DISUSUN OLEH:
1.1 PENDAHULUAN
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien)
yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme.
Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan
medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya,
yaitu antara lain senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan
vitamin). Medium digunakan untuk melihat gerakan dari suatu gerakan
mikroorganisme apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan bahan
pemadat 50% (Ratna Hadioetomo. 1990).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-
molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan
dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi
komposisi media pertumbuhannya (Indra, 2008).
1.2 TUJUAN
1. Mahasiswa mampu membedakan jenis-jenis medium dengan bahan dasar
2. Mahasiswa mengetahui jenis jenis medium dan mampu mengelompokan medium
berdasarkan fasenya,komposisinya dan fungsinya
3. Mahasiswa mampu mengetahui ciri-ciri medium dan bahan dasar yang baik dan
mengetahui prosedur pembuatannya
BAB II
1.1 ALAT
-----
1.2 BAHAN
16) Nama medium/ bahan dasar : eosit, mertylene blue agar (levine)
Merk : oxoid
Bentuk medium : serbuk
Warna medium : merah / ungu gelap
Berdasarkan fasenya : medium padat
Berdasarkan komposisinya : medium selektif deterensial
Berdasarkan fungsinya : medium semi sintesis
Komposisi medium perliter :
campuran 37,5 aquades, setelah dicampur di aduk hingga homogen letakan dalam
wadah, di autoklaf selama 15 menit
Prosedur pembuatan :
Ph 6,8 kurang lebih 25 0 C pepton 10,0, lactose 10,0 di-protosium hydrogen phosphate
2,0, eosin 0,4 methylene blue 0,06 agar 15,0
30)
32)
33)
34)
35)
: Medium Diferensial
: Infus dari daging 2.0; kasein
hidrolisat 17.5; kuat 1.5.
: Medium Universal
: Medium Sintesis
Prosedur pembuatan
: Medium Universal
: Medium Tambahan
: Serbuk
Bentuk medium
: Putih
Warna
Prosedur pembuatan :
Merk : OXOID
Bentuk medium
: Serbuk
Warna : Merah
Merek : Merck
Komposisi medium per liter : Peptone 5,0; Extrait deviande 3,0; lactose
Merek : Merck
Peptone from meat 5,0; peptone from casein 5,0. D(+)Glucose 20.0
Prosedur pembuatan :
Larutkan 30 gr dalam 1 liter air yang dimurnikan Tuangkan kedalam bejana autoklaf
Merek : Merck
Komposisi medium per liter : 38,5 g,1 liter,3 ml,60o C 0.1, 9.1, 9.5, 20 D0,01, 0.1
Prosedur pembuatan :
Merek : Merck
Peptone from Casein 17.0, pepton from soymeal 3.0 D(+) glucosemonohurate 2.5,
sodium cloride 3,0; pptasium hydrogen, phosphate 2.5
Prosedur pembuatan :
Larutkan 30 g dalam 1 liter air murni dan autoklaf (15 menit 121 o C) PH;7.3, 0,24, 25
OC
BAB V
KESIMPULAN
Medium pertumbuhan mikroba adalah suatu bahan yang berbentuk solid atau padat,
semi padat, cair yang mengandung bahan alam atau bahan sinteteik yang terdiri dari
campuran nutrisi (zat-zat makanan) yang diperlukan mikroba untuk pertumbuhannya.
Medium dapat digolongkan berdasarkan fasenya ada 3 yaitu:
1. Medium padat
2. Medium setengah padat/ semi padat
3. Medium cair
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
1.1 PENDAHULUAN
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara
vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara
mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, protoplasma, sel, sekelompok
sel, jaringan maupun organ , serta menumbuhkannya dalam keadaan aseptik serta
menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya
nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga
bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap
(Sany 2007: 1).
Adapun prinsip-prinsip dalam kultur jaringan sendiri kita ketahui antara lain (1).
Totipotensi Sel: Setiap sel dari manapun asalnya, akan mampu tumbuh menjadi
tanaman sempurna kalau diletakkan pada lingkungan yang sesuai (Scheleiden &
Sachwan, 1901), (2). Regenerasi Tanaman: Proses menuju diferensiasi ke arah
pembentukan organ baru, (3). Bebas Kontaminasi Mikroorganisme, dan (4).
Lingkungan (media) yang sesuai dengan pertumbuhan jaringan. Dapat dilihat salah satu
prinsip adalah terbebas dari kontaminasi mikroorganisme. Ini artinya kultur jaringan
merupakan perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman,
menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril. Lingkungan yang sesuai
dapat dipenuhi dengan menentukan media tumbuh yang sesuai dan penempatan pada
kondisi yang terkendali berkaitan dengan intensitas dan periodisitas, cahaya,
temperatur, dan kelembaban serta keharusan sterilisasi (Hendaryono & Wijayani 1994:
2).
Sterilisasi merupakan hal yang erat dengan pembuatan medium isolasi dan
pembiakan mikroorganisme secara murni. Pengertian umum sterilisisasi adalah suatu
proses yang berusaha membebaskan bahan atau alat dari mikroorganisme. Namun perlu
diketahui bahwa bahan atau alat yang telah melalui proses sterilisasi tidak akan benar-
benar bebas dari mikroorganisme. Tujuan utama sterilisasi adalah untuk meminimalkan
gangguan oleh mikroorganisme yang tidak dikehendaki (kontaminan), sekaligus
meminimalkan gangguan akibat proses sterilisasi itu sendiri sekecil mungkin (Sany
2007: 1).
Sterilisasi dalam segala kegiatan kultur jaringan harus dilakukan di tempat
yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi
juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan
secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan
pun juga harus dalam keadaan steril. Tidak hanya terbatas pada peralatan, namun
ruangan yang akan digunakan pun harus dalam kondisi aseptik. Tujuan utama dari
sterilisasi ruangan maupun peralatan kultur pada dasarnya untuk menghindari
kontaminasi oleh mikro organisme yang ada di peralatan maupun di udara bebas sekitar
ruangan. Perlakuan tersebut mutlak dilakukan terutama pada ruang penabur atau tempat
yang digunakan untuk penanaman eksplan (Fardiaz 1992: 2).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan kultur jaringan yaitu
bahan sterilisasinya, kandungan unsur kimia dalam media, hormon yang digunakan,
substansi organik yang ditambahkan dan terang atau gelapnya saat inkubasi. Dari
sekian banyak permasalahan yang harus diteliti dan diperhatikan adalah komposisi
media tumbuh pada kultur jaringan karena sangat besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang dihasilkannya. Teknik
aseptik merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam kutur jaringan. Keaseptikan
harus dijaga dalam proses pengkulturan, selain itu juga termasuk sterilisasi bahan
tanaman (eksplan). Pada tahap ini dilakukan berbagai perlakuan untuk membersihkan
kotoran yang ada di permukaan bahan tanaman (disinfestasi). Selain itu, zat pengatur
tumbuh adalah senyawa organik bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat
mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tanaman (Daisy 1994:
4).
1.1 TUJUAN
1. Mengetahui metode-metode sterilisasi medium pertumbuhan
2. Mampu melakukan sterilisasi medium pertumbuhan mikroba menggunakan
autoklaf
BAB II
BAB III
1.1 ALAT
Autoklaf
Kertas Perkamen
1.2 BAHAN
Aquades
Medium Uji
1.3 PROSEDUR KERJA
1. Meletakan alat dan bahan yang akan disterilisasi pada wadah aluminium, disusun
rapi, dan diatur wadah-wadah diberi rongga untuk pergerakan uap air di udara
2. Mengisi autoklaf dengan aquades sampai elemen pemanas terendam air
3. Menutup autoklaf dengan rapat, pastikan baut-baut yang ada pada tutup bagian
atas sudah terpasang
4. Memutar secara bersama-sama baut-baut yang berlawanan letaknya agar tutup
autoklaf berada pada posisi yang tepat
5. Membuka pengatur katup pengaman, agar udara yang ada didalam autoklaf keluar
6. Menyambungkan kabel pada stopkontak
7. Menyalakan autoklaf (tombol autoklaf di bawah dinaikan ke atas tuasnya) diatur
dengan waktu minimal 15 menit pad suhu 121 derajat celcius ( suhu optimal
mikroba akan terdenaturasi)
8. Menutup katup apabila uap air sudah keluar cukup banyak akan terdengan bunyi
desis dari katup pengaman. Suhu dan tekanan autoklaf pun naik
9. Membaca skala suhu dan tekanan sampai mencapai suhu 121oC dengan tekanan
15 Psi atau sekitar 2 atm. Suhu distabilkan selama 15 menit dengan cara mengatur
sumber panas
10. Mematikan autoklaf. Tunggu hingga tekanan dan suhunya turun hingga mencapai
nol. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan menjadi nol
11. Membuka katup pengaman setelah tekanan autoklaf mencapai nol dengan cara
meluruskannya untuk mengeluarkan sisa uap air yang ada dalam autoklaf
12. Membuka tutup autoklaf dengan cara kendurkan terdahulu bautnya kemudian
tutup autoklaf diputar dan diangkat
13. Membuka tutup jika suhu dan tekanan sudah berada pada posisi nol dan keluarkan
bahan yang telah disterilisasi
BAB IV
BAB V
KESIMPULAN
Sterilisasi adalah proses penghancuran semua jenis kehidupan sehingga menjadi steril.
Sterilisasi seringkali dilakukan dengan mengaplikasikan udara panas. Ada dua metode yang
sering digunakan,yaitu panas lembab dengan uap jenuh bertekanan.
Autoklaf dalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam laboratorium mikrobiologi menggunakan uap air bertekanan. Tekanan yang
umumnya digunakan 15 Psi atau sekitar 2 atm suhu 121oC (250oF).
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Sany. 2007. Pembiakan Tanaman Melalui Kultur Jaringan. Jakarta: Gramedia. 213 hal.