Anda di halaman 1dari 111

LAPORAN KOMUNITAS

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI RW 04 RT 13, 14, 15, DAN 16 KELURAHAN
PADANG SERAI KOTA BENGKULU.
25 Juli-03 September 2022

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. Anugerah Aprioni : 2126050003 8. Maya Santika : 2126050006
2. M. Faizal Alhabib : 2126050013 9. Lara Sintia : 2126050005
3. Andika Satria : 2126050014 10. Ma’rifatul Latifah : 2126050020
4. Yoke Arfebi : 2126050016 11. Mardiana Rahayu : 2126050056
5. Satria Prianggono : 2126050010 12. Rina Aprianti : 2126050012
6. Hindrean Erva Y : 2126050011 13. Ulfa Seftia : 2126050058
7. Enggri Yuanda : 2126050022

Preceptor Akademik Preceptor Klinik

(Ns. Loren Juksen, S. Kep., MAN) (Ns. Ita Susanti, S. Kep)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2022
MOTTO
Rahasia kesuksesan adalah mengetahui yang orang lain tidak

ketahui

Jangan pergi mengikuti kemana jalan akan berujung. Buat

jalanmu sendiri dan tinggalkanlah jejak

Jangan terlalu ambil hati dengan ucapan seseorang, kadang

manusia punya mulut tapi belum tentu punya pikiran

Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan,

memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan.

Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai

kesanggupannya

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum,

kecuali mereka mengubah keadaan mereka sendiri

KATA PENGANTAR

ii
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan komunitas ini tepat
pada waktunya. Shalawat beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada nabi
besar kita nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa umatnya dari
zaman jahiliyah kepada zaman yang penuh ilmu pengetahuan yang kita rasakan
pada saat ini.
Penulis menyadari bahwa laporan komunitas ini masih jauh dari
kesempurnaan.Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan laporan komunitas ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan komunitas ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Allah SWT.

Bengkulu, Juli 2022

Kelompok 1

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

iii
MOTTO........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 2
D. Manfaat Penulisan.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Komunitas, Keperawatan Dan Keperawatan Komunitas. 3
B. Tujuan Dan Fungsi Keperawatan Komunitas ................................ 4
C. Sasaran Keperawatan Komunitas ................................................. 5
D. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas.................................. 7
E. Prinsip Keperawatan Komunitas ................................................... 8
F. Falsafah Keperawatan Komunitas ................................................. 8
G. Perbedaan Pelayanan Keperawatan Di Klinik/Rumah Sakit Dengan
Di Komunitas ................................................................................. 9
H. Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas .......................... 10
I. Periode Perkembangan Kesehatan Masyarakat.............................. 11
J. Tanggung Jawab Perawat Kesehatan Komunitas........................... 13
K. Peran Perawat Komunitas .............................................................. 13
BAB III LAPORAN HASIL WHINSIELD SURVEY
A. Pendahuluan.................................................................................... 16
B. Hasil Windshield Survey................................................................ 16
C. Sub Sistem...................................................................................... 18
D. Persepsi........................................................................................... 24
E. Data Demografi.............................................................................. 25
F. Data Ekonomi................................................................................. 28
G. Data Lingkungan Fisik................................................................... 30
H. Kondisi Kesehatan Umum.............................................................. 50

iv
I. Analisa Data ................................................................................... 83
J. Prioritas Masalah ........................................................................... 87
K. Diagnosa Keperawatan................................................................... 91
L. Intervensi Keperawatan ................................................................. 92
M. Planing Of Action........................................................................... 97
N. Implementasi dan Evaluasi ............................................................ 101

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu,
memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan (Mubarak, 2015). Keperawatan komunitas
merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat
yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran
dari keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu
hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (Ariani, 2015). Sasaran
keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan
prioritas, sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang
mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ariani, 2015).
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).
Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk
didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk
kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apa defenisi komunitas, keperawatan dan keperawatan komunitas ?
2. Apa saja tujuan dan fungsi keperawatan komunitas?
3. Siapa saja sasaran keperawatan komunitas?
4. Bagaimana strategi intervensi keperawatan komunitas?
5. Apa prinsip keperawatan komunitas ?
6. Bagaimana falsafah keperawatan komunitas ?

1
7. Apa perbedaan pelayanan keperawatan di klinik/rumah sakit dengan di
komunitas ?
8. Bagaimana sejarah perkembangan keperawatan komunitas ?
9. Bagaimana tanggungjawab perawat komunitas ?
10. Apa peran perawat komunitas ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami
dan mengetahui tentang konsep komunitas dan konsep keperawatan
komunitas.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :
a. Definisi komunitas, keperawatan dan keperawatan komunitas
b. Tujuan dan fungsi keperawatan komunitas
c. Sasaran keperawatan komunitas
d. Strategi intervensi keperawatan komunitas
e. Prinsip keperawatan komunitas
f. Falsafah keperawatan komunitas
g. Perbedaan pelayanan keperawatan di klinik/rumah sakit dg komunitas
h. Sejarah perkembangan keperawatan komunitas
i. Tanggung jawab perawat komunitas
j. Peran perawat komunitas
D. MANFAAT PENULISAN
1. Menambah pengetahuan dan informasi mengenai konsep komunitas dan
konsep keperawatan komunitas.
2. Merangsang minat pembaca untuk lebih mengetahuikonsep komunitas dan
konsep keperawatan komunitas.
3. Mengetahui bagaimana konsep komunitas dan konsep keperawatan
komunitas.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
1. KOMUNITAS
Istilah kata komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang
berasal dari kata dasar communis yang artinya masyarakat, publik atau
banyak orang. Wikipedia Bahasa Indonesia menjelaskan pengertian
komunitas sebagai sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang
berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang
sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat
memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko
dan sejumlah kondisi lain yang serupa (Effendy & Makhfudli, 2010).
Adapun definisi komunitas Menurut beberapa ahli, antara lain :
a. Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain
lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi
relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena
adanya kesamaan interest atau values (Kertajaya Hermawan, 2010).
b. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu
lokasi yang sama degan di bawah pemerintahan yang sama, area atau
lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang
mempunyai interest yang sama (Riyadi,2012).
c. Menurut Mac Iver dalam Soekanto (2012), community diistilahkan
sebagai persekutuan hidup atau paguyuban dan dimaknai sebagai suatau
daerah masyarakat yang ditandai dengan beberapa tingkatan pertalian
kelompok sosial satu sama lain.
2. KEPERAWATAN
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi,
psikologi, social dan spritual secara komprehensif, ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit (Riyadi, 2012).

3
3. KEPERAWATAN KOMUNITAS
a. Keperawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual) terhadap kesehatan masyarakat dan memberikan
prioritas pada strategi pada pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan (Mubarak, 2015).
b. Menurut Departemen Kesehatan RI (2006), Suatu upaya pelayanan
keperawatan komunitas yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat, dengan mengikutsertakan
tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat
kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga, masyarakat.
c. Menurut Sunarto (2004), Selain mencakup perawatan kesehatan
keluarga juga memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatan
sendiri serta memecahkan masalah kesehatan tersebut.
B. TUJUAN DAN FUNGSI KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Tujuan Keperawatan Komunitas
Menurut Mubarak (2015) tujuan proses keperawatan dalam
komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan
masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care ) terhadap individu,
keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu
kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu,
dan kelompok.
Secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
a. Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah tersebut
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan

4
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi
2. Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannnya di bidang kesehatan.
c. Memeberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan.
C. SASARAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai
masalah kesehatan atau perawatan, sasaran ini terdiri dari (Effendy,2010) :
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh
dari aspek biologi, psikologi, social dan spritual.
2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri
atau masyarakat secara keseluruhan.

5
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi
yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya
adalah :
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah :
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita

6
D. STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Proses Kelompok (Group Process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain factor pendidikan atau
pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan
petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan
di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling
sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya
penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika
masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan
mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka
telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses
kelompok.
2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari
dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri.
Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang
Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan, baik fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara
ekonomi maupun secara sosial.
3. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi
lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat
dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas
melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat
akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

7
E. PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Kemanfaatan
Intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi komunitas artinya ada keseimbangan antara manfaat dan
kerugian.
2. Autonomi
Diberikan kebebasan untuk melakukan/memilih alternative yang
terbaik yang disediakan untuk komunitas
3. Keadilan
Melakukan upaya/tindakan sesuai dengan kemampuan/kapasitas
komunitas.
F. FALSAFAH KEPERAWATAN KOMUNITAS
Menurut Effendy (2010) Keperawatan komunitas merupakan pelayanan
yang memberikan pelayanan terhadap pengaruh lingkunngan (bio-psiko-
sosial-cultural-spritual) terhadap kesehatan komunitas dan memberikan
prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan pencegahan.
Falsafah yang melandasi komunitas mengacu kepada falsafah atau paradigma
keperawatan secara umum yaitu manusia atau kemanusia merupakan titik
sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-
nilai dan bertolak dari pandangan ini disusun falsafah atau paradigma
keperawatan komunitas yang terdiri dari 4 komponen dasar, seperti yang
digambarkan sebagai berikut :

Gambar : Komponen Paradigma Keperawatan ( Effendy,2010)

8
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur
sebagai berikut :
1. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien yang
berada pada lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai,
keyakinan dan minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama
lain untuk mencapai tujuan.
2. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang
dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
3. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
4. Keperawatan
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui
pencegahan primer, sekunder dan tersier.
G. PERBEDAAN PELAYANAN KEPERAWATAN DI KLINIK / RUMAH
SAKIT DENGAN DI KOMUNITAS
Perbedaan
No Aspek
Rumah Sakit Komunitas
1. Tempat kegiatan Bangsal Puskesmas
Perawatan klinik Rumah
Sekolah
Perusahan-perusahaan
Panti-panti
2. Tipe-tipe klien Orang sakit Orang Sehat
yang dilayani Orang meninggal Orang sakit
Orang meninggal
3. Ruang Lingkup Kuratif Promotif
pelayanan Rehabilitatif Preventif

9
Kuratif
Rehabilitatif
Resosiasi
4. Fokus/perhatian Rasa aman selama Peningkatan kesehatan
utama sakit Pencegahan penyakit
5. Sasaran pelayanan Individu Individu
Keluarga
Kelompok khusus
Masyarakat

H. SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Perkembangan keperawatan komunitas tidak terlepas dari tokoh metologi
Yunani, yaitu Asclepius dan Hegeia. Berdasarkan mitos Yunani, Asclepius
adalah seorang dokter sementara Hegeia adalah asisten Asclepius yang juga
merupakan istrinya.
Tabel 2.1
Perbedaan penanganan masalah kesehatan antara Asclepius dan Hegeia
Tokoh Cara penanganan masalah kesehatan masyarakat
Asclepius Dilakukan setelah penyakit tersebut terjadi pada
seseorang
Hegeia Penanganan masalah melalui :
 Hidup seimbang
 Menghindari makanan atau minuman beracun
 Memakan makanan yang bergizi (cukup )
 Istirahat yang cukup
 Olahraga
Dari perbedaan pendekatan penanganan masalah kesehatan antara
Asclepius dan Hegeia tersebut, akhirnya muncul dua aliran/pendekatan dalam
penanganan masalah-masalah kesehatan pada masyarakat, yaitu sebagai
berikut :

1. Kelompok/aliran 1

10
Aliran ini cenderung menunggu terjadinya penyakit atau setelah
orang jatuh sakit.Pendekatan ini disebut dengan pendekatan kuratif.
Kelompok tersebut terdiri atas dokter, psikiater, dan praktisi-praktisi lain
yang melakukan perawatan atau pengobatan penyakit baik, fisik maupun
psikologis.
2. Kelompok/aliran 2
Aliran ini cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit
sebelum terjadinya penyakit. Kelompok ini antara lain perawat
komunitas.
I. PERIODE PERKEMBANGAN KESEHATAN MASYARAKAT
Periode perkembangan kesehatan masyarakat terdiri atas periode
sebelum Ilmu pengetahuan dan periode ilmu pengetahuan.
1. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan
Perkembangan kesehatan masyarakat sebelum ilmu pengetahuan
tidak dapat dipisahkan dari sejarah kebudayan yang ada di dunia, di
antaranya adalah budaya dari bangsa Babilonia, Mesir, Yunani dan
Romawi. Bangsa-bangsa tersebut menunjukkan bahwa manusia telah
melakukan usaha untuk menanggulangi masalah-masalah kesehatan
masyarakat dan penyakit. Dari dokumen lain juga tercatat bahwa pada
zaman Romawi Kuno telah dikeluarkan suatu peraturan yang
mengharuskan kepada masyarakat untuk (Effendy, 2010) :
a. Mencatat pembangunan rumah
b. Melaporkan adanya binatang-binatang yang berbahaya
c. Melaporkan binatang peliharaan/ternak yang dapat menimbulkan bau
d. Pemerintah melakukan supervise ke tempat-tempat minuman, warung,
warung makanan, tempat prostitusi dan lain-lain.
Setelah itu kesehatan masyarakat makin dirasakan perlunya di awal
abad ke-1 sampai ke-7 dengan alasan sebagai berikut :
a. Berbagai penyakit menular mulai menyerang penduduk dan telah
menjadi epidemi, bahkan ada yang menjadi endemis.

11
b. Di Asia, khususnya Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika muncul
penyakit kolera yang telah tercata sejak abad ke-7 bahkan penyakit
kolera di India telah menjadi endemis. Penyakit lepra telah menyebar ke
Mesir, Asia keil, dan Eropa melalui para emigran.
Berbagai upaya telah diupayakan untuk mengatasi kasus epidemic
dan endemis, di antaranya masyarakat mulai memperhatikan masalah :
a. Lingkungan terutama hygiene dan sanitasi lingkungan
b. Pembuangan kotoran manusia (latrin)
c. Mengusahakan air minum bersih
d. Pembuangan sampah
e. Pembuatan ventilasi yang memenuhi syarat
Pada abad ke-14 mulai terjadi wabah pes yang dahsyat di China
dan India.Pada tahun 1340 telah tercatat 13 juta orang meninggal karena
wabah pes. Di India, Mesir dan Gaza dilaporkan bahwa 13 ribu orang
meninggal tiap hari karena serangan pes. Berdasarkan catatan, jumlah
orang yang meninggal karena wabah penyakit pes di seluruh dunia pada
waktu itu mencapai lebih dari 60 juta orang, sehingga kejadian pada
waktuitu disebut “The Black Death”.Serangan wabah penyakit menular ini
berlangsung sampai abad ke-18.
Di samping wabah pes, awabah kolera dan tifus juga masih
berlangsung. Pada tahun 1759 dilaporkan 70 ribu orang penduduk di
kepulauan Cyprus meninggal karena penyakit menular. Penyakit lain yang
menjadi wabah antara lain difteri, tifus, disentri dan lain-lain
2. Periode Ilmu Pengetahuan
Pada akhir abad ke-18 dan diawal abad ke-19, bangkitnya ilmu
pengetahuan mempunyai dampak yang sangat luas dalam segala aspek
kehidupan manusia, termasuk pada aspek kesehatan. Pada abad ini
pendekatan dalam masalah kesehatan tidak hanya memandang pada aspek
biologis saja, tetapi sudah komprehensif dan multisektoral. Selain itu, telah
ditemukan berbagai macam penyebab penyakit dan vaksin sebagai
pencegahan penyakit.

12
J. TANGGUNG JAWAB PERAWAT KESEHATAN KOMUNITAS
Claudia M.Smith & Frances A Mauren (2005) menjelaskan bahwa
tanggung jawab perawat komunitas adalah menyediakan pelayanan bagi
orang sakit atau orang cacat di rumah mencakup pengajaran terhadap
pengasuhnya, mempertahankan lingkungan yang sehat, mengajarkan upaya-
upaya peningkatkan kesehatan, pencegahan, penyakit dan injuri, identifikasi
standar kehidupan yang tidak adekuat atau mengancam penyakit/injuri serta
melakukan rujukan, mencegah dan melaporkan adanya kelalaian atau
penyalahgunaan (neglect & abuse), memberikan pembelaan untuk
mendapatkan kehidupan dan pelayanan kesehatan yang sesuai standart,
kolaborasi dalam mengembangkan pelayanan kesehatan yang dapat diterima,
sesuai dan adekuat, melaksanakan pelayanan mandiri serta berpartisipasi
dalam mengembangkan pelayanan profesional, serta menjamin pelayanan
keperawatan yang berkualitas dan melaksanakan riset keperawatan.
K. PERAN PERAWAT KOMUNITAS
1. Pelaksana Pelayanan Keperawatan (Provider of Nursing Care)
Peranan yang utama perawat komunitas yaitu sebagai pelaksana
asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas,
sehat atau sakit atau mempunyai masalah kesehatan di rumah, disekolah,
dipanti, tempat kerja dan lain-lain.
2. Sebagai Pendidik (Health Educator)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan komunitas , yang dilaksanakan dirumah, di puskesmas,
dikomunitas secara terorganisir, menanamkan perilaku hidup sehat
sehingga terjadi perubahan perilaku untuk mencapai tingkat kesehatan
optimal.
3. Sebagai Pengamat Kesehatan (Health Monitor)
Monitoring terhadap perubahan yg terjadi pada individu, keluarga,
kelompok, komunitas tentang masalah kesehatan/keperawatan yang timbul
serta dampak terhadap status kesehatan melalui :
 Kunjungan rumah

13
 Pertemuan-pertemuan
 Observasi
 Pengumpulan data
4. Koordinator Yankes (Coordinator Of Servises)
Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya yankesmasy dalam mencapai
tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan team kesehatan lainya
sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem yankes .Yankes merupakan
kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah-pisah.
5. Sebagai Pembaharu (Inovator)
Pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok, komunitas yang
dapat merubah perilaku dan pola hidup sehingga tercapai peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan.
6. Pengorganisir Yankes (Organisator)
Berperan serta dalam memberikan motivasi dalam rangka
meningkatkan peran serta individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
dalam setiap upaya yankes yang dilaksanakan oleh masyarakat.
7. Sebagai Panutan (Role Model)
Dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang bagaimana tata cara
hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
8. Sebagai Tempat Bertanya (Fasilitator)
a. Tempat bertanya oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan/
keperawatan yang dihadapi sehari-hari.
b. Dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah
kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.
c. Penghubung antara masyarakat dengan unit yankes dan instansi terkait
9. Sebagai Pengelola (Manager)
Dapat mengelola berbagai kegiatan yankes dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab yang diembankan kepadanya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, Dwi. (2015). Efektivitas Senam Ergonomik Terhadap Penurunan Kadar


Gula. Ejournal.
Effendy ,Ferry dan Makhfudli. (2015). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori
dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Kertajaya, Hermawan. 2010. Arti Komunitas. Bandung : Gramedia Pustaka
Indonesia
Mubarak. (2015). Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
komunitas: Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis. Jakarta :
Lembaga Penerbit FE-UI
Riyadi. (2012). Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: Raja
Grafido Persada.
Smith, Claudia M. dan Frances A. Maurer. (2005). Community Health Nursing
Theory and Practice Second Edition. United States: Saunders.
Soekanto, Soerjono. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Pers. Jakarta :
Lembaga Penerbit FE-UI.
Sunarto, Kamanto. (2004). Pengantar Sosiologi (edisi ketiga). Jakarta : Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Veronika, N., Nuraeni, A., & Supriyono, M. (2017). Efektifitas Pelaksanaan
Pendampingan Oleh Kader Dalam Pengaturan Diet Rendah Garam
Terhadap Kestabilan Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi
Dikelurahan Puwoyoso Semarang. Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 46 -
53.

15
BAB III
LAPORAN HASIL WINSHIELD SURVEY
RW 04 RT 13, 14, 15, DAN 16
KELURAHAN PADANG SERAI KOTA BENGKULU

A. PENDAHULUAN
Sehubungan dengan penyelesaian Stase Komunitas dan keluarga yang
diadakan di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai, maka
mahasiswa kelompok 1 telah melakukan pengamatan secara umum (Winshild
survey) tentang situasi dan keadaan wilayah di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16
Kelurahan Padang Serai.
Gambaran umum situasi dan keadaan wilayah di RW 04 RT 13, 14, 15,
dan 16 Kelurahan Padang Serai didapatkan melalui wawancara beberapa
pendunduk setempat dan observasi lingkungan, sehingga dapat dipekirakan
faktor resiko yang dapat menimbulkan masalah kesehatan dan faktor
penunjang untuk peningkatan kesehatan masyarakat.
Perkiraan jumlah penduduk RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan
Padang Serai adalah lebih dari 1.000 jiwa dengan jumlah kepala keluarga lebih
kurang mencapai 900 kepala keluarga (KK).
B. HASIL WINDSHIELD SURVEY
1. Core Inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Kelurahan Padang Serai bukan merupakan hasil pemekaran dari
Kelurahan Kandang, tapi memang merupakan pemekaran dari wilayah
kota madiyah bengkulu yang terjadi pada tahun 1986 dengan nama Desa
Padang Serai, Kecamatan Selebar.
Seiring dengan berjalannya waktu, saat ini Kelurahan Padang Serai
terbagi atas 5 Rukun Warga (RW) dan 21 Rukun Tetangga (RT), dengan
luas wilayah sekitar 600 Ha. Topografi wilayah Kelurahan Padang Serai
sebagian besar merupakan dataran rendah, pesisir, dan kawasan rawa
yang mencapai 69 hektar. Kelurahan Padang Serai sama halnya dengan

16
Kelurahan Sumber Jaya yaitu merupakan kelurahan yang rentan terhadap
bahaya bencana alam, karena merupakan kawasan pesisir yang sewaktu-
waktu dapat terjadi bahaya seperti tsunami, angin puting beliung, banjir,
badai, abrasi dan sebagainya.
b. Batas wilayah
Batas wilayah Kecamatan Teluk Segara

Batas Batas Wilayah


Utara Kelurahan sumber Jaya dan Kelurahan Betungan
Selatan Desa Riak Selabun, Seluma
Barat Kelurahan Sumber Jaya
Timur Desa Babatan, Kabupaten Seluma

Kecamatan Teluk Segara mempunyai luas wilayah 600 Ha


Panjang Jalan : 50 km
Ketinggian : 12-15 MDPL
Luas pemukiman : 450 Ha
Luas perkantoran :-
Luas sarana sosial :-
Luas sarana ibadah :-
Jumlah (RT) : 21 RT
Jumlah (RW) : 5 RW
2. Data Demografi
Dari hasil observasi selama lebih kurang 2 minggu di RW 04 RT 13,
14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai, dimana RW 04 terdiri dari 474 KK
dengan jumlah jiwa 1.447 jiwa, laki-laki 673 jiwa dan perempuan 804 jiwa,
usia penduduknya bervariasi namun didominasi oleh orang dewasa dendan
usia 26-45 tahun. Untuk suku di RW 04 sebagian besar masyarakatnya
dengan suku jawa. Pendidikan terakhir penduduknya mayoritas Tamat
SMA. Bahasa keseharian yang digunakan adalah bahasa jawa dan bahasa
Bengkulu, untuk jenis pekerjaan sebagian besar adalah petani, tetapi ada

17
juga beberapa warga yang bekerja sebagai PNS, wiraswasta, dan pensiunan.
Sedangkan untuk agama yang dianut di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16
Kelurahan Padang Serai mayoritas masyarakatnya beragama islam.
C. SUB SISTEM
1. Lingkungan Fisik
Pemukiman di wilayah RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 pada umumnya
adalah bangunan permanen dengan menggunakan seng, dengan dinding
tembok sedangkan untuk lantai rata-rata menggunakan keramik, tanah,
papan, dan semen. Untuk status kepemilikan rumah milik sendiri tetapi ada
juga beberapa warga yang menyewa dan numpang. Untuk sistem ventilasi
ada dan dipergunakan, tetapi ada juga yang tidak dipergunakan, serta ada
juga yang tidak memiliki ventilasi. Untuk sistem pencahayaan di rumah
pada siang hari umumnya terang dengan adanya jendela-jendela untuk
cahaya masuk ke dalam rumah, namun terdapat beberapa rumah yang
pencahayaannya remang-remang serta gelap.
Sebagian besar rumah di di wilayah RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16
mempunyai perkarangan yang dimanfaatkan dengan menanam bunga,
pohon pelindung, toga, kandang, namun ada juga yang tidak memanfaatkan
halaman. Sedangkan untuk selokan di sekitaran RW 04 RT 13, 14, 15, dan
16 Kelurahan Padang Serai memiliki selokan terbuka dan masih banyak
yang tidak memiliki selokan.
Penduduk di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai
membuang sampah dengan cara di bakar. Tetapi masih banyak juga warga
yang membuang sampah sembarangan. Sebagian besar warga memiliki
tempat penampungan sampah sementara dengan jarak < 5 meter. Penduduk
RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai sebagian besar
memiliki hewan peliharaan seperti ayam, sapi, dan burung. Letak kandang
berada diluar rumah dengan jarak < 5 m dan kondisi terawat. Di wilayah
RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai sumber air warga
semuanya menggunakan sumur. Untuk pemanfaatan air minum sebagian
besar warga mengkonsumsi dengan memasak sendiri dan sebagian

18
menggunakan isi ulang yang di beli dari depot mineral, untuk mandi
penduduk menggunakan air sumur. Tempat penampungan air sementara
penduduk menggunakan bak dan ada yang menggunakan ember serta
gentong, frekuensi membersihkan penampungan air dan bak mandi sebagian
besar dilakukan < 1 minggu sekali. Untuk jarak sumur dengan septic tank
sebagian besar >10 m dan mayoritas penduduk menggunakan WC jenis
leher angsa, frekuensi membersihkan WC sebagian besar setiap hari, namun
terdapat beberapa warga yang tidak membersihkan WC setiap hari, dengan
sistem pembuangan tinja menggunakan septic tank dan ada juga yang
langsung ke sungai.
Analisa :
Rumah sehat menurut Winslow dan APHA ( America Public Health
AssociationI) harus memiliki syarat antara lain pencayahaan, ventilasi,
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan. Menurut pengamatan
yang telah kami lakukan di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang
Serai untuk kriteria rumah sehat di wilayah tersebut sudah cukup baik.
Dilihat dari :
a. Pencahayaan, penduduk menggunakan pencahayaan alami pada siang
hari yang diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan
melalui jendela, cela maupun bagian lain dari rumah yang terbuka yang
mana sinar ini juga mengurangi kelembapan ruangan. Dan penduduk
menggunakan listrik untuk pencahayaan pada malam hari.
b. Ventilasi, sebagian besar rumah penduduk sudah memiliki ventilasi
yang mana ventilasinya dapat dibuka dan ditutup.
c. Atap, sebagian besar menggunakan seng, sehingga kurang cocok untuk
daerah perkotaan karena dapat menimbulkan suhu panas didalam
ruangan.
d. Dinding, untuk dinding rumah penduduk sebagian besar sudah tegak
lurus dan mampu menyesuaikan cuaca yang terjadi seperti saat hujan
rumah tidak meresap dan tidak lembap, tetapi masih ada yang
menggunakan papan.

19
e. Lantai, untuk lantai rumah penduduk sangat beragam, ada yang
menggunakan keramik, ada yang menggunakan semen, dan ada yang
masih menggunakan tanah.
f. Pemanfaatan pekarangan, sebagian besar penduduk sudah cukup baik
memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam bunga dan pohon
pelindung.
g. Sampah, untuk pembuangan sampah biasanya masyarakat membakar
sampahnya masing-masing, tetapi masih banyak masyarakat yang
membuang sampah dengan sembarangan. Setelah kami melakukan
wawancara, sebagian masyarakat mengatakan bahwa wilayah RW 4
sanggat jarang melakukan gotong royong. Hasil observasi didapatkan
penduduk menunjukkan perilaku maladaptif terhadap perubahan
lingkungan dan kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku
sehat, tidak mampu menjalankan perilaku sehat, kurang menunjukkan
minat untuk melakukan perilaku sehat. Hal ini dibuktikan dengan masih
banyaknya penumpukan sampah di pinggir jalan.

Gambar 1: penumpukan sampah di pinggir jalan

20
h. Selokan, di wilayah RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang
Serai sebagian sudah memiliki selokan tetapi masih banyak yang tidak
memiliki selokan dan mayoritas warga membuang air limbah ke
selokan, resapan, dan sembarangan.

Gambar 2: genangan air akibat tidak ada selokan

i. Dari Pengamatan yang telah dilakukan di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16


Kelurahan Padang Serai tentang merokok didapatkan beberapa orang
yang merokok. Perokok hanya dilakukan oleh remaja dan orang
dewasa.
Dilihat dari penyakit terakhir yang di derita komunitas dalam 6 bulan
terakhir ini didapat 3 penyakit terbanyak yaitu batuk pilek, hipertensi, dan
asam urat. Menurut para warga batuk pilek yang muncul karena perubahan
cuaca. Mengenai kesehatan gigi pada anak usia sekolah terdapat beberapa
anak yang memiliki caries dentis dengan anak yang melakukan pemeriksaan
gigi terdapat beberapa anak. Serta kebiasaan jajan pada anak banyak jajan
terbuka disekolah, jajanan cokelat, dan juga yang tidak jajan.
Selain itu, di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai
terdapat jumlah pasangan usia subur sebanyak 329 orang. Pada pasangan
usia subur yang menggunakan kb sebanyak 242. Jenis kontrasepsi yang
digunakan yaitu Suntik, Pil, dan Implan.

21
Masalah Keperawatan :
1. Defisit kesehatan komunitas
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
2. Pelayanan kesehatan dan sosial
Dari hasil Wienshield survey RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan
Padang Serai pusat pelayanan kesehatan yang biasa digunakan adalah
puskesmas. Selain ke puskesmas warga juga pergi ke RS, praktek swasta
seperti praktek dokter, dan bidan/perawat. Saat sakit kebiasaan sebelum
berobat penduduk banyak mengkonsumsi obat bebas di warung tapi ada
juga sebagian mengkonsumsi obat di apotik, dan untuk sumber pendanaan
kesehatan penduduk mayoritas menggunakan BPJS. Pelayanan kesehatan di
Kelurahan Padang Serai ini terdapat 1 Puskesmas, yaitu Puskesmas Padang
Serai. Dikelurahan Padang Serai terdapat kegiatan kesehatan seperti
posyadu dan senam lansia.

Gambar 3: kegiatan senam lansia


3. Ekonomi
Di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai pada
umumnya kepala keluarga (KK) mempunyai mata pencarian sebagian besar
adalah tani/buruh, wiraswasta, dan pensiunan. Jumlah penghasilan rata-rata
tiap bulan dari pendapatan kepala keluarga (KK) rata rata lebih dari
Rp.780.000 setiap bulan.

22
4. Keamanan dan Transportasi
Sarana dan transportasi yang biasa digunakan masyarakat setempat
umumnya menggunakan kendaraan pribadi berupa kendaraan roda dua,
beberapa roda empat, dan berjalan kaki. Untuk keamanan di RW 04 RT 13,
14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai cukup aman dan masyarakat juga
tetap menjaga keamanan.

Gambar 4: Pos Kamling


5. Politik dan Pemerintah
Menurut hasil observasi yang dilakukan di wilayah RW 04 RT 13, 14,
15, dan 16 Kelurahan Padang Serai tidak terdapat anggota partai politik,
untuk pemerintahan diwilayah ini terdapat kantor kelurahan, .
6. Sistem komunikasi
Dari hasil observasi di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan
Padang Serai, masjid merupakan salah satu tempat penyebaran informasi
dan tempat berkumpul. Penduduk RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan
Padang Serai rata-rata sudah memiliki handphone dan TV sebagai alat
komunikasi.
7. Pendidikan
Pada wilayah RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai
memilki sarana pendidikan yang beragam. Pada wilayah ini terdapat sekolah
PAUD, TK, dan Pesantren.

23
Gambar 5: Pesantren Gambar 6: Taman Kanak-kanak
8. Rekreasi
Di wilayah kelurahan Padang Serai tidak terdapat tempat khusus
rekreasi tetapi terdapat beberapa yang memiliki fasilitas rekreasi seperti TV.
Kegiatan rekreasi untuk masyarakat RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16
Kelurahan Padang Serai biasanya menonton TV saat malam hari.
D. PERSEPSI
1. Persepsi Masyarakat
Menurut masyarakat dan ketua RW 04 selama ini masyarakat
berinteraksi sosial dengan baik dan lebih membutuhkan bekerja sama untuk
menciptakan lingkungan yang baik. Masyarakat di wilayah ini juga
mengatakan ingin ada kegiatan untuk meningkatkan kesehatan seperti
adanya pemeriksaan kesehatan, posyandu lansia dan kegiatan gotong royong
yang dilakukan di wilayah RW 04 ini.
2. Persepsi Mahasiswa
Persepsi mahasiswa terhadap lingkungan di RW 04 RT 13, 14, 15, dan
16 Kelurahan Padang Serai sebagian besar dapat dikatakan kurang baik
untuk kesehatan masyarakat. Lingkungan RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16
Kelurahan Padang Serai dapat menimbulkan penyakit seperti pada masalah
lingkungan yang ada, hal itu karena lingkungan di RW 04 RT 13, 14, 15,
dan 16 Kelurahan Padang Serai menunjukkan kurang terawat dan kurang
bersih.

24
E. DATA DEMOGRAFI
1. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin
No Umur Laki2  Perempuan Jumlah Presentase
1 0-12 bulan 12 16 28 2%
2 1-5 tahun 74 134 208 14%
3 6-15 tahun 170 168 338 23%
4 16-25 tahun 73 155 228 16%
5 26-45 tahun 252 151 403 27%
6 46-59 tahun 61 119 180 12%
7 > 60 tahun 31 61 92 6%
JUMLAH 673 804 1477 100%

JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN UMUR


2%
6%
14%
12%
0-12 bulan
1-5 tahun
6-15 tahun
16-25 tahun
23%
26-45 tahun
27%
46-59 tahun
>60 tahun
15%

Dari diagram diatas terlihat bahwa Distribusi Jumlah Penduduk


Berdasarkan Umur di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai
dari umur 0-12 bulan sebanyak 2%, umur 1-5 tahun sebanyak 14%, umur
6-15 tahun sebanyak23%, umur 16-25 tahun sebanyak 16%, umur 26-45
tahun sebanyak 27%, umur 46-59 sebanyak 12% dan diumur lebih dari 60
tahun sebanyak 6%.

JENIS KELAMIN

Laki-laki
46% perempuan

54%

25
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa menurut jenis kelamin di
RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai yaitu laki-laki
sebanyak 46% dan perempuan sebanyak 54%.
2. Distribusi Tingkat Pendidikan
NO TINGKAT JUMLAH PRESENTASE
PENDIDIKAN (%)
1 Tidak pernah sekolah 92 6
2 Belum sekolah 207 14
3 TK 43 3
4 SD 354 24
5 SMP 170 11
6 SMA 468 32
7 Perguruan Tinggi (D1, 143 10
D3, D4, S1, S2)
Jumlah 1477 100

TINGKAT PENDIDIKAN
Tidak pernah sekolah
10% 6%
Belum sekolah
14%
TK

3% SD

32% SMP

SMA
24%
Perguruan Tinggi (D1, D3, D4, S1,
S2)
12%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi menurut tingkat


pendidikan di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai yang
tidak pernah sekolah sebanyak 6%, belum sekolah sebanyak 14%, TK
sebanyak 3%, SD sebanyak 24%, SMP sebanyak 11%, SMA sebanyak
32%, dan perguruan tinggi sebanyak 10%.

26
3. Distribusi Menurut Mata Pencarian

PERSENTASE
NO TINGKAT PENCARIAN JUMLAH
(%)
1 Petani/buruh 234 16
2 TNI/POLRI 3 0
3 PNS 8 0
4 Swasta 221 15
5 Tidak bekerja / pengangguran 424 29
6 Belum bekerja 575 39
7 Pensiunan 12 1
JUMLAH 1477 100

MATA PENCARIAN
Petani/buruh
1%
TNI/POLRI
16%
0%
PNS
1%

Swasta
39%
15% Tidak bekerja /
pengangguran

Belum bekerja

Pensiunan
29%

Dari diagram diatas terlihat bahwa Distribusi Menurut Mata


Pencarian di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai yaitu
petani sebanyak 16%, TNI/POLRI sebanyak 0%, PNS sebanyak 0%,
swasta sebanyak 15%, tidak bekerja/pengangguran sebanyak 29%, belum
bekerja sebanyak 39%, dan pensiunan sebanyak 1%.

4. Distribusi Berdasarkan Agama

27
NO AGAMA JUMLAH PERSENTASE (%)
1 Islam 1404 95
2 Budha 0 0
3 Katolik 6 0
4 Kristen 67 5
5 Hindhu 0 0
JUMLAH 1477 100

AGAMA
0%
5%

Islam
Budha
Katolik
Kristen
Hindhu

95%

Dari diagram diatas terlihat bahwa Distribusi Berdasarkan Agama


RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai yang beragama
islam sebanyak 95% yang beragama kristen sebanyak 5%,katolik sebanyak
0%, budha sebanyak 0%, dan yang beragama hindhu sebanyak 0%.
F. DATA EKONOMI
1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pemasukan Keluarga Perbulan
PEMASUKAN PERSENTASE
NO JUMLAH
PERBULAN (%)
1 < Rp. 780.000 28 6
2 ≥ Rp 780.000 – Rp 5.160.000 442 93
3 ≥ Rp 5.160.000 4 1
JUMLAH 474 100

28
PEMASUKAN KELUARGA
1%
6%

< Rp. 780.000


≥ Rp 780.000 – Rp 5.160.000
≥ Rp 5.160.000

93%

Dari diagram diatas terlihat bahwa Distribusi Berdasarkan


Pemasukan keluarga di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang
Serai yang memiliki pemasukan < Rp. 780.000 sebanyak 6%, yang
memiliki pemasukan ≥ Rp 780.000 – Rp 5.160.000 sebanyak 93%, dan
yang memiliki pemasukan ≥ Rp 5.160.000 sebanyak 1%.
2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pengeluaran Keluarga Perbulan
PENGELUARAN PERSENTASE
NO JUMLAH
PERBULAN (%)
1 < Rp. 780.000 53 11
2 ≥ Rp 780.000 – Rp 5.160.000 416 88
3 ≥ Rp 5.160.000 5 1
JUMLAH 474 100

PENGELUARAN KELUARGA
1%

11%

< Rp. 780.000


≥ Rp 780.000 – Rp 5.160.000
≥ Rp 5.160.000

88%

29
Dari diagram diatas terlihat bahwa Distribusi Berdasarkan
Pengeluaran keluarga di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang
Serai yang memiliki pengeluaran < Rp. 780.000 sebanyak 11%, yang
memiliki pengeluaran ≥ Rp 780.000 – Rp 5.160.000 sebanyak 88%, dan
yang memiliki pengeluaran ≥ Rp 5.160.000 sebanyak 1%.
G. DATA LINGKUNGAN FISIK
1. Perumahan
1. Tipe Perumahan

NO TIPE RUMAH JUMLAH PERSENTASE (%)


1 Permanen 426 90
2 Semi Permanen 43 9
3 Tidak Permanen 5 1
JUMLAH 474 100

TIPE PERUMAHAN
1%

9%

Permanen
Semi permanen
Tidak permanen

90%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi tipe perumahan di RW


04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai adalah Permanen
90%, semi permanen 9%, dan tidak permanen 1%.
2. Status kepemilikan rumah

N KEPEMILIKAN JUMLA PERSENTASE


O RUMAH H (%)
1 Milik Sendiri 421 89
2 Numpang 18 4
3 Sewa 35 7
JUMLAH 474 100

30
KEPEMILIKAN RUMAH
7%
4%

milik sendiri
numpang
sewa

89%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi kepemilikan rumah di


RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai yaitu Milik
sendiri 89%, numpang 4% dan masih sewa 7%.
3. Jenis lantai

N PERSENTASE
JENIS LANTAI JUMLAH
O (%)
1 Tanah 4 1
2 Papan 10 2
3 Keramik 308 65
4 Semen/plasteran 152 32
JUMLAH 474 100

JENIS LANTAI
1% 2%
tanah

32% papan

keramik

semen / plasteram
65%

Dari data diagram di atas terlihat bahwa distribusi jenis lantai di


RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai. Didapatkan
hasil jenis lantai tanah 1% , papan 2% ,Keramik 65% dan semen/
Plesteran 32%.

31
4. Sistem ventilasi

NO JENDELA JUMLAH PERSENTASE (%)


1 Ada, digunakan 450 95
2 Ada, tidak digunakan 22 5
3 Tidak ada 2 0
JUMLAH 474 100

VENTILASI
0%
5%

ada digunakan
ada tidak digunakan
tidak ada

95%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi ventilasi di RW 04 RT


13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai. Didapatkan hasil ada
ventilasi dan digunakan 95%, ada ventilasi tetapi tidak digunakan 5%,
dan tidak ada ventilasi 0%.
5. Sistem pencahayaan rumah pada siang hari

NO PENCAHAYAAN JUMLAH PERSENTASE (%)


1 Terang 440 93
2 Remang-remang 32 7
3 Gelap 2 0
JUMLAH 474 100

PENCAHAYAAN
0%

7%

Terang
Remang-remang
Gelap

93%

32
Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi sistem pencahayaan
rumah pada siang hari di R RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan
Padang Serai. Didapatkan hasil Pencahayaan terang 93%, remang-
remang 7% dan gelap 0%.
6. Jarak rumah dengan tetangga
No Jarak Rumah Jumlah Presentase (%)
1 Bersatu 58 12
2 Dekat (1-2) 215 45
3 Terpisah (5m) 201 43
Jumlah 474 100

JARAK RUMAH
12%

Bersatu
42% Dekat(1-2 m)
Terpisah(5m)

45%

Dari diagram diatas terlihat bahwa jarak rumah dengan tetangga di


RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai. Didapatkan hasil
bersatu dengan tetangga 12%, dekat dengan tetangga 45% dan terpisah
dengan tetangga 43%.
7. Halaman di sekitar rumah

NO HALAMAN JUMLAH PERSENTASE (%)


1 Ada dimanfaatkan 424 89
Ada tidak
2 dimanfaatkan 46 10
3 Tidak ada 4 1
JUMLAH 474 100

33
HALAMAN DISEKITAR
1%

10%

Ada di manfaatkan
Ada tidak dimanfaatkan
Tidak ada

89%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi halaman disekitar


rumah di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai.
Didapatkan hasil ada halaman rumah yang dimanfaatkan 89%, ada
halaman tidak dimanfaatkan 10%, tidak ada halaman 1%.
8. Pemanfaatan pekarangan rumah

N PEMANFAATAN
JUMLAH PERSENTASE (%)
O PEKARANGAN
1 Pohon lindung 115 24
2 Bunga 287 61
3 Toga 21 5
4 Kolam 0 0
5 Kandang 2 0
6 Tidak dimanfaatkan 49 10
JUMLAH 474 100

PEMANFAATAN PERKARANGAN
0% 10%

4% 24% Pohon lindung

Bunga

Toga

Kolam

Kandang

Tidak dimanfaatkan

61%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi pemanfaatan


perkarangan rumah di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang
Serai. Didapatkan hasil ada pohon pelindung 24%, bunga 61%, toga 5%,
kolam 0%, kandang 0%, perkarangan tidak dimanfaatkan 10%

34
2. Sumber air bersih
a. Sumber air untuk memasak dan minum

NO SUMBER AIR JUMLAH PERSENTASE (%)


1 PAM 0 0
2 Sumur 330 70
3 Air Sungai 0 0
4 Air Mineral 144 30
JUMLAH 474 100
\

SUMBER AIR MEMASAK DAN MINUM

30%

PAM

Sumur

Air sungai

Air mineral
70%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi sumebr air untuk


masak dan minum di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang
Serai. Didapatkan hasil PAM 0%, sumur 70%, air sungai 0%,air
mineral 30%.
b. Sistem pongolahan air minum

No PENGOLAHAN AIR JUMLAH PERSENTASE


MINUM %
1 Dimasak 342 72
2 Tidak dimasak 132 28
Jumlah 474 100

PENGOLAHAN AIR MINUM

28%

Dimasak Tidak dimasak

72%

35
Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi pengolahan air minum
di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai. Didapatkan
hasil Air yang dimasak 72% dan air tidak dimasak 28%.
c. Sumber air untuk mandi dan mencuci

N SUMBER AIR PERSENTASE


JUMLAH
O MANDI/CUCI (%)
1 PAM 0 0
2 Sumur 474 100
3 Air Sungai 0 0
JUMLAH 474 100

SUMBER AIR MANDI DAN MENCUCI

PAM
Sumur
Air sungai

100%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi sumber air untuk


mandi dan mencuci di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang
Serai. Didapatkan hasil 100% menggunakan sumur.
d. Jarak sumber air dengan septic tank

No JARAK SEPTIC JUMLAH PERSENTASE (%)


TANK
1 Kurang dari 10 meter 218 46
2 Lebih dari 10 meter 256 54
3 Tidak ada 0 0
JUMLAH 474 100

JARAK SEPTIC TANK

Kurang dri 10 meter


46%

54%
Lebih dari 10 meter

Tidak ada

36
Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi jarak sumber air
dengan septic tank di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang
Serai yang berjarak kurang dari 10 meter itu berjumlah 46%, dan yang
lebih dari 10 meter 54%.
e. Tempat penampungan air sementara

N PERSENTASE
PENAMPUNG AIR JUMLAH
O (%)
1 Bak 208 44
2 Ember 247 52
3 Gentong 16 3
4 Lain-lain (tedmon) 3 1
JUMLAH 474 100

PENAMPUNGAN AIR SEMENTARA


1%
3%

Bak
Ember
44% Gentong
Lain-lain

52%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi penampungan air


sementara di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai
warga yang menggunakan penampungan air sementara terbanyak yaitu
bak sebanyak 44%,kemudian ember 52%, dan gentong 3%, serta ada
juga yang menggunakan lain-lain (tedmon) itu berjumlah 1%.
f. Kondisi tempat penampungan air sementara

NO KONDISI TEMPAT JUMLAH PERSENTASE


PENAMPUNG (%)
1 Tertutup 123 26
2 Terbuka 351 74
Jumlah 474 100

37
KONDISI TEMPAT PENAMPUNGAN AIR

26%

Terbuka

Tertutup

74%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi kondisi tempat


penampungan air sementara di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan
Padang Serai kondisi tempat penampungan air sementara terbanyak
yang terbuka berjumlah 74% dan penampungan air yang tertutup
berjumlah 26%.
g. Frekuensi membersihkan tempat penampungan air dan bak mandi

N MEMBERSIHKAN JUMLA PERSENTAS


O PENAMPUNG AIR H E (%)
1 Kurang dari 1 minggu sekali 371 78
2 Lebih dari 1 minggu 102 22
3 Tidak pernah 1 0
JUMLAH 474 100

FREKUENSI MEMBERSIHKAN
0%

22%

Kurang dari 1 minngu sekali

Lebih dari 1 minggu

78% Tidak pernah

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi frekuensi


membersihkan tempat penampungan air dan bak mandi di RW 04 RT
13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai untuk warga yang
membersihkan bak kurang dari 1 minggu sebanyak 78%, dan lebih dari

38
1 minggu sebanyak 22% dan warga yang tidak pernah membersihkan
bak sebanyak 0%
h. Kondisi air

NO KONDISI AIR JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Berwarna 38 8

2 Berbau 17 4

3 Berasa 0 0

Tidak berasa/ tidak


4 berwarna/tidak berbau 419 88

JUMLAH 474 100

KONDISI AIR
8%
Berwarna
4%

Berbau

Berasa

Tidak berasa/tidak
berwarna/tidak berbau

88%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi kondisi air di RW 04


RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai dengan kondisi air

39
berwarna 8%, berbau 4%, dan berasa 0% serta tidak
berasa/berbau/berwarna itu terbanyak yaitu 88%.

3. Sistem pembuangan sampah


a. Pembuangan sampah

N SISTEM PEMBUANGAN PERSENTASE


JUMLAH
O SAMPAH (%)
1 Tempat pembuangan umum 70 19
2 Di sungai 0 0
3 Ditimbun 4 1
4 Dibakar 294 79
5 Disembarang Tempat 6 1
JUMLAH 474 100

PEMBUANGAN SAMPAH
2%

Tempat pembuangan umum


19%

1% Di sungai

Ditimbun

Dibakar

Disembarang Tempat
79%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi pembuangan sampah


di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai didapat warga
yang membuang sampah ditempat pembuangan umum atau diambil
oleh petugas kebersihan yaitu sebanyak 19%, disungai 0 %, ditimbun
1%, dan dibakar sebanyak 79%, serta ada juga warga yang membuang
sampah disembarang tempat yaitu sebanyak 1 %.

40
b. Tempat penampungan sampah sementara
PENAMPUNG PERSENTASE
NO JUMLAH
SEMENTARA (%)
1 Ada 433 91
2 Tidak ada/ sembarang 41 9
JUMLAH 474 100

TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA


9%

Ada
Tidak ada/Sembarang

91%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi kondisi tempat


penampungan sampah sementara di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16
Kelurahan Padang Serai untuk penampungan sampah sementara warga
sudah ada yang memiliki itu sebanyak 91%, dan yang tidak ada atau
membuang disembarang tempat sebanyak 9%.
c. Kondisi tempat penampungan sampah sementara
KONDISI TEMPAT PERSENTASE
NO JUMLAH
PENAMPUNG (%)
1 Tertutup 42 9
2 Terbuka 432 91
JUMLAH 474 100

KONDISI TEMPAT PENAMPUNGAN

9%

Tertutup
Terbuka

91%

41
Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi tempat penampungan
sampah sementara di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang
Serai dengan kondisi penampungan terbuka sebanyak 91% dan yang
kondisi penampungan tertutup sebanyak 9%.

d. Jarak tempat penampungan sampah dengan rumah


JARAK DENGAN PERSENTASE
NO JUMLAH
RUMAH (%)
1 Kurang dari 5 meter 309 65
2 Lebih dari 5 meter 165 35
JUMLAH 474 100

JARAK DENGAN RUMAH

35% Kurang dari 5 meter

Lebih dari 5 meter

65%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi jarak tempat


penampungan sampah dirumah warga RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16
Kelurahan Padang Serai untuk jarak tempat penampungan sampah
dengan rumah jarak lebih dari 5 meter sebanyak 35% dan jarak kurang
dari 5 meter sebanyak 65%.
e. Pengelolaan kaleng dan barang bekas
N PEMBUANGAN PERSENTAS
JUMLAH
O KALENG BEKAS E (%)
1 Dibiarkan berserakan 76 16
2 Ditimbun 398 84
JUMLAH 474 100

42
PENGELOLAAN KALENG DAN BARANG BEKAS

16%

Dibiarkan berserakan
Ditimbun

84%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi pengolaan kaleng dan


barang bekas di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai
dengan pengolaan kaleng dan barang bekas itu dengan dibiarkan
berserakan sebanyak 16% dan ada juga ditimbun sebanyak 84 %.
f. Kegiatan gotong royong
N GOTONG PERSENTASE
JUMLAH
O ROYONG (%)
1 Kurang dari 3 bulan 306 65
2 Lebih dari 3 bulan 156 33
3 Tidak pernah 12 2
JUMLAH 474 100

GOTONG ROYONG

3%

Kurang dari 3 bulan


33%

Lebih dari 3 bulan

65% Tidak pernah

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi kegiatan gotong


royong di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai untuk
kegiatan gotong royong itu dilakukan kurang dari 3 bulan sebanyak
65% dan untuk yang lebih dari 3 bulan sekali 33% dan tidak pernah
gotong royong 2%.
4. Sistem pembuangan kotoran rumah tangga

43
a. Kebiasaan keluarga buang air besar

KEBIASAAN PERSENTASE
NO JUMLAH
BAB (%)
1 WC 474 100
2 Sungai / pantai 0 0
3 Sembarang Tempat 0 0
JUMLAH 474 100

KEBIASAAN BAB

Wc
Sungai
Sembarag tempat

100%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi kebiasaan keluarga


buang air besar di RW 04 RT 13,14,15 dan 16 Kelurahan Padang Serai
Kota Bengkulu dilakukan di WC 100% dansungai 0% dan sembarang
tempat 0%.
b. Jenis jamban yang digunakan
JENIS
NO JUMLAH PERSENTASE (%)
JAMBAN
1 Cemplung 0 0
2 Wc duduk 18 4
3 Leher Angsa 456 96
4 Lain-lain 0 0
JUMLAH 474 100

44
JENIS JAMBAN
4%

Cemplung
wc duduk
Leher angsa
Lain-lain

96%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi jenis jamban yang


digunakan di RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota
Bengkulu. untuk jenis jamban yang digunakan warga yaitu cemplung
sebanyak 0%, WC duduk sebanyak 4%, leher angsa sebanyak 96% dan
lain-lain sebanyak 0%.

c. Frekuensi membersihkan WC
No MEMBERSIHKAN JUMLAH PERSENTASE
WC (%)
1 Setiap hari 255 54
2 Kadang-kadang 219 46
3 Tidak pernah 0 0
Jumlah 474 100

Frekuensi membersihkan WC

Setiap hari
46%
Kadang-kadang
54%

Tidak pernah

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi frekuensi


membersihkan wc di RW 04 RT 13,14,15 dan 16 Kelurahan Padang

45
Serai Kota Bengkulu. untuk kegiatan membersihkan wc dilakukan
setiap hari itu sebanyak 54%, kadang-kadang 46%, serta warga yang
tidak pernah membersihkan wc itu sebanyak 0%.
d. Sistem pembuangan tinja
TEMPAT PERSENTASE
NO JUMLAH
PEMBUANGAN (%)
1 Septictank 474 100
2 Sungai 0 0
3 Kolam 0 0
4 Lain-lain (pantai) 3 0
JUMLAH 474 100

Tempat pembuangan tinja

Septictank
sungai
kolam
Lain-lain (pantai)

100%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi sistem pembuangan


tinja di RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota
Bengkulu untuk sistem pembuangan tinja menggunakan septic tank
sebanyak 100%,sungai 0%, kolam 0% dan lain-lain 0%.
e. Sistem pembuangan air limbah (SPAL)
TEMPAT PERSENTASE
NO JUMLAH
PEMBUANGAN (%)
1 Resapan 172 36
2 Selokan/got 280 59
3 Sungai/kolam 9 2
4 Sembarang Tempat 13 3
JUMLAH 474 100

46
Tempat pembuangan limbah
2%
3%

Resapan
36% Selokan/got
Sungai dan kolam
Sembarang tempat

59%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi sistem pembuangan


air limbah (SPAL)di RW 04 RT 13,14,15,dan 16 Kelurahan Padang
Serai Kota Bengkulu. untuk tempat pembuangan air limbah warga
setempat banyak sungai/kolam sebanyak 2%, selokan/got sebanyak
59%, sembarang tempat 3% dan resapan sebanyak 36%.
f. Kondisi sarana pembuangan air limbah (SPAL)
PERSENTASE
NO KONDISI SPAL JUMLAH
(%)
Terbuka dan
233 49
1 mengalir
Terbuka dan
230 49
2 tergenang
3 Tertutup 11 2
JUMLAH 44 100

Kondisi SPAL
2%

Terbuka dan mengalir


Terbuka dan menggenang
Tertutup
49%
49%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi kondisi sarana


pembuangan air limbah di RW 04 RT 13,14,15 dan 16 Kelurahan
Padang Serai Kota Bengkulu. untuk kondisi pembuangan limbah warga
setempat itu terlihat terbuka dan mengalir sebanyak 49%, dan terlihat

47
tertutup sebanyak 2%, serta selokan yang terbuka dan tergenang
sebanyak 49%.
5. Hewan peliharaan
a. Kepemilikan Hewan ternak
N PERSENTAS
HEWAN PELIHARAAN JUMLAH
O E (%)
Ada (ayam, kucing,
195
1 burung, dan sapi) 41
2 Tidak ada 279 59
JUMLAH 474 100

Hewan peliharaan

41%

Ada (ayam,burung,kucing)

59%

tidak ada

Dari diagram diatas kepemilikan hewan peliharaan yaitu ada


sebanyak 41% dan tidak sebanyak 59%.
b. Letak Kandang
N PERSENTASE
LETAK KANDANG JUMLAH
O (%)
1 Dalam rumah 25 13
2 Luar rumah 170 87
JUMLAH 195 100

Letak kandang

13%

Dalam rumah
Luar rumah

87%

48
Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi letak kandang
peliharaan di RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota
Bengkulu. untuk letak dari kandang hewan peliharaan itu terletak di
diluar rumah sebanyak 87% dan terletak didalam rumah sebanyak 13%.
c. Jarak kandang
N PERSENTASE
JARAK KANDANG JUMLAH
O (%)
1 Kurang dari 5 meter 108 55
2 Lebih dari 5 meter 87 45
JUMLAH 195 100

Jarak kandang

kurang dari 5 meter


45% lebih dari 5 meter

55%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi jarak kandang


peliharaan di RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai
Kota Bengkulu. untuk jarak antara kandang peliharaan dan rumah
kurang dari 5 meter sebanyak 55 % dan jaraknya lebih dari 5 meter
45%.
d. Kondisi kandang
KONDISI PERSENTASE
NO JUMLAH
KANDANG (%)
1 Terawat 181 93
2 Tidak terawatt 14 7
JUMLAH 8 100

49
Kondisi kandang
7%

Terawat
Tidak terawat

93%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi kondisi kandang di


RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu.
kondisi kandang peliharaan warga itu yang terawat sebanyak 93% dan
terdapat juga yang tidak terawat sebanyak 7%.

H. KONDISI KESEHATAN UMUM


1. Pelayanan Kesehatan
a. Sarana kesehatan yang paling dekat

SARANA
PERSENTASE
NO KESEHATAN JUMLAH
(%)
TERDEKAT
1 Puskesmas 358 76
2 Rumah Sakit 8 2
3 Praktek Swasta 96 20
4 Balai Pengobatan 7 1
5 Lain-lain 5 1
JUMLAH 474 100

50
Sarana kesehatan Terdekat
1% 1%

20%
Puskesmas
Rumah sakit
Praktek swasta
2% Balai pengobatan
Lain-lain

76%

Dari diagram diatas terlihat bahwa Distribusi Sarana Kesehatan


Terdekat di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Sarana
kepuskesmas sebanyak 76%, rumah sakit sebanyak 2%, praktek swasta
sebanyak 20%, balai pengobatan sebanyak 1% dan lain-lain sebanyak 1%.
b. Tempat berobat keluarga

N TEMPAT BEROBAT PERSENTASE


JUMLAH
O KELUARGA (%)
1 Puskesmas 266 56
2 Rumah Sakit 16 3
3 Dokter Praktik Swasta 57 12
4 Bidan atau Perawat 125 26
5 Balai Pengobatan 7 2
6 Dukun/ orang pintar 3 1
JUMLAH 474 100
TEMPAT BEROBAT KELUARGA
1% 1%

Puskesmas

26% Rumah sakit

Dokter praktik keluarga

56% Bidan/Perawat

12% Balai pengobtan/poliklinik

3%
Dukun

51
Dari diagram diatas terlihat bahwa Distribusi Tempat Berobat
Keluarga di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai. Yang
berobat di puskesmas 56%, rumah sakit 3%, di dokter praktek swasta 12%,
ditempat bidan atau perawat 26%, dibalai pengobatan/poli klinik 2%, dan
ditempat dukun/orang pintar1 %.
c. Kebiasaan sebelum berobat

KEBIASAAN SEBELUM PERSENTASE


NO JUMLAH
BEROBAT (%)
1 Beli obat bebas 307 63
2 Jamu 12 3
3 Tidak ada 165 34
JUMLAH 474 100

KEBIASAAN SEBELUM BEROBAT

34%
Beli obat bebas
Jamu
Tidak ada

63%

2%

Dari diagram diatas terlihat bahwa Distribusi kebiasaan sebelum


berobat di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai. Beli
obat bebas 63%, jamu 3%, dan tidak ada sebanyak 34%.
d. Sumber Pendanaan Kesehatan Keluarga

PENDANAAN PERSENTASE
NO JUMLAH
KESEHATAN (%)
1 ASKES 111 96
2 Dana sehat 18 0
3 BJPS/Askin/Jamkesmas 228 2
4 Umum 117 2
JUMLAH 474 100

52
PENDANAAN KESEHATAN

25%
23%

ASKES
Dana sehat
BJPS/Askin/Jamkesmas
Umum
4%

48%

Dari diagram diatas terlihat bahwa Distribusi pendanaan kesehatan


di RW 04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai. ASKES 23%,
dana sehat 4%, BJPS/ASKIN/JAMKESMAS 48% dan umum 25%.

e. Penyakit yang sering diderita keluarga dalam 6 bulan terakhir

PERSENTASE
NO JENIS PENYAKIT JUMLAH
(%)
1 Batuk Pilek 262 55
2 Asma 5 1
3 TB 1 0
4 Thypoid 8 2
5 Asam Urat 21 4
6 Rematik 10 2
7 Hipertensi 57 12
8 Lain-lain 40 9

53
9 Tidak ada 70 15
JUMLAH 474 100

JENIS PENYAKIT

15%
Batuk Pilek
Asma
TB
8%
Thypoid
Asam Urat
Rematik
55% Hipertensi
12% Lain-lain
Tidak ada

2% 4%

2% 0% 1%

Dari diagram diatas terlihat bahwa Distribusi jenis penyakit di RW


04 RT 13, 14, 15, dan 16 Kelurahan Padang Serai. Batuk pilek 55%,
asma 1%, TB 0%, thypoid 2%, asam urat 4%, rematik 2%, hipertensi
12%, lain-lain 9%, dan tidak ada 15%.

2. Ibu Hamil dan Menyusui


a. Jumlah pasangan usia subur
PERSENTASE
NO PUS JUMLAH
(%)
1 Ya 329 74
2 Tidak 116 26
JUMLAH 445 100

54
Pasangan usia subur

26%

Ya
Tidak

74%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi jumlah pasangan usia


subur di RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota
Bengkulu. terdapat jumlah pasangan usia subur sebanyak 74% dan
tidak subur 26%.
b. Pasangan usia subur yang menjadi akseptor KB
PERSENTASE
NO AKSEPTOR KB JUMLAH
(%)
1 Ya, menggunakan KB 265 60
2 Tidak, menggunakan KB 180 40
JUMLAH 445 100

Akseptor KB

40% Ya,Menggunakan KB
Tidak menggunakan KB

60%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi pasangan usia subur


yang menjadi akseptor kb di RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan
Padang Serai Kota Bengkulu. Pasangan usia subur yang menggunakan
kb sebanyak 60% dan tidak menggunakan kb sebanyak 40%.
c. Jenis Kontrasepsi
N JENIS
JUMLAH PERSENTASE (%)
O KONTRASEPSI
1 IUD 1 1

55
2 Suntik 195 73
3 Pil 55 21
4 Susuk/Implant 6 2
5 Tubektomi 1 1
6 Kalender 7 2
7 Tidak ada 0 0
JUMLAH 265 100

Jenis Kontrasepsi
1% 2% 1%
2%

IUD
Suntik
21%
Pil
Susuk/implant
Tubektomi
Kalender
Tidak ada

73%

Dari diagram diatas terlihat bahwa di RW 04 RT 13,14,15, dan 16


Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu untuk jenis kontrasepsi
menggunakan IUD sebanyak 1%, suntik sebanyak 73%, pil sebanyak
21%, susuk/implan sebanyak 2%, tubektomi sebanyak 1% dan kalender
sebanyak 2 %, tidak ada 0%.
d. Jumlah Ibu Hamil
N JUMLAH IBU
JUMLAH PERSENTASE (%)
O HAMIL
1 Ya 14 100
2 Tidak, tidak hamil 0 0
JUMLAH 14 100

56
Jumlah ibu hamil

Ya
Tidak hamil

100%

Dari diagram diatas terlihat bahwa jumlah ibu hamil di RW 04 RT


13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu. itu terdapat
ibu hamil ya sebanyak 100% dan tidak sebanyak 0%.
e. Usia Kehamilan

NO Usia Kehamilan JUMLAH PERSENTASE (%)


1 Trimester I 5 36
2 Trimester II 4 29
3 Trimester III 5 36
JUMLAH 14 100

Usia Kehamilan

36% 36%
Trimester I
Trimester II
Trimester III

28%

Dari diagram diatas terlihat bahwa jumlah usia Kehamilan di RW


04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu. itu
terdapat Usia Kehamilan Trimester I 36%, Trimester II 29%, dan
Trimeseter III 36%.

f. Frekuensi Kehamilan
N
Frekuensi JUMLAH PERSENTASE (%)
O
1 I 4 29
2 II 5 35
3 III 3 22
4 Lebih dari III 2 14
JUMLAH 14 100

57
frekuensi Kehamilan

14%

29%
I
II
III
22% > III

35%

Dari diagram diatas terlihat bahwa Frekuensi Kehamilan di RW 04


RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu. itu
terdapat Frekuensi Kehamilan I 29%, II 35%, dan III 22% dan > III
14%.
g. Usia Ibu Hamil
PERSENTASE
NO Usia JUMLAH
(%)
1 Kurang dari 20 Tahun 1 1
2 20-35 Tahun 12 98
3 > 35 Tahun 1 1
JUMLAH 14 100

Usia ibu hamil


1% 1%

< 20 Tahun
20-35 Tahun
> 35 Tahun

98%

Dari diagram diatas terlihat bahwa Usia ibu hamil di RW 04 RT


13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu. itu terdapat <
20 tahun sebanyak 1%, 20-35 Tahun 98%, dan > 35 Tahun 1%.
h. Jarak Kehamilan

NO Usia JUMLAH PERSENTASE (%)


1 Kurang dari 2 tahun 2 14
2 > 2 tahun 12 86

58
JUMLAH 14 100

Jarak Kehamilan hamil

14%

< 2 Tahun
> 2 Tahun

86%

Dari diagram diatas terlihat bahwa Jarak Kehamilan di RW 04 RT


13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu. itu terdapat <
2 tahun sebanyak 14%, > 2 Tahun 86%.
i. Tempat Periksa Kehamilan
PERSENTASE
NO Tempat JUMLAH
(%)
1 Puskesmas 2 14
2 Bidan 9 64
3 Lainnya 3 22
4 Tidak Pernah 0 0
JUMLAH 14 100

Tempat Periksa Kehamilan

14%
22%

Puskesmas

Bidan

Lainnya

Tidak Pernah

64%

Dari diagram diatas terlihat bahwa tempat periksa kehamilan di


RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu.
itu terdapat di Puskesmas 14%, Bidan 64%, Lainnya 22% dan Tidak
Pernah 0%.
j. Frekuensi Periksa Kehamilan
PERSENTASE
NO Frekuensi JUMLAH
(%)
1 2 kali 7 50

59
2 4 kali atau lebih 7 50
3 Tidak Pernah 0 0
JUMLAH 14 100

Frekuensi Periksa Kehamilan

2 kali
4 kali atau lebih
Tidak Pernah
50% 50%

Dari diagram diatas terlihat bahwa frekuensi periksa kehamilan di


RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu.
itu terdapat 2 kali sebanyak 50% dan 4 kali atau lebih sebanyak 50%.
k. Imunisasi Tetanus
PERSENTASE
NO Frekuensi JUMLAH
(%)
1 Lengkap 7 50
2 Tidak Lengkap 7 50
JUMLAH 14 100

Imunisasi tetanus

Lengkap
Tidak Lengkap
50% 50%

Dari diagram diatas terlihat bahwa Imunisasi tetanus di RW 04 RT


13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu. itu terdapat
yang lengkap sebanyak kali 50% dan tidak lengkap sebanyak 50%.
l. Pil Penambah Darah
PERSENTASE
NO Frekuensi JUMLAH
(%)
1 Diminum setiap hari 8 57
2 Kadang-kadang 2 14

60
3 Tidak pernah 4 29
JUMLAH 14 100

Pil Penambah Darah

29%

Diminum setiap hari


Kadang-kadang
Tidak Pernah

57%

14%

Dari diagram diatas terlihat bahwa Pil penambah darah pada ibu
hamil di RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota
Bengkulu. itu terdapat yang minum pil penambah darah ibu hamil
diminum setiap hari sebanyak 57%, kadang-kadang 14% dan tidak
pernah 29%.
m. Penyakit yang diderita ibu hamil
PERSENTASE
NO Frekuensi JUMLAH
(%)
1 Hipotensi 3 21
2 Hipertensi 0 0
3 Anemia 0 0
4 Bengkak 0 0
5 Mual muntah 4 29
6 Varises 0 0
7. Lainnya (Batuk) 1 7
8. Tidak ada keluhan 6 43
JUMLAH 14 100

61
Penyakit yang diderita ibu hamil

21%
Hipotensi
Hipertensi
anemia
Bengkak
43%
mual muntah
Varises
Batuk
Tidak ada keluhan

29%

7%

Dari diagram diatas terlihat bahwa penyakit yang diderita ibu hamil
di RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu.
itu terdapat beberapa penyakit yang diderita ibu hamil diantaranya yaitu
hipotensi sebanyak 21%, Hipertensi 0%, anemia 0%, Bengkak 0%,
Mual Muntah 29%, Varises 0%, batuk 7%, Tidak ada keluhan 43%.
n. Jumlah Ibu Menyusui
PERSENTASE
NO Frekuensi JUMLAH
(%)
1 Ya,meneteki 55 90
2 Ya, Tidak Meneteki 6 10
JUMLAH 61 100

jumlah ibu menyusui


10%

Ya, Meneteki
Tidak Meneteki

90%

Dari diagram diatas terlihat bahwa jumlah ibu menyusui di RW 04


RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu. itu
terdapat 90% dengan ibu menyusui dan 10% ibu yang tidak menyusui.

62
o. Alasan Tidak Menyusui

NO Frekuensi JUMLAH PERSENTASE (%)


1 ASI sedikit 5 83
Puting susu lecet atau
2 terbenam 0 0
3 Tidak boleh oleh suami 0 0
4 Menjaga penampilan 0 0
5 Bekerja 0 0
6. Sakit 1 17
JUMLAH 6 100

Alasan tidak menyusui

17%

ASI sedikit
Puting susu lecet
Tidak boleh oleh suami
mejaga penampilan
bekerja
Sakit

83%

Dari diagram diatas terlihat bahwa alasan tidak menyusui di RW 04


RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu. itu
karena ASI sedikit 83%, Puting susu lecet 0%, tidak boleh oleh suami
0%, menjaga penampilan 0%, bekerja 0%, dan sakit 17%.
p. Lama ibu menyusui
PERSENTASE
NO Frekuensi JUMLAH
(%)
1 Kurang dari 1 bulan 2 4
2 1-4 bulan 5 9
3 5-12 bulan 25 45
4 Lebih dari 12 bulan 23 42
JUMLAH 55 100

63
lama ibu menyusui

4%
9%

kurang dari 1 bulan


1-4 bulan
42% 5-12 bulan
lebih dari 12 bulan

45%

Dari diagram diatas terlihat bahwa lama ibu menyusui yaitu


kurang dari 1 bulan 4%, 1-4 bulan 9%, 5-12 bulan 45%, dan lebih dari
12 bulan 42%.
q. Pengetahuan tentang ASI eksklusif
PERSENTASE
NO Pengetahuan JUMLAH
(%)
1 Tahu 54 89
2 Tidak tahu 7 11
JUMLAH 61 100

Pengetahuan Tentang ASI


11%

Tahu
Tidak tahu

89%

Dari diagram diatas terlihat bahwa pengetahuan tentang ASI


eksklusif yaitu tahu 89%, dan Tidak tahu 11%.

64
r. Cara Perawatan payudara selama menyusui
PERSENTASE
NO Pengetahuan JUMLAH
(%)
1 Dengan Air hangat 32 52
2 Dengan Baby Oil 18 30
3 Lain-lain 1 2
4 Tidak Pernah 10 16
JUMLAH 61 100

Perawatan Payudara

16%

2%
Dengan Air Hangat
Dengan Baby Oil
Lain-lain
Tidak Pernah
52%

30%

Dari diagram diatas terlihat Tentang Perawatan Payudara yaitu


dengan air hangat 52%, dengan Baby oil 30%, lain-lain 2%, tidak
pernah 16%.
s. Cara Menyusui yang benar
PERSENTASE
NO Pengetahuan JUMLAH
(%)
1 Sambil Berbaring 28 46
2 Posisi duduk 22 36
3 Sesuka hati 11 18
JUMLAH 61 100

Cara menyusui yang benar

18%

Sambil berbaring
Posisi Duduk
46% Sesuka Hati

36%

65
Dari diagram diatas terlihat Tentang cara menyusui yang benar
yaitu dengan sambil berbaring 46%, dengan posisi duduk 36%, sesuka
hati 18%.
3. Bayi dan balita
a. Jumlah balita

NO JUMLAH BALITA JUMLAH PERSENTASE (%)


1 Ya, tergolong balita 236 100
2 Tidak tergolong balita 0 0
JUMLAH 236 100

Jumlah balita

Ya,Tergolong balita
Tidak,Tergolong balita

100%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi kesehatan balita di


RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu
sebanyak 100%yang tergolong balita dan 0% tidak tergolong.
b. Umur balita

NO UMUR BALITA JUMLAH PERSENTASE (%)


1 0-12 bulan 28 12
2 1-5 tahun 208 88
JUMLAH 236 100

Umur balita
12%

0-12 bulan
1-5 Tahun

88%

66
Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi umur balita 0-12
bulan di RW 04 RT 13,14,15,dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota
Bengkulu sebanyak 12% dan di umur balita 1-5 tahun sebanyak 88%.
c. Kebiasaan ke posyandu
KEBIASAAN KE
NO JUMLAH PERSENTASE (%)
POSYANDU
1 Ke posyandu 234 99
2 Tidak keposyandu 2 1
JUMLAH 236 100

Kebiasaan ke posyandu
1%

Keposyandu
Tidak keposyandu

99%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi keposyandu di RW


04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu
posyandu sebanyak 99 %, tidak posyandu 1%
d. Imunisasi Balita

NO IMUNISASI JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Lengkap 206 87
2 Belum Lengkap 24 10
2 Tidak Lengkap 6 3
JUMLAH 236 100

Status imunisasi

3%
10%

Lengkap
Tidak lengkap
Belum Lengkap

87%

67
Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi imunisasi balita di
RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu
sebanyak 87% lengkap imunisasi, Belum Lengkap 3% dan 10% tidak
lengkap.
e. Kepemilikan kartu menuju sehat
PERSENTASE
NO KMS JUMLAH
(%)
1 Ya, memiliki 215 91
2 Tidak, Memiliki 21 9
JUMLAH 236 100

Kepemilikan kartu menuju sehat


9%

ya, memiliki
tidak, memiliki

91%

Dari diagram diatas terlihat bahwa kepemilikan kartu menuju


sehat di RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota
Bemgkulu yang memiliki kartu menuju sehat sebanyak 91% dan yang
tidak memiliki 9%.
f. Hasil penimbangan balita
HASIL
JUMLA PERSENTASE
NO PENIMBANGAN
H (%)
KMS
1 Hijau 169 72
2 Diatas hijau kuning 49 21
3 Dibawah titik-titik 18 7
4 Dibawah merah 0 0
JUMLAH 236 100

68
Hasil penimbangan KMS
7%

21% Hijau
Dibawah hijau kuning
Dibawah titik-titik
Dibawah merah

72%

Dari diagram diatas terlihat bahwa hasil penimbangan balita di


RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu
hasil penimbangan KMS yang berwana hijau sebanyak 72%, yang
berwarna diatas hijau kuning 21%, dibawah titik-titik 7%, dibawah
merah 0%.
g. Status gizi balita
STATUS GIZI PERSENTASE
NO JUMLAH
BALITA (%)
1 Gizi baik 232 98
2 Gizi Kurang 4 2
3 Gizi Buruk 0 0
JUMLAH 236 100

Status Gizi
2%

Gizi Baik
Gizi Kurang
Gizi Buruk

98%

Dari diagram diatas terlihat bahwa balita gizi buruk di RW 04


RT 13,14,15 dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu status gizi
baik sebanyak 98%, status gizi kurang 2%, dan status gizi buruk 0%.

69
h. Kondisi makan balita
N KONDISI MAKAN PERSENTAS
JUMLAH
O BALITA E (%)
1 Selalu habis 228 97
2 Tidak habis 8 3
3 Malas makan 0 0
JUMLAH 236 100

Kondisi makan balita

3%

Selalu habis
Tidak habis
Malas makan

97%

Dari diagram diatas terlihat bahwa kondisi makan balita di RW


04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu yang
selalu habis makan 97%, tidak habis 3%, malas makan 0%.
i. Jenis Makanan Balita
JENIS MAKANAN PERSENTASE
NO JUMLAH
BALITA (%)
1 Nasi+sayur+lauk pauk 197 84
2 Nasi+sayur 29 12
3 Nasi + lauk pauk 10 4
JUMLAH 236 100

Jenis makan balita

4%

12%

Nasi+sayur+lauk pauk
Nasi+sayur
Nasi+lauk pauk

84%

70
Dari diagram diatas dapat dilihat jenis makanan balita di RW 04
RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu yaitu
nasi+sayur+lauk pauk sebanyak 84%, nasi+sayur sebanyak 12% dan
nasi+ lauk pauk sebanyak 4%.
4. Anak usia sekolah
a. Kondisi makan anak sekolah
N KONDISI MAKAN PERSENTASE
JUMLAH
O ANAK SEKOLAH (%)
1 Selalu habis 206 97
2 Tidak habis 1 1
3 Malas Makan 4 2
JUMLAH 211 100

Kondisi makan anak sekolah


1% 2%

Selalu habis
Tidak habis
Malas makan

97%

Dari diagram diatas terlihat bahwa kondisi makan anak sekolah di


RW 04 RT 13,14,15,dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu
yaitu selalu habis 97%, tidak habis 1% dan anak sekolah yang malas
makan sebanyak 2%
b. Jenis makanan anak sekolah
JENIS MAKANAN PERSENTASE
NO JUMLAH
ANAK (%)
1 Nasi+sayur+lauk pauk 204 97
2 Nasi+sayur 4 2
3 Nasi + lauk pauk 3 1
JUMLAH 211 100

71
Jenis makan anak
2% 1%

nasi+sayur+lauk pauk
nasi+sayur
Nasi+lauk pauk

97%

Dari diagram diatas terlihat bahwa jenis makanan anak sekolah di


RW 04 RT 13,14,15 dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu
yaitu nasi+sayur+lauk pauk 97%, nasi+sayur 2 % dan anak sekolah
yang makan nasi+lauk pauk sebanyak 1%
c. Masalah gigi pada anak
MASALAH GIGI PERSENTASE
NO JUMLAH
PADA ANAK (%)
1 Karies dentis 23 11
2 Tidak karies dentis 188 89
211 100

Masalah gigi pada anak


11%

Karies dentis
Tidak karies dentis

89%

Dari diagram diatas terlihat bahwa masalah gigi pada anak di RW


04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu yang
memiliki karies gigi 11%, dan anak yang tidak karies dentis sebanyak
89%.

72
d. Frekuensi menggosok gigi
FREKUENSI GOSOK PERSENTASE
NO JUMLAH
GIGI (%)
4 2
1 1 kali sehari
2 2 kali sehari 197 93
3 Tidak pernah 10 5
JUMLAH 211 100

Frekuensi menggosok gigi


2%
5%

1 kali sehari
2 kali sehari
Tidak pernah

93%

Dari diagram diatas terlihat bahwa frekuensi gogok gigi anak-anak


di RW 04 RT 13,14,15,dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu
1 kali sehari 2%, 2 kali sehari 93% dan tidak pernah sebanyak 5%.
e. Pemeriksaan Gigi Anak
PEMERIKSAAN PERSENTASE
NO JUMLAH
GIGI (%)
1 Tiap 6 bulan sekali 30 14
2 Tidak pernah 181 86
JUMLAH 211 100

Pemeriksaan Gigi

14%

Tiap 6 bulan sekali


Tidak pernah

86%

Dari diagram diatas terlihat bahwa pemeriksaan gigi anak di RW


04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu yaitu
tiap 6 bulan sekali sebanyak 14% dan tidak pernah sebanyak 86%.

73
f. Kebiasaan Jajan Anak
KEBIASAAN JAJAN PERSENTASE
NO JUMLAH
ANAK (%)
1 Jajanan terbuka disekolah 116 55
2 Coklat 78 37
3 Permen 11 5
4 Tidak 6 3
JUMLAH 211 100

Kebiasaan jajan anak

3%
5%

Jajanan bulan sekolah


Coklat
Permen
Tidak
37%
55%

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa kabiasaan jajan anak di


RW 04 RT 13,14,15,dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu
yaitu jananan terbuka sebanyak 55%, coklat sebanyak 37 %, permen
sebanyak 5% dan yang tidak jajan yaitu 3%.
5. REMAJA
a. Kegiatan Remajaa Saat Ini
PERSENTASE
NO KEGIATAN REMAJA JUMLAH
(%)
1 Sekolah 128 93
2 Bekerja 7 5
3 Pengangguran 3 2
JUMLAH 138 100

Kegiatan remaja
2%

5%

Sekolah
bekerja
Pengangguran

93%

74
Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi kegiatan remaja saat
ini di RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota
Bengkulu. untuk kegiatan remaja saat ini yaitu yang terbanyak adalah
masih besekolah sebanyak 93%, yang bekerja 5% serta pengangguran
itu 2%.
b. Kegiatan Remaja Diluar Sekolah
KEGIATAN PERSENTASE
NO JUMLAH
REMAJA (%)
1 Keagamaan 48 35
2 Karang taruna 15 11
3 Olahraga 49 36
Lain-lain (main
game dan kumpul
4 bersama teman) 26 19
JUMLAH 138 100

Kegiatan remaja

19%

35% Keagamaan

Karang taruna

Olahraga

Lain-lain
36%
11%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi kegiatan remaja


diluar sekolah di RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai
Kota Bengkulu untuk kegiatan remaja diluar sekolah yaitu yang
terbanyak adalah olahraga sebanyak 36%, karang taruna
11%,keagamaan 35%, dan lain-lain 19%.

75
c. Penggunaan Waktu Luang

PENGGUNAAN PERSENTASE
NO JUMLAH
WAKTU LUANG (%)
1 Music/TV 61 44
2 Olahraga 25 18
3 Rekreasi 21 15
4 Keagamaan 10 7
Kumpul dengan
5 teman 16 12
6 Lainnya 5 4
JUMLAH 138 100

Penggunaan waktu luang

4%

12%
Music/tv
Olahraga
7% rekreasi
44% Keagamaan
Kumpul dengan teman
Lainya

15%

18%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi penggunaan waktu


luang di RW 04 RT 13,14,15 dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota
Bengkulu. untuk kegiatan remaja pada waktu luang yaitu yang
terbanyak adalah menonton TV atau mendengarkan musik sebanyak
44%, olahraga 18%, rekreasi 15%, keagamaan 7%, kumpul dengan
teman 12%, dan lainnya 4%.
d. Kebiasaan Remaja
N PERSENTASE
KEBIASAAN REMAJA JUMLAH
O (%)
1 Merokok 11 8
2 Alkohol 0 0
3 Narkoba 0 0
4 Lainnya 0 0
5 Tidak ada 127 92
JUMLAH 138 100

76
Kebiasaan remaja
8%

Merokok
Alkohol
Narkoba
Lainya
Tidak ada

92%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi kebiasaan remaja di


RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu.
untuk kebiasaan remaja yaitu yang terbanyak adalah tidak merokok
92% dan yang merokok sebnayak 8% sedangkan untuk alcohol,
narkoba sebanyak 0%.
e. Kegiatan Remaja Di Masyarakat

NO KEGIATAAN REMAJA JUMLAH PERSENTASE (%)

1 Remaja islam masjid 31 22


2 Perkumpulan 17 12
3 Kegiatan olahraga 19 14
4 Tidak ada 71 52
JUMLAH 138 100

Kebiasaan remaja

22%

remaja islam masjid


perkumpulan
kegiatan olahraga
tidak ada
52%
12%

14%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi kegiatan remaja di


masyarakat di RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai
Kota Bengkulu. untuk kegiatan remaja di masyarakat yaitu remaja
islam masjid sebanyak 22%, perkumpulan 12% kegiatan olahraga 14%
dan tidak ada 52%.

77
f. Informasi Kespro Dan Seks Bebas
KESPRO DAN SEKS PERSENTASE
NO JUMLAH
BEBAS (%)
1 Pernah 35 25
2 Tidak pernah 103 75
JUMLAH 138 100

Kespro dan seks bebas

25%

Pernah
Tidak pernah

75%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi informasi kespro dan


seks bebas di RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai
Kota Bengkulu. untuk informasi kespro dan seks bebas yaitu pernah
mengikuti sebanyak 25% dan yang tidak pernah mengikuti 75%.
g. Informasi Tentang Narkoba Dan Napza
N NARKOBA
JUMLAH PERSENTASE (%)
O DAN NAPZA
1 Pernah 35 25
2 Tidak pernah 103 75
JUMLAH 138 100

Informasi Narkoba dan napza

25%

Pernah
Tidak perah

75%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi informasi tentang


narkoba dan napza di RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang
Serai Kota Bengkulu untuk informasi tentang narkoba dan napza yaitu
pernah mengikuti sebanyak 25% dan yang tidak pernah mengikuti 75%.

78
h. Informasi Tentang HIV/AIDS
INFORMASI PERSENTASE
NO HIV/AIDS JUMLAH (%)
1 Pernah 36 26
2 Tidak Pernah 102 74
JUMLAH 100

Informasi HIV/AIDS

26%

Pernah
Tidak pernah

74%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi informasi tentang


HIV/AIDS RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota
Bengkulu untuk informasi tentang HIV/AIDS yaitu pernah mengikuti
sebanyak 26%dan yang tidak pernah mengikuti 74%.
6. LANSIA
a. Keluhan Lansia

N KELUHAN PERSENTASE
JUMLAH
O LANSIA (%)
1 Ada keluhan 67 73
2 Tidak ada keluhan 25 27
JUMLAH 92 100

keluhan lansia

27%

Ada keluhan
Tidak ada keluhan

73%

79
Dari diagram diatas terlihat bahwa keluhan lansia di RW 04 RT
13,14,15 dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu lansia yang
ada keluhan 73%, dan lansia yang tidak ada keluhan sebanyak 27%.
b. Jenis penyakit yang di derita lansia
JENIS PERSENTASE
NO JUMLAH
PENYAKIT (%)
1 Asma 4 4
2 TBC 0 0
3 Hipertensi 35 38
4 DM 1 1
5 Rematik 18 20
6 Katarak 1 1
7 Lain-lain 8 9
8 Tidak ada 25 27
JUMLAH 92 100

JENIS PENYAKIT

4% Asma TBC

27%
Hipertensi DM

38%
Rematik Katarak

9%

Lain-lain tidak ada


1%
20%
1%

Dari diagram diatas terlihat bahwa jenis penyakit yang diderita


lansia RW 04 RT 13,14,15 dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota
Bengkulu asma 4%, TB 0%, hipertensi 38%, DM 1%, rematik 20%,
katarak 1%, dan lain-lain sebanyak 9% serta tidak ada 27%.
c. Penanganan penyakit lansia
PENANGAN PERSENTASE
NO JUMLAH
PENYAKIT (%)
1 Sarana kesehatan 38 57
2 Non-medis 18 27
3 Diobati sendiri 11 16
JUMLAH 67 100

80
Penanganan penyakit

16%

Sarana kesehatan
Non-medis
Diobati sendiri

57%
27%

Dari diagram diatas terlihat bahwa penanganan penyakit pada


lansia di RW 04 RT 13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota
Bengkulu sarana kesehatan 57%, non medis 27% dan diobati sendiri
sebanyak 16%.
d. Pemeriksaan kesehatan lansia
N PEMERIKSAAN PERSENTASE
JUMLAH
O LANSIA (%)
1 Setiap bulan 32 35
2 Setiap 3 bulan sekali 10 11
3 Setiap 6 bulan sekali 9 10
4 Lebih dari 6 bulan sekali 13 14
Tidak pernah/ saat sakit
5 saja 28 30
JUMLAH 92 100

Pemeriksaan kesehatan lansia

30%
35% Setiap 1 bulan
Setiap 3 bulan
Setiap 6 bulan sekali
Lebih dari 6 bulan sekali
Tidak pernah/sakit saja

14%
11%

10%

81
Dari diagram diatas terlihat bahwa pemeriksaan kesehatan lansia di
RW 04 RT 13,14,15 dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu
setiap bulan 35%, setiap 3 bulan sekali 11%, setiap 6 bulan sekali 10%,
lebih dari 6 bulan sekali 14%, dan tidak pernah/saat sakit saja
memeriksakan kesehatan lansia sebanyak 30%.
e. Penggunaan waktu senggang
PENGGUNAAN PERSENTASE
NO JUMLAH
WAKTU SENGGANG (%)
1 Berkebun 43 47
2 Rekreasi 9 10
3 Senam lansia 14 15
4 Membaca/ nonton TV 26 28
5 Lain-lain 0 0
JUMLAH 92 100

Penggunaan waktu senggang

28%
berkebun
rekreasi
senam lansi
47% menonton tv
lain-lain

15%

10%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi penggunaan waktu


senggang di RW 04 RT 13,14,15 dan 16 Kelurahan Padang Serai Kota
Bengkulu berkebun 47%, reakreasi 10%, senam lansia 15%,
membaca/menonton tv 28%, dan lain-lain sebanyak 0%.
f. kebutuhan akan posyandu lansia
KEBUTUHAN AKAN PERSENTASE
NO JUMLAH
POSYANDU LANSIA (%)
1 Perlu dibentuk 66 72%
2 Tidak perlu dibentuk 26 28%
JUMLAH 92 100

82
Kebutuhan akan posyandu lansia

28%

Perlu dibentuk
Tidak perlu dibentuk

72%

Dari diagram diatas terlihat bahwa distribusi kebutuhan akan


psyandu lansia di RW 04 RT 13,14,15 dan 16 Kelurahan Padang Serai
Kota Bengkulu adalah yang perlu dibentuk 72%, dan yang tidak perlu
dibentuk sebanyak 28%.
Masalah Keperawatan
1. Manajemen kesehatan tidak efektif
2. Kesiapan peningkatan koping komunitas

83
I. ANALISA DATA

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1 Ds: Ketidakmampuan Pemeliharaan
 Masyarakat mengatakan gotong mengatasi kesehatan tidak
royong sering dilaksanakan namun masalah efektif
memang dalam beberapa bulan
terakhir jarang dilakukan dan juga
masyarakat mengatakan perlu
ditingkatkan lagi.
 Masyarakat mengatakan banyak
masyarakat yang mengalami batuk
pilek

Do:
 Tampak selokan yang kurang efektif
karena sebagian memang kondisi
selokan tidak mengalir dan tersumbat.
ada beberapa rumah yang membuang
limbahnya diselokan, dan ada juga
yang sembarangan.
 Tampak sebagian warga kurang
menunjukan sikap adaptif akan
pentingnya selokan.

Hasil angket:
 Dari hasil angket didapatkan untuk
kategori tidak memiliki selokan yaitu
41%.
 Dari hasil angket didapatkan masih
ada yang membuang sampah
sembarangan yaitu sebanyak 1%
 Dari hasil angket yang didapatkan
untuk kegiatan gotong royong lebih
dari 3 bulan 33% dan tidak pernah
2%.

84
2 Ds: Program tidak Defisit Kesehatan
 Masyarakat mengeluh batuk dan pilek mengatasi seluruh Komunitas Tidak
 Masyarakat mengeluh banyaknya masalah Efektif
kejadian hipertensi akibat kurang kesehatan
kontrol ke pelayanan kesehatan serta komunitas
masih ada yang mengobati sendiri.
 Masyarakat mengatakan banyak anak
– anak yang jajan sembarangan
 Masyarakat mengatakan jarang ke
pelayanan kesehatan atau hanya pada
saat sakit saja.
 Masyarakat banyak mengeluh nyeri
pada kaki.

Do:
 Anak-anak banyak jajan sembarangan
dan kurang kontrol orang tua
 Masyarakat lansia masih bekerja
walaupun sudah berumur.

Hasil angket:
 Hasil angket didapatkan penyakit
yang sering diderita masyarakat dalam
6 bulan terakhir yaitu: batuk pilek
sebanyak 55%, hipertensi 12%, dan
asam urat 4%.

85
3 Ds: Kurang Terpapar Managemen
 Masyarakat mengatakan jarang ada Informasi kesehatan tidak
penyuluhan di wilayah RW 04. efektif
 Orang tua mengatakan memang perlu
sosialiasi mengenai kespro dikalangan
anak remaja maupun dewasa sekarang
ini.

Do:
 Masyarakat banyak yang membatasi
pergaulan anak-anaknya supaya tidak
terjerumus dengan hal-hal yang
negatif.
 Kepala keluarga banyak berkumpul
dengan anak mereka dirumah.

Hasil angket:
 Dari hasil angket yang didapatkan
masalah penyuluhan tentang
kesehatan reproduksi pada remaja
tidak pernah mengikuti penyeluhan
73%.

4 Ds: Kurangya Kesiapan


 Masyarakat mengatakan masih perhatian Peningkatan

86
menggunakan penampung air yang terhadap masalah Manajemen
terbuka. kesehatan Kesehatan
 Masyarakat mengatakan ada beberapa lingkungan.
kondisi air berwarna bahkan berbau.
 Masyarakat mengatakan banyak
nyamuk di malam hari.
 Masyarakat mengatakan
memungkinkan timbulnya jentik
nyamuk akibat masih banyak warga
yang jarang membersihkan
penampungan air.

Do:
 Terlihat faktor risiko munculnya
jentik nyamuk akibat dari
tergenangnya selokan didepan rumah
atau belakang rumah.
 Masyarakat masih terlihat kurang aktif
dalam penanganan jentik nyamuk di
masing-masing rumah.

 Hasil angket:
 Dari hasil angket yang didapatkan
masalah kondisi penampungan air
yang masih terbuka yaitu 74%.

87
J. PRIORITAS MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Kriteria
No DiagnosaKeperawatan Jumlah Keterangan
A B C D E F G H I J K L
1 Defisit kesehatan komunitas 5 4 3 5 2 4 3 4 3 3 4 5 45 Keterangan Kriteria :
berhubungan dengan a. Sesuai dengan peran perawat komunitas
program tidak mengatasi b. Resiko terjadi
seluruh kesehatan komunitas c. Resiko parah
dibuktikan dengan terjadi d. Potensial untuk penkes
masalah kesehatan yang e. Minat masyarakat
dialami komunitas,tidak f. Kemungkinan dapat diatasi
tersedia program untuk g. Relevan dengan program
mencegah masalah h. Tersedianya tempat
kesehatan komunitas, tidak i. Tersedianya waktu
tersedia program untuk j. Tersedianya dana
mengurangi masalah k. Tersedianya fasilitas
kesehatan komunitas. l. Tersedianya sumber daya
Keterangan pembobotan :
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
2. Pemeliharaan kesehatan 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 40 Keterangan Kriteria :

88
tidak efektif berhubungan a. Sesuai dengan peran perawat komunitas
dengan ketidakmampuan b. Resiko terjadi
mengatasi masalah c. Resiko parah
dibuktikan dengan kurang
d. Potensial untuk penkes
menunjukan perilaku adaptif
e. Minat masyarakat
terhadap perubahan
f. Kemungkinan dapat diatasi
lingkungan,kurang
g. Relevan dengan program
menujukan pemahaman
tentang perilaku sehat tidak
h. Tersedianya tempat

mampu menjalankan i. Tersedianya waktu


perilaku sehat, kurang j. Tersedianya dana
menunjukan minat untuk k. Tersedianya fasilitas
meningkatkan perilaku l. Tersedianyasumberdaya
sehat.
Keterangan pembobotan :
1.Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi

89
3.. Manajemen kesehatan 4 5 4 3 2 2 2 3 3 3 3 4 38 Keterangan Kriteria :
komunitas tidak efektif a. Sesuai dengan peran perawat komunitas
berhubungan dengan kurang b. Resiko terjadi
terpapar informasi c. Resikoparah
dibuktikan dengan
d. Potensial untuk penkes
mengungkapan gagal
e. Minat masyarakat
melakukan tindakan untuk
f. Kemungkinan dapat diatasi
mengurangi faktor resiko,
g. Relevan dengan program
gagal menerapkan program
perawatan dalam kehidupan
h. Tersedianya tempat

sehari-hari, aktivitas hidup i. Tersedianya waktu


sehari-hari tidak efektif j. Tersedianya dana
memenuhi tujuan kesahatan. k. Tersedianya fasilitas
l. Tersedianya sumber daya

Keterangan pembobotan :
1.Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi

90
4. Kesiapan peningkatan 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 4 32 Keterangan Kriteria :
manajemen kesehatan a. Sesuai dengan peran perawat komunitas
berhubungan dengan b. Resiko terjadi
Kurangya perhatian c. Resikoparah
terhadap masalah kesehatan d. Potensial untuk penkes
lingkungan dibuktikan
e. Minat masyarakat
dengan mengekspresikan
f. Kemungkinan dapat diatasi
keinginan untuk mengelola
g. Relevan dengan program
masalah kesehatan dan
h. Tersedianya tempat
pencegahannya,
menggambarkan
i. Tersedianya waktu

berkurangnya faktor risiko j. Tersedianya dana


terjadinya masalah k. Tersedianya fasilitas
kesehatan, tidak ditemukan l. Tersedianya sumber daya
adanya gejala masalah
kesehatan atau penyakit Keterangan pembobotan :
yang tidak terduga. 1.Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi

91
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan program tidak mengatasi seluruh kesehatan komunitas dibuktikan dengan terjadi
masalah kesehatan yang dialami komunitas,tidak tersedia program untuk mencegah masalah kesehatan komunitas, tidak tersedia program
untuk mengurangi masalah kesehatan komunitas.
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan mengatasi masalah dibuktikan dengan kurang menunjukan
perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan,kurang menujukan pemahaman tentang perilaku sehat tidak mampu menjalankan
perilaku sehat, kurang menunjukan minat untuk meningkatkan perilaku sehat.
3. Manajemen kesehatan komunitas tidak efektif berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan mengungkapan gagal
melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko, gagal menerapkan program perawatan dalam kehidupan sehari-hari, aktivitas hidup
sehari-hari tidak efektif memenuhi tujuan kesahatan.
4. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan Kurangya perhatian terhadap masalah kesehatan lingkungan
dibuktikan dengan mengekspresikan keinginan untuk mengelola masalah kesehatan dan pencegahannya, menggambarkan berkurangnya
faktor risiko terjadinya masalah kesehatan, tidak ditemukan adanya gejala masalah kesehatan atau penyakit yang tidak terduga.

92
L. INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSIS KEPERAWATAN OUTCOMES INTERVENSI


DATA PENDUKUNG
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Ds: D.0110 Defisit kesehatan L.1210 Status kesehatan I.12472 Pengembangan Kesehatan
 Masyarakat mengeluh batuk komunitas berhubungan 9 meningkat Masyarakat
dan pilek dengan program tidak Kriteria hasil : Observasi :
 Masyarakat mengeluh mengatasi seluruh 1. Ketersediaan 1. Identifikasi masalah atau
banyaknya kejadian hipertensi kesehatan komunitas program promosi isu kesehatan dan
akibat kurang kontrol ke dibuktikan dengan terjadi kesehatan meningkat prioritasnya
pelayanan kesehatan serta masalah kesehatan yang 2. Kesediaan program 2. Identifikasi kekuatan atau
masih ada yang mengobati dialami komunitas,tidak prokteksi kesehatan partner dalam
sendiri. tersedia program untuk meningkat pengembangan kesehatan
 Masyarakat mengatakan mencegah masalah 3. Partisipasi dalam 3. Identifikasi
banyak anak – anak yang jajan kesehatan komunitas, program kesehatan pemimpin/tokoh dalam
sembarangan tidak tersedia program komunitas meningkat masyarakat.
 Masyarakat mengatakan untuk mengurangi 4. Keikut sertaan Terapeutik:
jarang ke pelayanan kesehatan masalah kesehatan ansuransi jaminan 4. Berikan kesempatan kepada
atau hanya pada saat sakit komunitas. kesehatan meningkat setiap anggota masyarakat
saja. 5. Kepatuhan terhadap untuk berpartisipasi sesuai
 Masyarakat banyak mengeluh standar kesehatan aset yang dimiliki.
nyeri pada kaki. lingkungan 5. Libatkan anggota
meningkat masyarakat untuk
Do: 6. Sistem surveiling meningkatkan kesadaran
 Anak-anak banyak jajan kesehatan meningkat terhadap isu dan masalah
sembarangan dan kurang 7. Pemantauan standar kesehatan
kontrol orang tua kesehatan komunitas 6. Libatkan masyarakat dalam

93
 Masyarakat lansia masih meningkat proses perencanaan dan
bkerja walaupun sdh berumur. implmentasi serta revisinya.
Hasil angket: 7. Fasilitasi struktur organisasi
 Hasil angket didapatkan untuk meningkatkan
penyakit yang sering diderita kemampuan berkomunikasi
masyarakat dalam 6 bulan dan bernegosiasi.
terakhir yaitu: batuk pilek
sebanyak 55%, hipertensi
12%, dan asam urat 4%.
Ds: D.0117 Pemeliharaan kesehatan L.121 Pemeliharaan kesehatan I.12383 Promosi perilaku upaya
 Masyarakat mengatakan tidak efektif berhubungan 06 meningkat kesehatan
gotong royong sering dengan ketidakmampuan Kriteriahasil : Observasi :
dilaksanakan namun memang mengatasi masalah 1. Menunjukan perilaku 1. Identifikasi perilaku upaya
dalam beberapa bulan terakhir dibuktikan dengan kurang adaptif meningkat kesehatan yang dapat
jarang dilakukan dan juga menunjukan perilaku 2. Menunjukan ditingkatkan
masyarakat mengatakan perlu adaptif terhadap pemahaman Perilaku Terapeutik :
ditingkatkan lagi. perubahan sehat meningkat 2. Berikan lingkungan yang
 Masyarakat mengatakan lingkungan,kurang 3. Kemampuan mendukung kesehatan
banyak masyarakat yang menujukan pemahaman menjalankan perilaku 3. Orientasi pelayanann
mengalami batuk pilek tentang perilaku sehat sehat meningkat kesehatan yang dapat
tidak mampu menjalankan dimanfaatkan
Do: perilaku sehat, kurang Edukasi :
 Tampak selokan yang kurang menunjukan minat untuk 4. Anjurkan menggunakan air
efektif karena sebagian meningkatkan perilaku bersih
memang kondisi selokan tidak sehat. 5. Anjurkan mencuci tangan
mengalir dan tersumbat. ada dengan air bersih dan sabun
beberapa rumah yang 6. Anjurkan menggunakan
membuang limbahnya jamban sehat
diselokan, dan ada juga yang 7. Ansurkan tidak merokok

94
sembarangan. didalam rumah
 Tampak sebagian warga
kurang menunjukan sikap
adaptif akan pentingnya
selokan.

Hasil angket:
 Dari hasil angket didapatkan
untuk kategori tidak memiliki
selokan yaitu 41%.
 Dari hasil angket didapatkan
masih ada yang membuang
sampah sembarangan yaitu
sebanyak 1%
 Dari hasil angket yang
didapatkan untuk kegiatan
gotong royong lebih dari 3
bulan 33% dan tidak pernah
2%.
Ds: D.0116 Manajemen kesehatan L.121 Pemeliharaan kesehatan I.12383 Edukasi kesehatan
 Masyarakat mengatakan komunitas tidak efektif 06 meningkat Observasi :
jarang ada penyuluhan di berhubungan dengan Kriteriahasil : 1. Identifikasi kesehatan dan
wilayah RW 04. kurang terpapar informasi 1. Menunjukan perilaku kemampuan menerima
 Orang tua mengatakan dibuktikan dengan adaptif meningkat informasi
memang perlu sosialiasi mengungkapan gagal 2. Menunjukan 2. Identifikasi faktor-faktor
mengenai kespro dikalangan melakukan tindakan untuk pemahaman Perilaku yang dapat meningkatkan
anak remaja maupun dewasa mengurangi faktor resiko, sehat meningkat dan menurunkan motivasi
sekarang ini. gagal menerapkan 3. Kemampuan perilaku hidup bersih dan
program perawatan dalam menjalankan perilaku sehat.

95
kehidupan sehari-hari, sehat meningkat
aktivitas hidup sehari-hari
Do: tidak efektif memenuhi Terapeutik :
 Masyarakat banyak yang tujuan kesahatan. 3. Sediakan materi dan media
membatasi pergaulan anak- pendidikan kesehatan
anaknya supaya tidak 4. Jadwalkan pendidikan
terjerumus dengan hal-hal kesehatan sesuai
yang negatif. kesepakatan
 Kepala keluarga banyak 5. Berikan kesempatan untuk
berkumpul dengan anak bertanya
mereka dirumah. Edukasi :
6. Jelaskan faktor resiko yang
Hasil angket: dapat mempengaruhi
 Dari hasil angket yang kesehatan
didapatkan masalah
penyuluhan tentang kesehatan
reproduksi pada remaja tidak
pernah mengikuti penyeluhn
73%.
Ds: D.0112 Kesiapan peningkatan L.121 Manajemen kesehatan I.12359 Bimbingan Antisipatif
 Masyarakat mengatakan manajemen kesehatan 04 meningkat Observasi :
masih menggunakan berhubungan dengan Dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi metode
penampung air yang terbuka. Kurangya perhatian 1. Melakukan tindakan penyelesaian masalah yang
 Masyarakat mengatakan ada terhadap masalah untuk mengurangi biasa digunakan
beberapa kondisi air berwarna kesehatan lingkungan faktor risiko Terapeutik :
bahkan berbau. dibuktikan dengan meningkat 2. Fasilitasi memeutuskan
 Masyarakat mengatakan mengekspresikan 2. Menerapkan program bagaimana masalah
banyak nyamuk di malam keinginan untuk perawatan meningkat diselesaikan
hari. mengelola masalah 3. Aktivitas sehari-hari 3. Fasilitasi mengidentifikasi

96
 Masyarakat mengatakan kesehatan dan efektif memenuhi sumber daya yang tersedia
memungkinkan timbulnya pencegahannya, tujuan kesehatan 4. Jadwalkan tindak lanjut
jentik nyamuk akibat masih menggambarkan meningkat. untuk memantau atau
banyak warga yang jarang berkurangnya faktor risiko memberi dukungan
membersihkan penampungan terjadinya masalah 5. Libatkan keluarga dan
air. kesehatan, tidak pihak terkait.
ditemukan adanya gejala Edukasi :
Do: masalah kesehatan atau 6. Jelaskan perkembangan dan
 Terlihat faktor risiko penyakit yang tidak perilaku normal
munculnya jentik nyamuk terduga. 7. Informasikan harapan
akibat dari tergenangnya realistis terkait perilaku
selokan didepan rumah atau masyarakat.
belakang rumah.
 Masyarakat masih terlihat
kurang aktif dalam
penanganan jentik nyamuk di
masing-masing rumah.

Hasil angket:
 Dari hasil angket yang
didapatkan masalah kondisi
penampungan air yang masih
terbuka yaitu 74%.

97
M. PLANING OF ACTION (POA)
No Diagnosa Keperawatan Kegiatan Tujuan Sasaran Sumber Dana Waktu Tempat Penanggung Jawab
1. Defisit kesehatan  Pemeriksaan Untuk meningkatkan Masyarakat Mahasiswa Minggu, 14 Wilayah RW Pembimbing dan
Kesehatan kesehatan Masyarakat di RW 04 Agustus 2022 04 Kelurahan Mahasiswa
komunitas
di RW 04 Kelurahan Kelurahan Padang Serai.
berhubungan dengan Padang Serai. Padang Serai.
program tidak
mengatasi seluruh
kesehatan komunitas
dibuktikan dengan
terjadi masalah
kesehatan yang
dialami
komunitas,tidak
tersedia program untuk
mencegah masalah
kesehatan komunitas,
tidak tersedia program
untuk mengurangi
masalah kesehatan
komunitas.

98
2. Pemeliharaan  Gotong Untuk membersihkan Masyarakat Mahasiswa Sabtu, 20 Wilayah RW Pembimbing dan
Royong lingkungan di RW 04 di RW 04 Agustus 2022 04 Kelurahan Mahasiswa
kesehatan tidak efektif
Kelurahan Padang Kelurahan Padang Serai.
berhubungan dengan Serai. Padang Serai.
ketidakmampuan
mengatasi masalah
dibuktikan dengan
kurang menunjukan
perilaku adaptif
terhadap perubahan
lingkungan,kurang
menujukan
pemahaman tentang
perilaku sehat tidak
mampu menjalankan
perilaku sehat, kurang
menunjukan minat
untuk meningkatkan
perilaku sehat.

3. Manajemen kesehatan  Penyuluhan Untuk meningkatkan Masyarakat Mahasiswa  Penyuluhan Wilayah RW Pembimbing dan
Hipertensi dan pengetahuan di RW 04 RT hipertensi : 04 Kelurahan Mahasiswa
komunitas tidak efektif
penyuluhan masyarakat tentang Kelurahan Minggu, 14 Padang Serai.
berhubungan dengan Penyakit bahaya hipertensi dan Padang Serai. Agustus

99
kurang terpapar Menular bahaya penyakit 2022.
Seksual menular seksual.  Penyuluhan
informasi dibuktikan
PMS :
dengan mengungkapan Jum’at 26
gagal melakukan Agustus
2022
tindakan untuk
mengurangi faktor
resiko, gagal
menerapkan program
perawatan dalam
kehidupan sehari-hari,
aktivitas hidup sehari-
hari tidak efektif
memenuhi tujuan
kesahatan.

100
4 Kesiapan peningkatan  Penyebaran Untuk mengurangi Masyarakat Mahasiswa Sabtu, 20 Wilayah RW Pembimbing dan
bubuk abate adanya jentik nyamuk di RW 04 Agustus 2022 04 Kelurahan Mahasiswa
manajemen kesehatan
di genangan air Kelurahan Padang Serai.
berhubungan dengan maupun di bak. Padang Serai.
Kurangya perhatian
terhadap masalah
kesehatan lingkungan
dibuktikan dengan
mengekspresikan
keinginan untuk
mengelola masalah
kesehatan dan
pencegahannya,
menggambarkan
berkurangnya faktor
risiko terjadinya
masalah kesehatan,
tidak ditemukan
adanya gejala masalah
kesehatan atau
penyakit yang tidak
terduga.

101
N. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Diagnosa Keperawatan Hari/tanggal Implementasi Evaluasi
1. Defisit kesehatan komunitas berhubungan Minggu, 14 Kegiatan a. Evaluasi Struktur
dengan program tidak mengatasi seluruh Agustus 2022 Pemeriksaan 1. Tempat dan alat sudah tersedia sesuai dengan
kesehatan komunitas dibuktikan dengan terjadi Kesehatan yang dibutuhkan
masalah kesehatan yang dialami komunitas,tidak 2. Peran dan fungsi mahasiswa sesuai dengan
tersedia program untuk mencegah masalah uraian tugas yang telah ditetapkan bersama.
kesehatan komunitas, tidak tersedia program b. Evaluasi Proses
untuk mengurangi masalah kesehatan komunitas. 1. Kegiatan pemeriksaan kesehatan terlaksana
sesuai dengan rencana.
2. Peran dan fungsi mahasiswa sesuai dengan
uraian tugas yang telah ditetapkan bersama.
c. Evaluasi Hasil
1. Warga terlihat antusias dalam melakukan
pemeriksaan kesehatan.
2. Masih banyak warga yang menderita
hipertensi, asam urat, dan diabetes melitus.

2. Manajemen kesehatan komunitas tidak efektif Minggu, 14 Penyuluhan a. Evaluasi Struktur

102
berhubungan dengan kurang terpapar informasi Agustus 2022 Kesehatan tentang 1. Tempat dan alat sudah tersedia sesuai dengan
dibuktikan dengan mengungkapan gagal hipertensi yang dibutuhkan
melakukan tindakan untuk mengurangi faktor 2. Peran dan fungsi mahasiswa sesuai dengan
resiko, gagal menerapkan program perawatan uraian tugas yang telah ditetapkan bersama.
dalam kehidupan sehari-hari, aktivitas hidup b. Evaluasi Proses
sehari-hari tidak efektif memenuhi tujuan 1. Kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana
kesahatan. 2. Peran dan fungsi mahasiswa sesuai dengan
uraiant ugas yang telah ditetapkan bersama.
3. Tidak terdapat hambatan selama peyuluhan
kesehatan tentang hipertensi.
c. Evaluasi Hasil
1. Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang
hipertensi dapat di pahami peserta dan berjalan
dengan lancar.
Jum’at, 26 Penyuluhan a. Evaluasi Struktur
Agustus 2022 Kesehatan tentang 1. Media sudah tersedia sesuai dengan yang
Penyakit Menular dibutuhkan.
Seksual (PMS) 2. Peran dan fungsi mahasiswa sesuai dengan
uraian tugas yang telah ditetapkan bersama.

b. Evaluasi Proses

103
1. Kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana
2. Peran dan fungsi mahasiswa sesuai dengan
uraian tugas yang telah ditetapkan bersama.
3. Tidak terdapat hambatan selama proses
penyebaaran video penyuluhan.
c. Evaluasi Hasil
1. Kegiatan penyuluhan kesehatan tentang
Penyakit Menular Seksual dapat di pahami
masyarakat dan berjalan dengan lancar.
3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif Sabtu, 20 Gotong Royong 1. Evaluasi Struktur
berhubungan dengan ketidakmampuan Agustus 2022 1. Kegiataan gotong royong ditujukan kepada
mengatasi masalah dibuktikan dengan kurang warga RW 04 .
menunjukan perilaku adaptif terhadap perubahan 2. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
lingkungan,kurang menujukan pemahaman b. Evaluasi Proses
tentang perilaku sehat tidak mampu menjalankan 1. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu
perilaku sehat, kurang menunjukan minat untuk yang direncanakan
meningkatkan perilaku sehat. 2. ≥ 50 % masyarakat mengikuti gotong royong
c. Evaluasi Hasil
1. Masyarakat dan mahasiswa mampu mengatasi
masalah kesehatan yang ada.
4. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan Sabtu, 20 Penyebaran a. Evaluasi Struktur
berhubungan dengan Kurangya perhatian 1. Peran dan tugas mahasiswa sesuai
104
terhadap masalah kesehatan lingkungan Agustus 2022 Bubuk Abate perencanaan
dibuktikan dengan mengekspresikan keinginan b. Evaluasi Proses
untuk mengelola masalah kesehatan dan 1. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu
pencegahannya, menggambarkan berkurangnya yang direncanakan.
faktor risiko terjadinya masalah kesehatan, tidak 2. Pembagian serbuk abate terbagi secara baik.
ditemukan adanya gejala masalah kesehatan atau 3. Masyarakat menerima serbuk abate
penyakit yang tidak terduga. c. Evaluasi Hasil
1. Permasalahan yang ada di RW 04 RT
13,14,15, dan 16 Kelurahan Padang Serai
bisa teratasi.

105

Anda mungkin juga menyukai