I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. N
Usia
: 42 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Bekerja mengantar arang untuk penjual sate
Alamat
: Jakarta
II.
RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa dan alloanamnesa pada tanggal
17 September 2015 pukul 09.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP
Persahabatan.
a. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri Persahabatan karena sulit
tidur sejak 1 bulan ini.
b. Riwayat gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri Persahabatan dengan
menggunakan pakaian rapih dan ditemani oleh kakak sepupunya. Pasien
mengeluhkan bahwa sudah sulit tidur sejak 1 bulan terakhir ini dan datang
ke poliklinik psikiatri persahabatan ini bertujuan untuk meminta obat agar
bisa tidur nyenyak dan dapat beraktifitas optimal kembali. Pasien sangat
mengeluhkan tidak bisa tidurya dan memaksa hanya ingin meminta obat
tidak ingin ditanya tanya. Setelah lama mengobrol ternyata awal mula
pasien tidak bisa tidur adalah karena pasien sedang memikirkan dua hal,
yaitu anak dan rumahnya yang akan digusur. Pasien bercerita bahwa
pasien memiliki masalah dengan anaknya yang menganggu pikirannya.
Kakak sepupu pasien bercerita bahwa pasien memiliki satu orang anak
laki laki yang ingin tunangan dengan perempuan yang tidak disetujui
oleh pasien dan istri pasien. Pasien beralasan bahwa calon yang diinginkan
oleh anaknya ini sering sakit - sakitan sehingga pasien berfikir kedepan
tentang bagaimana nasib anaknya jika bersanding dengan perempuan
tersebut. Pasien berfikir bahwa calon yang diinginkan oleh anak pasien ini
tidak bisa bekerja membantu anaknya. Ketika tidak disetujui oleh pasien,
anaknya tidak terima dan meninggalkan rumah, saat itulah bermula
muncul pikiran pikiran yang menganggu pasien. Kakak sepupu pasien
memberikan solusi bahwa akan mencarikan penganti untuk anaknya. Lalu
anak pasien mau dan kembali kerumah. Permasalahan satu lagi yaitu
rumah pasien akan digusur, permasalahan ini timbul tidak lama setelah
permasalahan yang tentang anaknya. Pasien memikirkan bagaimana usaha
yang sudah dijalankan oleh pasien nantinya, apakah bisa berkembang.
Sedangkan dilingkungan rumahnya sekarang usaha pasien sudah sangat
nyaman. Pasien memikirkan bahwa jika rumahnya pindah lalu buka usaha
baru apakah usahanya akan lancar dan nyaman seperti usahanya sekarang.
Pasien terlalu berfikir sangat jauh, memikirkan hal yang belum terjadi
sehingga pasien sulit tidur dan menurut kakak sepupu pasien, pasien
sering uring uringan jika tidak bisa tidur.
Pada saat ditanya tentang menilai realita pasien
menyangkal
Pasien
mengatakan
bahwa
pasien
tidak
merasa
orang
rumah yang ditempatinya sekarang terasa lebih besar / lebih kecil daripada
sebelumnya, hal ini menunjukan bahwa pasien juga tidak mengalami
derealisasi.
Menurut orangtua pasien, pasien mengatakan saat lahir pasien
dilahirkan secara normal dan tidak ada kelainan serta penyulit apapun.
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usia sebagaimana anak seusianya
sehingga
pasien
tidak
ada
gangguan
dalam
pertumbuhan
dan
dengan
baik
pasien
ke
RSUP Persahabatan
dengan
Menurut pasien saat ini pasien sedang merasa sakit dan harus
diobati dengan pergi kedokter dan minum obat teratur. Perasaan pasien
saat ini merasa biasa saja. Pasien menyangkal ada perasaan yang
bersemangat dan senang yang berlebihan. Selama wawancara berlangsung
pasien cenderung fokus dalam menjawab semua pertanyaan.
Pasien diantar oleh bapak pasien dengan penampilan saat datang
sesuau usia pasien. Keadaan umum pasien baik serta kesadarannya pun
baik, dari awal pemeriksaan pasien koorperatif dan menjawab pertanyaan
dengan spontan, artikulasi jealas dan volume suara normal. Pemahaman
bahasa yang dapat dimengerti. Kontak mata pasien kepada pemeriksa
terlihat intens. Pasien mengetahui kenapa pasien harus datang ke
poliklinik psikiatri.
c. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya
Tidak ada gangguan psikiatri sebelumnya
2. Riwayat Gangguan Medik
Tidak ada gangguan medik sebelumnya
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif/Alkohol
Pasien tidak memiliki riwayat pengguna
zat
psikoaktif
maupun
mengkonsumsi alkohol
d. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat perinatal : pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal
2. Riwayat masa kanak-kanak dan remaja : pasien tumbuh dan berkembang
sesuai usia sebagaimana anak seusianya sehingga pasien tidak ada gangguan
dalam pertumbuhan dan perkembangan.
3. Riwayat masa akhir kanak-kanak : pasien dapat bersosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya dan tidak memiliki masalah.
4. Riwayat pendidikan : sampai kelas 3 SD
5. Riwayat pekerjaan : bekerja sebagai pembuat dan pengantar arang ke tukang
sate
6. Riwayat agama : pasien menganut agama Islam, tetapi pasien kurang rajin
sholat.
7. Riwayat pernikahan : pasien menikah.
8. Hubungan dengan keluarga : saat ini pasien tinggal di rumah dengan istri dan
kedua anaknya.
STATUS MENTAL
a. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Laki-laki berusia 42 tahun, penampilan pasien tampak sesuai denga usianya,
warna kulit sawo matang, berpakaian cukup rapi, ekspresi biasa saja, perawatan
diri baik.
2. Kesadaran Umum
Compos mentis
3. Kontak Psikis
Dapat dilakukan pasien, pasien dapat berkomunikasi dengan baik oleh pemeriksa
4. Perilaku dan Aktivitas psikomotor
Cara berjalan : baik
Aktifitas psikomotor : pasien kooperatif, kontak mata baik, tidak ada gerakan
involunter dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan jelas.
5. Pembicaraan
Kuantitas : baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan dapat
mengungkapkan isi hatinya dengan jelas
Kualitas : bicara spontan, volume bicara biasa, artikulasi kurang jelas dan
Persahabatan
Orang : Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter
Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya sedang sharing
4. Daya ingat
Daya ingat jangka panjang : Baik, pasien dapat mengingat dengan baik
d. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi dan ilusi
Halusinasi : tidak terdapat halusinasi
Ilusi
: tidak terdapat ilusi
2. Depersonalisasi dan derealisasi
Depersonalisasi : Tidak terdapat depersonalisasi,
Derealisasi
: tidak terdapat derealisasi,
e. Proses Pikir
1. Arus pikir
a. Produktivitas
b. Kontinuitas
c. Hendaya bahasa
2. Isi pikiran
a. Preokupasi
b. Gangguan pikiran
f. Pengendalian Impuls
Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya dan melakukan wawancara dengan baik
dan tidak ada gerakan involunter.
g. Daya Nilai
1. Norma Sosial : pasien mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
2. Uji Daya Nilai : baik, ketika diberikan permasalahan jika pasien sedang melihat
seorang anak kecil yang sedang tersesat, pasien menjawab akan menolong dan
membawa ke polisi.
3. Penilaian Realitas : tidak terdapat gangguan dalam menilai realitas, karena tidak
terdapat waham dan halusinasi.
h. Persepsi (tanggapan) Pemeriksa Tentang Diri dan Kehidupan Pasien
Pasien seorang laki laki berusia 42 tahun, saat ini pasien berobat ke poliklinik
jiwa RS Umum Persahabatan. Pasien mengatakan sulit tidur dan ada masalah yang
dipikirkan oleh pasien. Pasien mengetahui bahwa dirinya sakit dan perlu obat.
Hubungan pasien dengan keluarga baik dan sosialisasi dengan tetangga atau teman
baik. Pasien mengatakan ada masalah dengan anak dan rumahnya akan digusur,
karena pasien merasa kebutuhan sehari hari terpenuhi bila pasien pindah rumah.
Pasien mengetahui dirinya butuh pertologan dokter dan obat untuk mencapai kualitas
hidup lebih baik dan mau mengikuti saran dokter. Pasien berobat dengan asuransi
BPJS.
i. Tilikan
Tilikan 4.
j. Taraf dapat Dipercaya
Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya karena
konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dari awal sampai akhir
IV.
PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
1. Keadaan Umum
2. Tanda Vital
3.
4.
5.
6.
7.
Sistem Kardiovaskular
Sistem Muskuloskeletal
Sistem Gastrointestinal
Sistem Urogenital
Gangguan Khusus
b. Status Neurologis
1. Saraf Kranial
2. Saraf Motorik
3. Sensibilitas
4. Susunan Saraf Vegetatif
5. Fungsi Luhur
6. Gangguan Khusus
V.
otak.
Orientasi waktu, tempat, orang dan situasi baik
Fungsi kognitif pada pasien baik, pengendalian impuls baik.
Pasien tidak pernah mengalami riwayat trauma.
Saat kanak-kanak pasien pernah mengalami penyakit kuning
FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat kelainan pola
perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat menyebabkan timbulnya
distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari maka pasien dikatakan menderita gangguan
jiwa
a. Diagnosis Aksis I
Pada pasien ini tidak terdapat riwayat trauma kepala yang menyebabkan adanya
disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya konsentrasi, orientasi
masih baik, sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0).
Dari anamnesis tidak dapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif (NAPZA) serta
tidak ditemukan riwayat mengkonsumsi alcohol, sehingga pasien ini bukan penderita
gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.1).
Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas. Pada pasien
ini tidak ditemukan adanya halusinasi dan waham, sehingga pasien ini bukan
penderita gangguan depresi dan bukan penderita gangguan mania, maka pada pasien
b. Diagnosis Aksis II
Pasien tumbuh dan berkembang pada masa kanak-kanak sampai dewasa secara
normal. Pasien memiliki teman meskipun tidak banyak. Pasien dapat berinteraksi dan
bersosialisasi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya, sehingga pasien
merupakan bukan penderita gangguan kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan
pendidikan sampai SMA. Dari hasil anamnesa fungsi kognitif baik, pengetahuan pasien
baik dan luas. Sehingga pasien bukan penderita gangguan retardasi mental. Karena
tidak adanya gangguan kepribadian dan retardasi mental, maka pasien pada aksis II
adalah tidak terdapat diagnosis.
c. Diagnosis Aksis III
Pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis pada pasien ini ditemukan
tekanan darah pasien 120/80 mmHg dan pasien tidak memiliki riwayat Maka pada aksis
III adalah tidak terdapat diagnosis.
d. Diagnosis Aksis IV
Pasien sudah menikah. Pasien merupakan anak kempat dari tujuh bersaudara.
Hubungan pasien dengan istri dan keluarga baik. Pasien rajin sholat.
Pasien dapat menyelesaikan pendidikan sampai kelas 3 SD. Aktivitas sehari-hari
dapat dilakukan sendiri tanpa ada bantuan orang lain. Biaya kebutuhan sehari-hari didapat
dari sendiri dan semua kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi, tetapi lapangan
pekerjaannya akan digusur. Maka pada aksis IV pada pasien ini terdapat masalah
ekonomi.
e. Diagnosis Aksis V
Pada pasien ini didapatkan beberapa gejala ringan, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik. Maka aksis V didapatkan GAF Scale 90 81.
VII.
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
: gangguan cemas menyeluruh (F.41.1)
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
Psikologis
Sosioekonomi
IX.
PROGNOSIS
a. Prognosis ke Arah Baik
Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh sehingga datang untuk berobat.
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Pasien sudah mencoba membicarakan masalahnnya kepada anak kandungnya dan
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT Nuh Jaya.
Jakarta: 2001.
2. Maslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga. PT Nuh Jaya. Jakarta:
2007.
3. Elvira, Sylvia D,dkk. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit FKUI. Jakarta: 2010
LAPORAN PSIKIATRI
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
Pembimbing :
dr. Mardi Susanto, SpKJ (K)
Disusun Oleh :
Sheilla Ratnasari
1420221082