampai
kesemua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan,
kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito
urinaria, endokrin dan integumen. Penurunan kondisi fisik Setelah orang memasuki
masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis
berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang, enerji menurun, kulit makin
keriput, gigi makin rontok, dan tulang makin rapuh.
Kondisi fisik seseorang secara umum yang sudah memasuki masa lansia
mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan
gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat
menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain. Dalam kehidupan
lansia agar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang sehat, maka perlu menyelaraskan
kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi psikologik maupun sosial, sehingga mau
tidak mau harus ada usaha untuk mengurangi kegiatan yang bersifat memforsir
fisiknya. Seorang lansia harus mampu mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya
makan, tidur, istirahat dan bekerja secara seimbang.
Setelah orang memasuki lansia maka pada umumnya akan mengalami
penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar,
persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan
reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik
(konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti
gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.
Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan
aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia.
Perubahan yang terkait dengan masalah psikososial adalah perubahan fisik,
sosial mengakibatkan timbulnya penurunan fungsi, kemunduran orientasi, penglihatan,
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 9

pendengaran mengakibatkan kurangnya percaya diri pada fungsi mereka. Mundurnya


daya ingat, penurunan degenerasi sel sel otak, bahkan mengalami halusinasi.
Perubahan mental atau psikologis terjadi karena banyak faktor diantarnya
adalah terjadinya perubahan fisik, khususnya organ perasa, kesehatan umum yang
dialami oleh lansia, tingkat pendidikan lansia yang bervariasi, dan faktor dari
lingkungan. Faktor psikologis lain yang menyertai lansia adalah rasa tabu atau malu
bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia, sikap keluarga dan masyarakat
yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan budaya, kelelahan atau
kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya, dan Pasangan hidup telah
meninggal.
Perubahan lain yang terjadi pada lansia yaitu konsep diri. Lansia mengalami
Perubahan kepribadian yang drastis. Keadaan ini jarang terjadi lebih sering berupa
ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin oleh karena faktor
lain seperti penyakit-penyakit. Selain itu ada masalah pada memori atau kenangan yang
terganggu pada lansia. Memori tersebut ada dua; 1) kenangan jangka panjang, berjam-
jam sampai berhari-hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan, 2) Kenangan jangka
pendek atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk. Intelegentia Quation; 1)
tidakberubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal, 2) berkurangnya
penampilan,persepsi dan keterampilan psikomotorterjadi perubahan pada daya
membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktor waktu.
Perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan pada umumnya ini diawali ketika
masa pensiun. Meskipun tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati
hari tua atau jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya,
karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan,
peran, kegiatan, status dan harga diri. Pensiun dapat memberikan dampak positif dan
negatif. Agar pensiun lebih berdampak positif sebaiknya ada masa persiapan pensiun
yang benar-benar diisi dengan kegiatan-kegiatan untuk mempersiapkan diri, bukan
hanya diberi waktu untuk masuk kerja atau tidak dengan memperoleh gaji penuh.
Persiapan tersebut dilakukan secara berencana, terorganisasi dan terarah bagi masing-
masing orang yang akan pensiun.
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 10

Perubahan dalam peran sosial di masyarakat diakibatkan karena berkurangnya


fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan sebagainya maka muncul
gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia. Misalnya badannya menjadi
bungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan kabur dan sebagainya sehingga
sering menimbulkan keterasingan. Hal itu sebaiknya dicegah dengan selalu mengajak
mereka melakukan aktivitas, selama yang bersangkutan masih sanggup, agar tidak
merasa terasing atau diasingkan.
Dalam menghadapi berbagai permasalahan di atas pada umumnya lansia yang
memiliki keluarga bagi orang-orang kita (budaya ketimuran) masih sangat beruntung
karena anggota keluarga seperti anak, cucu, cicit, sanak saudara bahkan kerabat
umumnya ikut membantu memelihara (care) dengan penuh kesabaran dan
pengorbanan. Namun bagi mereka yang tidak punya keluarga atau sanak saudara
karena hidup membujang, atau punya pasangan hidup namun tidak punya anak dan
pasangannya sudah meninggal, apalagi hidup dalam perantauan sendiri, seringkali
menjadi terlantar. Disinilah pentingnya adanya Panti Werdha sebagai tempat untuk
pemeliharaan dan perawatan bagi lansia di samping sebagai long stay rehabilitation
yang tetap memelihara kehidupan bermasyarakat. Disisi lain perlu dilakukan sosialisasi
kepada masyarakat bahwa hidup dan kehidupan dalam lingkungan sosial Panti Werdha
adalah lebih baik dari pada hidup sendirian dalam masyarakat sebagai seorang lansia.
Perubahan Spiritual pada lansia terkait dengan agama atau kepercayaan makin
terintegarsi dalam kehidupannya (Maslow,1970). Lansia makin matur dalam kehidupan
keagamaannya, hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari.

2.3 Tugas Perkembangan Keluarga Lansia

Keluarga dengan tahap perkembangan lansia dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal dan sampai keduanya
meninggal. Tugas perkembangannya mempertahankan suasana rumah yang
menyenangkan, adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekeuatan
fisik dan pendapatan, mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat,
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 11

melakukan file review dan menerima kematian pasangan, teman dan mempersiapkan
kematian, (Duval 1996 dalam Firedman 2005).
Lansia dengan segala perubahan dan penurunan fungsi tubuh tetap
mengharapkan suasana yang menyenangkan. Hal ini dapat diisi dengan kehadiran
anggota keluarga yang lain seperti anak atau cucu, dan bahkan lansia mengharapkan
berkumpul dengan teman sebaya, untuk melakukan tukar pikiran atau pendapat. Selain
itu lansia juga menghadapi kenyataan di tinggalkan pasangan atau orang yang dicintai,
hal ini membutuhkan perhatian dan dukungan dari semua pihak agar lansia dapat
menghadpinya dengan baik.
Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan adalah tugas keluarga
lansia yang paling penting, (Friedman, 2005). Keluaga lansia dengan segala
keterbatasan yang dimiliki dan perubahan yang terjadi membuat lansia harus dapat
mempertahankan hidupnya dengan baik. Lansia harus mampu beradaptasi dengan
segala perubahan yang terjadi dalam kehidupan baik fisik, kognitif, psikologis, sosial
maupun ekonomi. Dengan situasi ini bagaimana kehidupan lansia dalam keluarga,
apakah akan hidup berdua atau sendiri, atau bergabungan dengan anak-cucu, bahkan
sesama komunitas lansia di panti wreda. Hal ini perlu mendapat perhatian serius dari
pemberi pelayanan kesehatan khususnya perawat komunitas.
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 12

BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

A Data umum
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Bapak UK
2. Umur : 67 tahun
3. Alamat dan Telephone : Jalan Abdurrahman Cibubur Jakarta Timur
4. Pekerjaan : Pedagang es keliling
5. Pendidikan : tidak sekolah
6. Komposisi Anggota Keluarga

Jenis Hubungan dengan


No Nama Umur Pendidikan
kelamin KK
1. Ibu. Z Perempuan Istri 60 thn TS
2. SO Laki-laki Anak 30 thn SMA
3 H Wanita Menantu 28 thn SMK
4. K Perempuan Cucu 4 thn -
Genogram :

Bpk. UK Ibu Z
67 th
60th

H
Paru
H
SO
28 th
30 TH

4th

Keterangan Genogram :
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 13

: Laki- laki ............. : Tinggal serumah


: Perempuan : Klien

Keterangan :
Bapak UK adalah seorang lansia yang masih berstatus menikah dengan Ibu Z dan
memiliki 1 orang anak menantu serta satu orang cucu yang tinggal terpisah ( sebelah
rumah ). Tipe keluarga Bapak UK adalah keluarga inti. Menurut bapak UK saat ini ia
dan istrinya berusaha sabar dengan kembali berdua ( sepi ) dan memiliki banyak
masalah kesehatan.
8. Suku Bangsa
Suku keluarga Bapak UK adalah Betawi sedangkan Ibu Z adalah sunda. Menurut bapak
UK kondisi ini tidak lah mudah. Kadang Bapak UK dan istrinya konflik ringan karena
masalah selera makan. Ibu Z senang sekali memasak dengan rasa yang cukup berani asin
dan pedas, sedangkan Bapak UK menderita Hipertensi, DM dan Hipertropi Prostat.
9. Agama
Agama yang dianut oleh keluarga Bapak UK agama Islam. Menurut Bapak UK agama
Islam namun jarang melakukan ibadah dengan alasan sulit karena sakitnya
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Status sosial ekonomi keluarga Bapak UK adalah menengah ke bawah. Keluarga
Bapak UK tinggal dirumah kontrakan. Bapak UK memiliki penghasilan yang sangat
tidak menentu dan minim walau mendapatkan bantuan anaknya yang juga sama
kondisi ekonominya namun Bakap UK tetap berusaha bersyukur.
11. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Tidak pernah rekreasi, televisi saja tidak ada.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


12. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Bapak UK saat ini adalah tahap perkembangan usia
lanjut.
13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 14

Menurut bapak UK, dan Ibu Z: tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
secara optimal adalah kurang memperhatikan tentang kurang menyadari kondisi fisik
Ibu Z yang masih saja senang mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat padahal Ibu
Z adalah pengidap NIDDM. Sedangkan Bapak UK di usia senjanya masih harus
bekerja mencari nafkah padahal kondisi fisiknya sangat tidak memungkinkan.
14. Riwayat keluarga inti
Menurut Bapak UK dirinya menikah dengan Ibu Z setelah saling mengenal selama 1
tahun. Lalu mereka menikah atas restu kedua orang tuanya. Bapak UK dan Ibu Z
merasa saling cocok dan mencintai. Bapak UK saat ini menderita hipertensi, HP dan
NIDDM rematik. Ibu Z menderita Sakit Gula dan rematik. Menurut keluarga
penyakit hipertensi adalah penyakit darah tinggi yang disebabkan karena sudah tua
dan sering makan asin. Tanda dan gejalanya adalah sakit pada tengkuk, tidakdapat
tidur, dan menjadi pemarah. Akibatnya jika tidak diobati dapat menimbulkan stroke..
Menurut Bapak UK tidak ada hubungan lingkungan sekitar dengan peningkatan
tekanan darahnya. Bapak UK tidak pernah berkunjung ke puskesmas karena jauh dari
rumah.
Menurut Ibu Z sakit gula merupakan sakit kebanyakan gula atau kencing manis.
Penyebabnya tidak tahu kenapa, Ibu Z juga tidak menyadri kapan gulanya meningkat,
akibatnya kalau tidak diobati dapat sakit stroke dan jantung. Ibu Z biasa
mengkonsumsi Obat penurun gula yang diberikan oleh anaknya. Ibu Z tidak ada
pantangan makanan, dan jarang berkunjung ke pelayanan kesehatan karena jauh.
Keluara mengatakan sakit rematik merupakan sakit karna infeksi atau sakir sudah tua.
Jika sudah sakit biasanya tidak dapat berjalan, atau sakit jika berjalan.

15. Riwayat keluarga sebelumnya


Bapak UK menceritakan bahwa tidak ada hal yang khusus dari riwayat kedua orang
tua dan keluarga bapak UK dan Ibu Z selain bapak UK memuji keluarga Ibu Z adalah
keluarga yang taat beragama terutama ayah dari Ibu Z.

C. Lingkungan
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 15

16. Karakteristik rumah


Keluarga Bapak UK tinggal dirumah kontrakan dengan kondisi rumah semi
permanent, satu lantai, 1kamar tidur, satu dapur dan 1 kamar mandi dengan closed
jongkok. Bapak UK dan Ibu Z sedih dengan kondisi rumahnya, selain sempit dan
sudah using, mereka berdua merasa kesulitan ketika harus buang air besar ( jongkok ).
Belum lagi uang kontrakan yang memneratkan karena penghasilan yang kurang.
Kondisi rumah kotor dan berantakan, perabot dsimpan sembarangan sehingga rumah
terlihat kotor dan berantakang, ventilasi kurang dengan hanya ada 1 jendela di bagian
depan, penerangan kurang ( penghematan listrik ) dan lantai ploor yang sebagian
terkelupas. Sumber air bersih dari air tanah untuk sesluruh keperluan termasuk
masak dan minum.

Denah rumah

Dapur KM

Kamar 1

Kamar 2

17. Karakteristik tetangga dan komunitas


Pada umumnya tetangga yang tinggal disekitar rumah Bapak UK adalah keluarga
kontraktor ( rumahnya kontrak ). Hubungan antar tetangga sangat baik, jarak antar
rumah dan akses jalan sangat memadai. Masyarakat tidak memiliki fasum dan fasos.
Bapak UK dan Ibu Z tidak aktif mengikuti kegiatan di lingkungannya seperti
pengajian dan kegiatan sosial lainya.

18. Mobilitas geografis keluarga


Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 16

Keluarga Bapak UK dan Ibu Z lebih senang berada dirumah dari pada bepergian.
kecuali mencari nafkah, kondisi ini terjadi sejak kondisi kesehatan mereka semakin
menurun.
19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Bapak UK dan Ibu Z mengatakan setiap hari bertemu dengan anak, menantu dan cucu.
Bahkan ibu Z sering dititipkan cucunya karena ibu H harus bekerja sebagai kuli cuci.
Hubungan dengan anak dan masyarakat cukup baik sehingga mereka merasa nyaman
tinggal di lingkungan tersebut.
20. Sistem pendukung keluarga
Menurut Ibu Z, sistem pendukung mereka adalah utamanya anak dan menantu. Selain
itu bapak UK merasa tetangganya juga merupakan keluarga terdekat bagi mereka.
Hubungan yang baik membuat mereka saling asah, asih dan asuh sehingga bapak UK
dan Ibu Z merasa tidak khawatir dan tidak merasa kesepian walau tinggal tidak
bersama anak mereka.

D. Struktur Keluarga
21. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi yang biasa digunakan adalah komunikasi dua arah, saling
menghargai dan menghormati. Bpk UK mengatakan jika dalam keluarga ada masalah
maka dibicarakan secara bersama-sama dengan musyawarah walau tetap sebagai
pengambil keputusan adalah bapak UK.
22. Struktur kekuatan keluarga
Salah satu kekuatan keluarga adalah rasa saling percaya, rasa saling sayang-
menyayangi dan saling menghormati antara sesama anggota keluarga sehingga ikatan
antara anggota keluarga semakin kuat. Keputusan akan suatu kebutuhan keluarga
diserahkan sepenuhnya kepada Bapak UK termasuk keputusan untuk membawa
anggota keluarga yang sakit kepelayanan kesehatan terdekat, walaupun demikian
Bapak UK yang biasanya cukup banyak mempengaruhi dan mengubah keputusan dan
pendapat Ibu Z.
23. Struktur peran
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 17

Didalam keluarga, Bapak UK berperan sebagai kepala keluarga dan sumber inspirasi
keluarga. Ibu Z, berperan sebagai istri bagi suaminya dan ibu bagi anaknya. Ibu Z
berperan dalam mengurus rumah tangga, seperti: memasak, menyuci, membersihkan
rumah. Selain itu Ibu Z juga aktif mengikuti kegiatan di masyarakatnya.

24. Nilai dan norma


Nilai dan norma yang dianut keluarga Bapak UK adalah norma umum masyarakat
Betawi dan sentuhan agama Islam sangat kurang mempengaruhi pola pikir dalam
keluarga bapak UK

E. Fungsi Keluarga
25. Fungsi afektif
Bapak UK kadang kurang sabar dalam hal perbedaan pendapat dengan Ibu Z. Sering
Ibu Z mengalah tapi kadang juga membantah, namun hubungan tersebut tidak sampai
mempengaruhi kemesraan dan kasih sayang diantara mereka.
26. Fungsi sosialisasi
Fungsi interaksi dan sosialisasi keluarga Bpk UK baik-baik saja, baik dengan istrinya
maupun dengan anak-anaknya.
27. Fungsi perawatan kesehatan
Bapak UK dan Ibu Z tidak tahu hidup sehat, bahkan bila sakit keluarga hanya
membeli obat warung di kerokin. Keluarga mengatakan tidak mengenal masalah
masalah kesehatannya. Bapak UK hanya tau bahwa dirinya tugas perkembangan
keluarga dengan usia lanjut. Karena keluarga merasa tidak memliki masalah dan
semua berjalan dengan baik. Kecuali mulai datangnya beberapa masalah kesehatan:
Bapak UK dengan HP, hipertensi dan osteoartritis sedangkan Ibu Z dengan NIDDM
dan osteoartritis.
Keluarga tidak mampu mengambil keputusan dengan tepat apa yang harus dilakukan
dengan masalah kesehatan mereka dan bagaimana seharusnya menjalani hidup di usia
lanjut dengan baik. Keluarga tidak mampu mengontrol dan mencegah kambuhnya
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 18

masalah kesehatan dan merawat dirinya terkait masalah kesehatan nya kecuali :
mengkonsumsi beberapa obat yang selama ini di minum.
1. Keyakinan, nilai dan perilaku sehat keluaga
Sehat penting, tapi kalau gak punya uang buat ke dokter ya pasrah saja.
2. Definisi sehat sakit dan tingkat pengetahuan keluarga
Bapak UK mengatakan jika darah tingginya kambuh sakit pada tengkuk belakang,
biasanya dibawa istirahat. Keluhan sering kencingnya karena prostat. sedangkan
Ibu Z mengatakan nyeri lutut karena rematik dan banyak jalan, sedangkan sakit
gulanya tergantung makanannya.
3. Status kesehatan dan kerentanan penyakit
Saat ini keluhan dari Bapak UK sakit BP, darah tinggi dan sakit pada kaki
(rematik) dan Ibu Z menderita sakit gula dan rematik juga. Keluarga merasakan
penyakit ini tidak begitu serius, namun tidak juga dianggap biasa, masalahnya
buat berobat tidak ada biaya. Apalagi bapak UK sudah tua , yaa pasrah saja.
4. Praktik Diet keluarga
Keluarga Bapak UK mengatakan tidak paham tentang gizi yang baik, yang
diketahuan makan sehari 3 kali, se adanya. Kadang makan Cuma dengan ikan asin
atau sambal, karena tidak ada uang.
5. Kebiasaan tidur dan istirahat
-
6. Aktivitas dan rekreasi
Tidak ada program rekreasi.
7. Praktik Obat terapeutik dan penenang
Bapak UK maupun ibu Z tidak minum obat, hanya di gosok minyak angin bila
nyeri sendinya kambuh atau di urut sendiri.
8. Peran keluarga dan perawatan diri
Keluarga sebisa-bisanya mengobati masalah sendiri, sebab anak bapak UK juga
repot dengan urusannya. Kadang menantu bapak UK ibu H mengajak ke
Puskesmas bila ada uang,dan sudah lebih dari 3 bulan tidak pernah ke Puskesma
lagi.
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 19

9. Praktik lingkungan dan higiene


-
10. Tindakan pencegahan berbasis medis
Bapak UK mengatakan tidak rutin pergi ke pelayanan kesehatan, karena tidak ada
biaya.
11. Terapi komplementer dan alternatif
Urut dan minyak gosok
12. Riwayat Kesehatan keluarga
Hipertensi merupakan riwayat kesehatan dalam keluarga turun temurun pada
bapak UK sedangkan keluarga Ibu Z adalah diabetes melitus
13. Pelayanan kesehatan yang diperoleh
Puskesmas bila menantunya mengajak dan ada uang.
14. Perasaan dan persepsi berkenaan dengan pelayanan kesehatan
Gratis biaya berobatnya, namun transportnya tetap memberatkan.
15. Layanan kesehatan darurat
-
16. Sumber pembayaran
Sumber dana untuk pengobatan dan pemenuhan kebutuhan hidup berasal dari
usaha dagang dan anak, namun sangat kurang dari cukup.
17. Logistik perawatan yang diperoleh
Fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas) cukup jauh dari rumah dan akses untuk
menuju kesana cukup sulit serta ketiadaan biaya. Sehingga Bapak UK dan Ibu Z
enggan untuk berkunjung ke puskesmas.
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 20

F. Stress dan koping keluarga


28. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a. Stressor jangka pendek
Menurut Bpk.UK yang menjadi beban pikiran saat ini adalah sering kencing, tekanan
darahnya yang sering naik turun. Bapak UK takut stroke sperti tetangganya dan kaki
kanan ( kalkaneus ) sakit bila di buat berjalan.
b. Stressor jangka panjang
Masalah kesehatan yang sangat membebani pikiran mereka tekanan darah bapak UK
yang sulit dikontrol dan takut mengalami stroke. Sedangkan Ibu Z khawatir penyakit
gulannya mengganggu kesehatannya namun keluarga pasrah.
29. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Bapak UK dan Ibu Z pasrah dengan kondisi kesehatannya, karena minimnya
kemampuan
30. Strategi koping yang digunakan
Menurut keluarga bapak UK selalu berdiskusi paling tidak bercerita kepada anaknya
bila menghadapi masalah kesehatan dan masalah lainnya.
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 21

32. Pemeriksaan fisik


Pemeriksaan yang
No Bapak UK Ibu Z
dilakukan
1. Keadaan umum Baik
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia
Baik 22

2. Tanda-tanda vital
- Tekanan Darah 170/100 mmHg 120/80 mmHg
- Nadi 90 x/menit 69 x/menit
- Suhu 36,5° C 37° C
- Pernafasan 17 x/menit 20 x/menit

3. Tinggi badan 160 cm 155 cm

4. Berat badan 55 kg 56 kg

5. Kepala Simetris, bersih Simetris, bersih


Rambut Hitam, bersih, tidak ada Hitam, bersih ( berkerudung
keluhan pusing, ), tidak ada keluhan pusing
distribusirambut menyebar

6. Mata Penglihatan menurun visus Mata simetris, tidak ada


VOD : 5/60 VOS : 4/ 60 ikhterik konjung tiva
ananemis, reflek pupil
mengceil, fungsi
penglihatan: menggunakan
kaca mata baca, kemampuan
enam lapang pandang masih
baik

7. Telinga Pendengaran menurun, Pendengaran normal


terutama telingan kanan

8. Hidung TAK TAK

9. Mulut dan Gigi Ompong Karies gigi

10. Leher Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

11. Dada Bentuk dada simetris, Bentuk dada simetris,


pergerakan rongga dada pergerakan rongga dada
simetris, tatktil premitus + simetris, tatktil premitus +
pada semua area paru, pada semua area paru,
warna kulit sawo matang, warna kulit sawo matang,
tidak ada keluha nyeri tidak ada keluha nyeri dada
dada dan batuk, suara paru dan batuk, suara paru
vesikuler, suara jantung vesikuler, suara jantung
tidak terdengan bunyi tidak terdengan bunyi
tambahan (Bj1 dan Bj2) tambahan (Bj1 dan Bj2)

12. Abdomen TAK TAK

13. Ekstremitas Klien dapat bergerak Klien dapat bergerak


dengan leluasa, terdapat dengan leluasa, sakit pada
pembengkakan pada tumit lutut, , refleks +, kekuatan
kaki kanan,refleks +, otot 5
kekuatan otot 4
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 23

G. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga


Keluarga berharap bila ada perawat datang kerumahnya bisa rutin dan membantu
mencari solusi masalah kesehatan terutama bapak UK agar dapat melanjutkan mencari
nafkah.

ANALISA DATA
DIAGNOSA
No DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1. DATA SUBJEKTIF Peningkatan afterload dan Resiko tinggi
Bapak UK mengatakan bahwa: vasokontriksi pembuluh perubahan perfusi
 Tekanan darahnya sering naik darah jaringan serebral
turun. (pada bapak UK )
 Kadang ada nyeri kepala dan kaku
kuduk, ternyata tekanan darahnya
naik. Namun kadang tidak ada
keluhan
 Bapak UK tidak pernah minum
obat.
 Ibu Z sering masak ikan asin
 Gampang emosi
 Todak pernah berolahraga
 Mengukur tensi tidak pernah
 Sangat jarang ke rumah sakit atau
Puskesmas karena jauh

DATA OBJEKTIF
 Tanda Vital :
Tensi : 170/100 mmhg,
Nadi : 90 x/menit (penuh )
 Riwayat keluarga dengan
hipertensi dan stroke
 Saat wawancara bapak UK
beberapa kali memegang
tengkuknya (ternyata setelah di
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 24

ukur tekanan darahnya tinggi :


lihat TTV)
 Cappilari refill < 3 “

2. DATA SUBJEKTIF Destruksi sendi ( OA ) Hambatan mobilitas


 Sering sakit pada tumit kanan bila fisik : sekunder nyeri
di buat berjalan sendi ( pada bapak
 Nyeri sudah 1 tahun terakhir UK )
 Hilang bila istrirahat
 Pernah jatuh dan nyeri di lutut
kanan
 Ibu Z mengatakan bapak UK
membatasi aktifitas dengan alasan
sakit pada kakinya
 Bapak UK juga tidak pernah olah
raga

DATA OBJEKTIF
 Nyeri tekan pada tumit kanan
 Tidak ditemukan tanda radang
 Tumit kiri tidak ada nyeri saat
ditekan
 BB : 57 kg
 TB : 160 cm
3. DATA SUBJEKTIF Resistensi insulin Resiko hiperglikemia
- Ibu Z menderita NIDDM sejak 3 (pada Ibu Z )
tahun yang lalu
- Ibu Z tidak rutin mengkonsumsi
obat gula (pernah minum :
glibenclamide)
- Ibu Z tidak membatasi
makanannya (tidak mengatur
dietnya)
- Ibu Z mengeluh cepat lapar dan
sering kencing
- Keluarga Ibu Z pasrah
DATA OBJEKTIF
- TB : 150 cm
- BB : 57 kg
- Saat wawancara beberapakali Ibu
Z ijin ke toilet
- Capillary refil pada tungkai bawah
menurut ( melambat )
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 25

3.2 Diagnosa Keperawatan

Skoring
1. Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan perifer pada keluarga Bapak UK,
khususnya Bapak UK
No Kriteria Perhitunga Skoring Pembenaran
n
1. Sifat masalah : Resiko 2/3 x 1 2/3 Kurang pengetahuan tentang
hipertensi pada usia lanjut
membuat bapak UK kurang
waspada

2. Kemungkinan masalah 1x2 2 Pengetahuan kurang, motivasi


dapat diubah : kecil dan dukungan keluarga
rendah

3. Potensial masalah untuk 2/3x 1 2/3 Ketidak cukupan informasi


dicegah : Kecil dan “kepasrahan “ terhadap
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 26

sakinya
4. Menonjolnya masalah : ½x1 ½ Walau masalah bersifat resiko
masalah resiko tinggi dan namun bila sampai terjadi
perlu dicegah berakibat fatal : stroke atau
komplikasi vascular lainnya

3 5/6

2. Hambatan mobilitas fisik pada kelurga Bapak UK, khususnya Bapak UK

No Kriteria Perhitungan Skoring Pembenaran


1. Sifat masalah : aktual 3/3 x 1 1 Masalah sudah terjadi,namun
masih perlu di hambat
progresifitasnya
.
2. Kemungkinan masalah ½x2 1 Mungkin untuk menggunakan
dapat diubah : sebagian alat bantu
3. Potensial masalah untuk 2/3x1 2/3 Upaya meminimalisai
dicegah : kecil, karena komplikasi penting untuk di
sudah terjadi upayakan
4. Menonjolnya masalah : 1/2x1 ½ Masalah di rasakan oleh
Masalah sedang namun keluarga namun penyebabnya
tidak harus segera degeneratif maka masalah
ditangani cendrung kronik progresif

Total 2 5/6
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 27

3. Resiko hiper glikemia pada keluarga bapak UK, khususnya Ibu Z

No Kriteria Perhitungan Skoring Pembenaran


1. Sifat masalah : Resiko 2/3 x 1 2/3 Bila Ibu Z bisa mentaati
tinggi program penatalaksanaan
NIDDM maka masalah tidak
akan terjadi
2. Kemungkinan masalah 1/2x2 1 Pengetahuan & pemahaman
dapat diubah : sebagian keluarga tentang NIDDM
kurang
Dan Ibu Z senang makan.
3. Potensial masalah untuk 2/3x1 2/3 Motivasi kurang, ekonomi
dicegah : Cukup sulit
4. Menonjolnya masalah : 2/2x1 1 Ibu Z kadang mengabaikan
Masalah berat dan harus masalahnya dan cendrung
segera ditangani memilih menuruti selera
makannya walau tahu
resikonya dan tidak pernah
berobat
Total 3 1/3
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 28

Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas


1. Resiko perubahan perfusi jaringan serebral pada keluarga bapak UK, khususnya
bapak UK terhadap masalah hipertensi
2. Hambatan mobilitas fisik pada keluarga bapak UK, khususnya bapak UK terhadap
masalah rematik
3. Resiko hiper glikemia pada keluarga bapak UK, khusunya Ibu Z, terhadap masalah
rematik
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 29

3.3 Perencanaan Asuhan Keperawatan

INTERVENSI KEPERAWATAN

Tujuan Evaluasi
No Diagnosa Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Resiko perubahan Setelah Dengan
perfusi jaringan dilakukan menggunakan lembar
serebral pada tindakan balik, leafleat, alat
keluarga bapak keperawatan
peraga keluarga
UK, khususnya selama 1 minggu
bapak UK dengan pada keluarga mampu :
Hipertensi Bapak UK 1. Mengenal masalah  Kaji tentang tingkat
perfusi jaringan hipertensi : pengetahuan keluarga
tetap baik a. pengertian Respon verbal Hipertensi adalah mengenal masalah
a. pengertian hipertensi
hipertensi kenaikan tekanan darah
b. penyebab intervensi
diatas normal, yaitu lebih c. tanda dan gejala
dari 130/90 mmHg hipertensi

b. penyebab Respon verbal Keluarga dapat  evaluasi pengetahuan


hipertensi menyebutkan 1 dari 2 dan pemahaman
penyebab hipertensi : keluarga terhadap
1. Penyebabnya penjelasan yang
diberikan
diketahui
(penggunaan
 beri reinforcement
KB, gaya hidup, kepada keluarga
dll) terhadap pemahaman
2. Penyababnya masalah hipertensi
tidak diketahui
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 30

c. tanda dan Respon verbal Keluarga dapat


gejala menyebutkan 3 dari 6
hipertensi tanda dan gejala
hipertensi
1. Sakit kepala
bagian belakang
2. Susah tidur
3. Dada berdebar
4. Jadi pemarah
5. Mata berkunang-
kunang
6. Telinga
berdenging

d. keluarga dapat Respon verbal Keluarga dapat mengenal


mengindentifik masalah kesehatan yang
asi masalah dialami oleh keluarga
kesehatan
hipertensi

2. Mengambil
keputusan :
a. Akibat dari Respon verbal Keluarga dapat 1. Kaji tingkat
hipertensi menyebutkan 2 dari 5 pengetahuan keluarga
akibat hipertensi tentang akibat hipertensi
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 31

1. Bisa Penyakit
stoke 2. Identifikasi keputusan
2. Gagal Jantung keluarga yang dapat
3. Gagal ginjal diambil untuk merawat
anggota keluarga
b. Keluarga dapat Kunjungan
Keluarga dapat 3. Jelaskan kepada
mengambil yang tidak
mengambil keputusan keluarga akibat
keputusan untuk direncanakan
untuk merawat anggota hipertensi
merawat anggota
keluarga keluarga yang sakit
4. Evaluasi pemahaman
keluarga terhadap
penjelasan yang
diberikan tentang
penyakit hipertensi

5. Beri reinforcement
kepada keluarga tentang
pengambilan keputusan
3.Merawat anggota keluarga
keluarga dengan
masalah hipertensi:

Diet pada hipertensi


a. Diet Redemonstrasi 1. Kaji tingkat
hipertensi makanan yang boleh : pengetahuan keluarga
Sayuran, buah-buahan, tentang pengobatan
da jus Hipertensi

Makanan yang tidak 2. Identifikasi cara


keluarga merawat
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 32

boleh dimakan : anggota keluarganya


Ikan asin atau makanan
yang tinggi garam, 3. Jelaskan keluarga
makanan dan minuman tentang pengobatan
tradisional, cara
yang banyak diawetkan
pencegahan hipertensi,
dan cara mengolah
b. Pengobatan Redomonstrasi Pengobatan tradisional makanan yang benar.
tradisional pada hipertensi
pada Bahan : 4. Evaluasi pemahaman
hipertensi keluarga terhadap
1. ME
NGKUDU penjelasan yang telah
Ambillah 3 buah diberikan.
mengkudu kemudian ’
parut dan peras 5. Beri reinforcement
airnya kepada keluarga tentang
cara merawat anggota
Usahakan airnya
keluarga yang sakit.
sampai satu gelas
Minum setiap pagi dan
sore.

2. BEL
IMBING BUAH
Dengan merebus 3
buah belimbing
wuluh yang diiris
dengan 3 gelas air
sampai tinggal
setengahnya.
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 33

Kemudian, saring dan


c. Cara Redomonstrasi minum di pagi hari.
mengolah
makanan Cara mengolah
makanan hipertensi :
1. Mengurangi
makanan rendah
garam, campurkan
garam ke dalam
masakan ketika
masakan itu sudah
mencapai
kematangan
(mengolah nya
dengan sebentar)

4.Memodifikasi
Lingkungan
a. Pentingnya Respon verbal 1. Kaji tingkat
kebersihan pengetahuan keluarga
lingkungan Pentingnya kebersihan: tentang kebersihan
1. Lebih nyaman lingkungan.
2. Sehat
3. Tidak stress 2. Identifikasi cara
keluarga menjaga
kebersihan lingkungan.
b. Cara menjaga Redomonstrasi
kebersihan
lingkungan 3. Jelaskan kepada
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 34

Rumah sehat / cara keluarga tentang


menjaga kebersihan pentingnya kebersihan
lingkungan: rumah sehat lingkungan dan
penataan
yang ada penyinaran
perlengkapan/peralatan
matahari, adanya udara di dalam rumah.
yang masuk/keluar
rumah seperti jendela, 4. Evaluasi pemahaman
c. Penataan harus menjaga keluarga terhadap
rumah Redomonstrasi kebersihan rumah. penjelasan yang
diberikan.
Penataan rumah harus
secara rapih dalam 5. Beri reinforcement
kepada keluarga
menata segala sesuatu
terhadap pemahaman
perlengkapan / peralaan kebersihan lingkungan.
rumah tangga dan tidak
membiasakan menaruh
segala sesuatu dengan
berantakan di dalam
rumah.
d. Keluarga
dapat secara Kunjungan
mandiri
memodifikasi yang tidak
lingkungan direncanakan Keluarga dapat secara
mandiri memodifikasi
lingkungan dengan cara
menjaga kebersihan
sekitar lingkungan rumah
(ruang tamu dan kamar),
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 35

dan menghindari
penetaan-penataan
perlengkapan/peralataan
yang berantakan di
sekitar rumah.
5. Memanfaat kan
fasilitas
pelayanan
kesehatan : 1. Kaji tingkat
a. Jenis pengetahuan keluarga
pelayanan Respon verbal tentang pelayanan
kesehatan.
kesehatan
Jenis YanKes :
2. Identifikasi terhadap
1. Puskesmas pelayanan kesehatan
2. Pengobatan yang biasa digunakan.
Spiritual (Tabib,
dsb)
3. Jelaskan kepada
3. Klinik swasta
b. Manfaat keluarga tentang
4. Rumah sakit
pelayanan Respon verbal manfaat pelayanan
kesehatan kesehatan
Manfaat YanKes : 4. Evaluasi pemahaman
1. Dapat informasi keluarga terhadap
kesehatan penjelasan yang
2. Mendapatkan diberikan
pelayanan
kesehatan 5. Beri reinforcement
c. Keluarga 3. Mencegah kepada keluarga
dapat komplikasi terhadap pemahaman
menunjukan Kunjungan
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 36

kartu berobat yang tidak di Keluarga dapat pelayanan kesehatan


rencanakan menunjukkan kartu
berobat
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 37

BAB 4
PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan pada keluarga rentan didasarkan pada kondisi yang


terjadi pada klien. Keluarga Bapak UK menjadi keluarga rentan pada tahap
perkembangannya, dengan memperhatikan empat kondisi yaitu fisik, psikologis,
sosial, dan ekonomi. Keempat kondisi ini yang menjadi indikator yang menentukan
kerentanan pada keluarga dengan tahap perkembangan lansia.
Lansia mengalami berbagai perubahan pada fungsi tubuh. Secara fisik terjadi
penurunan pada berbagai fungsi tubuh. Seperti halnya yang ditemukan pada keluarga
Bapak UK, yang digolongkan menjadi keluarga rentan karena kondisi fisiknya.
Secara fisik atau biologis, keluarga Bapak UK mengalami bebagai penyakit seperti
hipertensi, hipertropi prostat, rematik dan DM. Dengan adanya penyakit ini
menandakan telah terjadi berbagai perubahan fungsi tubuh pada lansia.
Masalah kesehatan yang dialami keluarga menjadi salah satu indikator telah
perubahan fisik pada lansia. Penyakit hipertensi menandakan telah terjadi masalah
pada sisem sirkulasi darah. Kondisi ini akan berdampak secara sistemik pada klien,
selain itu juga akan berdampak pada keluarga klien. Secara sistemik akibat hipertensi
akan mempengaruhi organ tubuhlainyaseperti jantung, ginjal, paru, dan bahkan
terjadi gangguan pada fungsi otak.
Perubahan psikososial pada lansia berhubungan dengan perubahan fisik dan
sosial, yang mengakibatkan timbulnya penurunan fungsi, kemunduran orientasi,
penglihatan, pendengaran mengakibatkan kurangnya percaya diri pada fungsi
mereka. Mundurnya daya ingat, penurunan degenerasi sel sel otak, bahkan
mengalami halusinasi.
Perubahan mental atau psikologis terjadi karena banyak faktor diantarnya
karena perubahan fisik, khususnya organ perasa, kesehatan umum yang dialami oleh
lansia, tingkat pendidikan lansia yang bervariasi, dan faktor dari lingkungan. Faktor
psikologis lain yang menyertai lansia adalah rasa tabu atau malu bila
mempertahankan kehidupan seksual pada lansia, sikap keluarga dan masyarakat yang
kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan budaya, kelelahan atau kebosanan
karena kurang variasi dalam kehidupannya, dan Pasangan hidup telah meninggal.
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 38

Perubahan lain yang terjadi pada lansia yaitu konsep diri. Lansia mengalami
Perubahan kepribadian yang drastis. Keadaan ini jarang terjadi lebih sering berupa
ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin oleh karena faktor
lain seperti penyakit-penyakit. Selain itu ada masalah pada memori atau kenangan
yang terganggu pada lansia. Secara psikologis keluarga Bapak UK tidak begitu
merasakan perubahan, karena adanya tuntutan untuk mempertahankan hidup.
Keluarga Bapak UK secara sosial tidak mengalami masalah yang berarti. Hal
ini dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan klien. Keluarga Bapak UK masih aktif
melakukan hubungan sosial di masyarakat dan tidak mengalami isolasi sosial karena
kondisi keluarganya.
Penyakit yang diderita Bapak UK dan anggota keluarga yang lainya akan
berpengaruh pada anggota keluarga lainya dalam menjalankan peran dan fungsinya.
Jika terjadi sakit pada kepala keluarga tentunya akan mempengaruhi sumber
pendapatan keluarga. Hal ini ditunjukkan bahwa Bapak UK masih bekerja untuk
memenuhi kebutuhan anggota keluarganya. Dengan penyakit yang diderita tentunya
akan mempengaruhi produktifitas klien. Selain itu jika terjadi masalah kesehatan
pada istri juga akan membawa perubahan secara sistemik pada keluarga, terutama
dalam mengatur dan mengelola rumah tangga. Selain itu keluarga bapak UK juga
tidak memiliki jaminan kesehatan. hal ini akan memperberat kondisi keluarga dengan
pendapatannya yang rendah.
Hal ini jelas terlihat, bahwa masalah apapun yang terjadi dalam keluarga akan
mempengaruhi anggota keluarga yang lainya. Inilah yang dikatakan keluarga sebagai
unit utama dalam pemberian asuhan keperawatan. Selain itu keluarga juga yang
dapat mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga.
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 39

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

Asuhan keperawatan pada keluarga rentan menjadi fokus perhatian tersendiri


bagi perawat komunitas. Hal ini didasarkan akan faktor yang membuat suatu
komunitas, keluarga, kelompok, dan individu menjadi rentan. Kondisi fisik,
psikologis, sosial, dan ekonomi merupakan karakteristik penentu kerentanan.
Keluarga dengan tahap perkembangan lansia mejadi kelompok rentan
didasari pada empat kondisi. Secara fisik lansia telah mengalami penurunan fungsi
tubuh, yang akan mempengaruhi produktifitas lansia. Secara psikologis lansia
cenderung lebih sensitif karena beberapa perubahan yang ada pada dirinya. Kondisi
sosial lansia mulai mengalami perubahan, hal ini dapat dilihat dari kemampuan dan
keinginan lansia yang cenderung menyukai komunitasnya. Dan secara ekonomi
lansia cenderung mengalami penurunan pendapatan.
Empat perubahan atau kondisi tersebut membuat lansia menjadi rentan. Hal
ini akan diperberat jika tidak ada dukungan padan lansia. Keluarga dan tim kesehatan
merupakan sistem pendukung yang harus membantu lansia untuk mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesehatannya.
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Rentan: Lansia 40

DAFTAR PUSTAKA

Allender J.A. Spradley, B.W. (2010) Community Health Nursing : Concept and
Practice, 7th edition, Philadelphia : Lippincot.
Ervin, N.E. (2002). Advanced community health nursing practice. New Jersey:
Pearson Education
Friedman, M.M. (2005). Family nursing: Research, theory, and practice (5 th
ed.).Connecticut: Appleton & Lange
Kaakinen, Joana R., Duff, Vivian G., Coehlo, Deborah P., Hanson, Shirley MH
(2010) Family Health Care Nursing : Th eory, Practice and Research, 4th
edition, E A Davis Company.
Nies, M.A. & Mc Ewan, M. (2001). Community health nursing: Promoting the health
of population, 3rd edition. Philadelphia: W.B. Saunders
Stanhope, M. Lancaster, J.(2004) Community and Public Health Nursing, 6th
edition, Saint Louis, Missouri : Mosby

Anda mungkin juga menyukai