Blastomyces dermatitidis
Oleh :
KELOMPOK 5
KELAS A
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT., atas segala kebesaran dan
limpahan rahmat serta hidayah yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Blastimyces dermatitidis” sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan sebelumnya. Tak lupa salawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW. beserta keluarga dan sahabat, semoga selalu dapat menuntun penulis
pada ruang dan waktu yang lain.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengalami berbagai kesulitan. Akan tetapi,
berkat dukungan, bimbingan, dan masukan dari berbagai pihak maka kesulitan-kesulitan
tersebut dapat teratasi. Maka dari itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu. Terutama kepada search engine
google yang ikut berperan besar dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari, itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun selalu penulis harapkan dari berbagai pihak agar dapat
menyempurnakan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah................................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3
A. Blastomyces dermatitidis.................................................................................. 3
B. Morfologi dan Identifikasi ................................................................................ 5
C. Pathogenesis .................................................................... ............................... 7
D. Manifestasi Klinis dan Epidemiologi................................................................. 8
E. Cara Pengobatan ................................................................................................ 8
BAB 3 PENUTUP............................................................................................................... 10
A. Kesimpulan........................................................................................................ 10
B. Saran................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Blastomyces dermatitidis
https://www.sciencedirect.com/topics/agricultural-and-biological-
sciences/blastomyces-dermatitidis
3
Mekanisme utama terjadinya blastomikosis adalah terhirupnya conidia pada
fase mold di lingkungan (Kauffman dan Miceli, 2015). Dengan adanya conidia pada
daerah yang yang terkontaminasi Blastomyces Blastomyces dermatidis dermatidis
maka udara yang ada di daerah tersebut akan ikut terganggu. Blastomyces
dermatidis akan terhirup dan masuk kedalam paru-paru, kemudian akan mengalami
fase transisi menjadi fase yeast infasiv. Infeksi akan berkembang di paru-paru, dan
karena adanya keterbatasan tempat maka infeksi tersebut dapat menyebar dan
mengakibatkan infeksi ekstrapulmoner yang mempengaruhi sistem organ lain (Khuu
et al, 2014). Respon dari inang berupa sistem kekebalan sel T dan neutrofil. Sampai
saat ini belum ada laporan yang menyatakan Blastomyces Blastomyces dermatidis
dermatidis dapat ditularkan melalui tranplantasi tranplantasi organ (Kauffman
(Kauffman dan Miceli, Miceli, 2015). Namun apabila apabila Blastomyces dermatidis
menginfeksi sistem saraf pusat hal tersebut dapat menyebabkan meningitis
yebabkan meningitis dan dengan dilakukannya tranplantasi organ lebih memicu
terjadinya meningitis (American Thoracic Society, 2013)
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Euascomycetes
Ordo : Onygenales
4
Family : Onygenaceae
Genus : Blastomyces
5
http://thunderhouse4-yuri.blogspot.com/
6
Sumber : Smith and Kauffman, 2010
Dalam jaringan atau biakan pada suhu 37○C, Blastomyces
dermatitidis tumbuh sebagai ragi bulat, multinuklear berdinding tebal(8-
15 µm) yang biasanya menghasilkan tunas tunggal. Tunas dan sel yeast
induk menempel pada suatu dasar yang luas, dan tunas ini bisa
membesar hingga berukuran sama dengan sel yeast induk sebelum
mereka terlepas. Sel yeast ibu dengan anak yang masih melekat disebut
blasoconidia. Koloni berkerut seperti lilin dan lembut. Membutuhkan 7-10
hari untuk tumbuh menjadi bentuk ragi.
Fase seksual dari Blastomyces dermatitidis dikenal dengan nama
TELEOMORPH sehingga fungi disebut juga Ajellomyces dermatitidis, yang
menghasilakn gymnothecium. Gymnothecium adalah sejenis
cleistothecium (closed ascocarp) yang juga dijumpai pada Aspergillus .
Walaupun gymnothecium adalah tipe dari closed ascocarp tapi penutup
luarnya mudah lepas sehingga askospora dapat jatuh tanpa penutupnya
di degradasi oleh mikroba lain.
7
C. Patogenesis Blastomikosis
Infeksi pada manusia akan terjadi pada paru-paru (Jawetz et al, 2013, h. 692).
Blastomyces dermatidis akan menginfeksi saat sedang berada dalam fase konidia
atau dalam keadaan materi yang sudah membusuk kemudian terhirup dan masuk ke
dalam paru-paru paru-paru (Castillo et al, 2015).Saat masuk kedalam kedalam
tubuh maka akan terjadi terjadi peningkatan peningkatan suhu, karena suhu tubuh
relatif relatif lebih tinggi dari suhu lingkungan lingkungan maka akan terjadi konversi
dari fase spora ke fase yeast (Yildiz et al, 2016).
Beberapa faktor host lokal akan terpicu dengan terhirupnya Blastomyces
dermatidis dermatidis ke dalam paru-paru. paru-paru. Makrofag Makrofag akan
teraktivasi untuk teraktivasi untuk membunuh memfagosit mikroorganisme tersebut
sehinga dapat menghambat perubahan ke fase yeast. Neutrofil dan makrofag akan
memfagosit organisme pada fase yeast. Limfosit T akan mengendalikan infeksi yang
disebabkan oleh Blastomyces Blastomyces dermatidis dermatidis sehingga akan
peka dengan antigen Blastomyces Blastomyces dermatidis dermatidis dan akan
mendorong makrofag untuk melakukan fagosit melakukan fagosit pada fase yeast
(Smith dan Kauffman, 2010). Imunitas humoral hanya memiliki sedikit pengaruh
untuk mengatasi infeksi (Castillo et al, 2015).
Manifestasi Klinis
Masa inkubasi untuk blastomikosis adalah 3-15 minggu. Sekitar 30%-
50% infeksi blastomikosis tidak menunjukan gelaja apapun (Khuu et al, 2014).
Blastomikosis akan menunjukan gejala berupa batuk, demam, produksi
dahak, dada nyeri, penurunan berat badan, sesak nafas, nyeri sendi dan nyeri
pada beberapa bagian bagian tubuh (Zhu et al, 2017). Gejala yang muncul
memiliki memiliki kemiripan kemiripan dengan penyakit penyakit lain seperti
seperti bakteri bakteri pneumonia, pneumonia, influenza, influenza,
tuberkulosis, tuberkulosis, infeksi infeksi jamur lainnya, dan beberapa
keganasan (Khuu et al, 2014).
8
Epidemiologi
Pada umumnya dalam relung ekologi, kebanyakan fungi yang
menyebabkan infeksi sistemik memiliki jalur penyebaran geografik yang
terbatas atau bersifat endemik dimana pada tempat tersebut fungi ini sering
menyerang. Blastomikosis bersifat endemik di Amerika Utara. Mississippi,
Ohio dan lembah Missouri adalah lokasi geografik dengan tingginya kasus
infeksi akibat Blastomyces dermatitidis. Blastomikosis relatif sering
ditemukan pada anjing dan beberapa hewan lainnya di daerah –daerah
endemik. Peningkatan bentuk anjing ini menandai terjadinya wabah manusia.
Blastomikosis tidak dapat di tularkan oleh hewan ataupun manusia.
E. Pengobatan Blastomikosis
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, pada kenyataannya masih banyak
kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya
10
pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
11
Dinda Wahyu Suryadi (PO714203191.012)
1. Seorang pasien datang ke rumah sakit dengan gejala berupa batuk,demam,sesak nafas
dan nyeri pada beberapa bagian tubuhnya. Dokter menyarankan untuk dilakukan
pemeriksaan kultur dan didapatkan hasil koloni mengembang warna putih pudar dengan
tekstur permukaan yang halus dan kering. Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien tersebut
didiagnosis.....
a. Blastomyces
b. Blastomikosis
c. Histoplasmosis
d. Cryptococcosis
e. Sporotrikosis
2. Seorang anak diberi antibiotik jenis Itrakonazol 200-400mg per hari oleh dokter.
Antibiotik yang diberikan ke anak tersebut berasal dari jamur dengan ciri-ciri:
• tumbuh sebagai ragi bulat
•multinuklear berdinding tebal(8-15 µm) yang biasanya menghasilkan tunas tunggal
•tunas dan sel yeast induk menempel pada suatu dasar yang luas, dan tunas ini bisa
membesar hingga berukuran sama dengan sel yeast induk sebelum mereka terlepas
•sel yeast ibu dengan anak yang masih melekat disebut blasoconidia. Koloni berkerut
seperti lilin dan lembut
•membutuhkan 7-10 hari untuk tumbuh menjadi bentuk ragi.
12
sifat dan morfologi sebagi berikut :
•diameter 10-20 µm
•benang-benang memanjang
•termasuk protista eukariotik
•Kemoheterotof dan kemoorganotrof
•saprofit atau parasit
•struktur vegetatif berupa seluler (yeast atau khamir) atau multiseluler dan berfilamen
(mold atau kapang dan endapan)
•reproduksi seksual atau aseksual
Dari pernyataan diatas merupakan sifat dan morfologi dari ....
a. Jamur
b. Bakteri
c. Parasit
d. Bakteri dan parasit
e. Salah semua
13
d. Misselium dan ragu
e. Spora dan hifa
14