Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
Kelompok 3
Bella Silvia
Chikal Putri Rajabi
Cecep Saefulloh
Tingkat 1 B
2019
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Flebotomi ( bahasa inggris : phlebotomy ) berasal dari kata Yunani phleb dan
tomia. Phleb berarti pemburuh darah vena dan tomia berarti mengisi/memotong
(cutting). Dulu dikenal istilah venasectic (Bld), venesection atau venisection.
Flebotomist adalah seorang tenaga medis yang telah mendapatkan latihan untuk
mengeluarkan dan menampung specimen darah dari pembuluh darah vena, arteri,
atau kapiler.
1. Spuit
2. Tourniquet
3. Kapas Alkohol
Kapas alcohol merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap
dan dibasahi dengan antiseptic berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas
alkohol adalah untuk menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu
pengamatan letak vena sekaligus mensterilkan area penusukan agar resiko infeksi
bisa ditekan.
4. Needle, Wing needle
5. Holder
6. Vacuum tube
Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau
plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke
dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah
tercapai.
Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah
akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya
digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank
darah (crossmatching test)
Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator
tube/SST) yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah
pemusingan, serum akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di
bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah,
imunologi dan serologi
Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma
separator tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah
pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di
bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.
Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya
digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)
Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)
Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin,
umumnya digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia
darah.
Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam,
umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper,
mercury) dan toksikologi.
Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan
kalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.
Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk
pemeriksaan LED (ESR).
Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA, digunakan untuk
pemeriksaan imunohematologi.
Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan
molekuler/PCR dan bDNA.
Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media
biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi – aerob, anaerob dan
jamur.
7. Blood container
Blood Container adalah tabung tempat penampungan darah yang tidak bersifat
vakum udara. Tabung ini biasa digunakan untuk pemeriksaan manual, dan dengan
keperluan tertentu misalnya pembuatan tampungan sendiri untuk efisiensi biaya.
8. Plester
o Tourniquet
o Jarum atau lancet
o Tube holder
o Alkohol
o Kain kasa
o Bondage atau tape
o Alat tulis, label dan formulir permintaan laboratorium
o Container untuk alat-alat tajam
-. Nama
-. Informasi tanda pengenal lainnya (verifikasi apa yang disebutkan pasien)
-. Alamat
pemeriksaan.
o Kumpulkan tabung-tabung yang benar sesuai pemeriksaan dan pastikan urutan
darah yang akan diambil (darah EDTA, heparin, citrate dan beku)
Persiapan Pasien :
o Pastikan pasien merasa nyaman
o Tanyakan pasien bila dia takut atau tanyakan apakah ada pengalaman yang
menyebabkan perubahan hasil. Para perawat dan dokter dapat mengadakan akses
melalui central venous lines dengan protocol. Akan tetapi specimen dari central
venous lines sering menyebabkan kontaminasi atau kesalahan hasil laboratorium.
Pengambilan melalui in-dwelling venous devicemasih dapat dilakukan dengan cara
o Bila tangan terlihat tidak kotor, bersihkan dengan alcohol rub- gunakan 3 ml pada
o Tarik jarum perlahan-lahan dan tekan pada daerah tersebut dengan kain kasa atau
kapas kering.
bisa langsung terisi. Namun bila cara ini tidak ada, maka bisa menggunakan jarum
suntik atau winged needle.
o Bila menggunakan winged needle, cara yang baik adalah meletakan tabung pada
rak tabung sebelum mengisi tabung. Mencegah tertusuk jarum, gunakan satu
tangan untuk mengisi tabung.
o Tusuk karet penutup tabung dengan jarum, perlahan-lahan dan tekanan stabil.
mendekat anda. Tusuk kea rah bawah sesuai warna penutup. JANGAN
sampel.
o Periksa lagi ketepatan identifikasi pada label dan formulir. Diantaranya yang perlu
diperiksa : Nama pasien, No. formulir, tanggal lagir, tanggal dan waktu
pengambilan darah.
o Buang barang habis pakai sesuai kategori.
o Cuci tangan sesuai standar yang berlaku.
Antikoagulan yang sering digunakan dalam pemeriksaan hematologi adalah sebagai berikut :
Keuntungan EDTA :
adalah yang paling baik dan dianjurkan oleh ICSH (International Council for
Standardization in Hematology) dan CLSI (Clinical and Laboratory Standards
Institute). Tabung EDTA tersedia dalam bentuk tabung hampa udara (vacutainer
tube) dengan tutup lavender (purple) atau pink seperti yang diproduksi oleh
Becton Dickinson.
- Tidak berpengaruh terhadap besar dan bentuknya erithrosit dan leukosit.
- Mencegah thrombosit menggumpal
- Dapat digunakan berbagai macam pemeriksaan hematologi.
Kerugian :
Lambat larut karena sering digunakan dalam bentuk kering sehingga harus
menggoncang wadah yang berisi darah EDTA selama 1-2 menit.
Cara pembuatan :
1. Ambil botol yang bersih dan kering
2. Pipet EDTA 10% sebanyak 0,020 ml dengan pipet sahli
3. Masukkan kedalam botol dan keringkan
2. Trisodium Citrate
Antikoagulan Natrium Sitrat (Na3C6H5O7.2H2O) sering digunakan dalam
bentuk larutan dengan konsentrasi 3,8% dan 3,2%. Cara kerjanya sebagai bahan
yang isotonik dengan darah dan mencegah pembekuan darah dengan cara
mengikat ion Ca++ melalui gugus karboksilat dari senyawa ini membentuk ikatan
kompleks khelasi larut. Sering digunakan beberapa macam pemeriksaan
percobaan hemostasis dan LED metode Westergren. Pemeriksaan LED metode
Westergren digunakan perbandingan 1 bagian Natrium Sitrat 3,8% dan 4 bagian
darah. Untuk percobaan hemostasis menggunakan konsentrasi 3,2% dengan
perbandingan 1 bagian Natrium Sitrat 3,2% : 9 bagian darah sesuai dengan
NICCLS. Antikoagulan Natrium Sitrat 3,8% dan 3,2% tidak bisa lagi digunakan
bila mengalami kekeruhan.
Keuntungan :
Antikoagulan ini karena tidak toksis maka sering digunakan dalam unit transfusi
darah dalam bentuk ACD (Acid Citric Dextrose).
Kerugian :
Pemakaiannya terbatas dalam pemeriksaan hematologi.
3. Heparin
Antikoagulan ini merupakan asam mukopolisacharida yang bekerja dengan cara
menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin sehingga menghentikan
pembentukan fibrin dari fibrinogen sehingga cara kerjanya berdaya seperti
antitombin dan antitromboplastin. Heparin merupakan antikoagulan yang normal
terdapat dalam tubuh tetapi dalam di laboratorium jarang dipakai pada
pemeriksaan hematologi karena mahal. Untuk tiap 0,1 0,2 mg heparin dapat
mencegah pembekuan 1 ml darah. Sering digunakan dalam penentuan PCV cara
mikrokapiler yang bagian dalamnya dilapisi dengan heparin. Ada tiga macam
heparin: ammonium heparin, lithium heparin dan sodium heparin. Dari ketiga
macam heparin tersebut, lithium heparin paling banyak digunakan sebagai
antikoagulan karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion elektrolit
dalam darah.
Kerugian :
- Tidak boleh digunakan dalam pemeriksaan hapusan darah karena dapat
terjadinya dasar biru kehitam-hitaman pada preparat bila dicat dengan wrights
stain.
- Harganya mahal.
4. Double Oxalat
Nama lainnya adalah anticoagulant dari Heller and Paul atau Balanced Oxalate
Mixture. Dipakai dalam bentuk kering agar tidak mengencerkan darah yang
diperiksa. Kalium oxalat menyebabkan erythrosit mengkerut sedangkan amonium
oxalat menyebabkan erytrosit mengembang, campuran keduanya dengan
perbandingan 3 : 2 maka terjadi keseimbangan tekanan osmotik eryhtrosit. Setiap
2 mg antikoagulant ini dapat mencegah pembekuan 1 ml darah.
Keuntungan :
Dapat digunakan dalam berbagai pemeriksaan hematologi
Kerugian :
- Tidak dapat digunakan dalam pemeriksaan hapusan darah karena bahan ini
toksis sehingga dapat menyebabkan perubahan-perubahan morfologi sel leukosit
dan eryhtrosit.
- Tidak boleh digunakan juga pada pemeriksaan osmotik fargility.
5. Natrium Oxalat
Natrium oksalat bekerja dengan cara mengikat kalsium membentuk kalsium
oxalat. Penggunaannya 1 bagian oksalat + 9 bagian darah. Biasanya digunakan
untuk pembuatan adsorb plasma dalam pemeriksaan hemostasis Antikoagulan
jenis ini sudah jarang digunakan karena selain tidak luas pemakaian, juga
menyebabkan perubahan morfologi pada sel darah bila terlalu lama dibiarkan.
Antikoagulan ini memiliki kemiripan sifat dengan double oxalate Dalam kondisi
darurat dapat digunakan sebagai antikoagulan.
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat
asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman.
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
Standarnya adalah
RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung jawab
pasien dalam asuhan pasien.
Kriterianya adalah:
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dgn keterlibatan
pasien adalah partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di RS harus ada system
dan mekanisme mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung
jawab pasien dalam asuhan pasien.Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien
& keluarga dapat:
Standarnya adalah
RS menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga
dan antar unit pelayanan.
Kriterianya adalah:
1) koordinasi pelayanan secara menyeluruh
2) koordinasi pelayanan disesuaikan kebutuhan pasien dan kelayakan sumber
daya
3) koordinasi pelayanan mencakup peningkatan komunikasi
4) komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan
Standarnya adalah
RS harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yg ada, memonitor
& mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif
KTD, & melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta KP.
Kriterianya adalah
1) Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang baik,
sesuai dengan ”Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”.
2) Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja
3) Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif
4) Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil
analisis
4. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
Standarnya adalah
1) Pimpinan dorong & jamin implementasi progr KP melalui penerapan “7
Langkah Menuju KP RS ”.
2) Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif identifikasi risiko KP
& program mengurangi KTD.
3) Pimpinan dorong & tumbuhkan komunikasi & koordinasi antar unit &
individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang KP
4) Pimpinan mengalokasikan sumber daya yg adekuat utk mengukur, mengkaji,
& meningkatkan kinerja RS serta tingkatkan KP.
5) Pimpinan mengukur & mengkaji efektifitas kontribusinyadalam
meningkatkan kinerja RS & KP.
Kriterianya adalah
1) Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
2) Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program
meminimalkan insiden,
3) Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari
rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi
4) Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada
pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan
penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis.
5) Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan
insiden,
6) Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden
7) Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan
antar pengelola pelayanan
8) Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan
9) Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria
objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja rumah sakit dan
keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
Standarnya adalah
1) RS memiliki proses pendidikan, pelatihan & orientasi untuk setiap jabatan
mencakup keterkaitan jabatan dengan KP secara jelas.
2) RS menyelenggarakan pendidikan & pelatihan yang berkelanjutan untuk
meningkatkan & memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan
interdisiplin dalam pelayanan pasien.
Kriterianya adalah
1) Memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik
keselamatan pasien
2) Mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan inservice
training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden.
3) Menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok (teamwork) guna
mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka melayani
pasien
.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien.
Standarnya adalah
1) RS merencanakan & mendesain proses manajemen informasi KP untuk
memenuhi kebutuhan informasi internal & eksternal.
2) Transmisi data & informasi harus tepat waktu & akurat.
Kriterianya adalah
1) Disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemen
untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait dengan
keselamatan pasien.
2) Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk
merevisi manajemen informasi yang ada
3. Tujuh langkah menuju keselamatan pasien RS (berdasarkan KKP-
RS No.001- VIII-2005) sebagai panduan bagi staf Rumah Sakit
b. Bagi Tim:
Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden
2. Pimpin dan dukung staf anda, “bangunlah komitmen &focus yang kuat & jelas
tentang KP di RS anda”
b. Bagi Tim:
Ada “penggerak” dlm tim utk memimpin Gerakan KP
Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP
Struktur & proses mjmn risiko klinis & non klinis, mencakup KP
Bagi Tim:
Diskusi isu KP dlm forum2, utk umpan balik kpd mjmn terkait
Bagi Tim:
Dorong anggota utk melaporkan setiap insiden & insiden yg telah dicegah
Hargai & dukung keterlibatan pasien & kel. bila tlh terjadi insiden
Tersebut.
7. Cegah cedera melalui implementasi system Keselamatan pasien, “Gunakan
informasi yg ada ttg kejadian/masalah utk melakukan perubahan pd sistem
pelayanan”
Umpan balik kpd staf ttg setiap tindakan yg diambil atas insiden
Bagi Tim:
Umpan
B. Langkah balik atas
Langkah setiap Pelaksanaan
Kegiatan tindak lanjut Patient
ttg insiden yg dilaporkan
Safety
a. Rumah Sakit
1. Rumah sakit agar membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dengan
susunan organisasi sebagai berikut: Ketua: dokter, Anggota: dokter, dokter
gigi, perawat, tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya.
b. Provinsi/Kabupaten/Kota
c. Pusat
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
https://marsenorhudy.wordpress.com/2011/01/07/patient-safetiy-keselamatan-
pasien-rumah-sakit/
https://www.infolabmed.com/2016/03/apa-itu-flebotomi.html
http://poltekkesjkt2.ac.id/index.php?option=com_phocadownload&view=category
&download=504:formulir-pemeriksaan-kesehatan-2017&id=4:profil