Anda di halaman 1dari 11

1

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. S
Usia
: 67 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Agama
: Kristen
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: Pensiunan Pemprov
Alamat
: Cakung

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal Mei 2012 pukul 10.30
WIB di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan.

A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri untuk kontrol dan meminta resep karena
obatnya sudah habis.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Persahabatan untuk kontrol
rutin dan meminta resep karena obat sudah habis. Pasien mengeluhkan tidak bisa
tidur jika obat yang diberikan sudah habis. Pasien mengatakan bahwa merasa cocok
dengan obat yang diberikan sehingga pasien bisa tidur cukup setelah meminum obat.
Pasien sudah mulai merasakan susah tidur sejak saat masih muda yaitu sejak
mahaiswa, pasien biasanya baru bisa tertidur pada pukul 03.00 dini hari, dan pasien
sering bangun terlambat karena kebiasaan tidur dini hari, namun saat itu karena
pasien masih muda, keluhan tersebut tidak terlalu mengganggu pasien. Pasien pernah
mencoba tidak meminum obat selama 1 hari, namun hanya bertahan sehari karena
keesokan harinya pasien tidak bisa tidur lagi. Bila tanpa obat, pasien dapat tertidur
sebentar tetapi tidak nyenyak, gelisah, dan mengalami mimpi-mimpi buruk. Sehingga
pasien merasa ketergantungan terhadap obat yang diminumnya.
Selama pasien bekerja sebagai PNS, pasien pernah ditugaskan menjadi
pengawas tempat hiburan sehingga pasien biasanya bekerja malam hari dan baru
tidur jam 04.00 dini hari.
Pasien sudah berobat di poli psikiatri rumah sakit persahabatan sejak 2 tahun
yang lalu, pasien rutin control setiap bulan dan sudah merasa cocok dengan obat yang
biasanya diberikan. Pasien biasa datang berobat sendiri.
Pasien beragama Kristen Protestan dan pasien pernah aktif sebagai majelis
gereja selama 10 tahun, namun sudah berhenti karena sudah mencapai batas masa

2
jabatan sebagai majelis. Pasien menyatakan setelah itu yaitu 2 tahun terakhir ini,
pasien mulai merasakan keluhan tidak bisa tidur menjadi sangat mengganggu.
Karena pasien juga saat itu sudah pensiun, sehingga sudah tidak banyak aktivitas.
Sewaktu masih menjadi majelis gereja, pasien masih memiliki banyak kegiatan, tidak
hanya hari minggu saja tetapi di hari lain ada kegiatan kunjungan ke rumah jemaat.
Pasien mulai merasakan tidurnya mulai mengganggu aktivitas kurang lebih 2 tahun
terakhir ini, yaitu setelah pasien tidak lagi menjadi majelis gereja.
Pasien menyatakan kadang pikiran pasien terganggu karena memikirkan
beberapa masalah antara lain warisan keluarga. Pasien mengatakan tidak terdapat
riwayat trauma kepala. Pasien juga tidak pernah menggunakan zat psikoaktif
(NAPZA). Pasien memiliki riwayat merokok, akan tetapi pasien sudah berhenti sejak
4 tahun yang lalu. Pasien juga hobi minum kopi 2 kali sehari tetapi sekarang sudah
berhenti. Pasien menyatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang mengalamai
keluhan yang sama dengan pasien.
Pasien mengatakan tidak pernah mendengar suara atau bisikan-bisikan tanpa
objek. Pasien tidak pernah melihat adanya penampakan atau bayangan yang hanya
dilihat oleh pasien. Pasien juga tidak pernah menghidu bau-bauan yang hanya dihidu
oleh pasien, sedangkan lingkungan sekitarnya tidak menghidu bau yang dikeluhkan
pasien. Pasien mengatakan bahwa tidak pernah merasakan adanya rasa tertentu atau
rasa makanan pada pengecapannya saat pasien sedang tidak makan. Pasien
menuturkan tidak pernah merasakan di sekujur tubuhnya seperti ada yang merayapi.
Pasien mengatakan pikirannya tidak pernah bisa dibaca oleh orang lain dan
pikirannya disedot oleh makhluk asing. Pasien tidak merasa dirinya adalah orang lain
dan tidak merasa lingkungannya berubah menjadi lebih besar atau lebih kecil
daripada biasanya. Pasien menyangkal adanya rasa sedih berlebihan, kehilangan
minat, dan rasa mudah lelah. Pasien juga menyangkal adanya rasa gembira
berlebihan, aktivitas fisik maupun mental yang berlebihan.
Saat ini suasana perasaan pasien senang dan gembira. Sedangkan afek pasien
luas, karena pasien masih bisa senyum dan tertawa, serius jika sedang ditanya. Pasien
masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Pasien memiliki hobi mendengarkan
music, becocok tanam terutama senang merawat bunga anggrek dan di rumah pasien
juga membantu istrinya melakukan pekerjaan rumah. Pasien di rumah juga rajin
berdoa dan beribadah.
Menurut pasien, ia dilahirkan secara normal dan tidak ada penyulit selama
masa kandungan maupun proses persalinan. Pasien menempuh pendidikan dari SD

3
hingga tamat SMA. SD dan SMP di Sibolga, dan saat SMA pasien pindah ke Jakarta.
Pasien kuliah di Universitas Indonesia jurusan kriminologi. Pasien pernah mengalami
kesulitan saat menyelesaikan skripsi pada semester 5. Saat itu pasien sempat bekerja
sebagai supir bus Jakarta ke Semarang selama 2 tahun. Pasien menjadi supir bus
malam, bekerja dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi, sehingga pasien tidur di siang hari
sedangkan malam hari harus bekerja. Setelah 2 tahun, pasien kembali melanjutkan
kuliah menyelesaikan skripsinya. Setelah lulus 1 tahun, pasien mendapat pekerjaan
sebagai PNS Pemprov DKI Jakarta, saat ini pasien sudah pensiun.
Pasien tinggal bersama istri dan anak ketiganya yang belum menikah, tetapi
sudah bekerja. Pasien memiliki 4 orang anak, anak pertama perempuan sudah
menikah dan sudah bekerja, anak kedua sudah menikah, dan tinggal di AS dan sudah
menjadi warga negara AS. Anak ketiga, perempuan belum menikah tinggal dengan
pasien. Anak keempat tinggal dan bekerja di Malta. Pasien adalah anak ke delapan
dari delapan bersaudara. Enam saudaranya sudah meninggal.
Hubungan pasien dengan keluarga baik, tidak ada masalah dengan istri
maupun anaknya. Hubungan pasien dengan tetangga sekitar berjalan dengan baik,
kadang-kadang pasien mengikuti kegiatan seperti kerja bakti. Biaya pemenuhan
kebutuhan sehari-hari dan biaya pengobatan berasal dari hasil pensiunan dan gaji dari
anaknya. Pasien saat ini mempunyai keinginan untuk sembuh dari penyakitnya dan
ingin anak-anaknya berhasil.
Pada saat wawancara terlihat bahwa pasien memiliki intelektual yang cukup
baik, yaitu saat ditanya siapa Presiden RI saat ini dan Gubernur DKI Jakarta saat ini
pasien mampu menjawab pertanyaan dengan benar, pada saat ditanya arti peribahasa
air susu dibalas dengan air tuba pasien dapat menjawab dengan benar arti
peribahasa tersebut. Penilaian terhadap waktu, tempat, situasi dan orang juga baik.
Penilaian terhadapat ingatan jangka panjang, pendek, dan segera juga baik terbukti
pasien dapat menceritakan sekolahnya sejak SD, pasien juga menjelaskan bahwa
pasien datang berobat menggunakan motor yang dikendarainya sendiri. Pasien juga
mengingat lima jenis buah-buahan. Saat diberikan perumpamaan bila ada anak kecil
ingin menyebrang jalan di tempat ramai, pasien dapat menjawab akan membantu
menyebrang.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Gangguan Psikiatri

4
Tidak ada keluhan yang sama sebelumnya.
2. Riwayat Gangguan Medik
Ada gangguan medis pada pasien berupa hipertensi
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikotropika/Alkohol
Tidak terdapat riwayat penggunaan zat psikotropika maupun alkohol.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Pranatal
Pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ada penyulit selama
masa kandungan dan proses persalinan.
2. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan Remaja
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai umur sebagaimana anak seumurnya
sehingga pasien tidak ada gangguan pertumbuhan dalam masa perkembangannya.
Pasien mengaku pernah menempuh pendidikan dari tingkat SD sampai SMA.
Prestasi pasien selama menempuh masa pendidikan termasuk biasa-biasa saja dan
tidak ada yang menonjol.
3. Riwayat Masa Akhir Anak-Anak
Pasien tumbuh dengan baik tidak ada masalah dalam kehidupan sosial.
4. Riwayat Pendidikan
Pasien mengaku pernah menempuh pendidikan dari tingkat SD sampai SMA.
Prestasi pasien selama menempuh masa pendidikan termasuk biasa-biasa saja dan
tidak ada yang menonjol.
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien saat ini merupakan pensiunan Pemda.
6. Riwayat Agama
Pasien menganut agama Islam dan taat beribadah.
7. Hubungan dengan Keluarga
Pada saat ini pasien tinggal bersama istri dan 2 orang anaknya. Hubungan dengan
istri dan 2 orang anaknya berjalan dengan baik.
8. Aktivitas Sosial
Pasien tidak mempunyai masalah dalam berinteraksi dengan orang lain. Pasien
dapat bersosialisasi dengan tetangga dan teman-teman di lingkungan dengan baik.
Pasien sering mengikuti kegiatan yang diadakan di lingkungan berupa kerja bakti.
E. Riwayat Keluarga
Di keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien.
F. Riwayat Situsional Sosial Sekarang
Pasien seorang laki-laki berusia 62 tahun, saat ini tinggal bersama istri dan 2
orang anaknya. Pada saat ini pasien ingin sembuh, panjang umur, dan sehat. Untuk
biaya hidup sehari-hari dan biaya pengobatan pasien diperoleh dari pensiunan dan
gaji anaknya.

G. Persepsi Pasien terhadap Dirinya


Pasien ingin sembuh, panjang umur, dan sehat.
III. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Laki-laki berusia 62 tahun, penampilan pasien tampak sesuai dengan usianya,
berpakaian cukup rapi, perawatan diri baik, warna kulit sawo matang.
2. Kesadaran Umum
: Compos Mentis.
3. Kontak Psikis
: Dapat dilakukan, wajar.
4. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
a. Cara berjalan
: Baik.
b. Aktifitas psikomotor : Pasien kooperatif, kontak mata baik, tidak ada gerakan
involunter dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
5. Pembicaraan
a. Kuantitas
: Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan dapat
mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.
b. Kualitas
: Bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi jelasdan
pembicaraan terarah dan dapat dimengerti.
6. Sikap terhadap Pemeriksa
: Kooperatif.
B. Keadaan Afektif
1. Mood
2. Afek
3. Keserasian
4. Empati

: Biasa-biasa saja.
: Luas.
: Mood dan afek serasi.
: Pemeriksa dapat merasakan perasaan pasien saat ini.

C. Fungsi Intelektual/Kognitif
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
a. Taraf Pendidikan
Pasien mengaku pernah menempuh pendidikan dari tingkat SD sampai SMA.
Prestasi pasien selama menempuh masa pendidikan termasuk biasa-biasa saja
dan tidak ada yang menonjol.
b. Pengetahuan Umum
Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat ketika diberikan pertanyaan
seputar presiden Indonesia pertama dan saat ini.
2. Daya konsentrasi
Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai akhir
sampai selesai. Pasien juga dapat menyebutkan dengan benar jumlah
pengurangan 100 7.
3. Orientasi
a. Waktu
: Baik, pasien dapat mengetahui waktu saat berobat menjelang
siang hari

6
b. Tempat

: Baik, pasien dapat mengetahui sedang berada di RS

Persahabatan Poliklinik Psikiatri.


c. Orang
: Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter.
d. Situasi
: Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berkonsultasi dan
wawancara.
4. Daya ingat
a. Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien dapat mengingat dengan baik hal-hal tentang masa
pendidikannya.
b. Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien dapat mengetahui arah ke RS Persahabatan dari rumahnya dan
menggunakan angkutan umum untuk menggapai tujuannya.
c. Daya ingat segera
Baik, pasien dapat dengan segera menyebutkan kembali lima nama kota yang
diucapkan pemeriksa.
d. Akibat hendaya daya ingat pasien
Tidak terdapat hendaya daya ingat pasien saat ini.
e. Pikiran Abstrak
Baik, pasien mengerti makna peribahasa dari tong kosong nyaring bunyinya
yang diberikan oleh pemeriksa.
f. Bakat Kreatif
Pasien memiliki hobi menonton pertandingan bola.
g. Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Baik, pasien mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu mengurus
dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi dan ilusi
Halusinasi
: Tidak terdapat halusinasi
Ilusi
: Tidak terdapat ilusi.
2. Depersonalisasi dan derealisasi
Depersonalisasi : Tidak terdapat depersonalisasi.
Derealisasi
: Tidak terdapat derealisasi.
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktifitas

: Baik, pasien dapat menjawab dengan spontan bila

diajukan pertanyaan oleh dokter.


b. Kontinuitas
: Baik, koheren.
c. Hendaya bahasa
: Tidak terdapat hendaya bahasa pada pasien ini.
2. Isi Pikiran
a. Preokupasi
: Tidak terdapat preokupasi.
b. Gangguan pikiran
: Tidak terdapat waham maupun gagasan mirip waham.
F. Pengendalian Impuls
Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya dan melakukan wawancara dengan baik.

G. Daya Nilai
1. Norma Sosial
Baik, pasien dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dengan baik.
2. Uji Daya Nilai
Baik, karena ketika diberikan perumpamaan jika pasien bertemu anak kecil yang
sedang terpisahkan dengan ibunya maka pasien akan membantu anak tersebut dan
melaporkan ke kantor polisi terdekat supaya dapat dikembalikan kepada orang
tuanya.
3. Penilaian Realitas
Tidak terdapat riwayat gangguan penilaian realitas.
H. Persepsi Pasien terhadap Diri dan Kehidupannya
Menurut penilaian pemeriksa sebagai dokter terhadap pasien yaitu saat ini
pasien sadar bahwa dia sakit dan memiliki keinginan untuk sembuh sehingga pasien
rutin kontrol ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.
I. Tilikan/Insight
Tilikan derajat 5, pasien sadar bahwa dirinya sakit dan gejala-gejala yang
dideritanya disebabkan oleh perasaan irasionalnya atau gangguan sendiri, tanpa
menerapkan pengetahuan hal ini untuk masa yang akan datang.
J. Taraf Dapat Dipercaya
Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya karena
konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. Status Generalis
1. Keadaan Umum
2. Tanda Vital

: Baik, Compos Mentis.


: TD = 130/80 mmHg; N = 80 x/min
RR = 20 x/min; S = afebris
3. Sistem Kardiovaskular : Ditemukan kelainan berupa hipertensi.
4. Sistem Muskuloskeletal : Tidak ditemukan kelainan.
5. Sistem Gastrointestinal : Tidak ditemukan kelainan.
6. Sistem Urogenital
: Tidak ditemukan kelainan.
7. Gangguan Khusus
: Tidak ada.
B. Status Neurologis
1. Saraf Kranial
: Kesan dalam batas normal.
2. Saraf Motorik
: Kesan dalam batas normal.
3. Sensibilitas
: Kesan dalam batas normal.
4. Susunan Saraf Vegetatif : Tidak ditemukan kelainan.
5. Fungsi Luhur
: Tidak ditemukan kelainan.
6. Gangguan Khusus
: Tidak ada.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien Laki-laki usia 62 tahun datang untuk kontrol obatnya sudah habis.
Pasien mengeluhkan tidak bisa tidur kurang lebih 1 tahun terakhir
Pasien merasa cocok dengan obat yang diberikan, bila tidak meminum obat pasien

sulit tidur.
Pasien mempunyai hobi menonton bola sejak usia muda sehingga pasien sering

bergadang.
Fungsi kognitif pada pasien masih baik, begitu pula dengan pengendalian impuls
masih baik. Pasien tidak mempunyai riwayat trauma kepala. Orientasi waktu,

tempat, orang dan situasi baik.


Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Tidak terdapat riwayat menggunakan zat psikoaktif maupun alkohol.
Pasien lahir secara normal dan tidak terdapat penyulit pada proses persalinan. Masa
kanak-kanak, remaja hingga dewasa pasien memiliki kemampuan bersosialisasi

dengan baik.
Pasien menempuh pendidikan dari SD sampai SMA, pada waktu kecil pasien

termasuk siswa yang tidak terlalu menonjol dalam prestasi belajar.


Keadaan umum baik dan ditemukan gangguan medis pada pasien berupa hipertensi.
Pasien tinggal bersama istri dan 2 orang anaknya. Hubungan pasien dengan istri dan
2 orang anaknya berjalan dengan baik. Pasien merupakan pensiunan Pemda. Biaya
pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan biaya pengobatan berasal dari pensiunan dan

gaji anaknya.
Pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam
sosial dan pekerjaan

VI. FORMULASI DIAGNOSIS


Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat kelainan pola
perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat menyebabkan timbulnya
distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari maka pasien dikatakan menderita
gangguan jiwa
a. Diagnosis Aksis I
Pada pasien ini tidak memiliki riwayat trauma kepala yang menyebabkan adanya
disfungsi otak, sehingga pasien ini bukan gangguan mental organik (F.0).
Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif maupun
alkohol. Maka pasien ini bukan menderita gangguan mental dan perilaku
akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.1).

9
Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas yang
ditandai adanya halusinasi dan waham, sehingga pasien ini dikatakan bukan
menderita gangguan psikotik (F.2).
Pada pasien ini tidak ditemukan mood yang meningkat, aktivitas fisik dan
pembicaraan meningkat, makan pasien ini bukan pasien mania. Pasien juga tidak
mengalami mood yang menurun, kehilangan minat dan kegembiraan, penurunan
aktivitas fisik, maka pasien ini bukan menderita gangguan depresi. Karena pasien
ini bukan menderita mania dan depresi, maka pasien ini bukan menderita
gangguan perasaan (F.3).
Pada pasien tidak memiliki masalah, yang menimbulkan kecemasan, overaktivitas
otonom, dan ketegangan motorik, maka bukanada gangguan neurotik,
gangguan somatoform, dan gangguan yang berkaitan dengan stress (F.4).
Pada pasien ini didapatkan gangguan sulit tidur, kualitas tidur tidak baik,
gangguan ini sudah dirasakan sejak usia pasien masih muda, makan pasien
mengalami gangguan fisiologis insomnia karena tidak ada kerusakan bagian
organik, maka adanya gangguan insomnia non-organik (F.51.0).
b. Diagnosis Aksis II
Tumbuh kembang normal, bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang
lain sebagaimana orang normal lainnya, serta menempuh pendidikan hingga SMA,
tidak ada gangguan kognitif dan retardasi mental. Maka pada aksis II tidak ada
diagnosis.
c. Diagnosis Aksis III
Pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis ditemukan kelainan berupa
hipertensi sejak 7 tahun yang lalu. Maka pada aksis III terdapat penyakit
Hipertensi Terkontrol.
d. Diagnosis Aksis IV
Pasien tinggal bersama istri dan 2 orang anaknya. Pasien memiliki 4 orang
anak, 2 orang anaknya telah menikah dan sudah memiliki anak masing-masing
seorang anak. Yang tinggal bersama pasien, satu anak sudah berkerja dan satu
anaknya lagi masih di bangku sekolah SMP Kelas 2. Hubungan pasien dengan
keluarga baik, tidak ada masalah dengan istri maupun anaknya. Hubungan pasien
dengan tetangga sekitar berjalan dengan baik. Untuk pemenuhan kebutuhan seharihari dan biaya pengobatan dari pensiunan dan gaji anaknya. Maka pada aksis IV
tidak terdapat masalah.
e. Diagnosis Aksis V
Pada aksis V, dinilai kemampuan penyesuaian diri pasien dengan
menggunakan GAF. Pada pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi,

10
disabilitas ringan dalam sosial dan pekerjaan. Maka aksis V didapatkan GAF Scale
80 71.
VII.EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Insomnia non-organik (F.51.0).
Aksis II : Tidak ada diagnosis.
Aksis III : Hipertensi.
Aksis IV: : Tidak terdapat masalah.
Aksis V : GAF Scale 80 71.
VIII. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : Hipertensi
Psikologis

: Susah tidur.

Sosioekonomi : Tidak terdapat masalah

IX. PROGNOSIS
a. Prognosis ke Arah Baik
Tidak terdapat kelainan genetik
Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh.
Respon terhadap pengobatan baik.
Keluarga mendukung pasien untuk sembuh.
b. Prognosis ke Arah Buruk
Perjalanan penyakit sudah dirasakan dari usia pasien masih muda
Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah :
Ad vitam
: dubia ad bonam.
Ad functionam : dubia ad bonam.
Ad sanationam : dubia ad bonam.
X. TERAPI
a. Psikofarmaka
Chlorpromazine 1 x 50 mg
Clorylex 1 x 25 mg
Fluoxetin 1 x 20 mg
Alprazolam 3 x mg
Amlodipine 1 x 5 mg
b. Psikoterapi
Pada pasien :
Edukasi pentingnya minum obat secara teratur dan kontrol rutin setiap bulan.
Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Memberi dukungan akan kesembuhan pasien.

11

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. Dr. SpKJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT
Nuh Jaya. Jakarta. 2001.
2. Maslim, Rusdi. Dr. SpKJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga. PT Nuh
Jaya. Jakarta. 2007.

Anda mungkin juga menyukai