Anda di halaman 1dari 35

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT


WANITA PADA IBU MENYUSUI DAN BAYI

Diajukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam

Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II Program Studi Pendidikan Profesi Ners

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indoneia Maju

Disusun Oleh :

AMBAR ANDRIYANI 08200100140

SYAH TRIANA 08200100141

SANTIANA RM TAMPUBOLON 08200100142

SITI KOMALASARI 08200100143

IMAS MULYA ASIH 08200100144

EFIATIN 08200100145

ANIS HAFNISA 08200100146

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONEIA MAJU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Pencipta dan Pemelihara
alam semesta ini, atas karunianya kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Agregat Wanita Pada Ibu Menyusui dan Bayi”. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan bagi nabi Muhammad SAW, keluarga dan para pengikutnya yang
setia hingga akhir zaman termasuk kita semua.

Disadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam pembahasan makalah ini dari
teknis penulisan sampai dengan pembahasan materi untuk itubesar harapan kami akan
saran dan masukan yang sifatnya mendukung untuk perbaikan ke depannya.

Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pembimbing yang telah
memberi arahan untuk membuat Makalah ini dan tidak lupa untuk rekan rekan
mahasiswa kami ucapkan terima kasih semoga apa yang saya susun bermanfaat.

Jakarta, Oktober 2021

Tim Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laktasi merupakan suatu masa dimana terjadi perubahan


pada payudara ibu, sehingga mampu memproduksi ASI dan
merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara
rangsangan mekanik, saraf, dan berbagai macam hormon ASI
sehingga dapat keluar (Turlina & Wijayanti, 2015). Air Susu Ibu
(ASI) merupakan pangan kompleks karena mengandung zat-zat
gizi lengkap, yang merupakan nutrisi ideal untuk menunjang
kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal
(Amin, Agung, & W, 2014).
Dengan memberikan air susu ibu kepada bayi akan
mendapatkan manfaat dan kelebihan Sesungguhnya, lebih dari 100
jenis zat gizi terdapat dalam ASI. Komposisi zat dalam ASI antara
lain 88,1% air, 3,8% lemak, 0,9% protein, 7% laktosa, serta 0,2%
zat lainnya berupa DHA, DAA, sphynogelin, dan zat gizi lainnya.
Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan dapat
menyelamatkan 1,3 juta jiwa anak diseluruh dunia, termasuk 22%
nyawa yang melayang setelah kelahiran. (Ida & Irianto, 2015).
Chin et al. (2008) menyatakan bahwa ibu yang gagal dalam
praktik menyusui eksklusif disebabkan karena pengetahuan dan
motivasi yang kurang. Upaya yang dilakukan petugas kesehatan
untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif adalah melalui
penyuluhan individu yang dilakukan satu sampai dua kali dalam
satu minggu yang sifatnya memberikan informasi mengenai ASI
eksklusif dan manfaatnya, dan perawatan payudara. Kegiatan
konseling laktasi membantu memotivasi ibu untuk menyusui ASI
secara eksklusif. (Ambarwati, Muis, & Susantini, 2014).
B. Tujuan penulisan

Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang Agregat


wanita

C. Ruang lingkup
Penyusunan makalah ini membahas tentang Agregat Wanita.

D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan dengan
mempelajari buku – buku referensi yang terkait dengan agregat wanita.

E. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut : BAB I pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, ruang
lingkup, metode penuliisan, dan sistematika penulisan. BAB II tinjauan teori.
BAB III penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Daftar Pustaka.
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
AGREGAT WANITA PADA IBU MENYUSUI DAN BAYI
DI DUSUN 02 TENGAH RT 002/ RW 004, DESA JATIRENGGANG
KECAMATAN PABUARAN KABUPATEN CIREBON

A. Tinjauan Pustaka
1. Bayi
Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah
terlahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan otak dan
fisik bayi selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi yang terlahir
prematur maupun bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat
badan rendah. Baik ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat si bayi
juga harus selalu mengawasi serta memberikan perawatan yang terbaik
bagi bayi sampai bayi berumur 1 tahun.
Tahap-tahap perkembangan bayi:
a. Usia 1 bulan
a) Di hari-hari pertama setelah kelahiran, bayi belum bisa membuka
matanya. Namun setelah berjalan beberapa hari kemudian, ia akan
bisa melihat pada jarak 20 cm.
b) Bulan pertama ini bayi akan memulai adaptasinya dengan
lingkungan baru
c) Memiliki gerakan refleks alami.
d) Memiliki kepekaan terhadap sentuhan.
e) Secara refleks kepalanya akan bergerak ke bagian tubuh yang
disentuh.
f) Sedikit demi sedikit sudah bisa tersenyum.
g) Komunikasi yang digunakan adalah menangis. Arti dari tangisan
itu sendiri akan Anda ketahui setelah mengenal tangisannya,
apakah ia lapar, haus, gerah, atau hal lainnya.
h) Peka terhadap sentuhan jari yang disentuh ke tangannya hingga ia
memegang jari tersebut.
i) Tiada hari tanpa menghabiskan waktunya dengan tidur.
b. Usia 2 bulan
a) Sudah bisa melihat dengan jelas dan bisa membedakan muka
dengan suara.
b) Bisa menggerakkan kepala ke kiri atau ke kanan, dan ke tengah.
c) Bereaksi kaget atau terkejut saat mendengar suara keras.
c. Usia 3 bulan
a) Sudah mulai bisa mengangkat kepala setinggi 45 derajat.
b) Memberikan reaksi ocehan ataupun menyahut dengan ocehan.
c) Tertawanya sudah mulai keras.
d) Bisa membalas senyum di saat Anda mengajaknya bicara atau
tersenyum.
e) Mulai mengenal ibu dengan penglihatannya, penciuman,
pendengaran, serta kontak.
d. Usia 4 bulan
a) Bisa berbalik dari mulai telungkup ke terlentang.
b) Sudah bisa mengangkat kepala setinggi 90 derajat.
c) Sudah bisa menggenggam benda yang ada di jari jemarinya.
d) Mulai memperluas jarak pandangannya.
e. Usia 5 bulan
a) Dapat mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.
b) Mulai memainkan dan memegang tangannya sendiri.
c) Matanya sudah bisa tertuju pada benda-benda kecil.
f. Usia 6 bulan
a) Bisa meraih benda yang terdapat dalam jangkauannya.
b) Saat tertawa terkadang memperlihatkan kegembiraan dengan
suara tawa yang ceria.
c) Sudah bisa bermain sendiri.
d) Akan tersenyum saat melihat gambar atau saat sedang bermain.
g. Usia 7 bulan
a) Sudah bisa duduk sendiri dengan sikap bersila.
b) Mulai belajar merangkak.
c) Bisa bermain tepuk tangan dan cilukba.
h. Usia 8 bulan
a) Merangkak untuk mendekati seseorang atau mengambil
mainannya.
b) Bisa memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya.
c) Sudah bisa mengeluarkan suara-suara seperti, mamama, bababa,
dadada, tatata.
d) Bisa memegang dan makan kue sendiri.
e) Dapat mengambil benda-benda yang tidak terlalu besar.
i. Usia 9 bulan
a) Sudah mulai belajar berdiri dengan kedua kaki yang juga ikut
menyangga berat badannya.
b) Mengambil benda-benda yang dipegang di kedua tangannya.
c) Mulai bisa mencari mainan atau benda yang jatuh di sekitarnya.
d) Senang melempar-lemparkan benda atau mainan.
j. Usia 10 bulan
a) Mulai belajar mengangkat badannya pada posisi berdiri.
b) Bisa menggenggam benda yang dipegang dengan erat.
c) Dapat mengulurkan badan atau lengannya untuk meraih mainan.
k. Usia 11 bulan
a) Setelah bisa mengangkat badannya, mulai belajar berdiri dan
berpegangan dengan kursi atau meja selama 30 detik.
b) Mulai senang memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
c) Bisa mengulang untuk menirukan bunyi yang didengar.
d) Senang diajak bermain cilukba.
l. Usia 12 bulan
a) Mulai berjalan dengan dituntun.
b) Bisa menyebutkan 2-3 suku kata yang sama.
c) Mengembangkan rasa ingin tahu, suka memegang apa saja.
d) Mulai mengenal dan berkembang dengan lingkungan sekitarnya.
e) Reaksi cepat terhadap suara berbisik.
f) Sudah bisa mengenal anggota keluarga.
g) Tidak cepat mengenal orang baru serta takut dengan orang yang
tidak dikenal/asing.
2. Ibu Menyusui
Menyusui merupakan cara pemberian makan yang diberikan secara
langsung oleh ibu kepada anaknya, namun seringkali ibu menyusui kurang
memahami dan kurang mendapatkan informasi, bahkan sering kali ibu-ibu
mendapatkan suatu informasi yang salah tentang manfaat ASI ekslusif
itusendiri, tentang bagaimana cara menyusui ataupun langka-langkah
menyusui yang benar kepada bayinya, dan kurangnya informasi yang
diberikan tentang dampak apabila Asi esklusif itu tidak diberikan dan apa
yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui secara
ekslusif kepada bayinya (UtamiRoesli, 2000). Salah satu langkah untuk
menanggulangi kekurangan informasi seorang ibu yaitu dengan berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan menyusui. Salah satu contoh kegiatan
untuk ibu menyusui yaitu Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
(LMKM). LMKM disini memiliki fungsi untuk mendorong pembentukan
kelompok pendukung ASI serta menganjurkan ibu yang baru melahirkan
untuk berhubungan dengan kelompok ini ketika sudah keluar dari rumah
sakit atau klinik. Yang termasuk 10 LMKM yaitu:

1. Sarana pelayanan kesehatan mempunyai kebijakan tentang penerapan


10 langkah menuju keberhasilan menyusui dan melarang promosi
PASI. Sarana pelayanan kesehatan melakukan pelatihan untuk staf
sendiri ataulainnya
2. Menyiapkan ibu hamil untuk mengetahui manfaat ASI dan langkah
keberhasilan menyusui.
3. Memberikan konseling apabila ibu penderita infeksi HIV positif 
4. Melakukan kontak dan menyusui dini bayi baru lahir (1/2 – 1 jam
setelahlahir)
5. Membantu ibu melakukan teknik menyusui yang benar (posisi
peletakan tubuh bayi dan pelekatan mulut bayi pada payudara)
6. Hanya memberikan ASI saja tanpa minuman pralaktal sejak bayi lahir.
7. Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi
8. Melaksanakan pemberian ASI sesering dan semau bayi
9. Tidak memberikan dot/empeng
10. Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang dari sarana pelayanan
kesehatan

B. PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Kisi-Kisi Kajian
1) Data Inti
Dusun bender dukuh merupakan daerah bukit yang terletak di
daerah ungaran barat. Pada RW 07 terdapat 4 RT, dengan
jumlah penduduk 514 orang, dengan distribusi laki-laki
sebanyak 248 orang dan perempuan 266 orang.
No jenis kelamin frekuensi persentase
1 laki-laki 248 48%
2 perempuan 266 52%
2) Demografi
Berdasarkan hasil wawancara dan pembagian kuisioner tanggal
22 Juni 2015 dengan ibu kader desa mengatakan jumlah ibu
menyusui sebanyak 10 orang, 1 orang mengeluh anak nya sudah
tidak mau menyusu sejak 1 bulan yang lalu dan 3 orang
mengeluh anaknya ditinggal kerja serta 6 orang mengatakan
tidak ada keluhan. 30% ibu tidak mengetahui tentang ASI
eksklusif dan 70% belum pernah mendapat penyuluhan tentang
ASI eksklusif dan 30% ibu tidak tahu tentang penyimpanan ASI.

3) Data Sub Sistem


1. Lingkungan fisik
Rumah-rumah di dusun bender dukuh kususnya pada
RW 07 terbuat dari tembok/permanen dan papan,
beralaskan keramik dan memiliki ventilasi yang cukup,
tetapi masih ada juga yang terbuat dari kayu dan beralaskan
tanah atau semen. Penerangan listrik di dusun Bender
dukuh sudah merata. Setiap rumah mimiliki halaman yang
kurang begitu luas. Bayi di dusun Bender dukuh biasanya
kalau pagi sering di jemur matahari dan jika sore di
gendong oleh orang tuannya atau simbah atau pengasuh di
depan rumah.
2. Pelayanan kesehatan dan social
Di dusun Bender dukuh kususnya RW 07 untuk
posyandu bayi dan balita sudah diadakan di setiap RW
setiap hari minggu pada minggu ke 1 dalam 1 bulan. Di
dalam posyandu bayi dan balita terdapat kader-kader
kesehatan yaitu ibu bidan desa, ibu RW, kader desa pilihan
dll. Posyandu bayi dan balita biasanya dilakukan pukul
09.00 WIB sehingga banyak bayi yang yang tidak
mengunjungi posyandu tidak dengan orang tua bisa dengan
nenek atau pengasuh. Selain itu banyak ibu yang kurang
begitu paham mengenai pentingnya pemberian Asi esklusif.
3. Ekonomi
Mayarakat di dususn Bender dukuh merupakan warga
pra sejahtera dengan mata pencaharian utama adalah
sebagai buruh pabrik, buruh lepas, karyawan swasta dan
petani, serta ibu rumah tangga. Dimana penghasilan mereka
dalam sebulan kurang lebih Rp 500.000,00 - Rp
1.200.000,00.

4. Keamanan dan transportasi


Tidak ada yang mempunyai perilaku yang
membahayakan, seperti merokok, minum, dll. Alat
transportasi untuk berpergian adalah sepeda motor.
5. Pemerintahan dan politik
Kebijakan pemerintah di RW 07 belum mendukung
pelayanan kesehatan yang ada secara maksimal. Terbukti
dengan belum adanya sosialisasi maupun penyuluhan yang
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya
tentang pemberian ASI esklusif pada bayi dan balita.
6. Komunikasi
Di RW 07 masih menggunakan sarana komunikasi dua
arah atau komunikasi secara langsung. Tetapi juga sudah
ada yang menggunakan alat komunikasi yang lebih canggih
yaitu HP.
7. Pendidikan
Di RW 07 tidak terdapat SD atau TK. Tetapi
kebanyakan Ibu bayi sudah banyak yang kurang sadar
mengenai posyandu balita yang diselenggarakan di RW
8. Rekreasi
Bagi ibu menyusui yang mempunyai bayi dan balita
jika mereka ingin menimang-nimang bayinya mereka jalan-
jalan sekitar depan rumah.
4) Data persepsi
1) Persepsi penduduk
Keadaan desa di RW 07 nyaman dan tentram.
Mayarakat disana saling tolong-menolong satu sama lain
dan masih menjunjung tinggi nilai-nilai sosial yang
diterapkan oleh leluhur, seperti tenggang rasa. Kelompok
bayi dan ibu menyusui sudah sadar tentang adanya
posyandu balita dan merasa bahwa masyarakat di dusun
bender dukuh sangatlah baik dan suka membantu satu sama
lain, dan selalu menyelesaikan masalah dengan
musyawarah.
2) Persepsi perawat
Masyarakat di dusun bender dukuh belum memiliki
fasilitas kesehatan yang cukup dikarenakan jauhnya jarak
puskesmas dan kurang nya fasilitas kesehatan yang lain.
Selain itu jumlah tenaga kesehatan yang ada pun masih
jauh dari yang dibutuhkan. Tetapi didusun bender dukuh
telah mengkoordinasikan masyarakatnya untuk
mengadakan kegiatan posyandu untuk bayi dan balita yang
diselenggarakan tiap bulannya.

b. Hasil Kajian
Setelah dilakukan pengkajian dengan wawancara, observasi dan
kuesioner dengan masyarakat dan kader desa bahwa ada ibu yag
mengeluh tentang kebinggungannya yang tidak bisa memberikan ASI
eksklusif dan kurangnya penyuluhan tentang ASI eksklusif.
1. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari kader pada
tanggal 17 juni 2015 didapatkan data bahwa jumlah ibu yang
menyusui sebanyak 10 orang.
usia anak yang
no disusuin frekuensi persentase
1 0-6 bulan 1 10%
2 6 bulan - 2 tahun 9 90%

0-6 bulan 6 bulan - 2 tahun

10%

90%

2. Keluhan saat menyusui


no Keluhan frekuensi persentasi
1 tidak mau menyusu 1 10%
2 ditinggal kerja 3 32%
3 tidak keluhan 6 60%
Berdasarkan hasil wawancara di peroleh dari ibu yang menyusui
didapatkan hasil, 10% dari 10 ibu yang menyusui keluhan yang
dirasakan adalah bayi/ balita tidak mau menyusu dan 30 %
ditinggal kerja sedangkan 60% tidak ada keluhan.

3. Pemberian ASI
no pemberian ASI Column3 Column4
1 ASI saja usia 1 hari-6 bulan 4 40%
ASI+susu formula usia 1 hari –
2 sekarang 6 60%

Dari 10 orang ibu menyususi di dusun bender dukuh, 40% orang


menggunakan ASI dengan umur bayi 1 hari- 6 bulan dan 60%
lainya mendampingi ASI dengan susu formula dengan umur bayi 1
hari sampai sekarang. Dari hasil wawancara ibu menyusui
didapatkan data ibu tidak memberikan ASI saja pada bayinya
karena terikat pekerjaan sehingga ibu tidak memiliki waktu yang
cukup untuk selalu memberikan ASI.

4. Pengetahuan ibu tentang ASI


no pengetahuan ASI frekuensi persentase
1 tahu 7 70%
2 belum tahu 3 30%

Dari 10 orang ibu menyususi, 70% orang ibu tau tentang ASI
eksklusif dan 30% orang lainya belum tahu apa itu ASI ekslusif.
Dari hasil wawancara ibu menyusui belum mengetahui tentang ASI
eksklusif yang diberikan selama 6 bulan tetapi 100 % tidak
mengetahui pemberian ASI esklusif dan mereka memberikan Asi
sampai 2 tahun.

5. Sumber informasi
sumber
no informasi frekuensi persentase
1 bidan desa 1 10%
2 rumah sakit 2 20%
tdk mndpt
3 informsi 7 70%
Dari 10 orang ibu menyususi, 10 % orang ibu mendapat informasi
hanya dari bidan desa, 20% orang ibu mendapat informasi dari
rumah sakit, dan 70% orang ibu tidak mendapat informasi tentang
ASI eksklusif.

6. Pengeluaran ASI
No pengeluaran ASI frekuensi persentase
1 ASI lancer 10 100%
2 ASI kurang/tidak lancar 0 0%

Berdasarkan hasil wawancara di peroleh data 100% orang ibu ASI


lancar.
7. Pengetahuan tentang penyuluhan ASI eksklusif
penyuluhan
ASI
no EKSKLUSIF frekuensi persentase
1 tahu 3 30%
2 tidak tahu 7 70%

Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner yang diperoleh dari


ibu yang menyusui didapatkan hasil, 70% dari 10 ibu menyusui
tidak tahu pernah mengikuti penyuluhan tentang ASI eksklusif dan
30% ibu menyusui sudah pernah mengikuti penyuluhan tentang
ASI eksklusif.

8. Pengetahuan memerah ASI


CARA
MEMERAH
NO ASI frekuensi presentasi
1 manual 5 50%
menggunakan
2 alat 5 50%
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu yang menyusui
didapatkan hasil, 50% dari 10 ibu menyusui belum tahu cara
memerah ASI secara manual, dan 50% ibu menyusui sudah tahu
cara memerah ASI dengan menggunakan alat .

9. Pengetahuan penyimpanan ASI


pengetahuan
menyimpan
No ASI frekuensi Presentase
1 tahu 7 70%
2 tidak tahu 3 30%
Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner didapatkan 30% dari
10 orang ibu menyusui belum tahu cara menyimpan ASI, dan 70%
ibu menyusui sudah tahu cara menyimpan ASI

10. Pendidikan ibu menyusui


No pendidikan ibu frekuensi persentase
1 SMP 2 20%
2 SMA 7 70%
3 SD 1 10%

Berdasarkan wawancara yang diperoleh dari ibu yang menyusui di


dapatkan hasil, 70% ibu yang menyusui di dusun bender dukuh
mempunyai tingkat pendidikan SMA dan 20% ibu menyusui
mempunyai pendidikan SMP dan 10% ibu menyusui mempunyai
pendidikan SD.
11. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dari ibu yang
menyusui didapatkan hasil, semua ibu yang menyusui mempunyai
buku KMS tetapi tidak diisi
12. Berdasarkan observasi dan wawancara pada ibu yang menyusui
belum pernah mendapat penyuluhan tentang ASI eksklusif.

13. Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner ibu menyusui belum


tahu cara memerah susu secara manual.
14. Berdasarakan hasil wawancara dan kuisioner pada ibu menyusui
mengatakan sudah tahu cara menyimpan ASI tetapi belum tahu
cara memberikan pada anak nya.
C. ANALISA DATA
No. Data Masalah keperawatan Diagnosa
1. Data subjektif : Kurangnya pengetahuan ibu menyusui Kurang pengetahuan Ibu menyusui di
ibu menyusui mengatakan sering kali tidak tentang tentang ASI eksklusif dan dusun bender dukuh RW 07 RT 01, 02,
memberikan ASI eksklusif pada bayi atau kurangnya motivasi pada ibu 03, 04. berhubungan dengan sedikitnya
balita diatas usia kurang lebih 1 tahun menyusui ibu menyusui mengikuti penyuluhan
sehingga lebih memilih memberikan susu tentang ASI eksklusif ditandai dengan
formula pada bayi atau bailtanya dengan ibu yang bekerja memberikan susu
alasan bayi masih menanggis/ rewel terus jika formula dan rendahnya motivasi ibu
hanya diberi ASI, atau dengan alasan kerja. menyusui untuk datang ke posyandu
Data objektif :
 60% ibu menyusui tidak memberikan
ASI eksklusif
 30% ibu menyusui tidak tahu manfaat
ASI dan kandungannya
 70% ibu menyusui tidak pernah
mengikuti penyuluhan tentang ASI
eksklusif
 30% ibu menyusui bekerja
Data sekunder:
 Berdasarkan data yang diperoleh dari
kader posyandu sebagian ibu menyusui
memberikan susu formula dan sedikit ibu
menyusui yang membawa anaknya ke
posyandu dan terkadang hanya
diwakilkan pada simbah atau
pengasuhnya.
Data subjektif: Kurang pengetahuan Ibu menyusui di
2.  Ibu menyusui mengatakan Kurangnya pengetahuan ibu menyusui dusun bender dukuh RW 07 RT 01, 02,
mengetahui cara penyimpanan ASI tentang penyimpanan ASI eksklusif 03, 04. berhubungan dengan
dikulkas, tetapi tidak tahu bagaimana serta bagaimana cara memerah ASI ketidaktahuan penyimpanan ASI dan
cara memberikan pada anaknya. secara manual cara memerah ASI ditandai dengan ibu
Data objektif: yang lebih memlilih memberikan susu
 50% ibu menyusui tidak tahu cara formula.
memerah susu secara manual
 70% ibu tahu cara menyimpan ASI
dengan baik.
PRIORITAS MASALAH KESEHATAN
NO DIAGNOSA KOMUNITAS KRITERIA SKOR PRIORI
A B C D E F
TAS
1. Kurangnya pengetahuan Ibu menyusui tentang ASI 4 5 5 6 8 7 35 1
di dusun bender dukuh RW 07 RT 01, 02, 03, 04.
berhubungan dengan sedikitnya ibu menyusui
mengikuti penyuluhan tentang ASI eksklusif
ditandai dengan ibu yang bekerja memberikan susu
formula dan rendahnya motivasi ibu menyusui
untuk datang ke posyandu

2 Kurangnya pengetahuan Ibu menyusui di dusun 5 5 5 5 5 7 32 2


bender dukuh RW 07 RT 01, 02, 03, 04.
berhubungan dengan ketidaktahuan cara
penyimpanan ASI dan memerah ASI ditandai
dengan ibu yang lebih memlilih memberikan susu
formula.
TOTAL

KETERANGAN
A : Kesadaran masyarakat
B : Motivasi komunitas untuk mengatasi masalah
C : Kemampuan perawat untuk mengatasi masalah
D : Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi masalah
E : Beratnya akibat masalah jika masih tetap
F : Cepatnya masalah teratasi
Skor penilaian 1-10

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Kurangnya pengetahuan Ibu menyusui tentang ASI di dusun bender dukuh RW 07 RT 01, 02, 03, 04. berhubungan dengan
sedikitnya ibu menyusui mengikuti penyuluhan tentang ASI eksklusif ditandai dengan ibu yang bekerja memberikan susu formula
dan rendahnya motivasi ibu menyusui untuk datang ke posyandu
2. Kurangnya pengetahuan Ibu menyusui di dusun bender dukuh RW 07 RT 01, 02, 03, 04. berhubungan dengan ketidaktahuan cara
penyimpanan ASI dan memerah ASI ditandai dengan ibu yang lebih memlilih memberikan susu formula.

E. PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Diagnosa Kep. Tujuan Rencana Intervensi Rencana Evaluasi
Jangka Panjang Jangka Pendek Kriteria Standar
Komunitas
Setelah dilakukan Setelah dilakukan MANDIRI : Kognitif  60 % ibu
1. Kurangnya asuhan asuhan a. Penyuluhan tentang menyusui tahu
pengetahuan keperawatan keperawatan tentang ASI eksklusif tentang ASI
Ibu menyusui selama 1 kali selama 1 kali Eksklusif
tentang ASI di pendidikan pendidikan b. Penyuluhan tentang  30 % ibu tahu
dusun bender kesehatan, kesehatan, manfaat dan kandungan manfaat dan
dukuh RW 07 diharapkan : diharapkan ibu yang ada pada ASI kandungan ASI
RT 01, 02, 03, a. Sebagian besar menyusui di dusun
04. ibu menyusui bender dukuh : Afektif  60 % ibu tahu
berhubungan memberikan a.Tahu tentang c. Penyuluhan tentang tentang tentang
dengan ASI eksklusif tentang manfaat memberikan ASI untuk anak
sedikitnya ibu b. Sebagian besar pemberian ASI ASI eksklusif dan dan manfaat
menyusui ibu menyusui eksklusif manfaat tidak membeli tidak membeli
mengikuti mengantarkan b.Mau susu formula susu formula
penyuluhan anaknya memberikan ASI
tentang ASI sendiri ke eksklusif
eksklusif posyandu c.Mampu KELOMPOK:
ditandai dengan c. Sebagian besar menyebutkan Psikomotor  60 % ibu mau
ibu yang ibu menyusui manfaat dan Memotifasi ibu-ibu menyusui memberikan
bekerja tahu manfaat kandungan ASI untuk mengikuti penyuluhan ASI Eksklusif
memberikan ASI eksklusif untuk anak dan tentang tentang ASI eksklusif
susu formula manfaat tidak
dan rendahnya memberi susu
motivasi ibu formula KERJASAMA :
menyusui
untuk datang ke Konseling dengan bidan desa
posyandu dan kader posyandu
2. Kurangnya Setelah dilakukan MANDIRI: Kognitif  30% ibu tahu
pengetahuan asuhan Setelah dilakukan a. Penyuluhan tentang tentang cara
Ibu menyusui keperawatan asuhan cara menyimpan ASI menyimpan
di dusun bender selama 1 kali keperawatan dengan baik untuk ASI yang baik
dukuh RW 07 pendidikan selama 1 kali anak dan benar
RT 01, 02, 03, kesehatan, pendidikan b. Penyuluhan tentang  50 % ibu
04. diharapkan : kesehatan, memerah ASI secara mampu
berhubungan a. Sebagian diharapkan ibu manual melakukan
dengan besar ibu menyusui di dusun pemerahan dan
ketidaktahuan menyusui bender dukuh : penyimpanan
cara memberikan a. Tahu KELOMPOK: ASI dengan
penyimpanan ASI tentang baik dan benar
ASI dan eksklusif cara Memotifasi ibu-ibu menyusui untuk anak
memerah ASI b. Sebagian memerah untuk mengikuti penyuluhan
ditandai dengan besar ibu ASI secara tentang penyimpanan ASI Afektif  60 % ibu tahu
ibu yang lebih menyusui manual dan cara manual memerah tentang tentang
memlilih yang bekerja b. Tahu cara ASI ASI untuk anak
memberikan lebih penyimpan dan manfaat
susu formula. memlilih an ASI tidak membeli
ASI yang baik susu formula
eksklusif c. Tahu cara Psikomotor  60% ibu
dari pada penyajian menyusui
susu formula untuk bayi/ memberikan
c. Sebagian balita ASI eksklusif
besar ibu dari hasil
menyusui penyimpanan
Bisa memerah
ASI dan
menyimpan ASI
dengan baik
untuk bayi/
balitanya
PLAN OF ACTION

Masalah kesehatan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Dana Penanggung jawab


1. Kurangnya Mandiri:
pengetahuan Ibu a. Penyuluhan 1. Ibu Di rumah kader Kelompok
5 juli 2015
menyusui tentang menyusui posyandu RW 07 Anggun Rima Pelangi
tentang ASI di tentang ASI RT 03(bu daul)
dusun bender eksklusif
dukuh RW 07 2. Ibu Kelompok
RT 01, 02, 03, b. Penyuluhan menyusui
04. berhubungan tentang
dengan manfaat dan
sedikitnya ibu kandungan
menyusui ASI untuk
mengikuti anak 3. Ibu Kelompok
penyuluhan menyusui
tentang ASI
eksklusif c. Penyuluhan
ditandai dengan tentang
ibu yang bekerja manfaat
memberikan memberikan 4. Ibu Kelompok
susu formula ASI eksklusif menyusui
dan rendahnya dan manfaat
motivasi ibu tidak
menyusui untuk membeli
datang ke susu formula 5. Ibu
Kelompok
posyandu d. Memotivasi menyusui
ibu-ibu untuk
memberikan
ASI eksklusif
e. Memotivasi
ibu-ibu untuk
memberikan
ASI eksklusif
pada anak 6. Ibu
dan manfaat menyusui
tidak
membeli
susu formula

Kelompok:
Memotivasi ibu
menyusui untuk 7. Ibu
mengikuti menyusui
penyuluhan tentang
ASI eksklusif

Kerjasama:
Konsling dengan
bidan desa dan kader
posyandu

2. Kurangnya Mandiri:
pengetahuan Ibu a. Penyuluhan 1.Ibu Kelompok
menyusui di tentang menyusui Di rumah kader
dusun bender penyimpanan posyandu RW 07
dukuh RW 07 ASI eksklusif RT 03(bu daul) Kelompok
RT 01, 02, 03, b. Penyuluhan 2.Ibu
04. berhubungan tentang cara menyusui
dengan memerah
ketidaktahuan ASI eksklusif
cara c. Memotivasi 3.Ibu Kelompok
penyimpanan ibu-ibu untuk menyusui
ASI dan memberikan
memerah ASI ASI eksklusif
ditandai dengan pada anak
ibu yang lebih dan manfaat
memlilih tidak
memberikan membeli
susu formula. susu formula Kelompok
d. Memotivasi 4.Ibu
ibu-ibu untuk menyusui
menyimpan
ASI dengan
baik dan
benar Kelompok

Kelompok: 5.Ibu
Memotivasi ibu menyusui
menyusui untuk
mengikuti
penyuluhan tentang
ASI eksklusif dan
penyimpanan ASI
eksklusif serta
manfaatnya.

Anda mungkin juga menyukai