PENDAHULUAN
yaitu kemauan dan kemampuan. Sehingga tujuan dari Promosi Kesehatan itu
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
1
dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri serta berperan aktif dalam
sekolah, di tempat kerja. Namun masih banyak yang tidak menerapkan PHBS
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Rumah Tangga adalah upaya untuk
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat seseorang berhubungan
lingkungannya. Indikator PHBS yang ditetapkan pada tahun 2011 oleh Pusat
bersih; 5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun; 6) memberantas jentik
nyamuk; 7) memakai jamban sehat; 8) makan buah dan sayur setiap hari; 9)
melakukan aktivitas fisik setiap hari; 10) tidak merokok dalam rumah. Kriteria
rumah tangga dengan PHBS baik adalah rumah tangga yang memenuhi
indikator baik, sebesar 6 indikator atau lebih untuk rumah tangga yang punya
2
balita dan 5 indikator atau lebih untuk rumah tangga yang tidak mempunyai
balita, Jumlah sampel rumah tangga dalam analisis PHBS ini adalah sebesar
294.959 (220.895 rumah tangga tanpa balita dan 74.064 rumah tangga yang
memiliki balita). Dalam Riskesdas 2013 indikator yang dapat digunakan untuk
PHBS sesuai dengan kriteria PHBS yang ditetapkan oleh Pusat Promkes pada
tahun 2011, yaitu mencakup delapan indikator individu (cuci tangan, BAB
dengan jamban, konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik, merokok dalam
balita), dan dua indikator rumah tangga (sumber air bersih dan memberantas
jentik nyamuk).
Dari 10 indikator PHBS rumah tangga, terdapat enam indikator yang terdapat
pada program keluarga sehat yaitu 1). Ibu melakukan persalinan dengan tenaga
kesehatan 2). Bayi mendapat ASI eksklusif 3). Balita mendapat pemantauan
pertumbuhan 4). Anggota keluarga tidak ada yang merokok 5). Keluarga
mempunyai akses sarana air bersih 6). Keluarga mempunyai akses atau
anggota keluarga tidak ada yang merokok yang paling rendah yaitu hanya
Pajanan yang terus menerus dan berlangsung lama dengan asap rokok dapat
3
menyebabkan gangguan dan perubahan mukosa jalan napas salah satunya
Penyakit Paru Obstruktif Kronis yang merupakan salah satu penyebab utama
kesakitan dan kematian di seluruh dunia dan diperkirakan pada tahun 2030
PPOK akan menjadi penyebab ke-3 kematian diseluruh dunia setelah penyakit
jantung dan stroke dan 45% perokok berisiko untuk terkena PPOK (WHO,
2008).
PPOK atau Penyakit Paru Obstruksi Kronis merupakan penyakit yang dapat
terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya. Faktor resiko
genetik yang paling sering dijumpai adalah defisiensi alfa-1 antitripsin, yang
2007, dibagi atas 4 derajat, yaitu : derajat 1 (PPOK ringan), derajat 2 (PPOK
PPOK akan datang ke dokter dan mengeluhkan sesak nafas, batuk-batuk kronis,
sputum yang produktif, faktor resiko (+). Sedangkan PPOK ringan dapat tanpa
keluhan atau gejala. Dan baku emas untuk menegakkan PPOK adalah uji
Data prevalens PPOK pada populasi dewasa saat ini bervariasi pada setiap
negara di seluruh dunia. Tahun 2000, prevalens PPOK di Amerika dan Eropa
berkisar 5-9% pada individu usia > 45 tahun. Untuk Indonesia, penelitian
merokok dan polusi udara. Merokok merupakan salah satu faktor risiko terbesar
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) 2007, dibagi
atas 4 derajat, yaitu : derajat 1 (PPOK ringan), derajat 2 (PPOK sedang), derajat
Angka kejadian penyakit ini meningkat dengan bertambahnya usia dan lebih
5
tinggi pada laki-laki (4,2%) dibanding perempuan (3,3%). Berdasarkan laporan
tahunan Puskesmas Kedaton pada Januari-Juni 2020, kasus baru PPOK yaitu 32
orang (0,06%).
analisis evaluasi sub program perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga
1.2.Perumusan Masalah
a. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, adapun masalah yang
1.3. Tujuan
1. Tujuan umum
Puskesmas Kedaton pada bulan Januari Juni 2020 yang bertujuan untuk
6
2. Tujuan Khusus
Puskesmas Kedaton
1.4. Manfaat
pengawasan.
7
b. Bagi puskesmas yang dievaluasi
optimal.
c. Bagi masyarakat
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
bagi setiap orang yang bertempat tingal di wilayah kerja puskesmas agar
komitmen nasional, regional dan global, serta yang memiliki daya ungkit
9
tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Puskesmas
melalui (3) pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama mereka, sesuai
10
3.Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana
(KB) :
Penyuluhan KB
2.2.1 Definisi
11
masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta
sasaran, yaitu :
1. Sasaran Primer
2. Sasaran sekunder
berjalan.
12
3. Sasaran tersier
Masyarakat.
kesehatan di masyarakat.
13
masyarakat sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam
kesehatannya.
14
2.3.2 Strategi PHBS
didukung oleh (2) bina suasana dan (3) advokasi, serta dilandasi oleh
1. Pemberdayaan
serta proses membantu klien, agar klien tersebut berubah dari tidak
tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi
a. Pemberdayaan individu
b. Pemberdayaan keluarga
c. Pemberdayaan kelompok/masyarakat.
serta menggunakan metode dan teknik yang tepat. Pada saat ini banyak
2. Bina Suasana
diperkenalkan.
3. Advokasi
18
4. Kemitraan
yaitu:
a. Kesetaraan
berada dheaalam kedudukan yang sama (berdiri sama tinggi, duduk sama
b. Keterbukaan
Oleh karena itu, di dalam setiap langkah diperlukan adanya kejujuran dari
alasan yang jujur, sesuai fakta, tidak menutup-tutupi sesuatu. Pada awalnya
19
kebersamaan, akan mendorong timbulnya solusi yang adil dari
“pertengkaran” tersebut.
c. Saling menguntungkan
Solusi yang adil ini terutama dikaitkan dengan adanya keuntungan yang
didapat oleh semua pihak yang terlibat. Program promosi kesehatan dan
20
2. Faktor pemungkin (enambling factor) Faktor ini merupakan pemicu
makan atau selalu minum air yang sudah dimasak maka hal ini
menjadi penguat untuk perilaku hidup bersih dan sehat bagi anak-
individu itu sendiri, yang disebut sebagai faktor intern, dan sebagian
21
terletak di luar diri individu yang disebut sebagai faktor eksternal (faktor
lingkungan)
1. Faktor Internal
a.Keturunan
a. Motif
guna mencapai suatu tujuan. Motif ini tidak dapat diamati tetapi yang
2. Faktor Eksternal
22
2.4 Manfaat Rumah Tangga Sehat
Bagi Rumah Tangga yaitu Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak
mudah sakit, Anak tumbuh sehat dan cerdas, Anggota keluarga giat bekerja.,
Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga,
(UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa
dan lain-lain.
menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terisap oleh orang-orang
adalah perilaku yang komplek, karena merupakan hasil interaksi dari aspek
kognitif, kondisi psikologis, dan keadaan fisiologis. Perilaku merokok dapat juga
merokoknya, yang diukur melalui intensitas merokok, waktu merokok, dan fungsi
merokok dalam kehidupan sehari-hari (Komalasari & Helmi, 2000). Pendapat lain
keluar sehingga dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang
disekitarnya serta dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi perokok itu sendiri
tidak menular dalam PHBS tempat kerja adalah perilaku merokok. Merokok
merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari,
dimana mudah menemui orang merokok mulai dari yang kecil sampai yang tua,
laki-laki dan wanita, kaya dan miskin. Namun intinya tidak mudah menurunkan
terlebih menghilangkannya, karena gaya hidup ini menarik sebagai suatu masalah
kesehatan, minimal dianggap sebagai faktor risiko dari berbagai macam penyakit
(Bustam, 2007).
yaitu:
perokok, seperti perasaan positif ataupun negatif selain itu merokok juga
berkaitan dengan masa mencari jati diri pada remaja. Perasaan positif
mengkonsumsi rokok.
24
b. Intensitas merokok
sehari.
b. Tempat merokok
smoking area.
yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo dan orang sakit.
25
yang kurang menjaga kebersihan diri, penuh rasa gelisah yang
mencekam.
yangsuka berfantasi.
d. Waktu merokok
oleh keadaan yang dialaminya pada saat itu, misalnya ketika sedang
tua.
disebabkan oleh faktor lingkungan, Lewin (dalam Komasari dan Helmi, 2000).
Faktor yang mempengaruhi seseorang merokok terbagi dua, yaitu faktor dari
dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal) menurut Mu’tadin dan Hansen
1) Faktor Kepribadian
Individu mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
2) Faktor Biologis
26
Banyak penelitian menunjukkan bahwa nikotin dalam rokok merupakan
3) Faktor Psikologis
yang sering bergaul dengan orang lain, perilaku merokok sulit dihindari.
4)Faktor Usia
Orang yang merokok pada usia remaja semakin bertambah dan pada usia
remaja berbuat apa saja agar dapat diterima oleh kelompoknya. Semakin
Rachmawati, 2008).
27
2) Pengaruh Orangtua
Menurut Baer dan Corado (dalam Nasution, 2007) individu perokok adalah
individu yang berasal dari keluarga tidak bahagia, orang tua tidak
banyak didapati pada individu yang tinggal dengan orang tua tunggal
3) Pengaruh Teman
4) Pengaruh Iklan
seseorang untuk merokok ada dua, yaitu faktor dari dalam diri individu
faktor dari luar individu meliputi pengaruh orang tua, teman, iklan, dan
lingkungan sosial.
2.6 PPOK
2.6.1 Definisi
Penyakit Paru Obstrutif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang
disebabkan oleh proses inflamasi paru yang disebabkan oleh pajanan gas
Gangguan ini dapat dicegah dan dapat diobati. Penyebab utama PPOK
adalah rokok, asap polusi dari pembakaran, dan partikel gas berbahaya.
29
2.6.2 Faktor Resiko
3. Hipereaktiviti bronkus
2.6.3 Klasifikasi
Dengan atau tanpa gejala klinis (batuk produksi sputum). Keterbatasan aliran
udara ringan (VEP1 / KVP < 70%; VEP1 > 80% Prediksi). Pada derajat ini,
Semakin memburuknya hambatan aliran udara (VEP1 / KVP < 70%; 50% <
VEP1 < 80%), disertai dengan adanya pemendekan dalam bernafas. Dalam
tingkat ini pasien biasanya mulai mencari pengobatan oleh karena sesak nafas
yang dialaminya.
30
C.Derajat III: PPOK berat
Keterbatasan / hambatan aliran udara yang berat (VEP1 / KVP < 70%; VEP1 <
30% prediksi) atau VEP1 < 50% prediksi ditambah dengan adanya gagal nafas
2.6.4 Diagnosis
A. Gambaran klinis
Anamnesis
pernapasan
31
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada
32
2.6.5 Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan rutin
b. Uji bronkodilator
perubahan VEP1 atau APE < 20% nilai awal dan < 200 ml
c. Radiologi
paru lain
appearance).
1. Edukasi
2. Obat – obatan
3. Terapi oksigen
4. Ventilasi mekanik
5. Nutrisi
6. Rehabilitasi
2.6.7 Edukasi
berulang pada setiap kunjungan, baik bagi penderita sendiri maupun bagi
5. Penyesuaian aktiviti
34
Agar edukasi dapat diterima dengan mudah dan dapat dilaksanakan
2.6.8 Pencegahan
- Berhenti merokok
35
2.7 Kerangka Teori
ASI Eksklusif
Penyuluhan Napza
Program Promosi
Kerja Kesehatan Posyandu Mandiri
Puskesmas
36
BAB III
METODE EVALUASI
37
Dukungan keluarga pikir dan kesadaran
dalam hal berhenti individu dan
merokok masyarakat akan
kesehatannya
Monitoring dan
evaluasi cakupan
Langkah awal untuk dapat menentukan adanya masalah dari pencapaian hasil
output adalah dengan menetapkan beberapa tolak ukur atau standar yang ingin
dicapai. Beberapa tolak ukur yang digunakan yaitu tolak ukur masukan
38
(input), proses (process) dan tolak ukur keluaran (output). Nilai standar atau
tolak ukur ini dapat diperoleh dari Pedoman Kerja Puskesmas tahun 2016.
Dari beberapa tolak ukur yang ada, dipilih satu tolak ukur yang akan
digunakan.
Puskesmas tidak sesuai dengan tolak ukur, maka ditetapkan sebagai masalah.
dan bila diselesaikan salah satu masalah yang dianggap paling penting, maka
masalah lainnya dapat teratasi pula. Oleh sebab itu, ditetapkanlah prioritas
yang berasal dari komponen sistem yang lainnya, yaitu komponen input,
diprioritaskan tadi.
Dari berbagai alternatif cara pemecahan masalah yang telah dibuat, maka akan
Makin besar masalah yang dapat diatasi, makin tinggi prioritas jalan
keluar tersebut.
40
2. Pentingnya jalan keluar (Importancy).
Makin baik dan sejalan selesainya masalah, makin penting jalan keluar
tersebut.
tersebut.
keluar. Nilai efisiensi biasanya dikaitkan dengan biaya (cost ) yang diperlukan
untuk melaksanakan jalan keluar. Makin besar biaya yang diperlukan makin
tidak efisien jalan keluar tersebut. Beri angka 1 (biaya paling sedikit) sampai
angka 5 (biaya paling besar). Nilai prioritas (P) dihitung untuk setiap alternatif
jalan keluar. Dengan membatasi hasil perkalian nilai MxIxV dengan C. Jalan
Diagram Cause and Effect atau Diagram Sebab Akibat adalah alat yang
mungkin dari suatu masalah atau karakteristik kualitas tertentu. Diagram ini
mempengaruhi masalah tersebut. Jenis diagram ini kadang‐ kadang disebut diagram
41
“Ishikawa" karena ditemukan oleh Kaoru Ishikawa, atau diagram “fishbone” atau
Mengenali akar penyebab masalah atau sebab mendasar dari akibat, masalah,
Memilah dan menguraikan pengaruh timbal balik antara berbagai faktor yang
Menganalisa masalah yang ada sehingga tindakan yang tepat dapat diambil
terstruktur
Menunjukkan penyebab yang mungkin dari variasi atau perbedaan yang terjadi
setiap orang untuk mempelajari lebih lanjut berbagai faktor kerja dan
lanjut
42
Cara membuat diagram fishbone:
berikut:
1. Identifikasi dan definisikan dengan jelas hasil atau akibat yang akan dianalisis
• Gunakan definisi yang bersifat operasional untuk hasil atau akibat agar
mudah dipahami.
• Hasil atau akibat dapat berupa positif (suatu tujuan, hasil) atau negatif (suatu
masalah, akibat). Hasil atau akibat yang negatif yaitu berupa masalah
biasanya lebih mudah untuk dikerjakan. Lebih mudah bagi kita untuk
2. Gambar garis panah horisontal ke kanan yang akan menjadi tulang belakang.
• Disebelah kanan garis panah, tulis deskripsi singkat hasil atau akibat yang
• Penyebab Ini akan menjadi label cabang utama diagram dan menjadi
utama.
43
• Untuk menentukan penyebab utama seringkali merupakan pekerjaan yang
tidak mudah. Untuk itu kita dapat mencoba memulai dengan menulis daftar
horisontal “tulang punggung ikan”, tuliskan semua proses utama dari kiri
ke kanan.
• Tulis penyebab utama tersebut disebelah kiri kotak hasil atau akibat,
4. Untuk setiap penyebab utama, identifikasi faktor‐ faktor yang menjadi penyebab
cabang utama
• Jika penyebab‐ penyebab minor menjadi penyebab dari lebih dari satu
5. Identifikasi lebih detail lagi secara bertingkat berbagai penyebab dan lanjutkan
kemungkinan penyebab.
44
o Jika ada kelompok dengan banyak item pada suatu area dapat
kategori.
penyebab akar
• Cari apa yang bisa diukur dari setiap penyebab sehingga kita dapat
lakukan
diambil tindakan
45
BAB IV
Puskesmas Rawat Inap beralamat di jalan Teuku Umar No. 62 Sawah Brebes,
Tanjung Karang Timur Kota Bandar Lampung dengan luas wilayah 4,72
jiwa.
46
Tabel 2. Luas dan Batas Wilayah Puskesmas Rawat Inap Kedaton
47
4.1.1 Data Geografis
perbukitan.
pada tahun 2018 sebanyak 51.795 jiwa. Dari 7 kelurahan yang ada di
Keluarga Penduduk
48
5. Sukamenanti Baru 825 4.055
4.1.3 Transportasi
besar wilayah dapat dilewati kendaraan roda empat, roda dua dan
rata 1 Km.
49
4.1.6 Agama
4.2 Sumberdaya
Tabel 4. Data Ketenagaan di UPT Puskesmas Rawat Inap Kedaton Tahun 2019
No. Jenis Ketenagaan Puskesm PUSTU Jumla
as Sukamenant h
Kedaton i
1. Dokter 8 0 8
2. Dokter Gigi 2 0 2
3. Profesi Keperawatan 2 0 2
(Ns.)
4. Sarjana Keperawatan 1 0 1
5. Sarjana Kesmas 3 0 3
6. SAA 1 0 1
7. D-III Farmasi 1 0 1
8. Apoteker 1 0 1
9. D-III Fisioterapi 0 0 0
10. D-III Gizi 1 0 1
11. D-III Perawat Gigi 2 0 2
12. SPRG 2 0 2
13. SPK 1 2 3
14. D-III Perawat 4 1 5
15. D-IV Kebidanan 1 0 1
16. D-III Kebidanan 5 1 6
17. D-IV Analis 1 0 1
18. D-III Analis 1 0 1
19. Sanitarian 1 0 1
20. Pekarya 1 0 1
Kesehatan/SMA
21. Juru Mudi 1 0 1
22. Bidan PTT 5 0 5
23. Perawat Poskeskel 14 0 14
24. Cleaning Service 2 0 2
25. Tenaga Kontrak 15 1 16
26. Perawat TKS 0 0 0
27. Bidan Kontrak 7 1 8
Jumlah total 91
50
4.2.1 Sumberdaya Obat dan Perbekalan Farmasi Lainnya
(seperti benang cut gut, kasa pembalut, dan lainnya), dan perbekalan
Lampung.
peralatan untuk kesehatan gigi ( seperti : tang, bor, kursi gigi, dan
51
4.2.3 Sumber pembiayaan
dan BPJS.
Peran serta masyarakat di bidang kesehatan dapat dilihat dari beberapa usaha
(tujuh) buah poskeskel. Selain itu peran serta masyarakat dibidang kesehatan
setiap posyandu memiliki kader yang berjumlah 4-5 orang. Adapun data jumlah
52
Tabel 5. Distribusi Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kedaton tahun 2019
53
4.4 Visi dan Misi
Misi merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilakukan oleh instansi
54
4.5 Tujuan
dan efisien
masyarakat
dilaksanakan dengan memegang motto dan tata nilai sebagai acuan bagi
tercapainya visi, misi dan tujuan. Motto dan tata nilai tersebut diharapkan
T: Terbaik
A: Akuntabel
55
B: Berempati
I: Ikhlas
K: Kekeluargaan
P: Profesuional
U: Unggul
N: Nyaman
56
BAB V
HASIL EVALUASI
Terdapat enam program pokok puskesmas yang dikenal dengan basic six, yaitu:
dan Pelayanan Kesehatan. Salah satu program Promosi kesehatan adalah PHBS
rumah tangga.
antara unsur sistem lainnya dengan tolok ukur. Proses identifikasi masalah
target. Pada wilayah kerja puskesmas Kedaton, program rumah tangga ber-
57
PHBS belum mencapai target, dimana persentasenya hanya 62,26%. Pada
Dalam makalah ini, tolak ukur dari program rumah tangga ber PHBS (Tidak
Persentase Tatanan
Target +
Tempat Kerja yang
2 Pencapaian 54,75 % 15,25%
melaksanakan
70%
PHBS
Tatanan Institut
Pendidikan yang Target
melaksanakan Pencapaian
3 56,75% 13,25% +
PHBS 70%
58
5.2 Menetapkan Prioritas Masalah
yang ber PHBS khususnya pada subindikator tidak ada yang merokok didalam
rumah yang ada di Puskesmas Kedaton pada Januari-Juni 2020 masih lebih
perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan tolak ukur dimana hasil yang
diperoleh adalah 49,93%. Padahal target pencapaian PHBS tempat kerja yang
1. Urgency
2. Seriousness
serius/fatal.
3. Growth
timbulnya masalah.
59
Tabel 8. Penentuan Prioritas Masalah Program Kesehatan Dengan
Menggunakan Metode USG
Nilai Kriteria NilaiAkhir
No Masalah
U S G
*Skala 1-5
Ket: 1 (sangat kecil), 2 (kecil), 3 (sedang), 4 (besar), 5 (sangat besar).
rumah” dengan jumlah poin 64. Berdasarkan pada data program tersebut, maka
yang masih terdapat masalah adalah tidak ada yang merokok di dalam rumah.
Dalam hal tersebut dapat disimpulkan bahwa masih rendahnya persentase untuk
program tersebut. Hal itu menjadi prioritas masalah karena adanya kesenjangan
antara hasil yang diharapkan dengan tolak ukur, dimana tolak ukur dari
60
hasil pelaksanaannya hanya terdapat 49,93% di wilayah kerja Puskesmas
Kedaton.
kesakitan dan kematian merupakan suatu output yang tidak sesuai dengan
serta menaruh perhatian kemungkinan adanya masalah pada komponen lain pada
61
MONEY METHOD MATERI
AL
Kurangnya promosi kesehatan Perencanaan
program kurang
Keadaan pandemi yang tidak baik
memungkinkan diadakannya penyuluhan
langsung dengan mengumpulkan masa
Minimnya Kurangnya
dana yang Kurangnya pendataan media untuk
tersedia yang dilakukan dengan promosi Tidak tercapainya
kesehatan target program yaitu
bantuan kader
70% dalam hal tidak
ada anggota keluarga
yang merokok di
dalam rumah
MAN MACHINE
fishbone seperti yang terlihat pada gambar 5. Dari diagram fishbone tersebut,
62
Dalam penjabaran masalah sesuai dengan diagram fishbone, maka dapat
I Jmlh
No Daftar Masalah T R
S P
P S RI DU PC IxTxR
B B
1 Man
Pengetahuan dan
sikap keluarga dan
masyarakat tentang 4 4 3 4 4 4 4 4 5 540
bahaya merokok yang
kurang
Minimnya jumlah
petugas pelaksana 4 3 3 3 3 3 4 4 5 460
program
Tokoh masyrakat
sebagai role model 3 3 3 3 3 3 4 4 3 264
Undang-undang no
36 tahun 2009 4 4 3 3 3 3 3 3 4 276
Integrasi dengan
program PIS-PK 5 4 5 4 4 3 3 3 4 336
3. Method
63
Kurangnya promosi
4 4 2 3 3 3 3 5 4 440
kesehatan
Pendataan yang
4 3 2 2 2 3 3 4 5 380
dilakukan kurang
maksimal
Keadaan pandemi
yang tidak 5 5 4 4 4 3 3 3 2 168
memungkinkan
mengumpulkan masa
4. Money
5. Material
Perencanaan program
4 3 3 3 3 3 3 4 4 352
kurang baik
Kurangnya media
untuk promosi
kesehatan 3 3 3 3 3 3 3 4 4 336
Keterangan: P = Prevalence
S = Severity
PB = Public concern
RI = Rate of increase
DU = Degree of unmeet need
SB = Social benefit
PC =Political climate
T = Technical feasiability
R = Resources availability
berpengaruh besar terhadap tidak tercapainya target persentase dalam hal tidak
ada keluarga yang merokok, yaitu karena pengetahuan dan sikap keluarga dan
masyarakat dalam hal berhenti merokok. Upaya yang perlu dilakukan adalah
64
oleh tenaga kesehatan setempat secara kontinyu, memberikan media yang
penanggung jawab program, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dilihat dari hasil
kegiatan promkes untuk PHBS rumah tangga pada subindikator tidak merokok di
dalam rumah yang belum mencapai target yaitu 70%. Setelah dilakukan pencarian
berikut:
65
5.5 Memilih Prioritas Pemecahan Masalah
Efektivitas Prioritas
Efisiensi
No Daftar alternatif jalan keluar (p)
M I V (c)
MIV/c
1. Berkoordinasi dengan kader setempat tentang 4 4 4 2 32
pelaksanaan PHBS rumah tangga pada
subindikator tidak merokok didalam rumah
Keterangan:
P : Prioritas masalah
M : Magnitude,
I : Importance,
V : Vulnerability,
C : Cost
maka didapatkan prioritas jalan keluar yang pertama adalah koordinasi dengan
membantu dalam anjuran pelaksanaan PHBS yang lebih efektif karena lebih
66
memberikan pengetahuan tentang merokok dan simulasi dampak negatif dari
merokok bagi keluarga, hal ini juga akan membantu karena pada masa pandemi
petugas kesehatan akan lebih terbatas dalam menjalankan program. Alternatif ini
diharapkan dapat mencapai target program PHBS rumah tangga dalam promkes
yang berupa peningkatan persentase dalam jumlah anggota keluarga yang tidak
Berdasaran data, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam rumah tangga
terutama dalam hal merokok masih belum mencapai target dari tahun ke tahun.
dengan media promosi yang menarik. Dianjurkan dilakukan kerja sama antara
puskesmas dan bidan desa ataupun kader untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat.
tindak lanjut terhadap hambatan atau kesulitan yang terjadi di lapangan (check
dan action). Sistem pengawasan yang baik akan dapat mengetahui kelemahan
serta kekurangan dan juga kesulitan yang terjadi pada praktiknya dilapangan dan
diharapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rumah tangga terutama dalam
hal merokok dapat berkurang. Sehingga program ini dapat mencapai targetnya.
67
BAB VI
6.1 Kesimpulan
pada Januari-Juni 2020 yaitu rendahnya persentase dalam hal tidak ada
6.2 Saran
masyarakat untuk mendata anggota keluarga yang tidak dan yang merokok
68
2. Pelatihan petugas untuk mensimulasi dampak dan bahaya dari merokok
bagi kesehatan dan mencari media yang menarik tentang PHBS bagi kader
Lebih turut berperan serta secara aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan
69
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia: Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta
Vol.3 No.1.
Masyarakat. 2014
70
Riyanto BS, Hisyam B. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4.
Slamet, H. dkk (2010) Buku ajar ilmu penyakit paru. Surabaya : Departemen
71