PEWARNAAN KAPSUL
DISUSUN OLEH:
NIM : B1D120055
KELAS : 2020 B
KELOMPOK : 3 (TIGA)
Asisten Praktikan
Dosen Pembimbing
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memungkinkan pengamatan struktur sel seperti spora dan bahan infeksi yang
Apabila lapisan lapisan lendir tersebut cukup tebal dan kompak maka disebut
selsel bakteri dan dapat bertindak sebagai pelekat pada sel inang (Chasanah,
2016).
violet dan Cu2SO4 atau tinta cina. Kapsul merupakan struktur luar pelindung
sel yang disekresikan oleh dinding sel. Hanya bakteri tertentu yang
membentuk kapsul dan tidak semua jenis bakteri mempunyai kapsul. Adanya
pada hewan ternak, tidak pemproduksi kapsul saat tumbuh di luar tubuh inang
akan tetapi membentuk sel kapul saat menginfeksi tubuh inang (Chasanah,
2016).
Kapsul memiliki zat gula yang terdiri dari 6 atom karbon yang disebut
lalin kapsul tersusun dari dekstran. Untuk melihat ada tidaknya kapsul pada
mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Zat warna tidak akan
berwarna putih dan diselubungi oleh kapsul yang berwarna merah (Chasanah,
2016).
B. Tujuan Praktikum
Untuk mengamati ada atau tidaknya kapsul pada suspensi biakan bakteri
TINJAUAN PUSTAKA
mikroskop dapat digunakan dua cara yaitu mengamati sel mikroba yang masih
hidup tanpa diwarnai dan mengamati sel mikroba yang telah mati dengan
diwarnai. Untuk lebih mudah dilihat sebaiknya bakteri diwarnai dengan zat warna,
beberapa zat yang digunakan untuk mewarnai bakteri juga dapat digunakan untuk
mengamati struktur bagian dalam sel. Dengan adanya pewarnaan terutama bakteri
yang mempunyai sel dengan ukuran retif kecil akan lebih mudah terlihat di bawah
tingkat pembesaran yang relatif tinggi. Berbagai macam tipe morfologi bakteri
Identifikasi bakteri pada umumnya bakteri bersifat tembus cahaya, hal ini
disebabkan karena banyak bakteri yang tidak mempunyai zat warna. Salah satu
cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi
ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi
untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri
banyak dilakukan baik secara langsung (bersama bahan yang ada) ataupun secara
lengket pada permukaan selnya, dan melengkungi dinding sel. Bila bahan
berlendir tersebut kompak dan tampak sebagai suatu bentuk yang pasti
(bundar/lonjong) maka disebut kapsul, tetapi bila bentuknya tidak teratur dan
kurang menempel dengan erat pada sel bakteri disebut selaput lendir (Putri, dkk.
2017).
Kapsula bakteri tidak berwarna sehingga untuk mengetahui ada tidaknya kapsula
bakteri perlu dilakukan dengan menggunakan nigrosin, safranin atau tinta cina.
Setelah ditambahkan pewarna yang tidak menembus kapsul, maka kapsul dapat
negatif kapsul yang terlihat jernih dengan latar belakang gelap (Yuurisman, 2015).
Kapsula merupakan lapisan polimer yang terletak diluar dinding sel. Jika
lapisan polimer ini terletak berlekatan dengan dinding sel maka lapisan ini disebut
kapsula. Tetapi jika polimer atau polisakarida ini tidak berlekatan dengan dinding
(kompleks polisakarida dengan protein). Kapsula bukan organ yan penting untuk
kehidupan sel bakteri. Hal ini terbukti bahwa sel bakteri yang tidak dapat
bakteri, kapsula juga berfungsi untuk alat mencantelkan diri pada permukaan
satu per sekian diameter selnya, namun dalam kasus-kasus lainnya ukuran kapsula
Kapsul dan lendir tidaklah esensial bagi kehidupan sel, tetapi dapat
dalam tubuh inang maupun dialam bebas) atau perlindungan terhadap dehidrasi.
dkk. 2017).
berbeda diantara jalur-jalur yang berlainan dalam satu spesies. Pada beberapa
jenis bakteri adanya kapsul sebagai petunjuk virulensi. Semua kapsul bakteri
tampaknya dapat larut dalam air. Komposisi kimiawi kapsul ada yang berupa
Lapisan kapsul cukup tebal sehingga sulit diwarnai, oleh karena itu
diperlukan suatu pewarnaan khusus, salah satu cara pewarnaan kapsula menurut
Raebiger atau kristal violet satu lagi, cara untuk pewarnaan kapsula bakteri adalah
dengan zat warna basa. Kapsula tidak menyerap warna sehingga terlihat lapisan
terang yang tembus dengan latar belakang yang berwarna (Yuurisman, 2015).
Kapsul tidak memiliki aktivitas yang besar terhadap bahan-bahan cat basa.
Beberapa kapsul cepat rusak oleh gangguan mekanis atau larut bila dicuci dengan
air. Karena kapsul dari berbagai spesies berbeda dalam susunan zat-zatnya, maka
tidak semua kapsul dapat diperlihatkan dalam proses pewarnaan yang sama.
adanya kapsul, cara tersebut antara lain adalah cara pewarnaan negatif dan cara
disekitar tubuh bakteri , dan latar belakang berwarna gelap. Cara pewarnaan
(Yuurisman, 2015).
adalahketika kita memanaskan preparat dengan suhu yang sangat tinggi kapsul
akan hancur, sedangkan apabila kita tidak melakukan pemanasan pada preparat,
bakteri akan tidak dapat menempel dengan erat dan dapat hilang ketika kita
pelunturnya adalah Copper Sulfate. Kristal violet memberikan warna ungu gelap
terhadap sel bakteri dan kapsul. Namun kapsul bersifat nonionic, sehingga
pewarna utama tidak dapat meresap dengan kuat pada kapsul bakteri. Copper
warna yang sebelumnya ungu gelap menjadi biru muda atau pink. Maka dari itu
pada pewarnaan kapsul, kapsul akan transparan sedangkan sel bakteri dan latar
belakangnya akan berwarna biru muda atau pink (Putri, dkk. 2017).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Waktu
Hari : Rabu
2. Tempat
1. Alat
a) Objek glass
b) Ose/nald
c) Gegep kayu
d) Pipet tetes
e) Bunsen
f) Mikroskop
2. Bahan
c) Karang gigi
d) Tusuk gigi
e) Oil emersi
C. Prinsip Pewarnaan
Kapsul pada bakteri tidak dapat mengikat zat warna, sehingga pada
pemberian cat tinta cina dan safranin terlihat bulatan terang atau transparan
dengan latar belakang gelap dan badan bakteri berwarna merah dari fuksin.
D. Cara Kerja
3. Disterilkan kedua preparat dengan alkohol 70% dan dilewatkan pada api
yang menyala.
5. Diambil karang gigi menggunakan tusuk gigi lalu diuleskan diatas tinta
7. Diambil zat warna safranin lalu tetesi diatas tinta cina yang sudah
10. Diamati di bawah mikroskop lensa objektif 100x (dengan oil imersi).
BAB IV
A. Gambar Pengamatan
B. Pembahasan
bakteri, yang merupakan lapisan yang berada di luar dinding sel bakteri,yang
jika lapisan ini tebal disebut kapsul, namun jika lapisan ini tipis disebut
kapsul yang menggunakan zat warna Tinta cina dan Safranin. Hal pertama
mikroorganisme termasuk spora bakteri yang resisten dalam alat yang akan
digunakan.
Setelah melakukan sterilisasi, kemudian melakukan olesan bakteri pada
kaca objek, tetapi sebelumnya ose di fiksasi di api pada pembakar spirtus
yang bertujuan untuk mematikan bakteri dengan cepat pada ose, agar tidak
boleh terlalu tebal atau tipis. Pada olesan yang tebal sel-sel yang terwarnai
tidak akan memucat secepat seperti olesan dengan kerapatan sel yang normal.
Lalu teteskan tinta cina sebanyak satu tetes, diteteskan di dekat olesan
hingga homogen. Kaca objek kedua diletakkan pada kaca objek pertama
dengan membentuk sudut 450 lalu kaca objek kedua ditarik sepanjang kaca
Tinta cina bersifat asam dan tidak dapat menembus atau berpenetrasi ke
dalam sel bakteri karena tinta cina memiliki muatan negatif dari komponen
kromoforik yang akan bertolakan dengan muatan negatif yang dimiliki oleh
sitoplasma bakteri sehingga tinta cina hanya akan memberi warna hitam pada
latarnya saja.
rata, dimana pada penggunaan safranin ini dibiarkan selama 1 menit, waktu
yang diperlukan ini bertujuan agar zat warna pada dinding sel bakteri dapat
terwarnai dengan sempurna dan perbedaan waktu yang diperlukan pada setiap
zat pewarna berbeda dikarenakan oleh sifat fisika, kimia serta daya afinitas
dibilas dan dikeringkan. Setelah kering kemudian preparat ditetesi oil emersi
sebanyak satu tetes. Minyak emersi adalah minyak yang dipakai untuk olesan
dibandingkan dengan air, sehingga objek yang kita amati dapat terlihat lebih
sel fegetatif, ada pula yang berwarna trasnparan, dalam hal ini bakteri
berkapsul yang tidak terwarnai ada juga yang memiliki bagian luar transparan
PENUTUP
A. Kesimpulan
sedangkan kapsul tampak sebagai bagian yang kosong di sekitar tubuh bakteri