Anda di halaman 1dari 8

PEWARNAAN SPORA BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Mikrobiologi Terapan
Yang dibina oleh Ibu Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd

Oleh :
Kelompok III/ Offering B 2019
Anis Rufaidah (190341864407)
Arif Hidayat (190341764439)
Rati Sarina Passoe (190341764442)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEPTEMBER 2019
A. Topik
Pewarnaan Spora Bakteri
B. Tujuan
1. Untuk mempelajari dan memperoleh keterampilan melakukan pewarnaan spora
bakteri.
2. Untuk menentukan ada atau tidaknya spora bakteri.
C. Waktu dan Tempat
Praktikum pewarnaan spora bakteri dalam sayur sawi dilakukan pada hari Kamis, 19
September 2019, pukul 13.00 -16.30 WIB di ruang 305 Laboratorium Mikrobiologi gedung
O5 Jurusan Biologi FMIPA UM.
D. Dasar Teori
Spora bakteri adalah bentuk bekteri yang sedang dalam usaha mengamankan diri
terhadap pengaruh buruk dari luar. Spora bakteri mempunyai fungsi yang sama seperti
kista amoeba, sebab bakteri dalam bentuk spora dan amoeba dalam bentuk kista
merupakan suatu fase dimana kedua mikroorganisme itu berubah bentuk untuk
melindungi diri terhadap faktorluar yang tidak menguntungkan (Dwidjoseputro, 1989).
Jenis-jenis bakteri tertentu, terutama yang tergolong dalam genus Bacillus
dan Clostridium mampu membentuk spora. Spora yang dihasilkan diluar sel vegetatif
(eksospora) atau di dalam sel vegetatif (endospora). Bakteri membentuk spora bila
kondisi lingkungan tidak optimum lagi untuk pertumbuhan dan perkembangannya,
misalnya: medium mengering, kandungan nutrisi menyusut dan sebagainya (Hastuti,
2012).
Struktur spora dari dalam ke luar secara berurutan yaitu inti protoplasma yang
mengandung komponen penting seluler seperti DNA, RNA, enzim, asam dipikolinik,
kation divalen dan sedikit air. Sebuah membran dalam yang merupakan cikal bakal
sitoplasma membran sel, dinding sel germinal yang mengelilingi membran dan
merupakan cikal bakal dari dinding sel untuk memunculkan sel vegetatif. Setelah itu,
korteks mengelilingi dinding sel yang mengandung peptida dan glikan. Sebuah membran
luar paraspora dan mantel spora. Di bagian luar korteks dan membran mengandung
lapisan protein yang menyediakan ketahanan untuk spora. Selama germinasi dan
pertumbuhan, korteks dihidrolisis dan membran luar paraspora dan mantel spora
dihilangkan diikuti dengan munculnya sel (Ray, 2004).
Dinding spora bersifat impermeabel, tetapi zat-zat warna dapat diserap kedalamnya
dengan jalan memanaskan preparat. Sifat impermeabel ini mencegah dekolorisasi spora
2
oleh alkohol bila diperlakukan dalam waktu yang sama seperti pada dekolorisasi sel-sel
vegetatif (Irianto, 2006). Lapisan luar spora merupakan penahan yang baik terhadap
bahan kimia, sehingga spora sukar untuk diwarnai. Spora bakteri dapat diwarnai dengan
dipanaskan. Pemanasan menyebabkan lapisan luar spora mengembang, sehingga zat
warna dapat masuk (Lay, 1994). Spora bakteri sangat sulit diwarnai dengan pewarna
biasa, oleh karena itu harus diwarnai dengan pewarna spesifik (Fardiaz, 1992). Bahan
yang digunakan untuk pewarnaan spora dapat memakai larutan malachite green dan
larutan safranin (Waluyo, 2010).
Setiap sel bakteri hanya dapat membentuk satu spora. Struktur endospora
bervariasi untuk setiap jenis maupun spesies, tetapi struktur umumnya hampir sama. Jika
endospora ditempatkan di dalam suatu medium yang baik, akan terjadi germinasi, spora
akan mengambil air dari sekelilingnya, membengkak dan berkecambah. Lapisan luar
spora pecah dan spora akan tumbuh menjadi sel vegetatif (Fardiaz, 1992).
Menurut Kusnadi, dkk. 2003, endospora tahan terhadap keadaan lingkungan
yang merugikan seperti kering, panas, dan kurang tersedis nutrisi. Endospora yang
sebenarnya merupakan suatu badan yang sangat membias terbentuk dalam sel
bakteri vegetatif. Ukuran, bentuk, dan posisi spora dalam sel induk, sifatnya
relatif tetap, menandai suatu spesies. Beberapa tipe endospora berdasarkan bentukdan
lokasinya pada sel bakteri :
a) Tipe terminal : spora terletak di antara bagian tengah dan ujung sel.
b) Tipe sentral : spora terletak di bagian tengah sel.
c) Tipe lateral : spora terletak di bagian tengah sel tetapi sedikit menyamping

E. Alat dan Bahan


a. Alat :
1. Mikroskop Cahaya
2. Kaca benda
3. Lampu Spiritus
4. Mangkuk pewarna
5. Kawat Penyangga
6. Pipet
7. Pinset
8. Botol penyemprot
b. Bahan :
3
1. Biakan murni bakteri yang telah berumur 7x24 jam
2. Aquades steril
3. Larutan hijau malakit 5%
4. Larutan safranin 0,5%
5. Kertas lensa
6. Alkohol 70%
7. Lisol
8. Minyak emersi
9. Sabun cuci
10. Korek api

4
F. Prosedur

Sediakan kaca bendah yang bersih, lalu lewatkan di atas nyala


lampu spiritus

Teteskan setetes aquades steril di atas kaca benda tersebut.

Secara aseptic ambillah inokolum bakteri yang akan diperiksa,


lalu letakkan di atas tetesan aquades itu. Kemudian ratakan
perlahan-lahan dan biarkan sampai mengering.

Lakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan tersebut di atas


nyala api lampu spiritus dengan cepat

Meneteskan larutan hijau malakit di atas sediaan itu lalu


panaskan sediaan tersebut di atas nyala api spiritus selama 3
menit. Menjaga jangan sampai sediaan mendidih atau
mengering, jika mengering tambahkan tetesan larutan hijau
malakit dan jauhkan dari api lampu spiritus. Selama pemanasan
jepitlah sediaan dengan pinset.

Meletakkan sediaan tersebut di atas kawat penyangga yang


diletakkan di atas mangkuk pewarna. Lalu biarkan sampai
dingin.

Mencuci kelebihan larutan malakit dengan air kran dalam botol


penyemprot sampai warna hijau menjadi pudar.

Meneteskan larutan safranin di atas sediaan tersebut, lalu biarkan


selama 3 menit.

Mencuci kelebihan larutan safranin pada sediaan itu.

Mengeringkan sediaan dengan kertas penghisap dan mengamati di


bawah mikroskop
5
G. Data Pengamatan
NO ADA/TDK ADA/TIDAK BENTUK LETAK GAMBAR
ADA ADA SPORA
SPORA SPORA
1. Koloni Ada Oval -
Putih

Spora yang tersebar


2. Koloni Tidak Ada - -
Kuning

Sel Vegetatif

H. Analisis
Berdasarkan hasil praktikum pewarnaan spora bakteri biakan murni yang terdapat
dalam sayur sawi dapat ditemukan bahwa pada koloni putih terdapat spora yang berbentuk
oval hal ini dibuktikan dengan terlihatnya warna hijau pada sel pengamatan menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 1000x. Letak spora yang kami amati tersebar yang artinya
spora telah terlepas dari sel.
Koloni kuning tidak terdapat spora hal ini dibuktikan dengan hanya terlihat warna
merah yaitu sel vegetative yang diamati melalui mikroskop dengan perbesaran 1000x

I. Pembahasan
Spora berfungsi untuk melindungi sel bakteri dari lingkungan. Tidak semua bakteri
memiliki spora. Berdasarkan hasil pengamatan pewarnaan spora bakteri pada biakan
murni yang terdapat dalam sayur sawi terlihat bahwa koloni putih terdapat spora yang

6
berbentuk oval, hal ini dibuktikan dengan terlihatnya warna hijau pada sel vegetative
yang berwarna merah. Proses pewarnaan menggunakan larutan safranin 0,5% dan larutan
hijau malakit 5%. Dinding spora bersifat impermeabel, tetapi zat-zat warna dapat diserap
kedalamnya dengan jalan memanaskan preparat. Lapisan luar spora merupakan penahan
yang baik terhadap bahan kimia, sehingga spora sukar untuk diwarnai. Spora bakteri
dapat diwarnai dengan dipanaskan. Pemanasan menyebabkan lapisan luar spora
mengembang, sehingga zat warna dapat masuk .
Letak spora pada koloni putih yang terlihat di bawah mikroskop dengan perbesaran
1000x adalah berpencar dari sel vegetatif. Sel vegetatif dapat hancur karena proses
perlakuan yang kurang tepat oleh praktikan pada saat pewarnaan, sehingga menyebabkan
terlepasnya spora dari sel vegetatif. Bentuk spora yang terlihat di bawah mikroskop
dengan perbesaran 1000x adalah oval.
Pengamatan pada koloni kuning terlihat bahwa tidak memiliki spora hal ini
dibuktikan dengan hanya terlihat sel vegetatif yang berwarna merah. Bentuk sel yang
terlihat adalah berbentuk bulat.

J. Simpulan
Tidak semua bakteri memiliki spora. Spora pada bakteri berfungsi untuk melindungi sel
dari lingkungan. Dari dua koloni yang diamati yaitu koloni putih dan kuning hanya
ditemukan spora pada koloni putih. Spora terdapat pada koloni putih namun letaknya
telah terlepas dari sel vegetatif. Bentuk sel vegetatif koloni putih adalah oval dan koloni
kuning adalah bulat.
K. Diskusi
1. Apakah fungsi spora bagi bakteri?
Jawaban:
Fungsi spora pada bakteri adalah sebagai pelindung dari lingkungan luar sehingga tidak
mudah masuk dalam sel.
2. Mengapa diperlukan pemanasan dalam proses pewarnaan spora? Jelaskan
Jawaban:
Karena dinding spora bersifat impermeable maka dengan proses pemanasan zat-zat
warna dapat diserap ke dalam sel. Pemanasan menyebabkan lapisan luar spora
mengembang, sehingga zat warna dapat masuk (Lay, 1994).

7
DAFTAR RUJUKAN

Dwidjoseputro. 1989. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan. .

Hastuti, Utami Sri. 2015. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press.

Lay, B. W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama


Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Jilid I Bandung : Yrama Widya

Waluyo, Lud. 2008.Teknik Metode Dasar Mikrobiologi Malang: Universitas


Muhammadiyah Malang

Kusnadi; Peristiwati; Syulasmi, Ammi; Purwianingsih, Widi; Rochintaniawati, Diana. 2003.


Common Textbook Mikrobiologi Jica. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia FMIPA
Jurusan Pendidikan Biologi

Anda mungkin juga menyukai