Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

JUDUL : AQUA AROMATIK SEREH

Hari/Tgl praktikum : Sabtu, 13 April 2019

ASISTEN : Mely dan Karlina

NAMA dan NIM :

Desy Cristin Simanjuntak 16334006


Asyah 16334008
Yos Suryana 16334009
Farakh Shofa Adhila 16334010
Leha Qurniati 16334013
Christine Natalia 16334014
Tiara Novianti 16334017
Risky Windyastuti 16334047
Nur Hasna Alifia Latifa17334742

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat, dan ridhoNyalah kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Praktikum Fitokimia yang membahas tentang “Aqua Aromatik Sereh”.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing. Kami menyadari


bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna serta masih
banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran sangat dinantikan guna
penyempurnaan laporan ini di masa mendatang.

Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan laporan ini terdapat
kesalahan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami
maksud kami. Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan serta bermanfaat bagi kami maupun pembaca. Semoga Tuhan
senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita semua.

Jakarta , Juni 2019

Penulis

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Judul
Aqua Aromatik Sereh
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan aqua aromatic dengan cara
destilasi
1.3 Prinsip
Cairan mengalami pengembunan karena adanya pemanasan
1.4 Teori

Sereh wangi (Cymbopogon winterianus Jowitt) merupakan tanaman berupa


rumput-rumputan tegak, dan mempunyai akar yang sangat dalam dan kuat,
batangnya tegak, membentuk rumpun. Tanaman ini dapat tumbuh hingga tinggi 1
sampai 1,5 meter. Daunnya merupakan daun tunggal, lengkap dan pelepah
daunnya silindris, gundul, seringkali bagian permukaan dalam berwarna merah,
ujung berlidah, dengan panjang hingga 70-80 cm dan lebar 2-5 cm (Segawa, 2007).

1.4.1 Klasifikasi tanaman daun sereh wangi sebagai berikut :

2
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Suku : Poaceaae
Marga : Cymbopogon
Jenis : Cymbopogon winterianus Jawitt ex Bor

Sereh wangi sebagai tanaman obat tradisional yang daunnya sebagai obat
masuk angin, penambah nafsu makan, pengobatan pasca melahirkan, penurun
panas dan pereda kejang (Wibisono, 2011). Sedangkan kandungannya berupa
minyak atsiri, sitronellal, sitronellol, geraniol, dan sitral terdapat juga terpenoid.

Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang. Minyak
atsiri merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa
getir, dan bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman
seperti daun, buah, biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian
tanaman. minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk
dari hasil degradasi oleh enzim atau dibuat secara sintetis (Faridatul Aulia, 2012).

Para ahli biologi menganggap minyak atsiri sebagai metabolit sekunder yang
biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan
(hama) ataupun sebagai agensia untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam
mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga
mengeluarkan bau-bauan, zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri.
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu,
susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di
hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap senyawa
penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang
berbeda. Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai
senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu
aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa

3
organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak (lipofil). Beberapa
sifat minyak atsiri sebagai berikut.

1. Mudah menguap bila dibiarkan pada udara terbuka

2. Tidak larut dalam air

3. Larut dalam pelarut organik

4. Tidak berwarna, tetapi semakin lama menjadi gelap karena mengalami oksidasi
5. Memiliki bau khas seperti pada tumbuhan aslinya.

Pemilihan proses ekstraksi minyak atsiri pada umumnya mempertimbangkan


hal berikut:

1. Sensitivitas minyak atsiri terhadap panas dan air

2. Volatilitas minyak atsiri

3. Kelarutan minyak atsiri dalam air

Minyak atsiri dengan kelarutan tinggi dalam air dan yang rentan terhadap panas
tidak dapat didestilasi. Selain itu, minyak atsiri harus mudah menguap pada
destilasi uap. Sebagian besar minyak atsiri dalam perdagangan bersifat mudah
menguap, cukup stabil terhadap panas dan praktis tidak larut dalam air, sehingga
cocok untuk diproses oleh destilasi uap.

1.4.2 Destilasi

Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas


perbedaanperbedaan titik didih atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari
campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua proses yaitu tahap
penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair
atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat
pemanas dan alat pendingin (Wikipedia, 2014).

Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondensor, yaitu
pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding

4
(bagian luar condensor), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini
berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-
senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut (Wikipedia, 2014)

Kelebihan dari metode destilasi yaitu dapat memisahkan zat dengan


perbedaan titik didih yang tinggi dan produk yang dihasilkan benar-benar murni.
Adapun kekurangan metode destilasi yaitu berlaku hanya untuk zat dengan fase
cair dan gas, hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang
besar dan biaya penggunaan alat relatif mahal.

1.4.3 Aqua Aromatik


Air Aromatik (Aqua Aromatica) Aqua aromatica adalah larutan jenuh minyak
atsiri atau zat-zat yang beraroma dalam air. Diantara air aromatika, ada yang
mempunyai daya terapi yang lemah, tetapi terutama digunakan untuk memberi
aroma pada obat-obat atau sebagai pengawet. Air aromatika harus mempunyai bau
dan rasa yang menyerupai bahan asal, bebas bau empirematic atau bau lain, tidak
berwarna dan tidak berlendir.
Cara pembuatan:
1. Larutkan minyak atsiri sejumlah yang tertera dalam masing-masing monografi
dalam 60 ml etanol 95%.
2. Tambahkan air sedikit demi sedikit sampai volume 100 ml sambil dikocok
kuatkuat. 3. Tambahkan 500 mg talc, kocok, diamkan, saring.
4. Encerkan 1 bagian filtrat dengan 39 bagian air. Etanol disini berguna untuk
menambah kelarutan minyak atsiri dalam air.
Talc berguna untuk membantu terdistribusinya minyak dalam air dan
menyempurnakan pengendapan kotoran sehingga aqua aromatik yang dihasilkan
jernih. Selain cara melarutkan seperti yang tertera dalam FI II, buku lain juga
mencantumkan aqua aromatik adalah hasil samping dari pembuatan olea volatilia
secara penyulingan sesudah diambil minyak atsirinya. Aqua aromatik yang
diperoleh sebagai hasil samping pembuatan minyak atsiri secara destilasi dapat
dicegah pembusukannya dengan cara mendidihkan dalam wadah tertutup rapat
yang tidak terisi penuh di atas penangas air selama 1 jam.
∼ Pemerian aqua aromatika: cairan jernih, atau agak keruh, bau dan rasa tidak
boleh menyimpang dari bau dan rasa minyak atsiri asal.
∼ Syarat untuk resep: jika air aromatik keruh, kocok kuat-kuat sebelum digunakan.

5
∼ Penyimpanan: dalam wadah terttutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat
sejuk. ∼ Khasiat : zat tambahan.
Air aromatika yang tertera dalam FI II ada 3 yaitu:
1. Aqua Foeniculi, adalah larutan jenuh minyak adas dalam air. Aqua foeniculi dibuat
dengan melarutkan 4 g oleum foeniculi dalam 60 ml etanol 90%, tambahkan air
sampai 100 ml sambil dikocok kuat-kuat, tambahkan 500 mg talc, kocok, diamkan,
saring. Encerkan 1 bagian filtrat dalam 39 bagian air. Pemerian, penyimpanan sama
seperti aqua aromatik. Syarat untuk resep: seperti aqua aromatik dan sebelum
digunakan harus disaring lebih dahulu.
2. Aqua Menthae Piperitae (air permen) adalah larutan jenuh minyak permen dalam
air. Cara pembuatan: lakukan pembuatan menurut cara yang tertera pada aqua
aromatika dengan menggunakan 2 g minyak permen. Pemerian, penyimpanan dan
syarat untuk resep sama seperti aqua aromatik.
3. Aqua Rosae (air mawar) adalah larutan jenuh minyak mawar dalam air. Cara
pembuatan : larutkan 1 g minyak mawar dalam 20 ml etanol, saring. Pada filtrat
tambahkan air secukupnya hingga 5000 ml, saring. Pemerian, penyimpanan dan
syarat untuk resep sama seperti aqua aromatika. Khusus untuk aqua foeniculi
jangan disimpan ditempat sejuk karena etanol akan menghablur, jadi disimpan pada
suhu kamar, kalau keruh kocok dulu sebelum digunakan. Aqua foeniculi bila
menghablur harus dipanaskan pada suhu 25 0C dan kemudian dikocok kuat-kuat,
sebelum digunakan harus disaring.

6
7

Anda mungkin juga menyukai