Anda di halaman 1dari 56

1

RANCANGAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR DOKTER KECIL


(DOKCIL) SD NEGERI TELUKPINANG 03 DI KABUPATEN BOGOR
TAHUN 2017

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun oleh:

KHOIRUNNISA DAMAYANTI

1113101000051

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017
2

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Proposal Skripsi dengan Judul

RANCANGAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR SEKOLAH SEHAT


SD NEGERI TELUKPINANG 03 DI KABUPATEN BOGOR TAHUN 2017

Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Proposal Skripsi
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh:
Khoirunnisa Damayanti
1113101000051

Jakarta, September 2017

Pembimbing

Ratri Ciptaningtyas, S.KM, S.Sn.Kes


NIP. 198404 042009 12 2007
iii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................................... 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ….iii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.3 Pertanyaan Penelitian ..................................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6
1.6 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 8

2.1 Dokter Kecil (Dokcil) ..................................................................................... 8


2.2 Pelatihan Dokter Kecil ................................................................................... 9
2.3. Perkembangan Kognisi Anak Sekolah Dasar ................................................... 10
2.4 Media Promosi Kesehatan ............................................................................ 11
2.5 Media Buku Cerita Bergambar ..................................................................... 12
2.6 Model ADDIE .............................................................................................. 15
2.6.1 Tahapan Model ADDIE ............................................................................ 15
2.7 Teori Kognitif Sosial .................................................................................... 17
2.8 Kerangka Teori ............................................................................................. 20
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN DEFINISI ISTILAH ............................. 21

3.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 21


3.2 Definisi Istilah .............................................................................................. 22
3.3 Definisi Operasional ..................................................................................... 24

iii
iv

Tabel 3.2 Definisi Operasional ................................................................................ 24


BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................................. 26

4.1 Desain Studi Penelitian ................................................................................ 26


4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 26
4.3 Informan Penelitian, Populasi, dan Sampel .................................................. 26
4.4 Tahapan Rancangan Buku Cerita Bergambar .............................................. 28
4.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data ............................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 33

iv
v

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Pedoman Wawancara Untuk Ahli Media


LAMPIRAN 2 Pedoman Wawancara Untuk Ahli Materi
LAMPIRAN 3 Kuesioner Pretest dan Posttest

LAMPIRAN 4 Kuesioner Penilaian Media


LAMPIRAN 5 Matriks Hasil Wawancara Mendalam Perwakilan Pelatihan Dokter
Kecil

v
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah yang sehat dapat menunjang siswa agar mendapatkan pendidikan


yang lebih baik. Untuk itu, ada berbagai upaya yang dilakukan agar terwujudnya
sekolah yang sehat. Sekolah sehat ini dilihat dari berbagai kriteria dan rutin
diikutsertakan dalam perlombaan. Lomba Sekolah Sehat (LSS) ini pertama kali
diselenggarakan pada tahun 1991 pada tingkat Nasional. Sebelumnya, pada tahun
1984 dengan dikeluarkannya SKB 4 Menteri (Departemen Kesehatan, Departemen
Agama, Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Dalam Negeri) program
UKS mulai diterapkan secara ter integrasi dengan lintas sektor terkait, Pada tahun
2003, SKB 4 Menteri tersebut direvisi sesuai dengan situasi desentralisasi dan
perkembangan program UKS, dimana sasaran UKS meluas mulai dari tingkat
TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Pada tahun 2014, SKB 4 Menteri
tersebut direvisi kembali menjadi Peraturan Bersama 4 Menteri dimana terdapat
penambahan kata Madrasah, menjadi Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M).
(Kementrian Keseharan RI, 2016)
Hal-hal yang dinilai dalam Lomba Sekolah Sehat antara lain Trias UKS dan
Sarana Prasana Sekolah, Pengetahuan dan sikap peserta didik, Upaya dan komitmen
Kepala Sekolah, serta Kinerja Tim Pembina UKS. Trias UKS meliputi kantin sehat,
jamban saniter sesuai dengan rasio jumlah peserta didik, penyediaan sarana cuci
tangan pakai sabun, penyediaan dan pengelolaan sampah, penyediaan sarana air
bersih, kebersihan dan kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan bagi ruang

1
2

kelas, ruang guru, perpustakaan, ruang ibadah, ruang UKS serta kegiatan-kegiatan
terkait Trias UKS.
Trias UKS di Sekolah meliputi perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan-
kegiatan UKS di sekolah, upaya pemenuhan sarana prasarana sekolah sehat,
kebijakan yang mendukung pelaksanaan UKS, dll. Pengetahuan dan sikap peserta
didik, meliputi pengetahuan dan sikap tentang UKS, PHBS, kesehatan reproduksi,
imunisasi, penyakit menular dan tidak menular, pemberantasan sarang nyamuk, gizi
seimbang, penghindaran kekerasan, dll. (Kementrian Kesehatan RI, 2011)
Salah satu kriteria sekolah yang sehat adalah sekolah yang memiliki program
Upaya Kesehatan Sekolah (UKS). Program UKS adalah upaya terpadu lintas program
dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk
perilaku hidup bersih dan sehat peserta didik yang berada di Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah. Dalam program UKS ini, peserta didik tidak hanya berperan
sebagai obyek penerima layanan kesehatan, tetapi juga sebagai subyek, bersama
dengan masyarakat sekolah lainnya yaitu para guru, pegawai lainnya di sekolah,
Komite sekolah dan orang tua siswa berperan dalam meningkatkan kesehatannya dan
mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat. Oleh karena itu, mereka perlu
dibimbing untuk mengenal masalah kesehatan dan kemampuan dalam mengatasi
masalah tersebut. (Kementrian Kesehatan RI, Pedoman Pelatihan Dokter Kecil 2011)
Kegiatan UKS yang terdapat dalam Rencana Pelaksanaan Pengembangan
Kegiatan oleh Puskesmas mencakup kegiatan deteksi dini, penyuluhan, pelayanan,
dan pembinaan. Dalam kegiatan deteksi dini, terdapat kegiatan yang berkaitan dengan
anak sekolah dasar, yakni pemeriksaan kesehatan secara berkala. Pada kegiatan
penyuluhan, terdapat beberapa kegiatan didalamnya yakni pemberian informasi
edukasi dan penyuluhan pendidikan keterampilan hidup sehat. Pada kegiatan
pelayanan, terdapat beberapa kegiatan dengan sasaran anak sekolah dasar yakni bulan
imunisasi anak sekolah campak, bulan imuisasi anak sekolah DT/TT, dan pemberian
obat cacing. Serta pada kegiatan pembinaan, mencakup kegiatan pembinaan sekolah
sehat. Termasuk kegiatan pelatihan dokter kecil di dalamnya.

2
SD Negeri Telukpinang 03 merupakan sekolah yang menjadi perwakilan
Kecamatan Ciawi untuk maju dalam lomba sekolah sehat tingkat Kabupaten Bogor.
Sekolah tersebut berhasil menjadi perwakilan lantaran memenuhi aspek-aspek yang
menjadi kriteria sekolah sehat. Dalam keikutsertaannya menjadi perwakilan sekolah
sehat, sekolah dibantu oleh Puskesmas Ciawi yang merupakan Puskesmas Kecamatan
di wilayah tersebut.
Kegiatan penjaringan kesehatan dengan sasaran anak sekolah dasar yang
dilakukan oleh Puskesmas Ciawi telah berhasil mencapai target 100 persen. Namun,
berdasarkan hasil wawancara dengan perwakilan siswa dan dokter kecil di SD
Telukpinang 03, dokter kecil belum dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Begitu pun
dengan pelatihan dokter kecil yang belum dilakukan secara keseluruhan, hanya
terbatas kepada perwakilan dokter kecil sekolah saja.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan perwakilan siswa kelas 4
dan 5 dapat disimpulkan bahwa dari beberapa indikator yang dilombakan dalam
perlombaan sekolah sehat, salah satu yang menjadi masalah adalah belum berjalannya
kegiatan UKS dengan baik serta belum adanya pelatihan yang dilaksanakan kepada
dokter kecil di SD Negeri Telukpinang 03 kepada dokter kecil secara keseluruhan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurafifah (2015) menyatakan
bahwa setelah adanya dokter kecil terjadi perubahan pengetahuan dan perilaku siswa
tentang perilaku hidup bersih dan sehat menjadi lebih baik. Sehingga terdapat
pengaruh diadakannya dokter kecil dengan pengetahuan dan perilaku siswa. Dengan
begitu, dokter kecil dapat membawa perubahan yang baik bagi sekolah apabila
melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar.
Untuk menjadi dokter kecil di sekolah memiliki beberapa kriteria tertentu.
Berdasarkan Kementrian Kesehatan RI (2011), adapun kriteria yang ditetapkan untuk
menjadi dokter kecil salah satunya adalah peserta didik kelas 4 dan 5 SD/MI. Pada
peserta didik di kelas tersebut, rata-rata memiliki usia 9-11 tahun. Anak usia sekolah
dasar merupakan anak dengan kategori banyak mengalami perubahan yang sangat
drastis baik mental maupun fisik. Menurut Seifferd dan Haffung, usia anak SD yang

2
berkisar antara 6-12 tahun memiliki tiga jenis perkembangan, yaitu perkembangan
fisik, kognitif dan psikososial. (Dirgantara , et al. 2013) Menurut Jean Piaget, anak
pada usia tersebut, sudah mulai berpikir konkret dan menunjukkan pemikiran-
pemikiran yang logis. (Suparno 2006)
Dalam penelitian ini, menggunakan media buku cerita bergambar yang
merupakan buku yang di dalamnya terdapat gambar dan kata-kata, yang tidak berdiri
sendiri-sendiri, melainkan saling bergantung menjadi sebuah kesatuan cerita. (Adipta,
Maryaeni dan Hasanah 2016) Pemilihan media ini dikarenakan anak usia sekolah
dasar sudah mulai berkembang secara kognitif dan mulai berfikir logis, sehingga
jalan cerita dan yang ditampilkan pun berdasarkan kegiatan sehari-hari anak sekolah.
Selain itu, media ini dianggap menarik dan tidak terkesan menggurui sehingga tidak
mudah bosan dalam membacanya. Di samping itu pula, media ini memiliki beberapa
kelebihan diantaranya dapat mengungkit rasa keindahan dikarenakan terdapat tulisan,
gambar dan warna, dapat mempermudah pemahaman dikarenakan terdapat visualisasi
sesuatu yang ingin disampaikan, dan dapat meningkatkan gairah belajar karena
tampilan cenderung tidak membosankan, terutama bagi anak-anak. (Notoatmodjo
2010)
Bedasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dirgantara dkk (2013) mengenai
peningkatan pengetahuan dokter kecil mengenai Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan (P3K) bahwa diperlukan suatu media yang menjadi solusi untuk dokter
kecil agar dapat belajar sambil bermain. Untuk itu, dibuatlah suatu media berupa
kartu Dokter Kecil Keluarga Indonesia (Dokkelin) yang memiliki keunggulan
diantaranya daya tarik visualnya yang tinggi karena kartu Dokkelin dilengkapi oleh
gambar sehingga anak cenderung mudah mengingat, bahasa Indonesia yang mudah
dimengerti oleh anak membuat materi P3K mudah dipahami. Akan tetapi,
kekurangan dari Dokkelin ini tidak memiliki jalan cerita seperti halnya buku cerita
bergambar.
Menurut Bandura, seluruh proses pembelajaran yang sebenarnya dapat terjadi
dengan melihat orang lain berperilaku dan akibat dari perilaku orang tersebut.

3
(Bandura dalam Minnesota State University). Hal itu terjadi karena adanya proses
timbal di mana semua faktor saling berhubungan dan bisa di awali dari faktor
manapun terlebih dahulu yaitu faktor orang/model, lingkungan dan perilaku yang
disebut triadic reciprocal. (Bandura, 1999) Dikarenakan hal tersebut, penelitian ini
menggunakan teori kognitif sosial meskipun hanya tertuju kepada perubahan
pengetahuan individu.
Untuk pembuatan media buku cerita bergambar dokter kecil ini akan
menggunakan model ADDIE. Model ini dirasa tepat untuk menggambarkan tahapan
pembuatan media. Selain itu, teori ini juga dianggap efektif dan efisien. Berdasarkan
model ADDIE, sebuah rancangan media harus terdiri dari tahapan analisis masalah
dan kebutuhan, merancang media apa yang akan dibuat termasuk mempertimbangkan
komponen-komponen yang terdapat di dalam media tersebut, mengembangkan tujuan
dari media tersebut sehingga pemakaian media tersebut dapat sesuai untuk
sasaran,dan yang terakhir adalah penilaian dari media yang telah dibuat. (Aldoobie
2015)

1.2 Rumusan Masalah


Dalam kriteria sekolah sehat, salah satunya adalah berjalannya kegiatan UKS
dengan baik. Dalam kegiatan UKS, terdapat beberapa kegiatan di dalamnya antara
lain deteksi dini, pelayanan, penyuluhan dan pembinaan. Kegiatan dokter kecil
termasuk ke dalam kegiatan pembinaan.
SD Negeri Telupinang 03 pernah mewakili Kecamatan Ciawi dalam
perlombaan sekolah sehat tingkat Kabupaten Bogor. Akan tetapi, berdasarkan hasil
wawancara mendalam dengan perwakilan siswa kelas 4 dan 5, diketahui bahwa
dokter kecil belum pernah dilibatkan dalam kegiatan dokter kecil serta belum pernah
mendapatkan pelatihan secara keseluruhan di SD tersebut.
Puskesmas Ciawi pernah mengadakan pelatihan untuk perwakilan dokter kecil
bagi setiap sekolah di Kecamatan Ciawi. Berdasarkan hasil wawancara mendalam

4
dengan 3 orang peserta pelatihan yang berasal dari SD lain diketahui bahwa
ketiganya masih mengingat judul materi yang disampaikan meskipun terbatas hanya
1 atau 2 materi. Media yang digunakan dalam pelatihan tersebut yakni berupa power
point presentation yang kemudian dijelaskan oleh pihak Puskesmas sebagai
penyelenggara pelatihan. Dengan media ini, ketiganya berpendapat bahwa media
tersebut menarik dikarenakan gambarnya. Akan tetapi, setelah diberikan beberapa
pilihan media, ketiganya lebih memilih media buku cerita bergambar dibandingkan
media sebelumnya dikarenakan buku cerita terdapat banyak gambar dan bisa dibaca
berulang-ulang.
Selain itu, media buku cerita bergambar memiliki beberapa keunggulan lain
yakni dapat mempermudah pemahaman dikarenakan terdapat visualisasi sesuatu yang
ingin disampaikan serta dapat meningkatkan gairah belajar karena tampilan
cenderung tidak membosankan, terutama bagi anak-anak. Berdasarkan tersebut
peneliti memutuskan ingin membuat media buku cerita bergambar untuk dokter kecil.

1.3 Pertanyaan Penelitian


1.3.1 Bagaimana rancangan media buku cerita bergambar yang sesuai dengan
karakteristik personal dokter kecil di SD Negeri Telukpinang 03?
1.3.2 Bagaimana rancangan media buku cerita bergambar yang sesuai dengan
karakteristik lingkungan SD Negeri Telukpinang 03?
1.3.3 Bagaimana tahapan rancangan media buku cerita bergambar dokter
kecil?
1.3.4 Bagaimana pengetahuan yang didapatkan oleh dokter kecil setelah
diberikan media buku cerita bergambar?

5
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Dihasilkannya rancangan media buku cerita bergambar yang efektif
untuk dokter cilik di sekolah dasar di Kabupaten Bogor.
1.4.2 Tujuan Khusus
1.4.2.1 Diketahuinya rancangan media buku cerita bergambar yang sesuai
dengan karakteristik personal dokter kecil di SD Negeri
Telukpinang 03.
1.4.2.2 Diketahuinya rancangan media buku cerita bergambar yang sesuai
dengan karakteristik lingkungan SD Negeri Telukpinang 03.
1.4.2.3 Diketahuinya tahapan rancangan media buku cerita bergambar
dokter kecil.
1.4.2.4 Diketahuinya pengetahuan dokter kecil setelah diberikan media
buku cerita bergambar.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Bagi Dokter Kecil
Penelitian ini bermanfaat bagi dokter kecil karena media yang dihasilkan
dapat dimanfaatkan sebagai panduan kegiatan dokter kecil di sekolah serta
dapat memberikan wawasan mengenai kegiatan dokter kecil.
1.5.2 Bagi Sekolah
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi sekolah terutama sekolah dasar
yang memiliki dokter kecil agar memudahkan dalam membina dokter kecil
untuk melakukan kegiatan UKS di sekolah.
1.5.3 Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi untuk peneliti lainnya
serta menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti sendiri.

6
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan mix method atau penggabungan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Dilaksanakan pada bulan April-Desember 2017.
Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Negeri Telukpinang 03, Kabupaten Bogor.
Peneliti akan melakukan perancangan media promosi kesehatan berupa buku cerita
bergambar untuk dokter kecil yang dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan,
tujuan dan sasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah dihasilkannya rancangan media
buku cerita bergambar yang efektif untuk dokter kecil di SD Telukpinang 03,
Kabupaten Bogor.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dokter Kecil (Dokcil)


2.1.1 Definisi Dokter Kecil
Dokter Kecil adalah peserta didik yang memenuhi kriteria dan telah
dilatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya.
(Kementrian Kesehatan RI, 2011)
Dokter kecil ini memiliki tujuan umum yaitu agar meningkatnya
partsipasi peserta didik dalam program UKS. Sedangkan tujuan khususnya
antara lain yakni agar peserta didik dapat menjadi penggerak hidup sehat di
sekolah, di rumah dan lingkungannya serta dapat menolong dirinya sendiri,
sesama dan orang lain untuk hidup sehat. (Kementrian Kesehatan RI, 2011)
2.1.2 Kriteria Dokter Kecil
Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan dokter kecil di
sekolah dasar adalah sebagai berikut.
a. Peserta didik kelas 4 atau kelas 5 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
dan belum pernah mendapat pelatihan Dokter Kecil.
b. Berprestasi sekolah.
c. Berbadan sehat.
d. Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.
e. Berpenampilan bersih dan berperilaku sehat.
f. Berbudi pekerti dan suka menolong.
g. Izin orang tua. (Kementrian Kesehatan RI, 2011)

8
2.2.1 Tugas dan Kewajiban Dokter Kecil
Bagi seorang dokter kecil, ada tugas dan kewajiban yang harus
dijalankan yakni sebagai berikut.
a. Selalu bersikap dan berperilaku sehat.
b. Dapat menggerakkan teman sesama teman-teman siswa untuk bersama-
sama menjalankan usaha kesehatan terhadap dirinya masing-masing.
c. Berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan yang baik di sekolah
maupun di rumah.
d. Membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan pelayanan
kesehatan di sekolah.
e. Berperan aktif dalam rangka peningkatan kesehatan, antara lain Pekan
Kebersihan, Pekan Gizi, Pekan Penimbangan BB dan TB di sekolah, Pekan
Kesehatan Gigi, Pekan Kesehatan Mata, dan kegiatan peningkatan
kesehatan lainnya. (Kementrian Kesehatan RI, 2011)

2.2 Pelatihan Dokter Kecil


2.2.1 Definisi Pelatihan
G. Friedman dan Elaine A. Yarbrough mengemukakan definisi pelatihan
yakni “Training is a process used by organization to meet their goals. It is
called into operation when a discrepancy is perceived between the current
situation and a preferred state of affairs. The trainer’s role is to facilitate
trainee’s movement from the status quo toward the ideal”. Maksud dari kalimat
yang sebagaimana disebutkan di atas menunjukkan bahwa gagasan utama dalam
pelatihan adalah tentang suatu proses yang dilakukan oleh organisasi untuk
memenuhi kebutuhan atau tujuan organisasi.
Sedangkan menurut Department of Employment, Glossary of Training
dalam Peter Brainley menjelaskan bahwa penelitian adalah the systematic
development of the attitude/knowledge/skills/behavior pattern required by an

9
individual to perform adequately a given task job yang memiliki arti bahwa
pelatihan adalah upaya pengembangan sistematik suatu
sikap/pengetahuan/keterampilan/pola perilaku yang diperlukan oleh seseorang
untuk memiliki kemampuan melakukan tugas atau pekerjaan dengan tepat.
Dapat disimpulkan dari kedua pengertian di atas bahwa pelatihan adalah
sebuah proses yang harus dilakukan oleh seseorang/organisasi agar dapat
meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan perilaku agar dapat
melaksanaan tugas dan pekerjaan dengan baik dan benar.
2.2.2 Pelatihan Dokter Kecil
Berdasarkan definisi pelatihan, dapat disimpulkan bahwa pelatihan
dokter kecil merupakan sebuah proses yang harus dilakukan agar dapat
meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan perilaku dokter kecil agar
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar.

2.3. Perkembangan Kognisi Anak Sekolah Dasar


Menurut Jean Piaget, perkembangan kognisi anak sekolah dasar pada usia 7-
11 tahun di mana usia dokter kecil termasuk di dalamnya, yakni memasuki tahap
operasi konkret (concrete operations). Tahap ini dicirikan dengan perkembangan
sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan tertentu yang logis. Anak sudah
memperkembangkan operasi-operasi logis. Operasi itu bersifat reversible, artinya
dapat dimengerti dalam dua arah, yaitu suatu pemikiran yang dapat dikembalikan
kepada awalnya lagi. Misalnya, bila suatu benda A dikembangkan dengan cara
tertentu menjadi benda B, dapat juga dibuat bahwa benda B dengan cara tertentu
menjadi kembali menjadi benda A. Dengan operasi itu, anak telah mengembangkan
sistem pemikiran logis yang dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-
persoalan konkret yang dihadapi. (Suparno 2006)
Hal ini tentu dapat menjadi landasan untuk membuat suatu media bagi anak
sekolah dasar khususnya dokter kecil terutama dalam pembuatan jalan cerita agar

10
memasukkan aspek-aspek yang logis. Aspek-aspek yang logis tersebut misalnya
dapat dituangkan ke dalam tokoh cerita, latar atau situasi dan pemilihan kata-kata
yang sesuai dengan usia dokter kecil.

2.4 Media Promosi Kesehatan


2.4.1 Konsep Media
Heinich pada tahun 1982 memberikan pengertian bahwa media adalah
perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima, seperti
televisi, radio, film, rekaman, audio, gambar yang diproyeksikan dan bahan-
bahan cetak. Selain itu, Education Association memberikan pengertian bahwa
media adalah benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau
dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan
belajar mengajar dapat memengaruhi efektifitas program instruksional. (Solang,
Losu dan Tando 2016)
Media pendidikan atau promosi kesehatan adalah semua sarana atau
upaya untuk menmpilkan pesan atau informasi yang ingin disampikan oleh
komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronika, dan medi luar ruang,
sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan
dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan. (Notoatmodjo
2010)
2.4.2 Tujuan Media
Pembuatan media seperti halnya media edukasi kesehatan memiliki
beberapa tujuan yakni sebagai berikut. (Notoatmojo 2007)
a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi
c. Dapat memperjelas informasi
d. Media dapat mempermudah pengertian
e. Mengurangi komunikasi yang verbalistik

11
f. Dapat menampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap dengan mata
g. Memperlancar komunikasi
2.4.3 Fungsi dan Manfaat Media
Dalam promosi kesehatan, media yang baik harus memperhatikan hal-
hal sebagai berikut. (Notoatmodjo 2010)
a. Alat peraga/media harus mudah dimengerti oleh sasaran.
b. Ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima oleh
sasaran.
Penggunaan media dalam kegiatan promosi kesehatan dapat
memberikan fungsi dan manfaat sebagai berikut. (Notoatmodjo 2010)
a. Dapat menghindari kesalahan pengertian/pemahaman yang salah tafsir.
b. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap.
c. Materi promosi yang disampai kan akan lebih lama diingat, terutama hal-
hal yang mengesankan.
d. Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
e. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.

2.5 Media Buku Cerita Bergambar


2.5.1 Definisi Buku Cerita Bergambar
Menurut Mitchell, “Picture storybooks are books in which the picture
and text are tightly intertwined. Neither the pictures nor the words are
selfsufficient; they need each other to tell the story”. Pernyataan tersebut
memiliki makna bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang di dalamnya
terdapat gambar dan kata-kata, yang tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan
saling bergantung menjadi sebuah kesatuan cerita. (Adipta, Maryaeni dan
Hasanah 2016) Pendapat lain tentang buku cerita bergambar juga diungkapkan
oleh Rothlein dan Meinbach “a picture storybooks conveys its message through
illustrations and written text; both elements are equally important to the story”.

12
Ungkapan ini mengandung pengertian bahwa cerita bergambar adalah buku
yang memuat pesan melalui ilustrasi yang berupa gambar dan tulisan. Gambar
dan tulisan tersebut membentuk kesatuan yang utuh. (Adipta, Maryaeni dan
Hasanah 2016)
2.5.2 Kelebihan Buku Cerita Bergambar
Buku cerita bergambar ini termasuk ke dalam kategori media cetak
dimana media cetak ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya sebagai
berikut. (Notoatmodjo 2010)
a. Media ini dapat bertahan lama
b. Dapat mencakup banyak orang, dalam artian dapat dilihat berulang kali
oleh orang yang berbeda
c. Biaya produksi cukup terjangkau atau tidak terlalu tinggi
d. Media ini tidak memerlukan listrik
e. Dapat dibawa kemana-mana dengan mudah
f. Dapat mengungkit rasa keindahan dikarenakan terdapat tulisan, gambar
dan warna
g. Media ini juga dapat mempermudah pemahaman dikarenakan terdapat
visualisasi sesuatu yang ingin disampaikan
h. Dapat meningkatkan gairah belajar karena tampilan cenderung tidak
membosankan, terutama bagi anak-anak
2.5.3 Kekurangan Buku Cerita Bergambar
Buku cerita bergambar ini termasuk ke dalam kategori media cetak
dimana media cetak ini memiliki beberapa kekurangan diantaranya sebagai
berikut. (Notoatmodjo 2010)
a. Media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek gerak
b. Mudah terlipat
2.5.4 Isi Materi Media Buku Cerita Bergambar
Dalam media buku cerita bergambar, materi yang akan divisualisasikan
antara lain sebagai berikut.

13
1. Pengenalan Dokter Kecil
Dalam chapter pertama, akan divisualisasikan mengenai apa itu dokter
kecil, syarat dokter kecil, dan tugas-tugas dokter kecil di sekolah.
2. Kesehatan Lingkungan Sekolah
Dalam chapter kedua, akan divisualisasikan mengenai kebersihan
lingkungan sekolah yang meliputi penggunaan air bersih, permasalahan
sampah, dan edukasi toilet.
3. Pencegahan Penyakit Menular
Dalam chapter ketiga, akan divisualisasikan mengenai pencegahan
penyakit yang menular langsung dan penyakit menular yang bersumber
binatang seperti malaria, rabies, DBD dan flu burung.
4. Kesehatan Gigi dan Mulut
Dalam chapter keempat, akan divisualisasikan mengenai pengenalan
bagian mulut dan gigi, penyakit gigi dan mulut pada anak sekolah dasar,
dan pencegahan penyakit gigi dan mulut.
5. Kesehatan Indra Penglihatan
Dalam chapter kelima, akan divisualisasikan mengenai kesehatan mata
dan pencegahan penyakit mata.
6. Kesehatan Indra Pendengaran
Dalam chapter keenam, akan divisualisasikan mengenai kesehatan telinga
dan pencegahan gangguan pada telinga.
7. Imunisasi
Dalam chapter ketujuh, akan divisualisasikan mengenai imuninasi pada
anak usia sekolah dasar.
8. Gizi
Dalam chapter kedelapan, akan divisualisasikan mengenai gizi dasar pada
anak, kantin sekolah dan pemantauan pertumbuhan tubuh anak.
9. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan

14
Dalam chapter kesembilan, akan divisualisasikan mengenai pertolongan
pertama yang harus dilakukan apabila terjadi kecelakaan.
10. NAPZA
Dalam chapter kesepuluh, akan divisualisasikan mengenai apa itu
NAPZA dan rokok serta bahayanya bagi tubuh.
11. Pemeriksaan Kesehatan Peserta Didik SD dan MI
Dalam chapter kesebelas, akan divisualisasikan mengenai tata cara
pemeriksaan kesehatan yang meliputi tinggi badan, berat badan, kesehatan
rambut dan kuku sebagai upaya membantu guru UKS dalam memeriksa
siswa-siswi lainnya.

2.6 Model ADDIE


Desain Pembelajaran Model ADDIE adalah salah satu proses pembelajaran
yang bersifat interaktif dengan tahapan-tahapan dasar pembelajaran yang efektif,
dinamis dan efisien. Model ini kemudian dapat digunakan untuk berbagai macam
bentuk pengembangan produk seperti strategi dan metode pembelajaran, media dan
bahan ajar. (Branch dan Kopcha 2014) Model ADDIE dapat menjadi pedoman
dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan atau pembelajaran
yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri dengan beberapa
tahapan.

2.6.1 Tahapan Model ADDIE

Skema desain pembelajaran model ADDIE membentuk siklus yang


terdiri dari 5 tahapan yang terdiri dari analisis (Analysis), desain (Design),
pengembangan (Development), implementasi (Implementation) serta evaluasi
(Evaluation).
2.6.1.1 Analisis (Analysis)

15
Tahap analisis berfokus pada target audiens. Pada tahap analisis,
dilakukan pendefinisian permasalahan instruksional, tujuan instruksional,
sasaran pembelajaran serta dilakukan identifikasi lingkungan
pembelajaran dan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. (Branch dan
Kopcha 2014)
2.6.1.2 Desain (Design)
Tahap desain merupakan tahap selanjutnya dalam model
ADDIE. Dalam tahap desain, perancang memikirkan keseluruhan elemen
media yang yang akan dibuat, cara menggunakannya, materi dan jalan
cerita yang akan dimuat, jenis media, dan software yang digunakan untuk
membuat media tersebut. (Juhazren dan Misrom t.thn.)
2.6.1.3 Pengembangan (Development)
Dalam tahan pengembangan dilakukan pembuatan dan
penggabungan konten yang sudah dirancang pada tahapan desain.
(Branch dan Kopcha 2014) Selanjutnya, mengkomunikasikan rancangan
yang telah dibuat kepada ahli media dan ahli materi. (Danks 2011)
2.6.1.4 Implementasi (Implementation)
Setelah rancangan dibuat, pembuat rancangan media
menggunakan metode Plan-Do-Study-Act (Rencanakan-Lakukan-
Pelajari-Terapkan) untuk mengimplementasikan setiap dukungan dan
memantau perkembangan untuk menyakinkan bahwa media yang
dihasilkan dapat berfungsi dengan baik. (Danks 2011) Selain itu, pada
tahap ini juga dijelaskan tatacara penggunaan media atau model
pembelajaran akan dijelaskan kepada guru atau orang yang akan
menggunakannya.

2.6.1.5 Evaluasi (Evaluations)


Setiap tahap proses ADDIE melibatkan evaluasi formatif. Ini
adalah multidimensional dan merupakan komponen penting dari proses

16
ADDIE. (Branch dan Kopcha 2014) Dalam evaluasi, terdapat beberapa
tahap dalam mengevaluasi suatu desain pembelajaran sebagai berikut.

A. Evaluasi formatif satu per satu


Proses evaluasi ini berdasarkan penilaian setiap komponen yang
digunakan untuk melihat apakah keefektifan suatu komponen dan
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari komponen tersebut.
(Aldoobie 2015)
B. Evaluasi kelompok kecil
Setelah melakukan evaluasi formatif satu per satu, evaluasi
selanjutnya adalah membuat evaluasi kelompok kecil. Pada tahapan
ini menilai keefektifan dan penilaian dari perubahan yang telah
dibuat dalah tahap evaluasi formatif satu per satu. (Aldoobie 2015)
C. Uji coba evaluasi formatif di lapangan
Ketika telah menyelesaikan dua tahap evaluasi sebelumnya, maka
telah siap untuk uji coba yang sebenarnya. Tahap ini harus benar,
efektif, dan dapat dipraktikkan guna menyelesaikan evaluasi ini dan
rancangan yang telah dibuat dapat dimanfaatkan. (Aldoobie 2015)

2.7 Teori Kognitif Sosial


Albert Bandura mengembangkan teori kognitif sosial berdasarkan konsep
pembelajaran yang dipengaruhi oleh kognitif, perilaku dan faktor lingkungan.
Kontras dengan teori psikologi biasanya yang menekankan pembelajaran melalui
pengalaman langsung, Bandura menempatkan seluruh proses pembelajaran yang
sebenarnya dapat terjadi dengan melihat orang lain berperilaku dan akibat dari
perilaku orang tersebut. (Bandura dalam Minnesota State University). Hal itu terjadi
karena adanya proses timbal di mana semua faktor saling berhubungan dan bisa di

17
awali dari faktor manapun terlebih dahulu. Teori timbal balik ini dinamakan Triadic
Resiprocal. (Bandura, 1999)
Hubungan timbal balik antara Person (Orang) dan Behavior (Kebiasaan)
menggambarkan interaksi antara pemikiran, emosi dan perilaku. Harapan,
kepercayaan, persepsi diri, tujuan dan niat memberikan pengaruh dalam kebiasaan
bertindak. Pemikiran, kepercayaan dan perasaan memengaruhi bagaimana seseorang
berperilaku. Dampak alamiah dari tindakan tersebut, dalam hal ini, menentukan
bagian pola pikir dan reaksi emosional. Faktor personal juga meliputi bagian-bagian
biologis dari organisme seperti struktur fisik dan sensor dalam sistem saraf
berpengaruh terhadap kebiasaan dan kapabilitas seseorang. Struktur berpikir, dalam
hal ini, dapat dibentuk oleh perilaku yang dilakukan secara berulang dan terus
menerus. (Bandura, 1989)
Hubungan timbal balik antara Environment (Lingkungan) dan Person (Orang)
fokus kepada hubungan interaktif antara karakteristik seseorang dan pengaruh
lingkungan. Harapan manusia, kepercayaan, bakat emosional dan kompetensi kognitif
dikembangkan dan dibentuk oleh pengaruh sosial yang membawa informasi dan
mengaktifkan reaksi emosional melalui contoh/model, arahan dan ajakan sosial.
(Bandura, 1989) Orang-orang juga menimbulkan reaksi berbeda dari lingkungan
sosial mereka oleh karakteristik fisik, seperti usia, ukuran, ras, jenis kelamin, dan
penampilan fisik, di samping dari apa yang mereka katakan dan lakukan. (Lerner
dalam Bandura, 1989)
Hubungan timbal balik antara behavior (perilaku) dengan environment
(lingkungan) menggambarkan dua hal yang saling mempengaruhi antara perilaku dan
lingkungan. Dalam kehidupan sehari-hari, perilaku mengubah keadaan lingkungan
dan sebaliknya. (Bandura, 1989)
2.7.1 Kognitif atau pengetahuan

Kognitif atau sering disebut kognisi mempunyai pengertian yang luas


mengenai berfikir dan mengamati. Ada yang mengartikan bahwa kognitif

18
adalah tingkah laku-tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh
pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan. (Syaodih
t.thn.) Faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak
dalam belajar, karena sebahagian besar aktivitasnya dalam belajar selalu
berhubungan dengan masalah mengingat dan berfikir dimana kedua hal ini
merupakan aktivitas kognitif yang perlu dikembangkan. (Syaodih t.thn.)
2.5.5 Efikasi Diri
Efikasi diri merupakan persepsi orang tentang kemampuan orang lain
untuk melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu.
(Susanto 2015) Keyakinan seseorang terhadap efikasi dirinya menentukan
tindakan yang akan dipilih, seberapa besar usahanya, seberapa lama bertahan
menghadapi rintangan dan kegagalan, serta ketangguhan menghadapi
kemunduran. (Suryaningrum 2015)
2.5.6 Kebijakan
Reinforcement atau pemaksa ditujukan untuk membuat individu atau
sebuah kelompok melakukan perilaku yang dikehendaki dengan adanya
imbalan, hukuman atau kebijakan (Bandura, 1999) Terlepas dari imbalan dan
hukuman, kebijakan memiliki posisi yang penting didalam sebuah lingkungan.
Ketika sebuah lingkungan terbentuk maka diperlukan kebijakan untuk mengatur
proporsi atau tugas-tugas individu dalam kelompok. (Bandura, 1999)
2.7.4 Observational Learning
Dalam observasi memberikan manusia kesempatan untuk mempelajari
banyak hal tanpa harus mengalami sendiri secara langsung. Inti dari
pembelajaran melalui observasi adalah modeling. (Suryaningrum 2015)

19
2.8 Kerangka Teori
Rancangan media buku cerita bergambar dokter kecil akan dikembangkan
berdasarkan teori kognisi sosial. Teori kognisi sosial terdiri dari faktor individu,
lingkungan dan perilaku. Teori ini sangat berperan dalam mempelajari efek daripada
media massa.

Behavior (Perilaku)

Mencakup tindakan dan


keputusan.

Person (Orang) Environment (Lingkungan)

Mencakup kompetensi diri, Mencakup lingkungan


pengetahuan dan keadaan eksternal objek/model dan
fisik dan emosi. kebijakan.

Bagan 2.1 Teori Kognisi Sosial

20
BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN DAN DEFINISI ISTILAH

3.1 Kerangka Pemikiran


Berdasarkan kerangka teori yang berasal dari teori kognitif sosial,
terbentuklah kerangka pemikiran sebagai berikut.

Orang (Personal) Lingkungan (Environment)

 Pengetahuan akan peran  Kebijakan pihak sekolah


dan kegiatan dokter dalam mendukung
kecil. kegiatan dokter kecil.
 Model dan media
pelatihan dokter kecil.

Perilaku (Behavior)

Aksi dan keputusan dokter


kecil untuk menjalankan
peran dan fungsinya secara
maksimal.

Bagan 3.1 Kerangka Pemikiran Menggunakan Teori Kognitif Sosial

21
3.2 Definisi Istilah
Berikut merupakan tabel definisi istilah.

Tabel 3.1 Definisi Istilah


No. Tahapan Kegiatan Keterangan
1. Faktor Lingkungan
Kebijakan sekolah Menganalisa kebijakan Mewawancarai pihak
dalam mendukung sekolah terkait sekolah yang terkait
kegiatan dokter kecil dukungan kegiatan dengan kegiatan dokter
dokter kecil kecil
Model pelatihan dokter Menganalisa pelatihan Mewawancarai
kecil dokter kecil secara perwakilan dokter kecil
keseluruhan, baik yang pernah mengikuti
metode maupun media pelatihan dokter kecil
pelatihan yang pernah
dilakukan kepada
perwakilan dokter kecil
2. Mengetahui tahapan Mengembangkan media Menganalisa media
rancangan media buku buku cerita bergambar buku cerita bergambar
cerita bergambar dokter dokter kecil berdasarkan dengan memasukkan
kecil teori ADDIE unsur person dan
1. Menguraikan environment di
tahapan-tahapan dalamnya.
analisa permasalahan 1. Melakukan
yang menjadi acuan wawancara
pembuatan media mendalam kepada
buku cerita sasaran untuk
bergambar mengetahui

22
2. Menguraikan proses permasalahan yang
desain buku cerita ada dan dapat
bergambar dokter menjadi acuan untuk
kecil membuat media
3. Menguraikan proses buku cerita
development atau bergambar.
pengembangan yang 2. Menguraikan proses
akan dilakukan rancangan buku
4. Menguraikan proses cerita bergambar
implementasi yang dimulai meracang
akan dilakukan. jalan cerita, tokoh
5. Menguraikan dsb hingga proses
evaluasi yang akan editing
dilakukan. menggunakan
software Photoshop.
3. Menguraikan proses
pengembangan
media dengan
melibatkan ahli
media dan ahli
materi.
4. Menguraikan proses
implementasi dengan
memberikan arahan
mengenai
penggunaan media
kepada sasaran
5. Menguraikan proses

23
penilaian media
dengan cara
penilaian satu per
satu terhadap
sasaran.

3.3 Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional


Cara
Definisi Hasil Skala
No. Variabel Pengumpulan Alat Ukur
Operasional Ukur Ukur
Data
1. Pengetahuan Informasi Dokter kecil Kuesioner Numerik Rasio
mengenai yang dimiliki diminta pretest dan
peran dan oleh dokter untuk posttest
kegiatan kecil seputar mengisi
dokter kecil dokter kecil kuesioner
secara umum yang telah
dan materi- disediakan.
materi yang
harus
dipahami oleh
dokter kecil.
2. Tahap Proses Dokter kecil Kuesioner Kategori Skala
desain perancangan diminta penilaian k likert
rancangan media dimulai untuk media
media buku dari mengisi
cerita menentukan kuesioner

24
bergambar tokoh, jalan
dokter kecil cerita, hingga
mengeditnya
ke dalam
software.

25
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Studi Penelitian


Penelitian ini akan menggunakan rancangan pra-experimental one group
pretest-posttest design. Dalam rancangan ini, digunakan satu kelompok subjek.
Pertama-tama dilakukan pengukuran, lalu dikenakan perlakuan untuk jangka waktu
tertentu, kemudian dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya. (Suryabrata 2012)
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dan kuantitatif (mix method). Pendekatan kualitatif digunakan untuk
mendapatkan informasi lebih mendalam dari informan. Sedangkan pendekatan
kuantitatif digunakan untuk mempermudah penilaian media dari sasaran.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Desember 2017. Untuk waktu dan
tempat pengambilan data dengan ahli media disesuaikan dengan ketersediaan waktu
informan. Untuk pre test dengan post test disertai dengan pengisian kuesioner
penilaian media dilakukan di SD Negeri Teluk Pinang 03. Pemilihan lokasi penelitian
dikarenakan sekolah tersebut pernah mewakili Kecamatan Ciawi dalam lomba
sekolah sehat tingkat Kabupaten Bogor.

4.3 Informan Penelitian, Populasi, dan Sampel


4.3.1 Pendekatan Kualitatif

26
Pada pendekatan kualitatif, informan ditetapkan dengan menggunakan
metode purposive sampling dikarenakan dalam metode ini, sampel ditentukan
dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara
maksimal. Informan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah ahli media,
dan guru pembina dokter kecil sebagai ahli materi dikarenakan telah
mendapatkan pelatihan dari Puskesmas.
Adapun kriteria yang diperlukan untuk informan ahli media yakni
sebagai berikut.
a. Menguasai media buku cerita bergambar, mencakup seluruh kesesuaian
elemen yang ada di dalam buku cerita tersebut, seperti tata bahasa, tata
letak, animasi visual, kesesuaian warna dan tulisan, serta kesesuaian jalan
cerita.
b. Merupakan lulusan ilmu desain komunikasi visual (DKV) atau desain
grafis atau bekerja dibidang tersebut.
c. Pernah membuat karya buku cerita bergambar atau editor media buku
cerita bergambar.
d. Bersedia menjadi informan.
4.3.2 Pendekatan Kuantitatif
Pada pendekatan kuantitatif, informan ditetapkan dengan menggunakan
total sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
dengan populasi. (Sugiyono 2007) Dalam pendekatan ini, yang menjadi sampel
adalah siswa. Adapun beberapa pertimbangan yang harus dipenuhi oleh siswa
yaitu siswa haruslah seorang dokter kecil yang sudah terpilih berdasarkan
kriteria-kriteria pemenuhan dokter kecil. Adapun kriteria yang digunakan dalam
menentukan dokter kecil di sekolah dasar adalah sebagai berikut.
a. Peserta didik kelas 4 atau kelas 5 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan
belum pernah mendapat pelatihan “Dokter Kecil”.
b. Berprestasi sekolah.
c. Berbadan sehat.

27
d. Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.
e. Berpenampilan bersih dan berperilaku sehat.
f. Berbudi pekerti dan suka menolong.
g. Izin orang tua. (Kementrian Kesehatan RI, 2011)

Jumlah dokter kecil secara keseluruhan di SD Negeri teluk Pinang 03


berjumlah 50 orang yang berasal dari kelas 4 dan 5. Sampel total ini diperlukan
dalam kegiatan pre test dan post test.

4.4 Tahapan Rancangan Buku Cerita Bergambar


Pada tahapan rancangan media buku cerita bergambar dokter kecil,
menggunakan model ADDIE sebagai berikut.
4.4.1 Analisis (Analysis)
Pada tahap analisis permasalahan, dilakukan dengan cara wawancara
mendalam kepada perwakilan siswa kelas 4 dan 5 di SD Telukpinang 03.
Selanjutnya, wawancara mendalam dilakukan kepada perwakilan peserta
pelatihan dokter kecil di sekolah dasar di luar SD Telukpinang 03 namun masih
di dalam satu kecamatan.
4.4.2 Desain (Design)
Dalam tahap desain, yang akan dirancang mencakup tokoh, jalan cerita,
pewarnaan, bahasa yang digunakan, gambar untuk latar cerita, dan merancang
komponen-komponen kecil lainnya yang terdapat di dalam buku cerita tersebut.
Untuk software yang digunakan dalam pembuatan media ini adalah photoshop
dan corel draw.
4.4.3 Pengembangan (Development)
Setelah komponen-komponen dalam tahap desain selesai,
digambungkan dan disusun menjadi satu kesatuan dalam media buku cerita
bergambar. Selanjutnya, media tersebut dikomunikasikan kepada ahli media dan

28
ahli materi sebagai data kualitatif untuk mengetahui penilaian terhadap media
tersebut.
4.4.4 Implementasi (Implementation)
Pada tahap ini, media yang telah dibuat dipastikan dapat memberikan
manfaat kepada sasaran. Selain itu, akan dijelaskan cara menggunakan media
ini, termasuk cara membacanya kepada sasaran.
4.4.5 Evaluasi (Evaluation)
Dalam tahap evaluasi media, hanya sebatas menggunakan evaluasi
formatif satu per satu dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut
berupa kuesioner pretest dan posttest untuk mengetahui kebermanfaatan media
dalam meningkatkan pengetahuan, serta kuesioner penilaian media untuk
mengetahui tampilan dan isi media secara keseluruhan menurut sasaran.

4.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data


4.5.1 Cara Pengambilan Data
4.5.1.1 Pendekatan Kualitatif
Pengambilan data secara kualitatif akan dilakukan dengan metode
wawancara mendalam (indepth interview). Wawancara akan dilakukan
kepada ahli media dan ahli materi terkait dengan media yang akan dibuat
yakni buku cerita bergambar dokter kecil.
4.5.1.2 Pendekatan Kuantitatif
Pada pendekatan kuantitatif, data diambil berdasarkan hasil pretest
dan posttest untuk melihat sejauh mana pengetahuan siswa setelah membaca
buku cerita. Selain itu, data penilaian media oleh dokter kecil dikumpulkan
melalui kuesioner dengan metode penilaian menggunakan skala likert. Skala
likert merupakan skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu hal,

29
gejala atau fenomena. (Djaali dan Muljono t.thn.) Pengisian kuesioner akan
diisi sendiri oleh informan.
4.5.2 Instrumen Penelitian
Untuk instrument penelitian ini dibedakan berdasarkan metode
penelitian sebagai berikut.
4.5.2.1 Penelitian Kualitatif
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
wawancara mendalam (indepth interview). Instrumen ini dipilih karena
mampu menggali informasi lebih dalam dari informan dan dianggap lebih
efektif.
4.5.2.2 Pendekatan Kuantitatif
Instrumen yang digunakan dalam pendekatan kuantitatif adalah
kuesioner pretest dan posttest serta kuesioner penilaian media. Instrumen ini
dirasa lebih efektif untuk mengukur pengetahuan dan menilai suatu media
mengingat yang menjadi sasaran adalah anak-anak sekolah dasar.
4.5.3 Triangulasi Data
Triangulasi merupakan suatu cara mendapatkan data yang benar-benar
absah dengan menggunakan pendekatan metode ganda. (Bachri 2010) Untuk
itu, triangulasi data ini sangat penting untuk dilakukan untuk mendapatkan data
yang sebenar-benarnya.
Dalam penelitian ini, cara triangulasi data yang digunakan adalah
triangulasi sumber. Triangulasi sumber berarti membandingkan mencek ulang
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang
berbeda. (Bachri 2010) Untuk penelitian media buku cerita bergambar untuk
dokter kecil, triangulasi sumber yang dilakukan yakni kepada ahli media, ahli
materi dan dokter kecil di SD Negeri Telukpinang 03.
4.5.4 Analisis Data
4.5.4.1 Pendekatan Kualitatif

30
Pada penelitian ini, dalam pendekatan kualitatif analisis data
dilakukan dengan metode content analysis. Dalam metode content analysis,
langkah-langkah yang harus dilakukan menurut Hadari Nawawi yaitu
sebagai berikut. (Soejono dan Abdurrahman 2005)
1. Menyeleksi teks yang akan digunakan dengan memperhatikan:
a. Menghubungi ahli media dan materi bahwa isi yang dianalisis akan
bermanfaat bagi sasaran.
b. Melakukan observasi atau studi literatur untuk mengetahui keluasan
pemakaian media tersebut.
c. Menetapkan standar isi buku di bidang tersebut dari segi teoretis dan
kegunaan praktisnya. (Soejono dan Abdurrahman 2005)
2. Menyusun item-item yang spesifik tentang isi dan bahasa yang akan
diteliti sebagai sarana pengumpul data
3. Melaksanakan penelitian sebagai berikut.
a. Menetapkan cara yang ditempuh, apakah dilakukan pada
keseluruhan isi media, bab per bab,
b. atau memisahkan ilustrasi dengan teks dan sebagainya.
c. Melakukan pengukuran terhadap teks secara kualitatif.
d. Membandingkan hasil penelitian berdasarkan standar yang telah
ditetapkan melalui item-item spesifik yang telah disusun. (Soejono
dan Abdurrahman 2005)
4.5.4.2 Pendekatan Kuantitatif
Dalam analisis data kuantitatif, data yang diperoleh berupa data
univariat yang akan diolah menggunakan software pengolah data. Tujuan
dari pengolahan data ini adalah untuk menggambarkan pengetahuan dan
penilaian dokter kecil mengenai media buku cerita bergambar.
4.5.5 Penyajian Data
4.5.5.1 Pendekatan Kualitatif

31
Dalam pendekatan kualitatif, data penelitian ini akan disajikan
dalam bentuk narasi dan matriks. Narasi digunakan untuk menggambarkan
pendapat informan secara keseluruhan dan detail. Sedangkan matriks
digunakan untuk mempermudah pembaca untuk menarik kesimpulan.
4.5.5.2 Pendekatan Kuantitatif
Dalam pendekatan kuantitatif, data berupa gambaran pengetahuan
yang akan disajikan yaitu berupa mean, modus, median, dan standar
deviasi. Sedangkan data berupa penilaian media akan disajikan dalam
bentuk diagram batang.

32
DAFTAR PUSTAKA

Adipta, Hendra, Maryaeni, dan Muakibatul Hasanah. “Pemanfaatan Buku Cerita


Bergambar Sebagai Sumber Bacaan Siswa SD.” Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian, dan Pengembangan 1, no. 5 (Mei 2016): 989-992.

Aldoobie, Nada. "ADDIE Model." American International Journal of Contemporary


Research V, no. 6 (December 2015): 68-72.

Bachri, Bachtiar S. “Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian


Kualitatif.” Jurnal Teknologi Pendidikan 10 (April 2010): 46-62.

Bandura, Albert. "Social Cognitive Theory." Annals of Child Development (JAI


Press) VI (1989): 1-60.

Bandura, Albert. "Social Cognitive Theory: An Agentic Perspective." Asian Journal


of Social Psychology, 1999: 21-41.

Branch, R. M., dan T J Kopcha. “Model Desain Pembelajaran.” Dalam Handbook


Penelitian tentang Komunikasi Pendidikan dan Teknologi. 2014.

Ciawi, UPT Puskesmas. “Rencana Pelaksanaan Kegiatan Program Pengembangan


UPT Puskesmas Ciawi Tahun 2017.” Bogor, 2017.

Danks, Shelby. "The ADDIE Model: Designing, Evaluating Instructional Coach


Effectiveness." ASQ Primary and Secondary Education Brief IV, no. 5
(September 2011).

Dirgantara , Ria Candra, Syifa Chairunnisa, Sinta Marlina, dan S. A. Nugraheni.


“Kartu Dokter Kecil Keluarga Indonesia (Dokkelin) Sebagai Media

33
Permainan Edukatif Untuk Anak Usia Sekolah Dasar.” Jurnal Ilmiah
Mahasiswa III, no. 1 (April 2013): 7-10.

Djaali, dan Pudji Muljono. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. t.thn.

Juhazren, Junaidi, dan Nur Suhaila Binti Misrom. “Pembinaan Modul Pembelajaran
Kendiri (MPK) Bagi Perisian Makromedia Authorware 7 Berasakan Teori
Konstruktivisme.” Fakulti Pendidikan , Universiti Teknologi Malysia, t.thn.

Kementrian Kesehatan RI. Empat Kementrian Dialog dengan Pemenang Lomba


Sekolah Sehat. Agustus 19, 2016.
http://www.depkes.go.id/article/view/16081900002/empat-kementerian-
dialog-dengan-pemenang-lomba-sekolah-sehat.html (accessed Juli 11, 2017).

—. Pedoman Pelatihan Dokter Kecil. Jakarta, 2011.

Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi . Jakarta: Rineka


Cipta, 2010.

Notoatmojo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta,
2007.

Nurafifah, Dian. “Pemberdayaan Siswa Sebagai Dokter Kecil Terhadap Pengetahuan


dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Usia Sekolah Di SD N Tlogohaji 1
Kabupaten Bojonegoro.” Motorik X, no. 21 (Agustus 2015).

Rozalena, Agustin, dan Sri Komala Dewi. Panduan Praktis Menyusun


Pengembangan Karier dan Pelatihan Karyawan. Jakarta: Raih Asa Sukses,
2016.

Saebani, Beni Ahmad. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia, 2008.

"Social Cognitive Theory." A Division of Information Technology Services,


Minnesota State University, n.d.

34
Soejono, dan Abdurrahman. Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan.
Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Solang, Sesca Diana, Nansy Losu, dan Naomy Marie Tando. Promosi Kesehatan
untuk Mahasiswa Kebidanan. Bogor: Penerbit In Media, 2016.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &


D . Bandung: Alfabeta, 2007.

Suparno, Paul. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius,


2006.

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press, 2012.

Suryaningrum, Cahyaning. “Model Pembelajaran Kognisi Sosial untuk


Meningkatkan Efikasi Diri Anak Panti Asuhan.” Seminar Psikologi &
Kemanusiaan , 2015: 59-64.

Susanto, Irwan. “Akseptansi Teknologi Informasi Komunikasi: Pendekatan Social


Cognitive Theory.” Jurnal Fokus Bisnis XIV, no. 1 (Juli 2015): 42-51.

Syaodih, Ernawulan. “Perkembangan Kognitif Anak Pra Sekolah.” Perkembangan


Kognitif Anak, t.thn.

35
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK AHLI MEDIA

1. Bagaimana kesesuaian bahasa yang digunakan dalam buku cerita bergambar


dokter kecil dengan sasaran?
2. Apakah teks dapat terbaca dengan baik?
3. Apakah kalimat dirasa mudah dimengerti oleh sasaran?
4. Bagaimana tata letak teks dan gambar didalam buku cerita bergambar?
5. Apakah pemilihan warna yang terdapat di dalam buku cerita bergambar sudah
sesuai?
6. Bagaimana pemilihan jenis dan ukuran huruf yang dipilih oleh pembuat buku
cerita bergambar?
7. Bagaimana proses komunikasi antara pemberi dengan penerima pesan didalam
buku cerita bergambar?
8. Apakah buku cerita bergambar yang dibuat dapat menarik hati pembaca?
9. Bagaimana kreatifitas yang diberikan oleh pembuat buku cerita dalam buku
cerita?
LAMPIRAN 2
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM UNTUK AHLI MATERI

1. Apakah materi sesuai dengan tingkat kemampuan dokter kecil?


2. Apakah gambar yang terdapat di dalam buku cerita sudah dapat menjelaskan
materi?
3. Apakah buku cerita bergambar merupakan media yang tepat sebagai pemberi
informasi mengenai dokter kecil?
4. Bagaimana urutan penyajian materi yang ada di dalam buku cerita bergambar?
5. Bagaimana kejelasan materi yang ada di buku cerita bergambar?
LAMPIRAN 3

KUESIONER PRETEST DAN POSTTEST

Nama : ………………………………………………….
Kelas : ………………………………………………….

Berikan tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap benar!

1. Apa sajakah yang menjadi tugas dokter kecil?


A. Membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan pelayanan
kesehatan di sekolah
B. Dapat menggerakkan teman sesama teman-teman siswa untuk bersama-sama
menjalankan usaha kesehatan terhadap dirinya masing-masing
C. Selalu bersikap dan berperilaku sehat
D. Semua benar

2. Yang menjadi penyebab diare adalah…


A. Tidak mencuci tangan sebelum makan
B. Mencuci tangan setelah makan
C. Makan makanan yang bergizi
D. Makan makanan yang tidak dihinggapi lalat

3. Penyakit yang dapat ditularkan dari penderita ke orang sehat secara langsung baik
melalui kulit, saluran napas, saluran pencernaan, kontak langsung dengan cairan
tubuh disebut…
A. Penyakit menular langsung
B. Penyakit menular tidak langsung
C. Penyakit tidak menular
D. Penyakit rawan menular

4. Perilaku apakah yang dapat menyebabkan gigi dan mulut menjadi tidak sehat?
A. Makan makanan yang menyehatkan gigi
B. Terlalu banyak minum minuman bersoda dan makan permen
C. Rutin menggosok gigi dua kali sehari
D. Menggosok gigi menggunakan pasta gigi yang mengandung flour

5. Perilaku di bawah ini yang dapat menyebabkan mata mejadi tidak sehat adalah…
A. Duduk dengan sikap tegak saat membaca
B. Terlalu lama menggunakan gadget (handphone, laptop, atau computer)
C. Membaca bacaan yang letaknya kira-kira 40 cm dari mata
D. Membaca di tempat dengan sinar yang cukup

6. Berikut adalah ciri-ciri telinga yang sehat, kecuali…


A. Mempunyai daun telinga dan liang telinga
B. Tidak keluar cairan dari telinga
C. Mempunyai pendengaran yang baik
D. Pendengaran kurang jelas

7. Dalam bulan imunisasi anak sekolah, untuk anak SD kelas 1 mendapatkan


imunisasi…
A. TT (Tetanus Toksoid)
B. DT dan campak
C. Hepatitis B
D. Polio

8. Yang merupakan manfaat imunisasi adalah…


A. Tidak memberikan pengaruh apa-apa pada tubuh
B. Meberikan kekebalan pada seseorang terhadap suatu penyakit
C. Menyebabkan penyakit pada tubuh seseorang
D. Membuat tubuh menjadi rentan sakit

9. Berikut adalah kegunaan makanan untuk tubuh, kecuali…


A. Sebagai zat pembangun
B. Sebagai sumber tenaga
C. Sebagai zat pengatur
D. Sebagai penyembuh penyakit

10. Zat gizi pokok yang berperan dalam menghasilkan tenaga bagi tubuh adalah…
A. Karbohidrat
B. Protein
C. Lemak
D. Mineral

11. Berikut adalah cara memilih makanan bergizi di kantin sekolah, kecuali…
A. Pilih makanan yang mengandung pemanis buatan seperti minuman bersoda,
permen, coklat
B. Pilih makanan yang dapat menjadi sumber tenaga seperti singkong goring,
ketan dan lainnya
C. Pilih makanan yang mengandung pemanis alami, seperti buah-buahan
D. Pilih makanan yang dipersiapkan dengan campuran zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur seperti gado-gado, nasi pecel, dan lainnya

12. Berikut adalah pedoman yang harus dipegang oleh pelaku P3K, kecuali…
A. Penolong mengamankan diri sendiri lebih dahulu sebelum bertindak
B. Amankan korban dari gangguan di tempat kejadian sehingga bebas dari
bahaya
C. Tidak perlu menghubungi ambulans, dokte, rumah sakit atau yang berwajib
D. Tindakan pertolongan terhadap korban dalam urutan yang paling tepat

13. Cara pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari NAPZA, rokok, dan
minuman keras adalah…
A. Hindari pergaulan dengan teman atau lingkungan yang tercemar NAPZA<
rokok dan minuman keras
B. Berani mengatakan tidak terhadap bujukan teman
C. Aktif dalam kegiatan-kegiatan yang positif
D. Semua benar

14. Bagian tubuh yang diperiksa dalam pemeriksaan kebersihan perorangan adalah,
kecuali…
A. Rambut, telinga, mata, hidung, gigi
B. Leher, tangan dan kaki
C. Kulit sekitar badan
D. Bukan merupakan bagian tubuh di atas

15. Dalam menimbang berat dan mengukur tinggi badan, hal-hal yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut, kecuali…
A. Anak naik ke atas timbangan dan berdiri tegak tanpa berpegang pada dinding
B. Pengukuran sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum pelajaran dimulai
C. Sepatu, sandal, topi/peci sebaiknya dilepas dahulu
D. Lupa mencatat angka yang ditunjukkan oleh jarum
LAMPIRAN 4
KUESIONER PENILAIAN MEDIA

Kriteria Penilaian
No. Indikator Penilaian Sangat Sangat
Baik Cukup Kurang
Baik Kurang
TULISAN
1. Tulisan yang terdapat
dalam buku cerita
bergambar dapat terbaca
2. Bentuk tulisan yang
digunakan dalam buku
cerita bergambar
3. Warna tulisan dalam buku
cerita bergambar
BAHASA
4. Pemilihan kata yang
digunakan dalam buku
cerita bergambar
GAMBAR
5. Gambar yang terdapat di
dalam buku cerita
bergambar dapat
menjelaskan isi materi
6. Warna yang terdapat dalam
buku cerita bergambar
JALAN CERITA
7. Jalan cerita di dalam buku
cerita bergambar
8. Tokoh-tokoh yang terdapat
didalam buku cerita
bergambar
WARNA
9. Perpaduan warna secara
keseluruhan dalam buku
cerita bergambar
LAMPIRAN 5
MATRIKS HASIL WAWANCARA MENDALAM PERWAKILAN PELATIHAN DOKTER KECIL

Topik Subtopik Informan Hasil Temuan Kesimpulan


Review pelatihan dokter kecil Berdasarkan jawaban,
yang telaah diikuti informan benar telah
1. Apakah benar pernah mengikuti pelatihan dokter
mengikuti kegiatan kecil yang diselenggarakan
pelatihan dokter kecil yang Azkya Ambar 1. Iya pernah ka. Puskesmas Ciawi, namun dari
diselenggarakan Puskesmas Rihan, 2. Itu ka.. kesehatan gigi, beberapa materi yang
Ciawi? perwakilan gosok gigi. diberikan, informan hanya
Pelatihan
2. Apakah masih ingat materi pelatihan dokter 3. Engga ka lupa mengingat satu materi saja
Dokter Kecil
yang disampaikan? Jika kecil yaitu mengenai kesehatan
iya, materi apa saja yang gigi. Informan juga sudah
masih diingat? lupa dengan yang
3. Apakah masih ingat siapa membawakan materi saat
yang membawakan pelatihan.
materinya? Keyshakimar 1. Iya pernah waktu itu.. Berdasarkan jawaban,
Nazwa Putri 2. Masih ka, yang inget informan benar telah
Azzahra, tentang kebersihan mengikuti pelatihan dokter
perwakilan lingkungan. Tapi kecil. Dari beberapa materi
pelatihan dokter isinya gak inget ka, yang disampaikan dalam
kecil cuma inget kebersihan pelatihan tersebut, informan
lingkungan aja hanya mengingat satu materi
3. Itu.. dokter Fitri kan saja. Akan tetapi, informan
ka? mengingat pelatih pada saat
pelatihan dokter kecil.
1. Iya ka pernah ikut..
Berdasarkan jawaban,
2. Masih ingat ka, itu
informan benar telah
hmm… tentang
Muhammad mengikuti pelatihan dokter
kebersihan lingkungan
Abdul Hafiz kecil. Dari beberapa materi
sama gosok gigi.
Alfiyansyah, yang disampaikan, informan
Isinya itu ka tentang
perwakilan hanya mengingat dua materi.
gosok gigi yang bener,
pelatihan dokter Informan juga mengingat
dipratekkin gitu..
kecil pelatih yang memberikan
3. Masih inget ka, itu
materi saat pelatihan dokter
dokter Fitri ya kalo
kecil.
gak salah?
Berdasarkan jawaban, materi
Ketertarikan Media
berupa slide powerpoint yang
1. (Memperlihatkan salah satu
ditayangkan dalam pelatihan
materi yang digunakan Azkya Ambar 1. Iya menarik ka..
tersebut cukup menarik dari
dalam pelatihan dokter Rihan, 2. Dari gambarnya yang
gambar-gambar yang ada di
kecil) Dari materi ini, perwakilan menarik ka..
dalamnya. Akan tetapi,
menurut kamu menarik pelatihan dokter 3. Baca sendiri ka, yang
informan lebih menyukai
atau tidak? kecil buku cerita
apabila membaca sendiri,
2. Jika iya, dilihat dari segi
yaitu membaca buku cerita
apakah menariknya?
bergambar.
3. Jika ada media lain seperti
1. Menarik tapi sedikit. Berdasarkan jawaban, materi
poster, buku cerita, dan
Soalnya pas tanya yang ditayangkan sedikit
leaflat, kamu lebih suka Keyshakimar
jawab tentang gosok menarik. Dan hadiah pada
materi slide seperti ini Nazwa Putri
gigi masa yang dikasih sesi tanya jawab tidak sesuai
dtayangkan dan dijelaskan Azzahra,
malah coklat.. dengan materi yang
lagi atau memilih media perwakilan
2. Pilih baca sendiri ka disampaikan, yakni dengan
yang tadi sudah disebutkan pelatihan dokter
yang buku cerita. memberikan hadiah coklat
dan membaca sendiri kecil
pada saat materi kesehatan
medianya?
gigi. Hal tersebut bertolak
belakang dimana salah satu
penyebab kerusakan gigi pada
anak dikarenakan makan
coklat.
Berdasarkan jawaban
Muhammad informan, bagian yang
1. Menariknya
Abdul Hafiz menarik dari materi tersebut
digambarnya ka
Alfiyansyah, adalah gambar-gambarnya.
2. Lebih suka baca
perwakilan Akan tetapi, informan lebih
sendiri ka, tapi yang
pelatihan dokter suka untuk membaca sendiri
buku cerita
kecil materinya, yakni membaca
buku cerita bergambar.
Daya Ingat mengenai Isi Buku Berdasarkan jawaban
Azkya Ambar
Cerita 1. Gak ka, udah lupa informan, tidak ada satupun
Rihan,
1. Jika seperti itu, adakah hehe.. isi cerita dari buku cerita yang
perwakilan
buku cerita yang pernah 2. Iya kak, udah lama pernah dibaca dikarenakan
pelatihan dokter
kamu baca dan masih ingat bacanya sudah lama membaca buku
kecil
isi ceritanya hingga ceritanya.
sekarang? Keyshakimar 1. Engga ka.. Berdasarkan jawaban
2. Apakah buku cerita yang Nazwa Putri 2. Udah lama bacanya informan, tidak ada satupun
dibaca itu belum lama Azzahra, isi cerita dari buku cerita yang
kamu baca atau sudah perwakilan pernah dibaca dikarenakan
lama? pelatihan dokter sudah lama membaca buku
kecil ceritanya.
Muhammad Berdasarkan jawaban
Abdul Hafiz informan, tidak ada satupun
Alfiyansyah, 1. Ga ada ka.. isi cerita dari buku cerita yang
perwakilan 2. Udah lama ka.. pernah dibaca dikarenakan
pelatihan dokter sudah lama membaca buku
kecil ceritanya.

Anda mungkin juga menyukai