FURNACE
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan
Karunia Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Instrumentasi yang telah
membimbing dan memberikan tugas ini kepada kami. Dalam makalah ini kami
membahas tentang FURNACE.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangung sangat kami harapkan untuk perbaikan
dan peningkatan dalam pembuatan makalah ini kepadanya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Amin
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I
3
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Prinsip kerja dari dari furnace listrik adalah memanaskan bahan sampel
dengan memasukkan dalam ruang pemanas. Panas pada termokopel berasal dari
filament yang diberi tegangan sehingga akan menimbulkan panas. Filament yang
biasa digunakan terbuat dari nikel karena memiliki titik leleh tinggi. Panas akan
merambat secara radiasi menuju sampel. Beberapa furnace memiliki control waktu
yang dimanfaatkan untuk mengubah suhu pemanasan secara otomatis. Dinding
bagian dalam furnace didesain tahan terhadap suhu tinggi dengan menggunakan
bahan alumina. Di bagian dalam furnace terdapat sensor suhu berupa termokopel.
Termokopel adalah perangkat yang terdiri dari dua konduktor yang berbeda
(biasanya paduan logam) yang menghasilkan tegangan, sebanding dengan perbedaan
suhu antara kedua ujung konduktor. Termokopel banyak digunakan sebagai jenis
sensor suhu untuk pengukuran dan kontrol serta dapat juga digunakan untuk
mengubah gradien temperatur menjadi listrik. Termokopel biasanya memakai suhu
standar untuk suhu referensi 0 derajat Celcius (www.heater.co.id). Gambar rangkaian
sensor suhu termokopel di tampilkan pada gambar 3.
7
2.2 Jenis Furnace
Berdasarkan metode Penghasilan panas, furnace secara luas diklasifikasikan
menjadi dua jenis yaitu jenis pembakaran (menggunakan bahan bakar) dan jenis
listrik. Furnace jenis pembakaran bergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan.
Diantaranya furnace yang menggunakan bahan bakar minyak, batu bara, atau gas.
(i) furnace jenis Intermittent atau Batch atau furnace berkala dan
(ii) furnace terus menerus.
A. MUFFLE FURNACE
Muffle furnace adalah tungku dimana bahan subyek dan semua produk
pembakaran termasuk gas dan abu terisolasi dari bahan bakar. Setelah pengembangan
pemanas listrik temperatur tinggi dengan elemen dan elektrifikasi yang berkembang
8
di negara-negara maju, muffle furnace dengan cepat berubah ke listrik. Saat ini,
muflle furnace biasanya berupa sebuah front-loading kotak-jenis oven atau kiln untuk
aplikasi suhu tinggi seperti kaca sekering, menciptakan lapisan enamel, keramik dan
barang solder dan mematri. Muffle furnace juga digunakan dalam banyak penelitian,
misalnya oleh ahli kimia untuk menentukan berapa proporsi sampel yang mudah
terbakar dan non-volatile (yaitu: abu). Beberapa pengendali digital memungkinkan
RS232 antarmuka dan memungkinkan operator untuk program hingga 126 segmen,
seperti melereng, perendaman, sintering, dan banyak lagi. Juga, kemajuan dalam
bahan untuk elemen pemanas, seperti disilikat molibdenum, sekarang dapat
menghasilkan suhu kerja hingga 1.800 derajat Celsius (3.272 derajat Fahrenheit),
yang memfasilitasi aplikasi metalurgi lebih canggih.
9
Preheating
Austenitizing
Martempering
Pengerasan netral
High-Speed Tool Pengerasan
Tempering Nitridasi
karburizing
heat treatment solution
Dip brazing
10
Gambar 6. Salt Bath Furnace
C. VACUUM FURNACE
Vacuum furnace adalah jenis furnace yang dapat memanaskan bahan,
biasanya logam, pada temperatur sangat tinggi dan melaksanakan proses seperti
mematri, sintering dan perlakuan panas dengan konsistensi tinggi dan kontaminasi
rendah.Dalam sebuah vacuum furnace produk dalam tungku dikelilingi oleh ruang
hampa. Tidak adanya udara atau gas lainnya mencegah perpindahan panas dengan
produk melalui konveksi dan menghilangkan sumber kontaminasi.
11
hal ini terjadi.Gas inert,seperti Argon,biasanya digunakan untuk mempercepat
pendinginan logam sampai kembali ke tingkat non-metalurgi (di bawah 400 F)
setelah proses yang diinginkan dalam tungku. Gas inert dapat ditekan untuk dua kali
perlakuan atau lebih, kemudian mengalir melalui daerah zona panas untuk mengambil
panas sebelum melalui sebuah penukar panas untuk membuang panas. Proses ini
diulang sampai suhu yang diinginkan tercapai.
Penggunaan umum dari vakum furnace adalah untuk heat treatment baja
paduan. Banyak perlakuan panas yang dapat menggunakan vakum furnace misalnya
hardening dan tempering dari baja untuk menambah kekuatan dan ketangguhan.
Pengerasan melibatkan pemanasan baja ke suhu yang sudah ditentukan, kemudian
didinginkan secara cepat. Vacuum furnace yang ideal untuk aplikasi mematri.
Mematri merupakan proses perlakuan panas yang digunakan untuk menggabung dua
atau lebih komponen dasar logam dengan pelelehan lapisan tipis logam pengisi dalam
celah antara logam tersebut.
Aplikasi lainnya dari vakum furnace adalah Vacuum karburasi, yang juga
dikenal sebagai Tekanan Rendah karburasi atau LPC. Dalam proses ini, gas (seperti
asetilen) dimasukkan dengan tekanan parsial ke zona panas pada suhu biasanya antara
1600F dan 1950F. Gas dimasukkan ke dalam molekul konstituen (dalam hal ini
karbon dan hidrogen). karbon tersebut kemudian menyebar ke daerah permukaan
logam. Hal ini biasanya diulang dalam berbagai durasi input gas dan waktu difusi.
Setelah benda kerja sesuai dengan apa yang diinginkan kemudian diinduksi biasanya
menggunakan minyak atau gas bertekanan tinggi (HPGQ) berupa nitrogen atau
helium kemudian diquenching dengan cepat. Proses ini juga dikenal sebagai
pengerasan khusus.
12
Gambar 6. Vacuum Furnace
13
untuk proses yang melibatkan pengolahan bahan dalam beberapa langkah pada
berbagai suhu dan berbagai komposisi fasa gas.Dibandingkan dengan furnace listrik
jenis lain (misalnya, rotary kiln), di dalam fluidized-bed furnace gas dan bahan lebih
efektif berinteraksi dan lebih seragam pada produk akhir, fluidized bed furnace juga
membuat seintensive mungkin dan otomatisasi proses berlangsung di dalamnya.
14
2.3 Fungsi Furnace
Fungsi dari furnace yaitu untuk mengabukan atau mengarangkan zat pada
analisis gravimetri. Temperatur pada suhu tinggi dalam tanur (muffle furnace) yaitu
diatas 10000C.
Pemanfaatan furnace pada fabrikasi kaca adalah dengan memanaskan material
atau bahan kaca, kemudian melakukan pendinginan secara cepat. Hal ini dilakukan
agar bahan yang dipanaskan memiliki struktur amorf. Struktur amorf terjadi ketika
bahan yang diberi suhu tinggi kemudian didinginkan secara cepat, agar struktur atom
dalam bahan tidak sempat berubah menjadi Kristal.
15
14. Lepaskan aliran listrik dari furnace.
15. Pastikan kabel listrik tanur furnace tidak terhubung dengan sumber
listrik.
16
spesimen. Pada bilik pemanas terdapat heating element, thermokopel head, serta
lubang saluran gas masuk (melalui sisi bawah) dan lubang saluran gas keluar (melalui
sisi alas). Pada pelaksanaan kalibrasi, probe dari thermocouple pyrometer (kalibrator)
dimasukkan ke bilik pemanas tersebut melalui bagian belakang furnace. Data
kalibrasi yang terbaca dari tampilan pada monitor digital dicatat pada setiap
pertambahan waktu 15 menlt.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Furnace / Tungku adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk melelehkan
logam untuk pembuatan bagian mesin (casting) atau untuk memanaskan bahan serta
mengubah bentuknya (misalnya rolling/penggulungan, penempaan) atau merubah
sifat-sifatnya (perlakuan panas).
Fungsi dari furnace yaitu untuk mengabukan atau mengarangkan zat pada
analisis gravimetri. Temperatur pada suhu tinggi dalam tanur (muffle furnace) yaitu
diatas 10000C.
Pemanfaatan furnace pada fabrikasi kaca adalah dengan memanaskan material
atau bahan kaca, kemudian melakukan pendinginan secara cepat. Hal ini dilakukan
agar bahan yang dipanaskan memiliki struktur amorf. Struktur amorf terjadi ketika
bahan yang diberi suhu tinggi kemudian didinginkan secara cepat, agar struktur atom
dalam bahan tidak sempat berubah menjadi Kristal.
3.2 Saran
Setiap habis pemakaian tanur harus dibersihkan agar tanur tidak rusak dan
bagian-bagian dari tanur itu sendiri tidak berkarat. Membersihkannya dengan cara
mengelap seluruh bagian tanur dengan alkohol.
Pengoperasian furnace harus hati-hati agar furnace tidak cepat rusak. Setelah
furnace selesai digunakan tidak dibenarkan untuk mematikan langsung alat ketika
suhu masih sangat tinggi. Ini akan mengakibatkan putusnya filament-filamen
pemanas karena di matikan secara tiba-tiba. Penggunaan yang tepat adalah, ketika
furnace selesai di gunakan, suhu furnace dibiarkan turun secara alami mencapai suhu
kamar. Barulah kemudian alat dapat dimatikan.
18
Kiranya dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca dalam
pemakaian/pengoperasian furnace yang membutuhkan kehatia-hatian yang tinggi agar
tidak terjadi hal yang tidak diinginkan oleh praktikan.
19
DAFTAR PUSTAKA
20