DISUSUN OLEH:
FAKULTAS FARMASI
JAKARTA
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Stabilitas Sediaan Kosmetik Setengah Padat” ini dengan baik. Sekiranya
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam proses belajar maupun mengajar.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman dan
pengetahuan yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan seperti kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
12
13
14
2.6 15
BAB 3 ....................................................................................................................22
PEMBAHASAN ..................................................................................................22
3.1 Pembahasan ................................................................................................22
BAB 4 ....................................................................................................................24
PENUTUP ............................................................................................................24
3
4.1 Keseimpulan .............................................................................................24
4.2 Saran .........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................27
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
Bentuk sediaan pada sediaan kosmetika memiliki konsistensi
antara bentuk padat dan cair, maka di kategorikan sebagai setengah padat.
Perbedaannya hanya pada viskositasnya saja, jika sediaannya memiliki
viskositas yang rendah, dalam artian dapat dituang dengan mudah, dan
akan langsung mengalir di tangan, maka sediaannya adalah liquid. Namun
jika lebih kental, dan perlu usaha lebih untuk mengeluarkannya dan
mengaplikasikannya, maka sediaan tersebut disebut setengah padat.
Setengah padat terdiri dari krim, salep, pasta dan gel.
Sediaan kosmetika yang stabil adalah suatu sediaan yang masih
berada dalam batas yang dapat diterima selama periode waktu
penyimpanan dan penguunaan untuk menjamin identitas, kekuatan,
kualitas, dan kemurnian suatu produk tersebut. Untuk sediaan Kosmetika
menggunakan sediaan setengah padat seperti krim serta gel,untuk sediaan
ointment atau salep pada sediaan kosmetika jarang digunakan karena
memiliki hasil akhir yang terlalu lengket sehingga memberikan rasa yang
kurang nyaman pada saat penggunaan. Tujuan dilakukan Uji Stabilitas
adalah agar mengetahui kemampuan suatu produk obat atau kosmetik
untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang ditentukan sepanjang
penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin identitas, kekuatan,
kualitas, dan kemurnian produk tersebut serta untuk mengetahu kapan
produk tersebut mengalami expired atau penurunan kualitas. Sediaan
kosmetik dinyatakan stabil apabila sediaan yang masih berada dalam
batas penyimpanan atau penggunaan memiliki kadar dosis,sifat, serta
karakteristiknya sama pada saat awal diproduksi.
6
4. Metode apa saja yang dapat digunakan untuk menentukan stabilitas
sediaan kosmetik setengah padat?
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami cara menentukan stabilitas sediaan kosmetik
setengah padat.
2. Untuk memahami factor apa saja yang dapat berpengaruh dalam uji
stabilitas sediaan kosmetik setengah padat.
3. Untuk memahami bagaimana cara menanggulanginya sediaan
kosmetik setengah padat.
4. Untuk memahami metode apa saja yang dapat digunakan untuk
menentukan stabilitas sediaan kosmetik setengah padat..
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
8
dihasilkan koagulan yang bentuknya antara padat dan cair (kental,
beku dan setangah kaku). Contoh gel adalah gel untuk styling rambut,
pembersih wajah gels, dan gel hand sanitizer. Berdasarkan sifat
alamiah agen penghantarnya (vehicle) gel terbagi dua : Water-based
formulations, misalnya pembersih wajah, Hydroalcoholic
formulations, seperti gel untuk styling rambut dan hand sanitizer. Gel
mengandung lebih banyak air dibandingkan dengan bentuk setengah
padat lainnya, sehingga memberikan efek yang dingin dan refresh saat
diaplikasian (cooling and refreshing effect).
4) PASTA, adalah formulasi sediaan setengah padat yang sangat tebal,
susah diaplikasikan dan diratakan dipermukaan kulit karena tingkat
kepadatannya yang lumayan tinggi. Kandungannya mirip salep
namun lebih solid dan lebih kaku. Proporsi kandungan solid nya
sekitar (20-50%) yang di dispersikan dalam agen pembawa yang
berupa asam lemak. Bentuk sediaan ini biasanya digunakan pada kulit
atau membran mukosa. Contoh pasta, adalah pasta yang digunakan
untuk mengatasi ruam popok dan pasta gigi.
5) CERATA, adalah sediaan setengah padat yang berlemak yang
mengandung persentase lilin (wax) yang tinggi sehingga konsistensi
nya lebih keras.
6) UNGUENTA, adalah salep yang memiliki konsistensi seperti
mentega tidak mencair pada suhu biasa, tetapi mudah dioleskan tanpa
memakai tenaga.
9
3) Kemampuan menyerap air yang rendah dan emolien
4) Stabil dan tidak mengiritasi
10
produk yaitu produk yang disimpan dalam wadah inert dan tidak
permeable yang tidak berinteraksi dan sepenuhnya melindungi produk dari
atmosfir. Stabilitas produk-wadah termasuk semua interaksi yang mungkin
terjadi antara produk dari wadah misalnya absorpsi konstituen wadah oleh
produk, korosi atau efek produk, korosi atau efek buruk lain dari produk
dari wadah dan sifat barner wadah (Djajadisastra, 2004).
Jenis stabilitas yang umum dikenal adalah stabilitas kimia, fisika,
mikrobiologi, terapi, dan toksikologi.
1) Stabilitas kimia adalah kemampuan suatu sediaan untuk
mempertahankan keutuhan kimiawi dan potensi zat aktif yang tertera
pada etiket dalam batasan spesifikasi.
2) Stabilitas fisika adalah kemampuan suatu sediaan untuk
mempertahankan pemerian, rasa, keseragaman, kelarutan, dan
sifat fisika lainnya.
3) Stabilitas mikrobiologi adalah sterilitas atau resistensi terhadap
pertumbuhan mikroba dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang
dinyatakan.
4) Stabilitas terapi adalah kemampuan suatu sediaan untuk menghasilkan
efek terapi yang tidak berubah selama waktu simpan (shelf life)
sediaan.
5) Stabilitas toksikologi adalah mengacu pada tidak terjadinya
peningkatan toksisitas yang bermakna selama waktu simpan
Berikut ini akan diuraikan jenis ketidakstabilan yang paling penting, tanpa
memperdulikan kesempurnaan prosesnya, yaitu:
11
Akan tetapi umumnya menyebabkan terjadinya perubahan dalam
perilaku pembebasan dan resorpsi bahan obat.
12
dan farmakologi yang tidak menyebabkan peningkatan toksisitas secara
signifikan.
Stabilitas kimia suatu obat adalah lamanya waktu suatu obat untuk
mempertahanakan integritas kimia dan potensinya seperti yang tercantum
pada etiket dalam batas waktu yang ditentukan. Pengumpulan dan
pengolahan data merupakan langkah menentukan baik buruknya sediaan
yang dihasilkan, meskipun tidak menutup kemungkinan adanya parameter
lain yang harus diperhatikan.
Data yang harus dikumpulkan untuk jenis sediaan yang berbeda tidak
sama, begitu juga untuk jenis sediaan sama tetapi cara pemberiannya lain.
Jadi sangat bervariasi tergantung pada jenis sediaan, cara pemberian,
stabilitas zat aktif dan lain-lain.Data yang paling dibutuhkan adalah data
sifat, kimia, kimiafisik, dan kerja farmakologi zat aktif (data primer),
didukung sifat zat pembantu (data sekunder). Secara reaksi kimia zat aktif
13
dapat terurai karena beberapa faktor diantaranya ialah, oksigen (oksidasi),
air (hidrolisa), suhu (oksidasi), cahaya (fotolisis), karbondioksida
(turunnya pH larutan), sesepora ion logam sebagai katalisator reaksi
oksidasi. Jadi jelasnya faktor luar juga mempengaruhi ketidakstabilan
kimia seperti, suhu, kelembaban udara dan cahaya
14
1) Suhu : produk obat harus disimpan bersadarkan suhu yang sesuai
untuk mecegah percepatan dekomposisi karena panas.
2) Cahaya : Harus disimpan pada wadah yang gelap.
3) Kelembaban : material yang dipilih yang digunakan adalah kaca
dan plastic untuk mencegahnya terpaparnya produk obat terhadap
kondisi lembab yang tinggi.
4) Oksidasi : dengan menghilangkan oksigen nya dengan menyisakan
ruang yang sangat kecil dibotol atau wadah dan bisa menambahkan
pengompleks untuk sediaan setengah padat untuk membuat
kompleks logam yang ada agar terhindar dari oksidasi.
5) Pemisahan : dengan melakukan pengadukan sediaan setengah
padat dengan kuat.
6) Hidrolisis : dengan penambahan bahan pelarut yang cocok yang
dapat menurunkan laju hidrolisis.
7) Mikroorganisme : Menggunakan pengawet serta dilakukan
sterilisasi.
8) Perubahan warna dan bau : Ditambahkan antioksidan.
9) Pembentukan kerak di wadah : penambahan humektan/pembasah
untuk meminimalkan hilangnya air dan sediaan setengah padat
tidak kering.
10) Meningkatkan bioavailabilitas : Dengan menambahkan zat
pendapar dengan PH yang rendah untuk menjaga stabilitas zat aktif
dalam sediaan.
11) PH yang berubah : Ditambahkan pendapar agar untuk menahan
perubahan PH
15
1) Faktor Lingkungan Temperatur, cahaya, oksigen, kelembaban,
karbon dioksida.
2) Faktor dari obat/eksipien dalam sediaan : PH dan ukuran partikel
dan bahan baku yang harus memenuhi syarat.
3) Kontaminasi Mikroba.
4) Kontaminasi Logam yang tertinggal.
5) Pembersihan dari wadah
Faktor-faktor diatas adalah faktor yang dapat mempengaruhi
stabilitas sediaan setengah padat pada kosmetika yang sangat berpengaruh
pada bioavailabitas, perubahan penampilan fisik pada sediaan dan dapat
menyebabkan kegagalan produk sehingga tidak lulus uji stabilitas.
16
Terdapat juga Uji Stabilitas secara umum pada sediaan farmasi yaitu
Uji Organoleptik, Uji viscositas, Uji Homogenitas, Uji Daya Sebar, Uji
Daya Lekat, Uji PH, Uji tipe krim, Uji kadar zat aktif, Uji Cemaran
Mikroorganisme, Uji Efektivitas Pengawet, Uji Volume Terpindahkan, Uji
Bobot Jenis, Uji Kejernihan.
17
• Uji penyimpanan pada suhu 50oC/80% RH:1, 3 hari; 1 minggu.
18
• Dengan sinar UV selama 1-2 minggu.
5) Shaking test dan centrifugal test (untuk menguji pecahnya emulsi)
19
2.11.2 Jaminan Mutu Kemasan Kosmetika
1) Jaminan perlindungan isi (uji perlindungan terhadap cahaya,
permeabilitas, perlindungan bau).
2) Jaminan kecocokan bahan (uji ketahanan kimia, terhadap
matahari, uji anti korosi).
3) Jaminan keamanan bahan (bahan yang memerlukan perhatian:
formalin).
4) Jaminan fungsi (terhadap manusia, fungsi fisik).
5) Keamanan penggunaan (lingkungan,metode).
6) Jaminan Disposability (mudah dibuang, aman dimusnahkan)
20
BAB 3
PEMBAHASAN
21
wadah akan digunakan adalah wadah yang memiliki warna gelap,
kemudian untuk oksigen bisa kita gunakan wadah yang mulut terbuka
yang sedikit dan bisa menambahkan pengompleks untuk sediaan setengah
padat untuk membuat kompleks logam yang ada agar terhindar dari
oksidasi, kemudian untuk mengurangi kelembaban solusi yang digunakan
adalah material yang dipilih yang digunakan adalah kaca dan plastic untuk
mencegahnya terpaparnya produk obat terhadap kondisi lembab yang
tinggi.
22
batas waktu expired yang tercantum dan uji efektivitas pengawet pada
sediaan.
23
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1) Stabilitas dari sediaan kosmetika pada suatu produk harus diamati ada
atau tidaknya cemaran mikroba,perubahan warna,bentuk,bau,serta
daya sebar atau daya lekat yang bagus serta kompatibilitas pada saat
penggunaan dan penyimpanan.
2) Factor yang dapat mempengaruhi stabilitas sediaan kosmetika
setengah padat berasal dari beberapa factor,yaitu dari faktor
lingkungan, faktor eksipien atau obat, kontaminasi mikroba,
kontaminasi logam berat dan pembersihan wadah.
3) Cara menanggulangi factor dari ketidakstabilan kosmetik sediaan
setengah padat, seperti factor dari lingkungan yaitu dengan cahaya
biasanya wadah akan digunakan adalah wadah yang memiliki warna
gelap,kemudian untuk oksigen bisa kita gunakan wadah yang mulut
terbuka yang sedikit dan bisa menambahkan pengompleks untuk
sediaan setengah padat untuk membuat kompleks logam yang ada
agar terhindar dari oksidasi, kemudain untuk mengurangi kelembaban
solusi yang digunakan adalah material yang dipilih yang digunakan
adalah kaca dan plastic untuk mencegahnya terpaparnya produk obat
terhadap kondisi lembab yang tinggi. Untuk factor dari obat/eksipien
agar pH suatu obat tetap terjaga pada sediaan kosmetika setengah
padat bisa ditambahkan zat pendapar seperti borat yang biasa
digunakan untuk pemakain topikal, dan untuk mengurangi ukuran
partikel adalah dengan penggerusan, dan untuk bahan baku yang
memenuhi syarat menurut dengan Farmakope Indonesia. Untuk
menanggulangi terjadinya kontaminasi Mikroorganisme adalah
dilakukannya sterilitas pada semua bahan yang berkaitan dengan
pembuatan sediaan kosmetika setengah padat dan ditambahakna
24
pengawet pada bahannya. Untuk kontaminasi logam yang tertinggal
seperti merkuri harus dibatasi penggunaannya sesuai anjuran aman
yang ditetapkan. Serta cara menanggulangi pembersihan wadah pada
kosmetika haruas dilakukan sterilisasi terlebih dahulu.
4) Metode yang digunakan pada uji stabilitas sediaan kosmetika setengah
padat, yaitu: uji stabilitas sendiri ada 2 jenis, yaitu uji stabilitas
dipercepat dan uji stabilitas jangka panjang.
4.2 Saran
1. Bagaimana sebaiknya yang harus dilakukan untuk mendapatkan
bahan/ sediaan yang memiliki stabilitas yang optimum pada sediaan
kosmetik setengah padat adalah dilihat dari faktor Lingkungan yaitu
temperatur, cahaya, oksigen, kelembaban, karbon dioksida. Faktor
dari obat/eksipien dalam sediaan yaitu pH dan ukuran partikel dan
bahan baku yang harus memenuhi syarat, kontaminasi mikroba,
kontaminasi logam yang tertinggal, pembersihan dari wadah.
2. Factor-faktor yang dapat mempengaruhi bioavailabitas, cara untuk
menanggulangi hal tersebut. Seperti factor dari lingkungan yaitu
dengan cahaya biasanya wadah akan digunakan adalah wadah yang
memiliki warna gelap, kemudian untuk oksigen bisa kita gunakan
wadah yang mulut terbuka yang sedikit dan bisa menambahkan
pengompleks untuk sediaan setengah padat untuk membuat kompleks
logam yang ada agar terhindar dari oksidasi, kemudain untuk
mengurangi kelembaban solusi yang digunakan adalah material yang
dipilih yang digunakan adalah kaca dan plastic untuk mencegahnya
terpaparnya produk obat terhadap kondisi lembab yang tinggi.
25
DAFTAR PUSTAKA
26