Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

PEWARNAAN SPORA

Hari /Tanggal : Selasa, 22 Maret 2021

Nama : Tafika Yahsifany Marsal

NIM : PO714203191.034

Kelompok : A2

LABORATORIUM BAKTERIOLOGI
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS POLKESMAS
PRODI D4 TLM
2021

Nilai TTD

1
I. Tujuan Praktikum

Untuk dapat melihat bentuk (Morfologi) dan letak spora pada


bakteri dengan metode “scaeffer fulton”.

II. Landasan Teori

Beberapa spesies bakteri tertentu dapat membentuk spora.


Spora dihasilkan di dalam tubuh vegetatif bakteri tersebut, dapat
berada di bagian tengah ( central ). Ujung ( terminal ) ataupun tepian
sel. Spora merupakan tubuh bakteri yang secara metabolik mengalami
dormansi dihasilkan pada fase lanjut dalam pertumbuhan sel bakteri
yang sama seperti asalnya, yaitu sel vegetatif. Spora bersifat tahan
terhadap tekanan fisik maupun kimiawi ( Pelezar, 2008)

Spora bakteri dapat berbentuk bulat, lonjong atau silindris.


Berdasarkan letaknya spora di dalam sel, kuman dikenal letak sentral,
subterminal dan terminal ( Pratiwi,S.2008)

Pewarnaan diferensial merupakan teknik pewarnaan yang


menampilkan perbedaan diantara sel-sel mikroba atau bagian-bagian
sel mikroba. Pewarnaan diferensial banyak jenisnya, antara lain ialah
pewarnaan gram, pewarnaan spora, pewarnaan Tahan asam,
pewarnaan Giemsa. Pewarnaan kapsul dan pewarnaan flagel. Pada
praktikum ini digunakan teknik pewarnaan spora ( Pelezar,2007 )

Teknik pewarnaan spora merupakan pewarnaan dengan


menggunakan malchite green dan safranin, yang dalam hasil
pewarnaannya akan muncul warna hijau pada sporanya, serta warna
merah pada sel vegetatifnya yaitu pada bacillur subtitulis. (
Natsis.2003 )

2
Bakteri pembentuk spora lebih tahan terhadap desinfektan,
sinar, kekeringan, panas dan kedinginan. Kebanyakan bakteri
pembentuk spora tinggal ditanah, namun spora bakteri dapat tersebar
dimana saja ( Dwidjoseputro, 2010 )

III. Alat dan Bahan

 Alat
1. Objek glass
2. Pipet tetes
3. Ose bulat
4. Kore api
5. Lampu spiritus
6. Mikroskop
7. Bak pewarnaan
8. Tabung reaksi
9. Penjepit
 Bahan
1. Suspensi bakteri
2. Cat warna Malachite Green 5%
3. Oil imersi
4. NaCL Fisiologis
5. H2SO4 1%
6. Cat warna safranin

IV. Prosedur Bakteri

1. Membuat suspensi dengan NaCL fisiologis sebanyak 1 ml,


suspensi dibuat dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan sekitar 1 ml malachite green 5% ke dalam
tabung, kemudian diratakan.

3
3. Sediaan dipanaskan diatas nyala api spiritus selama 6
menit atau penangas air selama 15-30 menit.
4. Kemudian dibuat sedian dari suspensi tersebut dan
difiksasi.
5. Ditetesi H2SO4 1% selama 2-3 detik
6. Sediaan dibilas dengan air mengalir.
7. Ditetesi/digenangi safranin 0,5% selama kurang lebih 4
menit.
8. Sediaan dicuci dan dikeringkan di udara.
9. Dilakukan pemeriksaan di mikroskop pada perbesaran
objektif 100 x dan ditambahkan oil imersi.

V. Hasil Praktikum

 Bakteri basil (Diplobacillus) berwarna merah, spora berwarna


hijau (subterminal).

4
VI. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan pewarnaan bakteri berupa


pewarnaan spora. Adapun prinsip praktikum pada percobaan kali ini
yaitu pada penggunaan zat warna malachite green dan safranin
dimana pada hasil pewarnaan akan menghasilkan warna hijau pada
spora dan warna merah pada sel vegetatifnya.

Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bakteri vegetatif


berwarna merah dan spora berwarna hijau, dengan bentuk basil
( Diplobacillus ). Letak sporanya berada pada suberminal dengan latar
belakang berwarna bening. Letak endospora berbeda dengan spesies
bakteri yang lain. Tipenya ada yang central yaitu lokasi sel
vegetatifnya ditengah, terminal letak se vegetatifnya berada di ujung
atau pinggir dan tipe subterminal berarti lokasi endospora berada di
antara tengah dan pinggir dari sel vegetatif. Bakteri yang berbentuk
basil memiliki endospora yang terletak di subterminal.

VII. Kesimpulan

Pada praktikum kali ini ditemukan badan bakteri berwarna


merah dan spora bakteri berwarna hijau yang terletak, diantara tengah
dan pinggir dari sel vegetatif (subterminal ).

5
DAFTAR PUSTAKA

 Dwidjoseputro,D.2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang:


Djambatan.
 Natsir,2003. Mikrobiologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
 Pelezar, and Chan M.J. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Jakata : UI. Press.
 Pelezar, Michael J dan E.C.S. Chan. 2008. Dasar-Dasar
Mikroorganisme, Jakarta : Universitas Indonesia Press.
 Pratiwi,S. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai