Anda di halaman 1dari 114

SMK3

OHSAS 18001
& TANGGAP
DARURAT
1
2
AZAS SMK3
Peningkatan K3 Secara Terus
Menerus Dengan Pola Mandiri
Bagian Dari Sistem Pengawasan K3
Bersifat Wajib
Sejalan Dengan Kaidah
Internasional
Diaudit Oleh Badan Independen
Mengakomodasikan Kebutuhan 3
Tujuan dan Sasaran
Menciptakan suatu sistem K3 di
perusahaan dengan melibatkan
pengusaha, pengurus, seluruh
pekerja / buruh dan org lain yg
berada di perusahaan serta kondisi
lingkungan kerja sebagai satu
kesatuan yg tidak terpisahkan dalam
rangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat
kerja serta terciptanya perusahaan
yang aman, efisien dan produktif 4
Elemen Kunci OHSAS 18001:1999/ISO 14001
Dimungkinkan untuk diintegrasikan menjadi
SHE Management System

ACT PLAN
Management Commitment
Review Continual & Policy
Improvement
CHECK DO

Checking and Planning


Corrective Action
• Monitoring and Measurement Implementation
• Nonconformance and Corrective • Hazard, Risk Identification
and Preventive Action •Structure and Responsibility • Legal requirement
• Records • Training, Awareness and Responsibility • Objective and Target
• Internal Audit •S&H Management
• Communication Program
• Documentation
• Document Control
• Operational Control
• Emergency Preparedness/
Responses

5
SMK3
Peningkatan
berkesinambungan

Kebijakan
Kebijakandan
dan
Peninjauan Komitmen
Peninjauanscr
scr Komitmen
teratur
teratur&&Pening
Pening
katan
katanPenerapan
Penerapan
SMK3
SMK3

Pengukuran,
Pengukuran, Perencanaan
Perencanaan
Pemantauan
Pemantauandan
dan K3
K3
Pengevaluasian
Pengevaluasian
Kinerja Penerapan
KinerjaK3
K3 Penerapan
Rencana
RencanaK3K3
Scr
ScrEfektif
Efektif

6
4.1. PERSYARATAN UMUM

•Organisasi harus menetapkan


dan memelihara sistem
manajemen K3 sesuai dengan
yang dipersyaratkan dalam
klausul 4 spesifikasi ini.

7
4.2 . KEBIJAKAN K3
Management Review

Feedback from
Audit Policy measuring
performance

Planning

8
4.2 Kebijakan K3

• Sesuai dengan skala dan sifat dari risiko K3 organisasi;


• Komitmen untuk perbaikan berkelanjutan;
• Komitmen untuk mematuhi peraturan K3 yang berlaku
dan persyaratan lainnya;
• Terdokumentasi, diimplementasikan, dan dipelihara;
• Dikomunikasikan kepada seluruh tenaga kerja secara
intensif agar seluruh tenaga kerja sadar akan kewajiban
setiap individu terhadap aspek K3;
• Tersedia untuk semua pihak yang berkepentingan;
• Ditinjau secara berkala untuk menjamin relevansi dan
kesesuaian terhadap organisasi.

9
4.3. PERENCANAAN
Policy

Feedback
Audit from
Planning
measuring
performance

Implementation
and Operation

10
4.3.1 Identifikasi Bahaya, Penilaian
Resiko dan Pengendalian Resiko
(HIRARC)

• Organisasi harus
menetapkan dan memelihara
prosedur HIRARC
• HIRARC sebagai dasar
sasaran K3
• Informasi HIRARC harus
selalu terdokumentasi dan
terkini
• Metodologi HIRARC 11
4.3.2 Persyaratan hukum dan
lainnya
• Organisasi harus menetapkan
prosedur untuk mengidentifikasi dan
mengakses persyaratan hukum dan
lainnya yang berlaku;
• Organisasi harus menjaga informasi
yang terkini;
• Dikomunikasikan ke seluruh tenaga
kerja dan pihak yang berkepentingan.
12
4.3.3 Tujuan K3
• Organisasi harus menetapkan dan
memelihara Tujuan K3 yang
terdokumentasi di setiap fungsi yang
relevan dalam organisasi
• Ditinjauan ulang
• Tujuan/sasaran K3 harus konsisten
dengan Kebijakan K3 termasuk
komitmen untuk peningkatan secara
berkelanjutan. 13
4.4 IMPLEMENTASI & OPERASI
Planning

Feedback
Audit
Implementation
and Operation
from
measuring
performance

Checking and
Corrective
Action
14
4.4.1. Sumber Daya, Peran, Tanggungjawab
Dan Berwibawa

Harus ditetapkan sumber daya, peran


tanggungjawab dan kewibawaan dari
personil yang mengatur/mengendalikan,
menerapkan, dan melakukan verifikasi
yang memiliki efek pada risiko K3 dari
aktifitas organisasi.
Tanggungjawab tertinggi untuk K3
dipegang oleh pimpinan puncak.
Organisasi harus menunjuk salah seorang
anggota pimpinan puncak dengan tugas
tambahan menjamin sistem manajemen
K3 15
4.4.2 Kompetensi, pelatihan &
kesadaran.
 Personil harus berkompeten dalam
melaksanakan tugas yang dapat berdampak
kepada K3 pada tempat kerjanya.
 Harus ditetapkan dan dipelihara prosedur
untuk menjamin bahwa tenaga kerja yang
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan
fungsi dan tingkat yang relevan, sadar akan
aspek K3
 Prosedur pelatihan harus memperhitungkan
perbedaan tingkatan dari :
 tanggungjawab, kemampuan dan latar

belakang pendidikan, serta


 risiko

16
4.4.3. Komunikasi,partisipasi
dan konsultasi
• Organisasi harus memiliki prosedur
untuk menjamin bahwa informasi K3
dikomunikasikan ke dan dari tenaga
kerja dan pihak yang berkepentingan
lainnya
• Pengaturan keterlibatan dan
komunikasi tenaga kerja harus
didokumentasikan dan diinformasikan
kepada pihak yang berkepentingan
• Keterlibatan Tenaga Kerja 17
SOSIALISASI & PROMOSI
(Tahapan Aktifitas / kegiatan pendukung)

 1). Penyuluhan K3L (Safety


Induction)
 2). Pertemuan Pagi K3L (Safety
Morning Talk)
 3). Pertemuan Kelompok Pekerja
K3L (Tool Box Meeting)
 4). Promosi K3L
18
1). Penyuluhan K3 L (Safety
Induction)
Tujuan
1.Mengadakan penjelasan informasi K3
L harian keseluruh tingkatan pekerja,
melalui penyuluhan dapat juga disebut
“safety induction” untuk identifikasi
potensi sumber bahaya yang ada
pada setiap pekerjaan.
2.Meningkatkan pemeliharaan Kondisi
K3 L yang aman, sikap dan perilaku
kerja bermutu dan effisien. 19
1).a. Sosialisasi (penyuluhan) K3

Kegiatan Safety Talk u/. Tukang Besi & Cara Pemakaian Fire Extinguisher

Kegiatan Safety Talk untuk Tukang Kayu di Los Kerja Kayu Proyek

Dokumen Pelatihan Ahli Muda K3 Konstruksi di PT Pembangunan Perumahan (Persero), Tgl 21 s/d 25 Juni 2004 20
1).b. Penyuluhan K3 L (Safety
Induction)
No Uraian aktivitas Penanggung jawab Keterangan
1)Penyuluhan K3 L harus pernah 1) Pelaksanaan Anggota peserta
dilaksanakan minimal 1 (satu) Penyuluhan K3 L penyuluhan K3 L
kali untuk tenaga kerja/pekerja diberikan oleh (Safety Induction)
baru, dan harus diberikan saat petugas K3 L, ke adalah : semua
tenaga kerja / pekerja akan semua tingkatan angggota kelompok
mulai bekerja atau sebelum pekerja, pekerja pegawai /
bekerja karyawan / pekerja
2)Penyuluhan K3 L dapat baru yang terlibat
dilaksanakan kapan saja dalam proses
(sewaktu-waktu) dengan durasi pekerjaan secara
waktu banyaknya jumlah materi langsung dilapangan,
yang hendak disampaikan dan / atau siapa saja
yang masuk dalam
3)HasiL penyuluhan K3 L harus di
kelompok pekerja
dokumentasikan, diantaranya,
belum pernah
daftar absensi kehadiran peserta
penyuluhan K3 L, Topik – topik mendapatkan
penyuluhan K3 L
K3 L yang disampaikan,
semuanya harus di record, (Safety Induction)
sebelumnya.
21
2). Pertemuan Pagi K3 L
(Safety Morning Talk)
Tujuan
Mengadakan penjelasan informasi K3 L
secara periodik keseluruh tingkatan
pekerja. Melalui pertemuan pagi K3 L
semua potensi sumber bahaya yang
berada pada lingkungan pekerjaan di
identifikasi.
Meningkatkan pemeliharaan Kondisi K3 L
yang aman, sikap dan perilaku kerja
bermutu dan effisien. 22
2).a. Pertemuan Pagi K3 L
(Safety Morning Talk)
No Uraian aktivitas Penanggung Keterangan
jawab
Pelaksanaan Pertemuan Pagi K3
1 L: Dipimpin oleh Anggota
Pertemuan Pagi K3 L, dilaksanakan Petugas K 3 L Pertemuan Pagi
secara periodik minimum sekali dan / atau K3 L adalah :
dalam satu minggu dengan jadwal Manajer lapangan semua angggota
yang ditetapkan oleh Kepala / supervisor kelompok
Proyek/Plant/Kawasan sebagai instruktur pekerja
2
Semua Pelaksana / Supervisor harus pegawai /
membantu menetapkan topik-topik karyawan /
keselamatan yang berbasis pekerja baru
identifikasi potensi sumber bahaya yang terlibat
dalam lingkaran kegiatannya dan / dalam proses
atau terhadap kejadian / peristiwa produksi
yang cenderung mengarah ke kondisi pekerjaan secara
kecelakaan kerja dan / atau telah langsung
terjadi kecelakaan kerja, sesuai dilapangan
dengan jenis pekerjaan yang
23
dikerjakannya
2).b. Pertemuan Pagi K3 L
(Safety Morning Talk)
No Uraian aktivitas Penanggung jawab Keterangan
Pelaksanaan Pertemuan Pagi K3 L :
3 Topik Pertemuan pagi K3L, berupa : Dipimpin oleh Dokumentasi
1) Penjelasan kondisi yang berbahaya dari Petugas K 3 L dan / pertemuan pagi
setiap proses pekerjaan. yang akan atau Manajer K3L harus
dikerjakan setelah kegiatan pertemuan lapangan / disampaikan /
pagi K3L. supervisor sebagai diberikan ke
instruktur petugas K3 L
2) Penyimpangan keadaan yang ditemukan
saat inspeksi K3 L. sebelumnya
3) Insiden / Kecelakaan dan dijelaskan
maksud dan tujuan pencegahannya.
4) Instruksi dan informasi dari Kepala Proyek
dan / atau Pemberi Pekerjaan.
5) Peraturan dan ketetapan perundang-
undangan
Hasil pertemuan pagi K3L harus di dokumentasikan, diantaranya;
– daftar absensi kehadiran peserta pertemuan pagi K3L,
– topik diskusi,
24
3). Pertemuan Kelompok
Pekerja K3 L , (Tool Box Meeting)
Tujuan :
1.Mengadakan penjelasan informasi K3 L
harian / mingguan (tergantung kondisi
dilapangan). Melalui Pertemuan Kelompok
Kecil Pekerja semua potensi sumber
bahaya yang berada dibawah pekerjaan
pekerja tersebut di identifikasi.
2.Meningkatkan pemeliharaan Kondisi K3 L
yang aman, sikap dan perilaku kerja
bermutu dan effisien.
25
3)a. Pertemuan Kelompok Pekerja K3
L
(Tool Box Meeting)
No Uraian aktivitas Penanggung Keterangan
jawab
Pelaksanaan Pertemuan Kelompok
Pekerja K3 L:
1 Pertemuan Kelompok Pekerja dapat Dipimpin oleh Kepala Anggota
dilaksanakan kapan saja (sewaktu-waktu) Regu (Mandor yang pertemuan
dengan durasi waktu pertemuan cukup sudah dilatih) kelompok pekerja
pendek, berkisar 10 s/d 15 menit atau lebih, adalah kelompok
dan tempat pelaksanaannya dimana saja di pekerja yang
lokasi tempat kerja (lapangan) terlibat dalam
2 Pertemuan Kelompok Pekerja harus proses pekerjaan
dilaksanakan minimal 1 kali dalam 1 secara langsung
minggu, yang lebih utama, dapat dilapangan
dilaksanakan setiap hari
3 Pelaksanaan Pertemuan Kelompok Pekerja
dilaksanakan dengan teliti / akurat,
sederhana sejalan dengan aktifitas harian,
semua peringatan K3 L harus di tekankan
dalam pelaksanaan pekerjaan ke semua
tingkatan pekerja, semua masalah diatas
barus berbasis identifikasi potensi sumber 26
3)b. Pertemuan Kelompok Pekerja K3 L
(Tool Box Meeting)
No Uraian aktivitas Penanggung Keterangan
jawab
Pelaksanaan Pertemuan Kelompok
Pekerja K3 L:
4 Semua permasalahan K3 L mencakup proses Dipimpin oleh Kepala Anggota
kerja, metode kerja dan progress K3 L, Regu (Mandor yang pertemuan
atau hasil pertemuan pagi K3 L sudah dilatih) kelompok pekerja
didiskusikan atau dibicarakan di Pertemuan adalah kelompok
Kelompok Pekerja, pekerja yang
5 Semua supervisor harus membantu terlibat dalam
menetapkan topik-topik keselamatan yang proses pekerjaan
berbasis identifikasi potensi sumber bahaya secara langsung
dalam lingkaran kegiatannya dan / atau dilapangan
terhadap kejadian / peristiwa yang
cenderung mengarah ke kondisi kecelakaan
kerja dan / atau telah terjadi kecelakaan
kerja, sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dikerjakannya

27
3)c. Pertemuan Kelompok Pekerja K3 L
(Tool Box Meeting)
No Uraian aktivitas Penanggung Keterangan
jawab
Pelaksanaan Pertemuan Kelompok
Pekerja K3 L:
6 Topik Pertemuan Kelompok Pekerja, dapat Dipimpin oleh Kepala Anggota
berupa : Regu (Mandor yang pertemuan
1 Penjelasan kondisi yang berbahaya dari sudah dilatih) kelompok pekerja
setiap pekerjaan. adalah kelompok
2 Penyimpangan keadaan yang pekerja yang
ditemukan saat inspeksi K3 L. terlibat dalam
3 Insiden / Kecelakaan dan dijelaskan proses pekerjaan
maksud dan tujuan pencegahannya. secara langsung
dilapangan
4 Instruksi dan informasi dari Kepala
Proyek, Komite K3L dan Pemberi
Pekerjaan)
5 Peraturan dan ketetapan perundang-
undangan.

28
3)d. Pertemuan Kelompok Pekerja K3 L
(Tool Box Meeting)
No Keterangan
Pelaksanaan Pertemuan Kelompok Pekerja K3 L:

Hasil Pertemuan Kelompok Pekerja harus di dokumentasikan, diantaranya,


– Daftar absensi kehadiran peserta Pertemuan Kelompok Pekerja,
– Topik diskusi,
– Dokumentasi Pertemuan Kelompok Pekerja harus disampaikan / diberikan ke
petugas K3 L dan harus disebarluaskan ke seluruh tingkatan pekerja, khususnya
pada kegiatan kelompok kerjanya

29
4). Promosi K3L
1.Komite K3 L (Unit K3 L ) secara teratur harus
mempromosikan K3 L ke seluruh pekerja mengenai
hal–hal yang berkaitan dengan pemberdayaan K3 L
seperti :
1 Pertemuan K3 L
2 Pemberian penghargaan terbaik K3 L bulanan /
triwulanan / semester / tahunan dapat diberikan
secara individu atau tim.
3 Kompetisi K3 L (Pemilihan pelaksana dan promotor
K3 L terbaik atau pengadaan kuis K3 L, dll)
4 Poster – poster K3 L
5 Berita – berita selebaran K3 L
6 Saran – saran K3 L
7 dan lain-lain,
2.Memberikan insentif yang ditetapkan oleh Komite K3 L
kepada pekerja, yang melaksanakan K3 L terbaik 30
4). Promosi

Dokumen Pelatihan Ahli Muda K3 Konstruksi di PT Pembangunan Perumahan (Persero), Tgl 21 s/d 25 Juni 2004 31
SISTEM PENGENDALIAN &
MONITORING PENERAPAN K3

Kegiatan Inspeksi
yang dilakukan
32
Pengendalian & Monitoring K3 L

Tujuan :
Pengendalian dilakukan untuk memastikan
penerapan K3 dilaksanakan secara konsisten
sesuai standar dan rencana yang ditetapkan.
baik proses dari produk yang ditetapkan,
disediakan, dipelihara dan dikendalikan,
semuanya itu harus dipastikan terintegrasi
dalam suatu sistem strategi pencegahan
resiko kecelakaan yang akan terjadi dan /
atau penyakit akibat kerja sebagai dampak
dari kegiatan konstruksi

33
Pengendalian
operasi
SAFETY POSTER

34
Pengendalian
operasi
SAFETY SIGN

35
SISTEM PENGENDALIAN &
MONITORING PENERAPAN K3

Kegiatan Inspeksi
yang dilakukan
36
Pengendalian & Monitoring K3 L
Tujuan :
Pengendalian dilakukan untuk
memastikan penerapan K3 dilaksanakan
secara konsisten sesuai standar dan
rencana yang ditetapkan. baik proses
dari produk yang ditetapkan, disediakan,
dipelihara dan dikendalikan, semuanya
itu harus dipastikan terintegrasi dalam
suatu sistem strategi pencegahan resiko
kecelakaan yang akan terjadi dan / atau
penyakit akibat kerja sebagai dampak
dari kegiatan konstruksi 37
Harness Safety belt

38
Penggunaan Safety Belt

39
40
41
4.4.4 Dokumentasi
 Organisasi harus menetapkan dan
memelihara informasi dalam media yang
layak seperti dalam bentuk kertas atau
elektronik

4.4.5 Pengendalian dokumen

 Organisasi harus menetapkan dan


memelihara prosedur untuk
mengendalikan semua dokumen dan
data yang disyaratkan spesifikasi
OHSAS
42
4.4.6 Pengendalian operasi
• Organisasi harus mengidentifikasikan
operasi dan aktivitas yang berhubungan
dengan risiko yang ada dimana tolok
ukur pengendalian perlu diaplikasikan.
• Organisasi harus merencanakan
aktivitas-aktivitas ini, termasuk
pemeliharaan, desain, pembelian,
instalasi, yang disesuaikan dengan
kemampuan manusia dalam rangka
untuk memastikan bahwa pelaksanaan
dibawah kondisi tertentu untuk
mengurangi resiko K3 dari sumbernya 43
4.4.7.
4.4.7. KESIAGAAN
KESIAGAAN &
& TANGGAP
TANGGAP DARURAT
DARURAT

IDENTIFIKASI POTENSI KEADAAN


DARURAT
PERENCANAAN KESIAPAN
KEADAAN DARURAT
PENANGANAN KEADAAN
DARURAT
STRUKTUR TIM KEADAAN
DARURAT & P3K
MEKANISME PROSES
PENANGANAN KEADAAN
DARURAT 44
IDENTIFIKASI POTENSI KEADAAN
DARURAT
a. Tim Keadaan Darurat & P3K mengidentifikasi
potensi keadaan darurat dan menetapkan
perencanaan persiapan dan pengendaliannya,
yang mencakup :
• Kecelakaan Terhadap Manusia
• Kerusakan Terhadap Material / Alat /
Proses / Lingkungan
b. Identifikasi, Uji resiko dan pengendalian resiko
serta penerapannya mengacu pada Prosedur
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja & Lingkungan.
45
PERENCANAAN KESIAPAN KEADAAN DARURAT
a. Tim Keadaan Darurat & P3K menetapkan metode
penanganan dan uraian tugas
b. Tim Keadaan Darurat & P3K mengidentifikasi kebutuhan
peralatan dan fasilitas Keadaan Darurat & P3K yang
diperlukan dan untuk pengadaan peralatan dan fasilitas
Keadaan Darurat & P3K di tingkat Kantor
c. Kepala Proyek (Tingkat Proyek), Manajer (Tingkat
Cabang/Divisi), MR/ Biro / SDM (Tingkat Pusat) menjamin
pemahaman karyawan terhadap kesiapan dan penanganan
keadaan darurat, dengan menyusun dan melaksanakan
program latihan kesiapan dan penanganan keadaan darurat
secara berkala.
d. Tim Keadaan Darurat & P3K Proyek, Kantor Cabang/Divisi &
Kantor Pusat menyusun dan melaksanakan jadwal inspeksi
terhadap kesiapan keadaan darurat.
e. Tim Keadaan Darurat & P3K Proyek, Kantor Cabang/Divisi &
Kantor Pusat menyusun laporan kesiapan dan penanganan
keadaan darurat. 46
PENANGANAN KEADAAN DARURAT

a. Ketersediaan Fasilitas.
b. Prosedur Tanggap Darurat,
c. Hubungan Pihak – Pihak Terkait

47
Prosedur Keadaan Tanggap Darurat

48
Kesiapan keadaan Tanggap Darurat

• Organisasi harus menetapkan dan memelihara


beberapa rencana dan prosedur untuk
mengidentifikasi potensi keadaan darurat, dan
untuk menanggapinya, insiden dan situasi darurat,
dan untuk mencegah dan meredakan penyakit dan
cidera yang mungkin timbul dari keadaan darurat
tersebut.
• Peninjauan ulang rencana kesiapan dan tanggap
darurat dan beberapa prosedur tambahan setelah
terjadinya beberapa insiden dan situasi darurat.
• Uji coba & tes terhadap prosedur-prosedur
tersebut apabila dapat dipraktekkan.

49
KEPARAHAN KEBAKARAN

Bila tdk terkendali, berlanjut


menjadi bencana ( disaster )
dan berakibat
- Kerugian materi,
- Korban manusia
- Terhentinya produksi
- Mengganggu aktivitas umum
FAKTOR PENYEBAB KEBAKARAN
Faktor kesalahan manusia
Pengetahuan yg terbatas krn basic pendidikan dan tidak
adanya penyuluhan

Faktor kesalahan teknis


Perancangan awal yg salah, kurangnya program riksa uji
dan tidak adanya manual instruction

Faktor kesalahan manajemen


Terbatasnya program K3
Kesiapan Keadaan Tanggap Darurat

52
Fenomena Kebakaran
Di Perusahaan
• Sering tidak diduga & dipicu oleh energi
panas yang tidak terkendali.
• Awal kebakaran sering gagal dipadamkan.
• Cepat membesar, menjalar, & berkobar.
• Selalu berakibat hilangnya waktu kerja.
• Sering berakibat kerugian, korban jiwa, &
pencemaran
• Api padam karena bahan yang terbakar
habis
54
INTENSITAS FENOMENA KEBAKARAN
FENOMENA KEBAKARAN

Flashover
3 - 10 menit

TH STEDY
Fully development fires
W

DE
O

(600-1000 o C)
GR

CA
Initiation

Y
TIME
Source
Energ
y
Faktor Penyebab Keparahan
Kebakaran di Perusahaan

Gagalnya pemadaman awal kebakaran


Kurang handalnya proteksi kebakaran
Responce time dan Fighting spirit dari
Fire team rendah
Tidak adanya SOP darurat kebakaran
Konsep K3 Langkar di
Perusahaan
• Mengutamakan keselamatan manusia.
• Mengutamakan pencegahan kebakaran.
• Memasang sarana proteksi kebakaran yg
handal.
• Menyediakan sarana evakuasi & rescue.
• Menyusun tanggap darurat kebakaran.
• Membentuk Regu Langkar.
FENOMENA KEBAKARAN
FENOMENA KEBAKARAN

INTENSITAS
Upaya
• KEBAKARAN
pencegaha Flashover
n
kebakaran 3 - 10 menit

H
STEDY

OW
Fully development fires

GR

DE
(600-1000 o C)

CA
it ia t ion
In

Y
Source
Energ TIME
y
GOOD HOUSE KEEPING
• Penyediaan tempat sampah dan prosedur
pemusnahan sampah

• Penyediaan tempat penyimpanan bahan-2


rawan terbakar/ meledak

• Penyediaan smoking area

• Penyelenggaraan kebersihan dan ketertiban


61
4.5. PEMERIKSAAN

Implementation
and Operation

Feedback
Checking and
Audit Corrective from
Action measuring
performan
ce
Management
Review

62
4.5.1. Pengukuran dan
Pemantauan Kinerja K3
• Organisasi harus menetapkan
dan memelihara prosedur
untuk memantau dan
mengukur kinerja K3 secara
berkesinambungan;
• Organisasi harus menetapkan
dan memelihara prosedur
kalibrasi apabila
menggunakan alat ukur
kinerja K3, serta rekaman
kalibrasi dan perawatan alat
ukur K3 tersebut harus
terpelihara dan terkendali. 63
4.5.1. Pemantauan dan
Pengukuran kinerja
Tingkat kekerapan (FR) adalah :
Jumlah Kecelakaan X 1. 000.000
Jumlah jam oran

Tingkat keparahan (SR) adalah:


Jumlah hari hilang X 1.000.000
Jumlah jam orang

64
4.5.2. Evaluasi dan pemenuhan

• Organisasi harus melakukan evaluasi apakah


pemenuhan pelaksanaan k3 sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.

65
Berdasarkan Permenaker No. PER.15/MEN/VIII/2008,
standar isi kotak P3K adalah sebagai berikut:
•Kasa Steril
•Perban ( lebar 5 cm )
•Perban ( lebar 10 cm)
•Plester ( lebar 1.25 cm)
•Plester cepat
•Kapas
•Kain segitiga / mittela
•Gunting
•Peniti
•Sarung tangan sekali pakai
66
•Sarung tangan sekali pakai
•Sarung tangan sekali pakai berpasangan
•Masker
•Pinset
•Lampu senter
•Gelas cuci mata
•Kantong plastik bersih
•Aquades (10 ml larutan saline)
•Povidon lodin (60ml)
•Alkohol 70%
•Buku Panduan P3K di tempat kerja
•Buku catatan dan daftar isi kotak P3
67
68
69
Penempatan kotak P3K haruslah pada tempat yang
mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah yang
jelas,cukup cahaya serta mudah diangkat apabila
akan digunakan.
Jumlahnya disesuaikan dengan jumlah
pekerja/buruh sesuai dengan lampiran 3
Permenaker nomor 15 Tahun 2008 ini.
Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak
500 meter atau lebih, masing-masing unit kerja
harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah
pekerja/buruh.
Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di
gedung bertingkat, maka masing-masing unit kerja
harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah 70
71
72
4.5.3. Kecelakaan, insiden,
ketidaksesuaian dan Tindakan
Perbaikan

• Organisasi harus menetapkan dan memelihara


prosedur mengenai tanggung jawab dan
wewenang untuk menangani keadaan darurat;
• Tindakan perbaikan dan pencegahan akan
ditinjau ulang pelaksanaannya dalam proses
penilaian risiko, serta organisasi harus
merekam semua perubahan dari prosedur
yang terdokumentasi dari hasil tindakan
perbaikan dan pencegahan yang telah
dilakukan. 73
4.5.3.1 Incident investigation

• Organisasi harus menetapkan


prosedur penyelidikan keadaan
berbahaya.

74
4.5.4 Pengendalian rekaman

• Organisasi harus
menetapkan dan
memelihara prosedur
untuk melakukan
identifikasi, pemeliharaan
dan pemusnahan dari
rekaman K3, seperti hasil-
hasil audit dan tinjauan
ulang;
75
Laporan-2 Administrasi
• Internal Perusahaan,
Program Kerja K3,
Program
Kegiatan Rutin K3, (Penyuluhan, inspeksi, NC & Perbaikan, sosialisasi dan promosi, dll)
Kegiatan
Kejadian (insiden) dan kecelakaan
Kejadian
Kinerja K3 dan statistic K3,
Kinerja
Peningkatan, Perbaikan berkelanjutan (quality improvement)
Peningkatan,

76
Laporan-2 Administrasi
• External (P2K3 Perusahaan)
Awal kegiatan Proyek (scope pekerjaan / kegiatan
proyek dan jumlah tenaga kerja
Rutin setiap 3. Bulan Kegiatan P2K3 ke dinas tenaga
kerja setempat
Laporan Kecelakaan 2 X 24 Jam setelah kejadian
kecelakaan
Penggunaan Peralatan Berat dan ijin kerjanya
P2K3 : Panitia Pembina K3

77
4.5.5. Internal Audit
• Organisasi harus menetapkan dan
memelihara program dan prosedur audit
yang dilakukan secara berkala
• Program audit harus berdasarkan HIRARC
dan hasil dari audit sebelumnya;
• Prosedur audit harus mencakup ruang
lingkup, frekuensi, metodologi, dan
kompetensi dalam melakukan tanggung
jawab audit dan pelaporan hasil audit;
• Apabila memungkingkan audit harus
dilakukan secara independen (bukan
penanggung jawab langsung) 78
4.6 Tinjauan Ulang Manajemen

Checking and
Corrective Action

Internal Management External


Factor Review Factor

Policy

79
4.6 Tinjauan Manajemen

• Pimpinan puncak harus menetapkan


mekanisme tinjauan sistem manajemen K3
secara berkala, untuk menjamin:
kesesuaian, kecukupan, dan keefektifan;
• Informasi dalam tinjauan manajemen
digunakan untuk evaluasi;
• Pembahasan mengenai kebijakan K3,
pencapaian tujuan/sasaran K3, serta
peningkatan berkelanjutan
80
AKTIVITAS PENGENDALIAN
•Identification of work.
(Elemen program dan aktivitas untuk mencapai hasil)
•Standard.
(Penetapan standar kinerja)
•Measurement.
(Pengukuran kinerja, pencatatan & pelaporan)
•Evaluation.
(Evaluasi kinerja dengan mengukur dan membanding).
•Commendation and Correction.
(Penyempurnaan terus menerus)
82
YANG PENTING……

83
Mengenal Lebih Dalam
Tentang Rambu K3
Setiap 15 detiknya, satu pekerja di dunia
meninggal akibat kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja (PAK)? Sedangkan di
Indonesia, seperti dilansir kompas.com,
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri
membeberkan fakta bahwa rata-rata setiap
harinya 8 orang meninggal akibat kecelakaan
kerja.
"153 pekerja di dunia mengalami kecelakaan kerja
setiap 15 detiknya." - International Labour
Organizational (ILO).

Salah satu penyebab tingginya angka kecelakaan


kerja adalah masih banyak pekerja yang
mengabaikan rambu kesehatan dan keselamatan
kerja (K3) atau perusahaan tidak memasang
rambu K3 sesuai standar yang berlaku. Padahal,
peran rambu K3 ini sangat membantu perusahaan
untuk meminimalkan risiko kecelakaan kerja dan
PAK, sehingga perusahaan pun dapat menciptakan
zero accident di area kerja.
Peran Rambu K3
Para ahli K3 menyadari bahwa perusahaan harus
menyampaikan komunikasi K3 secara efektif untuk
menciptakan lingkungan kerja yang aman. Rambu K3
memainkan peranan penting untuk mencapai tujuan
tersebut. Media visual tersebut berguna untuk:
Mengingatkan pekerja dari potensi bahaya dan
bagaimana menghindari bahaya yang terdapat di area
kerja.
Memberi petunjuk ke lokasi tempat penyimpanan
peralatan darurat.
Membantu pekerja atau penghuni gedung lainnya saat
proses evakuasi dalam keadaan darurat.
Poin plus saat audit K3, membantu perusahaan untuk
mendapatkan sertifikasi ISO, OHSAS, dll.
Warna Rambu K3
Warna dapat membantu pekerja menentukan
klasifikasi bahaya di area kerja. Warna rambu
K3 juga akan membantu mengarahkan pekerja
terkait tindakan yang harus mereka lakukan
sesuai warna rambu
yang mereka lihat. Berikut ragam warna yang
terdapat dalam rambu K3 berdasarkan standar
internasional:
1. Warna merah
mengidentifikasi DANGER/
BAHAYA, FIRE/ KEBAKARAN,
dan STOP. Paling sering
digunakan untuk identifikasi
bahan kimia cair mudah
terbakar, emergency stop, dan
alat pemadam kebakaran.
Sedangkan warna merah yang
mengindikasikan bahaya
digunakan untuk menunjukkan
adanya situasi bahaya yang
dapat menyebabkan kematian
atau cedera serius.
2. Warna ORANYE menunjukkan WARNING/
PERINGATAN/ AWAS. Digunakan untuk
menunjukkan situasi bahaya yang bisa
menyebabkan kematian atau cedera serius.
Biasanya sering dipasang di dekat peralatan kerja
berbahaya, seperti benda tajam, pisau berputar,
mesin gerinda, dll.
3. Warna KUNING menunjukkan CAUTION/
WASPADA. Digunakan untuk menunjukkan
situasi bahaya (seperti tersandung, terpeleset,
terjatuh, atau di area penyimpanan bahan yang
mudah terbakar) yang bisa menyebabkan luka
ringan atau sedang.
4. Warna HIJAU menunjukkan EMERGENCY/
SAFETY. Digunakan untuk menunjukkan lokasi
penyimpanan peralatan keselamatan, Material
Safety Data Sheet (MSDS), dan peralatan P3K.
Serta, instruksi-instruksi umum yang
berhubungan dengan praktik kerja yang aman.
5. Warna BIRU menunjukkan NOTICE/
PERHATIAN. Digunakan untuk menunjukkan
instruksi tindakan/ informasi keselamatan
(bukan bahaya), seperti penggunaan APD atau
kebijakan perusahaan.
Bentuk dan Simbol
1. Triangle atau diamond
shape: digunakan untuk
menunjukkan bahaya. Rambu
dengan bentuk triangle ini
dirancang dengan piktogram
berwarna hitam, warna dasar
kuning atau oranye, dan garis
tepi berwarna hitam.
2. Round shape: digunakan untuk mandatory
sign atau berisi instruksi keselamatan yang
wajib dipatuhi pekerja, seperti penggunaan
APD. Rambu dengan bentuk lingkaran ini
dirancang dengan piktogram berwarna putih
dan warna dasar biru.
3. Rectangular atau square shape: digunakan
untuk menunjukkan jalan keluar saat kondisi
darurat, lokasi penyimpanan peralatan
keselamatan, dan peralatan P3K. Rambu
dengan bentuk persegi panjang atau persegi ini
dirancang dengan piktogram berwarna putih
dan warna dasar hijau.
4. Untuk prohibition sign atau rambu yang
berisi larangan dirancang dengan piktogram
berwarna hitam, warna dasar putih, garis tepi
berwarna merah dan garis diagonal pada
bagian tengah berwarna merah.
Format Desain Rambu K3
1. One panel sign: rambu didesain satu panel
dengan mencantumkan teks atau
piktogram/simbol saja.
2. Two panel sign: rambu didesain dua panel
dengan mencantumkan teks dan piktogram/
simbol atau teks berisi kata kunci dan teks
sebagai penjelas (harus memasukkan informasi
berupa tipe bahaya, konsekuensi dan
pernyataan untuk menghindari bahaya
tersebut)
3. Three panel sign: rambu didesain tiga panel
dengan mencantumkan:
Header/ signal word (seperti danger,
warning, caution, notice, atau safety first)
Messaging and text format (berisi kata kunci
dan teks penjelas),
Piktogram/ safety simbol.
Bahasa
Awalnya, standar OSHA merekomendasikan
penggunaan bahasa Inggris pada rambu K3.
Namun ternyata hal tersebut tidak efektif,
mengapa? Faktanya, para pengusaha dan instansi
pemerintah menyadari, hambatan bahasa justru
menyumbang risiko cedera dan PAK lebih besar
karena masih banyak pekerja yang tidak mengerti
bahasa Inggris. Ditambah banyak perusahaan yang
mempekerjakan pribumi dan asing. Salah satu
solusi yang dianjurkan adalah penggunaan format
bilingual, penggunaan bahasa Inggris dan bahasa
nasional (sesuai negara).
Referensi Regulasi
OSHA:
•OSHA 1910.145 : Specification for accident prevention signs and tags
•OSHA 1910.37: Maintenance, safeguards, and operational features for exit routes
•OSHA 2013 bekerjasama dengan ANSI Z535-2011
•ISO:
•ISO 3864 series of standards which specify design requirements, including shapes
and colours, for safety signs
•ISO 7010, Graphical symbols – Safety colours and safety signs – Registered safety
signs
•ISO 20712-1, Water safety signs and beach safety flags – Part 1 : Specifications for
water safety signs used in workplaces and public areas
•ISO 20712-2, Water safety signs and beach safety flags – Part 2 : Specifications for
beach safety flags – Colour, shape, meaning and performance
•ISO 20712-3, Water safety signs and beach safety flags – Part 3 : Guidance for use
•ISO 22727, Graphical symbols – Creation and design of public information symbols –
Requirements
•ISO 13200:1995, Cranes -- Safety signs and hazard pictorials -- General principles
•ISO 11684:1995, Tractors, machinery for agriculture and forestry, powered lawn and
garden equipment -- Safety signs and hazard pictorials -- General principles
ANSI:
•ANSI Z535.1: Safety Color Code
•ANSI Z535.2: Environmental and Facility Safety
Signs
•ANSI Z535.3: Criteria for Safety Symbols
•ANSI Z535.4: Product Safety Signs and Labels
•ANSI Z535.5: Safety Tags and Barricade Tapes
(for Temporary Hazards)
•ANSI / ASME A13.1-2007: Pipe Labeling
British Standard Institution:
•BS 5499-4:2013, Safety signs. Code of practice
for escape route signing British Standards
Institution
•BS 5499-10:2014, Guidance for the selection
and use of safety signs and fire safety notices
•BS 1710:2014, Specification for identification
of pipelines and services British Standards
Institution
SNI (Standar Nasional Indonesia) & Peraturan
Menteri RI:
•SNI 10-4837-1998: Fasilitas dan rambu-rambu
keselamatan di pelabuhan laut
•SNI 13-6351-2000: Rambu-Rambu Jalan di
Area Pertambangan
•SNI 7743:2011: Rambu evakuasi tsunami
•Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2013 Tentang
Simbol Dan Label Limbah Bahan Berbahaya
Dan Beracun
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
PR dikumpulkan paling lambat 14 April 2021

1.Buatlah contoh formulir tanggap darurat


untuk suatu item pekerjaan pada suatu
proyek konstruksi dan isi formulir tersebut
seolah2 terjadi kecelakaan kerja
2.Buatlah contoh poster (harus dibuat
sendiri, tidak boleh mengambil dari internet)
tanggap darurat K3

115

Anda mungkin juga menyukai