Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENGAWASAN NORMA K3 KONSTRUKSI BANGUNAN DAN


PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PT. BANGUN SARANA BAJA

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


Tanggal 07-19 DESEMBER 2015
Abdul Rozak,S.SI
Bayu Nurdianto,S.E
Ari Harjanto
Sumanto
Halid Yuliandri,S.T
Yahya Agus Purnomo
Suseno
Suparno
Selamet
Ditto Prama
Heprida Marbun,S.Pd

PENYELENGGARA
PT.TRUST BIMO INDONESIA
GRESIK-JAWA TIMUR
TAHUN 2015

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat
rahmat dan ridhonya, kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Kelompok 3 yang
dititikberatkan pada Pengawasan Norma K3 Konstruksi Bangunan dan
Penanggulangan Kebakaran di PT.Bangun Sarana Baja telah selesai dilaksanakan
dan laporan PKL telah dipresentasikan dalam seminar Pelatihan Calon Ahli K3
Umum yang diselenggarakan pada tanggal 719 Desember 2015.
Dalam PKL Kelompok 3 mengidentifikasi beberapa hal yang kurang sesuai
dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja serta
peraturan yang berlaku lainnya, yang kami susun berdasarkan lokasi PKL beserta
permasalahan yang ditemukan.
Harapan kami, semoga laporan ini dapat dimanfaatkan sebesar besarnya
untuk perbaikan demi meminimalisir risiko di tempat kerja Saran dan kritik dari
Bapak / Ibu / Saudara selalu kami harapkan untuk perbaikan ke depan.

Penyusun
Kelompok III

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................. 2
1.3 Ruang Lingkup .......................................................................... 2
1.4 Pengertian-Pengertian ............................................................... 2
1.5 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 3
1.6 Dasar Hukum K3 Kebakaran Dan K3 Konstruksi ........................... 4
BAB II FAKTA DAN MASALAH
2.1 Profil Perusahaan ..................................................................... 5
2.2 Kondisi Area Kerja .................................................................... 6
2.3 Temuan dan Fakta ................................................................... 6
BAB III TEMUAN DAN FAKTA
3.1 Analisis Masalah ....................................................................... 11
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan .............................................................................. 13
4.2 Saran ....................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap di mana tenaga kerja bekerja, atau yang
sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana
terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya (UU No.1 Tahun 1970 psl
1 ayat 1). Dengan perumusan ini ruang lingkup tempat kerja ditentukan
oleh tiga unsur yakni tempat dimana dilakukan pekerjaan disana, adanya
tenaga kerja yang bekerja disana dan adanya bahaya kerja di tempat itu.
Lingkungan kerja adalah istilah generik yang mencakup identifikasi
dan evaluasi faktor-faktor lingkungan yang memberikan dampak pada
kesehatan tenaga kerja (ILO). Adapun interaksi dari berbagai lingkungan
di tempat kerja mencakup faktor fisik, kimia, biologi, fisiologi dan
psikologi atau unsur lingkungan di tempat kerja dengan tenaga kerja,
yang dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.
Dalam hal peningkatan pelaksaan K3 di tempat kerja, maka
diperlukan adanya upaya pengendalian terhadap sumber bahaya di
tempat kerja, dengan salah satunya adalahpengendalian risiko terjadinya
kebakaran. kebakaran merupakan risiko yang dapat terjadi dimana saja
abila terdapat sumber bahaya yang potensial dan berisiko tinggi akan
terjadinya kehilangan nyawa atau kerugian finansial dan material. Hal ini
penting dan perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pihak
manajemen PT.Bangun Sarana Baja.
Sebagai calon Ahli K3 Umum diharapkan mampu mengidentifikasi
dan dapat melakukan pengendalian terhadap risiko bahaya yang ada di
tempat kerja. Pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, harapan calon
Ahli K3 diantaranya dapat melakukan kajian bidang K3 konstruksi
bangunan dan penanggulangan kebakaran

1.2 Maksud dan Tujuan


a. Maksud dilaksanakan PKL ini adalah untuk mempraktekan materi
pembelajaran yang telah diterima calon Ahli K3 Umum selama masa
pelatihan.
b. Tujuan dilaksanakan PKL adalah melihat kesesuaian peraturan K3
ditempat kerja, pengetahuan, materi pembelajaran tentang K3
dengan penerapannya dilapangan, khususnya dalam bidang K3
Konstruksi Bangunan dan Penanggulangan Kebakaran
1.3 Ruang Lingkup
Untuk

pelaksanaan

Praktek

Kerja

Lapangan,

Kelompok

mendapatkan tugas melakukan kajian bidang K3 Konstruksi Bangunan


dan Penanggulangan Kebakaran yang dilaksanakan di PT. BANGUN
SARANA BAJA, Gresik. Adapun kegiatan yang di lakukan berupa
Observasi yang dilakukan untuk meninjau ketersediaan APAR,
Hydrant, jalur evakuasi, serta bahan mudah terbakar dan kondisi
bangunan yang sudah ada.
1.4 Pengertian-Pengertian
a. Penanggulangan Kebakaran:
1. Pengawasan

suatu

aktivitas

untuk

menilai

kesesuaian

peryaratan yang telah ditentukan, yang dalam hal ini adalah


persyaratan K3 penanggulangan kebakaran yang bertujuan
untuk mencegah atau menekan resiko sampai pada level yang
memadai.
2. Kebakaran : api yang tidak dikehendaki.

3. Resiko kebakaran : perkiraan tingkat keparahan apabila terjadi


kebakaran.
4. Memadamkan

kebakaran : suatu teknik menghentikan reaksi

pembakaran atau nyala api.


5. Jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran : sarana
berbentuk konstruksi permanen pada bangunan gedung dan
tempat kerja yang dirancang aman untuk waktu tertentu sebagai
jalan atau rute penyelamatan penghuni apabila terjadi keadaan
darurat kebakaran.
6. Panas, asap dan gas : produk kebakaran yang pada hakekatnya
jenis bahaya yang akan mengancam keselamatan.
b. Istilah K3 Kontruksi Bangunan:
1. SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum adalah SMK3
pada

sektor

kepentingan

jasa
umum

konstruksi

yang

(masyarakat)

berhubungan
antara

lain

dengan

pekerjaan

konstruksi: jalan, jembatan, bangunan gedung fasilitas umum,


sistem

penyediaan

air

minum

dan

perpipaannya,

sistem

pengolahan air limbah dan perpipaannya, drainase,pengolahan


sampah, pengaman pantai, irigasi, bendungan, bendung, waduk,
danlainnya.
2. Ahli

K3

Konstruksi

adalah

Ahli

K3

yang

mempunyai

kompetensi khusus di bidang K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan


Umum dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

Sistem Manajemen K3 Konstruksi sesuai pedoman ini di tempat


penugasannya yang dibuktikan dengan sertifikat dari yang
berwenang dan sudah berpengalaman sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun dalam pelaksanaan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum yang dibuktikan dengan referensi pengalaman kerja.
3. Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi
Pengguna Jasa dan/atau Organisasi Penyedia Jasa yang telah
mengikuti pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum.
4. RK3K (Rencana K3 Kontrak) adalah dokumen rencana
penyelenggaraan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang
dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa,
untuk selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara
Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam penyelenggaraan
K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
5. Monitoring dan Evaluasi (MONEV) K3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum adalah kegiatan pemantauan dan penilaian
terhadap

kinerja

Penyelenggaraan

K3

Konstruksi

Bidang

Pekerjaan Umum yang meliputi pengumpulan data, analisa,


penilaian,kesimpulan dan rekomendasi tingkat penerapan K3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

1.5 Metode Pengumpulan Data


Laporan ini disusun dengan cara mengumpulkan berbagai informasi
dengan metode di bawah ini:
a. Observasi dengan meninjau langsung penerapan K3 yang
dilakukan di PT. BANGUN SARANA BAJA. Kabupaten Gresik.
b. Wawancara dengan melakukan proses tanya jawab tentang
penerapan K3 yang dilakukan kepada site guide PT. BANGUN
SARANA BAJA. Kabupaten Gresik.
c. Brainstrorming dengan melakukan diskusi antar kelompok.
d. Buku panduan dari buku himpunan peraturan perundangundangan K3.
1.6 Dasar Hukum
1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang
Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada
Bangunan Gedung.
3. Permenakertrans

No.4/Men/1980

tentang

Syarat-Syarat

Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.


4. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.11/M/BW/1997 tentang
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung

BAB II
FAKTA DAN MASALAH
2.1 Profil Perusahaan
PT. BANGUN SARANA BAJA merupakan perusahaan fabrikasi struktur
baja yang sangat khusus, pabrik ini berdiri sejak tahun 1985 dan
mempunyai beberapa kantor cabang terletak di Surabaya, Jakarta dan
Pekanbaru. Kantor pusat terletak di Gresik, tepatnya di JL. Mayjen
Sungkono XII / 8, Gresik , Jawa Timur. Lahan untuk kantor pusat dan
work shop yang telah dikembangkan seluas 130.000 m2.

(sumber: Data sekunder,2015)


Work shop dilengkapi dengan berbagai macam peralatan yang
menunjang pekerjaaan fabrikasi baja, diantaranya berbagai macam
mesin CNC ( H-Beam saw & drilling, angle punching and cutting, plate
bending machine, plate drilling, plate punching, steel pipe profile cutting)
;hydralic shearing machine, flame plate cutting machine; conveyor
sandblasting machine; welded beam machine; steel plate rolling
machine;serta pencelupan bak galvanis.
Team engineering di PT. Bangun Sarana Baja terlatih untuk
menggunakan software BOCAD, TEKLA, serta AUTOCAD dalam membuat

desain shopdrawing fabrikasi baja dengan tingkat kompleksitas yang


tinggi seperti menara (tower), jembatan, konveyor, industrial plant
(pabrik), pembangkit listrik (power transmission), chemical plant, pabrik
gula (refinary plant), pusat perbelanjaan (mall), serta berbagai macam
desain struktur baja lainnya.
Adapun visi dari PT. Bangun Sarana Baja Menjadi fabrikator baja
pilihan pertama di Indonesia dan beberapa negara lainnya dan misi dari
perusahaan ini adalah Kami membangun dengan antusias didukung
area fabrikasi yang luas serta peralatan modern dan tenaga ahli yang
berpengalaman, kami siap melakukan pekerjaan yang lebih banyak lagi
dengan mengendalikan mutu penyerahan tepat waktu.
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi perusahaan, PT. Bangun
Sarana Baja mempunyai beberapa divisi perusahaan yaitu :
a. Divisi Industri Pabrikan Baja ( PT. MULCINDO )
b. Divisi

Atap Baja

Ringan (PT. SAM MUTIARA MUDA STEEL

WORK)
c. Divisi Jasa Pelapisan Galvanish ( PT. BONDI SYAD MULIA)
d. Divisi Sipil ( PT. CIPTA USAHA PRATAMA)
2.2 Kondisi Area Kerja
PT. Bangun Sarana Baja merupakan pabrik perusahaan fabrikasi
struktur baja yang memiliki beberapa workshop dan beberapa plant yang
masing-masing area kerja tersebut memiliki risiko dan potensi berbahaya
yang perlu diperhatikan.

(Area Kerja PT.Bangun Sarana Baja)


Dalam

praktek

kerja

lapangan

(PKL)

yang

menjadi

fokus

pengamatan kelompok kami adalah kondisi konstruksi bangunan dan


potensi bahaya kebakaran yang mungkin terjadi melihat banyaknya
potensi bahaya disetiap workshop dan plant perusahaan ini maka
Kebakaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, oleh karena itu
sarana penanggulangan kebakaran, jalur evakuasi, serta identifikasi
bahan- mudah terbakar menjadi penting untuk diperhatikan oleh pihak
manajemen PT.Bangun Sarana Baja.

2.3 Fakta dan Temuan


Tabel 2.1 Hasil Observasi Kekurangan dan Kelebihan PT.Bangun Sarana
Baja ditinjau dari K3 Konstruksi dan Sarana Penanggulangan Kebakaran
Kondisi Bangunan, Sarana Penanggulangan
Kebakaran, Jalur Evakuasi, dan Bahan Mudah
Terbakar
Kelebihan
Kekurangan

No

Lokasi

Halaman : pos
satpam dan
parkir
kendaraan.

Merupakan area terbuka


memudahkan mengakses
tempat aman atau tempat
lain sebagai tempat
amanapabila terjadi
kebakaran. Hal ini sesuai
dengan Kepmen PU
10/KPTS/2000

1. Tidak ada APAR


2. Tidak ada hidran
3. Tidak ada jalur evakuasi
4. Terdapat titik berkumpul
(assembly point)

Area workshop
I

1. Dekat dari kantor utama


dan halaman parkir,
sehingga lokasi mudah
dijangkau untuk berlari
meninggalkan lokasi saat
kebakaran terjadi.
2. Merupakan tempat
pengerjaan rangka baja
yang dipesan oleh
konsumen.
3. Kondisi bangunan baik
dalam arti masih layak

1. Kondisi Apar tidak baik


2. Letak APAR tidak sesuai
dengan aturan
3. Terdapat bahan mudah
terbakar seperti gas LPG,
Solar dan tabung oksigen.
4. Jarak antara mesin
pengelasan berdekatan
dengan gas tabung oksigen
dan APAR.
5. Jalur evakuasi tertutup oleh
material
6. Tidak adanya Safety Sign

Area Workshop
II

1. Ada satu APAR dan tercat


merah, (tanggal tidak
kadaluarsa sehingga
masih dapat digunakan)
2. Merupakan daerah
terbuka dan berjarak
dekat dari halaman
terluar gedung.
3. Kondisi bangunan masih
bagus

1. APAR akan sulit terjangkau


karena lokasinya tidak
mudah dilihat (APAR berada
di ruangan petugas yang
tertutup oleh material)
2. Tidak terdapat tanda yang
menunjukkan lokasi APAR.
3. Tidak ada jalur evakuasi
4. Kondisi ruangan yang
tidak memenuhi standar 5R

Kondisi Bangunan, Sarana Penanggulangan


Kebakaran, Jalur Evakuasi, dan Bahan Mudah
Terbakar
Kelebihan
Kekurangan

No

Lokasi

Area workshop
III

Merupakan area fabrikasi


baja yang memiliki
bangunan yang masih dalam
kondisi yang baik.

Area workshop
IV

Merupakan area pengecatan


baja-baja yang telah dibuat,
bearada di area terbuka
sehingga memudahkan
pekerja untuk di evakuasi
pada saat terjadi kebakaran.

Kamar Mandi

1. Pagar pengaman pada tempat


Tangki LPG rusak di sebabkan
tertimpa sisa material sisa
produksi.
2. Penempatan
apar
tidak
sesuai.
3. Kartu inspeksi apar tidak bisa
di baca atau rusak.
4. Terdapat apar yg kadaluarsa
(tidak layak pakai).
5. Tidak ada hidrant di lokasi
tangki LPJ dan Tangki Solar
6. Penerapan
5R
kurang
memenuhi prosedur.
1. Pagar tempat penyimpanan
material tidak layak.
2. Jalur evakuasi tertutup oleh
material
3. Tidak adanya Safety Sign
4. Penerapan 5R kurang
memenuhi prosedur.
1. Jarak antara kamar mandi
dengan area workshop terlalu
jauh sehingga menyulitkan
pekerja ketika akan ke kamar
mandi.
2. Jumlah kamar mandi dengan
jumlah pekerja tidak sesuai
peruntukannya.
3. Kondisi bangunan tidak layak.

BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan hasil observasi dilapangan di PT. Bangun Sarana Baja Kabupaten Gresik. Hasil temuan di lapangan:

No.
1.

2.

Foto

Lokasi
Area
Workshop IV

Temuan
Pagar
pengaman
tangki LPG
rusak sudah
tidak layak

Potensi Bahaya
Tangki LPG dapat jatuh dan
menimpa pekerja yang ada
disekitar.

Saran/Rekomendasi
Perlu perbaikan
atau penggantian
baru

Dasar Hukum
UU No. 1/1970
Pasal 3

Area
workshop I,II
dan III

APAR tidak
layak pakai,
sudah tidak
ada tekanan
dan melewati
batas yang
sudah
ditentukan,
tagging rusak

Menyulitkan pada saat


pemadaman api saat
kebakaran berlangsung.

Perbaikan APAR.

UU.No.1/1970
Pasal 3
(B. C. D )
Permen No.
4/1980
Pasal
1.45,6,10

Isi ulang APAR dan


mengganti yang
baru apabila sudah
melewati batas
waktu yang sudah
ditentukan

No.
3

Foto

Lokasi

Area
Workshop
IV

Temuan

Banyak
Material sisa
produksi
berserakan

Potensi Bahaya

Saran/Rekomendasi

Menimbulkan penyakit

Perlu adanya

akibat kerja karena

tempat

menjadi sarang nyamuk,

penimbunan

bisa juga menimbulkan

sampah logam

kecelakaan kerja karena

agar bisa didaur

pekerja tersandung

ulang

Dasar Hukum

1. UU No
1/1970
Pasal 3 (1)
2. Permen no
1/1980
Pasal 6

barang sisa material.

Area
workshop
IV

Pagar tempat
penyimpanan
material tidak
layak.

Material dapat terjatuh


dan menimpah pekerja.

Perlu
diadakannya
perbaikan.

UU No. 1/1970
Pasal 3

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Pratek kerja lapangan di PT Bangun sarana
Baja. Kabupaten Gresik, secara keseluruhan dari segi kontruksi
bangunan dan penanggulangan kebakaran terdapat beberapa bagian
yang

berpontensi

menyebabkan

kecelakaan

kerja.Dari

temuan

tersebut yang tidak sesuai dengan Perundang-undangan keselamatan


dan kesehatan kerja, di antaranya:
1. Kurang Lengkapnya alat pelindung diri (APD) pada pekerja
2. Kurangnya Pemiliharaan dan perawatan serta perbaikan pada
tempat

yang bisa menimbulkan kecelakan kerja di lingkungan

fabrikasi
3. Kurangya inspeksi ( kelalaian ) atau pemeliharaan alat bantu
kerja dan alat keamanan penanggulangan kebakaran
4. Kurangnya kesadaran tentang pemakaian Alat Pelindung Diri
(APD)
5. Kurangya rambu-rambu

atau tanda tentang

penempatan

material sisa dan material yg tidak di gunakan


6. Tidak adanya perbaikan dan pemeliharaan yang berkala untuk
kerusakan di lingkunan pabrik
7. Kurang Penerapan tentang 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat,
Rajin)

Dengan

diterapkannya

suatu

sistem

manajemen

K3

penanggulangan kebakaran yang solid, diharapkan perusahaan


dapat melakukan pencegahan akan terjadinya kebakaran sejak dini.
Materi ini sudah cukup banyak memberikan gambaran lebih jelas
mulai dari pengenalan mengenai api itu sendiri sampai dengan cara
pencegahannya serta prosedur penanggulangan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
4.2 Saran
1. Pengusaha wajib menerapkan tentang Pemakaian alat kerja yg
sesuai.
2. Pemilik perusahaan menyediakan informasi tentang ramburambu keselamatan kerja dan alat bantu keselamatan kerja
3. Penekanan Kembali tentang Pemeliharaan alat bantu kerja dan
alat keselamatan kerja
4. Pengusaha Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang cukup
bagi pekerja
5. Tersedianya tempat pembuangan material sementara beserta
rambu-rambunya
6. Pengusaha

menghimbau

untuk

meningkatkan

penerapan 5 R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)


7. Perlu adanya perbaikan di lingkungan pabrik.

kembali

DAFTAR PUSTAKA
______. Evaluasi dan Penunjukan Calon Ahli K3 Materi 9. Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I.
______. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan,
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I
Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Manajemen dan
implementasi K3 di tempat kerja.Surakarta:Harapan Press.

LAMPIRAN
TUGAS PERORANGAN
Nama
Nama Perusahaan

NO
1

: Abdul Rozaq, S.SI


:PT.Trust Bimo Indonesia

TEMUAN
Apar tidak sesuai

KETIDAKSESUAIAN
APAR tidak layak pakai karena
tidak ada tekanan

Gerinda sudah di modifikasi

Tidak dipasangnya safety device

Material sisa produksi

Material sisa produksi (Sampah


logam) berserakan dan tidak ada
penampungan yang layak)

SARAN/PENDAPAT
Diisi ulang atau diganti yang
baru jika APAR sudah tidak
layak pakai
Harus dipasang safety device
untuk pengaman mesin
Memberikan tempat
penampungan sampah logam
agar bisa didaur ulang

DASAR HUKUM
Permenakertrans No
4/MEN/1980 BAB II
Pemasangan pasal 4 ayat 3
UU no 1 tahun 1970 pasal 3.
PERMEN No 1 th 1980 pasal
42 ayat 1,2 dan pasal 99 ayat
1,2,3,4
PERMEN 02/MEN/1980 pasal
6

TUGAS PERORANGAN
Nama
Nama Perusahaan

NO
1

: Ditto Pratama
: PT.Raflin

TEMUAN
KETIDAKSESUAIAN
Tidak adanya box hydrant Belum ada dilokasi kerja
dilokasi kontruksi bangunan

SARAN/PENDAPAT
DASAR HUKUM
setiap konstruksi bangunan harus Kepmen PU 10/KPTS/2000
memiliki box hydrant bukan
hanya apar. Karena dilokasi kerja
ada tangki solar dan LPG

TUGAS PERORANGAN

Nama
Nama Perusahaan

NO
1

:Suparno
:PT.Prima Duta Karya

TEMUAN
Tabung LPG

KETIDAKSESUAIAN
Tidak diikat dan tidak ditaruh
pada tempatnya

SARAN/PENDAPAT
Harus ada alat pengaman, diikat,
ditaruh dalam troly atau disimpan
ditempat yang aman

DASAR HUKUM
PERMEN No 1/MEN/1982.
pasal 35

TUGAS PERORANGAN

Nama
Nama Perusahaan

NO
1
2
3

: Ari Harjanto
:CV. Cipta Kreasi Jaya

TEMUAN
Kurangnya rambu K3

Lokasi Toilet terpisah dari lokasi


produksi
Dilokasi kerja tidak ada penerapan
5S

KETIDAKSESUAIAN
Seharunya setiap lokasi kerja
dipasang rambu-rambu atau poster
safety
Akses ke toilet sangat jauh
Banyak sisa material yang
menumpuk di lokasi kerja

SARAN/PENDAPAT
Pemperbarui rambu-rambu K3 sesuai
dengan aturan perundang undangan
yang berlaku
Seharusnya lokasi toilet berada dekat
dengan lokasi produksi
Perlunya sosialisasi kepada pekerja
tentang 5S dan penempelan poster
tentang 5S pada area kerja

DASAR HUKUM
UU no1 tahun 1970 pasal 14-b

PERMEN No.1 tahun 1964


UU No.1 tahun 1970

TUGAS PERORANGAN
Nama
Nama Perusahaan

: Suseno
:PT.Graha Alam Sejahtera

NO

TEMUAN

KETIDAKSESUAIAN

SARAN/PENDAPAT

DASAR HUKUM

1.

Pagar pengaman kontruksi


tangki LPG

Miring dan rusak dibeberapa


bahagian

Diperbaiki dan diberi tanda


bahaya lebeling

UU No. 1 Tahun 1970 BAB


3

TUGAS PERORANGAN
Nama
Nama Perusahaan

NO

: Bayu Nurdianto,S.E
: PT.Trust Bimo Indonesia

TEMUAN

KETIDAKSESUAIAN
Kartu infeksi rusak,
penempatan APAR berdekatan
dengan mesin LAS,dan tidak
ada pelindung APAR

SARAN/PENDAPAT
Perlu pengantian ulang,
dipindahkan min 11meter dari
alat yang menimbulkan
kebakaran dan diberikan
pelindung

Perusahaan perlu membentuk


unit tanggap darurat
penanggulangan kebakaran

APAR
2

Tidak ada unit/organisasi


team penanggulangan
kebakaran

DASAR HUKUM

UU No. 1 Tahun 1970


Pasal 3 (10), KEPMEN
No.4/MEN/1980
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 3 b, KEPMEN
186/MEN/1999 pasal 1
(d,e,f,g) dan pasal 3

TUGAS PERORANGAN

Nama
Nama Perusahaan
NO
1

:Yahya Agus Purnomo


:CV.Dwidaya Selaras

TEMUAN
Tabung LPG

KETIDAKSESUAIAN
Tidak diikat dan tidak ditaruh
pada tempatnya

SARAN/PENDAPAT
Harus ada alat pengaman, diikat,
ditaruh dalam troly atau disimpan
ditempat yang aman

DASAR HUKUM
PERMEN No 1/MEN/1982.
pasal 35

TUGAS PERORANGAN
Nama
Nama Perusahaan

NO
1

:SELAMET
:CV.Afrindo

TEMUAN
Material berserakan

Bekerja di ketinggian

KETIDAKSESUAIAN
SARAN/PENDAPAT
Sampah atau sekrap
tercampur dengan sampah sisa Harus dipisahkan antara sampah
material
dengan material
Harus memakai full body hardnes
Tidak menggunakan APD yang sesuai dengan peraturan pekerjaan
layak (full body hardnes)
pada ketinggian

DASAR HUKUM
PERMEN NO.2/MEN/1980
pasal 6
UU NO.1 tahun 1970 BAB
8 pasal 12 dan PERMEN/
08?MEN/2010 pasal 4 (i)

TUGAS PERORANGAN

Nama
Nama Perusahaan

NO
1

TEMUAN
APAR

:Yahya Agus Purnomo


:CV.Dwidaya Selaras

KETIDAKSESUAIAN

SARAN/PENDAPAT

DASAR HUKUM

Ada APAR diletakkan tidak sesuai


dengan ketinggiannya dan terhalang
mesin produksi sesuai aturan

perletakan APAR dan mesin produksi


harus sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku

PERMEN NO.04/MEN/1980 BAB


II pasal 4 ayat 3

TUGAS PERORANGAN
Nama
Nama Perusahaan

: Halid Yuliandri S.T


: PT.Trust Bimo Indonesia

NO
1

TEMUAN
Jalur evakuasi

Alat pemadam api ringan

Kamar mandi

KETIDAKSESUAIAN
Jalur evakuasi ketutupan
material
Kondisi APAR yang sudah tidak
layak pakai serta posisi apar
yang berada dekat dengan
mesin las dapat memicu
kebakaran.
Letaknya terlalu jauh antar
workshop, bangunannya tidak
layak dan jumlah kamar mandi
tidak sesuai dengan jumlah
pekerja.

SARAN/PENDAPAT
Sebaiknya dibuat jalur evakuasi
yang tidak tertutup oleh material
Sebaiknya dilakukan pemeriksaan
APAR yang rutin minimal 6 bulan
sekali dan pengantian APAR bila
perlu.

DASAR HUKUM
UU NO.28 Tahun 2002
tentang bangunan gedung
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 3 (10), KEPMEN
No.4/MEN/1980

Sebaiknya dilakukan perbaikan


terhadap bangunan toilet dan
menambah jumlah kamar mandi
di setiap workshop.

Peraturan Menteri
Perburuan No.7 Tahun
1964 Tentang Syarat
Kesehatan,kebersihan
serta penerangan pada
tempat kerja

TUGAS PERORANGAN
Nama
Nama Perusahaan

NO
1

TEMUAN
APAR

:Heprida Marbun.S.Pd
:CV.Dua Nusa Jaya

KETIDAKSESUAIAN

SARAN/PENDAPAT

DASAR HUKUM

Ada APAR diletakkan tidak sesuai


dengan ketinggiannya dan terhalang
mesin produksi sesuai aturan

perletakan APAR dan mesin produksi


harus sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku

PERMEN NO.04/MEN/1980 BAB


II pasal 4 ayat 3

Anda mungkin juga menyukai