Anda di halaman 1dari 70

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA

LAPORAN MINI PROJECT

UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN IBU HAMIL


DALAM MEMBACA DAN MENGISI BUKU KESEHATAN IBU
DAN ANAK DI DESA CIAMPEA
Oleh:
dr. Khoirul Fikri

Pendamping:
dr. Budi Suarman

PUSKESMAS CIAMPEA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR
2020
LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN IBU HAMIL DALAM


MEMBACA DAN MENGISI BUKU KESEHATAN IBU DAN
ANAK DI DESA CIAMPEA

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas Dokter Internsip Indonesia 2020

Penyusun :

dr. Khoirul Fikri

Telah Disetujui Oleh :


Pendamping

dr. Budi Suarman


NIP. 196605112002121004
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
perkenanNya penulis dapat menyelesaikan Mini Project berjudul “Upaya
Meningkatkan Kesadaran Ibu Hamil Dalam Membaca dan Mengisi Buku
Kesehatan Ibu dan Anak di Desa Ciampea”. Mini Project ini dibuat sebagai syarat
untuk memenuhi tugas dokter internsip indonesia 2020 di Puskesmas Ciampea,
Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
Dalam proses penyusunan Mini Project, penulis banyak memperoleh
bantuan, bimbingan, saran, dan dukungan secara moral maupun materiil dari
berbagai pihak. sehingga pada akhirnya Mini Project dapat terselesaikan tepat
waktu. Penelitian dan penyusunan Mini Project ini tentunya masih jauh dari
sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. dr. Budi Suarman, selaku Kepala Puskesmas Ciampea sekaligus
pembimbing penulis dalam penyusunan Mini Project ini, terima kasih
atas segala bimbingan dan waktu yang telah diberikan kepada penulis
sehingga akhirnya Mini Project ini dapat selesai dengan baik dan tepat
waktu.
2. Seluruh staf dan Sukwan di Puskesmas Ciampea yang telah membantu
penulis dalam mengumpulkan informasi dan banyak memberi
sumbangsih dalam penyelesaian Mini Project ini.
3. Rekan – rekan internsip RSUD Ciawi periode Oktober 2019 – Oktober
2020 atas dukungan dan kerja samanya selama penyusunan Mini Project
dan berlangsungnya internsip ini.
4. Kedua orang tua tercinta atas doa restu, pendidikan, dorongan, semangat,
ide, serta dukungan moril maupun materiil sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan laporan Mini Project ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan Mini Project ini masih memiliki
banyak kekurangan sehingga Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Penulis berharap Mini Project ini dapat berguna bagi semua pihak

1
yang membutuhkan terutama bagi perkembangan ilmu kedokteran dan pelaksanaan
kesehatan di Puskesmas Ciampea di kemudian hari.

Bogor, Juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................5
1.1. Latar Belakang................................................................................................5
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................7
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................7
1.4. Manfaat Penelitian..........................................................................................8
1.5. Lokasi & Waktu Penelitian............................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................9
2.1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak......................................................................9
2.2. Pentingnya Pemahaman Dan Penggunaan Buku KIA...............................10
2.3. Sasaran Buku KIA & Petunjuk Teknis Penggunaan Buku KIA...............12
2.4. Cara Penggunaan Buku KIA.......................................................................13
2.5. Cara Pengisian Buku KIA Oleh Ibu Hamil................................................20
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................41
3.1. Metode Penelitian..........................................................................................41
A. Desain penelitian...........................................................................................................41
B. Data yang diukur...........................................................................................................41
3.2. Rancangan Penelitian...................................................................................41
3.3. Tata Cara Kerja Penelitian..........................................................................41
A. Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................................................41
B. Prosedur Penelitian........................................................................................................41
3.4. Aspek Etik Penelitian....................................................................................43
BAB IV PENYAJIAN DATA...............................................................................44
4.1. Letak Geografis Puskesmas Ciampea.........................................................44
4.2. Fasilitas Kesehatan.......................................................................................45
4.3. Demografi (Kependudukan : Jumlah Penduduk, Pekerjaan)...................45
A. Jumlah Penduduk..........................................................................................................45
B. Ketenagaan....................................................................................................................46
4.4. Pembiayaan Kesehatan Dan Pelayanan Puskesmas...................................47
A. Pembiayaan Kesehatan..................................................................................................47
B. Jenis Pelayanan Puskesmas...........................................................................................47
4.5. Gambaran Umum Desa Ciampea................................................................49
A. Keadaan Geografis........................................................................................................49
B. Kependudukan...............................................................................................................49
C. Sarana Kesehatan..........................................................................................................51
4.6. Pembahasan Hasil Wawancara Ibu Hamil dan Observasi Buku KIA di
Desa Ciampea..............................................................................................................51
BAB V PEMBAHASAN.......................................................................................54
5.1. Identifikasi Masalah.....................................................................................54
5.2. Menentukan Prioritas Masalah...................................................................54
5.3. Menentukan Akar Penyebab Masalah........................................................56
5.4. Menentukan Prioritas Penyebab Masalah..................................................59
5.5. Alternatif Pemecahan Solusi........................................................................60
5.6. Rencana Pelaksanaan Intervensi Masalah (Plan of Action)......................61
5.7. Evaluasi Pelaksanaan Intervensi Masalah..................................................62
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................................64
6.1. Kesimpulan....................................................................................................64
6.2. Saran..............................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................66
LAMPIRAN...........................................................................................................67
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai komponen yang tidak terpisahkan dari masyarakat, keluarga


memiliki peran signifikan dalam status kesehatan. Ibu dan anak
merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan
kelompok rentan terhadap keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum.
Hal ini yang menjadi alasan pentingnya upaya kesehatan ibu dan anak
menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia.
Sehingga penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan
ibu dan anak penting untuk dilakukan.
Salah satu bagian dari pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah
pemanfaatan penggunaan buku KIA. Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
merupakan buku pedoman yang dimiliki oleh ibu dan anak, yang berisi
informasi dan catatan kesehatan ibu dan anak, dan merupakan satu-satunya
alat pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak sejak ibu hamil,
melahirkan dan selama masa nifas hingga bayi yang dilahirkan berusia 5
tahun. Buku KIA digunakan sebagai alat untuk mendeteksi secara dini
adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak. Fungsi lain dari
Buku KIA adalah sebagai alat komunikasi dan penyuluhan yang berisi
informasi penting bagi ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pelayanan
kesehatan ibu dan anak yang berisi antara lain kriteria ibu hamil yang
wajib dirujuk ke dokter spesialis kebidanan dan paket (standar) pelayanan
KIA, gizi, imunisasi dan tumbuh kembang balita. Buku KIA juga
merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan angka
kematian ibu dan bayi.
Dengan berjalannya waktu fungsi Buku KIA meningkat selain sebagai
media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan dokumen pencatatan
pelayanan KIA, Buku KIA juga digunakan untuk mempermudah
mendapatkan Akte Kelahiran, alat bukti yang digunakan pada sistem
jaminan kesehatan dan bantuan program keluarga harapan (PKH),
mendukung implementasi kebijakan di daerah tertentu (antara lain
persyaratan masuk TK atau SD), dan mempermudah pemahaman
masyarakat akan pemenuhan haknya akan pelayanan KIA.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan pada
tahun 2018 menyatakan bahwa kebijakan Buku KIA telah lama ditetapkan,
namun saat ini, komitmen dalam pemanfaatannya di masyarakat masih
belum sesuai harapan, sehingga perlu penguatan terutama kelengkapan
pengisiannya oleh petugas kesehatan, kader dan orangtua. Penerapan Buku
KIA secara benar akan berdampak pada peningkatan pengetahuan ibu dan
keluarga akan kesehatan ibu dan anak, menggerakan dan memberdayakan
masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang berkualitas serta meningkatkan sistem
surveilance, monitoring dan informasi kesehatan. Penggunaan Buku KIA
dengan benar diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat
akan pemenuhan haknya akan pelayanan KIA yang
berkualitas dan meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga
akan kesehatan ibu dan anak. Pada tahun 2016,Direktorat
Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan
melakukan monitoring dan evaluasi terkait pemanfaatan buku KIA di 9
Kabupaten/Kota focus Toba Samosir, Ogan Komering Ilit (OKI), Kota
Bandar Lampung, Kota Tangerang, Jakarta Timur, Kota Bogor,
Sukoharjo, Nganjuk dan Gowa yang menunjukkan hanya 18% yang diisi
lengkap dengan tingkat keterisian paling banyak pada pelayanan kesehatan
masa kehamilan dan bayi baru lahir.
Di desa Ciampea sendiri pada saat penulis melakukan observasi dan
wawancara buku KIA pada setiap ibu hamil ditemukan bahwa semua ibu
tidak membaca dan mengisi buku KIA. Hal ini dapat diakibatkan karena
kurangnya kesadaran setiap ibu untuk membaca dan mengisi buku KIA.
Penulis juga memilih desa Ciampea dikarenakan waktu yang sesuai
dengan waktu yang dimiliki oleh penulis untuk melakukan penyuluhan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk
mengambil judul “Upaya Meningkatkan Kesadaran Ibu Hamil Dalam
Membaca Dan Mengisi Buku Kesehatan Ibu Dan Anak Di Desa Ciampea”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat


dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana kelengkapan pengisian Buku Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) oleh ibu hamil di Desa Ciampea, Kecamatan Ciampea,
Kabupaten bogor?
2. Masalah apa yang dihadapi dalam kelengkapan pengisian Buku
Kesehatan Ibu dan Anak oleh ibu hamil di Desa Ciampea?

1.3. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum
Melaksanakan upaya tenaga kesehatan dalam meningkatkan
kelengkapan pengisian Buku Kesehatan Ibu dan Anak
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui perkembangan dari penelitian sebelumnya
tentang kelengkapan pengisian KIA oleh ibu hamil di Desa
Ciampea, Kecamatan Ciampea, Kabupaten bogor
2. Mengidentifikasi masalah kelengkapan pengisian Buku
Kesehatan Ibu dan Anak oleh ibu hamil di desa Ciampea
3. Merumuskan beberapa solusi untuk masalah yang dihadapi
pada kelengkapan pengisian Buku Kesehatan Ibu dan Anak
oleh ibu hamil di desa Ciampea
1.4. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Bagi Institusi


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam
meningkatkan penggunaan Buku KIA
b. Manfaat Bagi Penulis
1. Mendapatkan pengalaman dalam mengatasi masalah
Ilmu Kesehatan Masyarakat
2. Melatih diri dalam mencari solusi yang ada dalam
masalah kesehatan masyarakat
c. Manfaat bagi masyarakat
1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
pentingnya membaca dan mengisi Buku KIA
2. Menambah pengetahuan mengenai kesehatan ibu dan
anak
3. Mengidentifikasi dini adanya masalah dalam kehamilan
dan tumbuh kembang anak

1.5. Lokasi & Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciampea yang merupakan


wilayah kerja Puskesmas Ciampea, Kecamatan Ciampea, Kabupaten
Bogor. Mini Project ini dilakukan pada tanggal 27 Desember 2019
dalam periode internship angkatan III tahun 2019.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak

Menurut Kemenkes RI tahun 2004, pengertian buku KIA adalah


alat informasi, edukasi dan komunikasi sederhana untuk menyebarkan
informasi penting mengenai kesehatan ibu dan anak kepada calon ibu dan
keluarganya. Buku KIA merupakan alat untuk mendeteksi secara dini
adanya gangguan atau masalah pada ibu dan anak, alat komunikasi dan
penyuluhan yang penting bagi ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai
pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya dan paket
(standar) pelayanan KIA, gizi, imunisasi, dan tumbuh kembang balita.
Buku KIA merupakan buku wajib untuk dibaca oleh ibu hamil,
suami dan anggota keluarga karena berisikan informasi penting dan
berguna bagi kesehatan ibu dan anak. Buku kesehatan selain sebagai
catatan kesehatan ibu dan anak, juga dimaksudkan sebagai alat monitor
kesehatan dan alat komunikasi antara petugas kesehatan dengan pasien,
sehingga dapat diharapkan partisipasi masyarakat dalam mengontrol
kesehatan ibu dan anak.
Departemen Kesehatan Bersama JICA mengembangkan buku KIA
pertama kali tahun 1993 di Salatiga Jawa Tengah, yang secara bertahap
dengan dukungan berbagai pihak baik pemerintah pusat dan daerah,
profesi dan donor agencies meluas sehingga sehingga pada tahun 2006
seluruh provinsi menggunakan buku KIA. Untuk mengakomodir
kebutuhan program dan disesuaikan dengan kondisi, dilakukan revisi buku
KIA secara berkala. Buku KIA revisi 2015 berisi catatan dan informasi
cara memelihara dan menjaga kesehatan ibu (hamil, bersalin, dan nifas)
dan anak (bayi baru lahir sampai anak usia 5 tahun termasuk pola asuh
anak dengan disabilitas dan cara melindungi anak dari kekerasan dan
pelecehan seksual)
Dengan berjalannya waktu dirasakan pemanfaatan buku KIA
belum optimal dalam mendukung kelangsungan dan kualitas hidup ibu
dan anak. Belum semua tenaga kesehatan, kader, ibu, dan keluarga
berperan sebagaimana yang diharapkan dalam penerapan buku KIA.
Tenaga kesehatan diharapkan lebih berperan aktif memfasilitasi kader dan
ibu, keluarga/pengasuh anak untuk memahami dan menerapkan isi buku
KIA. Beberapa studi menunjukan bahwa peningkatan pemahaman dan
penerapan buku KIA oleh kader dan ibu/keluarga memberi dampak yang
signifikan terhadap peningkatan cakupan pelayanan dan status kesehatan
ibu dan anak.
Optimalisasi pemanfaatan buku KIA ditingkat keluarga hanya akan
terjadi bilamana tenaga kesehatan dan kader menjelaskan dan memastikan
ibu dan keluarga paham isi buku KIA. Peningkatan pemahaman buku KIA
ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu pada saat memberi
pelayanan, waktu tunggu pelayanan, maupun pada saat kegiatan di
masyarakat oleh tenaga kesehatan, kader ataupun berbagai pihak yang
punya minat besar terkait dengan kesehatan ibu dan anak.
Untuk mewujudkan kemandirian keluarga dalam memelihara
kesehatan ibu dan anak, maka salah satu upaya program adalah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga melalui
penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak.

2.2. Pentingnya Pemahaman Dan Penggunaan Buku KIA

Pemahaman tenaga kesehatan akan manfaat buku KIA sebagai


media KIE dan dokumen pencatatan pelayanan KIA adalah penting agar
mereka menggunakan buku KIA sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dalam memberi pelayanan KIA.
A. Manfaat buku KIA
1. Sebagai media KIE
Buku KIA merupakan media KIE yang utama dan pertama yang
digunakan untuk meningkatkan pemahaman ibu, suami dan
keluarga/pengasuh anak dipanti/Lembaga kesejahteraan sosial anak
akan perawatan kesehatan ibu hamil sampai anak usia 5 tahun. Buku
KIA berisi informasi kesehatan ibu dan anak yang sangat lengkap
termasuk imunisasi, pemenuhan kebutuhan gizi, stimulasi pertumbuhan
dan perkembangan, serta upaya promotif dan preventif termasuk
deteksi dini masalah kesehatan ibu dan anak. Bilamana diperlukan
tenaga kesehatan dapat menggunakan media KIE lain sebagai alat
bantu untuk lebih memperjelas penyampaian pesan-pesan yang
disampaikan pada buku KIA. Media tersebut dapat berupa poster,
leaflet, flipcard, audio visual dan sebagainya.
2. Sebagai dokumen pencatatan pelayanan KIA
Buku KIA selain sebagai media KIE juga sebagai alat bukti
pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan
berkesinambungan yang dipegang oleh ibu atau keluarga. Oleh karena
itu, semua pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk imuninasi,
SDIDTK (Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang)
serta catatan penyakit dan masalah perkembangan anak harus tercatat
dengan lengkap dan benar. karena pencatatan pada buku KIA
digunakan sebagai bahan bukti:
 Memantau kesehatan ibu dan anak termasuk mendeteksi secara
dini masalah kesehatan ibu dan anak
 Memastikan terpenuhi haknya mendapat pelayanan kesehatan
ibu dan anak secara lengkap dan berkesinambungan
 Yang digunakan pada sistem jaminan kesehatan pada saat
mengajukan klaim pelayanan
 Untuk menerima bantuan bersyarat pada program pemerintah
atau swasta.
Selain fungsi yang telah disebutkan, buku KIA juga sebagai sarana
komunikasi antara pemberi pelayanan kesehatan dalam sistem
rujukan.
B. Manfaat Buku KIA Dikaitkan Dengan Tugas Pokok Tenaga
Kesehatan Manfaat lain dari buku KIA dikaitkan dengan tugas pokok
dan fungsi tenaga kesehatan pemberi pelayanan KIA (antara lain
dokter, bidan, perawat, pengelola gizi, penanggung jawab imunisasi,
petugas
laboratorium dan lainnya), dapat dikatakan bahwa buku KIA:
1. Mendukung program pemerintah untuk peningkatan kelangsungan
kualitas hidup ibu dan anak
2. Mendorong tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan sesuai
dengan standar
3. Mendorong kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan anak

2.3. Sasaran Buku KIA & Petunjuk Teknis Penggunaan Buku KIA

1. Sasaran
Sasaran langsung buku KIA:
 Setiap ibu hamil mendapat buku KIA, menggunakan sampai masa
nifas sedangkan anak menggunakan buku KIA sampai usia 5 tahun
 Sejak kehamilan ibu diketahui kembar maka ibu hamil diberi buku
KIA sejumlah janin yang dikandungnya (jika kembar 2 diberi
tambahan 1, jika kembar 3 diberi tambahan buku KIA 2 dst)
 Jika buku KIA hilang maka selama persediaan masih ada, ibu/anak
mendapat buku KIA baru
Sasaran tidak langsung buku KIA:
 Suami/anggota keluarga lain, pengasuh anak di panti/Lembaga
kesejahteraan social anak
 Kader
 Tenaga kesehatan yang berkaitan langsung memberi pelayanan
kesehatan ibu dan anak (antara lain dokter, bidan, perawat, petugas
gizi, petugas imunisasi, petugas laboratorium)
 Penanggung jawab dan pengelola program KIA. Dinkes
kabupaten/kota selain memfasilitasi penerapan buku KIA di
wilayahnya juga memastikan kesinambungan ketersediaan dan
pemanfaatan buku KIA.
2. Sasaran Petunjuk Teknis Penggunaan Buku KIA
Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan ibu dan
anak (antara lain dokter, bidan, perawat, petugas gizi, petugas
imunisasi, petugas laboratorium,) dan kepala institusi fasilitas
pelayanan kesehatan.

2.4. Cara Penggunaan Buku KIA

Keberhasilan penggunaan buku KIA hanya terjadi bilamana ibu,


suami, keluarga dan pengasuh anak di panti/Lembaga kesejahteraan sosial
anak aktif membaca, mempelajari dan memahami secara bertahap isi buku
KIA dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya
diperlukan peran berbagai pihak terutama tenaga kesehatan dan kader
untuk memfasilitasi dan memastikan mereka paham akan isi buku KIA
dan menerapkan pesan-pesan yang tercantum dalam buku KIA. Ibu atau
pengasuh anak juga diminta aktif di Kelas Ibu (Kelas Ibu Hamil dan Kelas
Ibu Balita) dan Bina Keluarga Balita.
1. Penggunaan Buku KIA oleh ibu, suami, keluarga dan pengasuh anak di
panti/Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak
Ibu, suami, keluarga dan pengasuh anak di panti/Lembaga
Kesejahteraan Sosial Anak:
a. Selalu membawa buku KIA baik pada saat ke fasilitas kesehatan
(Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit, Praktik Dokter maupun Praktik
Bidan), ke Posyandu, Kelas Ibu (Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu
Balita), Pos PAUD dan BKB.
b. Menyimpan Buku KIA dan menjaga dengan baik agar tidak rusak
atau hilang. Catatan yang tercantum pada Buku KIA merupakan
dokumen pribadi dan hanya diperlihatkan kepada petugas
kesehatan.
c. Berperan aktif membaca dan mengerti isi Buku KIA dengan
benar, jika ada yang tidak dipahami mereka bertanya pada kader
dan petugas kesehatan. Hal ini agar mereka dapat melakukan
perawatan kesehatan ibu dan anak dengan benar, berupaya
mendapatkan pelayanan KIA yang komprehensif dan
berkesinambungan, dapat mendeteksi sedini mungkin kelainan
atau penyakit yang dialami serta mencari pertolongan pelayanan
kesehatan yang berkualitas.
d. Tenaga kesehatan memfasilitasi pemahaman mereka akan Buku
KIA, untuk mempermudah pemahaman setiap pokok bahasan,
mereka diminta membaca terlebih dahulu untuk pertemuan
berikutnya dan menyiapkan pertanyaan yang akan diajukan untuk
hal-hal yang belum dimengerti.
e. Memberi tanda ceklist dengan pensil atau pulpen pada bagian
yang telah dipahami dan diterapkan. Untuk hal yang belum
dipahami dan atau belum diterapkan mereka akan bertanya pada
tenaga kesehatan untuk mendapatkan penjelasan lebih rinci dan
mendapatkan saran yang paling sesuai dengan kondisi ibu dan
anak saat itu.
f. Memberi tanda ceklist pada kotak setelah mendapatkan
pelayanan. Untuk menghindari kesalahan maka tenaga kesehatan
perlu menjelaskan setiap pelayanan yang diberikan pada ibu dan
anak, seperti: pelayanan pemeriksaan kehamilan, pelayanan
kesehatan ibu nifas, pelayanan neonatal essensial dan pelayanan
kesehatan neonatus
Langkah-langkah mempelajari Buku KIA:
a. Masa kehamilan
Pada saat hamil, ibu, suami dan keluarga membaca dan memahami
informasi terkait dengan:
1) Pelayanan pemeriksaan ibu hamil dan kapan mereka harus
kontrol kehamilan, perawatan sehari-hari termasuk
pemenuhan gizi pada saat hamil, yang harus dihindari
selama kehamilan, P4K, Menyambut Persalinan agar aman
dan selamat, persiapan melahirkan, informasi tanda
persalinan, deteksi dini tanda bahaya pada kehamilan,
masalah pada kehamilan dan Keluarga Berencana
2) Proses melahirkan termasuk tanda bahaya pada persalinan,
melaksanakan inisiasi menyusui dini (IMD), tanda bayi
baru lahir sehat, pelayanan essensial pada bayi baru lahir
dan cuci tangan dengan sabun
b. Masa nifas
Pada saat nifas dan masa neonatus (0-28 hari) ibu, suami dan
keluarga/pengasuh anak di panti/Lembaga Kesejahteraan Sosial
Anak membaca dan memahami informasi terkait:
1) Perawatan ibu nifas, hal-hal yang harus dihindari pada
masa nifas, cara menyusui bayi, cara memerah dan
menyimpan ASI, tanda bahaya pada ibu nifas dan Keluarga
Berencana.
2) Perawatan bayi baru lahir (pemberian ASI, menjaga bayi
tetap hangat, pelayanan pada saat kunjungan neonatal serta
tanda bahaya pada bayi baru lahir).

Uraian di bawah ini lebih menekankan pada anak sejak lahir sampai usia 5
tahun dimana secara garis besar informasi mencangkup:
 Tanda anak sehat
 Pertumbuhan dan perkembangan anak
 Pola asuh anak termasuk anak dengan disabilitas
 Perawatan sehari-hari (kebersihan anak, perawatan gigi, kebersihan
lingkungan, lindungi anak dari bahaya seperti benda-benda yang
berbahaya, tenggelam dan kecelakaan lalu lintas)
 Kebutuhan air minum
 Perawatan anak sakit
 Imunisasi
 Pemenuhan kebutuhan gizi
 Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak
 Upaya melindungi anak dari kekerasan dan pelecehan seksual

Berikut penekanan informasi yang harus dibaca dan dipahami oleh ibu,
suami, keluarga dan pengasuh anak di panti/Lembaga Kesejahteraan Sosial
Anak menurut tahapan umur:

Pada bayi baru lahir sampai bayi usia 6 bulan


1) ASI eksklusif
2) Imunisasi
3) Pemantauan pertumbuhan setiap bulan
4) Stimulasi dan tahapan perkembangan bayi sampai usia 3 bulan dan
bayi usia 3-6 bulan
5) Melindungi bayi dari tindakan dari tindakan kekerasan

Pada bayi usia 6 bulan – 12 bulan


1) ASI diteruskan sampai anak usia 2 tahun
2) Lengkapi imunisasi dasar
3) Tahapan pemberian makanan pendamping ASI (jenis, jumlah dan
frekuensi pemberian)
4) Cara pembuatan MPASI
5) Pemantauan pertumbuhan setiap bulan
6) Stimulasi dan tahapan perkembangan bayi pada usia 6-12 bulan
7) Melindungi bayi dari tindakan kekerasan dan pelecehan seksual

Pada anak usia 1-2 tahun


1) Pemberian makanan keluarga dengan pola gizi seimbang, makanan
selingan
2) ASI tetap diberikan sampai anak usia 2 tahun
3) Imunisasi lanjutan (DPT-HB-Hib usia 18 bulan, campak 24 bulan)
4) Pemantauan pertumbuhan setiap bulan
5) Stimulasi dan perkembangan anak pada usia 1-2 tahun
6) Melindungi anak dari tindakan kekerasan dan pelecehan seksual

Pada anak usia 2-5 tahun


1) Pemberian makanan keluarga, anak dapat diberi makanan orang
dewasa yang porsinya ditambah secara bertahap dan makan
selingan
2) Pemantauan pertumbuhan setiap bulan
3) Stimulasi dan tahapan perkembangan anak pada usia 3 tahun, 5
tahun dan 6 tahun serta anjuran untuk mengikuti kegiatan anak usia
dini (PAUD)
4) Melindungi anak dari tindakan kekerasan dan pelecehan seksual

2. Penggunaan Buku KIA oleh Kader


Kader perlu memiliki Buku KIA, mempelajari dan memahami pesan-
pesan yang ada dalam Buku KIA, hal ini karena kader:
a. Menggunakan Buku KIA sebagai media penyuluhan kesehatan ibu
dan anak
b. Memfasilitasi ibu, keluarga/pengasuh anak agar mematuhi jadwal
pemberian pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk imunisasi
c. Bertugas mengisi KMS
d. Memberi vitamin A dan mencatat pada Buku KIA
e. Sebagai penghubung masyarakat dengan tenaga kesehatan untuk
memastikan penggunaan Buku KIA oleh masyarakat

3. Penggunaan Buku KIA oleh tenaga kesehatan


Tenaga kesehatan sebagai penanggung jawab wilayah dan
pemberi pelayanan KIA harus memfasilitasi pemahaman dan
penerapan Buku KIA oleh ibu, suami, keluarga dan pengasuh anak di
panti/Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan kader.
Untuk mengoptimalisasikan pemanfaatan Buku KIA oleh kader
maka tenaga kesehatan harus memastikan pemahaman dan kemampuan
kader dalam menyampaikan pesan-pesan yang tercantum dalam Buku
KIA, mengisi KMS, melaksanakan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan anak serta ditindaklanjuti dengan melaksanakan
komunikasi, edukasi dan informasi.
Buku KIA merupakan pintu masuk bagi ibu dan anak untuk
medapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang komprehensif dan
berkesinambungan. Oleh karenanya tenaga kesehatan:
1. Menginformasikan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang
menjadi hak bagi setiap ibu dan anak
2. Menggunakan Buku KIA sebagai media KIE
3. Mencatat setiap pelayanan yang diberikan dengan benar sejak ibu
hamil sampai anak usia 5 tahun pada Buku KIA
4. Menggunakan catatan pelayanan sebagai bahan penyerta pada
sistem jaminan kesehatan dan bantuan bersyarat program
pemerintah atau swasta
5. Memfasilitasi keluarga untuk segera mengurus akte kelahiran
dengan melampiri surat keterangan lahir yang ada di Buku KIA
6. Memfasilitasi pemahaman dan penggunaan buku KIA oleh ibu,
suami, keluarga dan pengasuh anak di panti/Lembaga
Kesejahteraan Sosial Anak dengan cara:
a. Menjelaskan secara bertahap isi Buku KIA sesuai dengan kondisi
ibu dan anak
b. Memastikan ibu, keluarga/pengasuh anak memberi tanda ceklist
pada Buku KIA yang telah dipahami. Hal ini dapat dibuktikan
dengan cara meminta mereka menyampaikan pesan tersebut
dengan bahasa mereka
c. Menganjurkan mereka mempelajari terlebih dahulu pokok
bahasan yang akan dibicarakan untuk pertemuan berikutnya
d. Bilamana diperlukan menggunakan media lain seperti poster,
video atau praktik langsung (seperti cuci tangan dengan sabun,
cara menyusui dengan benar, cara pemberian MPASI, dan cara
membuat MPASI)
7. Memfasilitasi kader dalam penerapan Buku KIA dengan cara:
a. Mengingatkan kader akan perannya sebagai penggerak masyarakat
untuk kesehatan ibu dan anak. Untuk menjaga kesinambungan
pelayanan kesehatan ibu dan anak, bilamana diperlukan kader
mendampingi tenaga kesehatan melakukan kunjungan rumah bagi
ibu dan/atau anak yang drop out mendapatkan pelayanan KIA
termasuk imunisasi.
b. Meminta kader mempelajari dan memahami Buku KIA secara
bertahap
 Untuk menilai kemampuan kader dalam melakukan
penyuluhan maka penugasan materi yang dipelajari
dilakukan secara bertahap
 Tenaga kesehatan meminta kader mempelajari satu materi,
setelah menguasai materi tersebut meminta kader
menjelaskan dan mensimulasikan materi tersebut kepada
kader lain
 Tenaga kesehatan melakukan hal yang sama untuk materi
lainnya.
Kegiatan ini dapat dilakukan pada saat selesai posyandu,
saat refreshing kader di Puskesmas atau menyesuaikan
dengan situasi setempat. Yang pasti tenaga kesehatan
penanggung jawab wilayah harus memfasilitasi semua
kader Posyandu/peminat kesehatan ibu dan anak memiliki
kemampuan menyampaikan pesan yang terkandung dalam
buku KIA.
c. Memfasilitasi kader mampu mengisi KMS dan menulis tanggal
pemberian vitamin A di Buku KIA, termasuk bagaimana
menghitung kebutuhan vitamin A di wilayah kerja kader.

2.5. Cara Pengisian Buku KIA Oleh Ibu Hamil

Pada buku KIA terdapat halaman-halaman yang sudah ditetapkan


diisi ibu/suami/keluarga/pengasuh anak di panti/Lembaga kesejahteraan
sosial anak, bagian yang diisi kader maupun yang diisi oleh tenaga
kesehatan (bidan/perawat/dokter/petugas gizi/petugas imunisasi).
Pengisian kotak ceklist oleh ibu/suami/keluarga/pengasuh anak di
panti/Lembaga kesejahteraan sosial anak dilakukan bilamana:
1. Mereka telah mendapatkan pelayanan tersebut
 Pelayanan pemeriksaan kehamilan
 Pelayanan kesehatan ibu nifas
 Pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir (kunjungan neonatal)
2. Mereka paham dan menindaklanjuti melaksanakan stimulasi
sebagaimana pesan yang disampaikan di Buku KIA
3. Mereka mengecek apakah perkembangan bayi dan anak sesuai dengan
yang ada di buku KIA
 Perkembangan bayi umur 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan
12 bulan
 Perkembangan anak umur 2 tahun, 3 tahun, 5 tahun dan 6 tahun
Bilamana diperlukan kader dapat membantu ibu/keluarga/pengasuh anak
untuk mengisi kota ceklist

Memberi tanda ceklist juga dilakukan oleh ibu/pengasuh anak bila telah
memahami isi pesan yang disampaikan dalam Buku KIA, antara lain:
1. Pada masa kehamilan: perawatan sehari-hari , yang harus dihindari ibu
selama hamil , persiapan melahirkan/bersalin , makanan bergizi selama
kehamilan , tanda bahaya pada kehamilan , masalah lain pada masa
kehamilan
2. Pada saat persalinan: tanda awal persalinan, proses melahirkan, tanda
bahaya pada persalinan
3. Pada masa nifas: perawatan ibu nifas, hal-hal yang harus dihindari ibu
bersalin selama nifas, cara menyusui yang benar, cara memerah dan
menyimpan ASI, tanda bahaya pada ibu nifas, Keluarga Berencana,
cuci tangan pakai sabun

Bagian Buku KIA yang diisi oleh ibu/suami/keluarga


1. Pelayanan pemeriksaan kehamilan
Pada pemeriksaan kehamilan ada 10 pelayanan bagi ibu hamil
namun harus dipahami oleh ibu dan keluarga bahwa tidak semua
pelayanan tersebut diberikan sekaligus pada setiap kunjungan.
Contoh: pada hamil muda (<20 minggu) dan sehat tentunya tidak
dilakukan penentuan letak janin, penghitungan denyut janin dan
tatalaksana atau mendapat pengobatan bilamana tidak sakit.
Demikian pula pengukuran tinggi bada cukup dilakukan sekali saja.
2. Kelas Ibu
Ibu, suami, keluarga memberi tanda cek list setelah ibu memahami
dan menjadi peserta kelas ibu:
3. Perawatan Sehari-hari
Ibu, suami, keluarga memberi tanda cek list setelah ibu memahami
dan menerapkan pesan-pesan yang disampaikan di bawah ini:

4. Yang haru dihindari selama hamil


Ibu, suami, keluarga memberi tanda cek list setelah ibu memahami
dan menghindari hal-hal di bawah ini:
5. Persiapan Melahirkan/Bersalin
Ibu, suami, keluarga memberi tanda cek list setelah ibu dan suami
memahami dan menyiapkan

6. Masalah lain pada masa kehamilan


Ibu, suami, kelurga memberi tanda cek list setelah ibu memahami
pesan yang disampaikan di bawah ini:
7. Tanda Awal Persalinan
ibu, suami, kelurga memberi tanda cek list pada kotak setelah ibu
memahami:
8. Proses Melahirkan
Ibu, suami, keluarga memberi tanda cek list setelah ibu
memahami. Ibu diharapkan sudah paham materi ini pada
kunjungan K4 kehamilan

9. Tanda Bahaya Pada Persalinan


Ibu, suami, keluarga memberi tanda cek list serelah ibu
memahami. Ibu daharapkan sudah paham materi ini pada
kunjungan K4 kehamilan
10. Perawatan Ibu Nifas
Ibu, suami, keluarga memberi tanda cek list pada kotak setelah ibu
memahami dan mendapatkan pelayanan serta nasehat dari
tenaga kesehatan:

11. Hal-hal yang harus dihindari Ibu Bersalin selama Nifas


Ibu, suami, keluarga memberi tanda cek list pada kotak setelah ibu
memahami. Diharapkan sudah paham materi ini pada kunjungan
K4 kehamilan
12. Cara menyusui yang benar
Ibu, suami, keluarga memberi tanda cek list pada kotak setelah ibu
memahami dan melaksanakan pesan-pesan di bawah ini. Ibu
diharapkan sudah paham materi ini pada kunjungan K4 kehamilan

13. Cara memerah dan menyimpan ASI


Ibu, suami, keluarga memberi tanda cek list pada kotak setelah ibu
memahami:
14. Tanda Bahaya pada Ibu Nifas
Ibu, suami, keluarga memberi tanda cek list pada kotak setelah ibu
memahami. Ibu diharapkan sudah paham materi ini pada
kunjungan K4 kehamilan

15. Keluarga Berencana


Ibu, suami, keluarga memberi tanda cek list pada kotak setelah ibu
mendapat penjelasan dari tenaga kesehatan dan memahami pesan-
pesan yang di sampaikan di bawah ini. Ibu diharapkan sudah
paham materi ini pada saat K4
16. Cuci tangan pakai sabun
Ibu, suami, keluarga memberi tanda cek list pada kotak setelah ibu,
suami, keluarga/pengasuh anak memahami dan melakukan:

17. Pelayanan essensial pada bayi baru lahir oleh


bidan/perawat/dokter
Ibu, suami, keluarga memberi tanda cek list pada kotak setelah
tenaga kesehatan memberi pelayanan sebagaimana pernyataan di
bawah ini:
18. Perawatan bayi baru lahir
Ibu, suami, keluarga telah memahami atau menerapkan pesan yang
disampaikan. Ibu diharapkan sudah memahami pesan-pesan ini
pada kunjungan K4 kehamilan
19. Pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir (kunjungan
neonatal) Ibu, suami, keluarga memberi tanda cek list pada kotak
setelah tenaga kesehatan memberi pelayanan sebagaimana di
bawah ini:

20. Anak usia 29 hari – 6 tahun


Ibu, suami, keluarga/pengasuh anak di panti/lembaga kesejahteraan
sosial anak memahami dan atau telah menerapkan pesan-pesan
yang disampaikan

Tanda Anak Sehat

Pantau Pertumbuhan dan perkembangan dengan cara


Tumbuh kembang anak tidak sesuai bila

Pola Asuh Anak


Tenaga kesehatan diminta memberi penjelasan pola asuh, ibu,
suami, keluarga/pengasuh anak di panti/Lembaga kesejahteraan
social anak/memahami dana tau telah menerapkan pesan-pesan
yang disampaikan

Pola Asuh Anak dengan disabilitas

PERAWATAN SEHARI-HARI
Tenaga kesehatan diminta memberi penjelasan tentang pola asuh,
ibu, suami, keluarga/pengasuh anak di panti/Lembaga
kesejahteraan sosial anak memahami dana tau telah menerapkan
pesan-pesan yang disampaikan
1. Kebersihan anak

2. Perawatan Gigi

3. Kebersihan Lingkungan
4. Hindari anak dari bahaya

5. Perawatan anak sakit


6. Imunisasi dan Vitamin A

21. BAYI UMUR 0 – 6 BULAN


Pemenuhan Kebutuhan Gizi bayi umur 0-6 bulan
Tenaga kesehatan atau kader memberi penjelasan terkait pesan-
pesan yang disampaikan di bawah ini. Ibu, suami,
keluarga/pengasuh anak memberi tanda cek list bila telah
memahami dan menerapkan:

Perkembangan Bayi umur 0 – 6 bulan


Ibu, suami, keluarga/pengasuh anak telah memahami dan
melaksanakan stimulasi sebagaimana pesan-pesan di Buku KIA.
Kader kesehatan bilamana diperlukan membantu keluarga memberi
tanda cek list pada kotak setelah bayi dapat melakukan ha-hal di
bawah ini:

22. BAYI UMUR 6 – 12 BULAN


Tenaga kesehatan atau kader memberi penjelasan terkait pesan –
pesan yang disampaikan di bawah ini. Ibu, suami,
keluarga/pengasuh anak memberi tanda cek list bila telah
memahami dan menerapkan:

Perkembangan Bayi 6 – 12 Bulan


23. ANAK UMUR 1 - 6 TAHUN
Pemenuhan Kebutuhan Gizi Bayi umur 1 – 6 tahun

Perkembangan anak umur 1 – 3 tahun


Ibu, suami, keluarga/pengasuh anak telah memahami dan
melaksanakan stimulasi sebagaimana pesan – pesan di Buku KIA.
Kader kesehatan bilamana diperlukan membantu kelurga memberi
tanda cek list pada kotak setelah bayi dapat melakukan hal-hal di
bawah ini:
Perkembangan anak umur 3 – 6 tahun
Ibu, suami, keluarga/pengasuh anak telah memahami dan
melaksanakan stimulasi sebagaimana pesan-pesan di Buku KIA.
Kader kesehatan bilamana diperlukan membantu keluarga memberi
tanda cek list pada kotak setelah bayi dapat melakukan hal-hal di
bawah ini:
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

A. Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif untuk
mengetahui kelengkapan pengisian buku KIA oleh ibu hamil Desa
Ciampea, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor tahun 2020.

B. Data yang diukur


Kelengkapan pengisian buku KIA oleh ibu hamil di Desa
Ciampea, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor tahun 2020.
Metode pengambilan data berupa data sekunder, wawancara
Terpimpin terhadap bidan desa dan kader

3.2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

3.3. Tata Cara Kerja Penelitian

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


 Waktu penelitian : Februari 2020
 Lokasi penelitian : Desa Ciampea, Kecamatan Ciampea,
Kabupaten Bogor.

B. Prosedur Penelitian

a) Teknik Pengumpulan Data


 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dengan
wawancara dan mengobservasi kelengkapan pengisian buku
KIA oleh ibu hamil dari ibu hamil yang datang ke klinik KIA
pada bulan Februari 2020, di Desa Ciampea, Kecamatan
Ciampea, Kabupaten Bogor.

 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang datang
ke klinik KIA, di Desa Ciampea, Kecamatan Ciampea,
Kabupaten Bogor. Seluruh subjek penelitian akan dikumpulkan
dan diperiksa buku KIA yang dimilikinya dan wawancara
secara terstruktur.
Populasi penelitian diambil berdasarkan kriteria inklusi
sebagai berikut:
 Ibu hamil yang datang ke klinik KIA, di Desa Ciampea
Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor
 Bertempat tinggal di Desa Ciampea, Kecamatan Ciampea,
Kabupaten Bogor.

Kriteria eksklusi untuk populasi penelitian sebagai berikut:


 Tidak bertempat tingga di Desa Ciampea, Kecamatan Ciampea,
Kabupaten Bogor.

b) Teknik Pengambilan Sampel


Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengobservasi kelengkapan pengisian buku KIA oleh ibu
hamil dari ibu hamil yang datang ke klinik KIA, di Desa
Ciampea, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Teknik
pengambilan data secara Cluster random sampling. Sampel
yang digunakan adalah sampel ibu hamil dari seluruh populasi
ibu hamil di Desa Ciampea, Kecamatan Ciampea, Kabupaten
Bogor.
3.4. Aspek Etik Penelitian

Penelitian dengan menerapkan prinsip partisipasi, jaminan


kerahasiaan data dan keikutsertaan.
 Partisipasi
Pengambilan data dilakukan setelah responden mengerti maksud dan
tujuan penelitian.
 Jaminan kerahasiaan data
Seluruh data dan informasi penelitian ini dirahasiakan sehingga tidak
akan diketahui orang lain.
 Keikutsertaan
Keikutsertaan responden pada penelitian ini bersifat sukarela.
Responden dapat menolak maupun mengundurkan diri setiap saat.
Bila responden tidak mengikuti dan menaati aturan yang diberikan,
responden dapat dikeluarkan setiap saat selama penelitian ini
dilakukan.
BAB IV
PENYAJIAN DATA

4.1. Letak Geografis Puskesmas Ciampea

Secara geografi wilayah yang yang ada di Puskesmas Ciampea


berada pada ketinggian ± 300 mdpl, suhu udara berkisar antara 20º - 30º C
dan curah hujan 278 mm/t dalam 22 hari. Luas wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Ciampea sekitar 15.574,4 Ha. dengan perbatasan wilayah ;

 Sebelah Utara : Kecamatan Rancabungur


 Sebelah Selatan : Kecamatan Tenjolaya
 Sebelah Barat : Kecamatan Cibungbulang
 Sebelah Timur : Kecamatan Dramaga

Wilayah Puskesmas Ciampea


terdiri dari 4 desa, 32 RW dan 170
RT, topografi wilayah Kecamatan
Ciampea yaitu sebagian berupa
daerah dataran rendah dan
sebagian dataran berbukit.

Untuk lebih jelasnya gambaran


geografi Puskesmas ditunjukan
pada gambar berikut :

44
4.2. Fasilitas Kesehatan

Tabel. 4.1. Tabel Fasilitas Kesehatan

(Sumber: Profil Puskesmas Ciampea, 2018)

4.3. Demografi (Kependudukan : Jumlah Penduduk, Pekerjaan)

A. Jumlah Penduduk
Berdasarkan data dari UPT Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kecamatan Ciampea tahun 2018, jumlah penduduk Kecamatan
Ciampea adalah 52.817 jiwa, dan dibedakan berdasarkan jenis kelamin
dapat dilihat pada tabel dibawah ini ;
Data Penduduk Kecamatan Ciampea Tahun 2018

(Sumber: Profil Puskesmas Ciampea, 2018)

B. Ketenagaan
Situasi ketenagaan di Puskesmas Ciampea berubah dari tahun
ke tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Ciampea per
31 Desember 2018
Jenis Ketenagaan di Puskesmas Ciampea

(Sumber: Profil Puskesmas Ciampea, 2018)


4.4. Pembiayaan Kesehatan Dan Pelayanan Puskesmas

A. Pembiayaan Kesehatan
Tahun 2018 dilaporkan Puskesmas Ciampea mempunyai 3 (tiga) alokasi
dana anggaran yaitu, APBD, JKN, dan BOK

Tabel 4.4. Sumber Anggaran Puskesmas Ciampea

(Sumber: Profil Puskesmas Ciampea, 2018)

B. Jenis Pelayanan Puskesmas

 Pelayanan Puskesmas Ciampea


Puskesmas Ciampea merupakan Puskesmas DTP yang jenis
pelayanannya meliputi :
 BP Umum
 Poli Gigi
 Poli KIA/KB
 MTBS
 Lansia
 Laboratorium
 Radiologi
 Rawat Inap

 Program/ Kegiatan Pelayanan Kesehatan


Dalam rangka pemerataan pengembangan dan pembinaan
kesehatan masyarakat telah dibangun Pusat Kesehatan Masyarakat
atau lazim disebut Puskesmas yang merupakan unit pelaksana
teknis
dinas kesehatan kabupaten/kota di bidang pelayanan dasar atau
pelayanan tingkat pertama yang berfungsi sebagai:
 Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
 Pusat Pemberdayaan Masyarakat
 Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan yang terdiri
dari Pelayanan Kesehatan Perorangan dan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat.
Puskesmas Ciampea bertanggung jawab atas wilayah kerja yang
ditetapkan dalam bentuk kegiatan/program yang terdiri dari :
 Upaya Kesehatan Esensial, meliputi :
- Upaya Promosi Kesehatan
- Upaya Kesehatan Lingkungan
- Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
- Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
- Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
- Upaya Pengobatan
 Upaya Kesehatan Pengembangan, meliputi :
- Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
- Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
- Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (Kesgilut)
- Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ)
- Upaya Kesehatan Mata
- Upaya Kesehatan Usia Lanjut (Usila)
- Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional (Batra)

Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas dapat bersifat


upaya inovasi, yakni upaya lain di luar upaya. Puskesmas tersebut
di atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan
pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat
visi-misi Puskesmas Ciampea.
Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan
masyarakat serta Upaya Pencatatan dan Pelaporan tidak termasuk
pilihan karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan penunjang
dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan Puskesmas.
Apabila Perawatan kesehatan masyarakat menjadi masalah yang
spesifik di daerah tersebut maka dapat dijadikan sebagai salah satu
upaya kesehatan pengembangan. Disamping laborat dan
pencatatan & pelaporan, pelayanan penunjang yang lain adalah :
Bagian Umum dan Kepegawaian, Kearsipan, SIK dan SP2TP,
Inventarisasi Barang, Keuangan, Laboratorium dan Farmasi.

4.5. Gambaran Umum Desa Ciampea

A. Keadaan Geografis

Desa Ciampea merupakan salah satu desa dari 4 desa yang


termasuk cakupan wilayah Kecamatan Ciampea. Desa Ciampea
secara geografi memiliki ketinggian ±1500 mdpl dan memiliki suhu
rata-rata 34 oC. Desa Ciampea memiliki luas sebesar 246 Ha dengan
perbatasan wilayah :
1. Sebelah Utara : Kali Sadane / Desa RancaBungur
2. Sebelah Selatan : Desa Bojong Rangkas
3. Sebelah Timur : Kali Cikarang / Desa Ciaruteun Ilir
4. Sebelah Barat : Desa Benteng

B. Kependudukan

Penduduk Desa Ciampea berjumlah 12.080 jiwa. Laki-laki 6.437


jiwa, perempuan 5.643 jiwa dengan jumlah KK 3.327. Distribusi
jumlah penduduk menurut kepala keluarga dan jenis kelamin sebagai
berikut:
1. Jumlah Penduduk Menurut
a. Jenis Kelamin
1) Laki-laki : 6.437 Orang
2) Perempuan : 5.643 Orang
Jumlah : 12.080 Orang

b. Kepala Keluarga : 3.327 KK


c. Kewarga Negaraan
WNI : Laki-laki : 6.437 Orang
Perempuan : 5.643 Orang

WNA : Laki-laki : 6.437 Orang


Perempuan : 5.643 Orang

d. Lulus Pendidikan Umum


Taman Kanak-Kanak : 770 Orang
Sekolah Dasar : 2.000 Orang
SMP/SLTP : 750 Orang
SMA/SLTA : 700 Orang
Sarjana (S1-S3) : 61 Orang

e. Lulus Pendidikan Khusus


Pondok Pesantren : 40 Orang
Madrasah : 150 Orang
Pendidikan Keagamaan : 10 Orang
Sekolah Luar Biasa : -
Kursus Keterampilan : -

f. Mata Pencaharian
a) Karyawan
1) Pegawai Negeri Sipil : 60 Orang
2) ABRI/TNI : 4 Orang
3) Swasta : 1.114 Orang
b) Wiraswasta / Pedagang : 890 Orang
c) Tani : 80 Orang
d) Pertukangan : 59 Orang
e) Buruh Tani : 200 Orang
f) Pensiunan : 27 Orang
g) Tukang Ojek : 50 Orang
h) Tukang Las : 16 Orang
i) Buruh Pabrik : 691 Orang
j) Sopir Angkot : 60 Orang
k) Pemulung : 30 Orang
l) Pengrajin : 40 Orang
m) Penjahit : 60 Orang
n) Lain-lain : 879 Orang

C. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Desa Ciampea adalah sebagai berikut :


Bidan Praktek Swasta : 4
Poliklinik / Balai Pelayanan Masyarakat : 1
Posyandu : 13
Lansia : 2
Apotik / Depot Obat : 1

4.6. Pembahasan Hasil Wawancara Ibu Hamil dan Observasi Buku KIA di
Desa Ciampea

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciampea, wilayah kerja


Puskesmas Ciampea. Hasil penelitian dalam bentuk tabel disertai dengan
penjelasan.
Tabel Distribusi Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Jumlah Persen (%)
Usia (tahun)
<20 Tahun 2 10
20-30 Tahun 10 50
>30 Tahun 8 40
Pendidikan
SD 7 35
SMP 9 45
SMA 3 15
Paritas
1-2 11 55
>2 9 45

Tabel diatas menunjukkan bahwa responden dengan kelompok usia


terbanyak 20-30 tahun (50%), dengan tingkat pendidikan terbanyak SMP
(45%), dan jumlah paritas terbanyak 1-2 kali (55%).
Berdasarkan wawancara terpimpin kepada ibu hamil yang datang ke
klinik KIA di Desa Ciampea pada tanggal 27 Desember 2019 dapat
disimpulkan bahwa dari seluruh ibu hamil yang datang ke penyuluhan,
terdapat 3 ibu hamil yang tidak membawa buku KIA. Alas an tidak
membawa buku KIA antara lain adalah lupa dan terburu-buru datang ke
punyuluhan.
Dari 20 ibu hamil yang setuju menjadi responden, 18 orang
diantaranya mengaku sudah pernah membaca buku KIA namun tidak
pernah membaca secara keseluruhan. Alasan tidak dibaca seluruhnya adalah
karena rasa malas serta tidak memiliki waktu untuk membacanya.
Kebanyakan ibu hamil juga tidak mengetahui pentingnya membaca dan
mengisi buku KIA dan tidak mengetahui bahwa buku KIA berisi banyak
ilmu mengenai kehamilan dan pertumbuhan anak hingga usia 5 tahun.
Selain itu, sebanyak 20 ibu hamil yang mengikuti penyuluhan
mengaku telah melaksanakan pesan-pesan yang tercantum pada buku KIA.
Namun dikarenakan semua ibu hamil tidak pernah membaca buku KIA
secara kesuluruhan maka pertanyaan tersebut menjadi tidak bisa diukur
karena ibu- ibu hamil tersebut hanya menjalankan pesan-pesan kehamilan
berdasarkan apa yang diketahuinya saja.
Berdasarkan hasil observasi 17 buku KIA yang dimiliki oleh ibu
hamil yang datang penyuluhan, tidak ada satupun ibu hamil yang mengisi
bagian ceklist yang harus diisi ibu hamil. Hal ini dikarenakan bahwa ibu-ibu
hamil tersebut belum memahami pentingnya membaca dan mengisi Buku
KIA.
BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Identifikasi Masalah

Setelah melakukan observasi Buku KIA dan wawancara kepada ibu


hamil yang datang ke penyuluhan, peneliti kemudian menemukan faktor-
faktor ibu hamil tidak membaca dan mengisi buku KIA antara lain:
1. Malas mengisi
2. Sudah paham berdasarkan pengalaman
3. Tidak memiliki waktu untuk mengisinya
4. Tidak mengetahui pentingnya membaca dan mengisi buku KIA
5. Tidak mengetahui bahwa buku KIA berisi banyak ilmu mengenai
kehamilan dan pertumbuhan anak hingga usia 5 tahun
6. Ada yang baru pertama kali hamil dan baru kunjungan
7. Disuruh mengisi oleh bidan desa dan kader tetapi tidak paham
8. Pengalaman dari penyuluhan sebelumnya yang mengharuskan
mengisi
9. Sulit memahami karena tidak menerti sehingga harus didampingi
Meskipun Ibu hamil mengaku telah memahami teori mengenai
kesehatan ibu hamil berdasarkan pengalaman mereka masing-masing
namun ditemukan bahwa seluruh ibu hamil di Desa Ciampea tidak pernah
membaca dan melengkapi ceklist yang ada di Buku KIA. Penyebabnya
antara lain adalah kurangnya pehamahan mengenai cara penggunaan buku
kesehatan ibu dan anak yang baik dan benar. Dikarenakan tidak adanya
bukti dan alat ukur yang pasti mengenai pengetahuan kesehatan ibu dan
anak di setiap ibu maka pengukuran pemahaman penggunaan buku
kesehatan ibu dan anak dapat diukur dari kelengkapan pengisian buku KIA
oleh ibu hamil.

5.2. Menentukan Prioritas Masalah

Dalam menentukan prioritas masalah, peneliti menggunakan metode


USG (Urgency, Seriousness, and Growth). Metode USG merupakan salah
satu cara menetapkan prioritas masalah dengan metode teknik skoring 1-5
dengan mempertimbangkan tiga komponen dalam metode USG.
Apabila dimasukkan kedalam ketiga kategori USG, penulis menentukan
skoring prioritas masalah mengenai kesadaran ibu hamil dalam membaca
dan mengisi buku KIA di Desa Ciampea adalah sebagai berikut:
 Urgency (skor 4)
Permasalahan mengenai kesadaran ibu hamil dalam
membaca dan mengisi buku KIA dapat dikatakan mendesak
dikarenakan saat ini kesadaran ibu hamil di Desa Ciampea masih
sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari tidak ada satupun ibu hamil
di Desa Ciampea yang membaca dan mengisi buku KIA dengan
lengkap. Padahal, kebijakan penggunaan Buku KIA sudah ada sejak
tahun 2009.
 Seriousness (skor 4)
Permasalahan mengenai kesadaran ibu hamil dalam
membaca dan mengisi buku KIA dapat dikatakan serius. Hal ini
dikarenakan berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia.
Keaktifan ibu dalam membaca dan mengisi Buku KIA dapat
meningkatan pengetahuan ibu mengenai kehamilan dan tumbuh
kembang seorang anak. Tingkat pengetahuan ibu yang tinggi
ditambah dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang baik oleh
tenaga kesehatan dapat mengurangi resiko komplikasi ibu dan
neonatus serta dapat mendeteksi dini gangguan tumbuh kembang
anak sejak dini apabila ibu menjalankan semua pedoman yang ada di
buku KIA dengan baik dan benar.
 Growth (skor 4)
Permasalahan mengenai kesadaran ibu hamil dalam
membaca dan mengisi buku KIA dapat dikatakan cepat berkembang.
Hal ini terbukti dari tidak adanya ibu hamil di desa ciampea yang
membaca dan mengisi buku KIA. Hal ini dapat terjadi akibat dari
pengaruh orang disekitarnya termasuk ibu-ibu hamil yang lain.
Apabila tidak ada yang membaca dan mengisi buku KIA maka ibu
hamil lain juga akan merasa bahwa membaca dan mengisi buku KIA
tidak penting dan tidak berdampak apapun pada kehamilan ataupun
tumbuh kembang anaknya.
5.3. Menentukan Akar Penyebab Masalah

Setelah menentukan prioritas masalah dengan metode USG diatas,


selanjutnya akar penyebab dari masalah tersebut, yang dapat diidentifikasi
dengan menggunakan diagram tulang ikan (fish bone) dari Ishikawa yang
dijelaskan pada gambar dibawah ini.
Analisis Penyebab Masalah

No. Input Kelebihan Kekurangan

1. Man - Pemegang program - Kebanyakan penduduk


kesehatan ibu dan anak di
Desa Ciampea
Desa Ciampea dijalankan
berpendidikan rendah
oleh Bidan yang ahli dan
sehingga masih kurang
berpengalaman.
pemahaman mengenai
- Tersedianya Jumlah tenaga cara penggunaan Buku
kesehatan (Bidan Desa) Kesehatan Ibu dan Anak.
yang memadai untuk
- Kesadaran setiap ibu
menjalankan program
hamil untuk membaca
pelayanan kesehatan ibu
buku KIA masih kurang
dan anak.
- Bidan Desa Ciampea - Kesadaran setiap ibu
menjalankan tugas hamil untuk mengisi
pelayanan kesehatan ibu buku KIA masih kurang
dan anak sesuai dengan
SOP.
- Kesadaran kader untuk
mengajak ibu hamil di
wilayah kerjanya untuk
pemeriksaan ibu hamil
sudah baik
2. Money - Program BPJS sudah - Tidak ada masalah
memfasilitasi biaya untuk
pemeriksaan kehamilan
3. Method - Pengisian buku KIA ibu - Penyuluhan dan Edukasi
hamil oleh bidan desa di tentang pentingnya
Desa Ciampea sudah membaca buku KIA oleh
dilaksanakan sesuai ibu hamil belum
ketentuan. memadai.
- SOP pemeriksaan - Penyuluhan dan Edukasi
kehamilan sudah tentang pentingnya
dilaksanakan mengisi buku KIA oleh
ibu hamil belum
memadai.
4. Machine - Tersedia buku KIA yang - Tidak ada masalah
diberikan kepada orangtua
untuk mendokumentasikan
data semenjak pemeriksaan
kehamilan, persalinan, dan
diikuti dengan follow up
tumbuh kembang anak.
- Isi buku KIA sudah
lengkap dan mudah
dimengerti oleh semua
kalangan
masyarakat
5. Material - Tersedia pemeriksaan - Tidak ada masalah
kesehatan ibu hamil di
Desa Ciampea di klinik
bidan desa
6. Motivation - Kebanyakan ibu hamil - Sebagian besar ibu hamil
sudah memiliki di Desa Ciampea tidak
pengetahuan mengenai memahami pentingnya
kesehatan ibu dan anak membaca buku KIA
- Sebagian besar ibu hamil di
Desa Ciampea tidak
memahami pentingnya
mengisi buku KIA
7. Market - Akses mudah ke klinik - Kurangnya peran para
pemeriksaan kehamilan kader, tenaga kesehatan
dan perkembangan anak setempat dalam
memantau pengisian
buku KIA oleh ibu hamil
No. Proses Kelebihan Kekurangan

8. P1 - Target cakupan kunjungan - Sebagian besar ibu hamil


(Perencanaan) kesehatan ibu dan anak di Desa Ciampea tidak
sudah ditetapkan pada memahami pentingnya
program puskesmas. membaca buku KIA
- Pemeriksaan kehamilan - Sebagian besar ibu hamil
rutin dilaksanakan di di Desa Ciampea tidak
posyandu, KIA-KB, memahami pentingnya
maupun rumah bidan. mengisi buku KIA
- Buku KIA sudah dibagikan
ke semua ibu hamil di
semua desa termasuk Desa
Ciampea
9. P2 - Pengisian buku KIA ibu - Kesadaran setiap ibu hamil
(Pelaksanaan) hamil oleh bidan desa di untuk membaca buku
Desa Ciampea sudah KIA masih kurang
dilaksanakan sesuai
ketentuan.
- SOP pemeriksaan - Kesadaran setiap ibu
kehamilan sudah hamil untuk mengisi
dilaksanakan
buku KIA masih kurang
10. P3 - Kebanyakan ibu hamil - Penyuluhan dan Edukasi
(Pengawasan, sudah memiliki tentang cara mengisi
Pengendalian, pengetahuan mengenai buku KIA oleh ibu hamil
dan Penilaian) kesehatan ibu dan anak belum memadai.
- Penyuluhan dan
pengawasan tenaga
kesehatan dalam
memantau pengisian
buku KIA belum
memadai

Diagram Hasil Penentuan Penyebab Masalah Fish Bone

5.4. Menentukan Prioritas Penyebab Masalah

Sebagai upaya meningkatkan kelengkapan pengisian buku KIA oleh


ibu hamil telah dilakukan observasi buku KIA dan wawancara terpimpin
kepada wanita yang datang ke klinik KIA pada tanggal 23 Juni 2020. Dari
hasil wawancara didapatkan masalah yang mempengaruhi tingkat
kelengkapan pengisian buku KIA oleh ibu hamil adalah kurangnya tingkat
kesadaran ibu hamil untuk membaca dan mengisi buku KIA, kurangnya
penyuluhan dan Edukasi oleh tenaga kesehatan tentang pentingnya
kelengkapan pengisian buku KIA oleh ibu hamil.

5.5. Alternatif Pemecahan Solusi

Melihat hasil analisis diagram dan prioritas penyebab masalah,


solusi yang dapat diusulkan adalah :
 Pembangunan kerja sama dengan para kader dan tenaga kesehatan
setempat termasuk bidan desa untuk memantau pengisian buku KIA
oleh ibu hamil
 Memberikan penyuluhan kepada seluruh wanita usia subur mengenai
pentingnya memahami cara penggunaan buku KIA dengan baik dan
benar sejak masa sekolah
 Menyisipkan cara pengisian buku KIA oleh ibu hamil pada setiap
diadakannya kelas ibu hamil
 Bekerjasama dengan dinas kesehatan setempat untuk menjadikan
kelengkapan pengisian buku KIA oleh tenaga kesehatan dan ibu sebagai
salah satu syarat anak mendaftar sekolah
 Bekerjasama dengan dinas kesehatan dan tenaga kesehatan setempat
untuk menjadikan kelengkapan buku KIA oleh tenaga kesehatan dan ibu
sebagai salah satu syarat mendapatkan pelayanan publik seperti
posyandu dan pelayanan kesehatan lainnya
 Bekerjasama dengan dinas kesehatan setempat untuk menjadikan
kelengkapan buku KIA oleh tenaga kesehatan dan ibu sebagai salah satu
syarat mendaftar BPJS
 Bekerjasama dengan dinas kesehatan setempat dan Disdukcapil untuk
menjadikan kelengkapan buku KIA oleh tenaga kesehatan dan ibu
sebagai salah satu syarat pembuatan kartu identitas anak (KIA) atau KTP
anak usia 5-17 tahun

Adapun berikut alternatif solusi terkait beberapa penyebab yang bukan skala
prioritas :
1. Pembuatan poster mengenai pentingnya memahami cara penggunaan
buku KIA dengan baik dan benar yang menarik dan mudah dimengerti
2. Memberikan hadiah kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki balita
apabila telah mengisi buku KIA dengan lengkap hingga anak usia 5
tahun

5.6. Rencana Pelaksanaan Intervensi Masalah (Plan of Action)

Setelah dapat menentukan intervensi masalah yang akan dilaksanakan,


langkah berikutnya yaitu membuat rencana pelaksanaan Intervensi masalah
yang terdiri dari :
1. Rencana kegiatan
2. Rencana tujuan kegiatan
3. Rencana sasaran kegiatan
4. Rencana sumber daya manusia yang akan melaksanakan intervensi
5. Rencana lokasi pelaksanaan kegiatan
6. Rencana tolak ukur yang ingin dicapai

PLAN OF ACTION
Kegiatan Mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya membaca
buku KIA untuk ibu hamil dan pentingnya mengisi ce list
Buku KIA dengan lengkap hingga usia anak 5 tahun yang
melibatkan terutama wanita usia subur dan Ibu hamil di
Desa Ciampea
Tujuan Terciptanya sebuah pemahaman yang baik tentang
pentingnya mengisi Buku KIA oleh ibu hamil dan cara
mengisi buku KIA dengan baik dan benar oleh ibu hamil
untuk mengurangi angka resiko kematian ibu dan bayi dan
gangguan tumbuh kembang anak
Sasaran  Wanita usia subur di Desa Ciampea
 Ibu hamil di Desa Ciampea
 Ibu yang memiliki balita di Desa Ciampea
 Tokoh Masyarakat di Desa Ciampea
Lokasi Klinik KIA
Pelaksana Dokter Puskesmas & Bidan Desa
Waktu Disesuaikan Dengan Kegiatan Kelas Ibu Hamil di Desa
Ciampea
Metode Mengadakan Diskusi dan memberikan pemahaman secara
dua arah kepada wanita usia subur & ibu hamil di Desa
Ciampea
Tolok Proses Terlaksananya Penyuluhan dan Pengawasan mengenai
Ukur pengisian buku KIA di desa Ciampea
Hasil Peningkatanan kelengkapan pengisian Buku KIA oleh ibu
hamil di Desa Ciampea

5.7. Evaluasi Pelaksanaan Intervensi Masalah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki


peningkatan minat mengisi dan membaca buku KIA dan bahkan ada yang
memahami isi dari buku KIA. Kegiatan membaca dan mengisi buku KIA
akan terwujud apabila seseorang memiliki niat. Terwujudnya kegiatan
membaca dan mengisi Buku KIA membutuhkan minat yang mampu
memberikan dorongan yang sangat kuat. Sebelum mencapai pada minat
membaca dan mengisi buku KIA, responden melewati beberapa proses yaitu
ibu hamil mengetahui Buku KIA dan merasa tertarik dengan materi yang
ada di dalam Buku KIA. Ibu hamil yang merasa tertarik akan berusaha
membaca dan mengisi Buku KIA atas kesadarannya sendiri.
Beberapa hal yang menyebabkan kurangnya minat membaca buku
KIA adalah dukungan dari keluarga. Dukungan dari keluarga adalah salah
satu bentuk motivasi, dimana motivasi adalah salah satu fackor yang
mampu mendorong minat. Kurangnya media promosi kesehatan seperti
poster yang tersedia di fasilitas kesehatan juga mempengaruhi ketertarikan
ibu hamil terhadap buku KIA
Faktor Pendidikan ibu hamil ditemukan tidak berhubungan dengan
minat ibu hamil dalam mengisi dan membaca buku KIA. Beberapa hal yang
menunjukkan seorang ibu hamil berminat membaca dan mengisi Buku KIA
adalah kemauan, aktivitas, serta perasaan tertarik dan perasaan senang.
Kemauan ibu hamil untuk membaca dan mengisi buku KIA bisa
ditimbulkan dari kesadaran bahwa Buku KIA adalah buku yang penting
untuk ibu hamil karena di dalamnya berisi materi penting untuk ibu hamil
dalam menghadapi kehamilannya, mencegah adanya komplikasi atau
kelainan dalam kehamilan, serta memantau pertumbuhan tumbuh kembang
anak. Oleh karena itu, diperlukan adanya penyuluhan rutin oleh tenaga
kesehatan terkait pentingya Buku KIA bagi ibu hamil dan ibu yang
memiliki balita.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil wawancara dengan bidan desa dan kader Buku KIA ibu
hamil di Desa Ciampea pada bulan Februari 2020 ditemukan bahwa
terdapat peningkatan 32.1% ibu hamil dalam memahami buku KIA dengan
lengkap dan 41.7% ibu hamil yang mengisi dan membaca buku KIA dari
penelitian sebelumnya..
Penyebabnya sebagian kecil ibu hamil memahami pentingnya buku
KIA bagi Kesehatan ibu dan anak, dan hasil dari kerja keras tenaga
Kesehatan, terutama bidan desa dan kader dalam penelitian sebelumnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan memiliki
minat mengisi dan membaca buku KIA dari penelitian sebelumnya. Akan
tetapi banyak yang masih tidak mengisi dan memahami dari buku KIA dan
ada Beberapa hal yang menyebabkan kurangnya minat membaca buku KIA
adalah kurangnya dukungan dari keluarga dan kurangnya media promosi
kesehatan seperti poster yang tersedia di fasilitas kesehatan. Faktor tingkat
pendidikan ibu hamil juga ditemukan tidak berhubungan dengan minat ibu
hamil dalam mengisi dan membaca buku KIA. Kemauan ibu hamil untuk
membaca dan mengisi buku KIA bisa ditimbulkan dari kesadaran bahwa
Buku KIA adalah buku yang penting untuk ibu hamil karena di dalamnya
berisi materi penting untuk ibu hamil dalam menghadapi kehamilannya,
mencegah adanya komplikasi atau kelainan dalam kehamilan, serta
memantau pertumbuhan tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, diperlukan
adanya penyuluhan rutin oleh tenaga kesehatan terkait pentingya
penggunaan buku KIA bagi ibu hamil dan ibu yang memiliki balita.
6.2. Saran

Adapun beberapa saran yang dapat diberikaan untuk meningkat


kelengkapan pengisian Buku KIA oleh ibu hamil di Desa Ciampea adalah
sebagai berikut :
1. Kepada ibu hamil agar lebih rajin mengisi ceklist Buku KIA serta
membaca Buku KIA secara lengkap
2. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam
meningkatkan minat ibu untuk membaca dan mengisi Buku KIA
3. Bagi pemegang program di Desa Ciampea serta Puskesmas Ciampea
perlu mengadakan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai pentingnya
membaca dan mengisi Buku KIA
4. Kepada pihak Puskesmas untuk melakukan pengawasan mengenai
pengisian Buku KIA oleh ibu hamil
5. Presentasi menggunakan media seperti poster dan presentasi yang
menarik kepada ibu hamil mengenai cara pengisian Buku KIA oleh ibu
hamil yang baik dan benar
DAFTAR PUSTAKA

1. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak. (2015). 1st ed.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2. DEPKES. (2014). Diambil kembali dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
ibu.pdf
3. DEPKES. (2013). RISKESDAS. Dipetik 2018, dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%
202013.pdf
4. Badan Pusat Statistik. (2015). BPS. Dipetik 2018, dari
https://www.bps.go.id/dynamictable/2018/06/05/1439/angka-kematian-ibu-
menurut-pulau-per-100-000-kelahiran-hidup-2015.html
5. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat. (2017). Bandung, Jawa Barat: Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
6. Ayo Tingkatkan Pemanfaatan Buku KIA Pantau Kesehatan Ibu dan Anak
[Internet]. Sehat Negeriku. 2020 [cited 23 December 2019]. Available from:
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180919/0627969/ayo-
tingkatkan-pemanfaatan-buku-kia-pantau-kesehatan-ibu-dan-anak/
7. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia; 2016.
8. Cunningham. (2012). Obstetri Williams. Jakarta , Indonesia: Penerbit Buku
Kedokteran EGC .
9. Departemen Kesehatan RI. (1990). Pedoman Penanganan Pertolongan
Persalinan dan Nifas bagi Petugas Puskesmas. Jakarta, Indonesia: Depkes
RI.
10. Departemen Kesehatan RI. (2007). Pedoman Pelayanan Antenatal. Jakarta:
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik.
11. Eka, A. (2012). Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.
12. Saifuddin, A. B. (2014). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Sagung Seto.
LAMPIRAN

FOTO KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai