Anda di halaman 1dari 38

WALK THROUGH SURVEY DI PERUSAHAAN

PT. MARTINA BERTO TBK


10 OKTOBER 2019

KESELAMATAN KERJA

Kelompok III
Raja Harvilia Safira H, S. Ked
Rayhanna Nur Asyiah, S. Ked
Salfany Try Nidya, S. Ked
Shella Kartika Ardeanny¸ S. Ked
Shidqy Triutami Puteri, S. Ked
Vonny Indah Pratiwi, S. Ked
Wahyu Purnama, S.Ked
Wara Anung Anindita, S.Ked

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA


KEMENTRIAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA
PERIODE 7 – 14 OKTOBER 2019
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu aspek penting yang
perlu diperhatikan dalam sistem manajemen perusahaan, karena menyangkut
kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang melindungi dan memelihara sumber daya
atau input yang dimiliki perusahaan, seperti peralatan, fasilitas, dan sumber
daya manusia dari kecelakaan yang dapat membahayakan serta merugikan
perusahaan. Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja,
perusahaan berupaya menghilangkan kecelakaan akibat kerja. Kecelakaan
dapat mengakibatkan kerugian materi dan juga kerugian jiwa, seperti cacat fisik
dan kematian.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan standar kerja yang
harus dipenuhi oleh suatu perusahaan guna menciptakan tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif dengan mengendalikan berbagai resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja. Ruang lingkup K3 terdiri dari aspek tenaga
kerja, sistem kerja, sarana dan prasarana perusahaan. Sistem manajemen K3
(SMK3) wajib diterapkan oleh perusahaan di Indonesia dan memiliki landasan
hukum yang diatur dalam UUD 45 pasal 27 ayat 2, Undang-undang No.1 tahun
1970, Undang-undang No.13 tahun 2003 dan Permenaker No. 05/Men/1996.
Lingkungan kerja merupakan lingkungan yang penuh dengan potensi
bahaya. Dalam menjalankan pekerjaannya sehari-hari, seorang tenaga kerja
dapat terpajan dengan berbagai faktor bahaya dan tanpa pengendalian
terhadap faktor bahaya tersebut, seorang tenaga kerja berisiko mengalami
gangguan kesehatan baik berupa kecelakaan maupun penyakit akibat kerja.
Salah satu kegiatan dalam pelatihan hiperkes yang diselenggarakan
oleh Pusat K3 Kementerian Tenaga Kerja RI adalah melakukan kunjungan ke
perusahaan PT. Martina Berto Tbk yang memiliki jenis usaha dalam bidang
kosmetik. Melalui laporan ini kami menyampaikan hasil inspeksi secara
obyektif dan subyektif pada PT. Martina Berto Tbk beserta hasil analisa data
dan pemecahan masalah yang kami temukan terkait penerapan SMK3 di
perusahaan tersebut.
B. Dasar Hukum

1
1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
2. UU RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
3. UU Uap tahun 1930.
4. Peraturan Uap tahun 1930.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per
01/MEN/1980 tentang keselamatan dan kesehatan tenaga kerja pada
konstruksi bangunan.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per
04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan
alat pemadam api ringan.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per
01/MEN/1982 tentang bejana tekanan.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 04/MEN/1985 tentang
pesawat tenaga dan produksi.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 05/MEN/1985 tentang
pesawat angkat-angkut.
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 02/MEN/1989 tentang
pengawasan instalasi penyalur petir.
11. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 186/MEN/1999 tentang
penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
12. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 187/MEN/1999 tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya.
13. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 75/MEN/2002 tentang
pemberlakuan SNI No SNI 04-0225-2000 mengenai persyaratan umum
instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di tempat kerja.
14. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan
ketenagakerjaan nomor 113 ahun 2006 tentang pedoman dna
pembinaan teknis petugas K3 ruang terbatas
15. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan
ketenagakerjaan nomor 45/DJPPK/IX/2008 tentang pedoman
keselamatan dan kesehatan kerja bekerja pada ketinggian dengan
menggunakan akses tali (rope access).

2
C. Profil Perusahaan
a. Sejarah perusahaan
PT. Martina Berto Tbk merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun
1977 oleh Dr HC. Martha Tilaar, (alm) Pranata Bernard, dan Theresa Bu Harsini
Setiady. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Pulokambing II no.1, kawasan
Industri Pulogadung. Perusahaan ini bergerak di bidang barang kosmetik, obat
tradisional (jamu) dan pemasaran serta perdagangan kosmetik, perawatan
kecantikan dan barang-barang obat tradisional. Selain itu, perusahaan memiliki
dukungan dari kegiatan bisnis yang dilakukan oleh anak perusahaannya, PT
Cedefindo, yang merupakan kosmetik manufaktur kontrak atau makloon
dengan kering, semi-padat, cairan, dan aerosol.
Pada tahun 1981 perusahaan ini mendirikan pabrik di kawasan industri
Pulogadung dengan partnership Grup Kalbe. Setelah dua tahun kemudian,
mendirikan pabrik keduanya PT. Sari Ayu Indonesia untuk mendukung
distribusin kosmetik. Dari tahun 1988 - 1995 mereka melakukan konsolidasi
dari beberapa bisnis yang diperoleh oleh Martha Tilaar Group menjadi PT.
Martina Berto.
 Pada tahun 1999 PT. Martino Berto resmi menjadi perusahaan keluarga
Martha Tilaar.
 Tahun 2006 - 2008 meluncurkan produk dalam keindahan dan segmen
perawatan pribadi. Jaringan ekspornya semakin meluas ke pasar Eropa
(Yunani dan Ukraina) dan Asia (Jepang, Hongkong, dan Taiwan).
 Tahun 2010, meluncurkan toko ritel baru. Martha Tilaar Shop (MTS), di
luar Indonesia untuk meraih pangsa pasar Internasional.

b. Visi dan misi perusahaan


Visi
Untuk menjadi salah satu perusahaan terkemuka dunia dalam perawatan
kecantikan dan industri spa dengan nuansa alam dan nilai timur, melalui
teknologi modern, penelitian dan pengembangan untuk mengoptimalkan
nilai tambah kepada konsumen dan stakeholder lainnya.
Misi

3
 Untuk mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan produk-
produk perawatan kecantikan dan spa dengan nuansa alam & timur dan
standar kualitas internasional untuk memenuhi kebutuhan konsumen di
berbagai segmen pasar dengan portofolio yang sehat mampu mencapai
peringkat tiga besar di setiap segmen di Indonesia.
 Untuk menyediakan layanan pelanggan yang sangat baik untuk semua
pelanggan dalam proporsi seimbang, termasuk pelanggan konsumen
dan perdagangan;
 Untuk menjaga kondisi keuangan yang sehat dan pertumbuhan yang
berkelanjutan;
 Untuk merekrut, melatih, dan mempertahankan tenaga kerja yang
kompeten dan produktif sebagai bagian dari aktiva Perusahaan;
 Untuk mempertahankan metode yang efisien dan efektif operasi, sistem,
dan teknologi di seluruh organisasi dan unit bisnis;
 Untuk menerapkan Good Corporate Governance secara konsisten
untuk kepentingan semua stakeholder;
 Untuk memberikan return atas investasi yang adil untuk dia pemegang
saham;
 Untuk memperluas pasar internasional pada kosmetik dan produk
herbal dengan fokus jangka menengah pada kawasan Asia Pasifik dan
fokus jangka panjang di pasar global dengan produk yang dipilih dan
merek.

c. Jumlah pegawai perusahaan


Jumlah pekerja sebanyak ± 1600 orang pekerja. Jam kerja pegawai dibagi
menjadi 2 shift utama.

d. Sektor usaha
Perusahaan ini bergerak di bidang barang kosmetik, obat tradisional (jamu)
dan pemasaran serta perdagangan kosmetik, perawatan kecantikan dan
barang-barang obat tradisional.
1. Segment A Plus

4
Dewi Sri Spa Martha Tilaar, PAC Martha Tilaar, Martha Tilaar Solutions,
Jamu Garden Martha Tilaar
2. Segment A
Biokos Martha Tilaar, Rudi Hadisuwarno Martha Tilaar
3. Segment B
Sariayu Tilaar Martha, Martha Tilaar Caring Colours, Belia Martha Tilaar
4. Segment C
Mirabella, Cempaka,Pesona, Martina. Currently, Pesona and Martina
products have been sold in Malaysia through direct selling.

e. Jam kerja
Factory : Jam Kerja : 07.30 – 14.30 Shfit I dan Shift II 15.30 – 22.00
Office : Jam Kerja : 08.00 - 16.30

f. Asuransi
Karyawan Tetap Provider Asuransi AVIVA sesuai plafon Karyawan
BPJS Kesehatan : Karyawan Kontrak
Dalam menangani kasus emergensi perusahaan bekerjasama dengan RS
Antam, RS Jayakarta dan RS Persahabatan.

g. Sertifikasi perusahaan
Pada tahun 1996 menjadi pabrik kosmetik pertama di Indonesia yang
mendapatkan sertifikat ISO 9001. Tahun 2000 menjadi satu‐ satunya pendiri
UN Global Compact dari Asia, mendapatkan sertifikat ISO 14001 dan sertifikat
GMP: CPKB (Cara Produksi Kosmetika yang Baik) dan CPOTB (Cara
Produksi Obat Tradisional yang Baik).

h. Kelembagaan P2K3
Total P2k3 : 56 Orang
Pertugas K3 : 20 Orang
Pelatihan : Tanggap Darurat untuk DAMKAR
Emergency Respond Kecelakaan Kerja
Sertifikasi P3k : PMI dan Disnakertrans
Prose Kerjanya : Standby di masing masing Bagian

5
Bekerja sesuai kejadian darurat
PJK3 : Sesuai kualifikasinya masing :
AK3 Umum
AK 3 Kimia, DAMKAR

D. Alur Produksi
Rencana produksi bulanan dihitung oleh bagian PPIC. Dari rencana produksi
ini bagian produksi akan menghitung jumlah jam orang yang diperlukan
berdasarkan standar jam orang yang telah ditetapkan oleh bagian IE (Industrial
Engineering). Jam orang adalah jumlah jam produksi dikali dengan jumlah
orang yang diperlukan melaksanakan produksi tersebut. Hal ini berkaitan
dengan efisiensi dan produktifitas perusahaan.
Dalam pelaksanaanya, produksi akan meminta bahan baku ke gudang
bahan baku menggunakan dokumen PWO (Proccess Work Order). Gudang
akan menyiapkan kebutuhan sesuai dengan PWO dan hasil penimbangan
akan diperiksa ulang oleh produksi. Jika semua bahan telah siap, produksi
akan mengolah bahan tersebut sesuai dengan LPP (Lembar Petunjuk Proses).
Tiap langkah LPP yang telah dilaksanakan kemudian diparaf oleh operator dan
pengawas yang bersangkutan dan setiap penyimpangan, adjusting, atau
segala perbaikan yang tidak tertera di LPP akan dicatat sebagai pedoman
pemeriksaan dan penelusuran jika terjadi kesalahan. Proses pencucian dan
sanitasi mesin produksi dilakukan setiap pergantian batch ataupun pergantian
produk dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Selama proses hingga dihasilkan produk ruahan, dibagian produksi
terdapat tim dari QC untuk melakukan pengawasan mutu pada tiap akhir
proses sebelum pengemasan. QC akan memeriksa kesesuain spesifikasi
produk tersebut dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika telah
memenuhi spesifikasi tersebut dapat diteruskan untuk pengemasan dan jika
kurang memenuhi, bagian produksi akan melakukan adjusting. Segala
perbaikan yang dilakukan terhadap produk harus dicatat LPP dan
didokumentasikan. Produk ruahan yang telah dinyatakan lulus oleh QC
kemudian akan dikemas. Permintaan bahan kemas ke gudang menggunakan
dokumen PCO (Packing Order) dan pengemasan dilakukan berdasarkan

6
prosedur pengemasan dari R&D yang disebut LPK (Lembar Petunjuk Kemas).
Secara umum produksi kosmetik yang dilakukan di PT Martina Berto Tbk.
ada 4 macam yaitu produksi liquid, lipstik, make-up base, dan dekoratif.
Masing- masing produksi tersebut memiliki supervisor yang bertanggung jawab
secara langsung pada manager produksi.

Gambar. Alur produksi PT Martina Berto Tbk

E. Landasan Teori

Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya
selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka
(accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan
sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis
mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan
berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil
resiko terjadinya kecelakaan (Syaaf, 2007).
Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang (1991:22 dan 139)
menyatakan keselamatan merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap
perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan
sedangkan kesehatan kerja yaitu terhindarnya dari penyakit yang mungkin

7
akan timbul setelah memulai pekerjaannya. Sedangkan pendapat Leon C
Meggison yang dikutip oleh Prabu Mangkunegara (2000:161) bahwa istilah
keselamatan mencakup kedua istilah yaitu resiko keseamatan dan resiko
kesehatan. Dalam kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan, yaitu
Keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari
penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Resiko keselamatan
merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan
kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah
tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, dan pendengaran. Semua itu sering
dihubungan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan
mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keselamatan adalah suatu
usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan sehingga manusia dapat
merasakan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau
kerugian terutama untuk para pekerja konstruksi. Agar kondisi ini tercapai di
tempat kerja maka diperlukan adanya keselamatan kerja. Keselamatan kerja
secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan
karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja (Purnama, 2010).
Keselamatan kerja adalah faktor yang sangat penting agar suatu proyek
dapat berjalan dengan lancar. Dengan situasi yang aman dan selamat, para
pekerja akan bekerja secara maksimal dan semangat.Keselamatan kerja
adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan
di tempat kerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin,
peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja (Simanjuntak, 1994). Menurut
Suma’mur pada tahun 1993 keselamatan kerja adalah keselamatan yang
bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan. Kemudian pada tahun 2001 Suma’mur memperbaharui
pengertian dari keselamatan kerja yaitu rangkaian usaha untuk menciptakan

8
suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
perusahaan yang bersangkutan.
Pengertian di atas hampir sama dengan pengertian yang dikemukakan
oleh Mangkunegara (2002), bahwa secara umum keselamatan kerja dapat
dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin,
pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja
dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin
keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan
dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan Alat
Pelindung Diri (APD), perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang
manusiawi. Slamet (2012) juga mendefinisikan tentang keselamatan kerja.
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya
selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan
salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja, karena tidak yang
menginginkan terjadinya kecelakaan di dunia ini. Keselamatan kerja sangat
bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu
dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja
b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c) Teliti dalam bekerja
d)Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan
kesehatan kerja.
Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan
kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin
tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja seperti pernyataan Jackson (1999) bahwa
keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik
seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan.
Dalam melaksanakan K3, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan
yaitu:
1. Identifikasi potensi bahaya
Merupakan tahapan yang dapat memberikan informasi secara menyeluruh
dan mendetail mengenai risiko yang ditemukan dengan menjelaskan

9
konsekuensi dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat.
Pada tahap ini harus dapat mengidentifikasi hazard yang dapat diramalkan
(foreseeable) yang timbul dari semua kegiatan yang berpotensi
membahayakan kesehatan dan keselamatan terhadap:
1. Karyawan
2. Orang lain yg berada ditempat kerja
3. Tamu dan bahkan masyarakat sekitarnya
Pertimbangan yang perlu diambil dalam identifikasi risiko antara lain :
1. Kerugian harta benda (Property Loss)
2. Kerugian masyarakat
3. Kerugian lingkungan
Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1. Apa Yang Terjadi Hal ini dilakukan untuk mendapatkan daftar yang
komprehensif tentang kejadian yang mungkin mempengaruhi tiap-tiap
elemen.
2. Bagaimana dan mengapa hal itu bisa terjadi Setelah mengidentifikasi
daftar kejadian sangatlah penting untuk mempertimbangkan penyebab-
penyebab yang mungkin ada/terjadi.
3. Alat dan Tehnik Metode yang dapat digunakan untuk identifikasi risiko
antara lain adalah: a. Inspeksi b. Check list c. Hazops (Hazard and
Operability Studies) d. What if e. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)
f. Audits g. Critical Incident Analysis h. Fault Tree Analysis i. Event Tree
Analysis j. Dll Dalam memilih metode yang digunakan tergantung pada
type dan ukuran risiko.
2. Penilaian Risiko
Terdapat 3 ( tiga) sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan penilaian
risiko di tempat kerja yaitu untuk :
a. mengetahui, memahami dan mengukur risiko yang terdapat di tempat
kerja;
b. menilai dan menganalisa pengendalian yang telah dilakukan di tempat
kerja;
c. melakukan penilaian finansial dan bahaya terhadap risiko yang ada.

10
d. mengendalikan risiko dengan memperhitungkan semua tindakan
penanggulangan yang telah diambil;
3. Pengendalian Risiko
Pengendalian dapat dilakukan dengan hirarki pengendalian risiko sebagai
berikut:
1. Eliminasi Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses
berbahaya
2. Substitusi
a. Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
b. Proses menyapu diganti dengan vakum
c. Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
d. Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
3. Rekayasa Teknik
a. Pemasangan alat pelindung mesin (mechin guarding)
b. Pemasangan general dan local ventilation
c. Pemasangan alat sensor otomatis
4. Pengendalian Administratif
a. Pemisahan lokasi
b. Pergantian shift kerja
c. Pembentukan sistem kerja
d. Pelatihan karyawan
5. Alat Pelindung Diri

BAB II
PELAKSANAAN
A. Tanggal dan Waktu
Kunjungan perusahaan ke PT Martina Berto Tbk ini dilakukan pada
hari : Kamis, 10 Oktober 2019
pukul : 13.00-17.00 WIB

11
B. Lokasi Pengamatan
PT Martina Berto Tbk Kw. Industri Pulogadung, Jl. Pulo Kambing II No.1,
RW.11, Jatinegara, Kec. Cakung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 13930

C. Dokumentasi

BAB III
HASIL PENGAMATAN
A. Mesin, Pesawat, dan Alat Kerja yang Digunakan
Mesin mesin : Conveyor, videojet, Driling,
Kontruksi : Bangunan sesuai kontruksi Factory
Perseonnel : K 3 Kontruksi

12
Maintenance : Sesuai prosedur pemeliharaan dan Perawatan
Data Pesawat Angkat / Lift Lift Barang / Chain
Barang dan Alat Hoist
yang digunakan
Data umum
Nama dan alamat PT Martina Berto PT Martina Berto
Perusahaan Jl. Pulo kambing II/I Jl. Pulo kambing II/I
KIP Jakarta Timur KIP Jakarta Timur
Jenis pesawat Angkat Lift barang / traksi Chain Hoist
dan Transport
Daerah PT Martina Berto PT Martina Berto
pemasangan/penggunaan Jl. Pulo kambing II/I Jl. Pulo kambing II/I
KIP Jakarta Timur KIP Jakarta Timur
Ijin/pengesahan SI.362/W.26- SI.418/W.26-
pemakaian 06/II/K/M/1995 06/VIII/K/M/1994
Jenis pemeriksaan Berkala / Ulang Berkala / Ulang
Pelaksanaan Setiap 3 bulan sekali Setiap 3 bulan sekali
pemeriksaan dan
pengujian
Data teknis
Merk/buatan Bonfiglioli / Elektris – PT.Karya Meta
Italy Taruna
No.Serir ASP.8003962 233673007 – 2 FH
Kapasitas angkut 2.000 kg 1.000 kg
Tahun pembuatan 1993 1993
Kecepatan angkat 11m/dtk 4m/dtk
Tiggi angkat - 6m
Tanggal Pemeriksaan 10 November 2014 10 November 2014

Data Pesawat Angkat Pesawat Angkut /


Jenis Traksi / Lift Lift Barang
Barang
Data umum

13
Nama dan alamat PT Martina Berto PT Martina Berto
Perusahaan Jl. Pulo kambing II/I Jl. Pulo kambing II/I
KIP Jakarta Timur KIP Jakarta Timur
Jenis pesawat Angkat Lift barang / traksi Lift barang / traksi
dan Transport
Daerah PT Martina Berto PT Martina Berto
pemasangan/penggunaan Jl. Pulo kambing II/I Jl. Pulo kambing II/I
KIP Jakarta Timur KIP Jakarta Timur
Ijin/pengesahan SI.361/W.26- SI.421/W.26-
pemakaian 06/VIII/K/M/1996 06/VIII/K/M/1994
Jenis pemeriksaan Berkala / Ulang Berkala / Ulang
Pelaksaan pemeriksaan Setiap 3 bulan sekali Setiap 3 bulan sekali
dan pengujian
Data teknis
Merk/buatan Bonfiglioli / Elektris – PT.Karya Meta
Italy Taruna
No.Seri ASP.8003961 C.123 No.512374
Kapasitas angkut 2.000 kg 1.000 kg
Tahun pembuatan 1993 1999
Kecepatan angkat 11m/dtk 12m/dtk
Tiggi angkat - -
Tanggal Pemeriksaan 24 Agustus 2015 24 Agustus 2015

Data Pesawat Angkat Pesawat Angkut Jenis


Jenis Chain Forklift
Hoist
Data umum
Nama dan alamat PT Martina Berto PT Martina Berto
Perusahaan Jl. Pulo kambing Jl. Pulo kambing II/I KIP
II/I KIP Jakarta Jakarta Timur
Timur
Jenis pesawat Angkat Chain Hoist Forklift
dan Transport

14
Daerah PT Martina Berto PT Martina Berto
pemasangan/penggunaan Jl. Pulo kambing Jl. Pulo kambing II/I KIP
II/I KIP Jakarta Jakarta Timur
Timur
Ijin/pengesahan SI.260/W.26- SI.03/DTKT/II/K/PL/2002
pemakaian 06/VIII/K/M/1994
Jenis pemeriksaan Berkala / Ulang Berkala / Ulang
Pelaksaan pemeriksaan Setiap 3 bulan Setiap 3 bulan sekali
dan pengujian sekali
Data teknis
Merk/buatan Hitachi, Jepang TCM Jepang
No.Serir A.233673007 N-27 F6 2986
Kapasitas angkut 2.000 kg 2.500 kg
Tahun pembuatan 1999 1996
Kecepatan angkat 4m/dtk -
Tiggi angkat 6m -
Tanggal Pemeriksaan 24 Agustus 2015 24 Agustus 2015

Data Pesawat Angkat Ketel UAP


Jenis Forklift
Data umum
Nama dan alamat PT Martina Berto PT Martina Berto
Perusahaan Jl. Pulo kambing II/I Jl. Pulo kambing II/I
KIP Jakarta Timur KIP Jakarta Timur
Jenis pesawat Angkat Forklift Ketel Uap
dan Transport
Daerah PT Martina Berto PT Martina Berto
pemasangan/penggunaan Jl. Pulo kambing II/I Jl. Pulo kambing II/I
KIP Jakarta Timur KIP Jakarta Timur
Ijin/pengesahan SI.417/W.26- 4598/2012
pemakaian 06/VIII/K/M/1994
Jenis pemeriksaan Berkala / Ulang Berkala / Ulang

15
Pelaksaan pemeriksaan Setiap 3 bulan sekali Setiap 3 bulan
dan pengujian sekali
Data teknis
Merk/buatan TCM Jepang Miura Co, Ltd
Jepang
No.Serir N-24L.47558 IDK 6000-4403
Kapasitas angkut 2.500 kg 2.500 kg
Tahun pembuatan 1985 2011
Kecepatan angkat - -
Tiggi angkat 6m -
Luas pemanasan - 7,6 m2
Tekanan kerja - 10kg/cm2
Tanggal Pemeriksaan 24 Agustus 2015 24 Agustus 2015
Pengadaan mesin telah sesuai dengan standar perusahaan.

B. Bahan dan Proses Kerja Terkait K3


Seperti yang kita ketahui bahwa PT. Martina Berto Tbk umumnya memiliki
produksi produk – produk berupa produk kosmetik, kecantikan, hingga
perawatan terhadap tubuh. Bahan – bahan yang digunakan dalam perusahan
PT. Martina Berto Tbk ini tentunya menggunakan bahan-bahan baku yang telah
tersertifikasi oleh dinas kesehatan. Adapun bahan baku tersebut tentunya
memiliki keterkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Bahan baku
yang digunakan ini terdapat sekitar 1000 jenis bahan baku atau mentah. Namun
rincian bahan baku tersebut tidak dapat diuraikan oleh pihak perusahaan.
Proses kerja terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dari
hasil

pengamatan sudah sesuai dengan yang dijelaskan dari sistem kerja perusahaan

16
tersebut. Namun untuk keterangan lebih lanjut mengenai bagaimana proses
kerja tersebut lebih detail untuk dapat mengidentifikasi keselamatan dan
kesehatan kerja belum dapat dilakukan akibat keterbatasan waktu dan
pembatasan proses pemantauan oleh pihak manajemen perusahan.

C. Landasan Kerja, SOP Kerja


Perusahaan dalam mencapai komitment dan tekat dimaksud,
Manajemen terus menerus meningkatkan kinerja Perusahaan dengan
menerapkan sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
berbasis SMK3 sesuai dengan Kepmenaker 05 tahun 1996 dan Peraturan
Pemerintah No 50 Tahun 2012 serta OHSAS 18001 secara konsisten dan
berkesinambungan.

Komitmen Perusahaan Komitmen Pusat K3

Menjamin keselamatan dan Menyusun dan memelihara


Landasan
Kesehatan Kerja (K3) seluruh Sistem Manajemen
kerja, SOP
karyawan termasuk orang lain Keselamatan dan Kesehatan
kerja
(Kontraktor, Supplier, Kerja (SMK3) berkelanjutan.
Pengunjung dan Tamu) di Membentuk Organisasi / Unit
tempat kerja. K3 dalam lingkungan
Menjamin pengendalian Manajemen Perusahaan.
dampak lingkungan Mengidentifikasi dan
operasional. mengendalikan semua
Memenuhi semua sumber bahaya dan aspek
perundangan dan peraturan lingkungan operasi
yang berlaku yang berkaitan Perusahaan.
dengan K3. Memberikan pelatihan-
Melakukan perbaikan pelatihan K3 bagi karyawan
berkelanjutan guna untuk meningkatkan Budaya
meningkatkan K3 K3 Perusahaan.
Perusahaan. Mengajak seluruh Karyawan
untuk berperan serta
meningkatkan K3
Perusahaan.

17
Kebijakan K3 ini akan ditinjau
ulang minimal 1 tahun sekali
mengikuti tinjauan SMK3.

D. Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan PT Martina Berto TBK

Dewan
komisaris

Komite audit

Dewan direksi

Sekertaris
Audit internal
perusahaan

sales & Research & Finance & Corporate social


Manufacturing
marketing Development administration responsibility

Uraian pekerjaan dari masing-masing jabatan pada PT Martina Berto TBK


secara garis besar adalah sebagai berikut:
a. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertanggung jawab menjalankan fungsi pengawasan atas
pengelolaan Perseroan oleh Dewan Direksi. Dalam pelaksanaannya, Dewan
Komisaris menerima laporan dari Direksi dan komite yang dibawahinya secara
berkala, dan memberi nasihat dan saran kepada Direksi atas masalah-masalah
manajemen seperti tertera dalam Anggaran Dasar. Dewan komisaris terdiri dari
:
i. Komisaris Utama
ii. Komisaris Perseroan
iii. Komisaris Independen

b. Dewan Direksi

18
Dewan direksi merupakan pihak-pihak yang memiliki tanggung jawab untuk
memimpin, mengelola, dan mengendalikan aktivitas Perseroan serta
memelihara dan mengurus aset Perseroan.
i. Direktur Utama
Direktur utama memiliki tanggung jawab untuk :

 Membuat sasaran penjualan, operasional, dan keuntungan tahunan.

 Membuat strategi untuk mencapai sasaran tahunan.

 Melakukan perencanaan pengendalian dan mengendalikan seluruh


operasional perusahaan bersama dengan tim Audit Internal.

 Merencanakan pengembangan investasi aset, akuisisi perusahaan,


ataupun langkah-langkah lain dengan persetujuan komisaris.

ii. Direktur Keuangan


Direktur keuangan memiliki tanggung jawab untuk :

 Membuat perencanaan keuangan serta cash flow perusahaan.

 Merencanakan strategi peningkatan SDM.

 Merencanakan dan membuat kebijakan untuk menjaga seluruh aset dan


kekayaan intelektual khususnya pada aspek hukum.

 Merencanakan dan mengendalikan perolehan laba dan rugi perseroan.

 Merencanakan dan membuat sistem informasi seluruh operasional


perusahaan.

 Mengevaluasi sarana dan prasarana IT.

 Mengevaluasi kompetensi dan produktivitas SDM.

 Mengembangkan prosedur pengendalian budget.

iii. Direktur Pemasaran


Direktur pemasaran memiliki tanggung jawab untuk :

 Membuat strategi pemasaran untuk semua brand yang ada agar tidak
terjadi tumpang tindih antar brand dan dapat meningkatkan market

19
share semua brand yang dimiliki.

 Merencanakan strategi promosi yang tepat melalui channel market yang


sesuai serta penunjukan distribusi yang tepat.

 Merencanakan strategi pemasaran internasional serta pemilihan negara


tujuan agar sesuai dengan target jangka menengah di asia pacific dan
jangka panjang di pasar global.

 Merencanakan konsep produk yang inovatif melalui riset yang actual.

 Melakukan evaluasi terhadap sarana dan prasarana di lab R&D


sehingga dapat diperoleh produk yang inovatif dan selalu memberikan
nilai tambah bagi konsumen.

 Melakukan evaluasi terhadap SDM yang ada agar memiliki kompetensi


yang sesuai dan menunjang produktivitas.

 Melakukan pengembangan prosedur riset yang sesuai dengan


metodologi terkini.

iv. Direktur Produksi


Direktur produksi memiliki tanggung jawab untuk :

 Merencanakan kebutuhan produksi sesuai dengan target produksi


tahunan.

 Merencanakan pembelian di produksi sesuai dengan budget yang telah


ditentukan.

 Melakukan analisa penggunaan asset (mesin) produksi yang dapat


didayagunakan untuk pengembangan produksi.

 Melakukan evaluasi terhadap sarana dan prasarana di pabrik sehingga


semua alur proses produksi dapat berjalan lancar.

 Melakukan evaluasi terhadap SDM yang ada agar memiliki kompetensi


yang sesuai dan menunjang produktivitas.

 Melakukan pengawasan terhadap keseluruhan proses produksi.

20
c. Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan merupakan penghubung utama antara Perseroan
dengan pemegang saham, otoritas pasar modal, investor, analis, profesi
penunjang dan masyarakat, serta menjalankan peran penting dalam menjaga
transparansi Perseroan.

d. Audit Internal
Unit audit internal dibentuk sebagai koridor organisasi dalam
mengimplementasikan strategi untuk mencapai sasaran yang telah di tetapkan,
serta meningkatkan fungsi pengendalian yang terintegrasi (integrated control
system) guna memastikan bahwa kegiatan operasional sudah dijalankan
dengan baik dan dapat meningkatkan value added organisasi melalui
efektivitas pelaksanaan manajemen risiko dan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (CGC)
.
e. Departemen Sales & Marketing
Pada departemen sales& marketing merupakan bagiang yang bertanggung
jawab mengenai penjualan dan pemasaran produk. Selain itu departemen ini
juga membawahi bagian Martha Tilaar Shop yang merupakan retail resmi
produk-produk Martha Tilaar yang bertujuan untuk menjual dan memasarkan
produk Martha Tilaar. Departemen ini juga membawahi bagian Internasional
yang bertugas untuk menjual dan memasarkan produk Martha Tilaar ke pasar
Internasional.

f. Departemen Research & Development


Departemen penelitian dan pengembangan, yaitu Martha Tilaar Inovation
Centre (MTIC). Divisi ini merupakan pusat penelitian, pengembangan, kreasi
dan inovasi bahan baku alami, produk serta pelayanan Martha Tilaar Group.
Divisi ini memadukan kearifan budaya dan pengetahuan leluhur serta sumber
keanekaragaman hayati Indonesia sehingga tercipta produk-produk inovatif
untuk memenuhi permintaan pasar yang sangat beragam dan kompetitif. Untuk
mendukung kegiatannya, divisi ini melakukan kerjasama dengan berbagai
institusi pendidikan baik lokal maupun internasional, industri, lembaga

21
pemerintahan dan komunitas (academic, business, government, and
community).
Kegiatan dalam proses kreasi dan inovasi meliputi:

i. Menjamin kesinambungan suplai bahan alami yang berkualitas tinggi


melalui pengembangan kultivasi dan konsevarsi tanaman obat dan
aromatik.

ii. Penelitian dalam bahan keanekaragaman hayati termasuk tanaman


aromatik dan obat Indonesia untuk kosmetik, jamu, dan suplemen
kesehatan.

iii. tandardisasi bahan baku, bahan kemas, produk jadi dan metode-metode
pengujian.

iv. Kreasi dan pengembangan formula.

v. Aktivitas pengembangan kemasan.

vi. Kolaborasi dengan beberapa universitas dan insititusi penelitian, baik


dari dalam maupun luar negeri, dalam melaksanakan penelitian dan
pengembangan memanfaatkan tanaman aromatik dan obat Indonesia
secara optimal.

vii. Menjamin keamanan dan manfaat, secara dermatologi dan/atau


farmakologi

viii. Mengadakan program secara kooperatif dengan mitra petani dalam


rangka menjamin kesinambungan suplai dari bahan tanaman obat dan
aromatik yang berkualitas.

g. Departemen Manufacturing
Departemen ini bertanggung jawab dalam aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan kegiatan produksi perusahaan. Kegiatan yang dilakukan
antara lain adalah pengadaan material produksi, perencanaan produksi,
pengiriman produk dan sebagainya.

h. Departemen Finance & Administration

22
Departemen ini bertanggung jawab dalam aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan segala hal yang berkaitan dengan administrasi dan
keuangan yang terjadi di perusahaan.

i. Departemen Corporate Social Responbility


Departemen Corporate Social Responbility (CSR) merupakan departemen
yang bertanggung jawab dengan kegiatan sosial. Strategi perusahaan untuk
kegiatan CSR masih akan didasarkan pada 4 (empat) pilar yang menerapkan
strategi kepedulian kita terhadap alam, pendidikan, budaya, dan
pemberdayaan perempuan. Namun untuk lebih memberikan dampak positif
yang lebih kuat pada masyarakat, lingkungan, dan perusahaan itu sendiri,
maka untuk pilar Lingkungan (Beauty green) dan pemberdayaan perempuan
(Women empowerment) menjadi 2 pilar utama, sedangkan 2 pilar lainnya yakni
pendidikan (Beauty education) dan pelestarian budaya (Beauty culture)
menjadi pilar pendukung yang bisa masuk dan mewarnai kedua pilar utama itu.
Jadi dalam implementasi kegiatan pelestarian lingkungan dan pemberdayaan
perempuan akan terkandung materi pendidikan dan pelestarian budaya.

E. Instalasi Listrik
Data Teknis :
1. Jenis/Type : Electrostatic
2. Luas bangunan : -M2
3. Tinggi bangunan : 16 m
4. Luas Penampang Hantaran : Coaxcial Cable 50 mm2
5. Tinggi Penerima : kurang lebih 7 m
6. Jumlah penerima : 1 buah
7. Jumlah Hantaran Penyalur : 1 buah
8. Sambungan Ukur/Joint Test : 1 buah
9. Jumlah Elektroda Tanah : 1 buah
10. Tahanan sebaran tanah : < 5 ohm
11. Pelaksana pemasang : -
Pada saat kunjungan terlihat semua mesin dapat menyala dan
mempunyai penerangan yang baik. Tidak terdapat permasalahan dalam hal

23
listrik. Walaupun begitu, PT. Martina Berto tetap menyediakan Generator Set
(Genset)/motor diesel yang berjumlah satu buah berkapasitas 5000 kva.
Sehingga dalam segi listrik, PT. Martina Berto tidak ada permasalahan.
Menurut keterangan pihak Human Resources Development (HRD), PT.
Martina Berto mempunyai prasarana lift pengangkut barang berjumlah 7 buah
yang mampu mengangkut lebih dari 8000 kg barang. Selama ini, lift tersebut
tidak ada masalah dan dirawat secara berkala.
Cuaca yang tidak diprediksi seperti akhir-akhir ini mempunyai resiko
untuk terkena sambaran petir. Kami tidak sempat melihat instalasi penyalur
petir tersebut, tetapi kami mendapatkan informasi terpercaya dari perwakilan
PT. Martina Berto bahwa gedung yang memiliki tinggi lebih dari 10 meter
tersebut sudah dilengkapi dengan penangkal petir.Dari peninjauan kami ke PT.
Martina Berto, kami dapat menyimpulkan bahwa tidak terdapat permasalahan
mengenai Instalasi listrik, instalasi penyalur petir dan lift barang pada

PENGAMATAN STANDART
Pekerja hampir seluruhnya telah mengetahui letak Memiliki tim penanggulangan
dari alat pemadam api ringan (APAR) dan Hydrant kebakaran yang terlatih
oleh karena telah diletakkan pada posisi yang
mudah dilihat dan dicapai juga berwarna merah
(APAR) alat pemadam api ringan telah Memiliki sistem proteksi kebakaran.
ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat Dan terdapat beberapa APAR yang
dijangkau menggantung pada tembok, hampir pemasanganya tidak sesuai
terdapat pada seluruh koridor. semua tabung alat dengan permenakertrans no. Per-
berwarna merah, bentuk dari tabung tersebut tidak 04/MEN/1980
berlubang ataupun cacat. Namun adapun yang
belum sesuai dengan peraturan menteri tenaga
kerja dan transmigrasi tersebut, salah satunya
adalah tidak terdapat adanya lemari atau peti
untuk penyimpan tabung tersebut dan masih
ditemukan beberapa alat yang tidak sesuai
dengan tempat yang seharusnya.
Dilaksanakan pemeriksaan berkala beberapa kali Melaksanakan pemeriksaan dan
dalam setahun namun narasumber tidak pengujian komponen yang
menjelaskan secara detail berkaitan dengan penaggulangan
kebakaran
perusahaan tersebut.

F. Sarana Penanggulangan Kebakaran

24
G. Konstruksi Tempat Kerja
- Akses pada ruang kerja dan antar gedung yang cukup baik.
- Terdapat garis-garis pembatas berwarna kuning di halaman sebagai
jalur untuk pejalan kaki untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
- Lantai ruang produksi berupa keramik, tidak licin, tidak retak dan
terdapat karpet tangga di kantor utama.
- Dinding ruang produksi berwarna putih cerah dan ktinggian langit-langit
lebih dari 2,5 meter dari lantai.
- Di genteng teras dipasang jaring pengaman untuk menghindari jatuhnya
genteng saat terjadi hujan atau angin kencang. Akan tetapi tidak semua
bagian dari bangunan memiliki jaring pengaman, yang berguna untuk

25
melindungi para pekerja yang berada di ketinggian ataupun melindungi
dari benda yang jatuh.
- Ruang kerja cukup luas sehingga karyawan dapat bergerak leluasa.
- Penerangan pada ruang kerja cukup baik.
- Terdapat tanda peringatan dan pengamanan pada lantai. Di tangga
terdapat tanda untuk memberitahu dimana sisi untuk naik dan turun.
- Untuk sanitasi terdapat WC (toilet) dan tempat cuci tangan terdapat
disetiap lantai tempat produksi.

H. Alat Pelindung Diri


APD TEMPAT PENJELASAN PENGAMATAN STANDART
Topi/ Laboratorium, Berbahan kain, Tidak semua Semua pekerja
Penutup Quality berfungsi untuk tenaga kerja mengunakan
Kepala Control, melindungi menggunakan tutup kepala
ruang rambut dan penutup kepala
produksi penutup kepala tersebut.
dari bahaya
panas, api dan
mesin juga
bahan kimia,
agar tidak
terjadi
kontaminasi
Helm Tempat Berwarna Pekerja yang di Pekerja yang di
penyimpanan kuning tempat tempat
bahan kimia berbahan penyimpanan penyimpanan
yang sudah keras, berguna bahan kimia bahan kimia
jadi sebagai menggunakan menggunakan
pelindung helm helm
kepala dari
benturan,
terantuk atau

26
kejatuhan
benda.

Jas Quality Berwarna putih Sebagian besar Pekerja


Laboratorium Control, berbahan kain, pekerja sudah menggunakan
Prosessing terdapat menggunakan jas Lab dan
Area kancing di Jas Lab, namun mengancingkan
bagian depan, ada beberapa jas nya, agar
Berguna yang tidak seluruh
melindungi menggunakan badannya
badan dari jas, dan tidak di tertutup jas dan
bahaya panas, kancing. juga agar tidak
percikan bahan memungkinkan
kimia & cairan, untuk terjadinya
agar tidak jas yang terjerat
tergores. ke mesin.
Masker Quality Berwarna Putih Pekerja sebagian Pekerja
Control, berbahan kain, besar seharusnya
laboratorium, dengan tali menggunakan menggunakan
Prosessing sebagai masker namun masker dengan
Area pengait, ada juga yang benar yaitu
berfungsi untuk tidak menutupi mulut
menyaring menggunakan. dan hidung.
cemaran bahan Dalam hal
kimia dan penggunaannya,
cegah belum semua
terhirupnya pekerja
partikel-partikel menggunakan
kecil. dengan benar
karena ada yang

27
hanya menutupi
mulut.

Sarung Quality Berbahan kain, Pekerja sebagian Seharusnya


Tangan Control, karet, sebatas besar pekerja yang
laboratorium, pergelangan menggunakan memiliki kontak
Prosessing tangan, sarung tangan dengan bahan
Area) berfungsi untuk namun ada juga kimia, ataupun
melindungi yang tidak, panas ataupun
tangan dari sarung tangan mesin harus
pajanan api, juga hanya menggunakan
dan percikan sebatas sarung tangan
bahan kimia, pergelangan sesuai standar,
benturan, luka. tangan, padahal termasuk jika
ada proses yang ada pekerjaan
memasukan yang
bahan lebih dari membutuhkan
sebatas sarung tangan
pergelangan panjang.
tangan.
Sepatu Quality Berwarna Semua pekerja Semua pekerja
Control, merah, sudah sudah
laboratorium, berbahan menggunakan menggunakan
Prosessing kanvas dengan sepatunya. sepatunya.
Area alas karet.
Berguna untuk
melindungi kaki
dari bahan
kimia, bahaya
panas, dan

28
benturan juga
luka.

I. Tanggap Darurat dan Evakuasi


Pada perusahaan PT. Martina Berto, Tbk, selama pengamatan ditemukan
cukup memenuhi standar dalam Emergency Response, diantaranya dapat
ditemukan Master plan ( peta alur evakuasi ) yang dipasang pada setiap area
pabrik, seperti pada area produksi sampai pengemasan produk serta tempat
berkumpul saat terjadi bencana yang cukup luas. Selain itu ditemukan cukup
banyak APAR di lokasi – lokasi yang mudah ditemukan di setiap area pabrik,
sistem alarm kebakaran pun terdapat cukup banyak serta ditemukan water
sprinkle pada lokasi – lokasi kerja yang memiliki potensi dapat terjadinya
kebakaran. PT. Martina Berto, Tbk juga melakukan simulasi penanggulangan
bencana dan bahaya setiap satu tahun sekali dan ini dianggap cukup untuk
mengantisipasi para tenaga kerja untuk menyelamatkan diri saat terjadi bencana
dan bahaya. Namun, selama pengamatan, ditemukan penunjuk jalan alur
evakuasi berjarak cukup jauh dari titik satu ke titik lainnya. Warna penunjuk alur
jalan evakuasi berwarna merah, yang seharusnya berwarna hijau dan terlalu
kecil. Kemudian titik kumpul saat terjadinya bencana dinilai kurang memadai
dimana lokasinya yang terlalu dekat dengan gedung dan luas tidak mencukupi
untuk menampung seluruh karyawan.

29
30
Tanggap
Darurat & PENGAMATAN
Evakuasi
Fire Alarm Terdapat di semua ruangan, dan juga terdapat di luar
ruangan, di setiap lorong
Emergency Terdapat di semua ruangan
Lamp
Jalur Evakuasi Tangga darurat dan tangga umum, Pintu – pintu jalur
evakuasi mudah terlihat dan semuanya tidak ada yang
ditemui dalam keadaan terkunci.
Jalur terawat dengan baik, terbuka, tidak terdapat benda
yang membahayakan disekitar area evakuasi, cukup lebar,
dan untuk menuju titik area evakuasi dapat menggunakan
jalur yang sudah ditandai dengan garis- garis kuning.
Rambu – Rambu – rambu yang menunjukan lokasi jalur evakuasi
Rambu Jalur cukup jelas, berwarna hijau dengan kondisi yang cukup baik.
Evakuasi Hanya saja rambu – rambu ini kurang besar, letaknya terlalu
tinggi sehingga dapat tertutup asap saat terjadi kebakaran.
Peta jalur evakuasi juga jelas terdapat di setiap ruangan.
Tempat berkumpul Titik Point 3 tempat
APAR ( Alat Terdapat di setiap lorong, dalam keadaan baik, terdapat cara
Pemadam Api penggunaan, di maintenance secara rutin terdapat kartu
Ringan) pengecekkan.
Memiliki tim penanggulangan kebakaran yang terlatih
Pekerja hampir seluruhnya telah mengetahui letak dari alat
pemadam api ringan (APAR) dan Hydrant oleh karena telah
diletakkan pada posisi yang mudah dilihat dan dicapai juga
berwarna merah.
Memiliki sistem proteksi kebakaran. Dan terdapat APAR
yang pemasanganya sesuai dengan permenakertrans no.
Per-04/MEN/1980

31
J. Kejadian Kecelakaan Kerja
PENGAMATAN
Angka kejadian Angka kejadian kecelakaan kerja di PT.
kecelakaan kerja Martina Berto sangat rendah menurut pihak
(saat ditanyakan ke perusahaan. dalam kurang lebih 5 tahun
pihak PT. Martina terakhir terdapat 2 kecelakaan kerja yang
Berto) terjadi berupa terpeleset dan mata seorang
pekerja terciprat oleh bahan kimia saat sedang
bekerja. Pihak perusahaan tidak menyebutkan
secara terperinci tentang kejadian ini
Angka kejadian Sudah dipasang spanduk dan poster tentang
kecelakaan kerja keselamatan kerja dan peraturan tentang
(setelah dilakukan penggunaan alat pelindung diri di setiap
kunjungan bidang perusahaan.
perusahaan) Masih banyak pegawai yang belum tepat
menggunakannya maupun tidak
menggunakannya, sehingga memungkinan
resiko terjadinya kecelakaan kerja di
perusahaan tersebut.

Gambar. Jumlah kecelakaan kerja yang tercatat

32
K. Personil Keselamatan Kerja

Pada perusahaan ini personil keselamatan kerja dibuat dalam bentuk


panitia yang di sebut dengan P2K3 yaitu Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja. Panitia ini memiliki spesifisikasi seperti berikut ini:
o Total P2k3 : 56 Orang
o Petugas P3K : 20 Orang
o Pelatihan : Tanggap Darurat untuk DAMKAR
(Pemadam Kebakaran) Emergency Respond Kecelakaan Kerja
o Sertifikasi P3K : PMI dan Disnakertrans
o Prose Kerjanya : Standby di masing masing Bagian
o Bekerja sesuai kejadaian darurat
o PJK3 : Sesuai kualifikasinya masing :
 AK3 Umum
 AK 3 Kimia, DAMKAR

33
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
No Unit Kerja Permasalahan Dasar hukum Saran
1 Konstruksi tidak semua bagian Undang-undang Ditambahkan
tempat kerja dari bangunan dasar no 1 tahun pengaman yang
memiliki jaring 1970, undang- berguna untuk
pengaman, yang undang no 18 melindungi pekerja
berguna untuk tahun 1999 yang berada pada
melindungi para tentang jasa ketinggian, ataupun
pekerja yang berada konstruksi melindungi dari
di ketinggian ataupun benda yang
melindungi dari jatuh.dalam ruangan
benda yang
jatuh.dalam ruangan.

2 Sarana Tidak semua pekerja Permenakertrans Dilakukannya


penanggulan dari PT. Martina No 4/MEN/tahun sosialisasi dari
gan Berto tbk. tersebut 1980 perusahaan
kebakaran mengetahui cara terhadap para
penggunaan alat-alat perkerja tentang
penanggualangan penaggulangan
kebakaran, dan kebakaran dan cara
masih terdapat APAR penggunaan alat
yang kadaluarsa. pemadam api ringan
(APAR) dan
Hydrant.
Selain itu alangkah
lebih baik lagi
apabila APAR yang
telah kadaluarsa
diganti dengan yang
baru.
3 Alat Pada proses Peraturan menteri Perusahaan
pelindung diri pembuatan, tenaga kerja dan bersedia
beberapa pekerja transmigrasi RI menyediakan APD
tidak menggunakan nomor yang sesuai dengan
APD yang sesuai PER.08/MEN/VII/ standard an hazard
dengan faktor resiko 2010 tentang Alat yang ada di
di tempat tersebut. Pelindung Diri lingkungan tempat
kerja dan nyaman
untuk digunakan.
Selain itu lebih baik
lagi apabila sebelum
memulai pekerjaan
diberikan suatu
briefing singkat
mengenai
pentingnya APD dan

34
cara penggunaan
APD yang baik dan
benar.
4 Tanggap Secara umum untuk Undang-undang Posisi rambu-rambu
darurat dan jalur dan rambu no 18 tahun 1999 diletakan secara
jalur evakuasi evakuasi di PT. tentang jasa teratur agar tetap
Martina berto sudah konstruksi terlihat pada saat
cukup baik. Hanya Undang-undang terjadi kebakaran.
saja, akan lebih baik dasar no 1 tahun Selain itu lebih baik
jika rambu yang 1970 menggunakan kata
tersedia tidak hanya Undang-undang – kata “ KELUAR ”
diletakkan diatas No 28 tahun 2002 daripada “ EXIT ”.
pintu atau tempat tentang bangunan
yang tinggi karena gedung.
kemungkinan akan
tertutup asap jika
terjadi kebakaran.
5 Personil Personil peraturan Diharapkan bagian
keselamatan Keselamatan kerja perundangan UU personil ini lebih
kerja pada persuhaan ini No. 1 tahun 1970 sering mengadakan
sudah tergolong baik, (Pasal 10 ayat 1, evaluasi (siding-
namun belum ada 2) yang sidang) yang terkait
data mengenai mewajibkan dengan masalah
latihan yang perusahaan untuk keselamatan kerja
diadakan oleh membentuk P2K atau program
personil keselamatan keselamatan kerja
kerja. dan juga lebih
meningkatkan
upaya-upaya
promosi tentang
keselamatan kerja
pada tenaga-tenaga
kerja di perusahaan
tersebut.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

35
A. KESIMPULAN
Secara umum penatalaksanaan sistem K3 di PT.Martina Berto Tbk dari
penilaian keselamatan kerja sudah berjalan cukup baik, namun masih ada
beberapa hal yang masih harus diperbaiki lagi. Antara lain:
1. Pentingnya briefing rutin sebelum melakukan kerja yang mengingatkan
tentang pentingnya perhatian dan kehati-hatian serta penggunaan APD
pada setiap pekerja agar terhindar dari kecelakaan kerja (safety induction)
2. Dari segi keselamatan konstruksi semuanya sudah baik, namun alangkah
lebih baiknya apabila ditambahkan adanya informasi keselamatan
peralatan, bahan, dan benda-benda dalama ruangan.
3. Tidak semua pekerja dari PT. Martina Berto tbk. tersebut mengetahui cara
penggunaan alat-alat penanggualangan kebakaran.
4. Alat-alat pemadam api ringan (APAR) ada sebagian yang tidak terdapat
pada tempat yang seharusnya

B. SARAN
1. Melakukan briefing rutin sebelum melakukan kerja yang mengingatkan
tentang pentingnya perhatian dan kehati-hatian setiap pekerja agar
terhindar dari kecelakaan kerja (safety induction)
2. Ditambahkan adanya informasi keselamatan peralatan, bahan, dan benda-
benda dalam ruangan.
3. Pentingnya pengecekan alat secara berkala untuk memastikan kondisi dan
fungsinya masih layak digunakan
4. Jadwal rutin pelatihan penggunaan APAR dan evakuasi

BAB VI
PENUTUP

36
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya
baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan,
masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak
melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis
dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang
penting dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai
peraturan perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur masalah
kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di
lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut
sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang
tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak
terjadi kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak.
Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat
dan lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan
produktivitas nasional.

37

Anda mungkin juga menyukai