Anda di halaman 1dari 20

FITOFARMAKA

PEMBUAT AQUA AROMATIK

MAKALAH

Diajukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam


Mata Kuliah Fitofarmaka Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indoneia Maju

Disusun Oleh :

DENIK NATALIANINGRUM 08200100132


AMBAR ANDRIYANI 08200100140
SYAH TRIANA 08200100141
NUNUNG SUGIARTI 08200100148
ESTI RAHAYU 08200100158
JUSPIKA 08200100175

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONEIA MAJU
TAHUN 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................i

DAFTAR GAMBAR........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................1

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan...........................................................................2

1.3 Prinsip Percobaan...............................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................3

2.1 Landasan Teori...................................................................................................3

2.2 Uraian Tanaman..................................................................................................6

2.3 Uraian Bahan......................................................................................................9

2.4 Prosedur Kerja..................................................................................................11

BAB 3 HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN........................................13

BAB 4 PENUTUP.....................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Prinsip Kerja Percobaan................................................................................2

Gambar 2.1 Rangkaian Alat Destilasi...............................................................................5

Gambar 2.2 Minyak Permen..............................................................................................6

Gambar 2.3 Kayu/Sereh Wangi.........................................................................................8

Gambar 2.4 Alat dan Bahan Pembuat Aqua Aromatic....................................................12

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sediaan farmasi tidak hanya sebatas sediaan padat, semi padat, dan cair. Selain
itu, terdapat juga sediaan galenik dan sediaan steril. Sediaan steril ini terdiri dari obat
tetes matsa (guttae ophthalmic), obat tetes telinga (guttaea uricause), obat tetes hidung
(guttae nasales), tetes mulut (guttae oris).

Kita semua telah mengetahui bahwa alam indonesia memang terkenal dengan
kekayaan hayati dan hewaninya yang sangat memungkinnya sebagai bahan dasar obat
alami . Banyak tanaman obat yang hidup liar di hutan dan di lautan belum di jamah oleh
tangan manusia demi kesejahteraan bangsa. Sebagian memang telah di manfaatkan dan
di budidayakan serta diteliti secara mendalam oleh para ilmuwan.

Sejak lama masyarakat telah mengenal dan memanfaatkan obat-obat alamiah yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan, dan mineral. Mereka meramu dan meraciknya
sendiri atas dasar pengalaman yang diwariskan secara turun-temurun oleh generasi
sebelumnya.

Namun banyak dari kita, orang Indonesia yang tidak tahu bagaimana cara
mengolah kekayaan hayati dan hewani tersebut menjadi suatu bahan obat yang bisa
memberi manfaat yang sangat baik dalam menyembuhkan penyakit bahkan khasiatnya
mungkin lebih baik dibandingkan obat dari bahan kimia. Oleh karena itu perlu kita
ketahui tentang suatu ilmu yang mempelajari tentang cara-cara pengolahan baha- bahan
alami tersebut menjadi suatu sediaan obat, yang kita kenal dengan ilmu galenika. Ilmu
yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana dan
dibuat dari alam (tumbuhan dan hewan).

1
2
2

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan


Adapun maksud dari percobaan ini adalah agar  dapat memahami, mengerti, dan
mampu membuat sediaan obat dari aqua aromatika missal dari peppermint. Dan adapun
tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mengetahui cara pembuatan aqua
aromatika peppermint tersebut.

Adapun maksud dan tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mengenal
pembuatan aqua aromatika secara penyulingan serta mahasiswa mampu mengetahui dan
melakukan teknik penyulingan senyawa berdasarkan titik didih.

1.3 Prinsip Percobaan


Adapun prinsip kerja dari percobaan ini yaitu mengetahui cara pembuatan aqua
aromatika dari peppermint dengan cara mencampurkan oleum peppermint dengan
etanol 5ml dan aquadest 10ml. Prinsip kerja dari percobaan ini yaitu cairan mengalami
pengembunan karena adanya pemanasan.

Gambar 1.1 Prinsip Kerja Percobaan


3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Air Aromatik (Aqua Aromatica) Adalah larutan jenuh minyak atsiri atau zat-zat
yang beraroma dalam air. Diantara air aromatika ada yang mempunyai daya terapi yang
lemah, tetapi terutama digunakan untuk memberi aroma pada obat-obat atau sebagai
pengawet.

Menurut FI IV, kecuali dinyatakan lain, air aromatic adalah larutan jernih dan
jenuh dalam air dari minyak mudah menguap atau senyawa aromatic atau bahan mudah
menguap lain. Bau dan rasanya mirip dengan obat atau senyawa mudah menguap yang
ditambahkan,dan bebas dari bau empirematik dan bau asing lainnya. Air aromatic dapat
dibuat secara destilasi atau dibuat dari larutan senyawa aromatic,dengan atau tanpa
menggunakan bahan pendispersi. Air aromatic perlu disimpan terlindung cahaya dan
panas berlebih.

Menurut literatur yang lain, air aromatic harus mempunyai bau dan rasa yang
menyerupai bahan asal, bebas bau empirematik atau bau lainnya, tidak berwarna, dan
tidak berlendir. Air aromatika harus mempunyai bau dan rasa yang menyerupai bahan
asal, bebas bau empirematic atau bau lain, tidak berwarna dan tidak berlendir.

Cara pembuatan :

1. Larutkan minyak atsiri sejumlah yang tertera dalam masing-masing monografi


dalam 60 ml etanol 95%.
2. Tambahkan air sedikit demi sedikit sampai volume 100 ml sambil dikocok kuat-
kuat.
3. Tambahkan 500 mg talc, kocok, diamkan, saring.
4. Encerkan 1 bagian filtrat dengan 39 bagian air.
4

Etanol disini berguna untuk menambah kelarutan minyak atsiri dalam air. Talc
berguna untuk membantu terdistribusinya minyak dalam air dan menyempurnakan
pengendapan kotoran sehingga aqua aromatik yang dihasilkan jernih.

Selain cara melarutkan seperti yang tertera di atas, buku lain juga mencantumkan
aqua aromatik adalah hasil samping dari pembuatan olea volatilia secara penyulingan
sesudah diambil minyak atsirinya.

Aqua aromatik yang diperoleh sebagai hasil samping pembuatan minyak atsiri
secara destilasi dapat dicegah pembusukannya dengan cara mendidihkan dalam wadah
tertutup rapat yang tidak terisi penuh di atas penangas air selama 1 jam.

Pemberian aqua aromatika yaitu cairan jernih, atau agak keruh, bau dan rasa tidak
boleh menyimpang dari bau dan rasa minyak atsiri asal. Syarat untuk resep yaitu jika air
aromatik keruh, kocok kuat-kuat sebelum digunakan. Penyimpanannya yaitu dalam
wadah terttutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk. Khasiatnya yaitu untuk
zat tambahan.

Distilasi adalah metode yang paling populer, banyak digunakan dan hemat biaya
untuk memproduksi minyak atsiri di seluruh dunia. Penguapan dan isolasi
menggunakan destilasi tanaman aromatik dari membran sel tanaman dengan adanya
kelembaban dilakukan dengan cara pemanasan suhu tinggi, kemudian pendinginan
campuran uap untuk memisahkan minyak dari air atas dasar immiscibility (tidak
campur) dan densitas antara minyak dan air.
Pemilihan proses ekstraksi minyak atsiri pada umumnya mempertimbangkan
sensitivitas minyak atsiri terhadap panas dan air, volatilitas minyak atsiri dan kelarutan
minyak atsiri dalam air. Minyak atsiri dengan kelarutan tinggi dalam air dan yang rentan
terhadap panas tidak dapat didestilasi. Selain itu, minyak atsiri harus mudah menguap
pada destilasi uap. Sebagian besar minyak atsiri dalam perdagangan bersifat mudah
menguap, cukup stabil terhadap panas dan praktis tidak larut dalam air;,sehingga cocok
untuk diproses oleh destilasi uap.
Minyak atsiri adalah istilah yang digunakan untuk minyak mudah menguap.
Umumnya tidak berwarna akan tetapi bila dibiarkan lebih lama warnanya berubah
menjadi kecoklatan karena terjadi oksidasi. Umumnya larut dalam pelarut organik dan
tidak larut dalam air. Sebagian besar minyak atsiri terdiri dari persenyawaan hidrogen
5

asiklik dan hidrokarbon isosiklik serta hidrokarbon yang mengikat oksigen seperti
alkohol, fenol dan eter (Miranti,2009).

Gambar 2.2 Rangkaian Alat Destilasi

Air aromatika terbagi menjadi 3 yaitu :

1. Aqua Foeniculi, adalah larutan jenuh minyak adas dalam air. Aqua foeniculi dibuat
dengan melarutkan 4g oleum foeniculi dalam 60 ml etanol 90%, tambahkan air
sampai 100 ml sambil dikocok kuat-kuat, tambahkan 500 mg talc, kocok, diamkan,
saring. Encerkan 1 bagian filtrat dalam 39 bagian air. Pemerian, penyimpanan
sama seperti aqua aromatik. Syarat untuk resep : seperti aqua aromatik dan sebelum
digunakan harus disaring lebih dahulu.
Khusus untuk aqua foeniculi jangan disimpan di tempat sejuk karena etanol akan
menghablur. Oleh karena itu, aqua foeniculiharus disimpan pada suhu kamar. jika
keruh kocok dulu sebelum digunakan. aqua foeniculi jika menghablur harus
dipanaskan pada suhu 25c dan kemudian dikocok kuat-kuat, sebelum digunakan
harus disaring.
2. Aqua Menthae Piperitae = air permen, adalah larutan jenuh minyak permen dalam
air. Cara pembuatan : lakukan pembuatan menurut cara yang tertera pada aqua
aromatika dengan menggunakan 2 g minyak permen. Pemerian, penyimpanan dan
syarat untuk resep sama seperti aqua aromatic.
6

3. Aqua Rosae = air mawar, adalah larutan jenuh minyak mawar dalam air. Cara
pembuatan : larutkan 1 g minyak mawar dalam 20 ml etanol, saring. Pada filtrat
tambahkan air secukupnya hingga 5000 ml, saring. Pemerian, penyimpanan dan
syarat untuk resep sama seperti aqua aromatika.

2.2 Uraian Tanaman


Minyak Permen (Mentha piperita L.)

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Sub divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Mentha
Spesies : Mentha piperita Linn. Gambar 2.3 Minyak Permen

Morfologi dari daun mint (Mentha piperita L.) merupakan salah satu tanaman


herbal aromatik penghasil minyak atsiri yang disebut minyak permen (peppermint oil).
Bila minyak permen (peppermint oil) diproses lebih lanjut akan diperoleh
kandungan menthol. Penyulingan dilakukan pada 70-80% kandungan menthol pada
minyak permen (peppermint oil) dengan cara pengurangan tekanan, sehingga
didapatkan bentuk kristal yang berwarna putih dan memiliki bau khas. Oleh karena
itu, menthol digunakan secara luas baik dalam bidang obat-obatan, maupun sebagai
bahan yang dicampurkan dalam makanan, minuman, pasta gigi.
Pada dasarnya, Mentha piperita  dan Mentha arvensis merupakan jenis tanaman
mentha penghasil minyak permen (peppermint oil) yang berpeluang untuk
dikembangkan di Indonesia. Hal ini karena tanaman tersebut dapat tumbuh pada dataran
rendah maupun pada dataran tinggi (Sastrohamidjojo, 2004). Tanaman Mentha piperita
L. dibudidayakan di daerah subtropik karena waktu berbunga memerlukan hari panjang.
7

Minyak permen (peppermint oil) di daerah subtropik dengan mutu terbaik diperoleh


dari tanaman yang dipanen pada fase berbunga penuh. Walau demikian,
tanaman Mentha piperita L.  yang dipanen sebelum berbunga dapat menghasilkan
minyak dengan kandungan menthol yang cukup tinggi (Balittro, 1988).
Kandungan menthol  dalam minyak atsiri akan naik dan turun sesuai dengan
pertumbuhan dan umur tanaman, sedangkan akan mencapai maksimum pada akhir
periode berbunga.
Mentha piperita L., secara umum dikenal sebagai peppermint (The Romanian
Mint Rubbing Association, 2012). Mint  atau yang dikenal dengan nama “Pudina” untuk
beberapa daerah, digunakan sebagai ekstrak dan pengobatan tradisional rumah tangga
yang popular untuk meredakan batuk dan pilek. Jenis tanaman mint ini terdiri dari 40
spesies dari tumbuh-tumbuhan herbal hijau yang sebagian besar terdistribusi di belahan
bumi utara seperti Eropa, Amerika, Jepang, China, Brazil dan Formosa.
Walaupun demikian, permintaan pasar untuk minyak permen (peppermint
oil)  dan menthol didapatkan dari pengembangan tiga spesies yang telah diterima dan
diakui oleh kualitas standar penggunaan dan pasar internasional, yaitu Mentha arvensis
Linn. Var. Piperascens malinvaud, Mentha piperita Linn var. piperita, Mentha spicata
Linn (Multi Commodity Exchange of India Ltd., 2004). Kata “Mentha” pertama kali
berasal dari bahasa Latin Minthe. Beberapa botaniawan menyebut sebagai “Mentha”.
Namun demikian, nama tersebut kemungkinan juga berasal dari bahasa Hindu kuno
manth atau mante yang berarti “to rub” atau menggosok yang diguanakan untuk
menyatakan tanaman atau herba sebagai obat gosok.
Daun mint memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Pada daerah tropik tanaman daun mint tidak berbunga.
2. Pertumbuhan batang tegak atau sedikit menjalar, tinggi tanaman berkisar 30-60 cm.
3. Percabangan simpodial, batang berbentuk segi empat.
4. Tangkai daun dan permukaan daun diselimuti oleh bulu yang berwarna kuning
kehijauan dengan tekstur permukaan daun licin.
5. Warna daun hijau, panjang daun berkisar antara 1,3-5,5 cm, bentuk daun lanset
ujung daun runcing, tepi daun beringgit dangkal.
6. Pertulangan daun jelas dengan anak tulang yang menyirip dan berkas duduk daun
pada cabang yang jelas.
8

7. Perakaran daun mint, serabut dan mengarah berawarna putih kotor bahkan
kecoklatan.

Adapun manfaat dari daun mint yaitu :


1. Kesehatan utama dari daun mint adalah efeknya terhadap sistem pencernaan
tubuh. Aromanya yang khas, dapat mengaktifkan kelenjar ludah dan enzim
pencernaan dalam tubuh kita. Mint banyak dipakai orang-orang yang sering
berpergian jauh untuk mencegah mual.
2. Minyak Mint adalah stimulan, oleh karena itu dapat berguna dalam mengobati
depresi, stres dan sakit kepala.
3. Daun mint dapat membantu Anda menurunkan berat badan, karena merangsang
pencernaan lemak.
4. Aroma mint yang kuat juga memberikan manfaat kesehatan pada sistem pernapasan
dan digunakan untuk mengobati berbagai gangguan pernapasan.
5. Kesehatan mulut, karena daun mint memiliki sifat anti kuman. Anda tinggal
mengunyah daun mint untuk melawan pertumbuhan bakteri berbahaya di dalam
mulut, gigi dan lidah.

Kayu manis (Cinnamomum zeylanicum Blume)


Klasifikasi:
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Sereh Wangi
Genus : Cimbopogon (Cimbopogon citratus)
Spesies :Cimbopogon citratus (DC.)
Gambar 2.4 Kayu/Sereh Wangi

Serai atau Cymbopogon citratus DC merupakan tumbuhan yang masuk ke dalam


famili rumput-rumputan atau Poaceae. Dikenal juga dengan nama serai dapur
(Indonesia), sereh (Sunda), dan bubu (Halmahera) (Oyen dan Dung, 1999). Tanaman ini
9

dikenal dengan istilah Lemongrass karena memiliki bau yang kuat seperti lemon, sering
ditemukan tumbuh alami di Negara - negara tropis (Oyen dan Dung,1999).
Tanaman serai mampu tumbuh sampai 1-1,5 m panjang daunnya mencapai 70-80
cm dan lebarnya 2-5 cm, berwarna hijau muda, kasar, dan mempunyai aroma yang kuat
(Wijayakusuma, 2005). Tanaman serai mampu menghasilkan minyak dengan kadar
sitronellal 7-15% dan geraniol 55-65% (Wijoyo, 2009). Tanaman serai dapur memiliki
habitus berupa tanaman tahunan yang hidup secara liar dan berbatang semu yang
membentuk rumpun tebal serta mempunyai aroma yang kuat dan wangi. Morfologi
akarnya berimpang pendek dan berwarna coklat muda (Sastrapradja, 1978).
Kandungan kimia yang terdapat di dalam tanaman serai antara lain pada daun
serai dapur mengandung 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang terdiri dari sitral,

sitronelol (66-85%), ߙ-pinen, kamfen, sabinen, mirsen, ߚ-felandren, psimen, limonen,

cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4-ol, ߙterpineol, geraniol, farnesol,


metil heptenon, n-desialdehida, dipenten, metil heptenon, bornilasetat, geranilformat,

terpinil asetat, sitronelil asetat, geranil asetat, dan ߚ-kariofilen oksida (Rusli dkk.,
1979).
Menurut Wijesekara (1973), senyawa utama penyusun minyak serai adalah
sitronelal, sitronelol, dan geraniol. Gabungan ketiga komponen utama minyak serai
dikenal sebagai total senyawa yang dapat diasetilasi. Ketiga komponen ini menentukan
intensitas bau harum, nilai, dan harga minyak serai.

2.3 Uraian Bahan


Oleum Peppermint (FI ED. III Hal. 458)
Nama Resmi : OLEUM MENTHAE  
Nama Lain : Minyak Permen

Pemberian
Cairan, tidak berwarna, kuning pucat atau kuning kehijauan, bau aromatic, rasa
pedas dan hangat, kemudian dingin.
10

Kelarutan
Larut dalam 4 bagian volume etanol (70%) P; opalesensi yang terjadi tidak lebih
kuat dari opalesensi larutan yang dibuat dengan menambahkan 0,5 ml perak
nitrat 0,1 N pada campuran 0,5 ml natrium klorida 0.02 N dan 50 ml air.
Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung cahaya.
Kegunaan zat tambahan; karminativum.

Aquadest (FI ED. III Hal. 96)


Nama Resmi : AQUA DESTILLATA  
Nama Lain : Air suling
Berat Molekul : 18,02 g/mol
Rumus Molekul : H2O
Rumus Struktur :H–O–H

Pemberian cairan jernih,tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berwarna.


Penyimpanan dalam wadah tertutup baik. Kegunaan sebagai pelarut.

Alkohol (FI ED. III Hal. 65)


Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol
Berat molekul : 46,07 g/mol
Rumus molekul : C2H6O

Pemberian cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap, mudah bergerak, bau
khas,rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan warna biru yang tidak
berasap. Kelarutannya angat mudah larut dalam air, kloroform P, dan eter P.
Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, jauh dari nyala
api. Kegunaannya sebagai zat tambahan.
11

2.4 Prosedur Kerja


Aqua Aromatic Pappermint

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Mengkalibrasi botol 125ml
3. Menimbang oleum peppermint 25mg
4. Menimbang etanol 0,5ml
5. Memasukkan oleum dan etanol ke erlenmeyer aduk hingga homogen
6. Menambahkan aquadest 1ml aduk hingga homogen
7. Memasukkan kedalam botol dan kalibrasi hingga tanda batas

Aqua Aromatic Sereh

Alat dan bahan :

Serai, aqua destilata, alat Destilasi Uap, gelas ukur 25 ml, gelas piala 250 ml,
pipet tetes, Erlenmayer dan wadah aqua aromatic.

1. Bersihan bahan (sereh)


2. Potong hingga menjadi bagian - bagian kecil
3. Timbang sereh yang sudah dipotong
4. Masukan sereh ke dalam beaker glass, tambahkan aquades sebanyak 2 kali
berat sereh kemudian tutup dengan alumunium foil dan diamkan selama 1-3
jam
5. Siapkan alat destilasi yang sudah dirangkai
6. Masukan hasil maserasi sereh ke dalam labu destilasi
7. Semua pengerjaan harus ditutup kertas alumunium foil
8. Perhatikan pipa kaca yang tenggelam dan tidak
9. Destilat yang terkumpul, dimasukkan dalam botol coklat,tutup rapat,beri label,
nama kelompok dan tanggal praktikum
12

Gambar 2.5 Alat dan Bahan Pembuat Aqua Aromatic


13

BAB 3
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Prinsip dari destilasi yaitu merupakan suatu proses pemisahan komponen-


komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan
perbedaan tekanan uap atau berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen
senyawa tersebut. Jenis penyulingan yang digunakan yaitu hidrodestilasi. Hidrodestilasi
adalah penyulingan suatu campuran yang berwujud cairan yang tidak saling bercampur,
hingga membentuk dua fasa atau dua lapisan. Cara penyulingan menggunakan uap
(hidrodestilasi) ini memisahkan minyak atsiri dari tanaman aromatik (sereh) dengan
jalan memasukkannya ke dalam ketel penyulingan, kemudian ditambahkan sejumlah air
dan dididihkan, atau uap panas dialirkan ke dalam alat penyuling tersebut. Campuran
uap yang terdiri dari uap air dan uap minyak selanjutnya akan mengalir menuju
kondensor untuk dicairkan kembali dengan sistem pendinginan dari luar. Kondensat
yang keluar dari kondensor ditampung dalam tabung pemisah (decanter) agar terjadi
pemisahan (dekantasi) antara minyak atsiri dan air suling.

Percobaan kali ini adalah untuk mempelajari teknik pemisahan senyawa


berdasarkan perbedaan titik didih dan untuk mempelajari metode ekstraksi minyak atsiri
menggunakan prinsip hidrodistilasi. Sampel yang digunakan yaitu batang sereh
sebanyak 100 g dalam keadaan basah. Sampel dipotong-potong menjadi ukuran yang
lebih kecil dengan tujuan agar pori-porinya mudah dijangkau oleh air sehingga minyak
atsiri akan lebih cepat keluar dari pori-pori sereh dan hasil minyak atsiri yang banyak.
Pelarut yang digunakan adalah air, karena air memiliki sifat kepolaran yang berbeda
dengan minyak atsiri sehingga minyak atsiri sehingga akan mudah dipisahkan dari
destilat. Air dan minyak atsiri tidak saling melarutkan, selain itu titik didih air lebih
kecil dari minyak atsiri sehingga uap air akan mendorong minyak sereh untuk lepas dari
pori-pori sereh dan menghasilkan destilat.

Proses destilasi dilakukan selama kurang lebih 2 jam. Pemanasan awal berfungsi
agar air terserap kedalam pori-pori sereh yang dapat mengeluarkan minyak atsiri karena
adanya tekanan osmotik. Percobaan yang telah dilakukan menghasil destilat berupa air
14

dan minyak atsiri sebanyak 50 mL, dimana minyak atsiri berada di lapisan atas karena
massa jenisnya yang lebih kecil dari air. Minyak atsiri dipisahkan dari air dengan
memipet air secara perlahan, jika jumlah air sudah sangat sulit untuk dipisahkan dengan
pipet karena jumlahnya yang sedikit. Minyak atsiri yang dihasilkan mengeluarkan bau
yang khas dari sereh, keruh dan terdapat lapisan minyak didalam campuran sampel
dengan air. Jika ingin memisahkan Minyak atsiri dari air ditambahkan dengan MgSO 4
yang berfungsi untuk mengikat air sekaligus menjernihkan dari hasil destilasi.

Reaksi yang terjadi yaitu:

MgSO4 + H2O  MgOH + HSO4-


15

BAB 4
PENUTUP

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan distilasi minyak atsiri yaitu :

1. Teknik pemisahan senyawa berdasarkan perbedaan titik didih dapat dilakukan


dengan distilasi minyak atsiri.
2. Metode ekstraksi minyak atsiri menggunakan prinsip hidrodistilasi. Metode ini
merupakan metode diatilasi yang sederhana. Pada prinsip hidrodistilasi
menekankan konsep destilasi menggunakan air.
3. Hasil dari destilasi merupakan campuran minyak dengan air yang memiliki bau
khas minyak atsiri sereh dengan hasil yang di peroleh sebanyak 50 mL .
16

DAFTAR PUSTAKA

Ketaren,S.1986.Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas press.


Jakarta

Miranti, Lisa.2009.Pengaruh Konsentrasi Minyak Atsiri Kencur (Kaempferia galanga


L.) Dengan Basis Salep Larut Air Terhadap Sifat Fisik Salep Dan Daya Hambat
Bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Yunita, Erma dan Wijaya, Andi. 2018. Modul Praktikum Fitokimia. Yogyakarta:
Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta
Ketaren,S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta : Balai Pustaka.

Tim Kimia Organik. 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Jember: Universitas

Jember.

http://lembaranmakarakur.blogspot.com/2018/05/laboratorium-farmasetika-dasar-
program.html

file:///C:/Users/User/Downloads/339026624-Air-Aromatik.pdf

https://ulyadays.com/kandungan-manfaat-dan-klasifikasi-daun-mint/

http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-daun-mint-mentha-piperita/

https://shareeverythingwithme.wordpress.com/2014/03/29/klasifikasi-dan-khasiat-daun-
mint/

Anda mungkin juga menyukai