Anda di halaman 1dari 102

LAPORAN KOMUNITAS

DISUSUN OLEH :
HARTHALENA NOVENTHA MATAPULY(22207012)
DENY ALEXA TUTUHATUNEWA (22107017)
RAHMAWATI MANJURUNGI (22207025)
NUR SADRINA RACHMAN (22107009)
SUSANA GLORIA KERTY (22107016)
DENADA ANASTASIA (22207005)
RADIATAN MARDIA (22207024)
RADIATAN MARDIA (22207024)
ANGRENI MUHTAR (22107018)
NIAR TANDILINTIN (22107008)
ANGRENI MUHTAR (22107018)
MARIA SAMPONU (22107006)
KHAERUNNISA (22207010)
FERDINANDUS (21907018)
SASRIANTI (22107014)
ATRIANI (22207003)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
MAKASSAR
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,

penulis dapat menyelesaikan laporan Komunitas dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi lebih

baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan kegiatan ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi

pembaca.

Makassar, 23 Juli 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................. i

KATA PENGANTAR.................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
A. LatarBelakang........................................................................... 4
B. Tujuan....................................................................................... 5
C. Manfaat..................................................................................... 6
D. Waktu dan Tempat Praktik....................................................... 7

BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................


A. Konsep Keperawatan Komunitas.............................................. 8
B. Asuhan Keperawatan Komunitas.............................................. 13
C. Perencanaan.............................................................................. 15
D. Pelaksanaan............................................................................... 16
E. Evaluasi .................................................................................... 17

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI..................................................


A. Keadaan Geografis.................................................................... 18
B. Keadaan Demografi.................................................................. 18
C. Status Kesehatan....................................................................... 18

BAB IV PENDATAAN................................................................................
A. Persiapan................................................................................... 20
B. Pelaksanaan............................................................................... 21
C. Hasil Pendataan......................................................................... 21

BAB V PEMBAHASAN.............................................................................
A. Pengkajian................................................................................. 82
B. Masalah Kesehatan.................................................................... 83
C. Perencanaan............................................................................... 84
D. Implementasi............................................................................. 84
E. Evaluasi .................................................................................... 87

BAB VI PENUTUP......................................................................................
A. Simpulan................................................................................... 89
B. Saran......................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat sehat mandiri adalah wujud dalam pelaksanaan pembangunan

indonesia dibidang kesehatan saat ini. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat

melalui pemberdayaan masyarakat diharapkan masyarakat terlindungi kesehatannya.

Ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan akan menciptakan jaminan

kesehatan masyarakat yang bermutu dimasyarakat. Dalam upaya pencapaian derajat

kesehatan yang optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) disemua

tingkat pencegahan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja.

Tujan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan

kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang optimal. Hal ini

sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan dalam meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat yang ditandai penduduk yang hidup dengan

prilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau

pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata diseluruh wilayah republik

indonesia (Depkes, 2006). Hal ini ditempuh melalui peningkatan pengetahuan, sikap

positif, perilaku dan peran aktif individu, keluarga dan masyarakat sesuai dengan

sosial budaya setempat.

Perilaku masyarakat yang diharapkan adalah bersifat proaktif. Hal ini sesuai

demgan UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 9 ayat 1 dan 2 yang

menyatakan bahwa (1) setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan,

mempertahankan,dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

4
tingginya. (2) kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelaksanaannya

meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya kesehatan masyarakat, dan

pembangunan berwawasan kesehatan.

Salah satu upaya dalam mendukung kebijakan pemerintah dibidang kesehatan,

maka Program Profesi Ners STIK Makassar sebagai salah satu institusi pendidikan

kesehatan memiliki tangung jawab dalam rangka mempersiapkan tenaga keperawatan

yang berkualitas dimasa depan melalui Praktik Profesi Keperawatan Komunitas.

Kegiatan tersebut merupakan Tri darma perguruan tinggi khususnya bidang

pengabdian masyarakat.Praktik Profesi Keperawatan Komunitas juga merupakan

suatu bentuk pengembangan dari praktek klinik keperawatan. Pendekatan yang

digunakan adalah pengembangan dan pembangunan kesehatan masyarakat desa

(PKMD) atau Primary Health Care (PHC) (Mubarak, 2009)

Praktik Profesi Keperawatan Komunitas yang merupakan suatu proses belajar

kerja dalam bentuk kegiatan profesional terhadap program pembangunan yang

berwawasan kesehatan sesuai dengan pradigma sehat dengan cara partisipasi dalam

menggerakan seluruh komponen patnership secara proporsional sebagai bentuk

pengadilan dalam masyarakat dari mahasiswa.

B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan praktik keperawatan komunitas mahasiswa mampu

menerapkan proses keperawatan komunitas dan keluarga dengan bekerja sama

dengan keluarga/kelompok/masyarakat dalam peningkatan kesehatan dan

pemeliharaan kesehatan.

b. Tujuan khusus

Setelah menyelesaikan praktik keperawatan komunitas , mahasiswa mampu :

5
a. Menerapkan proses keperawatan komunitas dan keluarga dengan strategi yang

tepat dalam mengkaji komunitas

b. Menganalisa data yang diperlukan

c. Menentukan diagnosa keperawatan komunitas dan keluarga sesuai dengan

masalah yang ada dilingkungan masyarakat.

d. Merencanakan asuhan keperawatan komunitas dan keluarga sesuai dengan

masalah kesehatan dan masalah keperawatan

e. Melakukan perencanaan keperawatan komunitas dan keluarga yang sesuai

denga masalah kesehatan komunitas dan keluarga.

f. Mampu mengavaluasi segala tindakan keperawatan komunitas dan keluarga

yang telah diterapkan.

C. Manfaat

1. Untuk mahasiswa

a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas, keluarga secara nyata

kepada masyarakat.

b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan askep komunitas

c. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam

menghadapi dinamika masyarakat.

d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan

interpersonal

2. Untuk masyarakat

a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya

peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

6
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti, dan menyadari masalah

kesehatan serta mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang dialami

masyarakat.

c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatan dan mempunyai upaya

peningkatan status kesehatan tersebut.

3. Untuk pendidikan

a. Salah satu tolak ukur kebersihan Program Profesi Ners STIK Makassar

khususnya dibidang keperawatan komunitas.

b. Sebagai salah satu pertimbangan dan pengembangan model praktik

keperawatan komunitas selanjutnya.

4. Untuk Profesi Keperawatan

a. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi secara

mandiri sesuai kompotensi yang telah ditentukan.

b. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas sehingga profesi

mampu mengembangkannya.

c. Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah terwujudkan.

D. Waktu dan Tempat Praktik

Pelaksanaan praktik keperawatan komunitas di Jln. Hos Cokroaminoto, Jln.

R.A kartini, Jln.Nipa-nipah lama, Jln. Bawangkaraeng, Jln Sabe II, Jln. Kemauan

Raya,Jl. Gamasumi dan Jl. Nipa Lama Perum dimulai dari tanggal 14 juni 2021- 24

juli 2021.

7
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keperawatan Komunitas

1. Defenisi

Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu,

memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta berinteraki satu

sama lain untuk mencapai tujuan. (Mubarak & Chayatin, 2009).Keperawatan

komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik

kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara

kesehatan penduduk. Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah

individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita

penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap

masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang

sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ratih

Dwi Ariani, 2015)

Berbagai definisi dari keperawatan kesehatan komunitas telah dikeluarkan oleh

organisasi-organisasi profesional.Berdasarkan pernyataan dari American Nurses

Association (2004) yang mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas

sebagai tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari

populasi dengan mengintegrasikan ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai

dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat.Praktik yang dilakukan

komprehensif dan umum serta tidak terbatas pada kelompok tertentu,

8
berkelanjutan dan tidak terbatas pada perawatan yang bersifat episodik. (Effendi

& Makhfudli, 2010)

Definisi keperawatan kesehatan komunitas menurut American Public Health

Association (2004) yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan teori

keperawatan profesional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada

keseluruhan komunitas. Menurut WHO (1974) keperawatan komunitas mencakup

perawatan kesehatan keluarga (nurse health family) juga kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah

kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai

dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan

pada orang lain. Perawat kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan

proteksi kesehatan populasi menggunakan pengetahuan keperawatan, sosial dan

ilmu kesehatan masyarakat (American Public Health Association, 1996). Praktik

yang dilakukan berfokus pada populasi dengan tujuan utama promosi kesehatan

dan mencegah penyakit serta kecacatan untuk semua orang melalui kondisi yang

dicipakan dimana orang bisa menjadi sehatTujuan keperawatan komunitas

2. Tujuan Keperawatan Komunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan

kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:

a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,

keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas.

b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health general

community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan

masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok

9
Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat mempunyai kemampuan untuk :Mengidentifikasi masalah

kesehatan yang di alami

a. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut

b. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan

c. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi

d. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka hadapi yang

akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam mempelihara kesehatan

secara mandiri (self care)

3. Sasaran Keperawatan Komunitas

Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, membimbing dan

mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan

pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan

meningkatkan derajad kesehatannya.Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas

(Depkes, 2006)

a. Sasaran individu Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil

risiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (TB Paru, Kusta, Malaria,

Demam Berdarah, Diare, ISPA/Pneumonia) dan penderita penyakit

degeneratif.

b. Sasaran keluarga Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan

terhadap masalah kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk

group), dengan prioritas :

a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan

(Puskesm dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.

10
b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan

mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan

perkembangan balita, kesehatan reproduksi, penyakit menular.

c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan

prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan

c. Sasaran kelompok Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus

yang rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun

tidak terikat dalam suatu institusi.

1) Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain

Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia Lanjut,

Kelompok penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja informal.

2) Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain

sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan),

lembaga pemasyarakatan (lapas).

d. Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai risiko

tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada Masyarakat

di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang mempunyai :

1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain

2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain

3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain

4) Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam

berdarah, dll)

5) Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau akibat

lainnya

4. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Komunitas

11
Menurut Depkes (2006) Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dapat

diberikan secara langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan , yaitu :

a. Di dalam unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang

mempunyai pelayanan rawat jalan dan rawat nginap

b. Di rumah Perawat “home care” memberikan pelayanan secara langsung pada

keluarga di rumah yang menderita penyakit akut maupun kronis. Peran home

care dapat meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat anggota keluarga

yang mempunyai resiko tinggi masalah kesehatan.

c. Di sekolah Perawat sekolah dapat melakukan perawatan sesaat (day care)

diberbagai institusi pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan tinggi,

guru dan karyawan). Perawat sekolah melaksanakan program screening

kesehatan, mempertahankan kesehatan, dan pendidikan kesehatan

d. Di tempat kerja/industri Perawat dapat melakukan kegiatan perawatan

langsung dengan kasus kesakitan/kecelakaan minimal di tempat kerja/kantor,

home industri/ industri, pabrik dll. Melakukan pendidikan kesehatan untuk

keamanan dan keselamatan kerja, nutrisi seimbang, penurunan stress, olah

raga dan penanganan perokok serta pengawasan makanan.

e. Di barak-barak penampungan Perawat memberikan tindakan perawatan

langsung terhadap kasus akut, penyakit kronis, dan kecacatan fisik ganda, dan

mental.

f. Dalam kegiatan Puskesmas keliling Pelayanan keperawatan dalam puskesmas

keliling diberikan kepada individu, kelompok masyarakat di pedesan,

kelompok terlantar. Pelayanan keperawatan yang dilakukan adalah pengobatan

sederhana, screening kesehatan, perawatan kasus penyakit akut dan kronis,

pengelolaan dan rujukan kasus penyakit.

12
g. Di Panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, panti wreda,

dan panti sosial lainya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga

pemasyarakatan (Lapas). Bab 1. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan

Komunitas

h. Pelayanan pada kelompok kelompok resiko tinggi

1) Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia mendapat

perlakukan kekerasan

2) Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa

3) Pelayanan keperawatan dipusat pelayanan penyalahgunaan obat

4) Pelayanan keperawatan ditempat penampungan kelompok lansia,

gelandangan pemulung/pengemis, kelompok penderita HIV

(ODHA/Orang Dengan Hiv-Aids), dan WTS,

B. Asuhan Keperawatan Komunitas

Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang

ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam

upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan

peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi pelayanan keperawatan.Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh

masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti

keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak

terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni,

& Supriyono, 2017).

Keperawatan komunitas bertujuan memandirikan masyarakat menanggulangi

masalah kesehatannya sendiri. Kegiatan dilakukan secara berkesinambungan atau

13
yang berkelanjutan dan menggunakan metode proses keperawatan komunitas yang

dilakukan melalui lima tahap, sebagai berikut (Harnilawati, 2013):

1. Pengkajian

Hal yang perlu di kaji pada komunitas atau kelompok, antara lain sebagai berikut :

a. Inti (Core) meliputi

b. Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan dilingkungan

tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakah sering

mengalami stress akibat keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin.

Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang berisiko,

pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilainilai, keyakinan, serta riwayat

timbulnya kelompok atau komunitas.

c. Mengkaji 8 susbsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain :

1. Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya

karena dapat menjadi stressor bagi penduduk

2. Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan

untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.

3. Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup

menunjang, ssehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayan di

berbagai bidang termasuk kesehatan.

4. Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan

merawat/ memantau gangguan yang terjadi.

5. System komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat di

manfaatkan di masyarakat tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait

dengan gangguan penyakit.

14
6. System ekonomi, tingkat social ekonomi masyakarat secara keseluruhan,

apakah pendapatan yang diterima sesuai dengan kebijakan Upah Minimun

Regional (UMR) atau sebaliknya di bawah upah minimum.

7. Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah

biayanya dapat di jangkau oleh masyakarat.

Semua aspek ini dikaji melalui pengamatan langsung, penggunaan data

statistik, angket, wawancara dengan tokoh masyarakat atau ke masyarakat

langsung, tokoh agama dan aparat pemerintah

2. Analisa data dan diagnosa keperawatan

Dari hasil pengkajian diperoleh data-data yang kemudian dianalisa untuk

mengetahui stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat yang muncul

dalam masyarakat tersebut. Selanjutnya dirumuskan masalah dan diagnosa keperawatan

yang terdiri dari:

a. Masalah sehat - sakit

b. Karakteristik populasi

c. Karakteristik lingkungan

3. Perencanaan

Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup tiga aspek, yaitu primer,

sekunder dan tersier, melalui pendidikan kesehatan dan kerjasama (partnership).

Meningkatkan kerjasama dan proses kelompok serta mendorong peran serta masyarakat

dalam memecahkan masalah kesehatan, yang dihadapi yang akhirnya untuk

menumbuhkan kemandirian masyarakat, maka diperlukan pengorganisasian komunitas

yang dirancang untuk membuat perubahan. Ada tiga model pendekatan

pengorganisasian komunitas yaitu pendekatan perencanaan sosial (social planning),

pendekatan social action, namun yang dominan adalah dengan pendekatan locality

15
development yang berarti mengembangkan masyarakat berdasarkan sumber daya dan

sumber dana yang dimiliki, serta mampu mengurangi hambatan yang ada.

Pendekatan pengembangan masyarakat (locality development) dirancang untuk

menumbuhkan kondisi kemajuan sosial dan ekonomi masyarakat dengan partisipasi

aktif masyarakat dan penuh percaya diri dalam memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi, dan memotivasi mereka untuk partisipasi aktif dalam memecahkan masalah

kesehatannya sendiri.

4. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunikasi berfokus pada tiga tingkat

pencegahanyaitu:

a. Pencegahan primer

Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, dilakukan sebelum terjadi

sakit.Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan dan perlindungan khusus

terhadap penyakit.

b. Pencegahan sekunder

Pencegahan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk menghambat

proses penyakit atau kelainan, sehingga memperpendek masa sakit dan tingkat

keparahan.

c. Pencegahan tersier

Pencegahan ini dimulai pada saat cacat atau tidak dapat diperbaiki lagi

(irreversibel). Kegiatan rehabilitasi selain bertujuan menghambat proses penyakit

juga mengembalikan individu ke fungsi yang optimal, intervensi atau tindakan

yang dilakukan untuk pencapaian tujuan dengan cara:

1) Aktifitas atau kegiatan program

2) Pembentukkan kelompok kerja kesehatan (POKJAKES)

16
5. Evaluasi

Evaluasi merupakan respon komunitas atau masyarakat terhadap program

kesehatan yang telah dilaksanakan meliputi masukan (input), pelaksanaan (process),

hasil (output). Evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah:

a. Menilai respon verbal dan non verbal komunitas setelah di lakukan intervensi

b. Menilai kemajuan yang di capai oleh komunitas setelah dilakukan intervensi

keperawatan

c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke RS .

d. Relevansi antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan

e. Perkembangan atau kemajuan proses apakah sesuai dengan perencanaan,

bagaimana dengan peran staf atau pelaksanaan tindakan, fasilitas dan jumlah

peserta.

f. Efisiensi biaya: pencarian sumber dana dan penggunaannya

g. Efektifitas kerja: apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas.

17
BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Keadaan Geografis

Dalam kegiatan Praktek Profesi Komunitas dan Keluarga yang menjadi

sasaran deskriftif kelompok kami adalahdi Jln.Urip Sumoharjo Lorong 1, Rw 07

Karuwisi Utara, Kecamatan Panakukang, Kota Makassar.

B. Keadaan Demografi

Dari hasil pendataan ada sekitar 50 KK yang bersedia untuk didata, yang

terdiri dari 142 orang diantaranya balita 18 orang, anak-anak 12 orang, remaja awal 7

orang, remaja akhir 25 orang, dewasa awal 23 orang, dewasa akhir 16 orang, masa

lansia awal 19 orang, masa lansia akhir 14 orang dan masa manula 8 orang. Dari hasil

pendataan tersebut kelompok kami melakukan pengkajian pada setiap anggota

keluarga yang berada di jln. Urip Sumoharjo lorong 1, Rw 07 Karuwisi Utara,

Kecamatan Panakukang, Kota Makassar.

C. Status Kesehatan

1. Lingkungan

Keadaan lingkungan di Urip umoharjo lorong 1, Rw 07 karuwisi utara dilihat

dari hasil observasi yaitu pada umumnya jarak antara rumah-rumah penduduk

berdekatan, rata-rata berkisar 5 – 10 M, ini digambarkan bahwa tempat tinggal

penduduk di Urip Sumoharjo Lorong 1, Rw 07 Karuwisi Utara sangatlah padat.

18
2. Perilaku Kesehatan

Dari segi perilaku, tingkat kesehatan masyarakat pada umumnya sudah bagus.

Hal ini dapat dilihat mengunakan jamban yang sudah sesuai dengan standar

kesehatan, serta pemberian imunisasi pada bayi dan balita.

3. Pelayanan Kesehatan

Sebagian besar warga di jln. Urip Sumoharjo Lorong 1, Rw 07 Karuwisi Utara

memeriksakan diri ke Puskesmas dan di Rumah Sakit.

4. Hereditas atau genetik

Penyakit yang disebabkan oleh faktor keturunan atau hereditas penduduk di

Jln. Urip Sumoharjo Lorong 1, Rw 07 Karuwisi Utara cenderung ada, sepeti

penyakit Hipertensi, Diabetes Melitus dan uric acid yang diderita oleh masyarakat

di Jln. Urip Sumoharjo Lorong 1, Rw 07 Karuwisi Utara.

19
BAB IV

HASIL PENDATAAN

Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat khususnya di Jln. Urip Sumoharjo

RW 07, maka melalui Praktek Profesi Keperawatan Komunitas dan Keluarga Mahasiswa

Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar (STIK) Makassar akan

menerapkan konsep-konsep keperawatan komunitas yang didalamnnya dilakukan

pendekatan keperawatan keluarga sebagai dasar dalam pemberian pelayanan kesehatan

utama pada masyarakat.

Kegiatan Praktek Profesi Keperawatan kominutas ini berlangsung mulai tanggal 16

Mey 2022-28 Mey 2022 di Jln. Urip Sumoharjo RW 07, Kegiatan Ini terdiri dari

beberapa tahap kegiatan meliputi pengkajian awal (pengumpulan dan pengelolahan data),

analisa masalah, penentuan priorotas masalah, dan pembuatan rencana program

(Planning of Action)

Adapun kegiatan keperawatan komunitas yang akan dilaporkan pada MMD I dan II

adalah tahap persiapan dan pelaksanaan. Persiapan meliputi persiapan kemasyarakat dan

persiapan teknis sedangkan tahap pelaksanaan terdiri dari pengkajian dan perencanaan.

A. Persiapan

1. Persiapan kemasyarakat

Tahap awal/ persiapan dimulai pada tanggal 16 Mey 2022 dimana mahasiswa

Praktek Profesi Komunitas dan Keluarga (PPKK) Ners STIK Makassar diterima

secara resmi oleh melakukan praktik di daerah masing-masing, selanjutnya

mahasiswa melakukan pertemuan dengan pembimbing lahan langsung di

Puskesmas Karuwisi untuk membahas jadwal pemyuluhan disetiap pekannya.

20
2. Persiapan teknis

Persiapan teknis yang dilakukan kelompok mahasiswa meliputi mengorganisir

anggota kelompok dalam melakukan pendataan dan pembagian tugas,

mempersiapkan format pengkajian, serta mengidentifikasi wilayah termasuk

jumlah rumah dan jiwa di rumah masing-masing. Dalam menentukan masalah

kesehatan yang ada pada setiap anggota keluarga, maka Mahasiswa melakukan

pengumpulan data melalui kuesioner (Lampiran).

B. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ini terdiri atas pengkajian, perencanaan, implementasi, evaluasi.

Tahap pengumpulan data yang dilakukan meliputi :

1. Melakukan pengumpulan data dengan cara mengunjungi masing-masing rumah,

wawancara langsung kepada pihak keluarga, pemeriksaan fisik bagi anggota

keluarga yang sedang sakit, serta observasi kondisi rumah dan lingkungan

sekitarnya.

2. Melakukan tabulasi data dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan.

C. Hasil Pendataan

Setelah pengumpulan data, maka data tersebut diolah dengan menggunakan

Microsoft Excell dan Statistical Product and Service Solution (SPSS) ditabulasi

dalam bentuk tabel. Pengolahan data mencakup frekuensi dan analisa masalah

kesehatan yang ada di masyarakat Jln. Urip Sumoharjo RW 07. Berdasarkan data

yang diperoleh didapatkan bahwa jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 50 KK

dan 142 jiwa, Adapun hasil tabulasi dari hasil pendataan yang telah dilakukan akan

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

1. Identitas Keluarga

a. Umur KK

21
Tabel 1.1

Distribusi Frekuensi Umur Responden di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Umru responden N %

0-5 Tahun 18 13

5-11 Tahun 12 8

12-16 Tahun 7 5

17-25 Tahun 25 18

26-35 Tahun 23 16

36-45 tahun 16 11

46-55 tahun 19 13

56-65 Tahun 14 10

>65 Tahun 8 6

Jumlah 142 100,0

Sumber : Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 1.1 tentang Distribusi frekuensi umur responden di Jln. Urip

Sumoharjo RW 07I, dari 142 (100%) responden umur responden 17 sampai 25

tahun sebanyak 25 responden (18%) dan yang sedikit 12-16 tahun sebanyak 27orang

(5%).

22
b. Jenis Kelamin KK

Tabel 1.2

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Jenis Kelamin n %

Laki-laki 67 47

Perempuan 75 53

Jumlah 142 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 1.2 tentang Distribusi frekuensi jenis kelamin responden di

Jln. Urip Sumoharjo RW 07 dari 142 (100%) orang, jenis kelamin responden

terbanyak perempuan sebanyak 175 orang (53%). dan yang terendah laki-laki

67 orang (47%).

c. Agama Responden

Tabel 1.3

Distribusi Frekuensi Agama Responden di Jln. Cokrominito, Jln. Urip

Sumoharjo RW 07.

Agama Responden n %

Islam 142 100,0

Jumlah 142 100,0

Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel 1.3 tentang Distribusi frekuensi agama responden di Jln.

Urip Sumoharjo RW 07 dari 142 (100%) orang semua beragama islam.

23
d. Hubungan Keluarga

Tabel 1.4

Distribusi Frekuensi Hubungan Keluarga Responden di Jln. Urip

Sumoharjo RW 07.

Hubungan Kelurga n %

Kepala Keluarga 50 35

Istri 26 18

Anak 66 46

Jumlah 142 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 1.4 tentang Distribusi frekuensi hubungan keluarga di Jln.

Urip Sumoharjo RW 07 dari 142 (100%) orang, Hubungan kelauarga terbanyak

anak sebanyak 66 orang (46%) dan yang terendah istri sebanyak 26 orang (18%).

e. Suku Responden

Tabel 1.5

Distribusi Frekuensi Suku Responden di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Suku n %

Bugis 29 20

Bugis Makassar 88 62

Bugis Selyar 25 18

Toraja 0 0

Jumlah 142 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

24
Berdasarkan Tabel 1.5 tentang Distribusi frekuensi suku responden di Jln. Urip

Sumoharjo RW 07 dari 142 (100%) orang, hasil yang didapatkan terdiri dari suku

Bugis Makassar sebanyak 88 orang (62%) dan yang terendah bugis selayar sebanyak

25 orang (18 %).

f. Pekerjaan Responden

Tabel 1.6

Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Jln. Urip Sumoharjo RW

07.

Pekerjaan n %

PNS 3 2

IRT 26 18

Mahasiswa 11 8

Pelajar 17 12

Buru Harian 18 13

Polisi 1 1

Wiraswasta 8 6

Karyawan swasta 5 4

Belum bekerja 53 37

Jumlah 142 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

25
Berdasarkan Tabel 1.6 tentang Distribusi frekuensi pekerjaan responden di Jln.

Urip Sumoharjo RW 07 dari 142 (100%) orang, hasil yang didapatkan yang

terbanyak yaitu belum bekerja dengan jumlah sebanyak 53 (37%) dan yang terendah

bekerja sebagai polisi sebanyak 1 orang (1 %).

g. Pendidikan Responden

Tabel 1.7

Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden di Jln. Urip Sumoharjo RW

07.

Pendidikan n %

SD 32 23

SMP 24 17

SMA 40 28

S1 10 7

Beluam sekolah 25 18

Belum taman SD 11 8

Jumlah 142 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 1.7 tentang Distribusi frekuensi pendidikan responden di Jln.

Urip Sumoharjo RW 07 dari 142 (100%) orang, hasil yang didapatkan yang

terbanyak yaitu SMA dengan jumlah 40 orang ( 28 %) dan yang terendah yaitu S1

sebanyak 10 orang (7%).

26
1. Lingkungan Fisik

a. Perumahan

1) Kepemilikan rumah

Tabel 2.1

Distribusi Frekuensi Kepemilikan Rumah di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Kepemilikan Rumah n %

Milik Pribadi 47 94

Kontrak 3 6

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 2.1 tentang Distribusi frekuensi kepemilikan rumah

responden di Jln. Urip Sumoharjo RW 07 dari 50 KK (100%), hasil yang didapatkan

terbanyak milik pribadi 47 KK (94%),

2) Jumlah kamar

Tabel 2.1

Distribusi Frekuensi Jumlah Kamar di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Jumlah Kamar n %

1 5 10

2 32 64

3 12 24

4 1 2

5 0 0

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

27
Berdasarkan Tabel 2.1 tentang Distribusi frekuensi jumlah kamar di Jln. Urip

Sumoharjo RW 07 dari 50 KK (100%), hasil yang didapatkan terbanyak 2 kamar

sebanyak 32 KK (64%), dan terendah 4 kamar sebanyak 1 KK (2%).

3) Luas Rumah

Tabel 2.3

Distribusi Frekuensi Luas Rumah di Jln. Urip Sumoharjo RW 07

Luas Rumah n %

10x17 50 100,0

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 2.3 tentang Distribusi frekuensi jenis rumah di Jln. Urip

Sumoharjo RW 07 dari 50 KK (100%), hasil yang didapatkan terbanyak 10x17 m

sebanyak 50 KK (100,0%).

4) Jenis Rumah

Tabel 2.4

Distribusi Frekuensi Jenis Rumah di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Jenis Rumah N %

Permanen 37 74

Semi Permanen 13 26

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 2.4 tentang Distribusi frekuensi jenis rumah di Jln. Urip

Sumoharjo RW 07 dari 50 KK (100%), hasil yang didapatkan terbanyak permanen

sebanyak 37 KK (74%), dan terendah semi permanen sebanyak 13 KK (26%).

28
5) Jenis Lantai

Tabel 2.5

Distribusi Frekuensi Jenis Lantai di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Jenis Lantai N %

Tanah 2 4

Tegel/keramik 27 54

Semi permanen 21 42

Panggung/kayu 0 0

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 2.5 tentang Distribusi frekuensi jenis lantai di Jln. Urip

Sumoharjo RW 07 dari 50 KK (100%), hasil yang didapatkan terbanyak

tegel/keramik sebanyak 27 KK (54%), dan terendah tanah sebanyak 2 KK (4%).

6) Dinding Rumah

Tabel 2.6

Distribusi Frekuensi Dinding Rumah di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Dinding Rumah N %

tembok Penuh 22 44

papan Kayu 3 6

Seperdua tembok 21 42

Bilik 4 8

Jumlah 50 100.0

Sumber: Data Primer, 2022

29
Berdasarkan Tabel 2.6 tentang Distribusi frekuensi dinding rumah di Jln. Urip

Sumoharjo RW 07 dari 50 KK (100%), hasil yang didapatkan terbanyak tembok

penuh sebanyak 22 (44%), terendah papan kayu sebanyak 3 (6

7) Ventilasi

Tabel 2.7

Distribusi Frekuensi Ventilasi di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Ventilasi n %

Ya 13 36

Tidak 37 27

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 2.7 tentang Distribusi frekuensi ventilasi di Jln. Urip

Sumoharjo RW 07 dari 50 KK (100%), didapatkan berdasarkan kategori terbanyak

yaitu yang tidak memiliki ventilasi sebanyak 37 KK (100%), terendah yaitu yang

memiliki ventilasi sebanyak 13 orang (36%).

8) Pembukaan Jendela

Tabel 2.8

Distribusi Frekuensi Pembukaan Jendela di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Pembukaan Jendela n %

Ya 17 34

Tidak 2 4

Kadang-kadang 31 62

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

30
Berdasarkan Tabel 2.8 tentang Distribusi frekuensi pembukaan jendela di Jln.

Urip Sumoharjo RW 07 dari 50 KK (100%), hasil yang didapatkan yang terbanyak

yaitu kadang-kadang sebanyak 31 KK (62%), dan terendah tidak membuka jendela

sebanyak 2 KK (4%).

9) Pencahayaan dalam rumah

Tabel 2.9

Distribusi Frekuensi Pencahayaan Dalam Rumah di Jln. Urip Sumoharjo

RW 07.

Pencahayaan dalam rumah n %

Ya 25 50

Tidak 25 50

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan Tabel 2.9 tentang Distribusi frekuensi pencahaya dalam rumah di

Jln. Urip Sumoharjo RW 07 dari 50 KK (100%), hasil yang didapatkan hasil sama

banyak yaitu “Ya” sebanyak 25 KK (50%) dan “tidak” sebanyak 25 KK (50%).

10) Kebersihan rumah

Tabel 2.10

Distribusi Frekuensi Kebersihan Rumah di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Kebersihan rumah N %

Bersih 35 70

Tidak 15 30

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

31
Berdasarkan Tabel 2.10 tentang Distribusi frekuensi kebersihan rumah Jln. Urip

Sumoharjo RW 07 dari 50 KK (100%), hasil yang didapatkan yang “Bersih”

sebanyak 35 KK (70%).

11) Kebersihan halaman

Tabel 2.11

Distribusi Frekuensi Kebersihan Halaman di Jln. Urip Sumoharjo RW

07.

Kebersihan Halaman n %

Bersih 100,0

Tidak 0 0

Jumlah 7 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 2.11 tentang Distribusi frekuensi kebersihan halaman Jln.

Urip Sumoharjo RW 07 dari 50 KK (100%), hasil yang didapatkan yang “Bersih”

sebanyak 7 KK (81.2%).

32
12) Pemanfaatan halaman

Tabel 2.12

Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Halaman di Jln. Urip Sumoharjo RW

07.

Pemanfaatan Halaman n %

Tidak dimanfaatkan 0 0

Untuk Perkebunan 0 0

Untuk kandang ternak 0 0

Untuk perikanan 0 0

Tidak memiliki halaman 50 100,0

Jumlah 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 20 tentang Distribusi frekuensi pemanfaatan halaman di Jln.

Urip Sumoharjo RW 07 dari 50 KK (100%), hasil yang didapatkan yang terbanyak

tidak memiliki halaman sebanyak 50 KK (100,0%).

33
13) Vektor yang banyak disekitar rumah

Tabel 2.13

Distribusi Frekuensi Vektor yang Banyak Disekitar Rumah di Jln. Urip

Sumoharjo RW 07.

Vektor n %

Nyamuk 15 30

Kecoa 5 10

Lalat 25 50

Kucing 4 8

Burung 1 2

Ayam 0 0

Anjing 0 0

Jumlah 149 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 2.13 tentang Distribusi frekuensi vector yang banyak

disekitar rumah di Jln. Urip Sumoharjo RW 07 dari 50 KK (100%), hasil yang

didapatkan yang terbanyak mengeluh Lalat sebanyak 25 KK (25%), dan terendah

burung sebanyak 1 KK (2%).

34
b. Sumber Air

1) Minum

Tabel 3.1

Distribusi Sumber Air di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Sumber Air Minum N %

Sumur Pompa 19 38

Air Hujan 3 6

PAM 28 56

sumur gali 0 0

Jumlah 50 100,0

Sumber : Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 3.1 tentang Distribusi sumber air di Jln. Urip Sumoharjo RW

07 dari 50 (100%) KK, hasil yang didapatkan penggunaan yang tertinggi yaitu PAM

28 KK (56%), terendah yaitu dari air hujan sebanyak 3 KK (6%).

35
2) Apakah sumber air minum di masak

Tabel 3.2

Distribusi Sumber Air Minum di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Air Minum Dimasak n %

Ya 12 24

Tidak 38 76

Jumlah 50 100.0

Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel 3.2 tentang Distribusi air minum yang di masak di Jln.

Urip Sumoharjo RW 07, dari 7 (100%) KK, hasil yang didapatkan penggunaan

air minum dengan kategori terbanyak yaitu yang tidak dimasak sebanyak 38

(76%) KK dan penggunaan air minum yang dimasak sebanyak 12 (24%) KK.

36
3) Jarak Sumber Air Minum dan Penampungan akhir Kotoran

Tabel 3.3

Distribusi Jarak Sumber Air Minum dan penampungan Akhir Kotoran

di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Jarak Sumber Air Minum dan


n %
Penampungan Akhir Kotoran

< 10 meter 37 74

> 10 meter 13 26

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel 3.3 tentang distribusi jarak sumber air minum dan penggunaan

akhir kotoran di Jln. Urip Sumoharjo RW 07, dari 50 (100%) KK, hasil yang

didapatkan jarak sumber air minum dan penampungan akhir kotoran <10 meter yaitu

sebanyak 37 (74%) KK dan jarak sumber air minum dan penampungan akhir kotoran

terendah >10 meter yaitu sebanyak 13 (26%) KK.

37
4) Keadaan Fisik Air Untuk diminum

Tabel 3.4

Distribusi Keadaan Fisik Air Untuk diminum di Jln. Urip Sumoharjo

RW 07.

Keadaan fisik Air Untuk Diminum n %

Berwarna 0 0

Berasa 50 100,0

Berbau 0 0

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel 3.4 tentang distribusi keadaan fisik air untuk diminum di
Jln. Urip Sumoharjo RW 07, dari 50 (100%) KK, hasil yang didapatkan keadaan
fisik air untuk diminum terbanyak yaitu berasa sebanyak 50 (100,0%) KK, dan
keadaan fisik air untuk diminum terendah yaitu berwarna dan berbau sebanyak 0
(0%) KK.

38
5) Sumber Air Untuk Mandi dan Mencuci

Tabel 3.5

Distribusi Sumber Air Untuk Mandi dan Mencuci di Jln. Urip Sumoharjo

RW 07.

Sumber Air Untuk Mandi


n %
dan Mencuci

Sumur Pompa 19 38

Sumur Gali 0 0

PAM 31 62

Air hujan 0 0

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel 3.5 tentang distribusi Sumber Air Untuk Mandi dan

Mencuci di Jln. Urip Sumoharjo RW 07, dari 50 (100%) KK, hasil yang

didapatkan Sumber Air Untuk Mandi dan Mencuci terbanyak yaitu PAM

sebanyak 31 (62%) KK, dan Sumber Air Untuk Mandi dan Mencuci terendah

yaitu sumur pompa sebanyak 19 (38%) KK.

39
6) Tempat Penampungan Air

Tabel 3.6

Distribusi tempat penampungan air di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Tempat Penampungan Air n %

Tertutup 50 100,0

Terbuka 0 0

Jumlah 0 100,0

Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel 3.6 tentang distribusi Tempat Penampungan air Jln. Urip

Sumoharjo RW 07, dari 50 (100%) KK, hasil yang didapatkan tempat

penampungan air tertutup yaitu sebanyak 50 (50%) KK, dan tempat

penampungan air terbuka yaitu sebanyak 0 (0%) KK.

40
7) Keadaan Gentong/Bak Mandi

Tabel 3.7

Distribusi Keadaan Gentong atau Bak Mandi di Jln. Urip Sumoharjo RW

07.

Keadaan Gentong/Bak Mandi n %

Tidak Berlumut 27 54

Berlumut 5 10

Tidak ada Jentik Nyamuk 15 30

Ada jentik nyamuk 3 6

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel 3.7 tentang distribusi Keadaan Gentong atau Bak Mandi

di Jln. Urip Sumoharjo RW 07, dari 50 (100%) KK, hasil yang didapatkan

Keadaan Gentong/Bak Mandi terbanyak yaitu tidak berlumut sebanyak 27 (54%)

KK, dan terendah yaitu ada jentik nyamuk 3 (6%).

41
8) Frekuensi Membersikan Penampungan Air

Tabel 3.8

Distribusi Frekuensi Membersikan Penampungan Air di Jln. Urip

Sumoharjo RW 07.

Frekuensi Membersikan Penampungan


n %
Air

1 Minggu 28 56

2 minggu 19 38

3 minggu 3 6

Total 50 100,0

Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel 3.8 tentang distribusi Frekuensi Membersikan

Penampungan Air Jln. Urip Sumoharjo RW 07, dari 50 (100%) KK, hasil yang

didapatkan frekuensi membersikan penampungan air terbanyak yaitu 1 minggu

sebanyak 28 (56%), dan terendah yaitu 3 minggu sebanyak 3 (6%).

42
c. Cara Pembuangan Sampah

1) Bagaimana Sampah dari rumah dibuang

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Bagaimana Sampah Dari Rumah Dibuang di Jln.

Urip Sumoharjo RW 07.

Bagaiman sampah dari rumah dibuang n %

Dikumpulkan dan dibakar 50 100

Sembarangan 0 0

Jumlah 50 100.0

Sumber : Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 4.1 tentang distribusi frekuensi bagaimana sampah dari

rumah dibuang di Jln. Urip Sumoharjo RW 07, dari 50 (100%) KK dengan

persentase hasil sebanyak 50 KK (100,0%) sampah dikumpulkan dan dibakar, dan

terendah yaitu sembarangan sebanyak 0 (0%)

43
2) Tempat penampungan sampah

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Tempat Penampungan Sampah di Jln. Urip

Sumoharjo RW 07.

Tempat Penampungan Sampah n %

Ada 50 100,0

Tidak ada 0 0

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkantabel 4.2 tentang distribusi frekuensi tempat penampungan sampah

di Jln. Urip Sumoharjo RW 07, 50 (100%) KK diketahui persentase yang di

dapatkan sebanyak 50 (100%) KK yang memiliki penampungan sampah.

44
3) Apakah ada polusi udara dan buangan limbah yang menganggu kesehatan

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Polusi Udara Dan Buangan Limbah Yang

Menganggu Kesehatan di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Polusi udara dan buangan limbah yang menganggu


n %
kesehatan

Ya 50 100,0

Tidak 0 0

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 4.3 tentang distribusi frekuensi Polusi udara dan

buangan limbah yang menganggu kesehatan di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

dengan jumlah KK 50 (100 %) dan persentase hasil yang di dapatkan jawaban

Ya sebanyak 50 (100,0 %) KK.

45
4) Kebiasaan membuang barang bekas yang dapat menampung air

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Kebiasaan Membuang Sampah Barang Bekas Yang

Dapat Menampung Air di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Kebiasaan membuang barang bekas yang dapat menampung air n %

Di buang di tempat penampungan sampah 50 100,0

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 4.4 tentang distribusi frekuensi Kebiasaan membuang barang

bekas yang dapat menampung air di Jln. Urip Sumoharjo RW 07, KK 50 dan

persentase hasil yang di dapatkan, dibuang di tempat penampungan sampah

sebanyak 50 (100%).

d. Pembuangan Tinja

1) Apakah keluarga mempunyai jamban

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Keluarga Yang Mempunyai Jamban Jln.

Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng,

Jln Sabe II, Jl. Gamasumi dan Jl. Nipa Lama Perum.

Apakah keluarga mempunyai jamban n %

Ya 50 100,0

Tidak 0 0

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2021

46
Berdasarkan tabel 5.1 tentang distribusi frekuensi keluarga yang mempunyai

jamban Jln. Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln

Sabe II,dengan jumlah KK 7 dan persentase hasil yang di dapatkan jawaban Ya

sebanyak 7 (100%).

2) Jenis Jamban

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi jenis jamban di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Jenis jamban n %

Cemplung 0 0

Leher angsa 50 50

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan table 5.2 tentang distribusi frekuensi jenis jamban Jln. Urip

Sumoharjo RW 07, dengan jumlah KK 50 dan persentase hasil yang di dapatkan

leher angsa sebanyak 50 (100,0 %) dan terendah yaitu cemplung 0 (0 %).

47
3). Kondisi jamban

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi kondisi jamban di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Kondisi jamban n %

Terpelihara 50 0

Tidak Terpelihara 0 0

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 5.3 tentang distribusi frekuensi kondisi jamban Jln. Urip

Sumoharjo RW 07, dengan jumlah KK 50 (100,0) dan persentase hasil yang di

dapatkan kondisi jamban terpelihara sebanyak 50 (100%).

4). Kepemilikan jamban

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi kepemilikan jamban Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Kepemilikan jamban n %

Milik sendiri 50 0

Milik bersama 0 0

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 5.4 tentang distribusi frekuensi kepemilikan jamban di Jln.

Urip Sumoharjo RW 07, dengan jumlah KK 50 (100%) dan persentase hasil yang di

dapatkan tentang kepemilikan jamban yaitu milik sendiri sebanyak 50 (100,0%), dan

terendah yaitu milik bersama sebanyak 0 (0%).

48
e. Pembuangan air limbah

1.) Air limbah dibuang ke mana

Tabel 6.1

Distribusi frekuensi pembuangan air limbah di Jln. Urip Sumoharjo RW

07.

Air limbah di buang di mana n %

Selokan 50 0

Aliran bak penampung 0 0

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 6.1 tentang frekuensi air limbah di Jln. Urip Sumoharjo RW

07, dengan jumlah KK 50 (100%) dan persentase hasil yang di dapatkan sebanyak 50

(100,0 %) KK aliran limbah di buang di selokan.

49
2. Ekonomi

a. Penghasilan

Tabel 7.1

Frekwensi Distribusi Penghasilan di Jln. Urip Sumoharjo RW 07.

Penghasilan n %

Rp. 200.000 3 6

Rp. 200.000-300.00 8 16

Rp. 300.000-500.000 15 30

Rp. >Rp.500.000 17 34

Tidak berpenghasilan 7 14

Jumlah 50 100,0

Sumber : Data primer 2021

Berdasarkan tabel 7.1 tentang frekuensi distribusi penghasilan di Jln. Urip

Sumoharjo RW 07, dari 50 KK (100%), hasil yang didapatkan dengan

penghasilan paling tinggi yakni >Rp 500.000 sebanyak 17 (34%), dan terendah

yakni Rp.200.000 sebanyak 3 (6%).

50
b. Alokasi Dana Untuk Pemeliharaan Kesehatan

Tabel 7.2

Frekwensi Distribusi Alokasi Dana Untuk Pemeliharaan Kesehatan Jln.

Urip Sumoharjo RW 07

Alokasi Dana Untuk pemeliharan n %

kesehatan

Ya 50 100,0

Tidak ada 0 0

Jumlah 50 100.0

Sumber : Data primer 2022

Berdasarkan tabel 7.2 tentang frekuensi distribusi alokasi dana untuk

pemeliharaan kesehatan responden di Jln. Urip Sumoharjo RW 07 dari 50 KK

(100%), didapatkan hasil terbanyak yakni 50 KK ( 100,0 % ) dengan jawaban ya.

51
c. Sarana Ekonomi

Tabel 7.3

Frekwensi Distribusi Sarana Ekonomi di Jln. Urip Sumoharjo RW 07

Sarana Ekonomi n %

Pasar 12 24

Bank 0 0

KUD 4 8

Perusahaan 25 10

Lain-lain 29 58

Jumlah 7 100,0

Sumber : Data primer 2022

Berdasarkan tabel 7.3 tentang frekuensi distribusi sarana ekonomi responden

di Jln. Urip Sumoharjo RW 07 dari 50 KK (100%), didapatkan hasil tertinggi adalah

lain-lain sebanyak 29 (58%), dan sarana ekonomi terendah adalah KUD sebanyak

4 (8%).

52
d. Industri di wilayah sekitar

Tabel 7.4

Frekuensi Distribusi Industri di Jln. Urip Sumoharjo RW 07

Industri di wilayah sekitar n %

Pertanian 0 0

Makanan 45 90

Perikanan 0 0

Perusahaan RT 5 10

Jumlah 50 100,0

Sumber : Data primer 2022

Berdasarkan tabel 7.4 tentang frekuensi distribusi Industri Yang ada di

wilayah sekitar responden di Jln. Urip Sumoharjo RW 07 , dari 50 KK (100%),

didapatkan hasil tertinggi yakni industry makanan sebanyak 45 (90%). Dan yang

terendah yakni perusahaan RT sebanyak 5 KK (10%).

53
3. Transportasi

1) Sarana Transportasi

Tabel 8.1

Frekwensi Distribusi Sarana Transportasi di Jln. Urip Sumoharjo RW 07

Sarana Transportasi N %

Ojek 27 54

Becak 7 14

Bus 0 0

Angkutan Pedesaan atau Pete - Pete 16 32

Jumlah 50 100

Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan tabel 8.1 tentang frekwensi distribusi Sarana Transportasi

responden di Jln. Urip Sumoharjo RW 07 dari 50 KK (100%), didapatkan hasil

nilai tertinggi yakni ojek 27 KK ( 54% ), dan terendah yakni becak sebanyak 7

(14%).

54
2) Keadaan Jalan

Tabel 8.2

Frekuensi Distribusi Keadaan Jalan di Jln. Urip Sumoharjo RW 07

Keadaan jalan N %

Dapat dilewati mobil sepanjang musim 15 30

Hanya dapat dilewati motor 30 60

Dapat ditempuh jalan kaki 5 10

Jumlah 50 100,0

Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan tabel 8.2 tentang frekuensi distribusi keadaan jalan responden di

Jln. Urip Sumoharjo RW 07 dari 50 KK (100%), didapatkan hasil dengan nilai

tertinggi yakni hanya dapat dilewayi motor sebanyak 30 KK (60%), sedangkan

dengan tingkan terendah adalah dapat ditempuh jalan kaki sebanyak 5 (10%).

55
3) Transportasi Ke Puskesmas

Tabel 8.3

Frekwensi Distribusi Transportasi Ke Puskesmas di Jln. Urip Sumoharjo

RW 07

Transportasi ke puskesmas n %

Naik Motor 25 50

Naik Mobil 0 0

Naik sepeda 0 0

Jalan kaki 25 50

Total 50 100,0

Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan tabel 8.3 tentang frekwensi distribusi transportasi ke puskesmas

responden di Jln. Urip Sumoharjo RW 07 dari 50 KK (100%), di dapatkan hasil yang

sama yakni naik motor sebanyak 25 ( 50 % ) dan jalan kaki sebanyak 25 (50%).

56
4) Keamanan Lingkungan

Tabel 8.4

Frekwensi Distribusi Keamanan Lingkungan di Jln. Urip Sumoharjo RW

07

Keamanan lingkungan n %

Ya 50 100

Jumlah 50 100,0

Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan tabel 8.4 tentang frekwensi distribusi Keadaan Jalan responden di

Jln. Urip Sumoharjo RW 07 dari 50 KK (100%), didapatkan hasil dari 50 KK

( 100%) mengemukakan bahwa responden merasa aman di lingkungannya.

57
4. Pelayanan kesehatan dan pelayanan social

a. Sumber Informasi Kesehatan

Tabel 9.1

Distribusi Frekuensi Sumber informasi kesehatan di Jln. Urip Sumoharjo

RW 07

Sumber Informasi Kesehatan n %

Radio 0 0

Televisi 15 30

Papan pengumuman RW 5 10

penyuluhan puskesmas/posyandu 30 60

Jumlah 50 100,0

Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan tabel 9.1 tentang distribusi frekuensi Sumber informasi kesehatan

responden di Jln. Urip Sumoharjo RW 07, dari 50 KK (100%), didapatkan hasil

sumber informasi kesehatan terbanyak melalui Pelayanan puskesmas/posyandu dan

terendah yaitu papan pengumuman RW sebanyak 5 (10%) responden.

58
b. Tempat Pemeriksaan Kesehatan

Tabel 9.2

Distribusi Frekuensi Sumber informasi kesehatan di Jln. Urip Sumoharjo

RW 07

Sumber Informasi Kesehatan N %

Puskesmas 50 100

Rumah Sakit 0 0

Dokter Praktek 0 0

Jumlah 50 100,0

Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan tabel 9.2 tentang distribusi frekwensi tempat pemeriksaan

kesehatan responden di Jln. Urip Sumoharjo RW 07 dari 50 KK (100%), didapatkan

hasil tempat pemeriksaan kesehatan responden terbanyak yaitu Puskesmas sebanyak

50 (100%)

59
c. Anggapan Masyarakat Tentang Petugas Kesehatan

Tabel 9.3

Distribusi Frekuensi Anggapan Masyarakat Tentang Petugas Kesehatan

di Jln. Urip Sumoharjo RW 07

Anggapan Masyarakat Tentang N %

Petugas Kesehatan

Baik 50 100,0

Kurang Baik 0 0

Jumlah 50 100,0

Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan tabel 9.3 tentang distribusi frekwensiAnggapan Masyarakat

Tentang Petugas Kesehatan responden di Jln. Urip Sumoharjo RW 07, dari 50 KK

(100%), didapatkan hasil Anggapan Masyarakat Tentang Petugas Kesehatan Baik

sebanyak 50 KK (100%) Responden.

60
d. Kunjungan Petugas Kesehatan

Tabel 9.4

Distribusi Frekuensi Kunjungan Petugas Kesehatan di Jln. Urip

Sumoharjo RW 07

Kunjungan Petugas Kesehatan N %

Ya, <1 bulan Sekali 0 0

Ya, 1 bulan sekali 50 0

Tidak Pernah 0 0

Total 7 100

Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan tabel 9.4 tentang distribusi frekwensiKunjungan Petugas

Kesehatan responden di Jln. Urip Sumoharjo RW 07, dari 50 KK (100%), didapatkan

hasil kunjungan petugas kesehatan terbanyak yaitu Ya, 1 bulan sekali sebanyak 50

(100%) KK.

61
e. Pernah Mendapatkan Penyuluhan Kesehatan

Tabel 9.5

Distribusi Frekuensi Pernah Mendapatkan Penyuluhan Kesehatan di Jln.

Urip Sumoharjo RW 07

Pernah Mendapatkan Penyuluhan n %

Kesehatan

Ya 44 88

Ya, secara individu 6 12

Ya, jika dipanggil 0 0

Jumlah 50 100,0

Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan tabel 9.5 tentang distribusi frekuensi Perna Mendapatkan

Penyuluhan Kesehatan di Jln. Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama,

Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II dari 7 KK (100%), didapatkan hasil responden

berdasarkan KK terbanyak yaitu jawaban Ya sebnayak 5 (71,4%) KK.

62
a. Komunikasi yang digunakan

Tabel 10.1

Distribusi Frekuensi Komunikasi di Jln. Urip Sumoharjo RW 07

Komunikasi N %

Telepon 47 94

Papan pengumuman desa 3 6

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 10.1 tentang distribusi frekuensi komunikasi Jln. Urip

Sumoharjo RW 07, dari 50 KK (100%), hasil yang didapatkan yang terbanyak telepon

sebanyak 47 KK (94%), dan terendah yakni papan pengumuman desa sebanyak 3

(6%).

63
5. Kesehatan Bayi dan balita

a. Status kesehatan Bayi dan Balita

1) Keluarga Yang Memiliki Anak Bayi/Balita

Tabel 11.1

Distribusi Keluarga Yang Memiliki Anak Bayi dan Balita di Jln. Urip

Sumoharjo RW 07

Keluarga Yang Memiliki Anak Bayi


n %
dan Balita

Anak ke 1 9 50

anak ke 2 7 39

Anak ke 3 2 11

Anak ke 4 0 0

Jumlah 18 100,0

Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel 11.1 tentang distribusi keluarga tentang anak bayi

dan balita di Jln. Urip Sumoharjo RW 07, dari 18 (100%) KK, hasil

terbanyak yang didapatkan yaitu anak ke 1 sebanyak 9 (50%), dan hasil

terendah yaitu anak ke 3 sebanyak 2 (11%) KK.

64
2) Balita/bayi yang memiliki KSM

Tabel 11.2

Distribusi balita/bayi yang memiliki KSM di Jln. Urip Sumoharjo RW 07

Balita/Bayi yang memiliki KSM n %

Tidak ada Bayi/Balita 0 0

Ya 18 100

Jumlah 18 100,0

Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel 11.2 tentang distribusi Balita/Bayi yang memiliki

KSM di Jln. Urip Sumoharjo RW 07, dari 18 (100%) KK, hasil terbanyak

yang di dapatkan yaitu Ya ada Bayi/balita sebanyak 18 (100%) responden.

65
3) Pemberian ASI pada Bayi

Tabel 11.3

Distribusi Pemberian ASI pada Bayi/balita di Jln. Urip Sumoharjo RW

07

Pemberian ASI pada Bayi/balita n %

Ya 18 100

Tidak 0 0

Jumlah 18 100,0

Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel 11.3 tentang Pemberian ASI pada Bayi/balita di Jln.

Urip Sumoharjo RW 07, dari 18 (100%) KK, hasil terbanyak yaitu Ya

diberikan ASI pada bayi sebanyak 18 KK (100%).

66
4) Berapa kali Bayi/Balita Makan dalam Sehari

Tabel 11.4

Distribusi Frekuensi makan bayi/balita dalam sehari balita di Jln. Urip

Sumoharjo RW 07

Frekuensi makan bayi/balita


n %
dalam sehari

1 kali sehari 0 0

2 kali sehari 0 0

3 kali sehari 14 78

4 kali sehari 4 22

Jumlah 18 100,0

Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel 11.4 tentang frekuensi makan bayi/balita dalam sehari

di Jln. Urip Sumoharjo RW 07, 18 (100%) KK, hasil terbanyak yang di

dapatkan yaitu 3 kali sehari sebanyak 14 (78%) responden, dan frekuensi

makan bayi/balita terendah yaitu 4 kali sehari sebanyak 4 (22%) responden.

67
5) Jenis Makanan Bayi/Balita

Tabel 11.5

Distribusi Frekuensi makan bayi/balita dalam sehari balita di Jln. Urip

Sumoharjo RW 07

Jenis Makanan Bayi/Balita n %

Makanan pokok tambah protein hewani/ 4 22

nabati

makanan pokok saja 6 33

Makanan pokok tambah protein, sayur buah 5 28

Sumber gizi lengkap 3 17

Jumlah 18 100,0

Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel 11.5 tentang Jenis Makanan Bayi/Balita di Jln. Urip

Sumoharjo RW 07, dari 18 (100%) KK, dari hasil yang di dapatakan Jenis

Makanan Bayi/Balita terbanyak yaitu makanan pokok saja 6 (33%)

responden, dan Jenis Makanan Bayi/Balita terendah yaitu sumber gizi lengkap

sebanyak 3 (17 %) responden.

68
6) Makanan Tambahan Bayi

Tabel 11.6

Distribusi Makanan Tambahan Bayi balita di Jln. Urip Sumoharjo RW

07

Makanan Tambahan Bayi n %

tidak 16 89

Ya 2 11

Jumlah 18 100

Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel 11.6 tentang makanan tambahan bayi di Jln. Urip

Sumoharjo RW 07, dari 18 (100%) KK, di dapatkan hasil bayi yang diberikan

makanan tambahan terbanyak yaitu tidak 16 (89%) responden, dan bayi yang

ya sebanyak 2 (11%) responden.

69
7) Pantangan Makanan Bayi/balita

Tabel 11.7

Distribusi Makanan Tambahan Bayi balita di Jln. Urip Sumoharjo RW

07

Pantangan Makanan Bayi/balita n %

Ada pantangan bayi/balita 2 11

tidak ada pantangan makanan 16 89

Jumlah 18 100

Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel 11.7 tentang pantangan makanan bayi/balita di Jln. Urip

Sumoharjo RW 07, dari 18 (100%) KK, di dapatkan hasil terbanyak yakni tidak

ada pantangan makanan bayi/balita sebanyak 16 (89%) responden KK, dan

terendah yakni ada pantangan makanan sebanyak 2 (11%).

70
8) Pengelolahan Bahan Makanan Bayi/Balita

Tabel 11.8

Distribusi Makanan Tambahan Bayi balita di Jln. Urip Sumoharjo RW

07

Pengelolahan Bahan
n %
Makanan Bayi/Balita

Masak sendiri 6 33

Makanan siap saji 12 67

Jumlah 18 100,0

Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel 11.8 tentang pengelolahan bahan makanan bayi/balita

di jalan urip sumoharjo RW 07, dari 18 (100%) KK, di ketahui hasil tebanyak

adalah pengolahan maknaan siap saji sebanyak 12 (67%) responden KK. Dan

terendah yakni masak sendiri 6 (33%).

71
9) Pemberian Vit. A setiap 6 bulan sekali

Tabel 11. 9

Distribusi Pemberian Vit.A setiap 6 bulan Sekali di Jln. Urip sumoharjo

RW 07

Pemberian Vit.A setiap 6 bulan Sekali n %

Tidak 0 0

Ya 18 100

Jumlah 18 100,0

Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel 11.9 tentang Pemberian Vit.A setiap 6 bulan Sekali di

jalan. Urip sumoharjo RW 07, dari 18 (100%) KK, terdapat nilai tertinggi

yakni ya diberikan Vit.A setiap 6 bulan sekali sebanyak 18 (100%) KK.

72
10) Penyakit yang sering diderita oleh Bayi/Balita

Tabel 11.10

DistribusiPenyakit yang sering diderita oleh bayi/Balita Sekali di Jalan,

Urip Sumoharjo RW 07

Penyakit yang sering diderita oleh


n %
bayi/Balita

Batuk 4 22

Demam 10 56

Diare 3 17

Bisul 1 6

Jumlah 18 100,0

Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel 11.10 tentang Penyakit yang sering diderita oleh

bayi/Balita Jalan, Urip Sumoharjo RW 07, dari 18 (100%) KK, di ketahui nilai

terttinggi yakni demam sebanyak 10 (56%), sedangkan dengan nilai terendah

yakni bisul 1 (6%).

73
11) Apakah Bayi/Balita ditimbang setiap Bulan

Tabel 11.11

Distribusi Bayi ditimbang setiap Bulan Di Jalan. Urip Sumoharjo RW 07

Bayi ditimbang setiap Bulan n %

Tidak 0 0

Ya 18 100

7 100,0
Jumlah

Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel 11.11 tentang bayi ditimbang setiap bulan di Jalan Urip

Sumoharjo RW 07, dari 18 (100%) KK, terdapat hasil terbanyak yakni ya bayi

ditimbang setiap bulan sebanyak 18 (100%) KK.

74
b. 1). Imunisasi dasar pada bayi / balita

Tabel 12.1

Imunisasi Dasar Pada Bayi / Balita di Jalan Urip Sumoharjo RW 07

Imunisasi dasar pada bayi / balita n %

Tidak 0 0

Ya 18 100

Jumlah 18 100,0

Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel 12.1 tentang imunisasi dasar pada bayi Jalan Urip

Sumoharjo RW 07, dari 18 (100%) KK, didapatkan hasil terbanyak yakni bayi

mendapatkan imunisasi dasar sebanyak 18 (100%).

75
6. Masalah anak dan remaja ( 6 – 12 )

a. Kesehatan Anak

1.) Apakah anak saudara memiliki kesulitan makan

Tabel 13.1

Distribusi Frekuensi kesehatan Anak tentang kesulitan makan di Jalan

Urip Sumoharjo RW 07

Kesulitan makan anak n %

Tidak memiliki anak 0 0

Ya 0 0

Jumlah 0 0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkantabel 13.1 tentang frekuensi kesulitan makan Jalan Urip Sumoharjo

RW 07, dengan jumlah KK 18 (100%) di tidak ditemukan hasil anak remaja

yang kesulitan makan.

76
2.) Jadwal kegiatan sehari – hari pada anak

Tabel 13.2

Distribusi Frekuensi kegiatan sehari – hari pada anak di Jalan Urip

Sumoharjo RW 07

Kegiatan sehari – hari pada anak n %

Tidak memiliki anak 0 0

Ya 0 0

Jumlah 0 0

Sumber: Data Primer, 2022

Berdasarkantabel 13.2 tentang frekuensi kegiatan sehari – hari pada

anak di Jalan Urip Sumoharjo RW 07, dengan jumlah KK 18 (100%) di ketahui

tidak dikaji.

b. Kesehatan remaja

1.) Masalah remaja

Tabel 14.1

Distribusi Frekuensi Masalah Remaja diJln. Cokrominito, Jln. R.A

Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II, , Jl.

Gamasumi dan Jl. Nipa Lama Perum.

Masalah Remaja n %

Tidak ada masalah 12 38

Begadang 20 63

Jumlah 32 100,0

Sumber: Data Primer, 2021

77
Berdasarkantabel 14.1 tentang frekuensi masalah remaja Jln.

Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln

Sabe II 7 (100%) di ketahui yang tidak memikiki anak sebnayk 5 (71,4%) dan

persentase hasil yang di dapatkan sebanyak 2 (28,6%) KK menjawab

begadang.

2.) Mekanisme koping

Tabel 14.2

Distribusi Frekuensi mekanisme koping diJln. Cokrominito, Jln. R.A

Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II, , Jl.

Gamasumi dan Jl. Nipa Lama Perum.

Mekanisme Koping n %

Bercerita pada teman 12 88

Bercerita pada orang tua 8 12

Tidak ada masalah 12 0

Jumlah 32 100,0

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkantabel 14.2 tentang frekuensi mekanisme koping Jln.

Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln

Sabe II dengan persentase hasil yang di dapatkan yang tidak memikiki remja

sebanayk 5 (71,4%) dan mekanisme koping dengan menjawab bercerita

kepada orang tua sebanyak 2 (28,6%) KK.

78
3.) Kebiasaan / kegiatan remaja pada waktu luang

Tabel 14.3

Distribusi Frekuensi Kebiasaan / Kegiatan pada waktu luang diJln.

Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng,

Jln Sabe II, , Jl. Gamasumi dan Jl. Nipa Lama Perum.

Kebiasaan / kegiatan remaja pada waktu luang n %

Membantu orang tua 11 38

Remaja Masjid 9 28

Berolahraga 11 34

Jumlah 32 100,0

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkantabel 14.3 tentang frekuensi kebiasaan atau kegiatan

remaja pada waktu luang Jln. Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa

lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II dengan persentase hasil di dapatkan

yang tidak memikiki remaja sebanayk 5 (71,4%) dan kebiasaan kegiatan pada

waktu luang dengan menjawab membantu orang tua sebanyak 2 (28,6%).

7. Masalah materna dan KB

1). Menyusuhi anak

Tabel 16.2

Distribusi Frekuensi Menyusuhi anak di Jln. Cokrominito, Jln. R.A

Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II, , Jl.

Gamasumi dan Jl. Nipa Lama Perum.

Menyusui anak n %

79
Tidak ada bayi 36 72

Ya 14 28

Tidak 0 0

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 16.2 frekuensi ibu menyusui dengan membersihkan

puting susu Jln. Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln.

Bawakaraeng, Jln Sabe II , dengan persentase hasil yang di dapatkan yaitu 6

(85,7,%) yang tidak ada bayi dan 1 (14,3%) yang tidak membersihkan puting

susu.

2). Membersikan puting susu

Tabel 16.3

Distribusi frekuensi Membersikan Puting Susu diJln. Cokrominito, Jln.

R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II, , Jl.

Gamasumi dan Jl. Nipa Lama Perum.

Membersikan puting susu n %

Ya 14 100

Tidak 0 0

Jumlah 14 100,0

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 16.3 frekuensi pendidikan kesehatan balita dengan ibu

hamil Jln. Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng,

Jln Sabe II,dengan persentase hasil yang di dapatkan yaitu 6 (85,7,%) yang tidak

80
ada bayi dan 1 (14,3%) yang mengetahui pendidikan kesehatan balita dan

menyusui.

3). Pendidikan kesehatan balita pada ibu menyusui

Tabel 16.4

Distribusi Frekuensi pendidikan kesehatan Balita pada ibu menyesui

diJln. Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln.

Bawakaraeng, Jln Sabe II, , Jl. Gamasumi dan Jl. Nipa Lama Perum.

Pendidikan kesehatan balita N %

Ya 14 100

Tidak 0 0

Jumlah 14 100,0

Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel 16.4 frekuensi pendidikan kesehatan pada ibu menyusui

Jln. Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln

Sabe II, dengan persentase hasil yang di dapatkan yaitu 6 (85,7,0%) yang tidak ada

bayi dan 1 (14,3%) menjawab ASI.

81
4). Ibu menerima pendidikan kesehatan

Tabel 16.4

Distribusi Frekuensi Ibu menerima pendidikan kesehatan diJln.

Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng,

Jln Sabe II, , Jl. Gamasumi dan Jl. Nipa Lama Perum.

Menerima pendidikan kesehatan N %

Makanan buteki 5 36

ASI 3 21

Makan bayi 6 43

Jumlah 14 100,0

Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel 16.4 frekuensi pendidikan kesehatan pada ibu menyusui

Jln. Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln

Sabe II, dengan persentase hasil yang di dapatkan yaitu 6 (85,7,0%) yang tidak ada

bayi dan 1 (14,3%) menjawab ASI.

82
a. Keluarga Berencana

1). PUS menjadi akseptor KB

Tabel 17.1

Distribusi frekuensi PUS menjadi akseptor diJln. Cokrominito, Jln. R.A

Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II, Jl.

Gamasumi dan Jl. Nipa Lama Perum.

PUS menjadi akseptor KB n %

Ya 14 19

Tidak 61 81

Jumlah 75 100,0

Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel 17.1 frekuensi PUS menjadi akseptor KB Jln.

Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II

dengan persentase hasil yang di dapatkan yaitu pernah tapi saat ini tidak lagi

sebanyak 1 (100%) responden pernah PUS menjadi akseptor KB, tai saat ini tidak

lagi dengan alasan tidak cocok.

83
2). Alat kotrasepsi yang di gunakan

Tabel 17.2

Distribusi Frekuensi Alat Kontrasepsi Jln. Cokrominito, Jln. R.A Kartini,

Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II, Jl. Gamasumi dan Jl.

Nipa Lama Perum.

Kontrasepsi yangdigunakan n %

Pil 3 21

AKDR 0 0

Kondom 0 0

Suntik 7 50

Susuk 4 29

Jumlah 14 100,0

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 17.2 frekuensi informasi KB Jln. Cokrominito, Jln. R.A

Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II dengan persentase hasil

yang di dapatkan 1 (100%) mengatakan informasi KB di dapatkan dari petugas

kesehatan .

84
3). Informasi tentang KB

Tabel 17.2

Distribusi Frekuensi Informasi Tentang KB Jln. Cokrominito, Jln. R.A

Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II, Jl.

Gamasumi dan Jl. Nipa Lama Perum.

Mendapatkan informasi tentang KB n %

Petugas kesehatan 14 100

Media TV 0 0

Radio 0 0

Jumlah 14 100,0

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 17.2 frekuensi informasi KB Jln. Cokrominito, Jln. R.A

Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II dengan persentase hasil

yang di dapatkan 1 (100%) mengatakan informasi KB di dapatkan dari petugas

kesehatan .

85
10. Masalah Penyakit Dalam 1 Tahun Terakhir Yang Diderita Keluarga

a. Daftar penyakit

1). Apakah di dalam keluarga saat ini ada yang menderita saki

Tabel 18.1

Distribusi Frekuensi daftar penyakit diJln. Cokrominito, Jln. R.A

Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II, Jl.

Gamasumi dan Jl. Nipa Lama Perum.

Daftar penyakit n %

Tidak ada penyakit 87 61

hipertensi 20 14

Strok 3 2

TBC 19 13

DM 9 6

Asam Urat 4 3

Jumlah 142 100,0

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 18.1 frekuensi daftar penyakit Jln. Cokrominito, Jln.

R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II dengan

persentase hasil penyakit tertinggi adalah tidak ada penyakit dengan 20

(57,1%), dan terendah pada penyakit Strok dan TBC yaitu 1 (2,9%) dari 35

responden

86
11. Masalah Lansia

a. Jika dalam keluarga ada lansia

1). Usia lansia

Tabel 19.1

Distribusi Frekuensi usus lansia diDusun Jln. Cokrominito, Jln. R.A

Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II, Jl.

Gamasumi dan Jl. Nipa Lama Perum.

Usia lansia n %

Tidak ada lansia 30 60

55 - 59 tahun 4 8

60-69 tahun 10 20

>70 tahun 6 12

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2021

87
Berdasarkan tabel 1 frekuensi distribusi usia lansia Jln. Cokrominito, Jln.

R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II dengan

persentase hasil dari 7 (100%) KK terdapat 6 (85,7%) KK tidak ada lansia

dan didapatkan usia lansia 55 sampai 59 tahun sebanyak 1 ( 14,3%).

2) lansia berobat

Tabel 19.2

Distribusi lansia Berobat diJln. Cokrominito, Jln. R.A

Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II, Jl.

Gamasumi dan Jl. Nipa Lama Perum.

Lansia Berobat n %

Berobat ke dukun 0 0

Berobat ke sarana yankes 44 88

Berobat ke praktik tenaga kesehatan 6 12

Jumlah 50 100,0

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 19.2 frekuensi distribusi lansia berobat Jln.

Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln

Sabe II, dengan persentase hasil dari 7 (100%) KK terdapat 6 (85,7%) KK

tidak ada lansia dan didapatkan usia lansia berobat ke sarana Yankes

sebanyak 1 ( 14,3%).

88
3) Frekuensi berobat

Tabel 19. 3

Distribusi Frekuensi lansia Berobat diJln. Cokrominito, Jln. R.A

Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II, Jl.

Gamasumi dan Jl. Nipa Lama Perum.

Frekuensi Lansia Berobat n %

Kalau sakit saja 41 100

Jumlah 41 100,0

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 19.3 frekuensi lansia berobat Jln.

Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng,

Jln Sabe II , dengan persentase hasil dari 7 (100%) KK terdapat 6

(85,7%) KK tidak ada lansia dan didapatkan frekuensi lansia berobat

sebanyak 1 ( 14,3%).

89
4) Kegiatan Lansia

Tabel 19.4

Distribusi Frekuensi Kegiatan lansia diJln. Cokrominito, Jln. R.A

Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II, Jl.

Gamasumi dan Jl. Nipa Lama Perum.

Kegiatan Lansia n %

Pengajian/Keagamaan 11 22

Nonton TV 25 61

Olahraga 7 17

Jumlah 41 100,0

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 19.4 frekuensi kegiatan lansiaJln. Cokrominito,

Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II ,

dengan persentase hasil dari 7 (100%) KK terdapat 6 (85,7%) KK tidak

ada lansia dan didapatkan usia lansia kegiatan lansia dengan jawaban

memelihara hewan sebanyak 1 ( 14,3%).

90
5) Bentuk bantuan

Tabel 19.5

Distribusi Frekuensi Bentuk Bantuan Lansia diJln. Cokrominito,

Jln.Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II,Jln

Sabe II, Jl. Gamasumi dan Jl. Nipa Lama Perum.

Bentuk Bantuan Lansia n %

Penyuluhan Kesehatan 20 49

Pelayanan Kesehatan 21 51

Jumlah 41 100,0

Sumber: Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 19.5 frekuensi distribusi lansia berobat Jln.

Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe

II , dengan persentase hasil dari 7 (100%) KK terdapat 6 (85,7%) KK tidak ada

lansia dan didapatkan bentuk bantuan berdasarkan jawaban yaitu dana sehat

sebanyak 1 ( 14,3%).

91
BAB V

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Kesehatan yang tersedia, sistem komunikasi dan ekonomi.Pengkajian dilaksanakan

dengan menggunakan metode wawancara serta observasi langsung berdasarkan

format pengkajian.

1. Analisis Swot

a. Strength / kekuatan

1) Adanya dasar pengetahuan tentang pengkajian komunitas oleh mahasiswa

yang diperoleh dari bangku perkuliahan.

2) Adanya dukungan dari pihak akademikkhususnya pembimbing institusi,

tersediannya format pengkajian komunitas dan keluarga yang baku.

3) Mahasiswa telah memiliki pengalaman praktek pengkajian komunitas, yaitu

pada saat kuliah dan KKN Sarjana Keperawatan.

4) Jumlah mahasiswa sebanyak 7 orang sehingga memungkinkan untuk

melakukan pembagian lokasi pengkajian.

92
5) Semangat dari mahasiswa itu sendiri untuk melakukan pengkajian

komunitas

b. Weakness / kelemahan

1) Pada saat pendataan ada beberapa penduduk yang tidak berada di tempat.

2) Perbedaan komunikasi, ada beberapa masyarakat yang tidak mampu

menggunakan bahasa Indonesia sehingga perbedaan bahasa dalam

pengkajian menjadi masalah.

c. Opportunity / kesempatan

1) Kebutuhan masyarakat akan petugas kesehatan dan pelayanan kesehatan

2) Keinginan masyarakat untuk hidup sehat atau berperilaku hidup sehat .

d. Threat / ancaman

1) Jawaban hasil pendataan yang mungkin tidak sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya karena bersifat subjektif

2) keakuratan data yang diragukan karena pada saat pengkajian sambutan

beberapa rumah kurang baik.

B. Masalah kesehatan

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan di Jln. Cokrominito, Jln. R.A Kartini,

Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II, Jln Gamasumi, Jln Nipa Lama

Perum ditemukan beberapa masalah kesehatan, seperti:

1. Vektor nyamuk yang paling membahayakan kesehatan yang berada di 7 alamat

yaitu di Jln. Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng,

Jln Sabe II, Jln Gamasumi, Jln Nipa Lama Perum.

2. Dimana sampah dikumpulkan dan dibakar paling banyak yang berada di 7 alamat

yaitu di Jln. Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng,

Jln Sabe II, Jln Gamasumi, Jln Nipa Lama Perum.

93
3. Pembuangan air limbah kebanyakan diselokan yang berada di 7 alamat yaitu

diJln. Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln

Sabe II, Jln Gamasumi, Jln Nipa Lama Perum.

4. Dari 7 alamat kebanyakan dari keluarga tidak pernah mengunjungi puskesmas di

masing-masing alamat terrsebut yaitu di Jln. Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln.

Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II, Jln Gamasumi, Jln Nipa Lama

Perum.

C. Perencanaan

Berikut gambaran analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan

penghambat perencanaan keperawatan komunitas.

1. Strength/Kekuatan

a. Adanya dukungan dari keluarga setempat

b. Adanya dukungan dari tokoh masyarakat, agama, dan pemuda

c. Kerja sama yang baik antara teman kelompok, pembagian tugas yang jelas, serta

setiap kegiatan yang akan dilakukan ditunjuk penanggung jawab/kepenitiaan

2. Weakness/Kelemahan

a. Dalam menyusun perencanaan beberapa warga/keluarga kurang berpartisipasi

dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

b. Kurang disiplinnya masyarakat, mahasiswa, dan pihak yang terkait sehingga

waktu pelaksanaan kegiatan kadang tidak sesuai dengan jadwal yang disepakati.

3. Opportunity/Kesempatan

Setiap rencana kegiatan yang akan di lakukan selalu mendapat dukungan dari

kepala lingkungan, tokoh masyarakat, dan pihak puskesmas.

4. Threath/Ancaman

94
Peran serta aktif masyarakat dalam pelaksanaan nantinya akan berkurang

berhubungan dengan kesibukan masyarakat yang sebagian besar bekerja pada

pagi sampai sore.

D. Implementasi

Implementasi disesuaikan dengan rencana tindakan dan sebelum melaksanakan

tindakan yang sudah direncanakan harus melalui koordinasi dengan kepanitiaan

yang ada agar seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan baik. Implementasi

merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun.

Dalam rangka mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas yaitu memandirikan

masyarakat, mahasiswa selalu berusaha melibatkan seluruh komponen; pemerintah

setempat, dan masyarakat lingkungan pada setiap implementasi keperawatan

komunitas keluarga. Implementasi keperawatan berlangsung selama ±6 minggu.

Berikut gambaran analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan

penghambat implementasi.

1. faktor nyamuk yang paling membahayakan kesehatan yang berada di 7 alamat

yaitu di Jln. Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln.

Bawakaraeng, Jln Sabe II, Jln Gamasumi, Jln Nipa Lama Perum.

a. Strength/Kekuatan

1) Kekuatan dari implementasi adalah persiapan yang matang sehingga

kegiatan yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik.

2) Setiap kegiatan terdapat penanggung jawab dari pihak mahasiswa

b. Weakness/Kelemahan

Hambatan dalam mengumpulkan masyarakat untuk penyuluhan karena

kesibukan bekerja dan lain-lain

c. Opportunity/Kesempatan

95
1) Adanya dukungan positif dari pihak pemerintah setempat

2) Tersedia fasilitas yang mendukung perencanaan kegiatan seperti sound

sistem, LCD dll.

d. Threath/Ancaman

Pola hidup masyarakat yang sulit diubah karena merupakan kebiasaan

2. Dimana sampah dikumpulkan dan dibakar paling banyak yang berada di 7

alamat yaitu di Jln. Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln.

Bawakaraeng, Jln Sabe II, Jln Gamasumi, Jln Nipa Lama Perum.

a. Strength/Kekuatan

1) Adanya kerjasama yang baik antara teman kelompok

b. Weakness/Kelemahan

Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya membuang sampah

pada tempatnya

c. Opportunity/Kesempatan

1) Sampah plastik dapat didaur ualng

d. Threath/Ancaman

Ada beberapa masyarakat yang beranggapan bahwa hal ini bukan masalah.

3. Pembuangan air limbah kebanyakan dibuang diselokan yang berada di 7

alamat yaitu di Jln. Cokrominito, Jln. R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln.

Bawakaraeng, Jln Sabe II, Jln Gamasumi, Jln Nipa Lama Perum.

a. Strength/Kekuatan

Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa, anggota keluarga

b. Weakness/Kelemahan

96
1) Anggapan masyarakat tentang buang air limbah disekolah bahwasanya

airnya akan mengalir keselokan yang besar tanpa memikirkan dampaknya

4. Dari 7 alamat kebanyakan dari keluarga tidak pernah mengunjungi

puskesmas di masing-masing alamat tersebut yaitu di Jln. Cokrominito, Jln.

R.A Kartini, Jln. Nipa-nipa lama, Jln. Bawakaraeng, Jln Sabe II, Jln

Gamasumi, Jln Nipa Lama Perum.

a. Strength/Kekuatan

1) adanya kerjasama yang baik antara teman kelompok

2) Adanya kesiapan yang matang sehingga kegiatan yang telah dilaksankan

dapat terlaksanan dengan baik.

b. Weakness/Kelemahan

Dari 7 alamat lebih banyak membeli obat di apotek atau diwarung jika dia

sakit

c. Threath/Ancaman

1) Kurangnya berkunjung ke puskesmas

2) Kurang pengetahuan

E. Evaluasi

1. Evaluasi struktur

Dalam perencanaan kegiatan telah diorganisir dengan baik mencakup

penunjukan penanggung jawab/ kepanitiaan, job description, dengan harapan

kegiatan tersebut dalam berlangsung dengan baik.

2. Evaluasi proses

Pelaksanaan kegiatan dapat berlangsung dengan baik, karena semua anggota

kelompok dapat berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang dilakukan.

97
3. Evaluasi hasil

Kegiatan yang terlaksana sesuai dengan rencana, yaitu penyuluhan-penyuluhan

Gastritis, Insomnia, Gout artritis, Hipertensi, Diabetes militus, Room, Asma

Kegiatan yang terlaksana sesuai dengan rencana yaitu :

a. Penyuluhan tentang gastritis telah dilaksanakan pada tanggal 23 juni 2021 di

Jln. Hos Cokroaminoto

b. Penyuluhan tentang Insomnia telah dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 2021 di

Jln G Bawakaraeng Lr 75c

c. Penyuluhan tentang Gout artritis telah dilaksanakan pada tanggal 03 Juli 2021 di

Jln Sabe-sabe

d. Penyuluhan tentang Hipertensi telah dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2021 di

Jln Nimpa-nimpa Lama

e. Penyuluhan tentang Senam Diabetik telah dilaksanakan pada tanggal 17 juli

2021 di Jln R.A Kartini

f. Penyuluhan tentang Room dan Asma telah dilaksanakan pada tanggal 23 Juli

2021 di Jln Nimpa lama Perum dan Gasumi

98
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan menunjukan bahwa terdapat

beberapa masalah yaitu vektor yang paling membahayakan kesehatan adalah vektor

nyamuk, kebanyakan dari masyarakat sampah dibuang dengan cara dikumpulkan dan

dibakar, kebanyakan dari masyarakat juga kebanyakan pembuangan air limbah adalah

diselokan dan kebanyakan juga dari masyarakat sama sekali tidak pernah dikunjungi

oleh petugas kesehatan.

Komunitas (Community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai

persamaan nilai (valuase), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus

dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah

melembaga, misalnya didalam kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu

menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu

wilayah binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada

99
masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing

dan sebagainya (Alimul,2009)

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan serta

peran aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara

kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta

masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan

tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga masyarakat mampu mengenal pengambilan

keputusan dalam memelihara kesehatannya (Mubarak, 2009).

Tahapan proses keperawatan komunitas yaitu pengkajian yang terdiri dari

wawancara, observasi, kuisioner, menentukan prioritas masalah, pelaksanaan MMD.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai

berikut :

1. Bagi masyarakat

Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup sehat dalam

kehidupan sehari-hari dan masyarakat juga diharapkan berpartisipasi dalam

meningkatkan taraf kesehatan termaksud menjaga lingkungan

2. Bagi pemerintah

Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat untuk mencegah

masalah kesehatan di masyarakat.

3. Bagi puskesmas

100
Diharapkan fasilitas yang ada dipuskesmas memenuhi kriteria yang

diharapkan masyarakat. Dan pelayanan yang diberikan lebih ditingkatkan karena

berdasarkan survey yang dilakukan banyak pernyataan dari masyarakat yang sama

sekali tidak pernah dikunjungi oleh petugas kesehatan.

4. Bagi mahasiswi

Mahasiswi dapat menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat

kesehatan yang optimal bagi masyarakat...

5. Bagi institusi pendidikan

Laporan asuhan keperawatan ini dapat dijadikan referensi dalam penerapannya

pada proses pendidikan.

101
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. A. (2019). Buku Ajar Konsep-Konsep Dasar Dalam Keperawatan

Komunitas . Yogyakarta: CV Budi Utama .

Harnilawati. (2013). Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas . Takalar: As Salam.

Alimul H., Aziz. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta:Salemba Medika

Mubarak, W, I & Cahyatin , N. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan


Teori. Jakarta: Salemba Medika

102

Anda mungkin juga menyukai