Anda di halaman 1dari 41

MINI PROGRAM

UPGRADING KELAS IBU HAMIL TERHADAP BAHAYA HIPERTENSI


KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL

Disusun Untuk Melengkapi Syarat Internship


di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar

Disusun Oleh :
dr. Rayhana Nur Asyiah

Pendamping
dr. Putri Dessi Rahmawati

PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA


PUSKESMAS KECAMATAN SAWAH BESAR
PERIODE NOVEMBER 2020 – FEBRUARI 2021
DKI JAKARTA
i
Page

4
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan hasil laporan “Upgrading kelas ibu hamil
terhadap bahaya hipertensi pada kehamilan melalui kelas ibu hamil.
Laporan ini dibuat guna memenuhi salah satu syarat tugas internsip dalam periode
November 2020 – Agustus 2021.
Dalam usaha penyelesaian laporan ini, kami banyak memperoleh bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu,
dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. kepada dr. Putri Dessi Rahmawati selaku pembimbing
2. Kak Wulan selaku pemegang program kesehatan Ibu dan Anak
3. Semua staff dan teman-teman Puskesmas Kelurahan Cakung Barat
Penulis menyadari bahwa didalam penulisan ini masih banyak kekurangan oleh karena
itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima semua saran dan kritikan yang
membangun guna penyempurnaan evaluasi program ini.

Jakarta, Januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2. Tujuan Evaluasi Program.......................................................................................6
1.21. Tujuan Umum.............................................................................................6
1.2.2. Tujuan Khusus............................................................................................6
1.3. Manfaat Evaluasi Program.....................................................................................8
1.3.1. Manfaat bagi penulis...................................................................................8
1.3.2. Manfaat bagi puskesmas.............................................................................9
1.3.3. Manfaat bagi masyarkat..............................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................8
2.1 Definisi Kehamilan.................................................................................................8
2.2 Kematian Ibu Hamil...............................................................................................8
2.3 pelayanan antenatal dimasa pandemi……………………………………………...8
2.4 Kelas Ibu Hamil...........................................................................................................10
2.5 Kematian Ibu Hamil..............................................................................................10
2.6 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Kelas Ibu Hamil………………………………...12
2.7 Hipertensi Kehamilan.........................................................................……………13
2.8 Pencegahan Primer.....................................................................................................14
2.9 Pencegahan Sekunder...........................................................................................15
2.10 Nutrisi Hipertensi Pada Kehamilan……………………………………………....16

BAB III METODE.........................................................................................................18


3.1 Alur Pemecahan Masalah…………………………………………………………19
3.1.1 Identifikasi Masalah .................................................................................19
3.1.2 Penentuan Prioritas Masalah ....................................................................20
3.1.3 Penentuan Penyebab Masalah...................................................................20
3.1.4 Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah.............................................20
3.1.5 Penentuan Pemecahan Masalah Terpilih...................................................21
3.1.6 Penentuan Rencana Penerapan………………………………………….21
3.1.7 Monitoring dan Evaluasi………………………………………………..21
BAB IV EVALUASI PROGRAM.................................................................................22

iii
4.1 Data Profil Puskesmas Kelurahan Sawah Besar ...................................................22
4.2 Data Pencapaian Program Puskesmas Kelurahan Sawah Besar……………….. 22
4.3 Penentuan Prioritas Masalah ……………………………………………………25
4.4 Penentuan Penyebab Masalah…………………………………………………...25
4.5 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah………………………………………30
4.6 Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah dengan Kriteria Matrix………………31
4.7 Penentuan Rencana Penerapan (Plan Of Action)………………………………..32
BAB V Proposal……………………………………..………………………………......36
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………..
…………………………………………….38
6.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….38
6.2 Saran………………………………………………………………………………39
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................40

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan ibu di DKI Jakarta masih menjadi sorotan utama diantaranya
yaitu, angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan
upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan
nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaanya tetapi bukan
karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup.1
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok paling beresiko terkena berbagai macam
gangguan kesehatan dan kematian. Indonesia mencapai 359 kematian per 100.000 kelahiran
hidup. Jumlah ini meningkat dibandi ng data SDKI tahun 2007 yang besarnya 228 kematian,
dan masih merupakan yang tertinggi di Asia. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya
kehamilan dapat menyebab kematian maternal Lebih dari 25% kematian ibu di Indonesia pada
tahun 2013 disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan ( Kemenkes, 2015 ). Hasil dari SDKI
(Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2012, menyatakan bahwa sepanjang tahun
2007 – 2012 kasus kematian ibu melonjak naik. Pada tahun 2012 AKI mencapai 359 per
100.000 penduduk atau meningkat sekitar 57% bila dibandingkan dengan kondisi pada tahun
2007, yaitu 228 per 100.000 penduduk. Hal ini disebabkan karena terjadinya bumil risti (ibu
hamil risiko tinggi) yang salah satunya adalah terkena hipertensi dalam kehamilan (SDKI,
2012).2

Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih
setelah kehamilan 20 minggu pada wanita yang sebelumnya normotensif, atau kenaikan
tekanan sistolik 30 mmHg dan atau tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal.
Berdasarkan Internasional Society for the Study of Hypertension in Pregnancy (ISSHP), ada 4
kategori hipertensi pada kehamilan, yaitu preeklamsia-eklamsia, hipertensi gestasional,
hipertensi kronik, dan superimpose preeklamsia hipertensi kronik. 3

Pelayanan Kesehatan Masa Hamil adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan sejak terjadinya masa konsepsi hingga melahirkan. 4

4
Salah satu solusi untuk menangani masalah tersebut yaitu melalui program
kesehatan yang diharapkan turun berperan dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian
akibat kehamilan dan mencegah bahaya kehamilan dengan adanya program Upgrading kelas
ibu hamil terhadap bahaya hipertensi pada kehamilan melalui kelas ibu hamil. Yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu ibu mengenai kehamilan,
nifas, kb pasca persalinan, dan pencegahan komplikasi.
Dikarenakan terdapat perbedaan jumlah ibu hamil yang melakukan kunjungan K1 dan
K4 yaitu 43,9% dari capaian 100% pada tahun 2020. Dan tinggi nya rujukan ibu hamil oleh
karena hipertensi dalam kehamilan. Ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan yang dapat
disebabkan oleh berbagai kendala yang dihadapi dengan. Selain halangan umum dari segi
biaya, pengetahuan, ketersediaan kendaraan pribadi serta jarak tempuh ke sarana pelayanaan
kesehatan, pandemi COVID-19 yang muncul di Indonesia adalah penyebab utama
menurunnya angka kunjungan dan jumlah ibu di kelas ibu hamil di faskes primer.
Dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan pengetahuan ibu hamil
mengenai kehamilannya dan pencegahan untuk menurunkan angka kejadian hipertensi dalam
kehamilan, terutama pada saat pandemi. dibutuhkan pemberian motivasi, kreatifitas baru
untuk mengajak ibu hamil aktif dalam kelas ibu hamil dan dapat menerima informasi
mengenai kehamilan, tanda bahaya kehamilan, dan pencegahannya melalui kelas ibu hamil
secara berkelompok maupun online untuk meningkatkan pelayanan kehamilan di kecamatan
sawah besar.

1.2 Rumusan Masalah


 Meningkatnya angka rujukan ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas Kecamatan
Sawah Besar.
 Kurang nya pengetahuan ibu dalam pencegahan hipertensi kehamilan dan
pengendaliannya.
 Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan.
 Terjadinya Pandemi COVID-19 menyebabkan adanya ibu hamil yang terinfeksi
COVID-19 sehingga tidak bisa melakukan kunjungan di puskesmas.

5
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mini program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai
kehamilannya dan pencegahan hipertensi dalam kehamilan di wilayah kerja
puskesmas kecamatan sawah besar.

1.3.2 Tujuan Khusus


 Mengetahui tingkat pemahaman ibu terhadap kehamilannya dan hipertensi kehamilan
 Mengetahui perbandingan pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah kelas ibu
mengenai hipertensi kehamilan
 Mendeteksi dini tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta menurunkan angka
kematian ibu dan angka kematian bayi.
 Memotivasi ibu hamil untuk aktif dalam kelas ibu hamil di Puskesmas Kecamatan
Sawah Besar.
 sarana untuk, bertanya, memperoleh informasi penting, serta membantu ibu dalam
menghadapi kehamilan hingga persalinan dengan aman dan nyaman.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti
 Mengetahui pentingnya peran puskesmas dalam perkembangan kehamilan ibu
 Mengetahui seberapa pentingnya ANC dan juga edukasi terhadap ibu hamil
dengan angka mortalitas maternal dan neonatal.
 Melengkapi syarat mini project

1.4.2 Manfaat Bagi Pasien


 Memberikan informasi tambahan dan edukasi mengenai penting nya melakukan
pemeriksaan secara berkala di puskesmas selama hamil untuk mengetahui ada
tidaknya faktor risiko yg mengharuskan pasien dirujuk
 Mengetahui dan menyadari bahwa terdapat fasilitas yang baik dan memadai di
puskesmas kecamatan untuk melakukan pelayanan kesehatan ibu hamil.

6
 Memudahkan informasi bagi ibu hamil yang tidak memiliki keluhan bagi yang
memiliki jarak tempuh jauh

1.4.3 Manfaat Bagi puskesmas
 Membantu puskesmas dalam menjalankan program inovasi RB yang sudah
berjalan dan meningkatkan kualitas dan respon ibu hamil terhadap kelas ibu hamil
yang sudah berjalan.
 Membantu menjalankan program yang dapat memberikan alternatif penyelesaaian
terhadap masalah yang didapat
 Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab
dan latar belakang, serta hambatan masalah Kesehatan ibu hamil dan persalinan di
wilayah tersebut.

7
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Definisi Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai


fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi.5

2.1.2 Kematian Ibu Hamil

Angka Kematian Ibu (AKI) saat persalinan di Indonesia menduduki nomor tiga tertinggi
di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara. Berdasarkan data dari Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, AKI di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup
dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup (1).  Lima penyebab
kematian ibu terbesar adalah perdarahan, HDK, infeksi, partus lama/macet dan  abortus.

Kematian ibu di Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu
perdarahan, HDK dan infeksi. Proporsi ketiga penyebab kematian ibu telah berubah, perdarahan
dan infeksi cenderung mengalami penurunan sedangkan proporsi HDK semakin meningkat.
Lebih dari 30% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2010 disebabkan oleh HDK. 6

2.1.3 Pelayanan Antenatal Dimasa Pandemi 7


Di Indonesia, kematian ibu dan kematian neonatal masih menjadi tantangan besar dan
perlu mendapatkan perhatian dalam situasi bencana COVID-19. kelompok ibu hamil, terdapat
4,9% ibu hamil terkonfirmasi positif COVID-19 dari 1.483 kasus terkonfirmasi yang memiliki
data kondisi penyerta. Data ini menunjukkan bahwa ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir
juga merupakan sasaran yang rentan terhadap infeksi COVID-19 dan kondisi ini dikhawatirkan
akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir.

Program Zona Hijau (Tidak Zona Kuning (Risiko


Terdampak / Tidak Ada Rendah), Orange (Risiko
Kasus) Sedang), Merah (Risiko
Tinggi)

8
Kelas Ibu Hamil Dapat dilaksanakan dengan Ditunda pelaksanaannya di
metode tatap muka masa pandemi COVID-19
(maksimal 10 peserta), dan atau dilaksanakan melalui
harus mengikuti protokol media komunikasi secara
kesehatan secara ketat daring (Video Call,
Youtube, Zoom)
Pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC) pada kehamilan normal minimal 6x dengan
rincian 2x di Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester 3. Minimal 2x diperiksa oleh
dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di Trimester 3.

1. ANC ke-1 di Trimester 1 : skrining faktor risiko dilakukan oleh Dokter dengan
menerapkan protokol kesehatan. Jika ibu datang pertama kali ke bidan. ibu melakukan
kunjungan antenatal secara tatap muka, dilakukan janji temu/teleregistrasi dengan
skrining anamnesa melalui media komunikasi (telepon)/ secara daring untuk mencari
faktor risiko dan gejala COVID-19.
 Jika ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke RS untuk dilakukan swab atau jika sulit
untuk mengakses RS Rujukan maka dilakukan Rapid Test. Pemeriksaan skrining
faktor risiko kehamilan dilakukan di RS Rujukan.
 Jika tidak ada gejala COVID-19, maka dilakukan skrining oleh Dokter di
FKTP.
2. ANC ke-2 di Trimester 1, ANC ke-3 di Trimester 2, ANC ke-4 di Trimester 3, dan ANC
ke-6 di Trimester 3 : Dilakukan tindak lanjut sesuai hasil skrining.
 Jika ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke RS untuk dilakukan swab atau jika
sulit mengakses RS Rujukan maka dilakukan Rapid Test Jika tidak ada gejala
COVID-19, maka dilakukan pelayanan antenatal di FKTP.
3. ANC ke-5 di Trimester 3 Skrining faktor risiko persalinan dilakukan oleh Dokter dengan
menerapkan protokol kesehatan. Skrining dilakukan untuk menetapkan :
a) faktor risiko persalinan
b) menentukan tempat persalinan
c) menentukan apakah diperlukan rujukan terencana atau tidak. untuk mencari
faktor risiko dan gejala COVID-19. Jika ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke

9
RS untuk dilakukan swab atau jika sulit mengakses RS Rujukan maka dilakukan
Rapid Test.

2.1.4 Kelas Ibu Hamil 8

Kelas ibu hamil ini juga sarana untuk belajar bersa kesehatan bagi ibu hamil, tatap muka
dalam kelom bertujuan untuk pengetahuan dan keterampilan mengenai kehamilan, kehamilan,
persalinan, peraw perawatan bayi baru lahir, penyakit menular seksual.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan di atas, direncanakan metode pembelajaran kelas


ibu hamil. Kegiatan yang direncanakan adalah pembahasan materi Buku KIA dalam bentuk tatap
muka dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman antara ibu-ibu hamil dan
petugas kesehatan. Kegiatan kelompok belajar ini diberi nama “KELAS IBU HAMIL”. Kelas
Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20 minggu s/d
32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang.

Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang
kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan sistimatis serta dapat dilaksanakan secara
terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan
dengan menggunakan paket Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar balik),
Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan Buku senam
Ibu Hamil.

A. keuntungan Kelas Ibu Hamil adalah:


 Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan pedoman kelas ibu
hamil yang memuat mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan
nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular seksual dan akte kelahiran. X
 Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan petugas sebelum penyajian
materi.
 Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topik tertentu.
 Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian materi terstruktur
dengan baik.

10
 Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat pembahasan materi
dilaksanakan.
 Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
 Dilakukan evaluasi terhadap petugas Kesehatan dan ibu hamil dalam memberikan
penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas sistim pembelajaran
B. Tujuan :
 perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan, hubungan suami
isteri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil,
tanda bahaya kehamilan, dan P4K(perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi).
 persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan proses persalinan)
C. Evaluasi pada pelaksanaan kelas ibu hamil :
 Sebelum penyajian materi pada setiap pertemuan kelas ibu hamil, mulailah dengan
melakukan penjajagan pengetahuan awal peserta evaluasi awal (pra-tes) dengan cara
memberikan lembar pertanyaan kepada peserta dan peserta diminta untuk memilih
jawaban dengan cara memberi tanda silang pada jawaban yang dianggap benar, pilihan
jawaban boleh lebih dari satu, sedangkan bagi peserta yang tidak bisa baca tulis maka
fasilitator membantu membacakan soal dan jawabannya sehingga bisa menjawab seperti
peserta yang lainnya.
 Hasil evaluasi awal (pra-tes) dikumpulkan dan diperiksa, kemudian ditabulasi dan
analisa dilakukan setiap kali pertemuan.
 Evaluasi akhir (pasca-tes) : dilakukan setelah selesai penyampaian semua materi
pertemuan I kelas ibu hamil. Evaluasi ini bertujuan untuk melihat peningkatan
pengetahuan peserta pada akhir pertemuan Kelas Ibu hamil dengan cara memberikan
lembar pertanyaan kepada peserta dan peserta diminta untuk memilih jawaban yang
dianggap benar dengan cara memberikan tanda silang, jawaban dapat lebih dari satu.
Hasil jawaban peserta dikumpulkan, diperiksa, lalu ditabulasi dan dianalisa, kemudian
bandingkan antara hasil pra-tes dan pasca-tes dengan cara ini maka kita Pedoman
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil 14 bisa melihat seberapa besar perubahan peningkatan
pengetahuan peserta. Demikian juga pada pertemuan II dan seterusnya dilakukan evaluasi
seperti diatas.

11
 Evaluasi awal/pra-tes dan evaluasi akhir/pasca-tes dilakukan oleh bidan atau koordinator
bidan dll.
 Lakukan tabulasi dan analisa data hasil awal/pra-tes dan akhir/pasca-tes.
 Tabulasi dan analisa data adalah sebagai berikut : ¾ Setiap soal mempunyai jumlah
jawaban benar berbeda, ada yang hanya satu jawaban benar, ada juga yang jawabannya a,
b, c, d benar semua. Untuk itu nilai masing-masing soal berdasarkan bobot. Rumus : N =
pilihan jawaban benar x 100 % Jawaban benar

2.1.5 Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Kelas ibu hamil di Puskesmas Sawah Besar

Kelas ibu hamil yang sudah berjalan yaitu dengan dua cara. Secara tatap muka dan secara
online melalui wa group yang dijalankan selama pandemi. kelas ibu hamil tatap muka dilakukan
secara berkelompok yaitu 10 orang dan melakukan pembahasan anemia pada ibu hamil, gizi,
senam.

Kelas ibu hamil secara online melalui wa group sudah dilaksanakan sejak pandemi maret
2020. yang terdiri dari pengenalan kelas ibu hamil via wa, dan pemberian materi melalui PDF.
Namun tidak berlangsung lama dikarenakan ibu hamil tidak responsif dan kurang mengerti
terhadap kelas tersebut.

2.1.6 Hipertensi Kehamilan

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari
140mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih dari 90mmHg pada dua kali pengukuran selang
(1)
waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat / tenang dengan menggunakan
Spyhgomomanometer. 9

2.1.7 Hipertensi kehamilan

1. Preeklampsia

12
Didefinisikan sebagai adanya, tekanan darah sistolik (SBP) lebih besar dari atau sama
dengan 140 mm Hg atau tekanan darah diastolik (DBP) lebih besar dari atau sama dengan 90
mm Hg atau lebih tinggi, pada dua kesempatan setidaknya 4 jam terpisah pada pasien
normotensif sebelumnya, OR (2) SBP lebih besar dari atau sama dengan 160 mm Hg atau DBP
lebih besar dari atau sama dengan 110 mm Hg atau lebih tinggi (Dalam hal ini, hipertensi dapat
dikonfirmasikan dalam beberapa menit untuk memfasilitasi antihipertensi tepat waktu terapi.).
Selain kriteria tekanan darah, proteinuria lebih besar dari atau sama dengan 0,3 gram
dalam spesimen urin 24 jam, rasio protein (mg / dL) / kreatinin (mg / dL) 0,3 atau lebih tinggi,
atau protein dipstick urin dari 1+ (jika pengukuran kuantitatif tidak tersedia) diperlukan untuk
mendiagnosis preeklampsia.8

2. Eklampsia
Eklampsia dianggap sebagai komplikasi preeklamsia berat, biasanya didefinisikan
sebagai onset baru aktivitas kejang grand mal dan / atau koma yang tidak dapat dijelaskan
selama kehamilan atau pascapersalinan pada wanita dengan tanda atau gejala preeklampsia.
Biasanya terjadi selama atau setelah minggu ke-20 kehamilan atau pada periode postpartum.9

3. Hipertensi kronik
Hipertensi kronis didefinisikan sebagai tekanan darah melebihi 140/90 mm Hg sebelum
kehamilan atau sebelum gestasi 20 minggu. Ketika hipertensi pertama kali diidentifikasi selama
kehamilan seorang wanita dan kehamilannya kurang dari 20 minggu, peningkatan tekanan darah
biasanya menunjukkan hipertensi kronis. 10

4. Hipertensi gestational
Hipertensi gestasional mengacu pada hipertensi dengan onset di bagian akhir kehamilan
(> gestasi 20 minggu) tanpa keadaan preeklamsia lainnya, dan diikuti dengan tekanan darah
normal pada post partum.

2.1.8 PENCEGAHAN PRIMER 11

13
Perjalanan penyakit preeklampsia pada awalnya tidak memberi gejala dan tanda, namun
pada suatu ketika dapat memburuk dengan cepat. Pencegahan primer merupakan yang terbaik
namun hanya dapat dilakukan bila penyebabnya telah diketahui dengan jelas sehingga
memungkinkan untuk menghindari atau mengkontrol penyebab-penyebab tersebut, namun
hingga saat ini penyebab pasti terjadinya preeklampsia masih belum diketahui. Sampai saat ini
terdapat berbagai temuan biomarker yang dapat digunakan untuk meramalkan kejadian
preeklampsia, namun belum ada satu tes pun yang memiliki sensitivitas dan spesifitas yang
tinggi. Butuh serangkaian pemeriksaan agar dapat meramalkan suatu kejadian preeklampsia
dengan lebih baik. Praktisi kesehatan diharapkan dapat mengidentifikasi faktor risiko
preeklampsia dan mengkontrolnya, sehingga memungkinkan dilakukan pencegahan primer.

 Fakto risiko yang dapat dinilai pada kunjungan antenatal pertama


Anamnesis:
■ Umur > 40 tahun
■ Nulipara
■ Multipara dengan riwayat preeklampsia sebelumnya
■ Multipara dengan kehamilan oleh pasangan baru
■ Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan
■ Kehamilan multipel
■ IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus)
■ Hipertensi kronik
■ Penyakit Ginjal
■ Obesitas sebelum hamil Pemeriksaan fisik: kenaikan BB lebih 15kg dari hamil normal
■ Indeks masa tubuh > 35
■ Tekanan darah diastolik > 80 mmHg
■ Proteinuria (dipstick >+l pada 2 kali pemeriksaan berjarak 6 jam atau secara kuantitatif
300 mg/24 jam)

2.1.9 PENCEGAHAN SEKUNDER 11

14
1. Istirahat Berdasarkan telaah 2 studi kecil yang didapat dari Cochrane, istirahat di rumah 4
jam/hari bermakna menurunkan risiko preeklampsia dibandingkan tanpa pembatasan
aktivitas (RR 0,05; 95% CI 0,00 – 0,83). Istirahat dirumah 15 menit 2x/hari ditambah
suplementasi nutrisi juga menurunkan risiko preeklampsia
2. Restriksi Garam
Dari telah sistematik 2 penelitian yang melibatkan 603 wanita pada 2 RCT menunjukkan
restriksi garam (20 – 50 mmol/hari).
3. Aspirin dosis rendah
Penggunaan aspirin dosis rendah (75mg/hari) direkomendasikan untuk prevensi
preeklampsia pada wanita dengan risiko tinggi Apirin dosis rendah sebagai prevensi
preeklampsia sebaiknya mulai digunakan sebelum usia kehamilan 20 minggu
4. Suplementasi kalsium Suplem
5. entasi kalsium berhubungan dengan penurunan kejadian hipertensi dan preeklampsia,
terutama pada populasi dengan risiko tinggi untuk mengalami preeklampsia dan yang
memiliki diet asupan rendah kalsium. uji klinis yang melibatkan 15.730 pasien didapatkan
rerata risiko peningkatan tekanan darah menurun dengan suplementasi kalsium (1,5 – 2 g
kalsium elemental/hari)
6. antioksidan kombinasi vitamin C (1000 mg) dan E (400 IU). Kesimpulan yang didapatkan
adalah pemberian antioksidan tersebut tidak memberikan perbedaan bermakna bila
dibandingkan dengan kelompok kontrol pada kejadian preeklampsia kebutuhan vitamin E,
kalsium serta menghindari pemicu radikal bebas adalah kunci utama dalam upaya
pencegahan HDK (hipertensi dalam kehamilan) dengan pendekatan non-farmakologi.
Adapun sumber vitamin E diantaranya yaitu: Alpukat, kuning telur, asparagus, ubi jalar,
berbagai jenis kacang-kacangan, pisang, strawberry dan buncis. Sumber kalsium diantaranya
yaitu: Keju, yoghurt, brokoli, bayam, kacang kedelai, dan kurma. Merokok/terpapar asap
rokok, konsumsi alkohol ataupun junk food haruslah dihindari karena dapat memicu radikal
bebas didalam tubuh.

2.1.10 Nutrisi Hipertensi Pada Kehamilan 12

a) Tujuan dari pengaturan pencegahan hipertensi kehamilan adalah :

15
- Mencapai dan mempertahankan status gizi normal.

- Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal.

- Mencegah dan mengurangi retensi garam dan air.

- Menjaga keseimbangan nitrogen

- Menjaga agar pertambahan berat badan tidak melebihi normal. Mengurangi atau mencegah
timbulnya resiko lain atau penyulit baru pada saat kehamilan atau persalinan. Syarat dari
pemberian diet preeklamsi adalah :

- Energi dan semua zat gizi cukup, dalam keadaan berat makanan diberikan secara berangsur
sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan . Penambahan energi tidak melebihi 300
kkal dari makanan atau diet sebelum hamil.

- Garam diberikan rendah sesuai dengan berat/ringannya retensi garam atau air.

- Penambahan berat badan diusahakan dibawah 3 kg / bulan atau dibawah 1 kg / minggu.

- Protein tinggi (1 ½ - 2 Kg BB)

- Lemak sedang berupa lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda.

- Vitamin cukup, Vit C dan B6 diberikan sedikit lebih banyak.

- Mineral cukup terutama kalsium dan kalium.

- Cairan diberikan 2500 ml sehari pada saat ologuria, cairan dibatasi dan disesuaikan dengan
cairan yang dibutuhkan tubuh.

b) Jenis diet Preeklamsi: Diet Preeklamsi

- Diet preeklamsi diberikan kepada pasien dengan preeklamsi berat

- Makanan ini diberikan dalam bentuk cair yang terdiri dari susu dan sari buah.

- Jumlah cairan diberikan paling sedikit 1500 ml sehari peroral dan kekurangannya diberikan
parenteral.

16
- Makanan ini kurang energi dan zat gizi karenanya hanya diberikan selama 1-2 hari.

- jumlah energi harus disesuaikan dengan kenaikan BB yang boleh lebih dari 1 Kg/ BB.

17
BAB III
METODE

3.1 Alur Pemecahan Masalah


3.1.1 Alur Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah pada mini program ini dilakukan berurutan sesuai dengan
gambar berikut ini: 11

1. Identifikasi
Masalah

8. Monitoring dan 2. Penentuan


Evaluasi prioritas masalah

7. Penentuan 3. Penentuan
Rencana Penyebab
penerapan Masalah

6. Penetapan 4. Memilih Penyebab


pemecahan yang paling mungkin
masalah
5. Menentukan
alternatif
pemecahan masalah

Gambar 1. Siklus Pemecahan Masalah


Alur pemecahan masalah diawali dengan identifikasi atau inventarisasi
masalah yang ada, setelah itu ditentukan masalah apa saja yang ada juga berbagai
penyebabnya, setelah ditemukan penyebab yang paling mungkin baru ditentukan
dan ditetapkan alternatif pemecahan masalahnya, selanjutnya ditetapkan rencana

18
penerapan, dan yang terakhir baru dilakukan monitoring dan evaluasi secara
berkala. Alur pemecahan masalah adalah seperti berikut:7

3.1.1 Identifikasi Masalah


Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan dan yang ingin dicapai, kemudian
menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja. Untuk hal ini digunakan
format atau blanko SPM. Setelah itu adalah membandingkan antara hasil kegiatan
pelaksanaan pelayanan kesehatan dengan sasaran dan target yang sudah ditentukan.

3.1.2 Penentuan Prioritas Masalah


Semua masalah yang telah diidentifikasi kemudian akan dilakukan penentuan prioritas
menggunakan matriks USG, kriteria ini untuk menentukan kegawatan masalah dengan cara
menentukan tingkat urgensi (U), besarnya maslah (S), tingkat penyebaran / meluasnya (G)
dan sumber daya (P) yang dimiliki untuk mengatasi tiap masalah dengan sistem scoring
dengan skor 1-5.

a. Tingkat urgensi dinilai sebagai berikut :


- Sangat mendesak 5
- Mendesak 4
- Cukup mendesak 3
- Kurang mendesak 2
- Tidak mendesak 1
b. Tingkat besar kecilnya masalah (seriousness) dinilai sebagai berikut :
- Sangat gawat 5
- Gawat 4
- Cukup gawat 3
- Kurang gawat 2
- Tidak gawat 1
c. Tingkat penyebaran/meluasnya masalah (growth) dinilai sebagai berikut :
- Sangat mudah menyebar/meluas 5
- Mudah menyebar/meluas 4
- Cukup menyebar/meluas 3

19
- Sulit menyebar/meluas 2
- Tidak menyebar/meluas 1

3.1.3 Penentuan Penyebab Masalah


Analisis penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan masalah dengan faktor-
faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk menganalisis penyebab masalah antara lain fish
bone analysis system (diagram tulang ikan). Konsep fishbone membagi penyebab masalah
menjadi tiga kelompok besar, yaitu input, proses, dan output dimana masing masing
komponen dari ketiga kelompok tersebut adalah sebagai berikut:
 Input : terdiri dari man, money, material, method
 Proses : terdiri dari komponen plan, organizing, actuating, dan controlling
 Output : merupakan masalah yang diprioritaskan untuk dicari alternatif penyelesaian
masalah
Pada diagram juga ditambahkan faktor luar yang kemungkinan mempengaruhi kondisi
kesenjangan capaian program tersebut.

3.1.4 Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah

Alternatif penyelesaian masalah dibuat berdasarkan setiap penyebab masalahnya.


Alternatif penyelesaian masalah setidaknya dibuat dua buah untuk kemudian dilakukan
pemilihan dengan sistem skoring.

3.1.5 Penetapan Pemecahan Masalah Terpilih


Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan pemecahan

M x I xV
terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif maka digunakan rumus yang
C
terdiri dari Magnitude (M) menunjukan besar masalah dapat diselesaikan, Importance (I)
menunjukan apakah alternatif penyelesaian maslaah bersifat tahan lama, Vulnerability (V)
menunjukan seberapa besar pengaruh alternatif penyelesaian masalah tesebut terhadap
masalah yang ada, dan Cost (C) menunujukan seberapa besar biaya yang dibutuhkan untuk

20
mejalankan alternatif penyelesaian masalah tersebut. Metode ini untuk menentukan atau
memilih pemecahan terbaik

3.1.6 Penyusunan rencana penerapan


Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan of Action atau
Rencana Kegiatan).

3.1.7 Monitoring dan evaluasi


Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah yang
sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut masalah itu sendiri,
apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.

21
BAB IV

HASIL DAN EVALUASI PROGRAM

4.1 Profil Wilayah dan Puskesmas

Wilayah Kecamatan Sawah Besar ,terletak di Kecamatan Sawah Besar kota


administrasi Jakarta Pusat yang memiliki luas wilayah 6,2 km2 (12,79 persen dari total
luas wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat). Terbagi dalam 5 kelurahan, 49 RW, 597
RT dengan total penduduk pada tahun 2018 adalah 135.707 jiwa (jumlah WNA+Jumlah
WNI) dengan 44.599 Kepala Keluarga.
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar memiliki 5 wilayah Kelurahan yaitu :
a. Kelurahan Mangga Dua Selatan
b. Kelurahan Karang Anyar
c. Kelurahan Kartini
d. Kelurahan Pasar Baru
e. Kelurahan Gunung Sahari Utara

Gambar 4.1 – Peta Wilayah Kecamatan Sawah Besar

22
Batas Wilayah Kecamatan Sawah Besar adalah Sebagai Berikut :

a. Sebelah Utara: Jl Mangga Dua Raya/Rel KA Kemayoran-Kota/


Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara
b. Sebelah Timur: Kali Mati –Bekas lapangan udara Kemayoran, Jl Angkasa, Jl
Gunung Sahari Raya
c. Sebelah Barat: Rel KA Layang Gambir – Kota, Kali Ciliwung/ Kecamatan Taman
Sari Jakarta Barat
d. Sebelah Selatan: Jl Kalileo, Jl Abdul Rachman Saleh, Jl Taman Pejambon.

Puskesmas Kecamatan Sawah Besar beralamat di Jalan Mangga Dua Dalam Blok
K No.13, Kelurahan Mangga Dua Selatan, Kecamatan Sawah Besar, Kota Administrasi
Jakarta Pusat. Puskesmas Kecamatan Sawah Besar terdiri atas 3 puskesmas kelurahan,
antara lain : Puskesmas Kelurahan Kartini, Puskesmas Kelurahan Pasar Baru, Puskesmas
Kelurahan Gunung Sahari Utara.

Gedung Puskesmas Kecamatan Sawah Besar dibangun pada tahun 2016 dan
selesai pembangunan tahun 2017. Dengan luas tanah 475 m2,. Dengan luas bangunan
2.375 m2. . Gedung Puskesmas Kecamatan Sawah Besar terdiri dari 6 lantai. Lantai
pertama digunakan untuk Unit layanan Pendaftaran, Unit layanan Pelayanan 24 Jam/
ruang Tindakan, Unit layanan TBC, Unit layanan LANSIA. Lantai kedua digunakan
untuk Unit layanan Ruang Bersalin, Unit layanan Farmasi, Unit layanan Linen, ruang
Laktasi, Dapur bersih, Ruang UKM-UKP,ruang Jaga Dokter perempuan/ laki-laki, dan
ruang jaga bidan.

Lantai ketiga digunakan untuk Unit layanan MTBS, Unit layanan KIA, Unit
layanan Imunisasi, Unit layanan KB- Kespro, area bermain anak, Unit layanan kesehatan
lingkungan, Unit layanan konsultasi kesehatan, R.CSSD/sterilisasi, dan Musholla. Lantai
keempat digunakan untuk Unit layanan Gizi, Unit layanan VCT-IMS, Unit layanan Gigi,
Unit layanan umum, ruang Mutu, ruang KPLDH dan Unit layanan akupressure.

Lantai kelima digunakan untuk gudang obat, gudang alkes, dan Unit layanan
Laboratorium. Lantai enam : Ruang Kepala Tata Usaha, ruang kepegawaian, ruang

23
Kepala Puskesmas, ruang Rapat/ Aula, Gudang Arsip, ruang pengadaan dan ruang
CCTV/ server.

Puskesmas Kecamatan Sawah Besar memiliki visi yaitu “Menjadi Puskesmas


Terbaik Kebanggan DKI Jakarta Yang Bersama Masyarakat Mewujudkan Budaya Sehat
dan Mandiri ” serta misi:

1. Menjalin hubungan kerjasama yang harmonis dengan lintas sektoral dan


masyarakat dalam mewujudkan Budaya Sehat dan Mandiri
2. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan yang berorientasi pada kepuasan
masayarakat.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana dengan standar mutu berbasis teknologi.
4. Meningkatkan Kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia secara terus
menerus.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan kekeluargaan.

4.2 Identifikasi dan mengdefinisikan masalah


Berdasarkan yang diperoleh dari hasil analisis data Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
Kecamatan sawah besar bulan Januari – Desember 2020, didapatkan beberapa program yang
komponennya belum mencapai hasil yang ditargetkan yaitu

Tabel 10. Daftar Program di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar yang Tidak Mencapai
Target Pada Semester 2 Tahun 2020.

Selisih
Target Pencapaian
No Program dengan
(%) (%)
Target %
1 Kesehatan Ibu Hamil (K4) 100 97,5 2,5
2 Kesehatan ibu bersalin 100 97,5 2,5
3 Kesehatan masa nifas 100 99,5 1,5
4 Kesehatan komplikasi
100 99,5 1,5
maternal
5 Kesehatan Komplikasi 100 99,2 0,8

24
Nenonatal

Penurunan dari angka kunjungan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 ini merupakan dampak
dari adanya pandemi COVID-19. Beberapa hal menjadi faktor pendukung terhadap penurunan
angka kunjungan dari pandemic COVID-19 maupun transportasi yang jauh adalah rasa takut
terinfeksi virus tersebut dan kurangnya informasi mengenai protokol kesehatan yang telah
dikeluarkan oleh satuan gugus COVID-19 terhadap pemeriksaan ANC dan fasilitas kesehatan,
yang dimana telah diimplementasikan oleh puskesmas.

Selain itu juga dapat dimanfaatkannya kelas ibu hamil secara langsung, mauapun group
whatsapp bagi pasien dengan status suspek dan probable, kelas tersebut dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi mengenai kehamilan, bahaya kehamilan, mengetahui keadaan ibu dan
informasi informasi yang dibutuhkan pasien. kelompok kelas hamil tersebut berisikan
sekelompok ibu hamil (maksimal 10 orang), bidan puskesmas kecamatan daerah Sawah Besar.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis data Standar Pelayanan Minimal
capaian kumulatif dari program Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K4 mengalami penurunan.
Apabila dibandingkan dengan capaian kumulatif pada tahun 2019, didapatkan capaian pada
tahun 2019 adalah sebesar 99,5 %. penurunan angka kunjungan tersebut. Sedangkan semua
program yang belum mencapai angka target tersebut memerlukan pemeriksaan secara rutin dan
teratur, sehingga perlunya dilakukan penilaian dari berbagai segi termasuk dari segi urgensi
untuk melihat prioritas dari masalah yang ada.

4.3 Penentuan Prioritas Masalah


Berdasarkan table indkator, target, dan capaian program usaha Kesehatan Puskesmas
Kelurahan Cakung Bara, terdapat beberapa program yang belum mencapai target capaian
program. Masalah yang telah ditemukan akan dilakukan penilaian dengan metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth) untuk ditentukan prioritas masalah.

Penilaian Masalah Berdasarkan Kegawatan

25
No. Program U S G P Total
1 Kesehatan ibu hamil (K4) 4 5 4 4 17
2 Kesehatan ibu bersalin 4 4 3 4 15
3 Kesehatan masa nifas 3 3 1 3 10
4 Kesehatan komplikasi maternal 3 2 2 1 8
5 Kesehatan komplikasi neonatal 3 2 3 2 10

Berdasarkan table USG diatas didapatkan prioritas masalah tertinggi adalah program
kesehatan ibu hamil (K4) yang dilakukan skrining factor risiko PTM dengan total score 17
 Urgency didapatkan nilai 4, dikarenakan terdapatnya selisih capaian yang cukup
besar antara target program dan capaian yang sudah didapat, yaitu sebesar 2,5%
 Seriousness didapatkan nilai 5, dikarenakan skrining faktor risiko pada ibu hamil,
kelas ibu hamil ini merupakan hal yang penting untuk deteksi dini penyakit tidak
menular sehingga dapat dilakukan penanganan dan pengendalian secara dini
untuk menghindari dampak dari penyakit tidak menular yang tidak terdeteksi dan
tertangani secara lanjut akan menimbulkan komplikasi komplikasi yang dapat
meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas.
 Growth didapatkan nilai 4, dikarenakan perkembangan presentase capaian
program skrining faktor risiko PTM belum mengalami peningkatan yang
signifikan dari tahun tahun sebelumnya.

4.4 Penentuan Penyebab Masalah


Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kesenjangan antara target yang ditetapkan
dengan hasil yang dicapai. Untuk memudahkan menentukan kemungkinan penyebab masalah
dapat digunakan diagram fishbone yang berdasarkan pada kerangka pendekatan sistem meliputi
input, proses, output, outcome dan environtment sehingga dapat ditemukan hal-hal yang dapat
menyebabkan munculnya suatu masalah.

26
27
MACHINE MATERIAL

Beberapa ibu bersalin tidak


mempunyai alat komunikasi  Kurangnya media informasi,
promosi dan juga
penyuluhan tentang
Beberapa ibu bersalin tidak pentingnya bahaya
mempunyai uang untuk membeli hipertensi kehamilan
paket data kelas online

Kontak antara petugas dan pasien


selisih capaian
secara online / offline terbatas sebanyak
2,5%dari target
Terjadinya capaian 100%
pandemi covid-
Kurang nya pengetahuan ibu
19
hamil mengenai bahaya
Stigma tentang covid-19
hipertensi kehamilan
masih buruk dimasyarakat

Belum ada kelas ibu hamil yang Kurang nya pengetahuan Jarak domisili pasien
efektif. Materi kelas online masyarakat mengenai dengan puskesmas jauh
berupa pdf sulit dimengerti pentingya pemeriksaan
kehamilan sedini mungkin

METHODS MAN ENVIRONMENT

28
29
4.5 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk menentukan cara pemecahan masalah dapat dilakukan kesepakatan di
antara anggota tim dengan didahului curah pendapat yang kemudian kesepakatan
dicurahkan dalam table pemecahan masalah sebagai berikut ini:

Tabel . Alternatif Pemecahan Masalah


Alternatif Pemecahan
Penyebab Masalah
Masalah
 material  Kurangnya media  Pembuatan leaflet
informasi mengenai atau brosur
bahaya hipertensi mengenai hipertensi
kehamilan dan kehamilan dan
pencegahannya. nutrisi yang baik
Dan nutrisi bagi ibu video senam untuk
hamil ibu hamil dalam
kelas ibu hamil
online

Beberapa ibu bersalin


tidak mempunyai alat
komunikasi
 Method  Belum ada kelas ibu  Dapat dilakukan
hamil online yang melalui zoom
efektif. Materi meeting secara
berupa PDF sulit berkala dan materi
dimengerti pasien yang mudah
dimengerti
 Machine  Ibu hamil tidak  Ibu hamil dapat
mempunyai alat datang ke
komunikasi atau puskesmas

30
paket data kecamatan
penyuluhan
perserorangan saat
anc
 Environmen  Stigma buruk  Kelas ibu hamil
t mengenai covid-19. secara online
Pasien takut untuk
melakukan
pelayanan
kesehatan dan kelas
ibu hamil
 MEN  Kurangnya  Dilakukan
pengetahuan screening berkala
masyarakat dan penyuluhan
mengenai mengenai bahaya
pentingya dan pencegahan
screening hipertensi
hipertensi kehamilan
kehamilan

4.6 Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah Kriteria Matrix


Setelah menentukan alternatif pemecahan masalah, selanjutnya dilakukan
penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Dalam menentukan prioritas
alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria matriks
dengan rumus M x I x V/ C. Masing-masing cara penyelesaian masalah diberi nilai
berdasar kriteria:
1. Magnitude: besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan dengan nilai 1
– 5 dimana semakin mudah masalah yang dapat diselesaikan maka nilainya
mendekati angka 5

31
2. Importancy: Pentingnya cara penyelesaian masalah. Dengan nilai 1 – 5 dimana
semakin pentingnya masalah untuk diselesaikan maka nilainya mendekati
angka 5.
3. Vulnerability: sensitivitas cara penyelesaian masalah. Dengan nilai 1 – 5
dimana semakin cepat solusi tersebut dalam penyelesaian masalah maka
nilainya mendekati angka 5.
4. Cost: Biaya (sumber daya) yang digunakan. Dengan nilai 1 – 5, dimana
semakin kecil biaya yang dikeluarkan nilainya mendekati angka 1.

Pemegang program mempunyai beban INPUT Anggaran dana dialokasikan pad


dianggap lebih penting di kelura
kerja ganda
Belum terdapat kader untuk membantu MONEY kadang tertunda dalam pencairan

melakukan kunjungan rumah

Kurangnya penyuluhan P
MAN METHOD berkesinambungan kepad
kesehatan jiwa di dalam
Pemantauan minum obat
Kurangnya atribut khusus untuk kunjungan Kurangnya sosialisasi po
rumah pasien jiwa berat
Kurangnya media informasi mengenai MATERIAL
keteraturan minum obat pasien ODGJ

Kurangnya pemantauan konsumsi obat


secara teratur oleh petugas P1 P2

Terbatasnya petugas kesehatan yang


melakukan pelayanan program home visit
Kurangnyaprogram
Pemegang evaluasimempunyai
dan beban INPUT secara berkala Anggaran dana dialokasikan pad
LIN
pemantauan Belum adanya petugas dianggap
kader lebih penting
terlatih di kelura
untuk
kerja ganda petugas dalam P3 Ma
kegiatan
Belum terdapat kader untuk membantu MONEY
membantu kadang
melaksanakan tertundakesehatan
pelayanan dalam pencairan
jiwa me
melakukan kunjungan rumah
Ke
ber
Kurangnya penyuluhan P
MAN METHOD berkesinambungan kepad
PROSES kesehatan jiwa di dalam
Pemantauan minum obat
Kurangnya atribut khusus untuk kunjungan Kurangnya sosialisasi po
rumah pasien jiwa berat
32
Kurangnya media informasi mengenai MATERIAL
keteraturan minum obat pasien ODGJ
Kurangnya pemantauan konsumsi obat
secara teratur oleh petugas P1 P2

Terbatasnya petugas kesehatan yang


Hasil Akhir penentuan prioritas pemecahan masalah kriteria matriks
melakukan pelayanan program home visit
Kurangnya evaluasi dan secara berkala
Hasil LING
Penyelesaian Nilai Kriteria
Belum adanya petugas kader terlatih untuk
pemantauan petugas dalam
P3 membantu
Akhir
melaksanakan pelayanan kesehatan Masih
kegiatan Masalah
M I jiwa V C (M x I x V ) / C menge
 Pembuatan leaflet atau brosur Keluar
mengenai hipertensi kehamilan beroba
dan nutrisi yang baik video
4 5 4 2 40
senam untuk ibu hamil dalam PROSES
kelas ibu hamil online

 Dapat dilakukan melalui zoom


meeting secara berkala untuk
membuat interaksi lebih baik
4 4 3 1 48
antara pasien dan petugas dan
materi yang mudah dimengerti
dan tambahan materi baru
 Ibu hamil dapat datang ke
puskesmas kecamatan
4 3 2 1 24
penyuluhan perorangan saat
ANC
 Kelas ibu hamil secara online 4 3 3 1 36
 Dilakukan screening berkala dan
penyuluhan mengenai bahaya
3 4 3 1 36
dan pencegahan hipertensi
kehamilan

33
No Pemecahan Bentuk Kegiatan Tujuan Sasaran & Pihak yang Waktu
Masalah Target terlibat Pelaksanaan
Sasaran
1. Dapat Melakukan zoom Meningkatkan ibu hamil Penanggung Februari -mei
dilakukan meeting bersama ibu partisipasi, jawab 2021
melalui zoom hamil dan petugas motivasi dan program,
meeting kesehatan sekitar pengetahuan ibu petugas
secara berkala dengan memberikan hamil kesehatan
penyuluhan dan juga kelurahan
sosialisasi materi yang Kecamatan
inovatif. seputar Sawah Besar,
kehamilan melalu kelas Dokter
ibu hamil online. Internship
2. Pembuatan Membuat media cetak Untuk Ibu hamil Penanggung Februari –
leaflet atau mengenai hipertensi mengedukasi jawab mei 2021
brosur dan kehamilan dan masyarakat program &
pencegahannya. Dan mengenai Dokter
video senam
membagikan kepada hipertensi internship
& bahaya ibu hamil. kehamilan dan
hipertensi nutrisi yang baik.

No Pemecahan Bentuk Kegiatan Tujuan Sasaran & Pihak yang Waktu


Masalah Target terlibat Pelaksanaan
Sasaran
3. Ibu hamil Memberikan Sebagai wadah Ibu hamil Penanggung Februari –
dapat datang penyuluhan pelaksanaan jawab mei 2020
ke puskesmas perseorangan saat skrining yang program,
kecamatan dilakukan anc di tidak bisa Dokter
penyuluhan puskesmas yang mengadakan Internship
perserorangan berlangsung saat proses kelas ibu hamil
saat anc pelayanan tatap muka
dalam situasi
pandemi guna
mencapai target
4 Kelas ibu Pemberian informasi Memudahkan Ibu hamil Penanggung Februari –
hamil secara kehamilan melalu kelas ibu hamil jawab dr mei 2021
online ibu hamil online via mendapatkan internship
whatsapp dan zoom informasi
mengenai
kehamilan.
5 Dilakukan Melakukan screening Menurunkan Ibu hamil Penanggung Februari –
screening di puskesmas angka kematian jawab KIA mei 2021
berkala dan kecamatan dan dan dan dr
penyuluhan penyuluhan meningkatkan internship
mengenai pencegahannya jumlah ibu
bahaya dan hamil sehat
pencegahan

34
hipertensi
kehamilan
4.7 Penyusunan Rencana Penerapan (Plan Of Action)

BAB V
PROPOSAL

Judul Kelas ibu hamil


Rumusan bermasalah Menurunnya angka kunjungan pelayanan
ibu hamil dan meningkatnya angka
kunjungan ibu dengan hipertensi kehamilan
Penyebab masalah Kurangnya pengetahuan ibu hamil
mengenai akan dampak yang ditimbulkan
terhadap kehamilannya
Metode evaluasi Penilaian dari hasil pretest dan post test
setelah materi diberikan
Tujuan Tujuan umum
Mini program ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan ibu hamil
mengenai kehamilannya dan pencegahan
hipertensi dalam kehamilan di wilayah kerja
puskesmas kecamatan sawah besar

35
Tujuan Khusus
 Mengetahui tingkat pemahaman
ibu terhadap kehamilannya dan
hipertensi kehamilan
 Mengetahui perbandingan
pengetahuan ibu hamil sebelum
dan sesudah kelas ibu
 Mendeteksi dini tanda bahaya
kehamilan dan persalinan serta
menurunkan angka kematian ibu
dan angka kematian bayi.
 Memotivasi ibu hamil untuk
aktif dalam kelas ibu hamil di
Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar.

Rincian kegiatan Kegiatan dilakukan dalam beberapa tahap


-Membuat kelas ibu hamil (group via Online
Whatsapp)
- membuat materi mengenai kehamilan dan
hipertensi kehamilan
- pretest
- pemberian materi dan pembahasan
- post test
- di evaluasi berkelanjutan
- membuat leaflet dan brosur untukdiberikan
kepada ibu hamil
Tempat Puskesmas kecamatan sawah besar
waktu Februari – mei 2021
Indikator keberhasilan 1.peningkatan jumlah ibu hamil yang
mengikuti kelas ibu hamil
2. penurunan angka kejadian hipertensi
kehamilan
3. peningkatan pemahaman ibu hamil

36
mengenai kehamilan dan hipertensi
kehamilan

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan
 Puskesmas Kecamatan Sawah Besar mencakup 135.707 penduduk. Program kelas
ibu hamil, yang terdiri atas pelayanan perawatan kehamilan (kesiapan psikologis
menghadapi kehamilan selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak boleh
dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, senam hamil, merupakan
program yang hingga saat ini masih belum mencapai sasaran dan secara spesifik
upgrade kelas ibu hamil mengenai bahaya hipertensi kehamilan menjadi fokus
evaluasi program yang penulis lakukan pada bulan Desember 2020 hingga Januari
2021. Terdapat kesenjangan target dan capaian pada program kelas ibu hamil di akhir
tahur terakhir, terutama dikarenakan oleh kondisi eksternal yang saat ini sedang
melanda yaitu pandemic COVID-19, dan mengakibatkan kegiatan kelas ibu hamil
tatap muka yang selalu dijalankan setiap bulannya tidak dapat berjalan. Dilihat dari
kesenjangan capaian dan target yang cukup signifikan, program kelas ibu hamil
menjadi salah satu prioritas masalah yang perlu dicari solusi dan intervensi lanjutan
untuk tetap menjalankan program ini di situasi pandemic sekaligus meningkatkan
capaiannya.
 usulan solusi terhadap masalah yang ditemui pada program puskesmas

Prioritas penyebab masalah dari kesenjangan program Upgrading kelas ibu hamil
terhadap bahaya hipertensi pada kehamilan melalui kelas ibu hamil di Puskesmas
kecamatan sawah besar didapatkan dengan analisa diagram fishbone antara lain
Kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai bahaya hipertensi kehamilan, Kurangnya

37
media informasi mengenai bahaya hipertensi kehamilan dan pencegahannya. Dan
nutrisi bagi ibu hamil. Belum ada kelas ibu hamil online yang efektif. Materi berupa
PDF sulit dimengerti pasien. Stigma buruk mengenai covid-19. Pasien takut untuk
melakukan pelayanan kesehatan dan kelas ibu hamil .
 Alternatif pemecahan solusi yang penulis ajukan antara lain dengan Dilakukan screening
berkala dan penyuluhan mengenai bahaya dan pencegahan hipertensi kehamilan.
Pembuatan leaflet atau brosur mengenai hipertensi kehamilan dan nutrisi yang baik video
senam untuk ibu hamil dalam kelas ibu hamil online. Dapat dilakukan melalui zoom
meeting secara berkala untuk membuat interaksi lebih baik antara pasien dan petugas dan
pemberian materi yang mudah dimengerti melalui group whatsapp. Ibu hamil dapat
datang ke puskesmas kecamatan penyuluhan perorangan saat ANC.

6.2 saran

Penulis menyarankan agar alternatif penyelesaian masalah yang sudah dilakukan


dapat dilanjutkan untuk kedepannya sambil dilakukan evaluasi untuk pencapaian hasilnya.
Apabila setelah evaluasi dari alternatif penyelesaian masalah masih ditemukan kekurangan
maupun kegagalan, penulis menyarankan untuk mempertimbangkan solusi lain guna
meningkatkan capaian. Saran yang dapat penulis berikan untuk alternatif solusi lainnya kelas
ibu hamil di situasi pandemi ini, dengan bekerja sama dengan kader dan izin dengan pihak
RT RW setempat untuk para kader dapat melakukan kelas ibu hamil berkelompok dengan
jumlah kelompok maksimal 5 orang, harapannya warga yang masih belum mau ke puskesmas
ataupun masih takut ke puskesmas karena pandemi ini tetap mendapatkan informasi
mengenai kehamilan dan tanda bahaya hipertensi kehamilan secara merata.

38
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian kesehatan RI. 2018. Profil kesehatan indonesia. Jakarta : kemenkes RI


diakses tanggal 25 desember 2020
2. Karmini. 2015. “Determinan kesehatan ibu hamill tentang tanda bahaya kehamilan
dengan pencapaian kontak minimal 4x selama masa kehamilan”. Jurnal kebidanan dan
kesehatan, (5):hal 1-66.
3. Basana lily, 2017. Faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada kehamilan studi
rate control di puskesmas poriaha control. Jurnal ilmiah kohesi . (1)
4. Menteri kesehatan RI, 2014. Permenkes Nomor 97 tahun 2014 tentang pelayanan
kesehatan selama hamil persalinan dan masa sesudah melahirkan
5. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed. Revisi. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta; 2010
6. Astuti, Haturi Puji, 2012. Buku ajar asuhan kebidanan ibu 1 (kehamilan). Yogyakarta.
Rohima Pres
7. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020. Pedoman pelayanan antenatal,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
8. Departemen kesehatan RI. 2009. “pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil. Jakarta,
kemenkes RI
9. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kemenkes RI. Hipertensi. Infodatin. 2013.
10. Cunningham F, Leveno K, Bloom S, Hauth J, Rouse D, Spong C, et al. Pregnancy
Hypertension. William Obstetrics, edisi ke-24. New York: McGraw-Hill, 2010 : 706-756
11. Anasiru A. 2015 . pengaturan gizi pada penanganan preeklampsia. Health and nutrition.
(1)
12. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Himpunan Kedokteran Feto Maternal.
2016.Diagnosa dan tatalaksana preeklampsia. Hal 1-46

39
40

Anda mungkin juga menyukai