Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS RW 03

WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIANTAN HULU

Disusun Oleh :

ALFA NUR HUSNA 212133003


DEWI MILIYANI 212133009
DIMAS FIQRI HARIANDA 212133012
KURNIAWAN DWI ILLAHI 212133024
NINDI RIZKI AMALIA 212133032
NURLAILA NOVITA 212133034
REMA APRIANTY M. 212133038
SATRIYA 212133043

PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PONTIANAK TAHUN AKADEMIK 2022


LEMBAR PENGESAHAN

KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA MATA KULIAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

PUSKESMAS SIANTAN HULU

Pontianak, 25 Oktober 2022

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Halina Rahayu, M.Kep Ns. Sudratno. S.Tr.Kep


NIP. 197904162006042001 NIP. 197307121994031004

Ketua Kelompok

Satriya
NIM. 212133043
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

VISI

"Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang Bermutu dan Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif di Tingkat Regional
Tahun 2020"

MISI

1. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang


Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis 
Kompetensi.
2. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang Unggul dalam
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
IPTEK dan Teknologi Tepat Guna.
4. Mengembangkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Mandiri,
Transparan dan Akuntabel.
5. Mengembangkan kerjasama baik lokal maupun regional

2
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa puji dan syukur kita haturkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini
dapat terselesikan tepat pada waktunya.

Terselesainya makalah ini berkat kerja sama dari berbagai pihak untuk itu
kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ns. Halina Rahayu, M.Kep dan tim
selaku koordinator Praktik Klinik Komunitas kami, serta tidak lupa pula kami
berterimaksih kepada :

1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz, M.Si selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kementerian Kesehatan Pontianak
2. Ibu Nurbani, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan Singkawang
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak
3. Ibu Ns. Halina Rahayu, M.Kep selaku Ketua Prodi Ners Keperawatan Pontianak
dan pembimbing akademik
4. Bapak Beno selaku pembimbing klinik
Yang telah memberikan masukan dan gagasan tentang makalah yang kami susun.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan baik dari sisi penulisan maupun sistem penulisan, karena keterbatasan
pengetahuan. Oleh karena itu, kami mohon maaf dan mengucapkan terimakasih atas
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Semoga apa yang kami sajikan pada makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua.

Pontianak, 25 Oktober 2022

3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................i

VISI DAN MISI.........................................................................................................ii

KATA PENGANTAR...............................................................................................iii

DAFTAR ISI............................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Tujuan............................................................................................................4

C. Tahapan Pelaksanaan.......................................................................................4

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.......................................................................6

E. Pelaksanaan....................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................7

A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas.............................................................7

1. Definisi.......................................................................................................7

2. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas..................................................8

3. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas...................................................9

4. Pusat Kesehatan Komunitas..........................................................................9

5. Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat............................................10


6. Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan Kesehatan Utama
10
7. Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas...............................................14

8. Asuhan Keperawatan Komunitas................................................................15

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................21

A. DATA UMUM..............................................................................................21

B. DATA KHUSUS...........................................................................................22

1. Kependudukan...........................................................................................22

2. Lingkungan Fisik.......................................................................................25

3. Kondisi kesehatan umum............................................................................36

4
C. ANALISA DATA.........................................................................................53

D. PENAPISAN PRIORITAS MASALAH..........................................................55

E. RENCANA KEGIATAN (POA)....................................................................58

F. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS..................................................59

G. IMPLEMENTASI (PELAKSANAAN KEGIATAN).......................................60

BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................60

A. Pengkajian....................................................................................................60

B. Perencanaan..................................................................................................61

C. Pelaksanaan..................................................................................................61

D. Evaluasi........................................................................................................62

BAB V PENUTUP...................................................................................................63

A. Kesimpulan...................................................................................................63

B. Saran............................................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................65

LAMPIRAN............................................................................................................66

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan Masyarakat Merupakan salah satu indikator pembangunan
kesehatan disuatu bangsa, dari sekian banyak kebijakan pembangunan salah
satunya adalah pembangunan dibidang kesehatan. Masyarakat berhak untuk
memperoleh derajat kesehatan yang sama dan berkewajiban ikut serta dalam
usaha kesehatan yang diselenggarakan pemerintah, Untuk mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat sesuai dengan apa yang diharapkan maka salah satu cara
yang dilakukan melalui tenaga keperawatan yang ada diindonesia, perawat
sendiri membentuk suatu perawat komunitas untuk menciptakan pemerataan
pelayanan kesehatan sampai pelosok negeri yang ada di indonesia.
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan
nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam kesehatan
di kenal swasta, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan sebagian kelompok besar
petani, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain
sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani,
masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya
(Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas adalah pelayanan profesional yang ditujukan
pada masyarakat dengan penekanan kelompok resiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan pelayan sebagai mitra
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan
(CHN,1977). Di indonesia dikenal dengan sebutan perawatan kesehatan

6
masyarakat (Perkesmas) yang dimulai sejak permulaan konsep puskesmas
diperkenalkan sebagai institusi pelayanan kesehatan profesional terdepan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara komprehensif.
RW 12 merupakan salah satu kelurahan Batulayang yang berada di
kecamatan kota pontianak yang cukup luas dengan letak geofarafis yang cukup
jauh dari pusat kota dengan konsisi wilayah yang cukup luas dan hanya memiliki
satu puskesmas yang tidak bisa melakukan rawat inap dimana puskesmas ini
bertanggung jawab atas empat wilayah yaitu Pontianak Utara, Selatan, Hilir dan
Wajok banyak masalah kesahatan yang perlu mendapatkan perhatian seperti dari
223 keluarga yang dapat terkaji sebesar bayi 2 %, usia sekolah 23%, remaja
13%, dewasa 51%, lansia 11%, dari semua usia ini ada berepa penyakit yang
memang perlu mendapatkan perhatian yang cukup serius terutama pada dewasa
yang memang memiliki angka persentasi yang cukup tinggi serta lansia yang
memiliki riwayat penyakit seperti Batuk Pilek 33%, Skabies 50%, Thypoid 10%,
Rematik 44%, Hipertensi 56%.
Salah satu yang menjadi faktor meningkatnya penyakit terutama skabies
adalah karena kurangnya kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan
dan tingginya warga sekitar yang menggunakan air sungai sebagai MKCK serta
kurangnya pengetahuan masyarakat dalam menerapkan perilaku hidup yang
sehat serta pentingnya menjaga lingkungan seperti tidak membuang sampah di
sungai. sehingga hal ini perlu mendapatkan perhatian salah satunya perlunya
diberikan asuhan keperawatan komunitas.
Praktek klinik yang dilakukan mahasiswa program studi profesi ners
keperawatan komunitas yang berlangsung sejak 05 Sep-17 September 2022 di
RT 01,02,03,04,05 dan 06 /RW 12 jalan Khatulistiwa Gg. Panca Bhakti
kelurahan Batu Layang kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak dengan
menggunakan pendekatan keluarga dan masyarakat. Kemudian kembali
bersama mengolah data, menganalisa data dan melakukan intervensi masalah
kesehatan yang ada di masyarakat. Kemudian kembali bersama-sama
menyusun rencana kegiatan yang diserahkan kepada warga untuk
ditindaklanjuti.

7
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan Praktek Profesi Keperawatan Komunitas dengan menerapkan
konsep-konsep keperawatan komunitas guna meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan Praktek Keperawatan Komunitas, diharapkan
mahasiswa mampu :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di RT 01,02,03,04,05 /RW
03 kelurahan Siantan Hulu kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak.
b. Menentukan prioritas dan penyebab masalah yang ada dilaksanakan di RT
01,02,03,04,05 /RW 03 kelurahan Siantan Hulu kecamatan Pontianak
Utara Kota Pontianak.
c. Menyusun rencana kegiatan (POA) plan of action / rencana pemecahan
masalah bersama masyarakat untuk menyelesaikan masalah-masalah
kesehatan di dilaksanakan di RT 01,02,03,04,05 dan 06 /RW 12 kelurahan
Siantan Hulu kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak.
d. Melaksanakan kegiatan sesuai POA yang telah dibuat untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang ditemukan dilaksanakan di RT
01,02,03,04,05 /RW 03 kelurahan Siantan Hulu kecamatan Pontianak
Utara Kota Pontianak.
e. Mengevaluasi hasil kegiatan dan menyusun rencana tindak lanjut terhadap
hal-hal yang dianggap perlu dalam mengatasi masalah yang ada di
masyarakat.
f. Mendokumentasikan dan melaporkan hasil kegiatan selama praktek
keperawatan komunitas dilaksanakan di RT 01,02,03,04,05 /RW 03
kelurahan Siantan Hulu kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak.

8
C. Tahapan Pelaksanaan
1. Penjajakan
a. Persiapan
Mengikuti penjelasan latihan praktek keperawatan komunitas oleh
pembimbing, dilanjutkan penerjunan mahasiswa ke lokasi latihan praktek
keperawatan komunitas.
b. Orientasi wilayah.
1) Pengenalan wilayah dan karakteristik penduduk yang dijadikan
sebagai tempat latihan praktek keperawatan komunitas.
2) Perkenalan dan penjelasan tujuan beserta tahapan kegiatan latihan
praktek keperawatan komunitas kepada unsur masyarakat yang terkait
seperti tokoh masyarakat. Mendapatkan gambaran awal mengenai
masalah kesehatan yang dianggap perlu ditangani di masyarakat.
2. Penyusunan Angket
Angket disusun berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
dengan pilihan jawaban, kemudian dilakukan penyebaran dan dilakukan
wawancara sesuai dengan pertanyaan didalam angket.
3. Pengumpulan dan Analisa Data
a. Pengkajian dan pengumpulan data
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan Praktek
Profesi Keperawatan Komunitas ini adalah dengan menggunakan metode
deskriptif, yang bertujuan untuk memperoleh gambaran masalah kesehatan
yang terdapat dilaksanakan di RT 01,02,03,04,05 /RW 03 kelurahan
Siantan Hulu kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak. dengan
menggunakan tekhnik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan
menggunakan tekhnik tanya jawab secara langsung kepada responden
yang telah ditentukan sesuai dengan format pengkajian yang telah
disediakan.
2. Observasi
9
Metode ini dilakukan dengan cara mengamati hal-hal yang mendukung
terjadinya masalah dalam keperawatan komunitas, misalnya masalah
yang berkaitan dengan lingkungan, kebiasaan atau prilaku dan
tersedianya fasilitas kesehatan dan fasilitas lainnya yang dimanfaatkan
penduduk di RT 01,02,03,04,05 /RW 03 kelurahan Siantan Hulu
kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak.
3. Pengkajian Fisik yang dilakukan seperti pengkajian tanda-tanda vital
pada pasien .
4. Tinjauan Pustaka dimana penulis menggunkan beberapa pendadapat
dan kaian pustaka dari beberapa referensi untuk mendukung menjadi
pendoman dalam mengangkat serta memecahkan masalah yang ada.
b. Analisa Data
1) Rekapitulasi data dengan menggunakan format yang telah disepakati.
2) Penghitungan persentase data-data yang bersifat nomerik dan persen.
3) Tabulasi data.
4) Analisa data dengan cara mengelompokan data-data fokus.
4. Perencanaan
a. Persiapan diskusi dengan pihak puskesmas.
b. Menetapkan masalah keperawatan dan prioritas sementara serta rencana
tindakan.
c. Melakukan diskusi dengan pihak puskesmas mengenai data yang didapat.
d. Bersama dengan pihak puskesmas dalam merumuskan masalah, menyusun
prioritas menggunakan skoring berdasarkan masalah yang paling dirasakan
oleh masyarakat dan dapat segera diatasi dengan sumber yang ada
sekaligus menyepakati tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi permasalahan sesuai prioritas dengan peran serta masyarakat
secara penuh.

10
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktik keperawatan komunitas dimulai dari tanggal 17 Oktober - 12


November 2022 dengan alokasi waktu sebagai berikut :
1. Minggu I : Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) bersama
perangkat desa, CI, pembimbing akademik.
2. Minggu II : Penyebaran angket dan pengkajian dengan cara wawancara,
tabulasi data, persiapan MMD II.
3. Minggu III : pemaparan hasil dari pengumpulan data dan pelaksanaan
tindakan yang telah direncanakan
4. Minggu IV : Implementasi dan evaluasi.
Praktek keperawatan komunitas bertempat diwilayah di RT 01,02,03,04,05
/RW 03 kelurahan Siantan Hulu kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak.

E. Pelaksanaan

Praktek keperawatan komunitas dilaksanakan oleh mahasiswa profesi ners


dengan susunan kepanitiaan sebagai berikut :
1. Ketua : Satriya
2. Sekretaris : Nindi Rizki Amalia
3. Bendahara : Rema Aprianty Mandayani
4. Perlengkapan : Kurniawan Dwi Illahi, Dimas Fiqri Harianda, Nurlaila
Novita
5. Dokumentasi : Alfa Nur Husna, Dewi Miliyani

11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


1. Definisi Komunitas (community)
sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values),
perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas
geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga.
Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu
menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat
dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam
kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang,
masyarakat pekerja masyarakat terasing dan sebagainya (Ariani, Nuraeni,
& Supriyono, 2015).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan
yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Ridho
Kurniawan. 2019).
2. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan
dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai
berikut:
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau
isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok. Selanjutnya, secara spesifik diharapkan
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat mempunyai
kemampuan untuk:
a) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;
b) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan
masalah tersebut;
c) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;
d) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;
e) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang
mereka hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan
kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri
(self care).

b. Fungsi keperawatan komunitas


1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.

13
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhan (Ridho Kurniawan. 2019).

3. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


Strategi intervensi keperawatan komunitas menurut Effendi, F., &
Makhfudli. (2010) adalah sebagai berikut:
a. Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor
pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan
yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan
masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya
gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya
sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang
mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas
penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-
pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion) Pendidikan kesehatan
adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan
tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari
seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan
tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri
individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari
pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23
Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan

14
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan;
baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi
maupun secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership) Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi
dalam lingkungan masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan
menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu,
kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan
keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam
lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

4. Pusat Kesehatan Komunitas


Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan di:
a. Sekolah atau Kampus Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan
meliputi pendidikan pencegahan penyakit, peningkatan derajat
kesehatan dan pendidikan seks. Selain itu perawata yang bekerja di
sekolah dapat memberikan perawatan untuk peserta didik pada kasus
penyakit akut yang bukan kasus kedaruratan misalnya penyakit
influensa, batu dll. Perawat juga dapat memberikan rujukan pada
peserta didik dan keluarganya bila dibutuhkan perawatan kesehatan
yang lebih spesifik.
b. Lingkungan kesehatan kerja Beberapa perusahaan besar memberikan
pelayanan kesehatan bagi pekerjanya yang berlokasi di gedung
perusahaan tersebut. Asuhan keperawatan di tempat ini meliputi lima
bidang. Perawata menjalankan program yang bertujuan untuk:
1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan
mengurangi jumlah kejadian kecelakaan kerja
2) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja
3) Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja
4) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, dan pendidikan kesehatan.

15
5) Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan
memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (Ridho
Kurniawan. 2019).
c. Lembaga perawatan kesehatan di rumah Klien sering kali
membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang dapat diberikan secara
efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas juga dapat memberikan
perawatan kesehatan di rumah misalnya: perawatan melakukan
kunjungan rumah, hospice care, home care dll. Perawat yang bekerja di
rumah harus memiliki kemampuan mendidik, fleksibel,
berkemampuan, kreatif dan percaya diri, sekaligus memiliki
kemampuan klinik yang kompeten.
d. Lingkungan kesehatan kerja lain Terdapat sejumlah tempat lain dimana
perawat juga dapat bekerja dan memiliki peran serta tanggungjawab
yang bervariasi. Seorang perawat dapat mendirikan praktek sendiri,
bekerja sama dengan perawata lain, bekerja di bidang pendididkan ,
penelitian, di wilayah binaan, puskesmas dan lain sebagainya. Selain
itu, dimanapun lingkungan tempat kerjanya, perawat ditantang untuk
memberikan perawatan yang berkualitas (Ridho Kurniawan. 2019).

5. Bentuk – Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat


a. Penyuluhan Kesehatan tentang Hipertensi
b. Pemeriksaan Kesehatan Seperti pemeriksaan tekanan darah (Ridho
Kurniawan. 2019).
c. Posyandu lansia
Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan posyandu.
Secara sederhana dapat diartikan sebagai pusat kegiatan dimana
masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan Kesehatan.
Selain itu posyandu juga dapat diartikan sebagai wahana kegiatan
keterpaduan KB dan kesehatan ditingkat kelurahan atau desa, yang
melakukan kegiatan-kegiatan seperti: kesehatan ibu dan anak, KB,

16
imunisasi, peningkatan gizi, penanggulangan diare, sanitasi dasar,
penyediaan obat esensial (Zulkifli, 2003).
6. Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang
bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati
kenyataan dari konsep. Model praktik keperawatan didasarkan pada isi
dari sebuah teori dan konsep praktik (Veronika, dkk. 2017).
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model
Health Care System (Betty Neuman, 1972; Sarafino, et al. 2011). Model
konsep ini merupakan model konsep yang menggambarkan aktivitas
keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan
cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel,
normal, maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah komunitas
(Mubarak & Chayatin, 2009 ; Meiklejohn. Dkk. 2016).
Menurut Sumijatun (2006) dalam Sarafino, et al. (2011) teori
Neuman berpijak pada metaparadigma keperawatan yang terdiri dari yang
terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Asumsi Betty
Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dengan keperawatan
komunitas adalah:
a. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari
variabel yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual.
b. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau
pengaruh-pengaruh dari sekitar atau sistem klien
c. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan
kebutuhan. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor.

7. Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan Kesehatan


Utama

17
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan
kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya
promotif dan perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan
rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya (Ridho
Kurniawan. (2019).
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu
sebagai klien yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas
terdiri dari individu dan masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan
totalitas individu dari Neuman (Arcan,C. Et al, 2013) untuk melihat
masalah pasien, model komunitas sebagai klien dikembangkan untuk
menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat sebagai
sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan.
Model tersebut telah diganti namanya menjadi model komunitas
sebagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer
yang menjadi landasannya. Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :
a. Tingkat individu Individu adalah bagian dari anggota keluarga.
Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan maka
perawat akan memberikan asuhan keperawatan pada individu tersebut.
Pelayanan pada tingkat individu dapat dilaksanakan pada rumah atau
puskesmas, meliputi penderita yang memerlukan pelayanan tindak
lanjut yang tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan di rumah
dan perlu kepuskesmas, penderita resiko tinggi seperti penderita
penyakit demam darah dan diare. Kemudian individu yang
memerlukan pengawasan dan perawatan berkelanjutan seperti ibu
hamil, ibu menyusui, bayi dan balita (Meiklejohn, dkk. 2016).
b. Tingkat keluarga

18
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan keperawatan
keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan terutama keluarga dengan resiko tinggi
diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi rendah dan keluarga yang
anggota keluarganya menderita penyakit menular dan kronis. Hal ini
dikarenakan keluarga merupakan unit utama masyarakat dan lembaga
yang menyakut kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya,
keluarga tetap juaga berperan sebagai pengambil keputusan dalam
memelihara kesehatan anggotanya.
c. Tingkat komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan
dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu
wilayah kerja puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh
wilayah atau masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya
kebudayaan, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya.
Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang
komunitas sebagai klien dengan strategi intervensi keperawatan
komunitas yang mencakup tiga aspek yaitu primer, sekunder dan tertier
melalui proses individu dan kelompok dengan kerja sama lintas sektoral
dan lintas program.
Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup
kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang
terdiri dari tiga tingkat yaitu:
1) Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian
penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup
peningkatan derajat kesehatan secara umum dan perlindungan
spesifik. Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan
kesehatan baik pada individu maupun kelompok. Pencegahan primer
juga mencakup tindakan spesifik yang melindungi individu melawan
agen-agen spesifik misalnya tindakan perlindungan yang paling

19
umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu
hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.

2) Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit
lebih awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang
mengurangi faktor resiko dikalifikasikansebagai pencegahan
sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu dan
puskesmas.
3) Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang
dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami
kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan
kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada penderita
patah tulang.
Selanjutnya agar dapat memberikan arahan pelaksanaan kegiatan,
berikut ini diuraikan falsafah keperawatan komunitas dan
pengorganisasian masyarakat (Mubarak, 2009):
a. Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual) terhadap kesehatan masyarakat dan memberikan
prioritas pada strategi pada pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Falsafah yang melandasi yang mengacu pada paradigma
keperawatan secar umum dengan empat komponen dasar yaitu;
manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
b. Pengorganisasian masyarakat
Tiga model pengorganisasian masyarakat menurut Rothman (1998)
meliputi peran serta masyarakat (localiti developmen), perencanaan

20
sosial melalui birokrasi pemerintah (social developmant) dan aksi sosial
berdasarkan kejadian saat itu (social action) (Mubarak, 2009).
Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat dilakukan melalui
tahapan-tahapan berikut:
1) Tahap persiapan
Dilakukan dengan memilih area atau daerah yang menjadi prioritas,
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat,
mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat.
2) Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian dengan
pola yang ada dimasyarakat dengan pembentukan kelompok kerja
kesehatan.
3) Tahap pendidikan dan pelatihan
Melalui kegiatan-kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok
masyarakat melalui pengkajian, membuat pelayanan keperawatan
langsung pada individu, keluarga dan masyarakat.
4) Tahap formasi kepemimpinan
Memberikan dukungan latihan dan mengembangkan keterampialan
yang mengikuti perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan
pengawasan kegiatan pendidikan kesehatan.
5) Tahap koordinasi
Kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya memandirikan
masyarakat
6) Tahap akhir
Supervisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi dan pemberian
umpan balik dan masing-masing evaluasi untuk perbaikan untuk
kegiatan kelompok kesehatan kerja selanjutnya.

21
8. Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan
yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit (mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui upaya promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan melibatkan peran
serta aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim kesehatan lainnya
untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
serta memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat
sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan
seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara
kesehatannya (Chayatin, 2009). Menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep
kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada
seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi
(Efendi, 2009).
Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan
komunitas dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses
keperawatan komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses keperawatan komunitas
secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai dengan
pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009).

9. Asuhan Keperawatan Komunitas


a. Pengkajian

22
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis,
psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.
b. Pengumpulan Data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
1) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang
terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,
agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau
komunitas.
2) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
a) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana
kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk.
b) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
c) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan
keamanan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman
atau tidak, apakah sering mengalami stres akibat keamanan dan
keselamatan yang tidak terjamin.
d) Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup
menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.
e) Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk deteksi dini atau
memantau gangguan yang terjadi.
f) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini
dan merawat atau memantau gangguan yang terjadi.
g) Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan yang
terkait dengan gangguan penyakit.

23
h) Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai dengan Upah
Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya.
i) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka,
apakah biayanya dapat dijangkau masyarakat
3) Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data
objektif (Mubarak, 2005):
a) Data Subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas,
yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
b) Data Objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran
4) Sumber Data
a) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
b) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau
medical record.
c) Cara Pengumpulan Data
(1) Wawancara yaitu: kegiatan timbal balik berupa Tanya jawab
(2) Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
(3) Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh
individu.
(4) Pengelolaan Data
a) Klasifikasi data atau kategorisasi data

24
b) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan
telly
c) Tabulasi data
d) Interpretasi data
5) Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui
tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat
apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakatsehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan.
6) Prioritas Masalah
Kriteria untuk menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat
dan keperawatan diantaranya adalah:
a) Perhatian masyarakat
b) Prevalensi kejadian
c) Berat ringannya masalah
d) Kemungkinan masalah untuk di atasi
e) Tersedianya sumber daya masyarakat
f) Aspek politis
Prioritas masalah juga dapat di tentukan berdasarkan hierarki
kebutuhan. Menurut Abraham Maslow, prioritas masalah di mulai
dari :
a) Keadaan yang mengancam kehidupan
b) Keadaan yang mengancam kesehatan
c) Persepsi masyarakat tentang kesehatan dan keperawatan.

25
Tabel 1. Format Penapisan menurut Mueke, 1988 atau penapisan diagnosis
kesehatan komunitas.

Kriteria Penapisan

Diagnosis Tersedia Sumber


keperawatan

komunitas
Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
Sesuai dengan peran perawat komunitas

Sesuai dengan program pemerintah


Kemungkinan untuk diatasi

Sumber daya peralatan

Sumber daya manusia


Jumlah yang berisiko

Sumber daya tempat

Sumber daya waktu

Sumber daya dana


Minat masyarakat

Jumlah skor

c. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada
masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnosa
keperawatan komunitas akan memberikan gambaran tentang masalah
dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin
terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas
terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga
komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan
symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005).

26
1) Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya terjadi.
2) Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang
dapat memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
3) Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah
yang terjadi.

d. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi
masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan
dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi
yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan
komunitas yang muncul diatas adalah (Mubarak, 2005):
1) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
2) Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
3) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
4) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang
tepat
5) Lakukan olahraga secara rutin
6) Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk
memperbaiki lingkungan komunitas
7) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

e. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan
asuhan keperawatan harus bekerjasama dengan angota tim kesehatan
lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota
masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam

27
melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi,
2009), yaitu:
1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit.
2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku
hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan.
3) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguan penyakit.
4) Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas

f. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau rencana
proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas
dengan tujuan yang sudah ditentukan atau dirumuskan sebelumnya
(Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:
1) Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi
2) Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan
3) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit

28
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RT 01,02,03,04,05 dan 06
/RW 12 Jl. Panca Bhakti KELURAHAN BATU LAYANG KECAMATAN
PONTIANAK UTARA KOTA PONTIANAK

A. DATA UMUM
1. Dimensi Lokasi :
RT/RW : 01/02/03/04/05/06
RT/RW : 12
Nama kelurahan : Batu Layang
Kecamatan : Pontianak Utara
Kota : Pontianak
Provinsi : Kalimantan Barat

2. Kharakteristik Batasan Wilayah


RW 12 merupakan salah satu wilayah yang berada di kecamatan
Pontianak Utara Kota Pontianak yang cukup luas dengan letak
geofarafis yang cukup jauh dari pusat kota dengan konsisi wilayah
yang cukup luas dan tidak memiliki puskesmas yang bisa melakukan
rawat inap dimana puskesmas ini bertanggung jawab atas empat
wilayah yaitu Pontianak Utara, Selatan, Hilir dan Wajok masalah
kesahatan yang perlu mendapatkan perhatian seperti dari 223 keluarga
yang dapat terkaji sebesar bayi 2 %, usia sekolah 23%, remaja 13%,
dewasa 51%, lansia 11%, dari semua usia ini ada berepa penyakit yang
memang perlu mendapatkan perhatian yang cukup serius terutama
pada dewasa yang memang memiliki angka persentasi yang cukup
tinggi serta lansia yang memiliki riwayat penyakit seperti Batuk Pilek
33%, Gatal-gatal 50%, Thypoid 10%, Rematik 44%, Hipertensi 56%.

29
3. Lokasi Pelayanan Kesehatan
a. Tempat dan jarak pelayanan kesehatan
- Jarak ke puskesmas khatulistiwa dalam 1 km
- Jarak ke RSU Yarsi Pontianak ± 10 km
b. Cara mencapai lokasi pelayanan kesehatan
- batu kasar dan semen pada jalan utama
- Menggunakan kendaraan roda 2 dan bahkan dengan jalan kaki
c. Iklim :
Iklim didaerah dalam 6 bulan terakhir ini tidak menentu yaitu
hujan dan panas.

B. DATA KHUSUS
1. Kependudukan
Diagram 1. Distribusi penduduk berdasarkan kelompok umur

Umur
Lansia (>60 th) Bayi (0-1 th)
11% 2% Anak-anak (2-
10 th)
23%

Remaja (11-19
th)
Dewasa (20-60 13%
th)
52%

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan kepada 60 kepala


keluarga di RT 001, 002, 003 RW 016 di Gang Masjid, Makan dan Ar-
rahman, Batu Layang, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak. Dari 60
kepala keluarga tersebut, didapatkan 223 jiwa, dengan usia bayi 0-1 tahun
sebanyak 4 orang (2%), usia anak-anak 2-10 tahun sebanyak 51 orang
(23%), usia remaja 11-19 tahun sebanyak 29 orang (13%), usia dewasa 20-
60 tahun 115 orang (51%), dan usia lansia >60 tahun sebanyak 24 orang
(11%).

30
Diagram 2. Distribusi Penduduk menurut tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan
73
33%
80
61
27%
70
47
60 21%

50
30
40 14%

30
4 3
5 1%
20 2% 2%

10

0
Tidak sekolah SD SMP SMA/SMK Belum sekolah Sarjana Diploma

Berdasarkan diagram di atas, terlihat bahwa sebagian responden yang


tidak sekolah sebanyak 5 orang (2%), responden yang berpendidikan SD
sebanyak 73 orang (33%), responden berpendidikan SMP sebanyak 47
orang (21%), responden berpendidikan SMA/SMK sebanyak 61 orang
(27%), responden berpendidikan sarjana sebanyak 4 orang (2%), dan
responden berpendidikan diploma sebanyak 3 orang (1%).

Diagram 3. Distribusi penduduk menurut pekerjaan

Guru; 2; 1%
Pekerjaan
Security; 1; 0% Honorer; 1; 0% Petani ; 2; 1% Swasta
Pensiunan; 2; 1% PNS
Pelajar
IRT
Polisi; 1; 0% Buruh
Belum bekerja;
37; 17% Swasta ; 53; 24% Polisi
Belum bekerja
Buruh ; 9; 4% PNS; 1; 0% Guru
Security
Honorer
Pelajar; 61; 27% Pensiunan
IRT; 53; 24% Petani

Berdasarkan diagram di atas, terlihat bahwa sebagian besar dari


responden yang memiliki pekerjaan swasta sebesar 53 orang (24%), PNS

31
sebanyak 1 orang (1%), pelajar sebanyak 61 orang (27%), IRT sebanyak 53
orang (24%), buruh sebanyak 9 orang (4%), polisi sebanyak 1 orang (0%),
belum bekerja sebanyak 37 orang (17%), guru sebanyak 2 orang (1%),
security sebanyak 1 orang (0%), honorer sebanyak 1 orang (0%) dan
pensiunan sebanyak 2 orang(1%).

Diagram 4. Distribusi penduduk menurut jenis kelamin

Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki
53% 47%

Laki-laki Perempuan

Berdasarkan diagram di atas, terlihat bahwa sebagian besar dari


responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 119 orang (53%) dan yang
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 104 orang (47%).

Diagram 5. Distribusi pendapatan warga dalam kurun waktu 1 bulan

Pendapatan
> 3.000.000 < 1.000.000
2% 19%

1.000.000-
3.000.000
79%

< 1.000.000 1.000.000-3.000.000 > 3.000.000

32
Dari 60 KK yang telah dilakukan pengkajian, terlihat bahwa sebagian
besar dari responden yang mempunyai pendapatan <1.000.000 sebanyak 11
KK (19%), pendapatan 1.000.000-3.000.000 sebanyak 47 KK (79%), dan
pendapatan >3.000.000 sebanyak 2 KK (2%).

B. LINGKUNGAN FISIK
1. Perumahan
Diagram 6. Distribusi penduduk menurut status kepemilikan rumah

Kepemilikan Rumah

Numpang
Sewa 13%
3%

Milik sendiri
83%

Sewa Numpang Milik sendiri

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden yang


tinggal di rumah sewa sebanyak 2 KK (3%), numpang sebanyak 8 KK
(14%), milik sendiri sebanyak 50 KK (83%).

Diagram 7. Distribusi penduduk menurut jenis lantai rumah

Jenis Lantai Rumah

30%

27%

43%

Tanah Papan Tegel Semen

33
Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden
berdasarkan jenis lantai rumah, yakni lantai papan sebanyak 16 rumah
(27%), tegel sebanyak 26 rumah (43%), dan semen sebanyak 18 rumah
(30%).

Diagram 7. Distribusi penduduk menurut jendela kamar

Jendela Kamar

7%

Ya
Tidak

93%

Berdasarkan diagram di atas, didapatkan bahwa yang mempunyai


jendela kamar sebanyak 56 rumah (93%) dan yang tidak sebanyak 4 (7%).

Diagram 8. Distribusi penduduk menurut jendela dibuka setiap hari


Jendela Dibuka Setiap Hari

Tidak
30%

Ya
70%

Ya Tidak

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan jendela rumah, jendela yang dibuka setiap hari sebanyak 42
rumah (70%) dan yang tidak sebanyak 18 rumah (30%).

34
Tabel 9. Distibusi penduduk menurut pencahayaan rumah

Pencahayaan Rumah
Remang-
remang
30%

Terang
70%

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan pencahayaan rumah, terang 42 KK (70%), remang-remang 18
KK (30%).

Tabel 10. Distribusi penduduk berdasarkan jarak rumah dengan tetangga

Jarak Rumah dengan Tetangga


7%

Bersatu
Dekat
Terpisah

93%

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan jarak rumah dengan tetangga, dekat sebanyak 56 rumah (93%),
terpisah sebanyak 4 (7%).

35
Tabel 11. Disribusi penduduk berdasarkan halaman rumah

Halaman Rumah

Ya
40%

Tidak
60%

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan halaman rumah, yang memiliki halaman sebanyak 24 KK
(40%) dan tidak 36 KK (60%).

Tabel 12. Distribusi penduduk berdasarkan lokasi halaman

Lokasi Halaman
Depan Samping Belakang

4%

21%

75%

Berdasarkan diagram di atas, berdasarkan lokasi halaman, yang berada


didepan sebanyak 18 KK (75%), samping sebanyak 5 Kk (21%) dan
belakang 1 KK (4%).

36
2. Sumber Air
Diagram 13. Tabel distribusi penduduk berdasarkan sumber air untuk
masak dan minum

Sumber Air Masak dan Minum

Air Mineral; 3; 5%

PDAM; 23; 38%

Air Hujan; 34; 57%

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan sumber air untuk masak dan minum, PDAM 23 KK (38%), air
hujan 34 KK (57%), dan air mineral 3 KK (5%).

Diagram 14. Distribusi penduduk berdasarkan pengolahan air minum

Pengolahan Air Minum


5%

95%

Dimasak Tidak dimasak

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan pengolahan air minum, dimasak sebanyak 57 KK (95%) dan
tidak dimasak sebanyak 3 KK (5%).

37
Diagram 15. Distribusi penduduk berdasarkan sumber air mandi/mencuci

Sumber Air Mandi/Mencuci


18%

3%

78%

PAM Sumur Sungai

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan sumber air mandi/mencuci, menggunakan PAM sebanyak 11
KK (18%), sumur sebanyak 2 KK (4%) dan sungai sebanyak 47 KK (78%).

Diagram 16. Distribusi penduduk berdasarkan jarak sumber air dengan


septitanc

Jarak Sumber Air dengan Septitanc

100%

<10 m >10 m

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan jarak sumber air dengan septitanc, jarak <10 m sebanyak 60
KK (100%)

38
Diagram 17. Distribusi penduduk berdasarkan tempat penampungan air
sementara

Penampungan Air Sementara


3%

Bak
Gentong
Ember

97%

Berdasarkan tabel di atas, maka sebagian besar responden berdasarkan


tempat penampungan air sementara, yang menggunakan bak sebanyak 2 KK
(3%) dan gentong sebanyak 58 KK (97%).

Diagram 18. Distribusi penduduk berdasarkan kondisi tempat penampungan


air

Kondisi Tempat Penampungan Air


Tertutup
8%

Terbuka
92%

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan kondisi tempat penampungan air, kondisi yang terbuka
sebanyak 5 KK (8%) dan yang tertutup sebanyak 55 KK (92%).

39
Diagram 19. Distribusi penduduk berdasarkan kondisi air dalam
penampungan

Kondisi Air dalam Penampungan

100%

Berwarna Berbau Berasa Tidak berwarna/berasa

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan kondisi air dalam penampungan, semua kondisi air warga yakni
tidak berwarna/berasa sebanyak 60 KK (100%).

Diagram 20. Distribusi penduduk berdasarkan jentik dalam penampungan


air
Jentik dalam Penampungan Air

27%

73%

Ya Tidak

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan jentik yang terdapat dalam penampungan air yakni, ya
sebanyak 16 KK (27%) dan tidak sebanyak 44 KK (73%).

40
3. Pembuangan Sampah
Diagram 21. Distribusi penduduk berdasarkan tempat pembuangan sampah

Tempat Pembuangan Sampah

22%

58%
20%

Sungai Ditimbun Dibakar Tempat sampah

Berdasarkan tabel di atas, maka sebagian besar responden berdasarkan


tempat pembuangan sampah, maka sebagian besar responden yang dengan
cara dibuang ke sungai yakni sebanyak 35 KK (58%), dibakar sebanyak 12
KK (20%), Tempat sampah sebanyak 13 KK (22%).

Diagram 22. Distribusi penduduk berdasarkan penampungan sampah


sementara

Penampungan Sampah Sementara

Ada
35%

Ada
Tidak Tidak
65%

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan penampungan sampah sementara, maka yang terdapat
penampungan sampah sebanyak 21 KK (35%) dan yang tidak sebanyak 39
KK (65%).

41
Diagram 23. Distribusi penduduk berdasarkan kondisi tempat penampungan
sampah sementara

Kondisi Tempat Penampungan Sampah Sementara

Terbuka
100%

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan kondisi tempat penampungan samah sementara, yakni dalam
kondisi yang terbuka sebanyak 60 KK (100%).

Diagram 24. Distibusi penduduk berdasarkan jarak tempat penampungan


dengan rumah

Tempat Penampungan Dengan Rumah

100%

Dekat <5 meter Jauh >5 meter

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan jarak tempat penampungan dengan rumah, sebagian besar
penduduk memilki jarak dekat dengan tempat penampungan <5 m sebanyak
60 KK (100%).

42
4. Pembuangan Limbah
Diagram 25. Distribusi penduduk berdasarkan kebiasaan keluarga BAB&
BAK

Kebiasaan Keluarga BAB & BAK

Jamban/WC
100%

Sungai Jamban/WC Sembarangan

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan kebiasaan keluarga BAB& BAK, maka seluruh penduduk
menggunakan jamban/WC sebanyak 60 KK (100%).

Diagram 26. Distribusi penduduk berdasarkan jenis jamban yang digunakan

Jenis Jamban yang Digunakan

Leher angsa
100%

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan jenis jamban yang digunakan, seluruh penduduk menggunkan
jenis jamban leher angsa sebanyak 60 KK (100%).

Diagram 27. Distribusi penduduk berdasarkan pembuangan air limbah


43
Pembuangan Air Limbah

8%
32%
Resapan
Got/Selokan
Sembarangan

60%

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan pembuangan air limbah resapan sebanyak 5 KK (8%),
Got/selokan sebanyak 36 KK (60%) dan sembarangan 19 KK (32%).

Diagram 28. Distribusi penduduk berdasarkan kondisi saluran pembuangan


air limbah

Kondisi Saluran Pembuangan Air Limbah


Tersum-
bat/Ter-
genang
33%

Lancar
67%

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan kondisi saluran pembuangan air limbah lancar sebanyak 40 KK
(67%), tersumbat/tergenang 20 KK (33%).

C. KONDISI KESEHATAN UMUM

44
1. Pelayanan Kesehatan
Diagram 29. Distribusi penduduk berdasarkan sarana kesehatan terdekat

Sarana Kesehatan Terdekat

Rumah Sakit
Puskesmas
Praktek/ Klinik

100%

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan sarana kesehatan terdekat, rata-rata penduduk menggunakan
sarana kesehatan ke puskesmas sebanyak 60 KK (100%).

Diagram 30. Distribusi penduduk berdasarkan kebiasaan keluarga jika sakit

Kebiasaan Keluarga Untuk Minta Tolong Bila


Sakit

Klinik
Tabib 2%
10%

Puskesmas
51%
Perawat/ Mantri
37%

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan kebiasaan keluarga jika sakit, rata-rata penduduk menggunakn
pertolongan jika sakit untuk ke puskesmas sebanyak 29 KK (51%), perawat/
mantri sebanyak 21 KK (37%), tabib sebanyak 6 KK (10%), klinik
sebanyak 4 KK (2%).

Diagram 31. Distribusi penduduk berdasarkan kebiasaan keluarga sebelum


ke pelayanan kesehatan
45
Kebiasaan Keluarga Sebelum Ke Pelayanan Ke-
sehatan

jamu
10%

beli obat bebas


90%

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan kebiasaan keluarga sebelum ke pelayanan kesehatan yaitu
membeli obat bebas sebanyak 54 KK (90%), mengkonsumsi jamu sebanyak
6 KK (10%).

Diagram 32. Distribusi penduduk berdasarkan sumber pendanaan kesehatan


keluarga

Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga

33% 33%
ASTEK/ ASKES
JPS/ ASKES MASKIN
Tidak ada

33%

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan sumber pendanaan kesehatan, rata-rata responden
menggunakan pendanaan ASTEK/ASKES sebanyak 20 KK (34%),
JPS/ASKES MASKIN 20 KK (33%) dan tidak ada sebanyak 20 KK (33%).

46
Diagram 33. Distribusi penduduk berdasarkan sarana transportasi ke
pelayanan kesehatan keluarga

sarana transportasi ke pelayanan kesehatan


keluarga

angkot
17%

kendaraan pribadi
83%

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan sarana transportasi ke pelayanan kesehatan keluarga, rata-rata
penduduk menggunakan kendaraan pribadi sebanyak 50 KK (83%), angkot
sebanyak 10 KK (17%).

Diagram 34. Distribusi penduduk berdasarkan jarak rumah dengan sarana


kesehatan

Jarak Rumah Dengan Sarana Kesehatan

1-2 km 100%

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan jarak rumah dengan sarana kesehatan rata-rata jarak ke sarana
kesehatan 1-2 km 60 KK (100%).

47
2. Masalah Kesehatan Khusus
Diagram 35. Distribusi penduduk berdasarkan penyakit yang paling sering
diderita keluarga selama 6 bulan terakhir

Penyakit yang diderita 6 Bulan Terakhir


Typoid
17%

Batuk Pilek
33%

Gatal-gatal
50%

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan penyakit yang paling sering diderita keluarga selama 6 bulan
terakhir, batuk pilek sebanyak 20 orang (33%), Gatal-gatal sebanyak 30
orang (50%), dan typoid sebanyak 10 orang (17%).

3. Ibu Hamil Dan Menyusui


a) Pasangan Usia Subur
Diagram 36. Distribusi penduduk berdasarkan anggota keluarga yang
pasangan usia subur (PUS)

Pasangan Usia Subur

42% Tidak
Ya
58%

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan anggota keluarga yang pasangan usia subur (PUS), tidak
sebanyak 25 KK (42%) dan ya sebanyak 35 KK (58%).

48
Tabel 37. Tabel distribusi penduduk berdasarkan aspetor KB
Aseptor KB
Tidak cocok
17%

Ya
83%

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan aseptor KB, tidak sebanyak 6 KK (17%), ya sebanyak 29 KK
(83%).

Diagram 38. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kontrasepsi

jenis kontrasepsi

IUD
7%

suntik
52%

pil
41%

Berdasarkan diagram di atas, maka sebagian besar responden


berdasarkan jenis kontrasepsi, Suntik sebanyak 15 orang (52%), Pil
sebanyak 12 orang (41%), IUD sebanyak 2 orang (7%).

b) Ibu hamil
Diagram 39. Distribusi penduduk berdasarkan ibu hamil dalam keluarga

49
Ibu Hamil dalam Keluarga

Tidak
100%

Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa distribusi penduduk


berdasarkan ibu hamil yaitu tidak mempunyai ibu hamil sebanyak 60 KK
(100%).

c) Ibu Menyusui
Diagram 40. Distribusi penduduk berdasarkan ibu menyusui dalam keluarga

Ibu Menyusui
Ya
13%

Tidak
87%

Ya Tidak

Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa distribusi penduduk


berdasarkan ibu menyusui dalam keluarga, ya terdapat sebanyak 8 KK
(13%), dan tidak sebanyak 52 KK (87%).

4. Balita

50
Diagram 41. Distribusi penduduk berdasarkan ada balita didalam anggota
keluarga

Balita

Ya
25%

Tidak
75%

Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa distribusi penduduk


berdasarkan ada balita di dalam anggota keluarga, ya 15 KK (25%), tidak 45
KK (75%).

Diagram 42. Distribusi penduduk berdasarkan rutin ke posyandu balita

Rutin ke Posyandu Balita

Ya
27%

Tidak
73%

Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa distribusi penduduk


berdasarkan rutin ke posyandu balita, ya sebanyak 5 KK (27%), tidak 10
KK (73%).

Diagram 43. Distribusi penduduk berdasarkan imunisasi balita

51
Imunisasi Balita

27%

73%

Ya Tidak

Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa distribusi penduduk


berdasarkan imunisasi balita, ya sebanyak 4 KK (27%), dan tidak sebanyak
11 KK (73%).

Diagram 44. Distribusi penduduk berdasarkan alasan tidak diimunisasi

Alasan Tidak Diimunisasi

Tidak tahu
Tidak mau

100%

Berdasarkan diagram diatas, alasan dari penduduk tidak melakukan


imunisasi pada anaknya dikarenakan tidak mau sebanyak 11 KK (100%).

5. Anak dan Remaja

52
Diagram 45. Distribusi penduduk berdasarkan ada mempunyai anak
sekolah/ remaja didalam keluarga

Anak Sekolah/ Remaja

Tidak
42%

Ya
58%

Ya Tidak

Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa distribusi penduduk


berdasarkan ada mempunyai anak sekolah/ remaja didalam keluarga, ya
sebanyak 35 KK (58%), tidak 25 orang (42%).

Diagram 46. Distribusi penduduk berdasarkan usia anak saat ini

Usia Remaja

6-10 tahun
16-21 tahun 23%
43%

11-15 tahun
34%

Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa distribusi penduduk


berdasarkan usia anak saat ini, 6-10 tahun sebanyak 16 orang (23%), 11-15
tahun sebanyak 12 orang (34%), 16-21 tahun sebanyak 15 orang (43%).

Diagram 47. Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan anak

53
Pendidikan Anak

3%

31% 38% SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi

29%

Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa distribusi penduduk


berdasarkan pendidikan anak saat ini, SD sebanyak 17 orang (37%), SMP
sebanyak 13 orang (29%), SMA sebanyak 14 orang (31%), dan perguruan
tinggi sebanyak 3 orang (3%).

Tabel 48. Tabel distribusi penduduk berdasarkan kegiatan anak diluar


sekolah

kegiatan anak di luar sekolah

Bermain Keagamaan
21% 25%

Olahraga
54%

Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa distribusi penduduk


berdasarkan kegiatan anak di luar sekolah, keagamaan 12 orang (25%),
olahraga 18 orang (54%), bermain (21%).

Tabel 49. Tabel distribusi penduduk berdasarkan menderita penyakit


54
Anak & Remaja Menderita Sakit

Ya
Tidak

100%

Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa distribusi penduduk


berdasarkan ada menderita penyakit, tidak sebanyak 35 orang (100%).

Diagram 50. Distribusi penduduk berdasarkan penggunaan waktu luang


anak

penggunaan waktu luang

Musik/TV
100%

Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa distribusi penduduk


berdasarkan penggunaan waktu luang anak, Musik/TV sebanyak 35 orang
(100%).

6. Usia Lanjut

55
Diagram 51. Distribusi penduduk berdasarkan ada anggota keluarga yang
lanjut usia

lanjut usia

Ya
30%

Tidak
70%

Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa distribusi penduduk


berdasarkan ada anggota keluarga yang lanjut usia didalam keluarga, ya
sebanyak 18 KK (30%), tidak 42 KK (70%).

Diagram 52. Distribusi penduduk berdasarkan lansia memiliki keluhan


penyakit

Keluhan Penyakit

Ya
Tidak

100%

Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa distribusi penduduk


berdasarkan ada lansia memiliki keluhan penyakit sebanyak 18 orang
(100%).

Diagram 53. Distribusi penduduk berdasarkan jenis penyakitnya

56
Jenis Penyakit

Rheumatik
44% Hipertensi
56%

Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa distribusi penduduk


memiliki penyakit rheumatic sebanyak 8 orang (44%) dan hipertensi
sebanyak 10 orang (56%).

Diagram 54. Distribusi penduduk berdasarkan upaya yang telah dilakukan

BERDASARKAN UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN

berobat ke sarana kesehatan


100%

Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa distribusi penduduk


berdasarkan upaya yang telah dilakukan, berobat ke sarana kesehatan
sebanyak 18 orang (100%).

Diagram 55. Distribusi penduduk berdasarkan penggunaan waktu senggang


pada lansia
57
penggunaan waktu senggang pada lansia

Berkebun/Pekerjaan Rumah
100%

Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa distribusi penduduk


berdasarkan penggunaan waktu senggang pada lansia, berkebun/pekerjaan
rumah sebanyak 18 orang (100%).

Diagram 56. Distribusi penduduk berdasarkan posyandu lansia didaerah


tempat tinggal

Posyandu Lansia

100%

Ada Tidak

Berdasarkan diagram diatas terlihat bahwa distribusi penduduk


berdasarkan posyandu lansia didaerah tempat tinggal tidak terdapat
posyandu lansia sebanyak 18 orang (100%).

58
C. ANALISA DATA

Data Subjektif Data Objektif Masalah


Keperawatan
1. Warga RW 16/ RT 01 1. Tampak rumah warga Resiko tingginya
Kelurahan Batu RW 16/ RT 01 padat kasus gatal-gatal di
Layang mengatakan penduduk dan wilayah RW 16/ RT
masalah kesehatan berdekatan. 01 Kelurahan
yang terjadi selama 6 2. Didapatkan data Batulayang yang
bulan terakhir adalah riwayat penyakit berhubungan dengan
gatal-gatal.. gatal-gatal di RW 16 / Kebiasaan hidup
2. Warga RW 16/ RT 01 RT 01 Kelurahan yang kurang baik.
Kelurahan Batulayang Batulayang cukup
mengatakan bahwa tinggi dengan
penyakit gatal-gatal prevelensi 50 %.
tersebut merupakan 3. Didapatkan data
penyakit musiman. sumber air yang
3. Warga RW 16/ RT 01 berasal dari sungai
Kelurahan Batulayang yang digunakan RW
mengatakan sumber air 16 / RT 01 Kelurahan
yang digunakan untuk Batulayang untuk
MCK berasal dari MCK sebanyak 78 %.
sungai. 4. Didapatkan data di
4. Warga RW 16/ RT 01 RW 16 / RT 01
Kelurahan Batulayang Kelurahan Batulayang
mengatakan sering membuang
membuang sampah di membuang sampah di
sungai. sungai sebanyak 58
%.

1. Warga RW 16 / RT 1. Didapatkan data di Resiko terjadinya


01 Kelurahan RW 16 / RT 01 penurunan perilaku
Batulayang Kelurahan Batulayang hidup sehat
mengatakan sering membuang sampah di berhubungan dengan
59
membuang sampah sungai sebanyak 58 kurangnya menjaga
sampah di sungai. %. kebersihan
2. Sebagian Warga RW 2. Tampak sampah lingkungan.
16/ RT 01 Kelurahan berserakan di sekitar
Batulayang rumah warga RW 16/
mengatakan sering RT 01 Kelurahan
membuang sampah di Batulayang.
sekitaran rumah. 3. Didapatkan data
pembuangan limbah
di RW 16/ RT 01
Kelurahan Batulayang
yang di buang
sembarangan
sebanyak 32%.
4. Didapatkan data tidak
ada tempat
penampungan sampah
sementara di RW 16/
RT 01 Kelurahan
Batulayang sebanyak
65 %.
1. warga RW 16 1. Didapatkan data Resiko terjadinya
Kelurahan Batulayang penyakit yang diderita penurunan kualitas
mengatakan bahwa lansia di RW 16 hidup kesehatan
lansia hanya Kelurahan Batulayang lansia di RW 16
memeriksakan hipertensi sebanyak 56 Keluarahan
kesehatannya bila %. Batulayang
sakit saja. 2. Didapatkan data berhubungan dengan
2. warga RW 16 penyakit yang diderita kurangnya
Kelurahan Batulayang lansia di RW 16 pengetahuan dan
mengatakan bahwa Kelurahan Batulayang kesadaran lansia
tidak ada posyandu rheumatik sebanyak dalam usaha

60
untuk lansia. 44%. pemeliharaan
3. warga RW 16 3. Didapatkan data tidak kesehatan.
Kelurahan Batulayang adanya posyandu lansia
mengatakan bahwa di RW 16 Kelurahan
kebanyakan lansia Batulayang sebanyak
mengalami hipertesi 100 %.
4. warga RW 16 4. Didapatkan data
Kelurahan Batulayang ketidak tahuan lansia
mengatakan bahwa tentang adanya
lansia masih ada yang posyandu lansia di RW
tidak memanfaatkan 16 Kelurahan
sarana pelayanan Batulayang sebanyak
kesehatan bila sakit. 100 %.
1. Sebagian warga RW 1. Didapatkan data balita Kurangnya
16/ RT 01 Kelurahan yang tidak di pengetahuan ibu di
Batulayang imunisasi di RW 16/ RW 16 /rt 01 tentang
mengatakan bahwa RT 01 Kelurahan imunisasi
anaknya tidak di Batulayang sebanyak berhubungan dengan
imunisasi. 73 %. kurang memahami
2. Sebagian warga RW 2. Didapatkan data balita efek samping dari
16/ RT 01 Kelurahan yang tidak di tidak dilakukannya
Batulayang imunisasi dengan imunisasi lengkap
mengatakan bahwa alasan tidak mau di
anaknya tidak di RW 16/ RT 01
imunisasi alasannya Kelurahan Batulayang
karena tidak mau. sebanyak 100 %.

61
Prioritas Masalah
Kriteria Penapisan

Tersedianya Tempat
N Diagnosa Keperawatan
o A B C D E F G H I J K L Jumlah

1. Resiko terjadinya 4 4 4 2 3 3 2 1 2 3 4 3 35
penurunan perilaku hidup
sehat berhubungan dengan
kurangnya menjaga
kebersihan lingkungan.

2. Kurangnya pengetahuan ibu 4 4 4 1 3 3 3 1 2 2 2 3 32


di RW 16 /rt 01 tentang
imunisasi berhubungan
dengan kurang memahami
efek samping dari tidak
dilakukannya imunisasi
lengkap
3. Resiko terjadinya 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 31
penurunan kualitas hidup
kesehatan lansia di RW 16
Keluarahan Batulayang

62
berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan dan
kesadaran lansia dalam
usaha pemeliharaan
kesehatan.
4. Resiko tingginya kasus 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 27
gatal-gatal di wilayah RW
16/ RT 01 Kelurahan
Batulayang yang
berhubungan dengan
Kebiasaan hidup yang
kurang baik.

Keterangan :
A : Resiko terjadi
B : Resiko parah
C : Potensial untuk pendidikan kesehatan
D : Minat masyarakat
E : Mungkin diatasi
F :Sesuai program pemerintah

63
G : Tersedia sumber tempat
H : Tersedia sumber waktu
I : Tersedia sumber dana
J : Tersedia sumber fasilitas kesehatan
K : Tersedia SDM
L : Sesuai dengan perawat
Keterangan pembobotan :

1. sangat rendah

2. Rendah

3. Cukup

4. Tinggi

5. Sangat Tinggi

RENCANA KEGIATAN (POA)


No Masalah Tujuan Kegiatan Uraian Kegiatan Penanggung Waktu Tempat Dana Sumber
Jawab Kegiatan Kegiatan

1 terjadinya Tidak 1. Penyuluhan 1. Berkoordinasi Widyo dan - - - Kelompok

64
penurunan terjadi kesehatan dan Daus
perilaku hidup penurunan tentang bekerjasama
sehat perilaku perilaku dengan ketua
berhubungan hidup hidup sehat RW dan RT
dengan sehat pada pada warga yang
kurangnya warga RW RW 16 bersangkutan
16 kelurahan 2. Membuat
menjaga
kelurahan Batulayang leaflet sesuai
kebersihan
Batulayang 2. Mengajarkan dengan topik
lingkungan. pemilahan 3. Berdiskusi
sampah secara
organik dan demokrasi
anorganik
3. Memasang
plang ajakan
untuk tidak
membuang
sampah di
sungai

2 Kurangnya Agar ibu di 1. penyuluhan 1. Berkoordinasi Linda


pengetahuan RW 16 kesehatan dan Wahyuni
ibu di RW kelurahan tentang bekerjasama dan
16 /rt 01 Batulayang pentingnya dengan ketua Patrisiana
tentang mengtahui anak imunisasi RW dan RT
imunisasi pentingnya pada ibu-ibu dan pihak
imunisasi di RW 16 Puskesmas
berhubungan
kelurahan Khatulistiwa
dengan kurang

65
memahami Batulayang yang
efek samping 2. melakukan bersangkutan
dari tidak kegiatan 2. Membuat leaflet
dilakukannya imunisasi pada sesuai dengan
imunisasi anak yang topik
lengkap imunisasinya 3.Berdiskusi
tidak lengkap secara
bersama pihak demokrasi
Puskesmas
Khatulistiwa
3 Resiko Tidak ada 1. Penyuluhan 1. Berkoordinasi Tari dan - - - Kelompok
terjadinya terjadinya kesehatan dan Fitri
penurunan penurunan tentang bekerjasama
kualitas hidup kualitas kesehatan dengan ketua
kesehatan hidup pada pada lansia RW dan RT
lansia di RW lansia RW 16 dan pihak
kelurahan Puskesmas
16 Keluarahan
Batulayang Khatulistiwa
Batulayang
tentang yang
berhubungan hipertensi bersangkutan
dengan dan reumatik 2. Membuat leaflet
kurangnya 2. Pemeriksaan sesuai dengan
pengetahuan kesehatan topik
dan kesadaran gratis (asam 3.Berdiskusi
lansia dalam urat, gila secara
usaha darah, demokrasi
pemeliharaan kolesterol, tentang
tekanan posyandu lansia

66
darah)

4 Resiko Tidak 1. Penyuluhan 1. Berkoordinasi Kelompok - - - Kelompok


tingginya terjadinya kesehatan dan
kasus gatal- kejadian tentang bekerjasama
gatal di penyakit pentingnya dengan ketua
wilayah RW gatal-gatal menjaga RW dan RT
16/ RT 01 yang parah PHBS pada yang
warga RW 16 bersangkutan
Kelurahan
kelurahan 2. Membuat
Batulayang
Batulayang leaflet sesuai
yang dengan topik
berhubungan 3.Berdiskusi
dengan secara
Kebiasaan demokrasi
hidup yang
kurang baik.

67
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, R., Nuraeni, A., & Supriyono, M. (2015). Efektifitas Senam Ergonomi
Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Lansia Dikelurahan
Wonosari Semarang. Ilmu Keperawatan Kebidanan, 1 - 8.
Veronika, N., Nuraeni, A., & Supriyono, M. (2017). Efektifitas Pelaksanaan
Pendampingan Oleh Kader Dalam Pengaturan Diet Rendah Garam
Terhadap Kestabilan Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi
Dikelurahan Puwoyoso Semarang. Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan, 46 - 53.
Ridho Kurniawan. (2019). Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas pada Siswa
Sekolah Dasar Negeri 5 Bandulan Kota Malang. FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Sarafino, Edward P., Timothy W. Smith. (2011). Health Psychology
Biopsychosocial Interactions Seventh edition. United States of
America
Effendi, F., & Makhfudli. (2010). KEPERAWATAN KESEHATAN
KOMUNITAS. TEORI DAN PRAKTIK DALAM KOMUNITAS.
pp. 1- 9.
Meiklejohn, S., Hons, B.N.D., Ryan, L., & Palermo, C. (2016). Systematic review
asystematic review of the impact of multistrategy nutrition education
programs on health and nutrition of adolescents. Journal of Nutrition
Education and Behavior, 48 (9), 631–646.e1.
http://doi.org/10.1016/j.jneb.2016.07.015
Arcan,C., Hannan, P.J., Himes, J.H., Fulkerson, J.A., Rock, B.H., Smyth, M., &
Story, M. (2013). Intervention effects on kindergarten and first-grade
teachers’ classroom food practices and food-related beliefs in
American Indian Reservation Schools. Journal of the Academy of
Nutrition and Dietetics, 113 (8),1076–1083.
http://doi.org/10.1016/j.jand.2013.04.019.
Sumijatun, dkk. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC
Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar
dan Teori. Jakarta : Salemba Medika

68

Anda mungkin juga menyukai