DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 10
KELOMPOK : 10
RT/RW : 009/003
NAMA MAHASISWA NIM JURUSAN
Engga Islamia Beno S. P27901118019 D III Keperawatan
Ernita P27901118020 D III Keperawatan
Lisana Shidqi P27902118026 D III Kebidanan
Mira Nopitasari P27902118027 D III Kebidanan
Rizkia Isfahani P27903118035 D III Teknologi Laboratorium
Medis
Rizqi Wulan Sadila P27903118036 D III Teknologi Laboratorium
Medis
Roudhotulfauzia P27903118037 D III Teknologi Laboratorium
Medis
NAMA PEMBIMBING
1. LINDAWATI, S.KEP, MKM
2. SYARAH ANLIZA, S.Si, M.Si
3. ISMIYATI, SST, M.Keb
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Direktur
Wadir 1 Bidang Akademik
i
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan dengan pahala
yang berlipat ganda. Semoga Laporan IPE-C ini bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa/I Politeknik Kesehatan
Kemenkes Banten.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Melakukan kolaborasi dan memberikan pendidikan
kesehatan untuk meningkatkan kepedulian keluarga terhadap
kadar gula darah.
1.2.2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan, dan pemeriksaan kesehatan
pada ibu penderita diabetes melitus, diharapkan ibu mampu :
1.2.2.1. Menumbuhkan kesadaran penderita akan pentingnya
untuk menolong diri sendiri dalam meningkatkan mutu
hidup, sehingga tercapai derajat kesehatan penderita
secara optimal.
1.2.2.2. Untuk meningkatkan kemampuan individu dalam
penanganan kesehatan pada diri sendiri sebelum
meminta pertolongan lebih lanjut.
1.2.2.3. Melakukan pemeriksaan secara kolaboratif dan
kuatitatif kepada ibu penderita diabetes melitus
1.2.2.4. Melakukan tindakan dan pemecahan masalah
kesehatan bersama-sama.
1.3 Sasaran
Sasaran kegiatan keluarga binaan praktik kerja lapangan (PKL)
terpadu adalah ibu yang menderita diabetes melitus bertempat tinggal
di Rt 004 Rw 003 Kelurahan Cigoong Kecamatan Walantaka-Serang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme glukosa yang
disebabkan oleh gangguan dalam tubuh akibat kekurangan insulin,
sehingga menyebabkan kelebihan glukosa dalam darah (Yuniarti,
2013:26).
Data dari organisasi kesehatan dunia menyebutkan bahwa dari
diabetes melitus tipe 2 merupakan tipe yang paling tinggi persentase
penderitanya yaitu sebesar 90-95 %. Penderita Diabetes Melitus tipe 2
sebesar 80 % berada di negara yang berpenghasilan rendah atau
menengah dengan rentang usia 40-59.
Tingginya prevalensi Diabetes Melitus tipe 2 disebabkan oleh
faktor risiko yang tidak dapat berubah misalnya jenis kelamin, umur,
dan faktor genetik yang kedua adalah faktor risiko yang dapat diubah
misalnya kebiasaan merokok tingkat pendidikan, pekerjaan, aktivitas
fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, Indeks Masa Tubuh,
lingkar pinggang dan umur (Fatimah, 2015).
2.2 Klasifikasi
Klasifikasi etiologis diabetes menurut American Diabetes
Association 2018 dibagi dalam 4 jenis yaitu:
2.2.1 Diabetes Melitus Tipe 1
DM Tipe 1, sebelumnya disebut IDDM, atau diabetes
melitus onset-anak-anak, ditandai dengan destruksi sel beta
pankreas, mengakibatkan defisiensi insulin absolut. DM tipe 1
diturunkan sebagai heterogen, sifat multigenik (Black, 2014).
DM tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta
pankreas karena sebab autoimun. Pada DM tipe ini terdapat
sedikit atau tidak sama sekali sekresi insulin dapat ditentukan
4
5
2.3 Komplikasi
2.3.1. Komplikasi Akut
2.3.1.1. Ketoasidosis Diabetik (KAD)
Akibat gangguan pada sekresi hormon insulin, kerja
insulin atau oleh keduanya pada pasien diabetes
melitus Tipe II dan kerusakan sel beta pula Langerhans
pada DM tipe I, pasien DM akan mengalami kondisi
hiperglikemia akibat penurunan uptake glukosa
kedalam sel yang diikuti peningkatan lipolysis,
gluconeogenesis di hepar dan pemecahan protein.
Selain itu, kondisi hiperglikemik diperparah dengan
peningkatan glukosa dari proses gluconeogenesis di
hepar. Kekurangan insulin juga akan mengakibatkan
pemecahan protein. Protein akan dikonversi menjadi
7
2.4 Penatalaksanaan
Apabila persepsi penyakit diderita negatif, maka kualitas hidup
diabetisi akan rendah, sedangkan apabila persepsi diabetisi terhadap
penyakit yang diderita positif, maka kualitas hidup diabetisi akan
tinggi. Menurut Perkeni 2015, pada persepsi pasien yang tidak baik,
perawat memberikan informasi terkait 5 pilar seperti edukasi, terapi
nutrisi, latihan jasmani, terapi farmakologis, dan monitoring.
2.4.1. Edukasi
Persepsi yang baik dengan cara memberikan pendidikan
atau edukasi yang baik tentang kesehatan pasien, upaya
tersebut merupakan pencegahan agar tidak terjadinya
komplikasi. Perawat memainkan peran penting dalam
mengidentifikasi pasien yang menderita diabetes, mengkaji
keterampilan perawatan diri pasien DM, memberikan
pendidikan kesehatan dasar kepada pasien DM, mendukung
penyuluhan yang diberikan oleh spesialis dan merujuk pasien
untuk menjalani perawatan tindak lanjut setelah pulang (Bruner
& Sudarth, 2016).
2.4.2. Terapi nutrisi
Tujuan terapi nutrisi untuk orang dewasa dengan diabetes
adalah untuk mempromosikan dan mendukung pola makan
10
2.5 Pencegahan
Tindakan pencegahan ini semakin penting dalam menurunkan
jumlah penderita DM yang semakin lama kenaikannya semakin
signifikan (Susanti, Hudiyawati, & Kep, 2019). Terdapat tiga cara
pencegahan diabetes melitus, yaitu pencegahan primer, sekunder
maupun tersier (Fatimah, 2015). Saat ini yang sedang digalakkan oleh
pemerintah adalah melakukan pencegahan agar masyarakat yang
sehat tidak menjadi sakit dan mencegah agar masyarakat yang
memiliki risiko penyakit tidak mengalami penyakit tersebut (Indonesia,
2015).
Fokus pemerintah Indonesia dalam upaya mengendalikan
penyakit tidak menular seperti DM yaitu dengan melakukan upaya
penyebaran informasi seluasluasnya kepada masyarakat (Syamiyah,
2014). Penyebaran informasi ini diharapkan dapat membuat
masyarakat berubah untuk selalu hidup sehat dan mengingatkan
masyarakat untuk tetap hidup sehat melalui pesan-pesan yang
disampaikan kepada masyarakat (Notoatmodjo, 2012). Edukasi
adalah salah satu pilar penatalaksanaan diabetes melitus. Edukasi
yang dapat diberikan pada pasien Diabetes Mellitus adalah gaya
hidup sehat.
Gaya hidup sehat adalah cara hidup mengikuti arahan atau pesan
kesehatan untuk mendapatkan hidup lebih sehat seperti makan-
makan bergizi, hindari merokok, minum alkohol, jangan lupa untuk
olahraga, istirahat yang cukup, memanajemen stress, dan kebiasaan
lainnya yang dapat meningkatkan produktivitas tubuh (Hanifah, 2011).
Pencegahan DM dapat dilakukan dengan memperbaiki pola
makan. Hasil penelitian mengungkapkan ada korelasi yang positif
13
14
15
3.2 Permasalahan
HARI
NO MASALAH TINDAKAN RTL
TANGGAL
1 Selasa 23 Kurangnya Memberikan Anjurkan klien
Maret 2021
pengetahu penkes tentang untuk
an klien pola makan dan memeriksakan
dan makanan penyakit ke
keluarga pengganti untuk pelayanan
tentang pasien diabetes kesehatan
pola Melakukan Anjurkan klien
16
19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pembelajaran berbasis komunitas memberikan dampak positif
dengan adanya peningkatan kemampuan kolaboratif antara
keperawatan, kebidanan dan Teknologi Laboratorium Medis. Proses
pembelajaran berbasis komunitas pada mahasiswa keperawatan,
kebidanan dan analis kesehatan telah berjalan sesuai dengan
panduan dan terdokumentasikan dengan baik oleh mahasiswa.
Setelah dilakukannya implementasi secara kolaboratif antara
keperawatan kebidanan dan analis kesehatan diharapkan agar dapat
mengetahui apakah klien bisa menerapkan penkes yang telah di
berikan terhadap keluarga binaan pasien Diabetes Mellitus dengan
keluhan memiliki ulkus pada kaki hingga salah satu jari diamputasi
yaitu pada Hari Senin, 22 Maret 2021, klien dapat memahami tentang
pola hidup sehat penderita penyakit diabetes mellitus.
5.2 Saran
Diharapkan kepada klien agar mematuhi terapi dan perawatan DM
dan mengharapkan tenaga kesehatan dapat memoniotor kesehatan
klien dan melakukan pemeriksaan glukosa darah secara rutin kepada
Ny. M terhadap penyakit Diabetes Mellitus yang diderita.
20
DAFTAR PUSTAKA
Sudargo, T., Freitag, H., Kusmayanti, N. A., & Rosiyani, F. (2018). Pola
makan dan obesitas. BOOK, UGM press.
21
22
23