Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI I

Deteksi Faktor Rheumatoid dengan Metode Kualitatif

Kelompok 3:
1. Mutmainna Kartika Putri PO714203191023
2. Ni Luh Lita Desmianti PO714203191024

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES MAKASSAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PRODI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

I. Dasar Teori...........................................................................................1
II. Prosedur Pemeriksaan...........................................................................1
1. Pra analitik......................................................................................1
2. Analitik...........................................................................................2
3. Pasca analitik..................................................................................2
III.Kesimpulan...........................................................................................3

iii
Hari / Tanggal Praktikum : Kamis, 25 Maret 2021
Judul Praktikum : Deteksi Faktor Rheumatoid dengan Metode Kualitatif
Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui adanya latex RF (Rheumatoid Factor)
secara kualitatif pada serum.

I. Dasar Teori
RF merupakan antibodi terhadap regio Fc di Immunoglobulin G. Namun, sebagian
besar RF adalah berupa IgM (Ernesto, K., 2017). RF ditemukan lebih dari 70% penderita
RA. Meskipun demikian, RF juga ditemukan dalam persentase kecil pada subjek sehat
dan hingga 20% pada subjek yang berusia lebih dari 65 tahun. Adanya RF menunjukkan
RA tetapi bukanlah penegak diagnosis. Peran autoantibodi dalam pathogenesis RA masih
diperdebatkan; namun temuan umum pada RA adalah adanya antibodi IgM yang bereaksi
dengan bagian Fc IgG, yang menyebabkan terbentuknya kompleks imun. Antibodi anti-
IgG ini dinamakan sebagai RF. Pengendapan kompleks imun ini pada sendi akan
mengaktifkan jalur komplemen klasik, yang menginisiasi kaskade peristiwa yang pada
komplemen menyebabkan pembentukan kemoatraktan yang dapat merekrut makrofag dan
neutrophil di tempat tersebut. Sel-sel ini dapat menyebabkan destruksi jaringan dan juga
menyebabkan penyebaran respons inflamatorik (Ernesto, K., 2017).
Autoimun adalah suatu respon imun atau system kekebalan yang terbentuk sebagai
kesalahan dalam mengidentifikasi benda asing. Sel, jaringan atau organ tubuh manusia
akan dianggap sebagai benda asing sehingga dirusak melalui antibody. Penyakit autoimun
tidak memberikan dampak peningkatan ketahanan tubuh dalam melawan suatu penyakit,
tetapi dapat menimbulkan kerusakan tubuh akibat kekebalan yang terbentuk
(Purwaningsih, E., 2013). Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan salah satu penyakit
autoimun yang paling umum di masyarakat, berupa inflamasi arthritis pada pasien dewasa
(Singh et al., 2015).
Menurut kriteria ACR & EULAR (American College of Rheumatology and
European League Againts Rheumatism) 2010, diagnosis RA terdapat dua parameter
laboratorium yaitu rheumatoid factor (RF) dan anti citruliinated protein antibodies
(ACPA) diantaranya anti CCP (anti Cyclic citrullinated protein antibody) atau anti MCV
(anti mutated citrullinated vimentin) serta laju endap darag (LED) & CRP (Aletaha D,
dkk, 2010).
Untuk uji skrining terhadap pemeriksaan rheumatoid factor dapat dilakukan dengan
metode aglutinasi dimana darah dicampurkan dengan partikel lateks yang dilapisi oleh
antibody IgG manusia. Jika darah tersebut mengandung factor rheumatoid, larutan lateks
tersebut akan membentuk gumpalan atau aglutinasi sehingga sampel serum yang
diperiksa mengandung RF, maka akan terbentuk aglutinasi (Aletaha D, dkk, 2010).

II. Prosedur Pemeriksaan


1. Pra Analitik
a. Persiapan Pasien
Dalam pemeriksaan ini pasien tidak memerlukan persiapan khusus, pasien
hanya mengisi formulir yang disiapkan oleh petugas Rumah Sakit.

1
b. Persiapan Alat dan Bahan
Alat:
- Slide latar belakang hitam
- Batang pengaduk
- Pipet tetes
Bahan:
- Serum
- Control positif
- Control negative
- Reagen latex

2. Analitik
a. Prinsip Kerja
Tes Rf-latex adalah aglutinasi slide untuk mendeteksi secara langsung
(kualitatif) dari serum Rheumatoid Factor (RF). Antigennya yaitu suspense latex
khusus dengan gamma Globulin manusia, ditentukan dengan adanya aglutinasu
pada serum pasien dengan tes Rheumatoid Factor.
b. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Meneteskan 1 tetes control positif pada bulatan disebelah kanan dan
meneteskan 1 tetes control negative pada bulatan disebelah kiri.
3. Meneteskan 1 tetes sampel serum pada bulatan yang ditengah.
4. Meneteskan 1 tetes reagen latex pada ketiga bulatan.
5. Menghomogenkan dengan batang pengaduk sampai memenuhi bulatan dan
digoyangkan selama 2 menit.
6. Mengamati reaksi yang terjadi.

3. Pasca Analitik

Hasil: negative (tidak terjadi aglutinasi)


Ket:
 Aglutinasi yang tampak menunjukkan tingkat RF yang terkandung dalam
serum > 8 IU/ml

2
 Tidak adanya aglutinasi menunjukkan tingkat RF dalam serum < 8 IU/ml
III. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan hasil negative (tidak terjadi reaksi
aglutinasi) pada praktikum pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor) dengan metode
kualitatif. Adapun kelebihan dari metode ini adalah sederhana, lebih hemat biaya, dan
efisiensi waktu. Kekurangan dari metode ini adalah spesifitas kurang tinggi.

Praktikan Dosen Pembimbing

Mutmainna Kartika Putri & Yaumil Fachni Tandjungbulu, S.ST., M.Kes


Ni Luh Lita Desmianti

Anda mungkin juga menyukai