Anda di halaman 1dari 20

DEFISIENSI IMUN

KELOMPOK 2
IMUNOLOGI D

Jilan Nabilah 16339954


Arisma 17330071
Veny Febriyani 17330077
Clarisya Pramirusanti P 20330714
Suci Desriana RS 20330728
Amalia Khoirunnisa 18330009
IMUNODEFISIENSI
IMUNITAS IMUNODEFISIENSI

sejumlah penyakit yang menimbulkan kelainan


resistensi terhadap penyakit terutama infeksi satu atau lebih sistem imun karena adanya efek
salah satu komponen sistem imun

TANDA-TANDA IMUNODEFISIENSI

• Peningkatan kerentanan terhadap infeksi


• Rentan terhadap jenis kanker tertentu

• Terjadi akibat defek pematangan limfosit, aktivasi atau mekanisme efektor imunitas non-spesifisk
dan spesifik.

• Imunodefisiensi tertentu berhubungan dengan peningkatan insidens autoimunitas., mekanismenya


tidak jelas dan diduga berhubungan dengan defisiensi sel T.
GAMBARAN IMUNODEFISIENSI
Gangguan fungsi sistem imun yang umum

Gangguan Penyakit yang menyertai


Defisiensi
Sel B Infeksi bakteri rekuren seperti otitis media, pneumonia rekuren
Sel T Kerentanan meningkat terhadap virus, jamur, dan protozoa
Fagosit Infeksi sistemik oleh bakteri yang dalam keadaan biasa mempunyai virulensi
rendah, infeksi bakteri piogenik
Komplemen Infeksi bakteri, autoimunitas
Disfungsi
Sel B Gamopati monoklonal
Sel T Peningkatan sel Ts yang menimbulkan infeksi dan penyakit limfoproliferatif

Fagosit Hipersensitivitas, beberapa penyakit autoimun


Komplemen Edem angioneurotik akibat tidak adanya inhibitor esterase C1
GAMBARAN IMUNODEFISIENSI
Primer/Kongental Sekunder/Didapat

defek genetik yang meningkatkan kerentanan defisiensi yang timbul akibat malnutrisi, kanker
terhadap infeksi yang sering dan sudah yang menyebar, pengobatan dengan
bemanifestasi pada bayi dan anak, tetapi imunosupresan, infeksi sel sistem imun yang
kadang secara klinis baru ditemukan pada usia nampak jelas pada infeksi virus HIV, yang
lebih lanjut. merupakan sebab AIDS

Defisiensi imun primer relatif jarang dan yang sekunder lebih sering terjadi dan disebabkan oleh
berbagai faktor sesudah lahir.

• Penyakit defisiensi imun tersering mengenai limfosit, komplemen dan fagosit.


• Dapat dikarenakan tidak adanya fungsi spesifik defisiensi imun atau aktivitas yang berlebihan.
• Organ tubuh yang sering terkena adalah saluran napas yang diserang bakteri piogenik atau jamur.
IgA yang defisien dapat mengakibatkan infeksi kronik saluran napas. Gejala lain yang dapat terjadi
pada defiseinsi imun adalah ruam kulit, diare, pertumbuhan yang terganggu, hati dan limpa yang
membesar, abses rekuren atau osteomyelitis
KLASIFIKASI DEFISIENSI IMUN
DEFISIENSI IMUN SPESIFIK DEFISIENSI IMUN NON SPESIFIK

a. Defisiensi Kongenital atau Primer a. Defisiensi Komplemen

b. Defisiensi Imun Fisiologik b. Defisiensi Interferon dan Lisozim

c. Defisiensi Didapat atau Sekunder c. Defisiensi Sel NK

d. AIDS d. Defisiensi Sistem Fagosit


DEFISIENSI IMUN
NON - SPESIFIK
Defisiensi Komplemen
Defisiensi komplemen atau fungsi komplemen berhubungan dengan peningkatan insidens infeksi
dan penyakit autoimun seperti Lupus Eritematosus Sistemik (LES). Komponen komplemen dibutuhkan
untuk membunuh kuman, opsonisasi, kemotaksis, pencegahan penyakit autoimun dan eliminasi
kompleks antigen antibody. Kebanyakan defisiensi komplemen adalah herediter dan konsekuensi
defisiensi komplemen tergantung dari komponen yang kurang.

• Defisiensi C2  Tidak begitu berbahaya


Hal tersebut mungkin disebabkan oleh karena mekanisme jalur alternative tidak terganggu.

• Defisiensi C3  Menimbulkan infeksi rekuren piogenik dan gram negtif


Hal tersebut mungkin disebabkan oleh karena tidak adanya factor kemotatik, opsonisasi dan aktvitas
bakterisidal.
Place Your Picture Here
Defisiensi sel NK kongenital
ditemukan pada penderita
DEFISIENSI
osteopetrosis. Defisiensi sel NK
SEL NK
yang didapat terjadi akibat
imunosupresi.

DEFISIENSI
Defisiensi fagosit sering disertai
INTERFERON dan LISOZIM
DEFISIENSI dengan infeksi berulang. Risiko
SISTEM infeksi meningkat bila jumlah
FAGOSIT fagosit turun sampai dibawah
500/mm3.

Defisiensi
Kuantitatif Defisiensi
Kualitatif
DEFISIENSI IMUN SPESIFIK
Place Your Picture Here Defisiensi Imun Primer Sel B
DEFISIENSI dapat berupa gangguan
IMUN PRIMER perkembangan sel B, seperti
SEL B
tidak adanya satu kelas atau
subkelas Ig atau semua Ig.
DEFISIENSI KONGENITAL /
PRIMER Defisiensi Imun Primer Sel T

DEFISIENSI disertau dengan gangguan


IMUN PRIMER produksi Ig yang Nampak dari
SEL T
tidak adanya respons
terhadap vaksinasi.
DEFISIENSI
IMUN PRIMER
KOMBINASI
SEL B DAN
SEL T
Place Your Picture Here
Terjadinya peningkatan

KEHAMILAN aktivitas sel Ts atau efek


supresif faktor humoral yang
dibentuk trophoblast.

DEFISIENSI IMUN SPESIFIK


FISIOLOGIK
Meskipun neonates
USIA TAHUN menunjukkan jumlah sel T
PERTAMA
yang tinggi, namun
semuanya berupa sel naif

Terjadi atrofi timus dengan


USIA LANJUT
fungsi yang menurun
Place Your Picture Here
Infeksi dapat menimbulkan defisiensi
imun. Malaria dan rubela kongenital
Infeksi dapat berhubungan dengan defisiensi
antibodi

Obat sering menimbulkan defisiensi


DEFISIENSI IMUN Obat,trauma,tindakan,kat imun sekunder. Tindakan kateterisasi
dan bedah dapat menimbulkan
SPESIFIK DIDAPAT / eresisasi,dan Bedah
imunokompromais. Antibiotik dapat
menekan sistem imun.
SEKUNDER
Penyinaran dosis tinggi menekan
seluruh jaringan limfoid, sedang dosis
Penyinaran rendah dapat menekan aktivitas sel Ts
secara selektif

Defisiensi imun didapat bisa terjadi


akibat berbagai penyakit yang
Penyakit Berat menyerang jaringan limfoid seperti
penyakit Hodgkin, mieloma multipel,
leukemia Uremia dapat menekan sistem
imun dan menimbulkan defisiensi imun.
digunakan bila ditemukan ada riwayat
Place Your Picture Here
terpapar dengan virus. Bila seseorang
Antibodi
Mikrobial diimunisasi, sebaiknya diperiksa terlebih
dalam dahulu untuk antibodi terhadap toksoid,
Pemeriksaan
Defisiensi tetanus, toksoid difteri dan virus polio. Bila
Imun kadar antibodi rendah, sebaiknya individu
DIAGNOSIS
tersebut dilakukan tes dengan imunisasi
IMUNODEFISIENSI
terhadap antigen mati dan responnya
dievaluasi 4-6 minggu kemudian

Tes ini vitro dilakukan dengan uji fiksasi


komplemen dan fungsi bakterisidal, reduksi
NBT atau stimulasi produksi superoksid yang
memberikan nulai enzim oksidatif yang
Pemeriksaan
In Vitro berhubungan dengan fagositosis aktif dan
aktivitas bakterisidal
Place Your Picture Here
menggunakan antibiotik/ antiviral yang
tepat, pemberian pooled human
immunoglobulin yang teratur,
PENGOBATAN transplantasi sumsum tulang dari
UMUM
donor dan resipien yang memiliki
PENGOBATAN
hubungan genetik yang cocok telah
IMUNODEFISIENSI dilakukan dengan hasil yang baik pada
beberapa kasus.

PEMBERIAN Globulin gama diberikan pada


GLOBULIN penderita defisiensi Ig tertentu
GAMA
(tidak pada defisiensi IgA
Place Your Picture Here Pemberian infus sitokin seperti IL-2,
PEMBERIAN
SITOKIN GM-CSF, M-CSF, dan IFN-ɣ kepada
suyek dengan penyakit tertentu

Transfusi diberikan dalam bentuk


PENGOBATAN
neutrofil kepada subyek dengan
IMUNODEFISIENSI TRANSFUSI defisinesi fagosit dan pemberian
limfosit autologous yang sudah
menjalani transfeksi dengan gen
Adenosine Deaminasi

Transplantasi timus fetal atau stem


TRANSPLANTASI
cell dari sumsum tulang dilakukan
untuk memperbaiki kompetensi imun
Place Your Picture Here
Analog nukleotida dapat mengurangi
kadar RNA HIV dalam plasma, namun
kurang efektif. Inhibitor protease virus
digunakan untuk mencegah proses
OBAT
ANTIVIRUS protein prekursor menjadi kapsid

PENGOBATAN matang dan protein core. Umumnya


digunakan kombinasi protease
IMUNODEFISIENSI
inhibitor dan 2 inhibitor-reverse
transcriptase

Pengembangan vaksin untuk


mencegah penyebaran AIDS
VAKSINASI
merupakan penelitian yang
diprioritaskan para ahli imunologi
Place Your Picture Here

Dilakukan dengan cara menyisipkan


gen normal pada populasi sel yang
terkena penyakit. Untuk pengobatan
TERAPI
GENETIK jangka pajang diperlukan penyisipan

PENGOBATAN gen ke asal sumsum tulang yang


pluriprotein, namun masih
IMUNODEFISIENSI
memelurkan studi lebih lanjut

Diperlukan penghambat reverse


trnascriptase untuk menghambat
sintesis dsDNA spesifik genom viral
TERAPI
POTENSIAL RNA, dapat digunakan analog
nukleosida dan bahan non-nukleosida
KESIMPULAN
• Imunodefisiensi adalah keadaan dimana terjadi penurunan atau ketiadaan respon imun normal.
• Defisiensi imun secara garis besar diklasifikasikan menjadi defisiensi imun spesifisk dan defisiensi imun non
spesifik
• Diagnosis terjadinya defisiensi imun dapat dilakukan menggunakan metode antibodi mikrobial dalam
pemeriksaan defisiensi imun dan pemeriksaan secara in-vitro.
• Pengobatan defisiensi imun antara lain secara umum (menggunakan antibiotik/ antiviral yang tepat, pemberian
pooled human immunoglobulin yang teratur, transplantasi sumsum tulang dari donor dan resipien yang memiliki
hubungan genetik yang cocok), pemberian globulin gama, pemberian sitokin, transfusi, vaksinasi, obat antivirus,
terapi genetik, terapi potensial dan transplantasi.
THANK YOU!

CONT
ENT

Anda mungkin juga menyukai