Anda di halaman 1dari 17

I.

IDENTITAS PASIEN

Nama

: Ny. Y

Usia

: 62 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Kristen

Pendidikan

Status

: Menikah

Pekerjaan

: Tidak bekerja

: SMA

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 29 Mei
2013, pukul 11.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan dengan
keluhan utama kontrol rutin dan obat habis

B.

Riwayat Gangguan Sekarang


Pasien datang ke Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Umum Persahabatan
dengan keluhan utama kontrol rutin dan obat sudah habis. Pasien juga
mengeluhkan sekarang ini badan terasa lemas. Pasien merasa menjadi
tidak bersemangat dalam melakukan aktivitas. Lebih senang untuk
rebahan di tempat tidur walaupun pasien tidak tidur. Kadang pasien
memiliki keinginan untuk memasak, menyapu, mengepel tetapi badan
merasa lemas dan tidak bergairah sehingga pasien memilih hanya tiduran
saja. Keluhan ini terutama terasa 1 bulan terakhir.
Keluhan ini mulai terlihat setelah pasien mendengar kabar cucunya
mengalami kecelakaan motor. Hal ini membuat pasien terus memikirkan
hal tersebut dan menjadi takut. PAsien sering merasa gelisah saat edang
duduk-duduk di rumah. PAsien biasanya sudah tidur jam tuhjuh malam
setelah minum obat. PAsien juga minum obat siang hari jam 11 agar bisa
tidur siang. Karena pasien akan merasa lebih tenang.

Sebelum pasien jatuh sakit pasien pernah bekerja menjual baju


dengan member kredit..
Pasien memiliki riwayat darah tinggi
Pasien saat ini tinggal bersama anak pertama di pondok kelapa.
PAsien tidak tinggal dengan suami. Suami tinggal di cakung dekat dengan
anak ketiga. Sebelum sakit pasien merasa mendapat tekanan dari suami.
Hubungan tidak baik, sering bertengkar. Sehingga pasien memutuskan
untuk pisah rumah dengan suami. Namun hubungan dengan suami saat ini
sudah baik dan tidak pernah bertengkar lagi tetapi tiidak lagi tinggal
serumah. Pasien juga sering memikirkan anak ketiganya yang sudah tidak
bersuami tetapi mempunyai satu orang anak. Hal ini sering mengganggu
pikiran pasien.
Pasien pernah merasa keluhan sudah membaik, pasien sudah tidak
depresi dan bersemangat sehingga pasien berhenti minum obat selama
kurang lebih 4 bulan. Tetapi keluhan muncul lagi sehingga pasien kembali
berobat. Menurut pasien obat yang dulu diminum sudah cocok. Tetapi obat
yang 1 bulan terakhir ini, pasien belum merasakan adanya perbaikan.
Badan masih terasa lemas dan kurang bergairah.Pasien sudah sempat
berani pergi sendiri tanpa ditemani. Pasien biasanya ke rumah kakaknya di
cilandak, tinggal beberapa bulan disana, tetapi karena kambuh lagi pasien
kembali ke rumah anaknya.
Pasien beragama Kristen. Pasien rajin beribadah ke gereja setiap
minggu. Di rumah pasien rajin berdoa dan membaca alkitab setiap pagi
dan malam hari. Menurut pasien, dia merasa lebih tenang bila sudah
berdoa.
PAsien memiliki riwayat merokok 1 bungkus per hari selama
kurang lebih 20 tahun, namun sudah berhenti dua tahun yang lalu. Pasien
juga memiliki kebiasaan minum kopi dua kali sehari. Pasien mengaku
tidak pernah memiliki riwayat menggunakan obat-obat psikotropika dan
minum alkohol.
1

Pasien mengaku 6 bulan terakhir pasien merasakan sedih yang


amat mendalam, kehilangan minat, kegembiraan dan gairah untuk hidup,
pasien tidak dapat berkonsentrasi, dan merasakan tidak memiliki energi
lagi dan cepat lelah untuk melakukan aktifitas aktifitas yang biasa pasien
lakukan.
Aktivitas pasien sehari-hari hanya di rumah saja. Pasien tidak ke
luar rumahbergaul dengan tetangga karena pasien tinggal di kompleks
perumahan

yang

semua

tetangga

hidup

sendiri

tanpa

banyak

bersosialisasi.. Pasien mengaku tidak pernah mudah tersinggung dan


emosinya meledak ledak.
Pasien mengaku tidak pernah mendengar bisikan bisikan dimana
pasien tidak dapat melihat wujud yang berbicara. Pasien menyangkal
pernah melihat suatu yang orang lain tidak dapat melihatnya. Pasien juga
menyangkal merasakan ada sesuatu yang merayap/berjalan ditangannya,
tapi saat melihat ke tangan, pasien tidak menemukan apapun Pasien juga
menyangkal pernah merasakan suatu makanan di lidahnya tanpa adanya
makanan atau mencium bau yang tidak ada sumbernya.
Pasien menyangkal apabila saat menonton televisi pembawa acara
mengejek atau menertawakan pasien. Pasien juga menyangkal merasa
orang disekitarnya dapat mengetahui apa yang ada dipikirannya, dan juga
merasa pikirannya di ambil orang lain. Pasien menyangkal pernah merasa
bahwa pikirannya dikendalikan orang lain.
Pasien dilahirkan secara normal dan tanpa cacat bawaan di
Sumatra. Pasien tidak memiliki riwayat trauma pada kepala ataupun
kejang. Masa pendidikan pasien berlangsung dengan baik, dari SD, SMP
dan SMA pasien memiliki banyak teman dan tidak memiliki masalah
dalam bersosialisasi. Pendidikan terakhir pasien adalah SMA. Pasien tidak
pernah kuliah. Riwayat masa kanak kanak pasien cukup baik, Hubungan
pasien dengan adik adik dan kakaknya terjalin cukup baik..
Suasana perasaan pasien saat ini adalah sedih, tidak bergairah, dan
tidak bersemangat untuk melakukan apapun. Pasien masih dapat
2

melakukan aktivitas sehari-harinya seperti mandi dan makan secara


mandiri. Nafsu makan pasien kurang.\. Aktivitas sehari hari pasien hanya
bangun, makan, menonton televisi, dan berbaring atau rebahan di kamar.
Untuk membiayai kebutuhan sehari hari pasien dan keluarga,
didapatkannya dari anak-anaknya yang telah bekerja. Namun pasien
mengaku sering merasa tidak enak karena anak-anaknya harus membiayai
obat-obatan pasien yang cukup mahal.
Saat ini pasien memiliki keinginan agar dapat sembuh dan setelah
sembuh pasien ingin memiliki aktivitas lagi.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1.

Riwayat Gangguan Psikiatri


Tidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya.

2.

Riwayat Gangguan Medik


a. Diabetes mellitus type 2 sejak tahun 2002
b. Hipertensi

3.

Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol /Merokok


Tidak ada riwayat penggunaan zat psikoaktif. Pasien minum alkohol
sejak remaja dan berhenti pada tahun 2010.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1.

Riwayat Pranatal
Pasien lahir secara normal dan tidak terdapat cacat bawaan.

2.

Riwayat Masa Kanak-Kanak dan Remaja


Pasien tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Pasien
dapat bersosialisasi secara baik dengan lingkungan sekitarnya. Tidak
terdapat gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan.

3. Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SLTA.
3

4. Riwayat Pekerjaan
Sebelumnya pasien berdagang celana jeans, memiliki angkutan
umumu dan rental mobil.
5. Riwayat Agama
Pasien beragama Kristen Protestan dan sudah tidak ikut ibadah
minggu lagi.
6. Aktivitas sosial
Pasien sudah tidak dapat bersosialisasi lagi dengan lingkungan
rumahnya.
7. Riwayat pernikahan
Pasien sudah menikah 1 kali dan memiliki 3 orang anak.
E. Hubungan dengan keluarga
Hubungan pasien dengan anak anaknya terjalin dengan cukup
baik. Pasien masih berhubugan baik dengan istrinya.
F. Riwayat Keluarga
Tidak terdapat anggota keluarga pasien yang memiliki gejala
serupa dengan pasien.
G. Riwayat Situasi Sosial Sekarang
Pasien seorang pria berusia 62 tahun. Pasien merupakan anak ke
enam dari sembilan bersaudara. Pasien sudah menikah dan memiliki 3
orang anak. Saat ini pasien tinggal bersama istri dan 3 orang anaknya
dirumah pribadi milik mereka. Pasien sudah tidak bekerja lagi. Sosialisasi
pasien dengan orang lain sudah tidak dapat pasien lakukan karena pasien
hanya mengurung diri dirumah. Secara ekonomi pasien merasakan sisa
hasil dagangnya dan ke tiga anaknya masih mencukupi kebutuhan sehari
harinya. Pasien merasa lelah dengan penyakit penyakitnya dan kesedihan
yang dideritanya dan

pasien ingin segera sembuh dan beraktivitas

kembali.
4

H. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya


Pasien ingin agar penyakitnya cepat sembuh dan beraktivitas
kembali setelah sembuh.
STATUS MENTAL
I. DESKRIPSI UMUM

Penampilan
Pria berusia 62 tahun dengan penampilan tampak sesuai dengan
usianya, berpakaian rapih. Baju kemeja lengan pendek, berkancing
dan mengenakan celana berwarna hitam, warna kulit sawo matang,
perawatan diri baik dengan ekspresi tenang.

2. Kesadaran

Kesadaran

: Compos Mentis.

Kontak psikis

Dapat dilakukan pasien, pasien dapat berkomunikasi dengan baik


dengan pemeriksa.
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Cara berjalan

: Baik.

Aktifitas psikomotor

Pasien kooperatif, kontak mata baik, tidak terdapat gerakan involunter,


dan pasien masih dapat fokus serta menjawab pertanyaan dengan baik.
4. Pembicaraan

Kuantitas

Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dengan baik dan


pasien mampu mengungkapkan isi hatinya dengan cukup jelas.

Kualitas

Bicara spontan, volume bicara cukup, artikulasi jelas, pembicaraan


terarah dan dapat dimengerti.
5

5.

Sikap Terhadap Pemeriksa

Pasien kooperatif.

J. KEADAAN AFEKTIF
1. Mood

: Sedih, takut cemas dan malu

2. Afek

: Depresi/hipotim

3. Keserasian

: Mood dan afek serasi.

4.

Empati

Pemeriksa dapat meraba rasakan perasaan pasien saat ini.

K. FUNGSI INTELEKTUAL/KOGNITIF
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan

Taraf pendidikan
Baik, pendidikan terkahir pasien adalah SLTA

Pengetahuan umum
Baik, pasien alat menjawab dengan tepat ketika ditanya tentang
presiden RI saat ini.

2. Daya konsentrasi
Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal
sampai dengan selesai. Ketika di tanya 100-7 dengan pengurangan 7
sebanyak 5 kali pasien dapat menjawab dengan benar.
3. Orientasi

Waktu :
Baik, pasien mengetahui hari saat wawancara yaitu senin.

Tempat

Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berada di poliklinik


jiwa RSU. Persahabatan.
6

Orang :
Baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah dokter.

Situasi :
Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berobat dan konsultasi
dengan dokter.

4.

Daya ingat

Daya ingat jangka panjang


Baik, pasien masih dapat mengingat perlakuan teman temannya
saat SD , SMP dan SMA .

Daya ingat jangka pendek


Baik, pasien datang bersama anak ke duanya ke RS. Persahabatan
dengan naik mobil.

Daya ingat segera


Baik, pasien dapat mengulang kembali 5 nama buah yaitu pepaya,
mangga, pisang, jambu, sirsak, dan dari 5 nama buah tersebut
pasien dapat mengulang dengan benar yang diberikan oleh
pemeriksa secara berurutan.

Akibat hendaya daya ingat pasien


Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien ini.

5.

Pikiran abstrak
Optimal, pasien mengerti persamaan buku dan pulpen adalah alat tulis.
Pasien juga mengerti makna dari pribahasa tong kosong nyaring
bunyinya.

6.

Bakat kreatif
Pasien memiliki bakat bernyanyi.

7.

Kemampuan menolong diri sendiri


Baik, pasien dapat mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu
7

mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.


L. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi dan ilusi

Terdapat halusinasi auditorik pada pasien

Tidak terdapat ilusi pada pasien.

2. Depersonalisasi dan derealisasi

Depersonalisasi

: Tidak terdapat depersonalisasi pada pasien

Derealisasi

: Tidak terdapat derealisasi pada pasien.

M. PROSES PIKIR
1.

Arus Pikir

Produktivitas

Baik, pasien dapat menjawab spontan bila diajukan pertanyaan.

Kontinuitas

Baik, koheren.

Hendaya

Tidak terdapat hendaya berbahasa pada pasien ini.


2.

Isi Pikiran

Preokupasi

: Tidak terdapat preokupasi dingin.

Gangguan pikiran

: Tidak terdapat waham pada pasien.

N. PENGENDALIAN IMPULS
Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya sendiri serta melakukan
wawancara dengan baik dan tidak terdapat gerakan involunter.
O. DAYA NILAI

Daya Nilai Sosial


8

Kurang baik, pasien tidak dapat besosialisasi dengan baik terhadap


lingkungan sekitarnya.

Uji Daya Nilai


Baik, saat diberikan suatu permasalahan apabila pasien menemukan
surat

dengan

alamat

lengkap

dan

perangko,

pasien

akan

memberikannya ke kantor pos.

Penilaian realitas
Kurang baik, tidak terdapat gangguan dalam menilai realita pada
pasien ini karena tidak ditemukan adanya waham dan halusinasi.

P.

PERSEPSI PASIEN TERHADAP DIRI DAN KEHIDUPANNYA


Berdasarkan penilaian pemeriksa terhadap pasien yaitu saat ini
pasien sadar bahwa dia sedang sakit dan memiliki keinginan untuk sembuh
dengan berusaha berobat ke poli jiwa.

Q. TILIKAN / INSIGHT
Tilikan derajat 5, dimana pasien sadar bahwa dirinya sedang sakit
dan ingin sembuh.
R. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban
pasien dapat dipercaya, karena pasien dapat menilai realita dan konsisten
terhadap setiap pertanyaan yang diberikan.
III.PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
1.

Keadaan umum

2. Kesadaran

: Tampak Sakit Ringan


: Compos Mentis

3. Tanda vital

Tekanan darah

: 160/90 mmHg

Frekuensi nadi

: 92 x/menit
9

Frekuensi napas

: 22 x/menit

Suhu

: afebris

4.

Bentuk badan

: kesan dalam batas normal

5.

Sistem kardiovaskular

: hipertensi tidak terkontrol

6.

Sistem muskuloskeletal : kesan dalam batas normal

7.

Sistem gastrointestinal

: kesan dalam batas normal

8.

Sistem urogenital

: kesan dalam batas normal

9.

Gangguan metabolik

: diabetes Mellitus terkontrol

B. Status Neurologis
1.

Saraf Craniale

: kesan dalam batas normal

2. Saraf Motorik

: kesan dalam batas normal

3. Sensibilitas

: kesan dalam batas normal

4. Susunan Saraf Vegetatif

: kesan dalam batas normal

5. Fungsi Luhur

: kesan dalam batas normal

6. Gangguan Khusus

: kesan dalam batas normal

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien seorang pria, berumur 62 tahun datang ke Poliklinik Psikiatri


RS. Persahabatan dengan keluhan utama siklus tidur berubah, pasien
menjadi tidur dengan nyenyak pada siang hari dan tidak dapat tidur
pada malam hari sejak 2 minggu yang lalu.

Saat

ini

pasien

kegembiraan

dan

merasakan
gairah

sangat

untuk

sedih,

hidup,

kehilangan

pasien

tidak

minat,
dapat

berkonsentrasi, dan merasakan tidak memiliki energi lagi dan cepat


lelah untuk melakukan aktifitas aktifitas yang biasa pasien lakukan..
Pasien juga merasa takut, cemas dan malu, seringkali pasien mudah
tersinggung dan emosinya meledak ledak sejak 6 bulan yang lalu.

Fungsi kognitif pada pasien masih cukup baik, begitu pula dengan
pengendalian impuls masih baik. Orientasi waktu, tempat, orang, dan
10

situasional masih baik. Daya ingat jangka pendek, segera, dan panjang
masih baik.

Pasien tidak memiliki riwayat trauma pada kepala.

Pasien tidak mengkonsumsi zat psikotropika (NAPZA). Pasien


memiliki riwayat minum alcohol terkahir tahun 2010.

Pasien memiliki halusinasi auditorik yaitu mendengar bisikan bisikan


yang berkata bahwa diri pasien sudah tidak ada artinya dan tidak
berguna lagi. Pasien tidak memiliki halusinasi, visual, taktil, gustatory
dan olfaktori.

Pasien merasakan adanya afek depresif seperti sedih, kehilangan


mood, kehilangan minat, energi, dan kegembiraan sejak 6 bulan yang
lalu. Pasien menyangkal adanya gejala perasaan gembira yang
berlebihan dan aktivitas mental berlebihan.

Masa kanak- kanak pasien memiliki kemampuan yang baik untuk


berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya

Pasien lulusan SLTA.

Pada pemeriksaan status internus diketahui pasien menderita hipertensi


dan diabetes mellitus. Pada pemeriksaan neurologis tidak didapatkan
adanya kelainan.

Saat ini pasien tinggal bersama istri dan ketiga anaknya.

Biaya untuk kesehatan dan pengobatan pasien menggunakan sisa hasil


bisnisnya dan dari ke tiga anaknya yang sudah bekerja.

Pasien beragama Kristen Protestan dan sudah tidak aktif lagi untuk
ibadah di hari Minggu.

Didapatkan gejala berat dan menetap, diabilitas berat dalam sosial,


namun fungsi secara umum masih baik..

V. FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah
dilakukan pada pasien terdapat kelainan pola perilaku dan psikologis yang
11

secara klinis bermakna sehingga dapat menyebabkan timbulnya distress


dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari maka pasien dikatakan menderita
gangguan jiwa.
Diagnosis Aksis I

Dari autoanamnesa, pemeriksaan fisik dalam batas normal, tidak ada


kelainan fisik dan tidak memiliki riwayat trauma kepala ataupun penyakit
yang dapat mengakibatkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat
kesadaran, daya konsentrasi, orientasi, serta fungsi kognitif pasien yang
masih baik sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental
organik (F.0).

Berdasarkan anamnesis tidak didapatkan riwayat konsumsi obat psikoaktif


(NAPZA). Pada pasien ditemukan riwayat terkahir mengkonsumsi alkohol
adalah 2 tahun yang lalu, sehingga pasien ini bukan menderita gangguan
mental dan perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.1).

Berdasarkan autoanamnesis pada pasien ini ditemukan adanya gangguan


dalam menilai realita yang ditandai dengan adanya halusinasi auditorik,
dengan periode yang lebih pendek dari depresi dan tidak terdapat gejala
psikotik lainnya, sehingga pasien ini tidak cukup kuat untuk dikatakan
menderita gangguan psikotik (F.2).

Pada pasien, saat ini tidak ditemukan mood meningkat, aktivitas fisik dan
pembicaraan yang meningkat, maka pasien ini bukan mania. Pada pasien
terdapat afek depresi, pasien merasakan mood menurun, kehilangan minat
dan kegembiraan, mudah lelah/kehilangan energi, karena pasien menderita
gangguan mood (depresi) maka pasien ini menderita gangguan suasana
perasaan (mood/afektif) (F3). Adanya gagasan untuk membahayakan diri
dan halusinasi auditorik maka pasien ini menderita gangguan depresi
berat dengan gejala psikotik (F32).

Diagnosis Aksis II
12

Tumbuh kembang pasien normal. Sejak masa kanak-kanak hingga


dewasa pasien tumbuh dan berkembang dengan normal sesuai usia. Pasien
mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain sebagaimana
orang normal lainnya. Maka pada pasien ini tidak didapatkan gangguan
kepribadian. Fungsi kognitif baik, pasien lulusan SMA, sempat kuliah
tapi tidak selesai, maka pada pasien ini tidak ada gangguan retardasi
mental. Oleh karena tidak ditemukan gangguan kepribadian dan gangguan
retardasi mental maka pada pasien ini aksis II tidak ada diagnosis.

Diagnosis Aksis III


Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan status neurologis
salam batas normal. Maka pada aksis III di diagnosis diabetes melitus
tipe 2 terkontrol, dan hipertensi tidak terkontrol.
Diagnosis Aksis IV
Hubungan pasien dengan anak anaknya cukup baik, namun anak
pasien cukup mendominasi atas diri pasien dan karena pasien merupakan
pribadi yang tertutup, pasien tidak dapat bercerita kepada istrinya tentang
masalah masalah yang menjadi beban pikirannya. Pasien memiliki
masalah dengan bisnisnya yang gagal karena tidak dijalankan sejak pasien
sakit. Kehidupan pasien ditunjang oleh sisa hasil bisnis pasien dan dari ke
tiga anaknya,hal ini masih di rasakan cukup bagi pasien. Oleh karena itu
maka pada aksis IV terdapat masalah pada primary support group dan
masalah pekerjaan.

Diagnosis Aksis V
Pada pasien pasien ini didapatkan gejala berat dan menetap,
terdapat disabilitas dalam sosial dan pekerjaan. Maka pada aksis V
didapatkan GAF Scale 50 41.
13

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I

Aksis II

: Depresi berat dengan gejala psikotik


: Tidak ada diagnosis

Aksis III :

Diabetes melitus type 2 terkontrol

Hipertensi tidak terkontrol

Aksis IV :
Terdapat masalah primary support group dan masalah pekerjaan

Aksis V

VII. DAFTAR
1.

: GAF Scale 50-41

PROBLEM

Organobiologik

Terdapat masalah organobiologik yakni ;

2.

Diabetes melitus tipe 2 terkontrol

Hipertensi tidak terkontrol

Psikologis

Terdapat masalah psikologis yaitu pasien sedih dan malu karena


bisnisnya yang gagal.
3. Sosioekonomi

: Tidak terdapat masalah ekonomi pada keluarga.

VIII. PROGNOSiS
Prognosis ke arah baik

Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh dan beraktivitas kembali.

Pasien berusaha mencari pengobatan ke psikiater.

Prognosis ke arah buruk

Respon yang kurang terhadap pengobatan.

Depresi berat dengan usaha bunuh diri


14

Pasien tertutup akan masalah masalahnya terhadapa keluarganya

Adanya faktor fisik yaitu diabetes mellitus dan hipertensi yang tidak
terkontrol.

Kesimpulan
Berdasarkan data-data diatas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah :
Ad vitam
Ad functionam
Ad sanationam

: dubia
: ad bonam
: dubia

IX. TERAPI
Psikofarmaka :

Actazolam

1 x 0, 5 mg

Luften

1 x 6 mg

Cipralex

1 x 10 mg (pagi)

Amlodipin

1 x 10 mg (malam)

Psikoterapi :
a. Pada pasien

Menyarankan pasien untuk tidak tidur saat siang hari agar dapat tertidur
pada malam hari.

Menyarankan

pasien

untuk

memperbanyak

aktivitas

agar

dapat

mengalihkan pikiran -pikiran yang dapat mengganggu.

Apabila pasien merasakan kesedihan yang dalam atau terdapat gagasan


untuk bunuh diri lagi, pasien dapat lebih terbuka akan masalah
masalahnya terhadap keluarga pasien.

Beribadah sesuai dengan kepercayaan pasien dan mengikuti kegiatan


kegiatan di gereja lagi, seperti bernyayi

Edukasi pada pasien pentingnya untuk kontrol rutin setiap bulan

dan
15

minum obat secara teratur.


b. Pada keluarga

Memberikan perhatian yang lebih baik lagi pada pasien.

DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan
pertama. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001.
2. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi
Ketiga. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2007.

16

Anda mungkin juga menyukai