Disusun Oleh :
EFIATIN 08200100145
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Pencipta dan Pemelihara
alam semesta ini, atas karunianya kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Agregat Wanita Pada Ibu Menyusui dan Bayi”. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan bagi nabi Muhammad SAW, keluarga dan para pengikutnya yang
setia hingga akhir zaman termasuk kita semua.
Disadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam pembahasan makalah ini dari
teknis penulisan sampai dengan pembahasan materi untuk itubesar harapan kami akan
saran dan masukan yang sifatnya mendukung untuk perbaikan ke depannya.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pembimbing yang telah
memberi arahan untuk membuat Makalah ini dan tidak lupa untuk rekan rekan
mahasiswa kami ucapkan terima kasih semoga apa yang saya susun bermanfaat.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Ruang lingkup
Penyusunan makalah ini membahas tentang Agregat Wanita.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan dengan
mempelajari buku – buku referensi yang terkait dengan agregat wanita.
E. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut : BAB I pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, ruang
lingkup, metode penuliisan, dan sistematika penulisan. BAB II tinjauan teori.
BAB III penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Daftar Pustaka.
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
AGREGAT WANITA PADA IBU MENYUSUI DAN BAYI
DI DUSUN 02 TENGAH RT 002/ RW 004, DESA JATIRENGGANG
KECAMATAN PABUARAN KABUPATEN CIREBON
A. Tinjauan Pustaka
1. Bayi
Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah
terlahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan otak dan
fisik bayi selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi yang terlahir
prematur maupun bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat
badan rendah. Baik ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat si bayi
juga harus selalu mengawasi serta memberikan perawatan yang terbaik
bagi bayi sampai bayi berumur 1 tahun.
Tahap-tahap perkembangan bayi:
a. Usia 1 bulan
a) Di hari-hari pertama setelah kelahiran, bayi belum bisa membuka
matanya. Namun setelah berjalan beberapa hari kemudian, ia akan
bisa melihat pada jarak 20 cm.
b) Bulan pertama ini bayi akan memulai adaptasinya dengan
lingkungan baru
c) Memiliki gerakan refleks alami.
d) Memiliki kepekaan terhadap sentuhan.
e) Secara refleks kepalanya akan bergerak ke bagian tubuh yang
disentuh.
f) Sedikit demi sedikit sudah bisa tersenyum.
g) Komunikasi yang digunakan adalah menangis. Arti dari tangisan
itu sendiri akan Anda ketahui setelah mengenal tangisannya,
apakah ia lapar, haus, gerah, atau hal lainnya.
h) Peka terhadap sentuhan jari yang disentuh ke tangannya hingga ia
memegang jari tersebut.
i) Tiada hari tanpa menghabiskan waktunya dengan tidur.
b. Usia 2 bulan
a) Sudah bisa melihat dengan jelas dan bisa membedakan muka
dengan suara.
b) Bisa menggerakkan kepala ke kiri atau ke kanan, dan ke tengah.
c) Bereaksi kaget atau terkejut saat mendengar suara keras.
c. Usia 3 bulan
a) Sudah mulai bisa mengangkat kepala setinggi 45 derajat.
b) Memberikan reaksi ocehan ataupun menyahut dengan ocehan.
c) Tertawanya sudah mulai keras.
d) Bisa membalas senyum di saat Anda mengajaknya bicara atau
tersenyum.
e) Mulai mengenal ibu dengan penglihatannya, penciuman,
pendengaran, serta kontak.
d. Usia 4 bulan
a) Bisa berbalik dari mulai telungkup ke terlentang.
b) Sudah bisa mengangkat kepala setinggi 90 derajat.
c) Sudah bisa menggenggam benda yang ada di jari jemarinya.
d) Mulai memperluas jarak pandangannya.
e. Usia 5 bulan
a) Dapat mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.
b) Mulai memainkan dan memegang tangannya sendiri.
c) Matanya sudah bisa tertuju pada benda-benda kecil.
f. Usia 6 bulan
a) Bisa meraih benda yang terdapat dalam jangkauannya.
b) Saat tertawa terkadang memperlihatkan kegembiraan dengan
suara tawa yang ceria.
c) Sudah bisa bermain sendiri.
d) Akan tersenyum saat melihat gambar atau saat sedang bermain.
g. Usia 7 bulan
a) Sudah bisa duduk sendiri dengan sikap bersila.
b) Mulai belajar merangkak.
c) Bisa bermain tepuk tangan dan cilukba.
h. Usia 8 bulan
a) Merangkak untuk mendekati seseorang atau mengambil
mainannya.
b) Bisa memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya.
c) Sudah bisa mengeluarkan suara-suara seperti, mamama, bababa,
dadada, tatata.
d) Bisa memegang dan makan kue sendiri.
e) Dapat mengambil benda-benda yang tidak terlalu besar.
i. Usia 9 bulan
a) Sudah mulai belajar berdiri dengan kedua kaki yang juga ikut
menyangga berat badannya.
b) Mengambil benda-benda yang dipegang di kedua tangannya.
c) Mulai bisa mencari mainan atau benda yang jatuh di sekitarnya.
d) Senang melempar-lemparkan benda atau mainan.
j. Usia 10 bulan
a) Mulai belajar mengangkat badannya pada posisi berdiri.
b) Bisa menggenggam benda yang dipegang dengan erat.
c) Dapat mengulurkan badan atau lengannya untuk meraih mainan.
k. Usia 11 bulan
a) Setelah bisa mengangkat badannya, mulai belajar berdiri dan
berpegangan dengan kursi atau meja selama 30 detik.
b) Mulai senang memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
c) Bisa mengulang untuk menirukan bunyi yang didengar.
d) Senang diajak bermain cilukba.
l. Usia 12 bulan
a) Mulai berjalan dengan dituntun.
b) Bisa menyebutkan 2-3 suku kata yang sama.
c) Mengembangkan rasa ingin tahu, suka memegang apa saja.
d) Mulai mengenal dan berkembang dengan lingkungan sekitarnya.
e) Reaksi cepat terhadap suara berbisik.
f) Sudah bisa mengenal anggota keluarga.
g) Tidak cepat mengenal orang baru serta takut dengan orang yang
tidak dikenal/asing.
2. Ibu Menyusui
Menyusui merupakan cara pemberian makan yang diberikan secara
langsung oleh ibu kepada anaknya, namun seringkali ibu menyusui kurang
memahami dan kurang mendapatkan informasi, bahkan sering kali ibu-ibu
mendapatkan suatu informasi yang salah tentang manfaat ASI ekslusif
itusendiri, tentang bagaimana cara menyusui ataupun langka-langkah
menyusui yang benar kepada bayinya, dan kurangnya informasi yang
diberikan tentang dampak apabila Asi esklusif itu tidak diberikan dan apa
yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui secara
ekslusif kepada bayinya (UtamiRoesli, 2000). Salah satu langkah untuk
menanggulangi kekurangan informasi seorang ibu yaitu dengan berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan menyusui. Salah satu contoh kegiatan
untuk ibu menyusui yaitu Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
(LMKM). LMKM disini memiliki fungsi untuk mendorong pembentukan
kelompok pendukung ASI serta menganjurkan ibu yang baru melahirkan
untuk berhubungan dengan kelompok ini ketika sudah keluar dari rumah
sakit atau klinik. Yang termasuk 10 LMKM yaitu:
b. Hasil Kajian
Setelah dilakukan pengkajian dengan wawancara, observasi dan
kuesioner dengan masyarakat dan kader desa bahwa ada ibu yag
mengeluh tentang kebinggungannya yang tidak bisa memberikan ASI
eksklusif dan kurangnya penyuluhan tentang ASI eksklusif.
1. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari kader pada
tanggal 17 juni 2015 didapatkan data bahwa jumlah ibu yang
menyusui sebanyak 10 orang.
usia anak yang
no disusuin frekuensi persentase
1 0-6 bulan 1 10%
2 6 bulan - 2 tahun 9 90%
10%
90%
3. Pemberian ASI
no pemberian ASI Column3 Column4
1 ASI saja usia 1 hari-6 bulan 4 40%
ASI+susu formula usia 1 hari –
2 sekarang 6 60%
Dari 10 orang ibu menyususi, 70% orang ibu tau tentang ASI
eksklusif dan 30% orang lainya belum tahu apa itu ASI ekslusif.
Dari hasil wawancara ibu menyusui belum mengetahui tentang ASI
eksklusif yang diberikan selama 6 bulan tetapi 100 % tidak
mengetahui pemberian ASI esklusif dan mereka memberikan Asi
sampai 2 tahun.
5. Sumber informasi
sumber
no informasi frekuensi persentase
1 bidan desa 1 10%
2 rumah sakit 2 20%
tdk mndpt
3 informsi 7 70%
Dari 10 orang ibu menyususi, 10 % orang ibu mendapat informasi
hanya dari bidan desa, 20% orang ibu mendapat informasi dari
rumah sakit, dan 70% orang ibu tidak mendapat informasi tentang
ASI eksklusif.
6. Pengeluaran ASI
No pengeluaran ASI frekuensi persentase
1 ASI lancer 10 100%
2 ASI kurang/tidak lancar 0 0%
KETERANGAN
A : Kesadaran masyarakat
B : Motivasi komunitas untuk mengatasi masalah
C : Kemampuan perawat untuk mengatasi masalah
D : Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi masalah
E : Beratnya akibat masalah jika masih tetap
F : Cepatnya masalah teratasi
Skor penilaian 1-10
Kelompok:
Memotivasi ibu
menyusui untuk 7. Ibu
mengikuti menyusui
penyuluhan tentang
ASI eksklusif
Kerjasama:
Konsling dengan
bidan desa dan kader
posyandu
2. Kurangnya Mandiri:
pengetahuan Ibu a. Penyuluhan 1.Ibu Kelompok
menyusui di tentang menyusui Di rumah kader
dusun bender penyimpanan posyandu RW 07
dukuh RW 07 ASI eksklusif RT 03(bu daul) Kelompok
RT 01, 02, 03, b. Penyuluhan 2.Ibu
04. berhubungan tentang cara menyusui
dengan memerah
ketidaktahuan ASI eksklusif
cara c. Memotivasi 3.Ibu Kelompok
penyimpanan ibu-ibu untuk menyusui
ASI dan memberikan
memerah ASI ASI eksklusif
ditandai dengan pada anak
ibu yang lebih dan manfaat
memlilih tidak
memberikan membeli
susu formula. susu formula Kelompok
d. Memotivasi 4.Ibu
ibu-ibu untuk menyusui
menyimpan
ASI dengan
baik dan
benar Kelompok
Kelompok: 5.Ibu
Memotivasi ibu menyusui
menyusui untuk
mengikuti
penyuluhan tentang
ASI eksklusif dan
penyimpanan ASI
eksklusif serta
manfaatnya.