OLEH :
NIM : 4001150045
BANDUNG
2019
i
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG
OLEH :
4001150045
Pembimbing Lapangan
Tanggal 3 Desember 2018-17 Januari 2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur mendalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya maka laporan magang ini ini dapat diselesaikan
dengan baik. Salam dan salawat semoga selalu tercurah pada baginda Rasulullah Muhammad
SAW.
Penulis mengucapkan rasa terimkasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang
telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan tugas Seminar
Kesehatan ini hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih tersebut kami sampaikan kepada:
1. Dr. Hj. Suryani Soepardan, Dra., M.M. selaku Ketua STIKes Dharma Husada Bandung.
2. Dr. Yeni Mahwati S.KM., M.Kes selaku Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat
5. Kepada seluruh staff di lingkungan Dinas kesehatan Kota bandung khusus nya seksie
6. Bapak Bandi dan Ibu Tetet Khotiah, orang tua penulis, yang telah membesarkan dan
7. Ghita, teman dekat penulis yang telah membantu mulai dari awal penyusunan hingga
selesai.
iii
8. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Dharma
Penulis menyadari laporan magang ini belum sempurna, baik dari segi kerapihan materi dan
lain-lain. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam
iv
DAFTAR ISI
halaman
Halaman Sampul………………………………………………………………………………………………………….i
Halaman Persetujuan.................................................................................................…….ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan magang...................................................................................6
C. Manfaat magang.................................................................................7
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI MAGANG
A. Struktur dan tupoksi organisasi..........................................................8
B. indikator kinerja................................................................................20
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis situasi dan identifikasi masalah..........................................23
B. Prioritas masalah dan analisis masalah ...........................................24
C. Penentuan tujuan umum dan khusus.................................................27
D. Penentuan target, straegi, kebijakan.................................................28
E. Penentuan program dan kegiatan......................................................29
F. penentuan sumber daya dan biaya.....................................................32
G. Penyusunan operasional kegiatan.....................................................36
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.......................................................................................37
v
B. Saran.................................................................................................37
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan oleh sebab
itu, rumah yang layak huni merupakan dasar dan salah satu komponen penting dalam
menentukan tingkat kesejahteraan. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
Pengetahuan tentang derajat kesehatan individu atau masyarakat merupakan salah satu
faktor yang sangat berpengaruh dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia individu atau
masyarakat yang bersangkutan, oleh karena itu derajat kesehatan manusia menempati peranan
penting dan strategis di dalam pembangunan nasional bangsa Indonesia. Dampak dari perilaku
dan lingkungan yang tidak sehat dalam suatu masyarakat akan berakibat timbulnya berbagai
macam penyakit menular dan bersifat endemis, sehingga dengan demikian diperlukan berbagai
upaya dari berbagai macam pihak untuk mengubah perilaku yang tidak sehat tersebut menjadi
perilaku sehat.
1
Dalam sistem kesehatan nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan
adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal . (2) Derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat macam faktor
yaitu faktor keturunan, faktor pelayanan kesehatan, faktor perilaku dan faktor lingkungan.
Berdasarkan keempat faktor tersebut, faktor perilaku merupakan faktor yang mempunyai
pengaruh dan peranan paling besar terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat, oleh
karena itu perilaku sehat merupakan prasyarat utama untuk meningkatkan derajat kesehatan. (3)
Salah satu upaya menuju kearah perilaku sehat dengan melalui satu program yang dikenal
dengan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dilaksanakan secara sistematis
dan terkoordinir. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan bentuk
perwujudan untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi yang
pengetahuan, sikap dan perilaku agar dapat menerapkan cara–cara hidup sehat dalam rangka
menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
terdiri dari lima tatanan yaitu institusi pendidikan, institusi kesehatan, tempat kerja, tempat–
tempat umum, dan rumah tangga. . Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tersebut harus
dimulai dari tatanan rumah tangga karena rumah tangga yang sehat merupakan aset modal
pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan, dan dilindungi kesehatannya.
Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit inveksi dan non
2
inveksi, oleh karena itu untuk mencegahnya anggota rumah tangga perlu diberdayakan untuk
melaksanakan. (1)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar mengetahui, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Ada beberapa indikator
yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS rumah tangga yaitu persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan, memberi ASI ekslusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air
bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas
jentik di rumah sekali seminggu, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik
Pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) secara langsung maupun
terjadinya kesakitan maupun kematian. PHBS mengisyaratkan slogan “Lebih Baik Mencegah
daripada Mengobati’. Program PHBS adalah upaya untuk pengalaman belajar bagi perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat, untuk meningkatkan pengetahuan,sikap dan perilaku hidup
bersih dan sehat, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat turut menangani masalah di
3
mencakup tatanan Rumah Tangga, Sekolah, Tempat Kerja, Tempat Umum dan Sarana
Kesehatan.
Jumlah Rumah Tangga di Jawa Barat sebanyak 12.634.514 rumah tangga, dan dipantau
sikap prilaku ber-PHBS sebanyak 8.253.302 keluarga (65,3%) , dari pemantauan ini ditemukan
4.334.650 keluarga berprilaku PHBS (52,5%). Berdasarkan Kab/Kota di Jawa Barat Cakupan
tertinggi di capai oleh Kota Depok (77,2%) dan terendah Kab Purwakarta (6,3%).
Sedangkan untukrangking kota bandung mengenai PHBS pada tahun 2016 berada di
urutan ke 4 se-jawa barat dengan (55,9%). Penerapan PHBS di rumah tangga diharapkan
mengurangi risiko terjadinya kematian bayi karena tidak ditolong oleh tenaga kesehatan,
meningkatkan daya tahan tubuh dengan ASI. Pencegahan penyakit degeneratif dengan berolah
raga, mengkonsumsi makanan bergizi. Pencegahan penyakit pernafasan dengan tidak merokok
dan tinggal di tempat yang tidak terlalu padat hunian. Ketersediaan air bersih, jamban dan lantai
mengurangi risiko kejadian penyakit berbasis lingkungan, seperti diare, penyakit kulit, dan lain-
lain. Hingga saat ini penyakit Infeksi saluran pernafasan dan diare masih merupakan penyebab
kematian bayi yang cukup besar di Jawa Barat. (4) Menurut data di dapatkan bahwa cakupan
PHBS Di Kota Bandung sudah baik tetapi ada 3 indikator yang dari tahun ke tahun selalu rendah
ataupun naik tetapi hanya sedikit yaitu rokok dalam rumah, asi
4
Dimana program magang ini merupakan kegiatan yang bersifat mandiri dan
dilaksanakan diluar kampus serta wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa program studi S1 Ilmu
Kesehatan Masyrakat. Diharapkan melalui kegiatan ini mahasiswa akan memiliki bekal
pengalaman dan keterampilan kerjapraktis, mampu menyesuaikan diri dan memiliki sikap yang
professional, sehingga setelah lulus dan menghadapi dunia kerja mereka mampu berkarya
dengan optimal. Selain itu juga, melalui kegiatan ini pula diharapkan mahasiswa memiliki
beberapa keterampilan yang beragam sehingga akan memperluas lapangan kerja yang dapat
dimasuki.
B. Tujuan magang
1. Tujuan umum
Secara umum, tujuan pelaksanaan program magang ini adalah untuk memperoleh
5
dunia kerja dalam rangka memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan di
pemberdayaan masyarakat Selain itu juga untuk melatih kemampuan bekerja sama
dengan orang lain dalam satu tim sehingga diperoleh manfaat bersama baik bagi
2. Tujuan khusus
j. Merencanakan evaluasi
pedoman magang
C. Manfaat Magang
1. Bagi penulis
6
Mendapat pengalaman dan keterampilan melakukan identifikasi masalah dan
masyarakat
BAB II
7
Susunan, Tugas dan Fungsi organisasi Dinas ditetapkan dalam Perwal 1381 Tahun 2016,
sebagai berikut:
a. Kepala Dinas;
(1) Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Walikota dalam menyelenggarakan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah di bidang kesehatan.
(2) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi:
(a) perumusan kebijakan lingkup kesehatan;
(b) pelaksanaan kebijakan lingkup kesehatan;
(c) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup kesehatan;
(d) pelaksanaan administrasi Dinas lingkup kesehatan; dan
(e) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan
fungsinya.
b. Sekretariat Dinas;
(1) Sekretariat Dinas dipimpin oleh seorang Sekretaris.
(2) Sekretaris Dinas mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas
lingkup kesekretariatan yang meliputi pengelolaan umum dan kepegawaian,
pengelolaan keuangan, pengoordinasian penyusunan program, data dan informasi
serta pengoordinasian tugas-tugas bidang.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Sekretaris Dinas menyelenggarakan fungsi:
(a) pengoordinasian penyusunan rencana dan program kerja kesekretariatan dan
Dinas;
(b) pengoordinasian bahan perumusan kebijakan lingkup kesekretariatan dan Dinas;
(c) pengoordinasian pelaksanaan kebijakan lingkup kesekretariatan dan Dinas;
(d) pengoordinasian pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup kesekretariatan dan
Dinas;
(e) pengoordinasian pelaksanaan administrasi lingkup kesekretariatan dan Dinas; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan
fungsinya.
(4) Dalam menjalankan tugas dan fungsi, Sekretaris Dinas membawahkan:
8
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bagian.
(2) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Sekretaris Dinas lingkup pelayanan administrasi umum dan
kepegawaian.
(3) Untuk melaksanakan tugas, Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup administrasi umum dan
kepegawaian;
(b) penyiapan bahan kebijakan operasional lingkup administrasi umum dan
kepegawaian;
(c) pelaksanaan kebijakan lingkup administrasi umum dan kepegawaian;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup administrasi umum dan
kepegawaian;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup pelayanan administrasi umum dan
kepegawaian; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan
fungsinya.
2. Sub Bagian Keuangan;
(1) Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian.
(2) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Sekretaris Dinas lingkup keuangan.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan
fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup keuangan;
(b) penyiapan bahan kebijakan operasional lingkup keuangan;
(c) pelaksanaan kebijakan lingkup keuangan;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup keuangan;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup keuangan; dan
9
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
3. Sub Bagian Program, Data dan Informasi;
(1) Sub Bagian Program, Data dan Informasi dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bagian.
(2) Kepala Sub Bagian Program, Data dan Informasi mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Sekretaris Dinas lingkup program, data dan
informasi.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Sub Bagian Program, Data dan Informasi
menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup program, data dan
informasi;
(b) penyiapan bahan kebijakan operasional lingkup program, data dan
informasi;
(c) pelaksanaan kebijakan lingkup program, data dan informasi;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup program, data dan informasi;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup program, data dan informasi; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
10
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup kesehatan masyarakat;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup kesehatan masyarakat; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan
fungsinya.
(4) Dalam menjalankan tugas, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat membawahkan:
1. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;
(1) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat lingkup kesehatan
keluarga dan gizi.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup kesehatan keluarga dan
gizi;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup kesehatan keluarga dan gizi;
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup kesehatan keluarga dan gizi;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup kesehatan keluarga dan gizi;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup kesehatan keluarga dan gizi; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
2. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;
(1) Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi.
(2) Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat lingkup
promosi dan pemberdayaan masyarakat.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup promosi dan pemberdayaan
masyarakat;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup promosi dan pemberdayaan masyarakat;
11
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup promosi dan pemberdayaan
masyarakat;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup promosi dan pemberdayaan
masyarakat;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup promosi dan pemberdayaan masyarakat; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan
fungsinya.
3. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga;
(1) Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat lingkup kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan
Kerja dan Olahraga menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olahraga;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup kesehatan lingkungan, kesehatan kerja
dan olahraga;
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olahraga;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olahraga;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup kesehatan lingkungan, kesehatan kerja
dan olahraga; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
12
(2) Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas lingkup pencegahan dan pengendalian
penyakit meliputi pencegahan dan pengendalian penyakit menular, surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup lingkup pencegahan dan
pengendalian penyakit;
(b) penyiapan bahan perumusan kebijakan lingkup pencegahan dan pengendalian
penyakit;
(c) pelaksanaan kebijakan lingkup pencegahan dan pengendalian penyakit;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup pencegahan dan pengendalian
penyakit;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup pencegahan dan pengendalian penyakit; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan
fungsinya.
(4) Dalam menjalankan tugas, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
membawahkan:
1. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;
(1) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mempunyai
tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit lingkup pencegahan dan pengendalian penyakit
menular.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup pencegahan dan
pengendalian penyakit menular;
(b) penyiapan bahan perumusan kebijakan lingkup pencegahan dan
pengendalian penyakit menular;
13
(c) pelaksanaan kebijakan lingkup pencegahan dan pengendalian penyakit
menular;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup pencegahan dan pengendalian
penyakit menular;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup pencegahan dan pengendalian penyakit
menular; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
2. Seksi Surveilans dan Imunisasi;
(1) Seksi Surveilans dan Imunisasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit lingkup
surveilans dan imunisasi.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi
menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup surveilans dan imunisasi;
(b) penyiapan bahan perumusan kebijakan lingkup surveilans dan imunisasi;
(c) pelaksanaan kebijakan lingkup surveilans dan imunisasi;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup surveilans dan imunisasi;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup surveilans dan imunisasi; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa;
(1) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala
Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit lingkup pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa menyelenggarakan fungsi:
14
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup pencegahan dan pengendalian penyakit
tidak menular dan kesehatan jiwa; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
15
(2) Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan lingkup
pelayanan kesehatan primer dan tradisional.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan
Tradisional menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup pelayanan kesehatan
primer dan tradisional;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup pelayanan kesehatan primer dan
tradisional;
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup pelayanan kesehatan primer
dan tradisional;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup pelayanan kesehatan primer
dan tradisional;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup pelayanan kesehatan primer dan
tradisional; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
2. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan;
(1) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan lingkup pelayanan
kesehatan rujukan.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup pelayanan kesehatan
rujukan;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup pelayanan kesehatan rujukan;
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup pelayanan kesehatan rujukan;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup pelayanan kesehatan rujukan;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup pelayanan kesehatan rujukan; dan
16
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
3. Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan;
(1) Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan lingkup mutu pelayanan
kesehatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan
menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup mutu pelayanan
kesehatan;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup mutu pelayanan kesehatan;
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup mutu pelayanan kesehatan;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup mutu pelayanan kesehatan;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup mutu pelayanan kesehatan; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
17
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas dan
fungsinya.
(4) Dalam menjalankan tugas dan fungsi, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan
membawahkan:
1. Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan;
(1) Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan lingkup
farmasi dan alat kesehatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok, Kepala Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan
menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup farmasi dan alat
kesehatan;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup farmasi dan alat kesehatan;
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup farmasi dan alat kesehatan;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup farmasi dan alat kesehatan;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup farmasi dan alat kesehatan; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
2. Seksi Jaminan, Pembiayaan dan Regulasi Kesehatan;
(1) Seksi Jaminan, Pembiayaan dan Regulasi Kesehatan dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Jaminan, Pembiayaan dan Regulasi Kesehatan mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian tugas di Kepala Bidang Sumber Daya
Kesehatan lingkup jaminan, pembiayaan dan regulasi kesehatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok, Kepala Seksi Jaminan, Pembiayaan dan
Regulasi Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup jaminan, pembiayaan dan
regulasi kesehatan;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup jaminan, pembiayaan dan regulasi
kesehatan;
18
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup jaminan, pembiayaan dan
regulasi kesehatan;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup jaminan, pembiayaan dan
regulasi kesehatan;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup jaminan, pembiayaan dan regulasi
kesehatan; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
3. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan;
(1) Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi.
(2) Kepala Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan,
lingkup sumber daya manusia kesehatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok, Kepala Seksi Sumber Daya Manusia
Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
(a) penyusunan rencana dan program kerja lingkup sumber daya manusia
kesehatan;
(b) penyiapan bahan kebijakan lingkup sumber daya manusia kesehatan;
(c) pelaksanaan kebijakan operasional lingkup sumber daya manusia
kesehatan;
(d) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup sumber daya manusia
kesehatan;
(e) pelaksanaan administrasi lingkup sumber daya manusia kesehatan; dan
(f) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya.
19
B. Indikator kinerja
KONDISI
KINERJA
PADA KONDISI
AWAL KINERJA
PERIODE PADA
RPJMD AKHIR
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN PERIODE
No RPJMD
SASARAN INDIKATOR SATUAN
TAHU
TAHUN TAHUN TAHUN TAHU TAHUN
N
0 2 3 N4 5
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. MENINGKATNYA MENURUNNYA PER 100.000 25 - - - 53,37 53,37 53,37
TARAF ANGKA KELAHIRAN ORANG
20
MASYARAKAT
SECARA
(KONVERSI) TAHUN
BERKELANJUTA
N
MENURUNNYA
PER 1000
2. ANGKA N/A - - - 28,99 28,90 28,90
KELAHIRAN
KEMATIAN
ANGKA
3. HARAPAN TAHUN 73,83 - - - 7,86 7,87 7,87
HIDUP
MENURUNNYA
4. PRESENTASE PRESENTASE - - - - 0,49 0,42 0,42
GIZI BURUK
JUMLAH UNIT
PELAYANAN
KESEHATAN
MILIK
5. UNIT - - - - 26 33 33
PEMERINTAH
YANG
MEMENUHI
STANDAR
21
22
C. Program atau kegiatan yang menjadi fokus magang
Program ataupun kegiatan yang menjadi fokus magang penulis di Dinas kesehatan kota
bandung, bidang Kesmas, seksi promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat adalah
PHBS tatanan rumah tangga.
PHBS tatanan rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu mempraktikan hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat.
Ada 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga dianataranya :
a) Persalinan di tolong oleh nakes
b) Memberikan bayi ASI ekslusif
c) Menimbang bayi dan balita tiap bulan
d) Menggunakan air bersih
e) Mencuci tangan dengan air bersih, mengalir, sabun
f) Menggunakan jamban
g) Memberantas jentik dirumah
h) Makan buah dan sayur setiap hari
i) Melakukan aktivitas fisik
j) Tidak merokok dalam rumah
23
BAB III
GRAFIK 3.1
96.67
100 93.66 93.37 93.62 91.14
90.43 90.84
90
79.22
80 74.47
67.78
70
60
50
40
30
20
10
0
s i r t k r
ke As ng Ai PS ha nti yu sik ko
k
a ba CT se e sa s fi r o
Li n tim n sJ ah fit
a k
Di ba eba B u ti Td
Ja
m B Ak
2. Identifikasi masalah
Berdasarkan dari hasil magang yang dilaksankan penulis mengambil data sekunder
laporan PHBS tatanan rumah tangga tahun 2017, setelah di analisa penulis menyimpulkan
yang menjadi prioritas masalah adalah 3 indikator terendah yaitu tidak merokok dalam rumah
( 67,78%), jamban sehat ( 74,475%), ASI ( 79, 22%).
24
B. Prioritas masalah dan analisi masalah
1. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah dilakukan dengan cara menentukan kriteria
Table 3.1
KRITERIA
NO MASALAH Keseriusa Daya PERKALIAN RANKING
Kegawatan Kecenderungan
n Ungkit
Memberantas
Jentik
1. 5 6 6 4 720 4
Seminggu
Sekali
Aktivitas
2. Fisik Setiap 4 5 5 4 400 5
Hari
Bayi 0-6
3. Bulan lulus 7 7 6 7 2.058 2
ASI Eksklusif
4. Bayi dan 6 5 6 6 1.080 3
Balita
25
Ditimbang
Tidak
Merokok di
5. 7 8 7 7 2.744 1
Dalam
Rumah
Dari hasil tabel di atas maka yang menjadi prioritas masalah yaitu indikator tidak merokok
di dalam rumah karena dari hasil perkalian yang paling besar adalah masalah tersebut.
2. Analisis Masalah
26
Setelah mendapat masalah prioritas selanjutnya mencari akar
masalah yang menjadi penyebab masalah tingginya indikator tidak merokok di dalam
rumah di wilayah kerja dinas kesehatan kota bandung , Berdasarkan analisa penyebab
masalah, maka alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut :
Environment Man
Sudah menjadi
kebiasaan Merokok
menjadi hal
yang wajar
Rendahnya
67,78indicator
cakupan
Belum semua tidak%merokok
Masih banyak fasyankes didalam rumah
tempat yang mengadakan
Harga rokok
tidak terdapat adanya terapi
masih Kawasan merokok
terjangkau
Mudah di beli di
berbagai
toko/warung
Kurangnya
advokasi dan
sosialisasi
Materials dengan
FASKES
Belum adanya
kebijakan
Method
mengenai sanksi
C. Penentuanterhadap
tujuan umum
yang dan khusus
meroko di kawas
KTR 27
Table 3.2
28
kesehatan tentang PHBS
melalui media lefleat
9. Melakukan promosi
kesehatan tentang PHBS
melalui media radio
29
kesehatan tentang masyarakan hidup sehat
PHBS melalui media
elektronik ( TV ) Surat edaran wali kota
bandung nomor : 660/SE.162
6. Melakukan promosi
Dinkes tanggal 4 mdesember
kesehatan tentang
2017 tentang upaya
PHBS melalui media
penguatan hidup bersih dan
elektronik berbentuk
sehat
broadcase SMS.
7. Melakukan promosi
kesehatan tentang
PHBS melalui media
poster.
8. Melakukan promosi
kesehatan tentang
PHBS melalui media
lefleat.
9. Melakukan promosi
kesehatan tentang
PHBS melalui media
radio
pemberdayaaan sosialisasi
masyarakat dengan
Melakukan
MMRW dan Terselenggaranya MMRW dan
dengan MMRW 100% sosialisasi dan
memantau berjalanya RW siaga aktif
dan pembentukan pemantauan
RW siaga
RW siaga aktif
aktif
4. Melakukan Melakukan
promosi kesehatan penyuluhan
penyuluhan dan
tentang PHBS melalui dan Tersedianya media penyuluhan
100% menyediakan
media Spanduk Menyediaka promosi kesehatan di UPT wilayah
media promosi
n media kerja dinas kesehata kota bandung
kesehatan
promosi
kesehatan
5. Melakukan 100% Melakukan Pemantauan Tersedianya media penyuluhan
penyuluhan promokes melalui siaran TV
31
promosi kesehatan dan
Menyediaka
tentang PHBS melalui n media
media elektronik promosi
kesehatan
( TV ).
32
F. Penentuan sumber daya dan biaya
4. Melakukan promosi
kesehatan tentang PHBS spanduk
melalui media Spanduk.
5. Melakukan promosi
kesehatan tentang PHBS
melalui media
elektronik ( TV ).
6. Melakukan promosi
kesehatan tentang PHBS
melalui media elektronik
33
berbentuk broadcase
SMS.
7. Melakukan promosi
Sepeda Motor dan
kesehatan tentang PHBS ATK, leptop mobil
melalui pembuatan film
8. Melakukan promosi
Sepeda Motor dan
kesehatan tentang PHBS Lefleat mobil
melalui media lefleat.
9. Melakukan promosi
kesehatan tentang PHBS ATK Sepeda Motor
melalui media radio.
1. Biaya
Table 3.6
Volume
Kegiatan Uraian Kegiatan Satuan barang Anggaran Rp.
Kegiatan
1. Meningkatkan Petugas kesehatan - -
koordinasi lintas dan SKPD terkait
program dan lintas Melakukan sosialisasi
sektor untuk kawasan KTR
melakukan
sosialisasi kebijakan
kawasan tanpa rokok
(KTR))
2. Meningkatkan PHBS , RW siaga, KTR 4 kali dalam 161,200,000
pemberdayaaan sebulan
masyarakat dengan
3100 OH
MMRW dan
pembentukan RW
siaga aktif
34
3. Melakukan Petugas promkes 1 kali dalam
promosi kesehatan menyediakan media satu tahun-
186,075,000
35
G. Penyusunan rencana operasional kegiatan
Table 3.7
Penanggung Sektor
Kegiatan Target Waktu Indikator
Jawab Terkait
1. Pertemuan berkala Januari- Dinkes Tersedianya
dilaksanakan mulai dari Desember Kawasan Tanpa
Dinkes, SKPD
diskusi, perencanaan, - Rokok (KTR) di
terkait
pelaksanaan, berbagai tempat
pengawasan KTR umum
2. Meningkatkan Januari- Seksi Promosi Terbentuknya
pemberdayaaan Desember dan RW siaga aktif
pemberdayaan RT, RW, dan
masyarakat dengan
100% masyarakat Kader, meningkatnya
MMRW dan
Masyarakat pemberdayaan
pembentukan RW
masyarakat
siaga aktif
3. Melakukan promosi Januari- Seksi Promosi
Tersedianya
kesehatan tentang Desember dan
100% UPT media promosi
PHBS melalui media pemberdayaan
kesehatan
masyarakat
poster
4. Melakukan promosi Januari- Seksi Promosi
Tersedianya
kesehatan tentang Desember dan
100% UPT media promosi
PHBS melalui media pemberdayaan
kesehatan
masyarakat
Spanduk.
5. Melakukan promosi Seksi Promosi Tersedianya
kesehatan tentang PHBS dan Pihak
100% media promosi
melalui media pemberdayaan penyedia jasa
elektronik ( TV ). masyarakat kesehatan
6. Melakukan promosi Seksi Promosi
Tersedianya
kesehatan tentang PHBS dan
pemberdayaan Pihak media promosi
melalui media 100%
masyarakat penyedia jasa
elektronik berbentuk kesehatan
broadcase SMS.
7. Melakukan promosi 100% Seksi Promosi UPT Tersedianya
kesehatan tentang PHBS dan
media promosi
melalui media poster. pemberdayaan
36
masyarakat kesehatan
8. Melakukan promosi Seksi Promosi Tersedianya
kesehatan tentang PHBS dan
100% UPT media promosi
melalui media lefleat. pemberdayaan
masyarakat kesehatan
9. Melakukan promosi Seksi Promosi Tersenggarakanya
kesehatan tentang PHBS dan Pihak
100% promosi
melalui media radio. pemberdayaan penyedia jasa
masyarakat kesehatan
37
BAB IV
A. Kesimpulan
1. PHBS tatanan rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan rumah tangga agar
tahu, mau dan mampu mempraktikan hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat.
Ada 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga dianataranya :
a) Persalinan di tolong oleh nakes
b) Memberikan bayi ASI ekslusif
c) Menimbang bayi dan balita tiap bulan
d) Menggunakan air bersih
e) Mencuci tangan dengan air bersih, mengalir, sabun
f) Menggunakan jamban
g) Memberantas jentik dirumah
h) Makan buah dan sayur setiap hari
i) Melakukan aktivitas fisik
j) Tidak merokok dalam rumah
Dan pada tahun 2017 yang menjadi indicator terendah dalam PHBS tatanan Rumah
tangga yaitu tidak merokok dalam rumah dengan angka persentase 67,78%.
2. Adapun alternative pemecahan masalahnya yaitu pembentukan RW siaga, pengadaan
terapi merokok secara gratis di fasyankes, gencarnya sosialisasi dan promosi kesehatan,
pembentukan kebijakan KTR
B. Saran
Adapun saran yang dari penulis diantarya :
1. Pemerintah kota bandung membuat sanksi orang yang melanggar KTR
2. Membuat pojok rokok ataupun tempat khusus merokok di wilayah RT,RW
3. Terus gencarnya satgas KTR melakukan sidak
38
4. Dan yang terakhir adalah mengoptimalkan strategi yang telah ada
39