Anda di halaman 1dari 84

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DALAM

KONTEKS PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI DUSUN


SAWAH RT-004 DESA SEDAHAN JAYA KECAMATAN SUKADANA
KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2020

Disusun Oleh :

AYU TRI WULANDARI

Nim : 201133013

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK

2020

1
LEMBAR PERSETUJUAN
SATUAN MATA AJAR KEPERAWATAN KOMUNITAS

Pontianak, November 2020

Disahkan Oleh :

Koordinarto Mata Kuliah Pembimbing Akademik

H.Amandus,S.Kep.Ns.MPH H.Amandus,S.Kep.Ns.MPH
NIP.197901312002121004 NIP.197901312002121004

i
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

VISI

"Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang Bermutu dan Unggul dalam


Bidang Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif di
Tingkat Regional Tahun 2020"

MISI

1. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang


Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang
Berbasis Kompetensi.
2. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang Unggul dalam
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
IPTEK dan Teknologi Tepat Guna.
4. Mengembangkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Mandiri,
Transparan dan Akuntabel.
5. Mengembangkan kerjasama baik lokal maupun regional.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kegiatan Praktek Belajar Lapangan dengan judul ’’Laporan Asuhan Keperawatan
Komunitas Dalam Konteks Pemberian Pendidikan Kesehatan Di Desa Sedahan
Jaya Dusun Sawah RT 004 Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara’’.
Adapun tujuan penulisan laporan ini untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menempuh pendidikan Profesi Ners Politekhnik Kesehatan Kemenkes
Pontianak tahun 2020.
Penulis telah berupaya seoptimal mungkin untuk dapat menyelesaikan
laporan kegiatan praktek belajar lapangan ini dengan sebaik-baiknya, namun
penulis menyadari banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Penulis berharap semoga laporan kegiatan praktek belajar lapangan ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Dalam
penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ns. Puspa Wardhani,M.Kep selaku Kepala Prodi Profesi Ners
2. H.Amandus,S.Kep.Ns.MPH selaku Koordinator mata kuliah dan Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan
3. Kepala Puskesmas Sukadana yang telah memberikan ijin untuk mengambil
praktek profesi ners di lingkungan nya.
4. Ns.Peter,S.Kep selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan
bimbingan dan arahan
5. Kepala Desa Sedahan Jaya, yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk melaksanakan PBL di Desa Sedahan Jaya Terutama di Dusun Sawah RT
004.

iii
6. Kepala RT 004 Dusun Sawah yang telah menemani selama pengkajian data
dan mengarahkan warga disetiap kegiatan.
Mudah-mudahan bantuan, bimbingan dan budi baik yang telah diberikan
pada penulis mendapat balasan dengan limpahan berkat dan anugrah dari Allah
SWT. Amin...

Pontianak, November 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................................vii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan penulisan....................................................................................................3
C. Manfaat Penulisan.................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................4
A. Definisi Keperawatan Komunitas...........................................................................4
B. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas..........................................................5
C. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas..........................................................6
D. Pusat Kesehatan Komunitas...................................................................................7
E. Bentuk-Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyrakat..........................................9
F. Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas.............................................10
G. Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan Kesehatan Utama
12
H. Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas......................................................16
BAB III...............................................................................................................................22
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS.............................................................................22
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS..........................................................22
B. Analisa Data.........................................................................................................30
C. Interpretasi Data..................................................................................................33
D. Prioritas Masalah..................................................................................................34
E. Diagnosa Keperawatan.........................................................................................35
F. Rencana Kegiatan (POA).......................................................................................36
G. Asuhan Keperawatan Komunitas.........................................................................39

v
H. Pelaksanaan Kegiatan Keperawatan Komunitas..................................................43
BAB IV..............................................................................................................................47
PEMBAHASAN..................................................................................................................47
BAB V...............................................................................................................................53
PENUTUP..........................................................................................................................53
A. Kesimpulan...........................................................................................................53
B. Saran....................................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................55
LAMPIRAN........................................................................................................................57

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1
SAP Hipertensi dan DM………………………………………………………65
Lampiran 2
SAP Covid-19…………………………………………………………………79

Lampiran 3
Foto Dokumentasi……………………………………………………………..84

Lampiran 4
Leaflet DM…………………………………………………………………….85
Lampiran 5
Leaflet Covid-19……………………………………………………………….87
Lampiran 6
Leaflet Hipertensi……………………………………………………………...89

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan upaya dari seluruh potensi bangsa baik masyarakat, swasta
maupun pemerintah pusat dan daerah. Pembangunan kesehatan untuk
mencapai Indonesia Sehat 2015 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dan perubahan paradigma sehat
yaitu upaya untuk meningkatkan kesehatan bangsa Indonesia agar mampu
mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan
sendiri melalui kesadaran yang tinggi yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif. (Depkes RI, 2006)
Guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
tersebut, berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satunya
adalah upaya perawatan kesehatan masyarakat yang lebih dikenal dengan
upaya keperawatan komunitas.
Keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan atau asuhan
langsung yang berfokus kepada kebutuhan dasar komunitas, yang
berkaitan dengan kebiasaan atau pola perilaku masyarakat yang tidak
sehat, ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan
(bio, psiko, sosial, kultural, maupun spiritual). Intervensi keperawatan
komunitas yang dilakukan difokuskan pada tiga level prevensi atau
pencegahan yaitu : prevensi primer yang pelaksanaan difokuskan pada
pendidikan kesehatan konseling, prevensi sekunder dan prevensi tersier.

1
Sebagai tenaga profesional, maka perencanaan dalam memberikan
asuhan keperawatan komunitas merupakan hal yang teramat penting
disusun oleh perawat. Rencana asuhan keperawatan disusun dengan
memperhatikan banyak faktor, terutama sekali faktor masyarakat itu
sendiri, karena pada hakekatnya masyarakatlah yang memiliki rencana
tersebut, dan perawat sebaiknya hanyalah sebagai fasilitator dan motivator
dalam menggerakkan dinamika masyarakat untuk dapat menolong dirinya
sendiri. (Sutarna Agus, 2003)
Tidak hanya perencanaan tentunya ners harus mampu pula
memastikan bahwa rencana tersebut merupakan upaya yang paling
maksimal, artinya ners tidak saja dituntut berperan dilevel pelaksana
dimasyarakat saja (grassroat), namun pula harus merambah kepada level
pengambil keputusan (decision maker), dengan aktif melakukan lobi,
negosiasi, serta advokasi terhadap apa yang telah direncanakan untuk
dapat diwujudkan. Hal ini akan memaksa ners untuk mampu bekerja sama
dengan berbagai pihak baik dari kalangan birokrat pemerintahan, lembaga
swadaya masyarakat, maupun kalangan bisnis. Oleh karena itu penting
dilakukan pendekatan strategi yang mantap dengan memanfaatkan
berbagai data primer, sekunder dan tersier sebagai bukti (evidence base).
( Sutarna Agus, 2003)
Melihat fenomena tersebut diatas, mahasiswa Program Studi
Profesi Ners merasa perlu untuk praktek keperawatan komunitas, yang
dilaksanakan dari tanggal 26 oktober 2020 s.d 05 Nopember 2020 di Desa
Sedahan Jaya Dusun Sawah RT 004. Sebagai out put dari praktek
keperawatan komunitas tersebut mahasiswa menyusun laporan “Asuhan
Keperawatan Komunitas di Desa Sedahan Jaya Dusun Sawah Rt 004
Kecamatan Sukadana Kabupaten Kaying Utara Tahun 2020).

2
B. Tujuan penulisan
Laporan Asuhan Keperawatan ini dapat menggambarkan Asuhan
Keperawatan Komunitas di Desa Sedahan Jaya Dusun Sawah RT 004
Kecamatan Sukadana.

C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumber khususnya bagi mahasiswa program profesi ners
dalam melaksankan kegiatan praktek belajar kliik keperawatan
komunitas
2. Manfaat Kritis
Sebagai bahan masukan bagi program perkesmas untuk
mengingkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan komunitas.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Keperawatan Komunitas
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma
dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam
kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui,
kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu
wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok
masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat
pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya. (Mubarak, 2006)
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan.
(Mubarak, 2006)
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan
keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.
(Wahyudi, 2010).

4
B. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas
Tujuan dan fungsi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
1. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk
pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-
upaya sebagai berikut :
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care)
terhadap individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok
dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat
(health general community) dengan mempertimbangkan
permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan
masalah tersebut
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang
mereka hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan
kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri
(self care).
2. Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan
ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam
memecahkan masalah klien.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal
sesuai dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.

5
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan
pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien
serta melibatkan peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan
dengan permasalahan atau kebutuhannya sehingga
mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan
pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan.
(Mubarak, 2006)

C. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
1. Proses Kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit,
tentunya setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor
pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi,
penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya.
Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar
masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering
mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya
penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika
masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak
akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu,
maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah
kesehatan melalui proses kelompok.
2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku
yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar
proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan
pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi
adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau

6
masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan
menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun
WHO yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental
dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun secara
sosial.
3. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam
lingkungan masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan
menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena
itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan
asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai
persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi
dengan lebih cepat.

D. Pusat Kesehatan Komunitas


Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan sebagai
berikut :
1. Sekolah atau kampus
Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi
pendidikan pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan
dan pendidikan seks. Selain itu perawata yang bekerja di sekolah
dapat memberikan perawatan untuk peserta didik pada kasus
penyakit akut yang bukan kasus kedaruratan misalnya penyakit
influensa, batu dll. Perawat juga dapat memberikan rujukan pada
peserta didik dan keluarganya bila dibutuhkan perawatan kesehatan
yang lebih spesifik
2. Lingkungan kesehatan kerja
Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi
pekerjanya yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan

7
keperawatan di tempat ini meliputi lima bidang. Perawata
menjalankan program yang bertujuan untuk :
a. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan
mengurangi jumlah kejadian kecelakaan kerja
b. Menurunkan resiko penyakit akibat kerja
c. Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja
d. Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, dan pendidikan kesehatan.
e. Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan
memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan.
(Mubarak, 2006)
3. Lembaga perawatan kesehatan di rumah
Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus
yang dapat diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang
komunitas juga dapat memberikan perawatan kesehatan di rumah
misalnya: perawata melakukan kunjungan rumah, hospice care,
home care dll. Perawat yang bekerja di rumah harus memiliki
kemampuan mendidik, fleksibel, berkemampuan, kreatif dan
percaya diri, sekaligus memiliki kemampuan klinik yang
kompeten.
4. Lingkungan kesehatan kerja lain
Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat
bekerja dan memiliki peran serta tanggungjawab yang bervariasi.
Seorang perawat dapat mendirikan praktek sendiri, bekerja sama
dengan perawata lain, bekerja di bidang pendididkan, penelitian, di
wilayah binaan, puskesmas dan lain sebagainya. Selain itu,
dimanapun lingkungan tempat kerjanya, perawat ditantang untuk
memberikan perawatan yang berkualitas. (Mubarak, 2006).

8
E. Bentuk-Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyrakat
Bentuk-bentuk pendekatan dan partisipasi masyarakat yaitu sebagai
berikut :
1. Posyandu
Pso pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan posyandu.
Secara sederhana dapat diartikan sebagai pusat kegiatan dimana
masyarkat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan
kesehatan. Selain itu posyandu juga dapat diartikan sebagai
wahana kegiatan keterpaduan KB dan Kesehatan ditingkat
kelurahan atau desa, yang melakuan kegiatan-kegiatan seperti :
a. Kesehatan ibu dan anak
b. KB
c. Imunisasi
d. Peningkatan gizi
e. Penanggulangan diare
f. Sanitasi dasar
g. Penyediaan obat esensial, (Zulkifli, 2003)
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini
bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi
masyarakat karena di posyandu tersebut masyarakat dapat
memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama.
Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun
keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh
karena itu pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu.
Revitalisasi posyandu merupakan upaya pemberdayaan posyandu
untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan
status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga bertujuan
untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta
kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan kemampuan kader,
manajemen dan fungsi posyandu. (Zulkifli, 2003)

9
Tujuan pokok penyelenggaraan Posyandu adalah untuk
a. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan
IMR
c. Mempercepat penerimaan NKKBS
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang
menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat
e. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada
penduduk berdasarkan letak geografi
f. Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat
dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha
kesehatan masyarakat

F. Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas


Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang
bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati
kenyataan dari konsep. Model praktik keperawatan didasarkan pada isi
dari sebuah teori dan konsep praktik. (Riehl & Roy, 1980 dalam
Sumijatun, 2006)
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model
Health Care System (Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan
model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan, yang
ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan cara memperkuat
garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun resisten
dengan sasaran pelayanan adalah komunitas. (Mubarak & Chayatin, 2009)
Menurut Sumijatun (2006), teori Neuman berpijak pada metaparadigma
keperawatan yang terdiri dari yang terdiri dari klien, lingkungan,
kesehatan dan keperawatan.Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep
utama yang terkait dengan keperawatan komunitas adalah :

10
1. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari
variabel yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual
2. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau
pengaruh-pengaruh dari sekitar atau sistem klien
3. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan
kebutuhan. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor.
Model ini menganalisi interaksi anatara empat variabel yang
menunjang keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek
psikologis, aspek sosial dan kultural, serta aspek spiritual.
Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural
dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan
fleksibel, normal dan resisten. Sehat dapat diklasifikasikan dalam delapan
tahapan, yaitu :
1. Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan social
2. Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung
harapan baik (misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya,
dan lain-lain)
3. Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang
mampu secara social, baik ekonomi maupun interaksi social
dengan masyarakat
4. Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa
alasan
5. Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan
diukur
6. Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada
menyerah karena mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam
kesehatan, seseorang yang tidak memperdulikan kesehatannya, dia
tetap berjuang untuk kesehatan/keselamatan orang lain

11
7. Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi
mempunyai harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat
membantu dalam penyembuhan sakit medisnya
8. Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis
dan sosial.

G. Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan Kesehatan


Utama
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan
kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya
promotif dan perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan
rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya. (Mubarak, 2009)
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu
sebagai klien yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas
terdiri dari individu dan masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan
totalitas individu dari Neuman (1972 dalam Anderson, 2006) untuk
melihat masalah pasien, model komunitas sebagai klien dikembangkan
untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat sebagai
sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah
diganti namanya menjadi model komunitas sebagai mitra, untuk
menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi
landasannya
Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :
1. Tingkat Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila
individu tersebut mempunyai masalah kesehatan maka perawat
akan memberikan asuhan keperawatan pada individu tersebut.

12
Pelayanan pada tingkat individu dapat dilaksanakan pada rumah
atau puskesmas, meliputi penderita yang memerlukan pelayanan
tindak lanjut yang tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan di
rumah dan perlu kepuskesmas, penderita resiko tinggi seperti
penderita penyakit demam darah dan diare. Kemudian individu
yang memerlukan pengawasan dan perawatan berkelanjutan seperti
ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.
2. Tingkat Keluarga
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan
keperawatan keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan terutama keluarga
dengan resiko tinggi diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi
rendah dan keluarga yang anggota keluarganya menderita penyakit
menular dan kronis. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan unit
utama masyarakat dan lembaga yang menyakut kehidupan
masyarakat. Dalam pelaksanaannya, keluarga tetap juaga berperan
sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan
anggotanya
3. Tingkat Komunitas
4. Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan
dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam
suatu wilayah kerja puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat
dibatasi oleh wilayah atau masyarakat yang mempunyai ciri-ciri
tertentu misalnya kebudayaan, pekerjaan, pendidikan dan
sebagainya.
Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang
komunitas sebagai klien dengan strategi intervensi keperawatan
komunitas yang mencakup tiga aspek yaitu primer, sekunder dan
tertier melalui proses individu dan kelompok dengan kerja sama lintas
sektoral dan lintas program. Pelayanan yang diberikan oleh

13
keperawatan komunitas mencakup kesehatan komunitas yang luas dan
berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu :
1. Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian
penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup
peningkatan derajat kesehatan secara umum dan perlindungan
spesifik. Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan
kesehatan baik pada individu maupun kelompok. Pencegahan
primer juga mencakup tindakan spesifik yang melindungi individu
melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan perlindungan yang
paling umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita
dan ibu hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.
2. Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi
penyakit lebih awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-
kegiatan yang mengurangi faktor resiko diklasifikasikan sebagai
pencegahan sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui
posyandu dan puskesmas.
3. Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada
seseorang dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang
mengalami kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai
dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada
penderita patah tulang.
Selanjutnya agar dapat memberkan arahan pelaksanaan kegiatan,
berikut ini diuraikan falsafah keperawatan komunitas dan
pengorganisasian masyarakat (Mubarak, 2010)
1. Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-

14
sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan masyarakat dan
memberikan prioritas pada strategi pada pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi yang mengacu pada
paradigma keperawatan secar umum dengan empat komponen dasar
yaitu manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
2. Pengorganisasian masyarakat
Tiga model pengorganisasian masyarakat menurut Rothman (1998)
meliputi peran serta masyarakat (localiti developmen), perencanaan
sosial melalui birokrasi pemerintah (social developmant) dan aksi
sosial berdasarkan kejadian saat itu (social action). (Mubarak, 2009)
Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat dilakukan melalui tahapan
berikut :
1. Tahap Persiapan
Dilakukan dengan memilih area atau daerah yang menjadi prioritas,
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat,
mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat.
2. Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian dengan
pola yang ada dimasyarakat dengan pembentukan kelompok kerja
kesehatan.
3. Tahap pendidikan dan pelatihan
Melalui kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
melalui pengkajian, membuat pelayanan keperawatan langsung pada
individu, keluarga dan masyarakat.
4. Tahap formasi kepemimpinan
Memberikan dukungan latihan dan mengembangkan keterampialan
yang mengikuti perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan
pengawasan kegiatan pendidikan kesehatan.
5. Tahap koordinasi
Kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya memandirikan
masyarakat.

15
6. Tahap akhir
Suverpisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi dan pemberian
umpan balik dan masing-masing evaluasi untuk perbaikan untuk
kegiatan kelompok kesehatan kerja selanjutnya.

H. Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus
keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit (mempunyai
masalah kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui upaya
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan
melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim
kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah yang
mereka miliki dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan
dan derajat kesehatan seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat
mandiri dalam memelihara kesehatannya (Chayatin, 2009). Menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan
klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional yang merupakan
perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan
yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi.
Perawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan
komunitas dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses
keperawatan komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses keperawatan komunitas
secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai dengan

16
pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi. (Efendi, 2009)
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok
adalah (Mubarak, 2010) :
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis,
psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan.
a. Pengumpulan data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
1) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas
yang terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin,
pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya
kelompok atau komunitas.
2) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara
lain:
 Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana
kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk
 Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang
dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat
 Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan
keamanan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman
atau tidak, apakag sering mengalami stres akibat keamanan
dan keselamatan yang tidak terjamin
 Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah
cukup menunjang, sehingga memudahkan masyarakat
mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk
kesehatan

17
 Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau
memantau gangguan yang terjadi
 Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi
dini dan merawat atau memantau gangguan yang terjadi
 Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan
yang terkait dengan gangguan penyakit
 Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai dengan
Upah Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya
 Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka,
apakah biayanya dapat dijangkau masyarakat
b. Jenis data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan
data objektif (Mubarak, 2010) :
1) Data subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas,
yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2) Data objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan
dan pengukuran.
3) Sumber data
 Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,
keluarga, kelompok, masyarakat berdasarkan hasil
pemeriksaan atau pengkajian.
 Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat
dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan
pasien atau medical record.

18
c. Cara pengumpulan data
1) Wawancara yaitu : kegiatan timbal balik berupa Tanya jawab
2) Pengamatan yaitu : melakukan observasi dengan panca indra
3) Pemeriksaan fisik : melakukan pemeriksaan pada tubuh
individu
d. Pengelolaan data
1) Klasifikasi data atau kategorisasi data
2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
e. Analisa data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat
diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarkat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan.
f. Penentuan masalah atau perumusan masalah
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga
dapat dirumuskan masalah kesehatan.
g. Prioritas masalah
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki
kebutuhan Abraham H Maslow :
1) Keadaan yang mengancam kehidupan
2) Keadaan yang mengancam kesehatan
3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah
kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose
keperawatan komunitas akan memeberikan gambaran tentang
masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang

19
mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi
komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan
dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau
penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S).
(Mubarak, 2005)
 Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya terjadi.
 Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan
yang dapat memeberikan arah terhadap intervensi
keperawatan.
 Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang
masalah yang terjadi
3. Perencanaan / Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi
masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan yang sudah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.
Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan
diagnosa keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah
(Mubarak, 2005) :
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
b. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet
yang tepat
e. Lakukan olahraga secara rutin
f. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat
untuk memperbaiki lingkungan komunitas
g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

20
4. Pelaksanaan / Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan
asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim
kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa,
dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat bertanggung
jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang
bersifat (Efendi, 2009), yaitu :
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini
perilaku hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan
kesehatan
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguan penyakit
d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi
terpenuhinya kebutuhan komunitas
5. Penilaian / Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau
rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian masyarakat
dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau
dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam
melakukan evaluasi adalah sebagai berikut :
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah
dilakukan intervens
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan
intervensi keperawata
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit

21
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Pengumpulan datadalam asuhan keperawatan komunits dilakukan
dengan cara observasi langsung, wawancara dan studi dokumentasi di
Desa Sedahan Jaya Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara.
Pengumpulan data dilakaukan melalui kegiatan Survey Mawas Diri
(SMD) pada sampel dari populasi penduduk Desa Sedahan Jaya yang
berjumlah 20 KK.

Hasil Survey Mawas Diri (SMD) yang telah dilaksanakan pada


tanggal 27 Oktober 2020 sampai 30 Oktober 2020 dengan cara pendataan
door to door, yaitu sebagai berikut :

1. Data Demografi
a. Struktur Keluarga
Komposisi penduduk dapat dilihat dari berbagai indikator, antara
lain berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan dan suku bangsa.
1) Komposisi penduduk berdasarkan umur
Dari hasil Survey Mawas Diri (SMD) pada penduduk Desa
Sedahan Jaya yang dilakukan pada tanggal 27-30 oktober 2020
didapat hasil yang dapat disampaikan dalam benttuk table
dibawah ini :

No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Persentase


1 0-5 1 0%
2 05-12 5 9%
3 12-18 4 7%
4 18-55 33 58 %
5 >55 14 25 %
Jumlah 57 100 %

22
Berdasarkan table diatas, sebagian besar penduduk
(58%) adalah kelompok umur 18-55 tahun yang merupakan
potensi sebagai sumber daya manusia yang menunjang
kesehatan keluarga, kelompok dan masyarakat.

2) Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase


1 Tidak Sekolah 13 23 %
2 Belum Sekolah 3 5%
3 SD 23 40 %
4 SMP 5 9%
5 SMA 12 21 %
6 D3 1 2%
Jumlah 57 100 %

Berdasarkan table diatas sebagian besar penduduk (40


%) berpendidikan SD, hal ini sangat berpengaruh terhadap
pengetahuan dan prilaku hidup sehat. Karena pada masyrakat
yang berpendidikan rendah biasanya akan menimbulkan dua
masalah yaitu perasaan apatis dan ketidaktegasan keluarga
dalam mengambil keputusan terutama tentang kesehatan.
Hamper sebagian warga tidak tau cara mencuci tangan yg baik
dan benar. Dan kurangnya sarana informasi tentang kesehatan.

3) Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase


Laki – laki 33 58 %
Perempuan 24 42 %
Jumlah 57 100 %

23
Berdasarkan table diatas penduduk dominan (42%)
didominasi kaum laki-laki.

4) Komposisi berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan jumlah Persentase


siswa 10 18%
Petani 21 37%
IRT 16 28%
Honor 1 2%
Karyawan Swasta 2 4%
Tidak Bekerja 5 9%
Wiraswasta 2 4%
jumlah 57 100%

Berdasarkan table diatas, sebagian besar penduduk


(37%) bekerja sebagai petani. Dari hasil wawancara didapat data
bahwa petani bekerja jam 06.00 dan pulang 18.00. Dilihat dari
jam kerja para petanihampir seharian penuh (12jam) bekerja di
sawah atau lading, maka kemungkinan terjadi kelelahan akibat
kerja dan hal ini akan menurunkan daya tahan tubuh dan
terserang penyakit, sehingga produktivitas kerja menurun.

5) Komposisi penduduk berdasarkan keyakinan agama

Agama Jumlah Persentase


Islam 54 95%
Kristen 3 5%
Jumlah 57 100%

Berdasarkan table diatas sebagian besar penduduk (95%)


beragama islam.

24
b. Data Ekonomi
Mayoritas penduduk desa Sedahan Jaya bemata pencaharian dari
hasil pertanian. Hal ini sesuai dengan sumber daya alam utama
yang dimiliki oleh desa Sedahan Jaya adalah lahan persawahan
yang subur.

Penghasilan rata-rata Jumlah Persentase


< Rp. 1.000.000 2 4%
Rp.1.000.000- 3.000.000 53 93%
>Rp. 3.000.000 2 4%
Jumlah 57 100%
Dari table diatasa sebagian besar penduduk (93%)
berpenghasilan sekitar > Rp.1.000.000, hal ini menunjukan
bahwa dari segi ekonomi sudah dapat dikatakan cukup memadai
dan ini merupakan kekuatan untuk menunjang hidup sehat.

2. Lingkungan Fisik
a. Perumahan
 Terdapat 20 rumah dengan 100% status kepemilikan sendiri.
 Dari 20 rumah yang di data 55% lantai papan dan 45%
serlantai semen
 Dari 20 rumah yang di data 80% memiliki jendela di setiap
kamar dan 20% tidak memiliki jendela disetiap kamar.
 20 rumah yang didata 75% jendela dibuka setiap hari dan
25% jendela tidak dibuka setiap hari.
 Dari 20 rumah yg didata 80% pencahayaan dalam rumah
disiang hari terang dan 20% remang-remang
 Dari 20 rumah yang didata 63% jarak rumah dekat dan 25%
jarak rumah terpisah
 Dari 20 rumah yang didata 100% memiliki halam disekitar
rumah

25
 Dari 20 rumah yang didata 100% halaman lokasi berada di
depan rumah
 Dari 20 rumah yang didata 60% pemanfaatan pekarangan
dilakukan untuk berkebun 30% kolam dan 10% kandang
 Dari 20 rumah yang didata rata-rata luas rumah 45%
10X20M2, 15% luas rumah 10x15m2, 15% luas rumah
10x30m2, 5% luas rumah 15x20m2, 15% luas rumah
15x30m2 dan 5% luas rumah 20x30m2.
b. Sumber Air
 100% sumber air dari 20 rumah yang didata diperoleh dari
PAM
 Dan air sebelum diminum dari 20 rumah yang didata 100%
dimasak terlebih dahulu
 Dari 20 rumah yang didata 100% sumber air mandi/mencuci
didapat dari PAM
 100% jarak sumber air dari septic tank <10m karena shampir
seluruh rumah jarak tempat mandi dan tempat air sangat
dekat
 Dari20 rumah yang didata 40% tempat penampungan air
sementara menggunakan Bak, 20% menggunakan gentong
dan 40% menggunakan Ember.
 Dari 20 rumah yang didata 95% kondisi air dalam
penampungan air terbuka dan 5% tertutup
 100% dari 20 rumah yang didata tidak terdapat jentik dalam
penampungan air.
c. Pembuangan sampah
 100% dari 20 rumah membuang sampah dengan cara dibakar
 90% penempatan sampah sementara tidak ada. Sampah hanya
dikumpulkan dibelakang rumah kemudian dibakar.
 90% jarak dengan rumah dekat <5m dan 10% jauh >5%

26
d. Pembuangan limbah
 100% kebiasaan keluarga BAB&BAK di jamban/WC
 95% jenis jamban yang digunakan leher angsa dan hanya 5%
yang menggunakan cemplung
 100% pembuangan limbah air dengan Resapan
 Dan 100% kondisi saluran pembuangan lancer
e. Kandang ternak
 75% dari 20 rumah yang didata tidak memiliki kandang
ternak dan 25% memiliki kandang ternak
 100% yang memiliki kandang ternak letak kandang du luar
rumah
 100% yang memiliki kandang ternak kondisi dengan terawatt
3. Kondisi Kesehatan Umum
a. Pelayanan kesehatan
 Dari 20 rumah 100% sarana kesehatan terdekat adalah
puskesmas pembantu
 Dari 20 rumah yang didata 95% kebiasaan keluarga untuk
minta tolong bila sakit adalah keperawat dan 5% ke
puskesmas
 90% kebiasaan keluarga sebelum ke pelayanan kesehatan
adalah bei obat bebas dan 10% jamu
 100% sumber pendanaan kesehatan keluarga adalah BPJS
 90% sarana transportasi ke pelayanan kesehatan keluarga
kendaraan pribadi dan 10% jalan kaki
b. Masalah Kesehatan Khusus
 Dari hasil pendataan dari 20 rumah penyakit yang paling
sering diderita keluarga dalam 6 bulan terakhir adalah 100%
setiap anggota rumah terkena batuk pilek 75%, diare 80%,
demam 75%, magh, 5%. Dari hasil pendataan tersebut
banyak dari warga ketika makan tidak melakukan cuci tangan

27
dengan benar. Dan tindak memakai alas kaki baik dirumah
maupun di;uar rumah.
 Dari hasil pendataan 95% tidak mendapatkan informasi jelas
tentang penyakit covid 19 hanya 5% yang dapat informasi
tersebut.
 50% warga memperoleh informasi covid 19 dari televise dan
50% dari orang lain
 100% menurut keluarga covid19 berbahaya
 100% keluarga tidak meneydiakan sabun dan air untuk cuci
tangan
 100% keluarga tidak menggunakan masker apabila pergi
keluar rumah karena keluarga tidak memiliki masker.
 100% keluarga selalu menjaga jarak dengan orang lain
apabila pergi keluar rumah.
4. Ibu Hamil dan Menyusui
a. Pasangan Usia Subur
 55% keluarga ada PUS (Pasangan Usia Subur) dan 45% tidak
 Dari keluarga PUS hanya 82% yang menjadi akseptor KB
18% tidak
 Jenis kontrasepsi yang dipakai oleh keluarga adalah 36%
menggunakan IUD, 36% menggunakan suntik dan 27%
menggunakan Pil.
 Keluarga yang tidak menjadi akseptor KB 75% dilarang
suami dan 25% agama.
b. Ibu hamil
 Dari 20 keluarga yang didata hanya 5% yang ada ibu hamil,
umur kehamilan 4-6 bulan, kehamilan yang ke4, usia bumil
saat ini >35 tahun,ibu selalu memeriksakan kehamilannya,
ibu hamil sudah memeriksakan kehamilan nya 3x , ibu

28
mendapatkan suntik TT lengkap sebanyak 2x, keluhan yang
dirasakan pusing.
c. Ibu menyusui
Tidak ada ibu menyusui dari 20 keluarga.
5. Tumbuh Kembang
a. Balita
 Dari 20 keluarga trdapat 1 balita, balita tersebut selalu
dibawa keposyandu, balita tersebut mendapatkan imunisasi
polio,BCG,DPT dan Campak. Balita tersebut juga memiliki
KMS, hasil penimbangan KMS pada saat berat badan anak
berada didaerah hijau.
b. Anak dan Remaja
 50% keluarga memiliki anak sekolah / remaja dan 50% tidak
 Dari 50% keluarga yang memiliki anak sekolah /remaja 20%
berusia 11-15tahun dan 20% berusia 16-21tahun dan 10%
berusia 6-10tahun.
 Pendidikan anak berada pada tingkat 30% SD 15% SMA dan
5% Perguruan Tinggi
 Kegitan anak diluar sekolah 45% bermain dan 5% olahraga,
 Tidak ada anak yang menderita penyakit
 45% penggunaan waktu luang anak untuk mendengarkan
music/menonton tv dan 5% olahraga
 50% kebiasaan anak bermain.
c. Usia Lanjut
 25% disetiap keluarga memiliki lansia yang usianya ≥55
tahun.
 100% usia lansia tersebut memiliki keluhan 29% hipertensi,
24% kencing mansi, 12% osteoporosis, 6% asma, 6% TBC
tulang , 6% rheumatic, 6% katarak.

29
 Upaya yang telah dilakukan 60% berobat ke sarana
kesehatan, 20% berobat ke non medis dan 20% diobati
sendiri.
 Penggunaan waktu senggang 70% berkebun 20% jalan-jalan
10% istirahat.
 Terdapat posyandu lansia tetapi lansia jarang ikut posyandu
lansia selain sibuk bekerja dan juga tidak ada yang mengantar
untuk pergi posyandu lansia.

B. Analisa Data
Analisa data yang dilakukan meliputi tahapan sebagai berikut :
1. Klasifikasi Data

No Klasifikasi Distribusi Frekuensi Persentase


(%)

1 Distribusi Balita (0-5 tahun) 1 2


penduduk menurut Usia Pra dan Sekolah (5-12 5 9
kelompok umur tahun) 4 7
Usia Remaja (12-18 tahun) 33 58
Usia Dewasa (18-55 tahun) 14 25
Usia Lansia (>55 tahun)
2 Distribusi Laki-laki 33 58
penduduk Perempuan 24 42
berdasarkan jenis
kelamin
3 Distribusi Tidak Sekolah 13 23
penduduk menurut Belom Sekolah 3 5

tingkat pendidikan SD 23 40
SMP 5 9
SMA 12 21
D3 1 2
4 Distribusi Siswa 10 18

30
penduduk Petani 21 37
berdasarkan tingkat IRT 16 28
pekerjaan Honor 1 2
Karyawan Swasta 2 4
Tidak Bekerja 5 9
Wiraswasta 2 4
5 Distribusi jenis Batu & pilek 20 100
penyakit yang Demam 16 75
paling banyak Diare 15 80
diderita selama Magh 15 75
6bulan terakhir Asma 1 5
setiap keluarga

6 Distribusi penyakit Hipertensi 5 29


yang paling banyak Kencing manis 4 24
diderita oleh lansia Osteoporosis 2 12
Asma 1 6
TBC tulang 1 6
Katarak 1 6
Jantung 2 12
7 Distribusi Tidak ada 12 60
pengetahuan setiap Ada 8 40
keluarga adanya
posbindu
8 Distribusi Sewa 0 0
kepemilikan rumah Numpang 0 0
Milik sendiri 20 100
9 Distribusi Ya 19 95
pemberian Tidak 1 5
informasi jelas
mengenai covid

31
19/korona
10 Distribusi Ya 20 100
penyediaan air dan Tidak 0 0
sabun cuci tangan
di depan rumah
11 Distribusi Ya 19 95
penggunaan masker Tidak 1 5
ketika keluar rumah
12 Distribusi Sungai 1 5
pengolahan sampah Ditimbun 0 0
Dibakar 18 90
Sembarang tempat 1 5
13 Distribusi PAM/salura dari air gunung 20 100
pengunaan air Sumur 0 0
bersih Air hujan 0 0

14 Distribusi tingkat < Rp.1.000.000 2 10


penghasilan Rp.1.000.000-3.000.000 16 80
keluarga >Rp.3.000.000 2 10

32
C. Interpretasi Data
No Data Masalah Kesehatan
1  Berdasarkan kelompok umur Resiko tinggi terjadinya
lansia berada pada peringkat peningkatan angka kejadian
kedua yaitu 25% penyakit degenerative pada lansia
 Masalah kesehatan : hipertensi (hipertensi dan kencing manis)
29%,kencing manis 24%
 60% setiap kepala keluarga tidak
tahu tentang posbindu

2  95% setiap keluarga tidak Resiko tinggi terkena penyakit


mendapatkan informasi yang covid 19
jelas mengenai covid 19
 50% warga mendapatkan
informasi dari televise dan
tetangga
 100% keluarga tidak
meneydiakan air dan sabun
cuci tangan didepan rumah
 100% warga tidak
menggunakan masker ketika
keluar rumah karema tidak
punya masker.

33
D. Prioritas Masalah

sumber
nya
Perhatian masyarakat

masalah untuk diatasi


Prevalensi kejadian

daya masyarakat
ringan

Kemungkinan

Aspek politik
Tersedianya
Masalah Kesehatan

masalah
Berat

Pembenaran
Jumlah nilai
Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria

Prioritas
3 : Baik 3 : Besar 3 :Berat 3 : ya 3 : ya 3 : baik
Nomor

2 : Cukup 2 : Sedang 2 : sedang 2 : kurang 2 ; kurang 2 : cukup


1 : Kurang 1 : kecil 1 : tidak 1 : tidak 1 : tidak 1 : tidak

1 Resiko tinggi terjadinya 1 3 3 3 3 2 15 I Masyarkat menyadari dan masalah dapat


peningkatan angka kejadian teratasi dengan memberikan pendkes dn
penyakit degenerative pada lansia pembinaan pada lansia
(hipertensi dan kencing manis)
2 Resiko tinggi terkena penyakit 1 2 2 3 2 2 12 II Masyarakat menyadai dan masalah dapat
covid 19 teratasi dengan memberikan pendkes dan
informasi mengenai covid 19 dengan
jelas.

34
E. Diagnosa Keperawatan
No Masalah Kesehatan Diagnosa Keperawatan
1 Resiko tinggi terjadinya Resiko tinggi terjadinya peningkatan angka kejadian penyakit degeneratif pada lansia
peningkatan angka kejadian (Hipertensi dan Kencing Manis) berhubungan dengan : Kurangnya pengetahuan keluarga
penyakit degenerative pada tentang proses menua, ketidak mampuan masyarakat mengenal masalah penyakit hipertensi
lansia (hipertensi dan kencing dan kencing manis, serta kurangnya pemantauan dan pelayanan kesehatan pada lansia. yang
manis) ditandai dengan :
 Berdasarkan kelompok umur lansia berada pada peringkat kedua yaitu 25%
 Masalah kesehatan : hipertensi 29%,kencing manis 24%
 60% setiap kepala keluarga tidak tahu tentang posbindu
2 Resiko tinggi terkena penyakit Resiko tinggi terkena penyakit berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat
covid 19 mengenai covid 19. Ditandai dengan :
 95% setiap keluarga tidak mendapatkan informasi yang jelas mengenai covid 19
 50% warga mendapatkan informasi dari televise dan tetangga
 100% keluarga tidak meneydiakan air dan sabun cuci tangan didepan rumah
 100% warga tidak menggunakan masker ketika keluar rumah karema tidak punya
masker.

35
F. Rencana Kegiatan (POA)
No Masalah Rencana Kegiatan Penanggung Waktu Kegiatan Tempat Dana Sumber
Jawab Kegiatan
1 Resiko tinggi terjadinya Kerjasama dengan tokoh Peter Rabu,04/11/2020 Aula Kantor 200.000 Pribadi
peningkatan angka masyarakat dan puskesmas (Pembimbing 09.30 – selesai Desa Sedahan
kejadian penyakit pembantu untuk pelaksanaan Lapangan) Jaya
degeneratif pada lansia pendidikan kesehatan pada Ayu (Mahasiswa)
(Hipertensi dan Kencing lansia tentang :
Manis) berhubungan  Hipertensi dan kencing
dengan : Kurangnya manis: pengertian, penyebab,
pengetahuan keluarga dan faktor yang
tentang proses menua, mempengaruhinya, tanda
ketidak mampuan dan gejala, upaya
masyarakat mengenal pencegahan dan
masalah penyakit penanganannya
hipertensi dan kencing  Pentingnya latihan fisik bagi
manis, serta kurangnya lansia : Pengertian, manfaat
informasi pelayanan dan bentuk latihan fisik
posbindu yang dapat dilakukan oleh

36
lansia
 Tingkatkan upaya
pengembangan kelompok
senam lansia dengan
meningkatkan partisipasi
lansia dalam latihan fisik
secara tepat dan teratur
 Anjurkan lansia dan
keluarga segera memeriksa
diri kepelayanan kesehatan
bila ada masalah kesehatan
 Bina keluarga dan follow up
case

Resiko tinggi terkena Berikan penyuluhan Peter Selasa,04/11/2020 Aula Kantor 150.000 Pribadi
penyakit berhubungan menjelaskan, diskusi dan Tanya (Pembimbing 09.00- Selesasi Desa Sedahan
dengan kurangnya jawab tentang covid 19 Lapangan) Jaya, Rumah
pengetahuan masyarakat  pengertian covid 19 Ayu (Mahasiswa) Warga Dusun
mengenai covid 19  tanda dan gejala covid 19 Sawah Rt 004.

37
 cara pencegahan dan
penularan covid 19
Diskukusikan bersama dengan
warga tentang tindakan yang
dapat dilakukan oleh warga
jikaada anggota keluarga yang
sakit.
 pemberian masker sebagai
salah satu pencegahan covid
19
 memperagakan cara mencuci
tangan 6langkah yang baik
dan benar

G. Asuhan Keperawatan Komunitas


RT : 004 Dusun : Sawah Kel/Desa : Sedahan Jaya Kecamatan : Sukadana

Priorota Tujuan Strategi Rencana Kegiatan Waktu Standar/Kriteria


s Sasaran Tujuan Tujuan dan

38
Masalah Umum Khusus Tempat
1 Warga Setelah -lansia mau - Pemberian pendidikan Kerjasama dengan 02 -Minimal 80% lansia
dusun dilakukan memanfaatka kesehatan kepada tokoh masyarakat dan /11/2020 hadir dalam
sawah rt. penyuluhan n fasilitas warga dusun sawah rt puskesmas untuk Aula pendidikan kesehatan
004 tidak terjadi pelayanan 4, terutama lansia pelaksanaan pendidikan kantor dan latihan fisik pada
sedahan peningkatan yang ada kesehatan pada lansia desa lansia
jaya penyakit -perkumpulan tentang : sedahan -Lansia mau
degenerativ lansia yang  Hipertensi dan jaya mengikuti latihan dan
e pada telah kencing manis: mau mempraktekan
lansia dibentuk pengertian, nya dirumah
dapat penyebab, dan faktor -Tokoh masyrakat
menjadi yang mendukung adanya
wadah mempengaruhinya, pendidikan kesehatan
pemantauan tanda dan gejala, pada lansia
kesehatan upaya pencegahan -puskesmas pembantu
lansia. dan penanganannya berperan aktif dalam
-Lansia tidak  Pentingnya latihan follow up case dan
mengeluh fisik bagi lansia : pembinaan keluarga
kondisi
Pengertian, manfaat -Keluarga

39
patologis dan bentuk latihan memberikan perhatian
kecuali yang
fisik yang dapat dan membantu lansia
berkaitan
dilakukan oleh lansia dalam pemenuhan
dengan proses
menua fisiologis  Tingkatkan upaya kebutuhan dasarnya
pengembangan -Adanya perhatian
kelompok senam dari warga sekitar
lansia dengan terhadap pemenuhan
meningkatkan kebutuhan dasar lansia
partisipasi lansia yang hidup sendiri.
dalam latihan fisik -penurunan angka
secara tepat dan penyakit degenerative
teratur hipertensi dan kencing
 Anjurkan lansia dan manis sampai 10%
keluarga segera dari angka kejadian.
memeriksa diri
kepelayanan
kesehatan bila ada
masalah kesehatan
 Bina keluarga dan

40
follow up case

2 Setelah - Warga -Pemberian pendidikan Berikan penyuluhan 03/11/202 -Warga mengikuti


dilakukan mengetahui kesehatan tentang covid menjelaskan, diskusi 0 pendidikan kesehatan
penyuluhan tentang 19 kepada seluruh warga dan Tanya jawab Aula tentang covid 19
tentang pengertian dusun sawah rt4 tentang covid 19 kantor minimal sebanyak
covid 19 dan -mendemonstrasikan -pengertian covid 19 desa 80%
selama 30 penyebab cuci tangan 6langkah -tanda dan gejala covid sedahan -Warga dapat
menit covid 19 -membagikan masker 19 jaya mengerti apa yang
sasaran - Warga -menempelkan -cara pencegahan dan disampaikan oleh
mampu dapat selembaran pencegahan penularan covid 19 mahasiswa mengenai
memahami mengetahui covid 19 Diskukusikan bersama covid 19 tentang
tentang tanda dan dengan warga tentang pengertian, penyebab,
covid 19 gejala covid tindakan yang dapat tanda dan gejala dan
19 dilakukan oleh warga cara pencegahan.
- Warga jikaada anggota -setiap warga
dapat keluarga yang sakit. menyiapkan tempat
mengetahui -pemberian masker cuci tangan didepan
cara sebagai salah satu rumah dan sabun cuci

41
pencegahan pencegahan covid 19 tangan
penularan -memperagakan cara -setiap bepergian
covid 19 mencuci tangan warga selalu
- Warga 6langkah yang baik dan menggunakan masker
dapat benar -ketika berada di
melakukan kerumunan warga
cuci tangan menjaga jarak dengan
6langkah yang lain minimal 1m.
dengan
benar

H. Pelaksanaan Kegiatan Keperawatan Komunitas


Hari/ Diagnsoa Implementasi Evaluasi Paraf
Tanggal
Selasa Resiko tinggi terjadinya Pemberian Pendkes terhadap Evaluasi struktur :
03/11/202 peningkatan angka lansia terutama lansia di Rt 004  Kegiatan direncanakan bersama-sama
0 kejadian penyakit dusun sawah sedahan jaya kader posyandu dan perawat pustu 4 hari

42
degeneratif pada lansia sebelum acara
(Hipertensi dan Kencing  Materi penyuluhan dan leaflet telah
Manis) berhubungan dipersiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan
dengan : Kurangnya  Tempat dipersiapkan sebelum acara
pengetahuan keluarga dimulai
tentang proses menua,  Masyarakat diinformasikan jauh hari
ketidak mampuan sebelum acaradimulai.
masyarakat mengenal Evaluasi proses
masalah penyakit  Acara berjalan tertip dan lancer
hipertensi dan kencing  Acara dihadiri lansia dan keluarga
manis, serta kurangnya sebanyak 70%
informasi pelayanan  30% lansia bertanya tentang kondisi
posbindu penyakitnya
 Tempat duduk sesuai dengan
protocol berjarak 1m
Evaluasi Hasil
 Lansia dan warga mengerti dengan
apa yang disampaikan baik itu
penyakit hipertensi dan kencing

43
manis dan menyadari pentingnya
kesehatan serta akan mengikuti
program posyandu lansia dengan
teratur
Senin Resiko tinggi terkena -Pemberian pendkes tentang covid Evaluasi struktur :
02/11/202 penyakit berhubungan 19 kepada warga di rt 004 dusun  Kegiatan direncanakan bersama
0 dengan kurangnya sawah desa sedahan jaya dengan perawat puskesmas
Sampai pengetahuan masyarakat pembantu 3hari sebelum acaranya
Kamis mengenai covid 19 -Demonstrasi kepada warga  Materi penyuluhan dan leflet serta
05/11/202 tentang cuci tangan 6langkah yang lembaran cara pencegahan covid 19
0 baik dan benar dipersiapkan 1 hari sebelum
pelaksanaan
-Pembagian masker kepada setiap
 Tempat berada di setiap rumah
anggota keluarga
rumah warga dan perkumpulan serta
bersamaan dengan posyandu lansia
 Masyarakat diinformasikan jauh hari
sebelum acara dimulali
Evaluasi Proses

44
 Acara berjalan tertip dan lancer
 Baik warga ataupun keluarga setiap
rumah bertanya tentang apa itu covid
19
 Warga mendemonstrasikan cuci
tangan 6 langkah dengan semangat
 Pemberian masker kepada setiap
anggota kepala keluarga
Evaluasi Hasil
 Warga mengerti apa itu covid 19,
warga dapat menejlaskan cara
pencegahan covid 19
 Sebagian bessar warga tidak bisa
langsung menyiapkan tempat cuci
tangan di depan rumah karena
memerlukan biaya tetapi warga tetap
melakukan cuci tangan 6langkah
menggunakan sabun didalam rumah

45
BAB IV

PEMBAHASAN
Konsep keperawatan komunitas yang professional mengacu pada ilmu dan
kiat keperawatan yang dittujukan pada masyarakat terutama kelompok resiko
tinggi. Peran serta aktif masyarkat sangat mempengaruhi proses penerapan auhan
keperawatan di masyarakat itu sendiri. Pengkajian yang dilakukan sangat
tergantung pada respon positif dari masyarakat terutama dalam memberikan
informasi yang valid dan akurat.

Melalui pengkaderan dan pembentukan kelompok kerja kesehatan


(POKJAKES) di RT 004 Dusun Sawah Desa Sedahan Jaya mulai tanggal 26
oktober 2020 sampai 06 november 2020, hingga melibatkan pihak terkait baik
pemerintah setempat, tokoh masyarakat, petugas pustu dan kader serta warga desa
sedahan jaya dusun sawah RT 004 sehingga dapat diperoleh data yang sangat
mendukung proses pemberian asuhan keperawatan langsung pada masyarakat.

Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan


tahapan pada proses keperawatan di klinik keperawatan yang meliputi :
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Berikut ini pembahasan yang
akan diuraikan berkisar tentang praktik keperawatan komunitas

1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian data yang perlu dikaji pada kelompok atau
komunitas menurut teori Anderson adalah data inti yang terdiri atas data
demografi : umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,agama, nilai-nilai
keyakinan serta riwayat timbulnya komunitas. Dan mengkaji sub system
yang mempengaruhi komunitas seperti lingkungan fisik perumahan,
pendidikan, kesehatan, keamanan, keselamatan politik, dan kebijakan
pemerintah tentang kesehatan, sarana pelayanan kesehatan yang tersedia,
system komunikasi dan ekonomi. Pengkajian dilaksanakan dengan

46
menggunakan metode wawancara serta observasi langsung berdasarkan
format pengkajian.
Analisis SWOT
1) Strength/ Kekuatan
a. Mahasiswa telah dibekali pengetahuan tentang teori-teori
pengkajian komunitas semasa di bangku perkuliahan
b. Kekuatan dari pengkajian adalah adanya dukungan postitif
dari seluruh pengurus kesehatan, pihak puskesmas serta
aparat pemerintah.
2) Weakness/Kelemahan
Kelemahanya adalah kepala keluarga yang tidak ada pada saat
pendataan karena pergi bekerja sebagai petani sehingga
menyulitkan untuk pendataan.
3) Opportunity/ Kesempatan
Kesempatan dari tahap pengkajian adalah penerimaan yang baik
dari masyarakat karena kegiatan berhubungan dengan masalah
kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan
masyarakat akan informasi-informasi dari petugas kesehatan dan
pelayanan kesehatan.
4) Threat / Ancaman
a. Adanya miskomunikasi yang menjadikan kesalahan dalam
interpretasi data
b. Jawaban hasil pendataan yang mungkin tidak sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya karena bersifat subjektif.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan adalah respon individu atau kelompok
masalah kesehatan baik yang actual maupun yang potensial. Diagnose
keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan saat
pengkajian( actual) maupun yang mungkin timbul kemudian (potensial)
dan diatasi dengan tindakan keperawatan. Diagnosa keperawatan
komunitas memberikan arah terhadap tujuan dan intervensi keperawatan.

47
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan di dusun sawah rt
004 desa sedahan jaya kecamaan sukadana ditemukan dua diagnose antara
lain :
a. Resiko tinggi terjadinya peningkatan angka kejadian
penyakit degeneratif pada lansia (Hipertensi dan Kencing
Manis) berhubungan dengan : Kurangnya pengetahuan
keluarga tentang proses menua, ketidak mampuan
masyarakat mengenal masalah penyakit hipertensi dan
kencing manis, serta kurangnya informasi pelayanan
posbindu
b. Resiko tinggi terkena penyakit berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai covid 19
3. Perencanaan
Perencanaan merupakan tahapan yang sangat penting dari proses
keperawatan dimana setelah dianalisa dan skoring masalah kemudian
ditentukan rencana tindakan guna penyelesaian masalah
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnose keperawatan yang telah dibuat dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien.
Adanya rencana keperawatan yang disusun harus mencakup
1) Perumusan tujuan
2) Rencana tindakan keperawatan yang akan dilkasanakan. Dan
3) Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan

Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor


pendukung dan penghambat perencanaan keperawatan komunitas.

1) Strength/Kekuatan
Pada perencanaan ini adalah motivasi dari pemerintah setempat,
puskesmas, kader kesehatan, pokjakes dan beberapa tokoh
masyarakat untuk mewujudkan apa yang telah direncanakan,

48
terbukti adanya kemauan dari masyarakat untuk ikut serta dalam
pemberian pendkes.
2) Weakness/Kelemahan
Pada perencanaan ini adalah kurangnya sponsor dana 9Donatur)
yang dapat bertanggung jawab untuk beberapa kegiatan, seperti
untuk membeli masker.
3) Opportunity/Kesempatan
Banyaknya kemauan warga untuk ikut serta dalam kegiatan yang
direncanakan sehingga mereka menyempatkan diri untuk
mengikuti pendkes yang telah diberikan oleh mahasiswa.
4) Threath/ Ancaman
Pada perencanaan ini adalah kemungkinan peran serta aktif
masyarakat dalam pelaksnaan nantinya akan berkurang berhubugan
dengan kesibukan sebagai petani.
4. Implementasi
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan secara analisis SWOT berdasarkan
pada jenis masalah keperawatan yang ada.
Masalah Kesehatan I :
 Resiko tinggi terjadinya peningkatan angka kejadian penyakit
degeneratif pada lansia (Hipertensi dan Kencing Manis)
berhubungan dengan : Kurangnya pengetahuan keluarga tentang
proses menua, ketidak mampuan masyarakat mengenal masalah
penyakit hipertensi dan kencing manis, serta kurangnya informasi
pelayanan posbindu
1) Kekuatan
Dalam kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan ini adalah
dukungan masyarakat,kader dan pokjakes, pemerintah setempat
dan tokoh masyarakat dalam memotivasi masyarakat untuk
berperan serta aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan serta
bantuan dari pihak puskesmas pembantu.
2) Kelemahannya

49
Kurangnya kesadaran dari masyarakat karena beberapa warga tidak
hadir sibuk bekerja sebagai petani.
3) Kesempatan
Yang diperoleh adalah sejalanya beberapa kegiatan dengan
program pemerintah dan puskesmas, misalnya penyuluhan tentang
prilaku hidup sehat.
4) Ancaman
Dalam kegiatan ini adalah kurangnya partisipasi beberapa warga
dalam mengikuti pendidikan kesehatan yang dilaksanakan karena
kurangnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan dan keadaan
cuaca yang kurang bersahabat.
Masalah Kesehatan II
 Resiko tinggi terkena penyakit berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai covid 19
Analisis SWOT :
1) Kekuatan
Dalam kegiatan ini untuk mengatasi masalah kesehatan adalah
dukungan masyarakat untuk mengetahui info mengenai penyakit-
penyakit yang mngencam kesehatan.
2) Kelemahannya
Kurangnya sumber informasi yang didapat mengenai covid19
3) Kesempatan
Yang diperoleh adalah sejalannya beberapa kegiatan dengan
program pemerintah dan puskesmas, misalnya penyuluhan
kesehatan melalui posyandu
4) Ancaman
Yang ada dalam masalah ini adalah dibutuhkannya dukungan yang
sangat besar dari kesadaran warga sendiri dari aparat pemerintah
setempat dan petugas kesehatan dalam tindak lanjut pemberian
informasi mengenai kesehatan, Motivasi dan kesadaran yang tinggi

50
dari masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas yang ada serta
program yang dibuat.
5. Evaluasi
Berdasarkan respon Verbal dan non verbal menurut teori nderson dapat
disimpulkan hasil evaluasi bahwa :
1) Rencana kegiatan mahasiswa selalu mendapat respon positif dari
masyarakat
2) Pada pelaksanaan kegiatan(implementasi) biasanya biasanya
masyarakat kurang berespon berhubungan dengan kurangnya
kesadaran apalagi jika hal tersebut membutuhkan pengorbanan
materi.
3) Kegiatan yang berhasil dilaksanakan umumnya karena dukungan
dari pokjakes setempat, tokoh masyarakat, puskesmas dan swadana
mahasiswa sendiri. Partisipasi masyarakat umumnya masih kurang
dengan berbagai alas an terutama masalah financial dan waktu
yang tersedia.
4) Tindak lanjut dari aparat kesehatan terkait (Puskesmas, ketua RT
004) sangatlah perlu terutama dalam meningkatkan motivasi dan
kesadaran masyarakat untuk sehat melalui kegiatan mereka sendiri.

51
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan komunitas secara langsung
selama 4 minggu dapatlah disimpulkan dan disarankan sebagai berikut
1. Kesimpulan
a. Tidaklah mudah untuk melaksanakan pengkajian komunitas dan
rumusan diagnosa keperawatan sebab diagnosa keperawatan
adalah gambaran kebutuhan komunitas bukan ners yang
mewakilinya.
b. Ternyata tidaklah gampang menyusun perencanaan keperawatan
komunitas sebab kita harus memperhatikan semua faktor untuk
terjadinya dinamisasi.
c. Dalam pelaksanaannya/implementasi keperawatan ternyata
tidaklah mudah sebab banyak pihak dan pihak yang harus
digerakkan agar tercipta kegiatan yang terintegrai untuk
mencapai tujuan.
d. Walaupun tingkat pendidikan warga masyarakat dusun sawah rt
004 desa sedahan jaya mayoritas SD ternyata antusiasnya
terhadap kesehatan cukup baik yang mereka butuhkan adalah
fasilisator, motivator dan koordinator dalam masalah kesehatan.
e. Masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang berhasil
diidentifikasi di Desa Sedahan Jaya Dusun Sawah RT 004
tidaklah mudah untuk diselesaikan secara bersamaan dalam
waktu yang terbatas

52
B. Saran
a. Untuk memudahkan pengkajian komunitas sebaiknya bentuk
dahulu sukarelawan untuk membantu pengkajian yang nantinya
direkrut untuk Pokjakes
b. Agar tercapainya rencana yang ditetapkan dibutuhkan keahlian
yang sama untuknya negosiasi, lobi dan advokasi pada semua
level baik grassroot maupun decision maker, dan ini
membutuhkan seni dalam berkomunikasi.
c. Untuk menindaklanjuti permasalah di Desa Sedahan Jaya Dusun
Sawah RT 004 perlu follow up dari fihak puskesmas Sukadana
dan Puskesmas Pembantu serta Polindes.
d. Sebaiknya program kesling yang ada di Puskesmas Sukadana
turun ke Desa Sedahan Jaya dan desa-desa lainya yang
permasalahan kesehatan sudah diintervensi.

53
DAFTAR PUSTAKA
Andrian Patica N. (E-journal keperawatan volume 4 nomor 1 Mei 2016).
Hubungan Konsumsi Makanan dan Kejadian Hipertensi pada Lansia di
Puskesmas Ranomut Kota Manado.

Anggara, F.H.D., & Prayitno, N. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan


Dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat
Tahun 2012. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKES MH.
Thamrin. Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5 (1) : 20-25.

Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. (2007). Hipertensi dan Faktor Resikonya


Dalam Kajian Epidemiologi.Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar.

Buckman. (2010). Apa yang Anda Ketahui Tentang Tekanan Darah Tinggi.
Yogyakarta: Citra Aji Parama.

Dina Savitri, S.ST. (2017). Cegah Asam Urat Dan Hipertensi. Yogyakarta:
Healthy.

Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan
Praktik. Ed 5. Jakarta: EGC.

Heniwati. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan


Posyandu Lansia Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh
Timur. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.

H. Hadi Martono Kris Pranaka. (2014-2015). Geriatri Edisi ke-5. Jakarta: FKUI.

Irianto, Koes. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular,


Panduan Klinis. Bandung: Alfa Beta.

Mubarak, Wahid Iqbal. (2009). Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba


Medika.

54
Sarkomo. (2016). Mencegah Stroke Berulang. Diakses dari
http://www.scribd.com/doc/1444261/ gambaran tingkat kecemasan
keluarga pasien stroke yang dirawat di ruang mawar, tanggal 06-09-2016
Jam 09.00 WIB.

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi


SecaraTerpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

WHO. (2014). Global Target 6:A 25% relative reduction in the prevalence of
or contain the according to national circumstances

Wolf, II. (2008). Hipertensi. Jakarta: Gramedia.

55
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Pokok Bahasan : HIPERTENSI Dan DM


Sub Pokok Bahasan : mengetahui pengertian Hipertensi dan DM pada Lansia,
tanda dan gejala Hipertensi dan DM pada lansia,bahaya
hipertensi dan DM pada lansia,dan pencegahan Hipertensi
dan DM pada lansia
Sasaran : Warga Dusun Sawah RT 004 Desa Sedahan Jaya
Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara
Tempat : Balai desa Sedahan Jaya, disetiap rumah warga
Hari / Tanggal : Selasa, 02 November 2020
Waktu : 1x30 Menit
1. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang Hipertensi
dan DM pada lansia diharapkan masyarakat mampu
mengidentifikasi tentang penyakit dan sebab Hipertensi dan DM
pada lansia..
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan 1x30 menit diharapkan
para warga dapat :
a. Menjelaskan tentang pengertian Hipertensi dan DM [pada
lansia
b. Menjelsakan tentang penyebab Hipertensi dan DM pada
Lansia
c. Menjelaskan tentang gejala Hipertensi dan DM pada Lansia
d. Menjelaskan bahaya Hipertensi dan DM pada Lansia
e. Menjelaskan tentang cara pencegahan Hipertensi dan DM
pada Lansia

56
2. MATERI PENYULUHAN
COVID-19
1. Materi Hipertensi dan Diabetes Melitus pada Lansia (terlampir)
a. Pengertian Hipertensi dan DMpada Lansia,
b. Penyebab Hipertensi dan DM pada Lansia,
c. Gejala Hipertensi dan DM padaLansia,
d. Bahaya hipertensi dan DM pada Lansia,
e. Pencegahan Hip[ertensi dan DM pada Lansia
2. Alat Evaluasi
a. Pengertian Hipertensi dan DM pada Lansia
b. Penyebab Hipertensi dan DM pada Lansia,
c. Gejala Hipertensi dan DM padaLansia,
d. Bahaya hipertensi dan DM pada Lansia,
e. Pencegahan Hip[ertensi dan DM pada Lansia
3. Kunci jawaban sesuai materi
3. METODE
1. Ceramah,
2. Diskusi,
3. Tanya jawab.
4. MEDIA
1. Leaflet,
5. EVALUASI
1. Prosedur : Setelah pembelajaran materi
2. Jenis : Lisan
3. Bentuk : Uraian singkat
MATERI PENYULUHAN

HIPERTENSI

1. PENGERTIAN

Hipertensi adalah tekanan darah yang lebih besar dibandingkan


dengan tekanan darah pada keadaan normal.
57
Tekanan darah normal yaitu :
 Sistolik (100 – 140 mmHg) adalah tekanan jantung saat memompa
darah keseluruh tubuh.
 Diastolik (60 – 90 mmHg) adalah tekanan jantung saat tidak
memompa darah keseluruh tubuh.
Hipertensi yang biasa terjadi pada lansia yaitu hipertensi sistolik terisolasi
dimana tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan
diastolik kurang dari 90 mmHg.
.
2. PENYEBAB
ADAPAUN PENYEBAB TERJADINYA Hipertensi pada lansia antara
lain :
 Stress
 Merokok
 Kelelahan
 Minum alcohol
 Kegemukan (Obesitas)
 Diet yang tidak seimbang
 Konsumsi garam yang tinggi (>30gr)
3. GEJALA
Gejala penderita hioertensi yang terjadi pada lansia antara lain :

 Gelisah,
 Nadi cepat,
 Sukar tidur,
 Sesak nafas,
 Sakit kepala,
 Lemah dan lelah,
 Rasa pegal di bahu,
 Jantung berdebar – debar,
 Pandangan menjadi kabur,
 Mata berkunang – kunang.
58
4. BAHAYA

Hipertensi pada lansia dapat mengakibatkan timbulnya asma dan kencing


manis serta pecahnya pembuluh darah di otak sehingga terjadi
kelumpuhan, kesulitan berbicara sampai kematian.

5. PENCEGAHAN
Pencegahan Hipertensi pada lansia dapat dilakukan dengan :
 Bersantai,
 Hindari obesitas,
 Hindari merokok,
 Berolahraga secara teratur,
 Sering memakan buah – buahan dan sayur – sayuran,
 Hindari minuman yang mengandung kafein (teh, kopi dan coklat),
 Hindari makanan yang mengandung garam, berlemak dan tinggi
kalori
MATERI DIABATES MELITUS (DM)
1. PENGERTIAN
Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi
ketikapankreas tidak dapat menghasilkan insulin dalam jumlah yang
cukup, atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan
dengan efektif. Menurut American Diabetes Assosiation (ADA), DM
adalah suatu penyakit dimana tubuh tidak dapat menghasilkan atau
menggunakan insulin secara normal.
Menurut kriteria who (1999), kadar glukosa normal darah vena
pada waktu puasa tidak melebihi 126 mg/dl dan 2 jam sesudah beban
glukosa oral 75 gr tidak melebihi 200mg/dl. apabila hormon insulin yang
dihasilkan oleh sel beta pankreas tidak memadai untuk mengubah glukosa
menjadi sumber energi bagi sel, maka glukosa tersebut akan tetap berada
dalam darah dan kadar glukosa dalam darah akan meningkat sehingga
timbullah DM

59
2. PENYEBAB
Pada lansia cenderung terjadi peningkatan berat badan, bukan karena
mengkonsumsi kalori berlebih namun karena perubahan rasio lemak-otot
dan penurunan laju metabolisme basal. Hal ini dapat menjadi faktor
predisposisi terjadinya diabetes mellitus. Penyebab diabetes mellitus pada
lansia secara umum dapat digolongkan ke dalam dua besar:
 Proses menua/kemunduran (Penurunan sensitifitas indra pengecap,
penurunan fungsi pankreas, dan penurunan kualitas insulin
sehingga insulin tidak berfungsi dengan baik).
 Gaya hidup (life style) yang jelek (banyak makan, jarang olahraga,
minum alkohol, dll.)
Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress juga dapat menjadi
penyebab terjadinya diabetes mellitus. Selain itu perubahan fungsi fisik
yang menyebabkan keletihan dapat menutupi tanda dan gejala diabetes dan
menghalangi lansia untuk mencari bantuan medis. Keletihan, perlu bangun
pada malam hari untuk buang air kecil, dan infeksi yang sering merupakan
indikator diabetes yang mungkin tidak diperhatikan oleh lansia dan
anggota keluarganya karena mereka percaya bahwa hal tersebut adalah
bagian dari proses penuaan itu sendiri.
3. KLASIFIKASI
a. Diabetes mellitus tipe I
Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut
baik melalui proses imunologik maupun idiopatik. Karakteristik
Diabetes Melitus tipe I:
 Mudah terjadi ketoasidosis
 Pengobatan harus dengan insulin
 Biasanya kurus
 Biasanya terjadi pada umur yang masih muda
 10%nya ada riwayat diabetes pada keluarga

DiabetesmelitustipeII

60
Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai
defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi
insulin bersama resistensi insulin. Karakteristik DM tipe II:

 Sukar terjadi ketoasidosis


 Pengobatan tidak harus dengan insulin
 Gemuk atau tidak gemuk
 Biasanya terjadi pada umur > 45 tahun
 30%nya ada riwayat diabetes pada keluarga
 ± 100% kembar identik terkena
4. GEJALA KLINIS
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia
pada lansia umumnya tidak ada. Osmotik diuresis akibat glukosuria
tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan
nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan
haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak
bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia
atau baru terjadi pada stadium lanjut. Sebaliknya yang sering mengganggu
pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada
pembuluh darah dan saraf.
Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses
menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala
sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul
adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada
tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai
yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut
yang sering ditemukan adalah :
 Katarak
 Glaukoma
 Retinopati
 Gatal seluruh badan
61
 Pruritus Vulvae
 Infeksi bakteri kulit
 Infeksi jamur di kulit
 Dermatopati
 Neuropati perifer
 Neuropati viseral
 Amiotropi
 Ulkus Neurotropi
 Penyakit ginjal
 Penyakit pembuluh darah perifer
 Penyakit koroner
 Penyakit pembuluh darah otak
 Hipertensi
5. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba
menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk
mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada
setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
a. Diet
Suatu perencanaan makanan yang terdiri dari 10% lemak, 15%
Protein, 75% Karbohidrat kompleks direkomendasikan untuk
mencegah diabetes. Kandungan rendah lemak dalam diet ini tidak
hanya mencegah arterosklerosis, tetapi juga meningkatkan aktivitas
reseptor insulin.
b. Latihan
Latihan juga diperlukan untuk membantu mencegah diabetes.
Pemeriksaan sebelum latihan sebaiknya dilakukan untuk
memastikan bahwa klien lansia secara fisik mampu mengikuti
program latihan kebugaran. Pengkajian pada tingkat aktivitas klien
yang terbaru dan pilihan gaya hidup dapat membantu menentukan

62
jenis latihan yang mungkin paling berhasil. Berjalan atau berenang,
dua aktivitas dengan dampak rendah, merupakan permulaan yang
sangat baik untuk para pemula. Untuk lansia dengan NIDDM,
olahraga dapat secara langsung meningkatkan fungsi fisiologis
dengan mengurangi kadar glukosa darah, meningkatkan stamina
dan kesejahteraan emosional, dan meningkatkan sirkulasi, serta
membantu menurunkan berat badan.
c. Pemantauan
Pada pasien dengan diabetes, kadar glukosa darah harus selalu
diperiksa secara rutin. Selain itu, perubahan berat badan lansia juga
harus dipantau untuk mengetahui terjadinya obesitas yang dapat
meningkatkan resiko DM pada lansia.
d. Terapi (jika diperlukan)
Sulfoniluria adalah kelompok obat yang paling sering diresepkan
dan efektif hanya untuk penanganan NIDDM. Pemberian insulin
juga dapat dilakukan untuk mepertahankan kadar glukosa darah
dalam parameter yang telah ditentukan untuk membatasi
komplikasi penyakit yang membahayakan.
e. Pendidikan
 Diet yang harus dikomsumsi
 Latihan
 Penggunaan insulin
6. MAKANA UNTUK DIABETES MELITUS
a. Kacang polong
Kacang polong tinggi serat. Serat merupakan komponen tumbuhan
yang membuat Anda kenyang, menstabilkan kadar gula darah, dan
bahkan menurunkan kolesterol. Setengah cangkir kacang hitam
mengandung sekitar tujuh gram serat. Selain itu, kacang polong
juga mengandung kalsium, mineral yang terbukti membantu
membakar lemak tubuh. Setengah cangkir mengandung sekitar 100
gram kalsium, sekitar 10 persen dari asupan harian. Di samping itu,
kacang polong juga merupakan sumber makanan yang kaya
63
protein.Berbeda dengan sumber protein hewan (daging), kacang
polong rendah lemak jenuh, lemak yang menyumbat arteri dan
memicu penyakit jantung.
b. Susu, Produk susu, seperti susu, keju dan yogurt, kaya kalsium dan
vitamin D
Sebuah studi, seperti dikutip situs perevention.com, menemukan,
perempuan yang mengonsumsi lebih dari 1.200 mg kalsium atau
lebihdari 800 internasional unit (IU) vitamin D sehari berisiko 33
persen lebih rendah menderita diabetes dibandingkan mereka yang
mengonsumsi kedua nutrisi ini dalam jumlah kurang. Tapi,
pastikan memilih produk susu yang rendah atau bebas lemak.
c. Salmon
Salmon kaya asam lemak omega-3. Tiga ons salmon menyediakan
sekitar 1.800 mg omega-3. Jenis lemak sehat ini berfungsi
mengurangi risiko penyakit jantung, menurunkan berat badan,
mengurangi peradangan, serta memperbaiki resistensi insulin.
Selain itu, ikan ini juga mengandung vitamin D.
d. Tuna
Tuna merupakan jenis ikan sehat yang juga kaya asam lemak
omega-3. Tiga ons tuna menyumbangkan 1.300 mg omega-3 dan
sejumlah vitamin D.
e. Oats
Oats juga kaya serat, setengah cangkir oat instan menyumbangkan
empat gram serat. Penelitian menunjukkan bahwa pencinta oat bisa
menrunkan kadar kolesterol total dan kolesterol jahat LDL serta
memperbaiki resistensi insulin. Kandungan serat dalam oat
memperlambat proses pemecahan dan penyerapan karbohidrat.
Karena itu, kadar gula darah Anda akan tetap stabil.
f. Biji Rami
Biji rami kaya akan serat dan alpha-linolenic acid (ALA), yang
akan diubah tubuh menjadi omega-3 EPA dan DHA. Beberapa
studi besar telah menemukan hubungan antara peningkatan asupan

64
ALA dan penurunan kejadian penyakit jantung, serangan jantung,
serta gangguan kardiovaskular lainnya. Biji berukuran kecil ini
juga dinyatakan bisa menurunkan kadar kolesterol dan gula darah.
g. Kenari
Satu ons kacang sehat ini (sekitar tujuh biji) mengandung dua gram
serat dan dua koma enam gram ALA. Tapi, jumlah tersebut juga
menyumbangkan 185 kalori. Jadi, perhatikan jumlah asupan jika
Anda sedang mempertahankan berat badan.
h. Selai Kacang
Beberapa studi telah menyatakan bahwa selai kacang bisa
mengurangi risiko diabetes. Kandungan serat di dalamnya (dua
sendok makan mengandung dua gram serat) turut berperan dalam
penurunan risiko ini. Selain itu, selai kacang juga mengandung
lemak tunggal tidak jenuh yang baik untuk jantung. Tapi, makanan
ini juga kaya kalori. Karena itu, perhatikan takaran asupan Anda.
i. Cokelat Hitam (dark chocolate)
Cokelat ini kaya antioksidan flavonoid, yang berfungsi
memperbaiki kadar kolesterol baik dan jahat serta mengurangi
tekanan darah.
7. TIPS ,MAKANAN DIABETES MELITUS
a. Perbanyak Sayuran
Penderita DM bisa memperbanyak porsi sayuran setiap hari karena
manfaatnya yang sangat baik untuk tubuh. Konsumsi sayur-
sayuran sangat penting untuk mengontrol tubuh dengan serat yang
dapat mengikat karbohidrat untuk diabetes. Sayuran menyediakan
sumber besar serat, mineral dan vitamin. Adapun sayur-sayuran
yang sangat dianjurkan adalah kubis, bayam, brokoli, buncis,
wortel, tomat dan paprika.
b. Makan Buah-buahan
Berbagai buah-buahan juga memberikan serat, mineral dan vitamin
yang diperlukan untuk tubuh.
c. Makan Sedikit Lemak

65
Penderita diabetes juga dapat makan makanan yang mengandung
banyak protein semisal daging. Jika makan daging cobalah agar
makan daging dengan sedikit lemak seperti misalnya dada ayam,
ikan, daging tanpa lemak atau kalkun tanpa kulit.
d. Perbanyak Air Putih
Air putih sangat dibutuhkan untuk tubuh karena dapat melarutkan
racun-racun yang ada dalam tubuh. Hindari minuman manis dan
bersoda, ini bisa berdampak buruk untuk kesehatan
e. Minum Susu Rendah Lemak
Susu merupakan salah satu sumber diperlukan banyak elemen-
elemen penting yang dibutuhkan tubuh. Sumber bebas lemak susu
seperti yoghurt dan susu rendah lemak sangat baik untuk tubuh.
f. Batasi Karbohidrat
Pastikan untuk menghindari atau membatasi asupan karbohidrat
yang meliputi jagung sirup, madu, permen, gula, beras putih, roti
putih atau item yang mengandung fruktosa, glukosa atau sukrosa.
4. EVALUASI
1. Rencana pertanyaan yang akan di ajukan :
a. Apa yang dimaksud dengan Hipertensi ?

b. Sebutkan 2 dari 7 penyebab Hipertensi pada lansia ?

c. Sebutkan 2 gejala Hipertensi pada lansia ?

d. Apa sajakah bahaya Hipertensi pada lansia ?

e. Apa sajakah pencegahan Hipertensi pada lansia ?

2. Kunci jawaban
Hipertensi adalah tekanan darah yang lebih besar dibandingkan dengan
tekanan darah pada keadaan normal.
a. Penyebab Hipertensi pada lansia
 Merokok,
 Minum alkohol.
b. Gejala Hipertensi pada lansia :
66
 Sukar tidur,
 Jantung berdebar – debar,
c. Bahaya Hipertensi pada lansia :
Hipertensi pada lansia dapat mengakibatkan timbulnya asma dan
kencing manis serta pecahnya pembuluh darah di otak sehingga
terjadi kelumpuhan, kesulitan berbicara sampai kematian.

d. Pencegahan Hipertensi pada lansia :


 Hindari merokok,
 Berolahraga secara teratur,
 Sering memakan buah – buahan dan sayur – sayuran,
 Hindari minuman yang mengandung kafein (teh, kopi dan
coklat).

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK


A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Dari hasil pengkajian bahwa di Desa Sedahan Jaya ditemukan sekitar
25% dan 20% warga lansia mengidap penyakit hipertensi dan DM. hal
tersebut dikarenakan masyarakat masih kurang mengetahui tentang
hipertensi.
2. Diagnosa Keperawatan
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hipertensi dan kencing
manis pada lansia
3. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hipertensi dan
kencing manis pada lansia
4. Tindakan Keperawatan
Memberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan kencing
manis

67
B. STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Asssalamualaikum Wr. Wb/selamat pagi ? Perkenalkan nama
saya Ayu Tri WUlandari mahasiswa profesi Ners dari
Poltekkes Kemenkes Pontianak, saya akan melakukan
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat Desa Sedahan Jaya
tentang Hipertensi dan DM
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana perasaan Bapak / Ibu sekalian pada hari ini ?
Apakah baik – baik saja atau ada keluhan hari ini?
c. Kontrak
1) Topik
Baiklah Bapak / Ibu sekalian, tujuan saya datang kesini
yaitu ingin memberikan penyuluhan kesehatan tentang
Hipertensi dan Kencing manis
2) Waktu
Saya akan melakukan penyuluhan kesehatan ini selama
1x30 menit.
3) Tempat
Dalam penyampaian penyuluhan ini saya lakukan di
sini yaitu di Balai Desa Sedahan Jaya..
2. Fase Kerja
Baiklah Bapak / Ibu sekalian kita mulai saja penyuluhan kesehatan ini.
Ada beberapa pertanyaan yang hendak saya tanyakan terlebih dahulu.
Selama ini apakah Bapak / Ibu sudah tahu apa ituHipertensi dan
DM?,bagaiman gejala Hipertensi dan DM?, dan bagaimana cara
pencegahan Hipertensi dan DM?.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjek
Bagaimana perasaan Bapak / Ibu setelah saya melakukan
penyuluhan kesehatan tentang Hipertensi dan DM? apakah

68
sudah paham yang sudah saya jelaskan?, apa pengertian
Hipertensi dan DM?, bagaiman gejala Hipertensi dan DM?,
dan bagaimana cara pencegahan Hipertensi dan DM?.
b. Evaluasi Objektif
Warga tampak koorperatif, banyak bertanya mengenai
penyakit Hipertensi dan DM dan dapat menjawab pertanyaan
yang diberikan.
c. Rencana Tindak Lanjut
Baiklah Bapak / Ibu, jka ada yang kurang jelas boleh bertanya
kepada petugas medis terdekat.
d. Kontrak yang Akan Datang
 Topik
Baiklah bapak / ibu, sekitar 1 bulan lagi nanti akan ada
tim dari kesehatan puskesmas untuk membahas tentang
penyakit lainnya.
 Waktu
Waktu yang diberikan untuk penyuluhan ialah 1x30
menit.
 Tempat
Kita akan membicarakannya di Balai Desa Sedahan
jaya ini.

69
LAMPIRAN 2
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
Pokok Bahasan : Virus Covid 19 Dan Cara Pencegahannya
Sub Pokok Bahasan : mengetahui pengertian covid-19, tanda dan gejala covid
19 dan pencegahan serangan covid 19
Sasaran : Warga Dusun Sawah RT 004 Desa Sedahan Jaya
Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara
Tempat : Balai desa Sedahan Jaya, disetiap rumah warga
Hari / Tanggal : Selasa, 02 November 2020
Waktu : 1x30 Menit
1. TUJUAN
3. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang covid-19
di harapkan masyarakat mampu mengidentifikasi tentang penyakit
covid-19 dan cara pencegahannya.
4. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan 1x30 menit diharapkan
para warga dapat :
f. Menjelaskan tentang pengertian covid-19
g. Menjelaskan tentang tanda dan gejala covid-19,
h. Menjelaskan tentang cara pencegahan covid-19

2. MATERI PENYULUHAN
COVID-19
1. Materi Hipertensi dan Diabetes Melitus pada Lansia (terlampir)
f. Pengertian covid-19
g. Tanda dan gejala covid-19,
h. Cara pencegahan covid-19.
3. METODE
4. Ceramah,

70
5. Diskusi,
6. Tanya jawab.
4. MEDIA
2. Leaflet,
5. EVALUASI
4. Prosedur : Setelah pembelajaran materi
5. Jenis : Lisan
6. Bentuk : Uraian singkat
MATERI PENYULUHAN

1. PENGERTIAN
Virus Corona atau severe acute repiratory syndrome coronavirus
2(SARS-Co V-2) adalah vitus yang menyerang system pernapasan.
Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus corona biasa
menyebabkab gangguan ringan pada system pernapasan, infeksi paru-paru
yang berat, hingga kematian.
2. GEJALA
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala
flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan,dan sakit kepala.
Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat.
Penderita dengan gejala yang berat bias mengalami demam tinggi, batuk
berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala
tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus corona.
Secara umum ada 3 gejala umum yang bias menandakan seseorang
terinfeksi virus, corona yaitu :
 Demam (suhu tubuh diatas 38 derajat celcius)
 Batuk
 Sesak nafas
Gejala –gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari
sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus corona.

71
3. PENCEGAHAN VIRUS COVID-19
 Menerapkan PHBS seperti mencuci tangan sesuai standard an
mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi dan penambahan
vitamin untuk kekebalan tubuh
 Menerapkan phsycal distancing (menjaga jarak minimal 1m)
 Penggunaan masker saat melakukan kegiatan diluar rumah atau
saat bertemu banyak orang, terutama pada saat terkena penyakit
saluran pernafasan seperti, batuk/flu
 Stay at home untuk melindungi diri dan orang lain
4. EVALUASI
3. Rencana pertanyaan yang akan di ajukan :
f. Apa yang dimaksud dengan COVID-19 ?
g. Sebutkan 2 gejala COVID-19 ?
h. Apa sajakah pencegahan COVID-19?
4. Kunci jawaban
a. Virus Corona atau severe acute repiratory syndrome coronavirus
2(SARS-Co V-2) adalah vitus yang menyerang system pernapasan.
Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19
b. Gejala COVID-19:
 Batuk
 Demam .
a. Pencegahan COVOD-19 :
 Menerapkan PHBS seperti mencuci tangan sesuai standard
an mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi dan
penambahan vitamin untuk kekebalan tubuh
 Menerapkan phsycal distancing (menjaga jarak minimal
1m)

72
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
C. PROSES KEPERAWATAN
5. Kondisi Klien
Dari hasil pengkajian bahwa di Desa Sedahan Jaya ditemukan sekitar
90% tidak mengetahui tentang apa itu covid-19.
6. Diagnosa Keperawatan
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang covid-19 berhubungan
dengan kurangnya informasi kesehatan
7. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan pencegahan covid-19 kepada
masyarakat
8. Tindakan Keperawatan
Memberikan pendidikan kesehatan tentang COVID-19

D. STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI


4. Fase Orientasi
d. Salam Terapeutik
Asssalamualaikum Wr. Wb/selamat pagi ? Perkenalkan nama
saya Ayu Tri WUlandari mahasiswa profesi Ners dari
Poltekkes Kemenkes Pontianak, saya akan melakukan
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat Desa Sedahan Jaya
tentang COVID-19
e. Evaluasi / Validasi
Bagaimana perasaan Bapak / Ibu sekalian pada hari ini ?
Apakah baik – baik saja atau ada keluhan hari ini?
f. Kontrak
4) Topik
Baiklah Bapak / Ibu sekalian, tujuan saya datang kesini
yaitu ingin memberikan penyuluhan kesehatan tentang
COVID-19

73
5) Waktu
Saya akan melakukan penyuluhan kesehatan ini selama
1x30 menit.
6) Tempat
Dalam penyampaian penyuluhan ini saya lakukan di
sini yaitu di Balai Desa Sedahan Jaya..
5. Fase Kerja
Baiklah Bapak / Ibu sekalian kita mulai saja penyuluhan kesehatan ini.
Ada beberapa pertanyaan yang hendak saya tanyakan terlebih dahulu.
Selama ini apakah Bapak / Ibu sudah tahu apa itu COVID-19?,bagaiman
gejala COVID-19?, dan bagaimana cara pencegahan COVID-19?.
6. Fase Terminasi
e. Evaluasi Subjek
Bagaimana perasaan Bapak / Ibu setelah saya melakukan
penyuluhan kesehatan tentang COVID-19? apakah sudah
paham yang sudah saya jelaskan?, apa pengertian COVID-19?,
bagaiman gejala COVID-19?, dan bagaimana cara pencegahan
COVID-19?.
f. Evaluasi Objektif
Warga tampak koorperatif, banyak bertanya mengenai
penyakit COVID-19 dan dapat menjawab pertanyaan yang
diberikan.
g. Rencana Tindak Lanjut
Baiklah Bapak / Ibu, jka ada yang kurang jelas boleh bertanya
kepada petugas medis terdekat.
h. Kontrak yang Akan Datang
 Topik
Baiklah bapak / ibu, sekitar 1 bulan lagi nanti akan ada
tim dari kesehatan puskesmas untuk membahas tentang
penyakit lainnya.
 Waktu

74
Waktu yang diberikan untuk penyuluhan ialah 1x30
menit.
 Tempat
Kita akan membicarakannya di Balai Desa Sedahan
jaya ini.

75
Lampiran 6

Dokumentasi Turun Lapangan

76

Anda mungkin juga menyukai