F1 Judul Laporan Kegiatan Posyandu Timbang di Era Pandemi
Latar Belakang Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting bagi pertumbuhan anak, oleh sebab itu balita perlu ditimbang secara teratur sehingga dapat diikuti pertumbuhan berat badannya. Anak yang sehat akan tumbuh pesat, bertambah umur bertambah berat badannya. Agar kegiatan penimbangan dapat mempunyai makna secara efektif dan efesien, maka hasil penimbangan setiap balita dapat dicantumkan pada grafik dalam KMS balita, kemudian dipantau garis pertumbuhan setiap bulannya, sehingga setiap anak dapat diketahui kesehatannya sejak dini. Hasil penimbangan balita di posyandu dapat juga dimanfaatkan oleh masyarakat dan instansi atau aparat pembina untuk melihat sampai seberapa jauh jumlah balita yang ada di wilayahnya tumbuh dengan sehat, sehingga dapat menggambarkan keberhasilan dari kegiatan posyandu.
Hasil Riskesdas tahun 2010 menunjukkan secara
nasional presentasi tempat penimbangan anak umur 6- 59 bulan selama enam bulan terakhir di posyandu sebesar 80,6%. Frekuensi kunjungan balita ke posyandu semakin berkurang dengan semakin meningkatnya umur anak. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2009, rata-rata cakupan 3 penimbangan di posyandu di Jawa Tengah sebesar 83.9%
Di era pandemi Covid-19 ini pemantauan tumbuh
kembang balita perlu tetap dilaksanakan salah satunya dengan kegiatan posyandu. Posyandu di era pandemi covid-19 dilaksanakan dengan cara door to door maupun datang langsung ke posyandu. Penimbangan pada balita merupakan langkah awal dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. hal ini bertujuan untuk mengetahui atau deteksi dini apakah bayi /balita sakit atau tidak, kelengkapan Imunisasi dan mendapatkan penyuluhan gizi. Permasalahan Masalah gizi sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius di Indonesia. Dalam artian bahwa masalah Kekurangan gizi dan atau gizi lebih sampai dengan saat ini masih belum dapat diselesaikan secara optimal, Pada Tahun 2005 terdapat sekitar 5 juta balita mengalami gizi kurang dan diperkirakan masih terdapat sekitar 1,7 juta balita diantaranya menderita gizi buruk yang keberadaannya tersebar di Indonesia,prevalensi masalah gizi lebih (obesitas) mulai meningkat khususnya pada kelompok sosial ekonomi menengah ke atas di perkotaan. Dengan kata lain, saat ini Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang tentunya kondisi-kondisi ini sangat merisaukan sekaligus mengkhawatirkan karena dapat mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan di masa mendatang. Perencanaan dan Edukasi mengenai pentingnya memantau tumbuh pemilihan intervensi kembang anak dengan adanya pos timbang yang sebelumnya ditiadakan karena adanya pandemi, sehingga dapat memperbaiki kembali gizi balita yang belum mencapai target. Pelaksanaan Kegiatan Pos Timbang tanggal 8 April 2021. Hari/Tanggal : Kamis, 8 April 2021 Waktu : 09.00 WIB s/d selesai Petugas/pelaksana: Dokter internship (dr. Sri Maryana, dr. Ardysyah) Petugas pelaksana program: Cintia Bella Jumlah Peserta : 15 Balita Tempat : Pos RW 12 Pademangan Barat. Monitoring dan Ketepatan waktu pelaksanaan : 09.00-10.30 Evaluasi Kegiatan dimulai tepat waktu dan berjalan dengan lancar dan kondusif. Kehadiran dan kesiapan petugas : Sudah baik. Petugas datang lebih awal dari waktu pelaksanaan, petugas melaksanakan tugasnya sesuai dengan bagiannya dan melakukan diskusi interaktif dengan peserta dan orangtua mengenai tumbuh kembang anak. Respon peserta sangat baik, tertarik, dan aktif menanyakan hal yang kurang dipahami. Kelengkapan alat/fasilitas/ruangan : alat dan fasilitas sudah baik memadai.
Evaluasi Kelancaran dan ketertiban kegiatan : Baik.