Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

DI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG JAWA BARAT

TANGGAL 3 DESEMBER 2018 – 17 JANUARI 2019

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

( TATANAN RUMAH TANGGA )

SUB BAGIAN PROMOSI KESEHATAN

OLEH :

ANGGA SIDIK PERMANA

NIM : 4001150045

BIDANG ILMU PROMOSI KESEHATAN

PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOALAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA

BANDUNG

2019

i
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

DI DINAS KESEHTAN KOTA BANDUNG JAWA BARAT

TANGGAL 3 DESEMBER 2018 - 17 JANUARI 2019

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

( TATANAN RUMAH TANGGA )

SUB BAGIAN PROMOSI KESEHATAN

OLEH :

ANGGA SIDIK PERMANA

4001150045

Telah disahkan dan diterima dengan baik :


Pembimbing Akademik
Tanggal 3 Desember 2018-17 Januari 2019

Dra. Nina Rosliana, MT


196109281994032001

Pembimbing Lapangan
Tanggal 3 Desember 2018-17 Januari 2019

Dian Aryati, S,KM, M,KM


196902101994032009

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur mendalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya maka laporan magang ini ini dapat diselesaikan

dengan baik. Salam dan salawat semoga selalu tercurah pada baginda Rasulullah Muhammad

SAW.

Penulis mengucapkan rasa terimkasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang

telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan tugas Seminar

Kesehatan ini hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih tersebut kami sampaikan kepada:

1. Dr. Hj. Suryani Soepardan, Dra., M.M. selaku Ketua STIKes Dharma Husada Bandung.

2. Dr. Yeni Mahwati S.KM., M.Kes selaku Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat

STIKes Dharma Husada Bandung.

3. Ibu Dian aryati SKM MKM selaku pembimbing lapangan

4. Dra. Nina Rosliana, MT selaku pembimbing kampus

5. Kepada seluruh staff di lingkungan Dinas kesehatan Kota bandung khusus nya seksie

promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

6. Bapak Bandi dan Ibu Tetet Khotiah, orang tua penulis, yang telah membesarkan dan

mendidik, serta memberikan dukungan dan doa kepada penulis.

7. Ghita, teman dekat penulis yang telah membantu mulai dari awal penyusunan hingga

selesai.

iii
8. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Dharma

Husada Bandung yang juga telah banyak membantu penulis.

Penulis menyadari laporan magang ini belum sempurna, baik dari segi kerapihan materi dan

lain-lain. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam

penyempurnaan makalah ini.

iv
DAFTAR ISI
halaman

Halaman Sampul………………………………………………………………………………………………………….i

Halaman Persetujuan.................................................................................................…….ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

DAFTAR ISI............................................................................................................v

DAFTAR TABEL.................................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan magang...................................................................................6
C. Manfaat magang.................................................................................7
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI MAGANG
A. Struktur dan tupoksi organisasi..........................................................8
B. indikator kinerja................................................................................20
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis situasi dan identifikasi masalah..........................................23
B. Prioritas masalah dan analisis masalah ...........................................24
C. Penentuan tujuan umum dan khusus.................................................27
D. Penentuan target, straegi, kebijakan.................................................28
E. Penentuan program dan kegiatan......................................................29
F. penentuan sumber daya dan biaya.....................................................32
G. Penyusunan operasional kegiatan.....................................................36
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.......................................................................................37

v
B. Saran.................................................................................................37

vi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tabel indikator kinerja.............................................................20

Tabel 3.1 Tabel Prioritas masalah............................................................24

Tabel 3.2 Tabel Tujuan umum dan khusus..............................................27

Tabel 3.3 Tabel Penentuan target, straegi, kebijakan..............................29

Tabel 3.4 Tabel Penentuan program dan kegiatan ..................................31

Tabel 3.5 Tabel Sumber daya..................................................................32

Tabel 3.6 Tabel Biaya..............................................................................33

Tabel 3.7 Tabel Penyusunan operasional kegiatan..................................36

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Fish bone analisis Masalah................................................................26

viii
ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan oleh sebab

itu, rumah yang layak huni merupakan dasar dan salah satu komponen penting dalam

menentukan tingkat kesejahteraan. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial

dan ekonomis. (1)

Pengetahuan tentang derajat kesehatan individu atau masyarakat merupakan salah satu

faktor yang sangat berpengaruh dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia individu atau

masyarakat yang bersangkutan, oleh karena itu derajat kesehatan manusia menempati peranan

penting dan strategis di dalam pembangunan nasional bangsa Indonesia. Dampak dari perilaku

dan lingkungan yang tidak sehat dalam suatu masyarakat akan berakibat timbulnya berbagai

macam penyakit menular dan bersifat endemis, sehingga dengan demikian diperlukan berbagai

upaya dari berbagai macam pihak untuk mengubah perilaku yang tidak sehat tersebut menjadi

perilaku sehat.

1
Dalam sistem kesehatan nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan

adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal . (2) Derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat macam faktor

yaitu faktor keturunan, faktor pelayanan kesehatan, faktor perilaku dan faktor lingkungan.

Berdasarkan keempat faktor tersebut, faktor perilaku merupakan faktor yang mempunyai

pengaruh dan peranan paling besar terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat, oleh

karena itu perilaku sehat merupakan prasyarat utama untuk meningkatkan derajat kesehatan. (3)

Salah satu upaya menuju kearah perilaku sehat dengan melalui satu program yang dikenal

dengan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dilaksanakan secara sistematis

dan terkoordinir. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan bentuk

perwujudan untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi yang

kondusif bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku agar dapat menerapkan cara–cara hidup sehat dalam rangka

menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

terdiri dari lima tatanan yaitu institusi pendidikan, institusi kesehatan, tempat kerja, tempat–

tempat umum, dan rumah tangga. . Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tersebut harus

dimulai dari tatanan rumah tangga karena rumah tangga yang sehat merupakan aset modal

pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan, dan dilindungi kesehatannya.

Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit inveksi dan non

2
inveksi, oleh karena itu untuk mencegahnya anggota rumah tangga perlu diberdayakan untuk

melaksanakan. (1)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan

anggota rumah tangga agar mengetahui, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih

dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Ada beberapa indikator

yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS rumah tangga yaitu persalinan ditolong oleh

tenaga kesehatan, memberi ASI ekslusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air

bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas

jentik di rumah sekali seminggu, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik

setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah.

Pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara langsung maupun

tidak langsung berpengaruh terhadap penanggulangan masalah kesehatan melalui pencegahan

terjadinya kesakitan maupun kematian. PHBS mengisyaratkan slogan “Lebih Baik Mencegah

daripada Mengobati’. Program PHBS adalah upaya untuk pengalaman belajar bagi perorangan,

keluarga, kelompok dan masyarakat, untuk meningkatkan pengetahuan,sikap dan perilaku hidup

bersih dan sehat, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat turut menangani masalah di

bidang kesehatan serta berperan-aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. PHBS

3
mencakup tatanan Rumah Tangga, Sekolah, Tempat Kerja, Tempat Umum dan Sarana

Kesehatan.

Jumlah Rumah Tangga di Jawa Barat sebanyak 12.634.514 rumah tangga, dan dipantau

sikap prilaku ber-PHBS sebanyak 8.253.302 keluarga (65,3%) , dari pemantauan ini ditemukan

4.334.650 keluarga berprilaku PHBS (52,5%). Berdasarkan Kab/Kota di Jawa Barat Cakupan

tertinggi di capai oleh Kota Depok (77,2%) dan terendah Kab Purwakarta (6,3%).

Sedangkan untukrangking kota bandung mengenai PHBS pada tahun 2016 berada di

urutan ke 4 se-jawa barat dengan (55,9%). Penerapan PHBS di rumah tangga diharapkan

mengurangi risiko terjadinya kematian bayi karena tidak ditolong oleh tenaga kesehatan,

meningkatkan daya tahan tubuh dengan ASI. Pencegahan penyakit degeneratif dengan berolah

raga, mengkonsumsi makanan bergizi. Pencegahan penyakit pernafasan dengan tidak merokok

dan tinggal di tempat yang tidak terlalu padat hunian. Ketersediaan air bersih, jamban dan lantai

mengurangi risiko kejadian penyakit berbasis lingkungan, seperti diare, penyakit kulit, dan lain-

lain. Hingga saat ini penyakit Infeksi saluran pernafasan dan diare masih merupakan penyebab

kematian bayi yang cukup besar di Jawa Barat. (4) Menurut data di dapatkan bahwa cakupan

PHBS Di Kota Bandung sudah baik tetapi ada 3 indikator yang dari tahun ke tahun selalu rendah

ataupun naik tetapi hanya sedikit yaitu rokok dalam rumah, asi

4
Dimana program magang ini merupakan kegiatan yang bersifat mandiri dan

dilaksanakan diluar kampus serta wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa program studi S1 Ilmu

Kesehatan Masyrakat. Diharapkan melalui kegiatan ini mahasiswa akan memiliki bekal

pengalaman dan keterampilan kerjapraktis, mampu menyesuaikan diri dan memiliki sikap yang

professional, sehingga setelah lulus dan menghadapi dunia kerja mereka mampu berkarya

dengan optimal. Selain itu juga, melalui kegiatan ini pula diharapkan mahasiswa memiliki

beberapa keterampilan yang beragam sehingga akan memperluas lapangan kerja yang dapat

dimasuki.

B. Tujuan magang

1. Tujuan umum

Secara umum, tujuan pelaksanaan program magang ini adalah untuk memperoleh

pengalaman keterampilan, penyesuaian sikap dan penghayatan pengetahuan di

5
dunia kerja dalam rangka memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan di

bidang ilmu kesehatan masyarakat. Khususnya di Seksi Promosi kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat Selain itu juga untuk melatih kemampuan bekerja sama

dengan orang lain dalam satu tim sehingga diperoleh manfaat bersama baik bagi

peserta magang maupun instansi tempat magang

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi tugas dan fungsi tenaga di Dinas Kesehatan Kota Bandung

b. Menganalisis situasi dan mengidentifikasi masalah

c. Menentukan prioritas masalah dan analisis penyebab masalah

d. Menentukan tujuan umum dan tujuan khusus

e. Menentukan target strategi dan kebijakan

f. Menentukan program dan kegiatan

g. Menentukan sumber daya dan baiaya

h. Menyususn rencana oprasional kegiata

i. Mengintegrasi kegiatan dan biaya

j. Merencanakan evaluasi

k. Menyusun laporan sesuai dengan sistematika yang telah di susun di buku

pedoman magang

C. Manfaat Magang

1. Bagi penulis

6
Mendapat pengalaman dan keterampilan melakukan identifikasi masalah dan

pemecahan masalah dalam pelaksanaan kegiatan magang di Dinas Kesehatan kota

bandung khususnya di bidang Kesehatan Masyarakat.

2. Bagi Lembaga Pendidikan

Hasil magang ini diharapkan menjadi informasi dalam pengembangan pendidikan

Kesehatan Masyarakat khususnya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

3. Bagi Dinas kesehatan kota bandung

Mendapat alternatif pemecahan masalah tentang gambaran

pelaksannaan program khususnya di seksi promosi kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat

BAB II

GAMBARAN UMUM ISNTANSI MAGANG

A. Struktur dan Tupoksi Organisasi

7
Susunan, Tugas dan Fungsi organisasi Dinas ditetapkan dalam Perwal 1381 Tahun 2016,
sebagai berikut:

a. Kepala Dinas;
(1) Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Walikota dalam menyelenggarakan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah di bidang kesehatan.
(2) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi:
(a) perumusan kebijakan lingkup kesehatan;
(b) pelaksanaan kebijakan lingkup kesehatan;
(c) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup kesehatan;
(d) pelaksanaan administrasi Dinas lingkup kesehatan; dan
(e) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan
fungsinya.

b. Sekretariat Dinas;
(1) Sekretariat Dinas dipimpin oleh seorang Sekretaris.
(2) Sekretaris Dinas mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas
lingkup kesekretariatan yang meliputi pengelolaan umum dan kepegawaian,
pengelolaan keuangan, pengoordinasian penyusunan program, data dan informasi
serta pengoordinasian tugas-tugas bidang.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Sekretaris Dinas menyelenggarakan fungsi:
(a) pengoordinasian penyusunan rencana dan program kerja kesekretariatan dan
Dinas;
(b) pengoordinasian bahan perumusan kebijakan lingkup kesekretariatan dan Dinas;
(c) pengoordinasian pelaksanaan kebijakan lingkup kesekretariatan dan Dinas;
(d) pengoordinasian pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup kesekretariatan dan
Dinas;
(e) pengoordinasian pelaksanaan administrasi lingkup kesekretariatan dan Dinas; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan
fungsinya.
(4) Dalam menjalankan tugas dan fungsi, Sekretaris Dinas membawahkan:

8
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bagian.
(2) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Sekretaris Dinas lingkup pelayanan administrasi umum dan
kepegawaian.
(3) Untuk melaksanakan tugas, Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup administrasi umum dan
kepegawaian;
(b) penyiapan bahan kebijakan operasional lingkup administrasi umum dan
kepegawaian;
(c) pelaksanaan kebijakan lingkup administrasi umum dan kepegawaian;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup administrasi umum dan
kepegawaian;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup pelayanan administrasi umum dan
kepegawaian; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan
fungsinya.
2. Sub Bagian Keuangan;
(1) Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian.
(2) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Sekretaris Dinas lingkup keuangan.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan
fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup keuangan;
(b) penyiapan bahan kebijakan operasional lingkup keuangan;
(c) pelaksanaan kebijakan lingkup keuangan;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup keuangan;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup keuangan; dan

9
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
3. Sub Bagian Program, Data dan Informasi;
(1) Sub Bagian Program, Data dan Informasi dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bagian.
(2) Kepala Sub Bagian Program, Data dan Informasi mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Sekretaris Dinas lingkup program, data dan
informasi.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Sub Bagian Program, Data dan Informasi
menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup program, data dan
informasi;
(b) penyiapan bahan kebijakan operasional lingkup program, data dan
informasi;
(c) pelaksanaan kebijakan lingkup program, data dan informasi;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup program, data dan informasi;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup program, data dan informasi; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.

c. Bidang Kesehatan Masyarakat;


(1) Bidang Kesehatan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Bidang.
(2) Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Kepala Dinas lingkup kesehatan masyarakat meliputi kesehatan keluarga dan
gizi, promosi dan pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja
dan olahraga.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup kesehatan masyarakat;
(b) penyiapan bahan perumusan lingkup kesehatan masyarakat;
(c) pelaksanaan kebijakan lingkup kesehatan masyarakat;

10
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup kesehatan masyarakat;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup kesehatan masyarakat; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan
fungsinya.
(4) Dalam menjalankan tugas, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat membawahkan:
1. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;
(1) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat lingkup kesehatan
keluarga dan gizi.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup kesehatan keluarga dan
gizi;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup kesehatan keluarga dan gizi;
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup kesehatan keluarga dan gizi;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup kesehatan keluarga dan gizi;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup kesehatan keluarga dan gizi; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
2. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;
(1) Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi.
(2) Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat lingkup
promosi dan pemberdayaan masyarakat.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup promosi dan pemberdayaan
masyarakat;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup promosi dan pemberdayaan masyarakat;

11
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup promosi dan pemberdayaan
masyarakat;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup promosi dan pemberdayaan
masyarakat;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup promosi dan pemberdayaan masyarakat; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan
fungsinya.
3. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga;
(1) Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat lingkup kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan
Kerja dan Olahraga menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olahraga;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup kesehatan lingkungan, kesehatan kerja
dan olahraga;
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olahraga;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olahraga;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup kesehatan lingkungan, kesehatan kerja
dan olahraga; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.

d. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;


(1) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang.

12
(2) Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas lingkup pencegahan dan pengendalian
penyakit meliputi pencegahan dan pengendalian penyakit menular, surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup lingkup pencegahan dan
pengendalian penyakit;
(b) penyiapan bahan perumusan kebijakan lingkup pencegahan dan pengendalian
penyakit;
(c) pelaksanaan kebijakan lingkup pencegahan dan pengendalian penyakit;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup pencegahan dan pengendalian
penyakit;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup pencegahan dan pengendalian penyakit; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan
fungsinya.
(4) Dalam menjalankan tugas, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
membawahkan:
1. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;
(1) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mempunyai
tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit lingkup pencegahan dan pengendalian penyakit
menular.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup pencegahan dan
pengendalian penyakit menular;
(b) penyiapan bahan perumusan kebijakan lingkup pencegahan dan
pengendalian penyakit menular;

13
(c) pelaksanaan kebijakan lingkup pencegahan dan pengendalian penyakit
menular;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup pencegahan dan pengendalian
penyakit menular;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup pencegahan dan pengendalian penyakit
menular; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
2. Seksi Surveilans dan Imunisasi;
(1) Seksi Surveilans dan Imunisasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit lingkup
surveilans dan imunisasi.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi
menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup surveilans dan imunisasi;
(b) penyiapan bahan perumusan kebijakan lingkup surveilans dan imunisasi;
(c) pelaksanaan kebijakan lingkup surveilans dan imunisasi;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup surveilans dan imunisasi;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup surveilans dan imunisasi; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa;
(1) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit lingkup pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa menyelenggarakan fungsi:

14
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup pencegahan dan pengendalian penyakit
tidak menular dan kesehatan jiwa; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.

e. Bidang Pelayanan Kesehatan;


(1) Bidang Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang.
(2) Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala
Dinas lingkup pelayanan kesehatan meliputi pelayanan kesehatan primer dan
tradisional, pelayanan kesehatan rujukan serta mutu pelayanan kesehatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup pelayanan kesehatan;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup pelayanan kesehatan;
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup pelayanan kesehatan;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup pelayanan kesehatan;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup pelayanan kesehatan; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan
fungsinya.
(4) Dalam menjalankan tugas, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan membawahkan:
1. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional;
(1) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi.

15
(2) Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan lingkup
pelayanan kesehatan primer dan tradisional.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan
Tradisional menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup pelayanan kesehatan
primer dan tradisional;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup pelayanan kesehatan primer dan
tradisional;
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup pelayanan kesehatan primer
dan tradisional;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup pelayanan kesehatan primer
dan tradisional;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup pelayanan kesehatan primer dan
tradisional; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
2. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan;
(1) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan lingkup pelayanan
kesehatan rujukan.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup pelayanan kesehatan
rujukan;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup pelayanan kesehatan rujukan;
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup pelayanan kesehatan rujukan;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup pelayanan kesehatan rujukan;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup pelayanan kesehatan rujukan; dan

16
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
3. Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan;
(1) Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan lingkup mutu pelayanan
kesehatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan
menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup mutu pelayanan
kesehatan;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup mutu pelayanan kesehatan;
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup mutu pelayanan kesehatan;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup mutu pelayanan kesehatan;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup mutu pelayanan kesehatan; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.

f. Bidang Sumber Daya Kesehatan;


(1) Bidang Sumber Daya Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang.
(2) Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Kepala Dinas lingkup sumber daya kesehatan meliputi farmasi dan alat kesehatan,
jaminan, pembiayaan dan regulasi kesehatan serta sumber daya manusia kesehatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Bidang Sumber Daya Kesehatan menyelenggarakan
fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup sumber daya kesehatan;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup sumber daya kesehatan;
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup sumber daya kesehatan;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup sumber daya kesehatan;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup sumber daya kesehatan; dan

17
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan
fungsinya.
(4) Dalam menjalankan tugas dan fungsi, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan
membawahkan:
1. Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan;
(1) Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan lingkup
farmasi dan alat kesehatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok, Kepala Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan
menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup farmasi dan alat
kesehatan;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup farmasi dan alat kesehatan;
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup farmasi dan alat kesehatan;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup farmasi dan alat kesehatan;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup farmasi dan alat kesehatan; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
2. Seksi Jaminan, Pembiayaan dan Regulasi Kesehatan;
(1) Seksi Jaminan, Pembiayaan dan Regulasi Kesehatan dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Jaminan, Pembiayaan dan Regulasi Kesehatan mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas di Kepala Bidang Sumber Daya
Kesehatan lingkup jaminan, pembiayaan dan regulasi kesehatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok, Kepala Seksi Jaminan, Pembiayaan dan
Regulasi Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup jaminan, pembiayaan dan
regulasi kesehatan;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup jaminan, pembiayaan dan regulasi
kesehatan;

18
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup jaminan, pembiayaan dan
regulasi kesehatan;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup jaminan, pembiayaan dan
regulasi kesehatan;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup jaminan, pembiayaan dan regulasi
kesehatan; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
3. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan;
(1) Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan,
lingkup sumber daya manusia kesehatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok, Kepala Seksi Sumber Daya Manusia
Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup sumber daya manusia
kesehatan;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup sumber daya manusia kesehatan;
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup sumber daya manusia
kesehatan;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup sumber daya manusia
kesehatan;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup sumber daya manusia kesehatan; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.

19
B. Indikator kinerja

KONDISI
KINERJA
PADA KONDISI
AWAL KINERJA
PERIODE PADA
RPJMD AKHIR
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN PERIODE
No RPJMD
SASARAN INDIKATOR SATUAN

TAHU
TAHUN TAHUN TAHUN TAHU TAHUN
N
0 2 3 N4 5
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. MENINGKATNYA MENURUNNYA PER 100.000 25 - - - 53,37 53,37 53,37
TARAF ANGKA KELAHIRAN ORANG

KESEHATAN KEMATIAN IBU PER

20
MASYARAKAT
SECARA
(KONVERSI) TAHUN
BERKELANJUTA
N
MENURUNNYA
PER 1000
2. ANGKA N/A - - - 28,99 28,90 28,90
KELAHIRAN
KEMATIAN
ANGKA
3. HARAPAN TAHUN 73,83 - - - 7,86 7,87 7,87
HIDUP
MENURUNNYA
4. PRESENTASE PRESENTASE - - - - 0,49 0,42 0,42
GIZI BURUK
JUMLAH UNIT
PELAYANAN
KESEHATAN
MILIK
5. UNIT - - - - 26 33 33
PEMERINTAH
YANG
MEMENUHI
STANDAR

21
22
C. Program atau kegiatan yang menjadi fokus magang
Program ataupun kegiatan yang menjadi fokus magang penulis di Dinas kesehatan kota
bandung, bidang Kesmas, seksi promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat adalah
PHBS tatanan rumah tangga.
PHBS tatanan rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu mempraktikan hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat.
Ada 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga dianataranya :
a) Persalinan di tolong oleh nakes
b) Memberikan bayi ASI ekslusif
c) Menimbang bayi dan balita tiap bulan
d) Menggunakan air bersih
e) Mencuci tangan dengan air bersih, mengalir, sabun
f) Menggunakan jamban
g) Memberantas jentik dirumah
h) Makan buah dan sayur setiap hari
i) Melakukan aktivitas fisik
j) Tidak merokok dalam rumah

23
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisi situasi dan identifikasi masalah


1. Grifik capaian PHBS tatanan Rumah tangga 2017

GRAFIK 3.1
96.67
100 93.66 93.37 93.62 91.14
90.43 90.84
90
79.22
80 74.47
67.78
70

60

50

40

30

20

10

0
s i r t k r
ke As ng Ai PS ha nti yu sik ko
k
a ba CT se e sa s fi r o
Li n tim n sJ ah fit
a k
Di ba eba B u ti Td
Ja
m B Ak

2. Identifikasi masalah
Berdasarkan dari hasil magang yang dilaksankan penulis mengambil data sekunder
laporan PHBS tatanan rumah tangga tahun 2017, setelah di analisa penulis menyimpulkan
yang menjadi prioritas masalah adalah 3 indikator terendah yaitu tidak merokok dalam rumah
( 67,78%), jamban sehat ( 74,475%), ASI ( 79, 22%).

24
B. Prioritas masalah dan analisi masalah
1. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah dilakukan dengan cara menentukan kriteria

untuk rangking masalah kesehatan yaitu :

a. Magnitude : besar masalah, proporsi populasi yang terkena masalah.


Pada dasarnya menjelaskan seberapa besar masalah
b. Severity/danger : keseriusan, pada individu dan masyarakat. Seberapa
serius kondisi yang terjadi. Apakah mengancam kehidupan, penyebab utama
penyakit, penurunan kemampuan hidup normal, penurunan produktivitas.
c. Vulnerability untuk intervensi (feasibility) : kelayakan, bila masalah tidak layak
untuk di intervensi membuat sedikit kemungkinan masuk dalam daftar target
kegiatan.
d. Cost-effectiveness dari intervensi : menjawab pertanyaan bila masalah
dipecahkan berapa banyak membutuhkan biaya.
e. Political expediency : kedayagunaan politis, bila masalah telah
memenuhi seluruh kriteria diatas, bila tidak mempunyai kedayagunaan
politis oleh otoritas pusat, sulit masuk dalam daftar prioritas tinggi

Table 3.1
KRITERIA
NO MASALAH Keseriusa Daya PERKALIAN RANKING
Kegawatan Kecenderungan
n Ungkit
Memberantas
Jentik
1. 5 6 6 4 720 4
Seminggu
Sekali
Aktivitas
2. Fisik Setiap 4 5 5 4 400 5
Hari
Bayi 0-6
3. Bulan lulus 7 7 6 7 2.058 2
ASI Eksklusif
4. Bayi dan 6 5 6 6 1.080 3
Balita

25
Ditimbang
Tidak
Merokok di
5. 7 8 7 7 2.744 1
Dalam
Rumah

Dari hasil tabel di atas maka yang menjadi prioritas masalah yaitu indikator tidak merokok

di dalam rumah karena dari hasil perkalian yang paling besar adalah masalah tersebut.

2. Analisis Masalah

26
Setelah mendapat masalah prioritas selanjutnya mencari akar

masalah yang menjadi penyebab masalah tingginya indikator tidak merokok di dalam

rumah di wilayah kerja dinas kesehatan kota bandung , Berdasarkan analisa penyebab

masalah, maka alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah sebagai

berikut :

Analisis masalah dalam hal perencanaan ini menggunakan fishbone :

Environment Man

Lingkungan di Sudah nya Belum


dominasi merasakan
merubah
perokok dampak
perilaku

Sudah menjadi
kebiasaan Merokok
menjadi hal
yang wajar
Rendahnya
67,78indicator
cakupan
Belum semua tidak%merokok
Masih banyak fasyankes didalam rumah
tempat yang mengadakan
Harga rokok
tidak terdapat adanya terapi
masih Kawasan merokok
terjangkau
Mudah di beli di
berbagai
toko/warung
Kurangnya
advokasi dan
sosialisasi
Materials dengan
FASKES

Belum adanya
kebijakan
Method
mengenai sanksi
C. Penentuanterhadap
tujuan umum
yang dan khusus
meroko di kawas
KTR 27
Table 3.2

NO MASALAH TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS


1. Rendahnya Cakupan Indikator Meningkatkan 1. Meningkatkan koordinasi
Tidak Merokok di Dalam Rumah Cakupan Indikator lintas program dan lintas
di Wilayah Dinas kesehatan kota Tidak Merokok di sektor untuk sosialisasi
bandung Dalam Rumah di
kawasan tanpa rokok
Wilayah Kerja
(KTR)
Dinas kesehatan
2. Meningkatkan
kota bandung
pemberdayaaan
masyarakat dengan
MMRW dan
pembentukan RW siaga
aktif
3. Melakukan promosi
kesehatan tentang PHBS
melalui media Stiker
4. Melakukan promosi
kesehatan tentang PHBS
melalui media Spanduk
5. Melakukan promosi
kesehatan tentang PHBS
melalui media elektronik
( TV )
6. Melakukan promosi
kesehatan tentang PHBS
melalui media elektronik
berbentuk broadcase SMS
7. Melakukan promosi
kesehatan tentang PHBS
melalui media poster
8. Melakukan promosi

28
kesehatan tentang PHBS
melalui media lefleat
9. Melakukan promosi
kesehatan tentang PHBS
melalui media radio

D. Penentuan target, starategi, dan kebijakan


Table 3.3

NO MASALAH TARGET STRATEGI KEBIJAKAN


1. Rendahnya Cakupan - 1. Meningkatkan Peraturan Menteri Kesehatan
Indikator Tidak koordinasi lintas Republik Indonesia nomor:
Merokok di Dalam program dan lintas 2269/MENKES/PER/XI/2011
Rumah di Wilayah Pedoman Pembinaan Perilaku
sektor untuk sidak
Kerja Dinas kesehatan 100% Hidup Bersih dan Sehat
kawasan tanpa rokok
kota bandung (PHBS)
(KTR
2. Meningkatkan
96 x Peraturan wali kota bandung
Setahun
pemberdayaaan nomor 315 tahun 2017
masyarakat dengan tanggal 13 maret tentang
100% MMRW dan kawasan tanpa rokokok
pembentukan RW siaga (KTR)
aktif
3. Melakukan promosi Keputusan walikota bandung
kesehatan tentang nomor : 440/kep 461-Dinkes/
2018 tentang pembentukan
PHBS melalui media
satgas pemantau KTR
Stiker
4. Melakukan promosi
Surat edaran wali kota
kesehatan tentang
bandung nomor : 440/SE.14-
PHBS melalui media dinkes tanggal 17 oktober
Spanduk 2017 tentang gerakan
5. Melakukan promosi

29
kesehatan tentang masyarakan hidup sehat
PHBS melalui media
elektronik ( TV ) Surat edaran wali kota
bandung nomor : 660/SE.162
6. Melakukan promosi
Dinkes tanggal 4 mdesember
kesehatan tentang
2017 tentang upaya
PHBS melalui media
penguatan hidup bersih dan
elektronik berbentuk
sehat
broadcase SMS.
7. Melakukan promosi
kesehatan tentang
PHBS melalui media
poster.
8. Melakukan promosi
kesehatan tentang
PHBS melalui media
lefleat.
9. Melakukan promosi
kesehatan tentang
PHBS melalui media
radio

E. Penentuan program dan kegiatan


Table 3.4
30
Tujuan Khusus Target Program Kegiatan Rutin Indikator
1. Meningkatkan Melakukan Satgas KTR Berjalanya Kawasan Tanpa
koordinasi lintas program sosialisasi ( SKPD yang Rokok (KTR) di berbagai tempat
dan lintas sektor untuk yang sudah di tetapkan umum
melakukan sosialisasi termasuk dalam
kebijakan kawasan tanpa kedalam keputusan wali
-
rokok (KTR)) kawasan kota bandung)
KTR melakukan
sosialisasi
setiap tanggal
yang disepakati
2. Meningkatkan Melakukan

pemberdayaaan sosialisasi

masyarakat dengan
Melakukan
MMRW dan Terselenggaranya MMRW dan
dengan MMRW 100% sosialisasi dan
memantau berjalanya RW siaga aktif
dan pembentukan pemantauan
RW siaga
RW siaga aktif
aktif

3. Melakukan Melakukan Tersedianya media penyuluhan


promosi penyuluhan dan promosi kesehatan di UPT wilayah
Menyediakan penyuluhan kerja dinas kesehata kota bandung
kesehatan tentang
media promosi dan
PHBS melalui
100% kesehatan menyediakan
media Stiker. media promosi
kesehatan

4. Melakukan Melakukan
promosi kesehatan penyuluhan
penyuluhan dan
tentang PHBS melalui dan Tersedianya media penyuluhan
100% menyediakan
media Spanduk Menyediaka promosi kesehatan di UPT wilayah
media promosi
n media kerja dinas kesehata kota bandung
kesehatan
promosi
kesehatan
5. Melakukan 100% Melakukan Pemantauan Tersedianya media penyuluhan
penyuluhan promokes melalui siaran TV

31
promosi kesehatan dan
Menyediaka
tentang PHBS melalui n media
media elektronik promosi
kesehatan
( TV ).

6. Melakukan Melakukan Melakukan Tersedianya media penyuluhan


promosi kesehatan penyuluhan pemantauan promosi kesehatan melalui SMS
tentang PHBS melalui melalui
100% SMS
media elektronik
berbentuk broadcase
SMS.
7. Melakukan Melakukan Tersedianya media penyuluhan
promosi kesehatan penyuluhan promosi kesehatan melalui film
Melakukan
tentang PHBS melalui 100% tentang
pemantauan
pembuatan film KTR
melalui film
8. Melakukan promosi Melakukan Tersedianya media penyuluhan
penyuluhan promosi kesehatan di UPT wilayah
kesehatan tentang penyuluhan dan kerja dinas kesehata kota bandung
dan
menyediakan
PHBS melalui media 100% Menyediaka
media promosi
n media
lefleat. kesehatan
promosi
kesehatan
9. Melakukan promosi Melakukan Rutinya siaran radio mengenai
penyuluhan PHBS
kesehatan tentang
Melakukan
PHBS melalui media 100% penyuluhan
radio.

32
F. Penentuan sumber daya dan biaya

1. penentuan sumber daya


Table 3.5

Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Peralatan & Kebutuhan Alat


Kegiatan
Tenaga Fasilitas ATK Transportasi
1. 2. Meningkatkan koordinasi
lintas program dan lintas Satgas yang
sektor untuk melakukan di tetapkan Stiker mengenai Sepeda Motor dan
-
sosialisasi kebijakan oleh kawas bebas rokok mobil
kawasan tanpa rokok walikota
(KTR)
3. 4. Meningkatkan
pemberdayaaan
masyarakat dengan 2 tenaga
- ATK, leptop, Mic Sepeda Motor
MMRW dan kesehatan
pembentukan RW siaga
aktif
3. Melakukan promosi
kesehatan tentang PHBS Sepeda Motor dan
- Stiker
melalui media stiker. mobil

4. Melakukan promosi
kesehatan tentang PHBS spanduk
melalui media Spanduk.
5. Melakukan promosi
kesehatan tentang PHBS
melalui media
elektronik ( TV ).

6. Melakukan promosi
kesehatan tentang PHBS
melalui media elektronik

33
berbentuk broadcase
SMS.
7. Melakukan promosi
Sepeda Motor dan
kesehatan tentang PHBS ATK, leptop mobil
melalui pembuatan film
8. Melakukan promosi
Sepeda Motor dan
kesehatan tentang PHBS Lefleat mobil
melalui media lefleat.
9. Melakukan promosi
kesehatan tentang PHBS ATK Sepeda Motor
melalui media radio.

1. Biaya

Table 3.6

Volume
Kegiatan Uraian Kegiatan Satuan barang Anggaran Rp.
Kegiatan
1. Meningkatkan Petugas kesehatan - -
koordinasi lintas dan SKPD terkait
program dan lintas Melakukan sosialisasi
sektor untuk kawasan KTR
melakukan
sosialisasi kebijakan
kawasan tanpa rokok
(KTR))
2. Meningkatkan PHBS , RW siaga, KTR 4 kali dalam 161,200,000
pemberdayaaan sebulan

masyarakat dengan
3100 OH
MMRW dan
pembentukan RW
siaga aktif

34
3. Melakukan Petugas promkes 1 kali dalam
promosi kesehatan menyediakan media satu tahun-

tentang PHBS promosi untuk UPT di


seluruh wilayah kerja 7250 lembar 25,375,000
melalui media
dinas kesehatan kota
poster
bandung

4. Melakukan Petugas promkes 1 kali dalam


promosi kesehatan menyediakan media satu tahun
tentang PHBS promosi untuk UPT di
seluruh wilayah kerja
600 meter 19,200,000
melalui media
dinas kesehatan kota
Spanduk.
bandung
5. Melakukan petugas promkes 35 kali
promosi kesehatan membuat konsep tayang dalam
tentang PHBS penyuluhan yang akan satu tahun- 52 hari 62,150,000
melalui media di tayangkan di TV
elektronik ( TV ).
6. Melakukan petugas promkes Setiap hari
promosi kesehatan membuat konsep dalam satu
tentang PHBS penyuluhan yang akan tahun
10000 unit 6,500,000
melalui media di broadcase melalui
elektronik berbentuk SMS
broadcase SMS.
7. Melakukan Petugas promkes 1 kali dalam
promosi kesehatan menonsep pembuatan satu tahun-
tentang PHBS film tentang KTR 1 pt 30,000,000
melalui pembuatan
film
8. Melakukan Petugas promkes 1 kali dalam
promosi kesehatan menyediakan media satu tahun-
tentang PHBS promosi untuk UPT di
seluruh wilayah kerja
6426 lembar 12,850,000
melalui media lefleat.
dinas kesehatan kota
bandung
9. Melakukan petugas promkes Setiap hari
promosi kesehatan melakukan dalam datu
120 hari 30,000.000
tentang PHBS penyuluhan melalui tahun
melalui media radio. radio
Jumlah

186,075,000

35
G. Penyusunan rencana operasional kegiatan

Table 3.7

Penanggung Sektor
Kegiatan Target Waktu Indikator
Jawab Terkait
1. Pertemuan berkala Januari- Dinkes Tersedianya
dilaksanakan mulai dari Desember Kawasan Tanpa
Dinkes, SKPD
diskusi, perencanaan, - Rokok (KTR) di
terkait
pelaksanaan, berbagai tempat
pengawasan KTR umum
2. Meningkatkan Januari- Seksi Promosi Terbentuknya
pemberdayaaan Desember dan RW siaga aktif
pemberdayaan RT, RW, dan
masyarakat dengan
100% masyarakat Kader, meningkatnya
MMRW dan
Masyarakat pemberdayaan
pembentukan RW
masyarakat
siaga aktif
3. Melakukan promosi Januari- Seksi Promosi
Tersedianya
kesehatan tentang Desember dan
100% UPT media promosi
PHBS melalui media pemberdayaan
kesehatan
masyarakat
poster
4. Melakukan promosi Januari- Seksi Promosi
Tersedianya
kesehatan tentang Desember dan
100% UPT media promosi
PHBS melalui media pemberdayaan
kesehatan
masyarakat
Spanduk.
5. Melakukan promosi Seksi Promosi Tersedianya
kesehatan tentang PHBS dan Pihak
100% media promosi
melalui media pemberdayaan penyedia jasa
elektronik ( TV ). masyarakat kesehatan
6. Melakukan promosi Seksi Promosi
Tersedianya
kesehatan tentang PHBS dan
pemberdayaan Pihak media promosi
melalui media 100%
masyarakat penyedia jasa
elektronik berbentuk kesehatan
broadcase SMS.
7. Melakukan promosi 100% Seksi Promosi UPT Tersedianya
kesehatan tentang PHBS dan
media promosi
melalui media poster. pemberdayaan

36
masyarakat kesehatan
8. Melakukan promosi Seksi Promosi Tersedianya
kesehatan tentang PHBS dan
100% UPT media promosi
melalui media lefleat. pemberdayaan
masyarakat kesehatan
9. Melakukan promosi Seksi Promosi Tersenggarakanya
kesehatan tentang PHBS dan Pihak
100% promosi
melalui media radio. pemberdayaan penyedia jasa
masyarakat kesehatan

37
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARA

A. Kesimpulan

1. PHBS tatanan rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu mempraktikan hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat.
Ada 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga dianataranya :
a) Persalinan di tolong oleh nakes
b) Memberikan bayi ASI ekslusif
c) Menimbang bayi dan balita tiap bulan
d) Menggunakan air bersih
e) Mencuci tangan dengan air bersih, mengalir, sabun
f) Menggunakan jamban
g) Memberantas jentik dirumah
h) Makan buah dan sayur setiap hari
i) Melakukan aktivitas fisik
j) Tidak merokok dalam rumah
Dan pada tahun 2017 yang menjadi indicator terendah dalam PHBS tatanan Rumah
tangga yaitu tidak merokok dalam rumah dengan angka persentase 67,78%.
2. Adapun alternative pemecahan masalahnya yaitu pembentukan RW siaga, pengadaan
terapi merokok secara gratis di fasyankes, gencarnya sosialisasi dan promosi kesehatan,
pembentukan kebijakan KTR

B. Saran
Adapun saran yang dari penulis diantarya :
1. Pemerintah kota bandung membuat sanksi orang yang melanggar KTR
2. Membuat pojok rokok ataupun tempat khusus merokok di wilayah RT,RW
3. Terus gencarnya satgas KTR melakukan sidak

38
4. Dan yang terakhir adalah mengoptimalkan strategi yang telah ada

39

Anda mungkin juga menyukai