Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGANTAR LAB MEDIK

PEMBUATAN REAGEN HAYEM

DISUSUN OLEH :

1. EKA SEPTIYANTI (P07234018010)


2. FEMMY PARAMITHA GUNADI (P07234018012)
3. ISNANIAH (P07234018015)
4. MAISY PRASELIA WULANDARI (P07234018019)
5. MELIYANA TRI RAHAYU (P07234018020)
6. MUTIA AZMI AGUSMAN (P07234018023)
7. NATASSYA NADA FAADHILAH (P07234018026)
8. NOR SAHADAH (P07234018029)

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, karena atas
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Pembuatan Reagen Hayem”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan telah mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan lancar. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah
kami dapat selesai dengan baik.

Karena keterbatasan kami dalam hal pengetahuan dan pengalaman, kami


yakin bahwa makalah kami masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu
kami memohon maaf dan kami sangat berharap adanya saran ataupun kritik yang
membangun dari pembaca demi menyempurnakan makalah ini.

Samarinda, 12 Oktober 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2

C. Tujuan................................................................................................ 2

D. Manfaat ............................................................................................. 2

BAB II ISI DAN PEMBAHASAN ............................................................... 3

A. Dasar Teori ........................................................................................ 3

B. Cara Pembuatan Reagen .................................................................... 4

C. Pembahasan ....................................................................................... 5

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 8

A. Kesimpulan ....................................................................................... 8

B. Saran .................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pemeriksaan laboratorium adalah pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk


mendiagnosis dengan menetapkan penyebab penyakit, menunjang sistem
kewaspadaan dini, monitoring pengobatan, pemeliharaan kesehatan, dan
pencegahan timbulnya penyakit, salah satu pemeriksaan laboratorium adalah
pemeriksaan darah atau biasa disebut dengan pemeriksaan hematologi.

Pemeriksaan darah atau hematologi secara umum dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu pemeriksaan hematologi rutin dan hematologi lengkap. Pemeriksaan
hematologi rutin terdiri dari pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, hitung jumlah
eritrosit, hitung jumlah leukosit, hitung jenis leukosit, dan hitung jumlah
trombosit. Pemeriksaan hematologi lengkap terdiri dari pemeriksaan darah rutin
ditambah pemeriksaan morfologi sel (ukuran, kandungan hemoglobin,
anisositosis, poikilositosis,polikromasi).

Beberapa pemeriksaan yang dapat menggambarkan parameter penting dari fungsi


dan struktur eritrosit di dalam tubuh antara lain hitung jumlah eritrosit,
hemoglobin dan hematokrit. Hitung eritrosit atau blood cell count (RBC) adalah
menghitung jumlah total eritrosit dalam darah, metode yang digunakan untuk
menghitung jumlah eritrosit adalah dengan larutan hayem yang berfungsi sebagai
pengencer.

1
Georges Hayem

Reagen hayem ditemukan oleh georges hayem (25 november 1841 – 27 Agustus
1933). Beliau merupakan dokter sekaligus ahli hematologi (darah) asal Paris,
Prancis. Georges Hayem adalah seorang pelopor dalam bidang hematologi, dan
dikenang karena studinya tentang pembentukan leukosit dan eritrosit. Dia orang
pertama yang melakukan perhitungan yang akurat untuk trombosit darah dengan
menggunakan reagen hayem.Jadi,reagenhayemberfungsi untuk melisiskan
leukosit dan trombosit sehingga eritrosit dapat terlihat lebih jelas. Yang
terkandung dalam larutan hayem merupakan logam berat, juga termasuk bentuk
anorganik yang sangat toksik, ini disebabkan mudah larut dalam air, cepat dan
mudah diabsorbsi.

B. Rumusan Masalah :
1. Apakah pengertian dari Reagen Hayem ?
2. Apakah fungsi dari Reagen Hayem ?
3. Bagaimana cara kerja dari Reagen Hayem ?
C. Tujuan :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Reagen Hayem.
2. Untuk mengetahui fungsi dari Reagen Hayem.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja dari Reagen Hayem.
D. Manfaat :
Dengan makalah ini pembaca dapat menambah wawasan mengenai
Reagen Hayem.

2
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A. Dasar Teori

Reagen Hayem merupakan larutan isotonic yang digunakan


sebagai pengencer darah dalam perhitungan sel darah merah. Reagen
hayem akan memudahkan dalam perhitungan sel darah merah (eritrosit)
Karena apabila sampel darah dicampur dengan larutan hayem maka sel
darah putih (leukosit) akan hancur sehingga yang tertinggal hanya sel
darah merah (eritrosit) saja.
Sel darah merah atau yang disebut juga sebagai eritrosit berasal dari
Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti
selubung/sel. Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap
mm kubiknya darah pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira
5 juta sel darah merah dan pada seorang perempuan dewasa kira-kira 4
juta sel darah merah. Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram
dengan garis tengah 7,5 uM dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-
kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam sitoplasmanya terdapat
pigmen warna merah berupa hemoglobin.
Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul
yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari
paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati
pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna
hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel
darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan
bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah
merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.
Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm
kubiknya darah pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5
juta sel darah merah dan pada seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta
sel darah merah.

3
Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin.
Hemoglobin (Hb) merupakan suatu protein yang mengandung senyawa
besi hemin. Hemoglobin mempunyai fungsi mengikat oksigen di paru-
paru dan mengedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Jadi, dapat dikatakan
bahwa di paru-paru terjadi reaksi antara hemoglobin dengan oksigen.

B. Cara Pembuatan Reagen Hayem

Judul : Pembuatan Reagen Hayem


Tujuan : Agar mahasiswa dapat membuat reagensia hayem sesuai
denganprosedur yang ada

Alat :

1. Gelas ukur
2. Beaker Glass
3. Batang pengaduk
4. Pipet ukur
5. Kertas saring
6. Neraca elektrik

Bahan :

1. Aquades
2. Na2SO4 5 gram
3. NaCl 1 gram
4. HgCl2 0,5 gram

Cara Kerja :

1. Menimbang dalam becker glass yang sama HgCl2 0,5 gram,


NaCl 1 gram, Na2SO4 5 gram
2. Masukkan bahan kedalam gelas ukur dengan menggunakan
corong dan botol semprot

4
3. Tambahkan aquades 50 ml dan homogenkan larutan
4. Tambahkan aquades sampai volume 200ml
5. Pindahkan kedalam botol penyimpanan dan beri label.

C. Pembahasan

Reagen Hayem mengandung Natrium sulfat 5 gr, Natrium klorid 1


gr, Merkuri klorida 0.5 gr, aquadest 100 ml. Reagen hayem ini akan
digunakan dalam perhitungan eritrosit. Namun pada keadaan
hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat dipergunakan karena dapat
menyebabkan precipitasi protein, rouleaux, aglutinasi. Pada perhitungan
eritrosit, reagen hayem akan digunakan sebagai pengencer darah. Apabila
sampel darah dicampur dengan larutan hayem maka sel darah putih
(leukosit) akan hancur sehingga yang tertinggal hanya sel darah merah
(eritrosit) saja.
Cara menghitung eritrosit dapat dilakukan dengan cara manual ataupun
dengan alat khusus. Cara menghitung eritrosit dilakukan dengan cara
manual yaitu dengan menggunakan haemocytometer. Haemocytometer
adalah alat yang dipakai untuk menghitung jumlah sel darah yang terdiri
dari kamar hitung, kaca penutupnya dan dua macam pipet.Alat – alat yang
digunakan pada saat praktikum “Hitung Eritrosit” adalah :

1. Haemositometer, adalah alat yang dipakai untuk menghitung jumlah


sel darah dan terdiri dari kamar hitung, kaca penutupnya dan dua
macam pipet. Mutu kamar hitung serta pipet-pipet harus memenuhi
syarat-syarat ketelitian.
2. Kamar Hitung, Kamar hitung yang sebaiknya dipakai ialah yang
memakai garis bagi “improved Neubauer”. Luas “seluruh bidang yang
dibagi” adalah 9 mm2 dan bidang ini dibagi menjadi sembilan “bidang
besar” yang luasnya masing-masing 1 mm2. Bidang besar dibagi lagi
menjadi 16 ”bidang sedang” yang luasnya masing-masing 1/4 x 1/4
mm2. Bidang besar yang letaknya di tengah-tengah berlainan

5
pembaginya: ia dibagi menjadi 25 bidang dan tiap bidang itu dibagi
lagi menjadi 16 “bidang kecil”. Dengan demikian jumlah bidang kecil
itu seluruhnya 400 buah, masing-masing luasnya 1/20 x 1/20 mm2.
Tinggi kamar hitung, yaitu jarak antara permukaan yang bergaris-garis
dan kaca penutup yang berpasangan adalah 1/10 mm. Maka volume
diatas tiap-tiap bidang menjadi sbb:

1 bidang kecil = 1/20 x 1/20 x 1/10 =1/4000 mm3


1 bidang sedang = 1/4 x 1/4 x 1/10 =1/160 mm 3
1 bidang besar = 1x 1 x 1/10 = 1/10 mm3
Seluruh bidang yang dibagi 3 x 3 x 1/10 = 9/10 mm3

Kamar hitung “Neubeuer”( jadi karena bukan “Improved Neubeuer”


berbeda karena garis-garis dalam bidang besar ditengah-tengah
berlainan. Cara menghitung jumlah eritrosit memakai kamar hitung
“Neubeuer” sedikit berbeda, agak lebih sukar dari pemakaian
Improved Neubeuer dan karena itu tidak dianjurkan. Ada pula kamar
hitung yang garis-garisnya dalam seluruh bidang yang dibagi berlainan
sekali dari Improved Neubeuer atau Neubeuer, yaitu yang bergaris
bagi menurut “Burker” atau menurut “Thoma”. Untuk menghitung
yang volumenya lebih besar, yaitu kamar hitung “Fuchs Roshental”.
Ukuran “seluruh bidang yang dibagi” 4 x 4 mm, tingginya 2/10 mm,
sedangkan garis baginya berlainan lagi.
3. Kaca Penutup, Hendaknya memakai kaca penutup yang khusus
diperuntukkan bagi kamar hitung. Kaca penutup itu lebih tebal dari
yang biasa, sedangkan ia dibuat dengan sangat datar. Hanya dalam
keadaan darurat kaca penutup biasa boleh dipakai. Kaca penutup untuk
menghitung jumlah trombosit dengan tehnik fasekontrast lebih tipis
daripada yang dipakai untuk mikroskop biasa.
4. Pipet, Pipet Thoma untuk mengencerkan leukosit (pipet leukosit) sama
bentuknya dengan pipet eritrosit. Di dalam bola terdapat sebutir kaca

6
putih. Pada batang kapiler juga terdapat garis-garis yang bertandakan
“0,5” dan “1,0”. Garis diatas bola diberi angka “11”. Seperti juga pada
pipet eritrosit, angka- angka pada pipet leukosit hanya menandakan
derajat pengenceran yang terjadi, bukan volume mutlak. Jika lebih
dulu diisap darah sampai garis tanda “11”,maka darah dalam bola pipet
diencerkan 20x.
5. Mikroskop,
6. Counter Tally
Bahan – bahan yang digunakan pada saat praktikum “Hitung Eritrosit”
adalah :
1. Darah dengan antikoagulan EDTA
2. Larutan Hayem, adalah larutan isotonis yang digunakan sebagai
pengencer darah dalm perhitungan sel darah merah. Apabila sampel
darah dicampur dengan larutan hayem maka sel darah putih akan
hancur sehingga yang tertinggal hanya sel darah merah saja.
Komposisi larutan hayem adalah 5 gr Na-Sulfat, 1 gr NaCl, 0,5 gr
HgCl2 dan 100 mL aquadest.

Pada praktikum ini hal pertama yang akan dilakukan adalah mengambil
darah vena pasien yang ditempatkan didalam tabung berantikoagulan
EDTA. Kemudian darah diambil dengan pipet pengencer Thoma hingga
batas 0,5 dan diambil larutan Hayem hingga batas 101. Setelah itu pipet
digoyangkan agar larutan homogen dan sel-sel darah lain selain eritrosit
lisis. Lalu dibuang 3-4 tetes pertama dan tetesan selanjutnya diteteskan
pada Rule Area kamar hitung dan kemudian ditutup menggunakan kaca
penutup. Setelah itu diletakan dibawah mikroskop dan dihitung jumlah
eritrositnya pada kotak Eritrosit.

Satu kesalahan khusus yang sering dibuat ialah menghitung jumlah


eritrosit memakai lensa objektif kecil, yaitu objektif pada perbesaran 10x,
sehingga didapatkan hasil yang sangat tidak teliti dan akurat.

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Reagen Hayem merupakan larutan isotonic yang digunakan sebagai pengencer


darah dalam perhitungan sel darah merah. Reagen hayem akan memudahkan
dalam perhitungan sel darah merah (eritrosit). Karena apabila sampel darah
dicampur dengan larutan hayem maka sel darah putih (leukosit) akan hancur
sehingga yang tertinggal hanya sel darah merah (eritrosit) saja.
Pada praktikum ini hal pertama yang dilakukan adalah mengambil darah vena
pasien yang ditempatkan dalam tabung berantikoagulan EDTA. Kemudian darah
diambil dengan pipet pengencer Thoma hingga batas 0,5 dan diambil larutan
Hayem hingga batas 101. Setelah itu pipet digoyang-goyangkan agar larutan
homogen dan sel-sel darah lain selain eritrosit lisis. Lalu dibuang 3-4 tetes
pertama dan tetesan selanjutnya diteteskan pada Rule Area kamar hitung. Setelah
itu diletakan dibawah mikroskop dan dihitung jumlah eritrositnya pada kotak
Eritrosit.

B. SARAN

Sebagai seorang tenaga kesahatan haruslah memperhatikan cara penggunaan


alat pelindung diri yang baik dan benar pada saat praktikum, agar saat
melakukan praktikum dapat berjalan dengan lancar dan terhindar dari
kecelakaan kerja. Dan sebagai seorang analis kesehatan yang bekerja di
laboratorium haruslah dapat mengetahui serta memahami apa itu reagen
hayem, kegunaan dari reagen hayem, dan cara pemeriksaan menggunakan
reagen hayem agar dapat menegakkan diagnosa dengan baik dan benar.

8
Daftar pustaka

Pangesti, Ira. 2012. Eritrosit. Jakarta : Penerbit UniMus.


Komariah, Maria. 2009. Metabolisme Eritrosit. Bandung : Universitas
Padjajaran
Gandasoebrata.R. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta. 1967
DEPKES RI. 1989. Hematologi. Pusdikenes Depkes RI. Jakarta
Sadikin, Mohamad H. 2001. Biokimia Darah .Jakarta : Widya Medika
http : //repository.poltekkesbdg.info/items/show/400/
http : //www.historiadelamedicina.org/hayem.html

Anda mungkin juga menyukai