Disusun Oleh:
dr. Mariska
Pembimbing :
dr. Emmy Wijayanti
Nenny Kusumawardani, SKM. M.AP
dr. Vita Romalia
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan mini project yang berjudul
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Kelurahan Gadingrejo Kecamatan
Gadingrejo Kota Pasuruan Tugas ini merupakan syarat dalam menyelesaikan
program internsip.
Dengan selesainya penulisan mini project ini secara khusus penulis
menyampaikan terimakasih yang sebesar besarnya kepada dr Emmi Wijayanti
selaku pembimbing kami dan ibu Nenny Kusumawardani SKM. M.AP selaku
Kepala Puskesmas Gading Rejo dan dr Vita Romalia selaku pembimbing di
Puskesmas Gading Rejo Kota Pasuruan yang banyak memberikan bimbingan,
nasehat, dan bantuan serta seluruh pegawai Puskesmas Gadingrejo yang
membantu dan mengantar penulis agar dapat terjun langsung di kelurahan gading
sehingga penulis dapat menyelesaikan mini project ini.
Akhir kata penulis merasa bahwa tulisan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu segala kritik, saran, dan masukan akan penulis
terima dengan senang hati demi perbaikan di masa yang akan datang.
dr. Mariska
2
DAFTAR ISI
3
4.2 Hasil Mini Project ........................................................................... 15
4.2.1 Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan ........................... 15
4.2.2 Memberikan ASI Eksklusif ...................................................... 17
4.2.3 Mencuci Tangan Sebelum Makan ........................................... 19
4.2.4 Anak Pernah Mengalami Gejala Cacingan .............................. 20
4.2.5 Rumah Menjadi Sarang Nyamuk ............................................. 22
4.2.6 Berolahraga Minimal Tiga Kali dalam Seminggu .................. 23
4.2.7 Mengukur Berat Badan Balita Setiap Bulan ........................... 24
4.2.8 Terdapat Jamban Sehat di Rumah ........................................... 26
4.2.9 Terdapat Anggota Keluarga yang Merokok di Rumah ........... 27
4.2.10 Mengkonsumsi Buah dan Sayur ........................................... 29
4.2.11 Tersedia Sarana Air Bersih di Rumah .................................. 30
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 33
5.2 Saran .................................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 35
4
BAB I
Pendahuluan
5
yang ditetapkan (Singgih, 2014). Di Kabupaten Pasuruan, persentase rumah
tangga sehat tahun 2015 sebesar 42,6 % (16,104 KK), dibandingkan tahun 2014
sebesar 42,7 % (17,702 KK) capaiannya menurun. Akses masyarakat terhadap
jamban yang sehat di Kabupaten Pasuruan sudah ada peningkatan dari 60,03 %
tahun 2014 menjadi 65,39 % tahun 2015 dan telah melebihi target sebesar 65 %.
Kualitas air bersih yang memenuhi syarat kesehatan meningkat dari tahun 2014
sebesar 65,22 % menjadi 71,92% di tahun 2015 (Dinas Kesehatan Kabupaten
Pasuruan, 2015).
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Sasaran PHBS rumah tangga adalah seluruh anggota rumah tangga yang
terdiri dari pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui, anak dan remaja, usia
lanjut, pengasuh anak (Dinkes Jawa Barat, 2007).
8
kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga
mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
9
1) Syarat Fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak
berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara di luarnya.
2) Syarat Bakteriologis
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit
(patogen) seperti bakteri e colli melebihi batas-batas yang telah
ditentukan, yait 1 e colli / 100 ml air.
3) Syarat Kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam
jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu
zat kimia dalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada
manusia (Notoatmodjo,2007).
10
f) Menggunakan jamban yang sehat
Setiap rumah tangga harus memiliki dan menggunakan jamban leher angsa
dan tangki septik atau lubang penampungan kotoran sebagai penampung
akhir. Kotoran manusia adalah sumber penyebaran penyakit yang
multikompleks yakni melalui berbagai macam jalan atau cara. Beberapa
penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain tipus,
disentri, kolera, cacingan, skistosomiasis dan sebagainya. Untuk mencegah
sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan,
maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik,
maksudnya pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau
jamban yang sehat (Notoatmodjo, 2003).
11
2. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana
yang aman
3. Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit
4. Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan
lingkungan
12
10. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk
13
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga di Kelurahan
Gadingrejo Kota Pasuruan.
b. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga di Kelurahan
Gadingrejo yang datang ke Posyandu.Dari setiap posyandu diambil 10 orang ibu
rumah tangga. Teknik pengambilan sampel adalah Simple Random Sampling.
A. Kriteria inklusi
a) Seluruh ibu rumah tangga di Kelurahan Gadingrejo Kota Pasuruan.
B. Kriteria Eksklusi
a) Pasien yang tidak bersedia menjadi responden.
b) Pasien yang tidak mampu membaca dan menulis.
14
atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang
berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau
sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi
yang diperlukan oleh peneliti. Kuesioner dalam penelitian ini dibuat secara
terstruktur dengan benuk pertanyaan pilihan berganda (multiple choice question)
dan pertanyaan terbuka (open question).
3. Tabulasi
Data yang telah disusun dan dihitung selanjutnya disajikan dalam
bentuk tabel dan diagram.
15
BAB IV
BT, dengan alamat Jl. Irian Jaya No. 5 Gading Rejo. Puskesmas Gadingrejo
merupakan dataran rendah yang terletak di Kota Pasuruan bagian utara. Adapun
16
Tabel. 2.1. Data Kependudukan Puskesmas Gadingrejo Tahun 2015
Pemerintah (PP) Nomor 32 tahun 1996, tenaga kesehatan yang merupakan bagian
dari SDM Kesehatan terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga
Dokter 2 orang
Bidan 16 orang
17
Perawat 10 orang
Nutrisionis 2 orang
Sanitarian 1 orang
Alat-alat angkutan 12
Alat laboratorium 2
Bangunan gedung 16
Instalasi 1
18
4.2 Hasil Mini Project
Solusinya:
Petugas harus lebih aktif.
Perlu adanya pendekatan kemitraan bidan dan dukun.
19
Perlu adanya kegiatan kelas ibu hamil. Kegiatan ini sudah dilaksanakan
namun kurang mengenai sasaran. Nantinya perlu lebih ditekankan
mengenai tanda-tanda persalinan.
3%
97%
10
9
8
7
6
5
4
3 Persalinan ditolong oleh
2 tenaga kesehatan
1
0
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nunun Nurhajati di
Desa Samir Tulungagung. Di Desa Samir seluruh persalinan ditolong oleh bidan.
Artinya 100% persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan (Nunun, 2015).
20
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriani Gustia di
Kabupaten Kuantan Singingi. Di Kabupaten Kuantan Singingi mayoritas
responden persalinannya ditolong oleh dukun beranak sebanyak 56 orang (80 %).
Responden yang persalinannya ditolong tenaga kesehatan hanya sebanyak 14
orang (20 %) (Fitriani, 2014).
Memberikan ASI eksklusif adalah ibu memberikan ASI kepada bayi tanpa
memberikan makanan lain kepada bayi selama 6 bulan. Pada penelitian ini dapat
dilihat hanya 20 orang responden (18 %) yang memberikan ASI eksklusif selama
6 bulan. 90 orang responden (82 %) tidak memberikan ASI ekslusif selama 6
bulan. Sebagian responden mengaku tidak memberikan ASI, sebagian
memberikan ASI dibawah 3 bulan, dan sebagian lagi menjawab memberikan ASI
eksklusif selama 2 tahun. Peneliti menduga responden kurang mengerti pengertian
dari pemberian ASI eksklusif sehingga menjawab memberikan ASI eksklusif
selama 2 tahun. Responden yang tidak memberikan ASI, mengaku bahwa ASI
nya tidak keluar dan tidak berobat ke puskesmas untuk mendapatkan vitamin.
Solusinya:
Perlu adanya konsultasi gizi pada ibu menyusui sehingga kebutuhan gizi
untuk ibu menyusui tercukupi.
Mengajarkan mengenai cara pompa ASI dan menyimpan ASI.
Meningkatkan kegiatan penyuluhan ASI eksklusif.
21
18%
82%
10
9
8
7
6
5
4
3 Memberikan ASI eksklusif
2
1
0
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2014
dan Nunun 2015. Di Kabupaten Kuantan Singingi responden yang memberikan
ASI eksklusif hanya sebanyak 22,85 %. Di Desa Samir Tulungagung, hanya 17 %
responden yang memberikan ASI eksklusif (Fitriani, 2014 dan Nunun, 2015).
22
4.2.3 Mencuci tangan sebelum makan
100%
10
9
8
7
6
5
4
3 Mencuci tangan sebelum
2 makan
1
0
23
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nunun 2015. Di
Desa Samir Tulungagung, 100% responden menjawab mencuci tangan sebelum
makan menggunakan air bersih dan sabun (Nunun, 2015). Sedangkan pada
penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2014, terdapat 87,14 % responden tidak
mencuci tangan. Hanya 12,86 % responden yang mencuci tangan sebelum makan
menggunakan air bersih dan sabun (Fitriani, 2014).
Pada penelitian ini dapat dilihat terdapat 89 responden (81 %) yang pernah
mengalami gejala cacingan pada anaknya. Beberapa responden mengaku pernah
melihat cacing keluar dari dubur anaknya. Sebagian responden memiliki anak
yang punya gejala gatal di dubur dan sebagian lagi memiliki anak yang punya
gejala penurunan berat badan. Padahal jika ditinjau, 100% responden sudah
mencuci tangan sebelum makan. Tetapi angka kejadian cacingan masih tinggi.
Solusinya:
Sosialisasi cara cuci tangan tujuh langkah.
Penyuluhan mengenai infeksi cacing.
Perlu ditingkatkan upaya pemberian obat cacing.
24
19%
Tidak pernah
81%
10
9
8
7
6
5
4
3 Anak pernah mengalami
2 gejala cacingan
1
0
25
4.2.5 Rumah menjadi sarang nyamuk
Solusinya:
Perlu ditingkatkan kerja bakti.
Perlu diusulkan Jumantik (Juru Pemantau Jentik) di setiap RT.
Penempelan stiker bebas jentik.
14%
Tidak
86%
10
9
8
7
6
5
4
3 Rumah menjadi sarang
2 nyamuk
1
0
26
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriani 2014. Di
Kabupaten Kuantan Sengingi 81,42% responden tidak memberantas jentik
nyamuk sehingga rumahnya menjadi sarang nyamuk (Fitriani, 2014). Berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Nunun 2015. Di Desa Samir Tulungagung,
sebagian besar (70,5 %) responden mempunyai rumah yang bebas jentik (Nunun,
2015).
27
30%
Berolahraga minimal 3x
seminggu
Tidak
70%
Gambar 11. Diagram lingkaran berolahraga minimal tiga kali dalam seminggu
10
9
8
7
6
5
4
3 Berolahraga minimal 3x
2 seminggu
1
0
Gambar 12. Diagram batang berolahraga minimal tiga kali dalam seminggu
28
mengukur berat badan balitanya setiap dua bulan. Namun ada juga yang
menjawab tidak pernah mengukur berat badan balitanya padahal saat itu dia
sedang membawa balitanya ke posyandu.
Solusinya:
Kader harus lebih aktif untuk mengajak warganya dating ke posyandu.
Penyuluhan mengenai manfaat menimbang berat badan setiap bulan.
12%
88%
29
10
8
6
4
Mengukur BB balita setiap
2 bulan
0
Hal ini seusuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nunun. Di Desa
Samir Tulungagung, 100 % balita ditimbang setiapbulan di posyandu (Nunun,
2015). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriani. Di Kabupaten
Kuantan Sengingi mayoritas responden (60 %) tidak menimbang bayi dan balita
setiap bulan (Fitriani, 2014).
Dari data hasil survey rumah tangga Puskesmas Gadingrejo tahun 2016
dapat dilihat bahwa 1.956 KK mempunyai jamban di rumah masing-masing.
Sebanyak 1.882 KK diantaranya mempunyai septic tank sedangkan 74 KK tidak
mempunyai septic tank.
30
Tidak
ada, 20
Terdapat
jamban sehat,
90
10
9
8
7
6
5
4
3 Terdapat jamban sehat di
2 rumah
1
0
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nunun. Di Desa
Samir Tulungagung, sebanyak 82,3 % rumah memiliki jamban yang sehat
(Fitriani, 2014). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriani. Di
Kabupaten Kuantan Sengingi, mayoritas responden tidak menggunakan jamban
sehat yaitu sebanyak 61,42% responden (Nunun, 2015).
31
penyakit saluran pernafasan apabila terpapar asap rokok. Meskipun sudah
mengerti bahwa di dalam satu punting rokok yang dihisap, akan dikeluarkan
4.000 bahan kimia berbahaya, namun mereka tetap melakukannya dan
mengabaikan kesehatan anggota keluarga lain.
Gambar 17. Diagram lingkaran terdapat anggota keluarga yang merokok di rumah
10
9
8
7
6
5
4 Terdapat anggota keluarga
3 yang merokok didalam
2 rumah
1
0
Gambar 18. Diagram batang terdapat anggota keluarga yang merokok di rumah
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriani dan Nunun.
Di Kabupaten Kuantan Sengingi, sebanyak 80 % responden terdapat anggota
32
keluarga yang merokok di rumah (Fitriani, 2014). Di Desa Samir Tulungagung,
sebanyak 60 % dalam rumah tangga ada anggota keluarga yang merokok didalam
rumah (Nunun, 2015).
5%
95%
33
10
9
8
7
6
5
4
3 Mengkonsumsi buah dan
2 sayur
1
0
Syarat air bersih adalah tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa 98 orang responden (89 %) memiliki air
bersih di rumah. Dua belas orang responden (11 %) mengaku terdapat endapan
pada air di rumahnya.
34
Solusinya:
Perlu adanya sosialisasi mengenai ciri-ciri air bersih.
Tim puskesmas perlu melihat langsung ke rumah-rumah warga.
11%
89%
10
9
8
7
6
5
4
3 Tersedia air bersih di rumah
2
1
0
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nunun. Di Desa
Samir Tulungagung, sebanyak 84,1 % responden mempunyai sarana air bersih di
rumah yang memenuhi syarat (Nunun, 2015). Sedangkan di Kabupaten Kuantan
35
Sengingi, sebanyak 59,98 % responden tidak memiliki sarana air bersih di rumah
(Fitriani, 2014).
36
BAB V
5.1 Kesimpulan
37
5.2 Saran
38
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 2009. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Departemen Kesehatan dan JICA (Japan International dan Coorperation
Agency).
Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2007. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat:
www.dinkes.jabarprov.go.id
Erma Nihlatul, 2008. Hubungan Pola Asuhan Ibu dengan Kejadian Infeksi
Cacing Oxyuris vermicularis pada Anak-anak SD Negeri Panggung
Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tugu Kota Semarang, Semarang: FK
UNDIP
Fitriani Gusia N, Jonyanis, 2014. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam
Rumah Tangga Pada Masyarakat Desa Gunung Kesiangan, Kecamatan
Benai Kabupaten Kuantan Singingi. Jom FISIP Volume 1 no 2
39
Millenium Development Goals Indonesia. 2011. Laporan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia 2011: www.bappenas.go.id
40
Lampiran
KUESIONER PHBS
Nama Responden :
Usia :
Alamat :
Pendidikan terakhir :
o Tidak sekolah
o Tamat SD
o Tamat SMP
o Tamat SMA
Nama kepala keluarga :
1. Apakah anda mengetahui apa saja perilaku hidup bersih dan sehat di rumah
tangga?
o Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
o Bayi diberi ASI eksklusif
o Menimbang bayi dan balita
o Ketersediaan air bersih
o Cuci tangan pakai sabun
o Ketersediaan jamban sehat
o Memberantasjentik nyamuk
o Mengkonsumsi buah dan sayur
o Melakukan aktivitas fisik setiap hari
o Tidak merokok di dalam rumah
2. Apakah anda pernah melahirkan? Jika sudah, siapa yang menolong persalinan
anda?
o Dokter
o Bidan
41
o Tenaga kesehatan
o Dukun beranak
6. Apakah dirumah anda banyak nyamuk? Jika ya, apa yang menyebabkan rumah anda
menjadi sarang nyamuk?
o Sampah yang dibuang sembarangan
o Banyaknya genangan air
o Tidak menguras bak mandi
8. Apakah anda memiliki bayi / balita? Jika ya, seberapa sering anda mengukur berat
badan bayi / balita anda?
o Setiap bulan
o Setiap dua bulan
o Setiap 6 bulan
o Tidak pernah
9. Apakah di rumah anda terdapat jamban? Jika ya, bagaimana kondisi jamban di
rumah anda?
o Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampungan berjarak
10-15 meter dari sumber air bersih
o Tidak berbau
o Tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus
o Cukup luas dan miring kearah lubang
42
o Mudah dibersihkan
o Dilengkapi dinding dan atap pelindung
o Cukup penerangan
o Ventilasi cukup baik
o Tersedia air dan alat pembersih
10. Apakah didalam rumah anda terdapat anggota keluarga yang merokok?
o Ya
o Tidak
43