Anda di halaman 1dari 36

KOMUNIKASI K3

(Safety Induction, Safety


Meeting, Safety Talk/Tool
Box Meeting)

Oleh : Kelompok 4
Mata Kuliah Manajemen K3
ANGGOTA
KELOMPOK
4:
1. Ulfiatul Azizah (182110101015)

2. Mauril Yunita Putri (182110101035)

3. Eka Lutfiatul Hasanah (182110101045)

4. Danang Abditya (182110101130)


DAFTAR PEMBAHASAN

01 SAFETY INDUCTION

02 SAFETY MEETING

SAFETY TALK/TOOL
03 BOX MEETING
01
SAFETY
INDUCTION
SAFETY INDUCTION
 Safety induction adalah pengenalan praktik keselamatan kerja
dan kesehatan kerja (K3) suatu perusahaan kepada karyawan
baru atau visitor (tamu) untuk memberikan panduan agar
bekerja dengan aman dan efektif di perusahaan.

 Safety induction perlu dilakukan agar peserta dapat


menilai dan memperhitungkan bahaya serta risiko apa
saja yang terdapat di area kerja dan memiliki
kemampuan mengambil keputusan secara cepat jika
melihat adanya bahaya yang berpotensi mencelakakan.
Safety Induction telah diatur dalam UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada Bab V mengenai
Pembinaan Pasal 9 (Presiden RI, 1970). Isi mengenai Pembinaan Pasal 9 :

Pengurus diwajibkan menunjukkan dan Pengurus hanya dapat mempekerjakan


menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tenaga kerja yang bersangkutan setelah
tentang: ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut
telah memahami syarat-syarat tersebut
diatas
a. kondisi-kondisi dan bahaya-
bahaya serta yang dapat
timbul dalam tempat kerjanya
b. semua pengamanan dan alat-
alat perlindungan yang
diharuskan dalam tempat
kerjanya Pengurus diwajibkan menyelenggarakan
c. alat-alat perlindungan diri pembinaan bagi semua tenaga kerja yang
bagi tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam
bersangkutan pencegahan kecelakaan dan pemberantasan
d. cara-cara dan sikap yang kebakaran serta peningkatan keselamatan dan
kesehatan kerja, pula dalam pemberian
aman dalam melaksanakan
pertolongan pertama pada kecelakaan
pekerjaannya
TUJUAN SAFETY INDUCTION

Memberikan pemahaman mengenai pentingnya penerapan keselamatan


dan kesehatan kerja (K3) di perusahaan.

Memberikan informasi terbaru mengenai keadaan dalam proyek atau


suatu perusahaan sebab sapat berubah setiap hari.

Memberikan pemahaman mengenai regulasi yang berlaku serta konsekuensi


yang diberikan jika melanggar regulasi tersebut.

Memberikan informasi mengenai prosedur kerja yang ada di wilayah


lingkungan kerja.
MANFAAT SAFETY INDUCTION
 Peserta dapat lebih memahami tentang pentingnya
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
saat berada di lingkungan kerja.
 Mendapatkan informasi terbaru tentang kondisi
dalam lingkungan kerja.
 Lebih memahami potensi bahaya yang ada di
lingkungan kerja serta memahami cara mengatasi
bahaya tersebut.
 Meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan
saat berada di lingkungan kerja siapa saja
 Dan lain sebagainya
Pihak yang Berhak Mendapatkan Safety
Induction
Pekerja baru di suatu perusahaan

Seseorang bukan karyawan yang mendapat ijin untuk


memasuki wilayah lingkungan kerja

Karyawan yang baru selesai dari cuti kerja


Hal-hal yang Disampaikan Saat Safety Induction

 Kebijakan mengenai Keselamatan dan  Prosedur keadaan darurat, seperti: cara


Kesehatan Kerja Perusahaan menggunakan alat emergency (APAR,
 Area-area khusus seperti: area pejalan Tombol darurat, dsb)
kaki, area merokok, area ibadah, toilet,  Prosedur pelaporan kecelakaan
dan lain-lain  Bahaya spesifik pada area tempat dia
 Peraturan standard keselamatan kerja bekerja dan cara mengendalikannya.
seperti: tidak boleh membawa senjata,  Prosedur pembuatan izin kerja (khusus
tidak boleh bercanda,dan lain-lain kontraktor)
 Alat pelindung diri yang harus dipakai  Diakhiri dengan evaluasi tertulis,
biasanya berbentuk lembar checklist.
Contoh Lembar Checklist Safety Induction
02
SAFETY
MEETING
SAFETY MEETING
Safety Meeting atau rapat keselamatan adalah
suatu pertemuan rutin yang dihadiri oleh
semua pekerja, supervisor, engineer, foreman,
tim HSE dan wakil management untuk
membicarakan masalah-masalah keselamatan
K3LL (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lindung Lingkungan) di lingkungan tempat
kerja
Pelaksanaan Safety Meeting
Durasi waktu 30-60 menit
Safety meeting dijadikan
suatu kewajiban yang rutin Membicarakan masalah
K3 di tempat kerja

Umumnya dilaksanakan Dihadiri oleh semua


di ruang rapat sesuai pekerja, supervisor,
dengan kondisi di kantor engineer, foreman
(mandor), tim HSE (Health,
Waktu pelaksanaan Safety, and Environment)
safety meeting dapat dan wakil management
dilakukan mingguan, 2
mingguan, bulanan, dan 3
Pelaksanaan safety
bulanan
meeting perlu
didokumentasikan
TUJUAN SAFETY MEETING

Menyelesaikan masalah K3 di tempat kerja

Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kesipilinan tentang


keselamatan

Meningkatkan kepedulian terhadap K3LL (Keselamatan,


Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan)

Sarana untuk tukar menukar informasi mengenai bahaya dan cara


kerja aman dan selamat
Jenis-Jenis Safety Meeting
1. Tools Box Meeting atau Tail Gate Meeting
Meeting atau pertemuan yang biasanya
dilaksanakan ketika akan melakukan pertukaran
crew kerja lapangan pagi hari atau sore hari

2. Monthly / Weekly / Daily HES Meeting


Meeting atau pertemuan yang biasanya
dilaksanakan bulanan, mingguan dan
harian
Jenis-Jenis Safety Meeting
3. PreJob Meeting /PreOperation Meeting
Meeting atau pertemuan yang biasanya
dilaksanakan ketika akan memulai suatu
pekerjaan yang spesifik

4. Management Meeting
Meeting atau pertemuan yang biasanya
dilaksanakan bersama jajaran manajemen
perusahaaan, bisa direktur, manager, atau top
manajemen lainnya
Teknik Pelaksanaan
Safety Meeting
Prescribe

Pictorialize

Personalize

Pinpoint 

Prepare 

Lakukan persiapan Fokus pada satu Jalin Sajikan materi Penyampaian


sebaik mungkin topik komunikasi dua dalam bentuk topik secara tepat
pembahasan arah visual
Kesalahan dalam Penyelenggaraan Safety
Meeting
1. Pemilihan topik yang tidak relevan
2. Penyampaian satu arah sehingga peserta bosan
3. Tidak menerapkan konsep leadership
4. Tidak mengajak peserta menyumbangkan topic
dengan kondisi lapangan
Konsep Safety Meeting
Indikator Pelaksanaan Safety Meeting

Konsep dalam mencegah kecelakaan  Menjaga tingkat kesadaran karyawan agar K3L (Keselamatan,
Kesehatan Kerja & Lingkungan) tetap tinggi di semua hal
penting dan strategis
 Update pada perkembangan dan agenda perusahaan
 Meningkatkan kewasapaan pekerja terhadap kondisi-kondisi
K3L tertentu

Topik bahasan  Topic K3 yang sedang hangat dibicarakan


 Statistic lagging dan leading indicator
 Mereview accident yang baru terjadi
 Waspada terhadap kondisi saat itu
 Pemberian reward kepada hero K3L
Konsep Safety Meeting
Waktu penyelenggaraan  Mingguan
 2 mingguan
 Bulanan
 3 bulanan

Durasi meeting 30-60 menit per pertemuan

Penyelenggara dan audiens Pimpinan perusahaan kepada senior staf

Kepala departemen kepada para stafnya dan staf kontraktornya

Pengawas kepada pekerjanya

Pimpinan kontraktor kepada timnya


PERBEDAAN LAGGING INDICATORS DAN LEADING
INDICATORS
Lagging indicators 
 Lagging indicators adalah indikator tingkat
keberhasilan pencapaian suatu sasaran yang
perspektif waktunya mengarah ke masa lalu
(parameter yang ingin dicapai/sasaran)

 Contoh indikator akhir (lagging indicator)


adalah :
=> incident rate
=> lost time rate
=> severity rate
=> Fatality rate
Leading indicators 

 Leading indicator adalah indikator kegiatan yang dapat


mempengaruhi / mengarah / berdampak besar untuk
mencapai sasaran

 Contoh indikator awal yang dapat diterapkan dalam


keselamatan kerja adalah :
=> Latihan keselamatan kerja
=> Audit keselamatan kerja
=> JSA Development / Risk Assessment
=> Safety Observation
=> Tool Box Talk
=> Medical Check Up Compliance
=> HSE (health & safety officer) 
03 SAFETY
TALK/TOOL
BOX
MEETING
SAFETY TALK/TOOL BOX MEETING
 Safety talk merupakan salah satu upaya pencegahan kecelakaan kerja dengan cara
memberikan edukasi dan pengarahan langsung tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) dia area kerja

 Safety talk adalah cara langsung untuk mengingatkan pekerja bahwa kesehatan dan
keselamatan penting dalam pekerjaan.

 Melalui Safety talk, pekerja dapat mengetahui tentang


persyaratan kesehatan dan keselamatan untuk alat,
peralatan, bahan, dan prosedur yang mereka gunakan
setiap hari atau untuk pekerjaan tertentu.
TUJUAN SAFETY TALK/TOOL BOX
MEETING

Safety talk digunakan sebagai cara atau media untuk memastikan terjadinya
konsultasi antar pekerja dan merupakan cara praktis untuk meningkatkan
kesadaran pekerja akan masalah spesifik di lokasi.

Membantu pekerja agar mampu mengenali dan mengendalikan bahaya di


tempat kerja secara mandiri

Safety talk menunjukkan komitmen pengusaha dan pekerja terhadap


kesehatan dan keselamatan di tempat kerja

Safety talk dilaksankaan karena perusahan bertanggung jawab untuk


memberi tahu pekerja tentang bahaya yang ada atau yang mungkin
mengancam kesehatan mereka dan keamanan.
Konsep Safety Talk
Selain penyampain informasi, safet
Safety talk berarti menyampaikan talk juga memberikan ruang
informasi tentang apapun yang kepada pekerja untuk melakukan
berkaitan dengan kesehatan dan diskusi dengan supervisor
keselamatan pekerja disaat sebelum
pekerja melakukan pekerjaannya.

Safety talk dapat digunakan untuk


menginformasikan dan media
konsultasi dengan pekerja

Informasi yang diberikan saat


safety talk harus berdasarkan Informasi dalam safety talk harus merupakan
pedoman K3 dan harus relevan informasi yang dapat paling diingat oleh para
pekerja ketika mereka mulai bekerja dengan alat
dengan bahaya yang ada di tertentu, peralatan, jenis bahan atau prosedur kerja
tempat kerja. pada proyek sehingga pekerja dapat dengan mudah
mengingat dan menindaklanjuti informasi yang
disampaikan
Hal-hal yang disampaikan saat Safety Talk
 Perubahan kebijakan dan prosedur;
 Identifikasi bahaya dan tinjauan bahaya yang ada;
 Implementasi atau tinjauan tindakan pengendalian;
 Data kecelakaan dan insiden;
 Pengembangan atau review proses kerja;
 Pengembangan atau tinjauan Sistem Manajemen
K3; dan
 Pengembangan atau tinjauan rencana tanggap
darurat.
Pelaksanaan Safety Talk
 Pelaksanaan safety talk dilakukan dengan komunikasi dua arah seperti membuat sesi tanya jawab dan pertanyaan
pertanyaan kecil kepada pekerja yang datang agar pekerja ikut akrab dengan apa yang sedang kita sampaikan.
 Materi safety talk yang disampaikan adalah terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), bahaya yang ada
dilokasi kerja, cara bekerja dengan aman dan yang lainnya.
 Safety talk dijadwalkan sesuai kebutuhan, tergantung pada tingkat risiko yang dihadapi dalam pekerjaan, atau
tingkat pengalaman pekerja. Manajemen harus menilai seberapa sering dan berapa lama safety talk harus diadakan di
tempat kerja.

 Safety talk dihadiri oleh para pekerja yang pada hari itu akan melaksanakan
pekerjaan, dan isi yang disampaikan adalah langkah kerja, prosedur kerja,
bagaimana kita bekerja dengan aman dan yang lainnya, yang pastinya terkait dengan
topik keselamatan dan kesehatan kerja.
 Yang bertanggung jawab dalam penyampaian safety talk sebenarnya adalah
supervisor / pengawas dilapangan.
 Hasil dari penyampaian safety talk setiap harinya dilaporkan oleh HSE yang
berwenang dalam mengumpulkan data-data yang terkait mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) dilapangan.
Pelaksanaan Safety Talk
Cara melakukan safety talk menurut (WSCC, 2019)

f.

e.
d.

c.

b. 

a.

Kesempatan bagi
Singkat (kurang dari
Terorganisir Cara untuk Didokumentasikan; Kesempatan untuk pekerja yang lebih
biasanya terjadi menyegarkan mendiskusikan kesehatan berpengalaman untuk
15 menit);
pada awal shift, informasi bagi para dan keselamatan kerja; berbagi informasi
sebelum pekerjaan pekerja; dengan pekerja lain.
dan
dimulai.
Pelaksanaan Safety Talk
Safety talk yang efektif dapat dilakukan dengan cara berikut :

a. Pilih pembicaraan yang relevan dengan pekerjaan yang sedang dilakukan baik lingkungan dan bahaya yang ada.
b. Laksanakan safety talk di tempat yang paling tepat.
c. Perkenalkan subjek dengan jelas agar pekerja dapat tahu persis informasi apa yang akan bicarakan.
d. Gunakan pedoman untuk menyampaikan informasi, tetapi, jika memungkinkan, gunakan kata-kata sendiri.
e. Hubungkan poin-poin penting dengan hal-hal yang familiar dan sering ditemui dengan pekerja di tempat kerja.
f. Tentukan bahaya dan kemungkinan kecelakaan yang akan terjadi. Gunakan informasi dari pedoman untuk menjelaskan cara
mengendalikan atau mencegah bahaya.
g. Jika memungkinkan, gunakan alat, peralatan, material, dan situasi lokasi kerja yang nyata untuk menunjukkan poin-poin
penting.
h. Buka ruang diskusi untuk pekerja.
i. Minta pekerja untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari.
j. Catat setiap pembicaraan yang disampaikan. Cantumkan tanggal, topik, dan nama peserta.
04
DAFTAR
PUSTAKA
Abdurrahman, I. (2020). SAFETY MEETING "THE LEADER WAY". Tangerang: INDOSHE.
Faris, H. M. (2020). PENGARUH SAFETY MEETING TERHADAP PEKERJAAN CREW DI RISK AREA MV. TANTO
NUSANTARA (Doctoral dissertation, POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG).
PT Safety Sign Indonesia . (2016, November 24). Safety Sign Indonesia. Retrieved September 11, 2021, from
https://www.safetysign.co.id/
Yulius, I. T., & Lubis, S. R. H. (2019). Gambaran Pelaksanaan Program Promosi K3 Pada Pt Pertamina Trans
Kontinental Jakarta Tahun 2018. JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan), 4(1), 15- 27.
Dr. OSHA. (n.d.). Memahami Tujuan dan Manfaat Safety Induction. Retrieved September 12, 2021, from https://
www.safetyshoe.com/apa-yang-di-maksud-safety-induction/
Fath, R. M. (2019). PERBEDAAN PEMBERIAN SAFETY INDUCTION PADA PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN
SIKAP ( Studi Kasus di Universitas Negeri dan Universitas Swasta di Semarang ).
Fauzi, A. Z., Siswanto, A. B., & Salim, M. A. (2020). Pengaruh Safety Induction , Reward , and Punishment Terhadap
Kedisiplinan K3 ( Studi Kasus : Proyek Pembangunan Menara Usm ). Jurnal Teknik Sipil, 3(4).
Safepedia. (2021). Pembicaraan 5 Menit (P5M). https://www.safepedia.id/2021/09/pembicaraan-5- menit-p5m-materi-
safety.html

WSCC. (2019). Toolbox Talk Guidelines. In Safety 101.


GMF AeroAsia. (2015). Induksi Keselamatan Safety Induction. 1–12. https://safety.gmf-
aeroasia.co.id/penity/2015/04_Penity_April_2015.pdf
Kim, B., Yoon, J., Lee, S., Han, S., & Kim, K. (2015). Safety induction. Electronics Letters, 51(2), 128.
https://doi.org/10.1049/el.2014.4515
Presiden RI. (1970). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. 5, unpaginated.
https://jdih.esdm.go.id/storage/document/uu-01-1970.pdf
Supriyadi, A. (2014). Safety Induction : Mencegah Kecelakaan Kerja bagi Pendatang Baru.
https://katigaku.top/2014/05/19/safety-induction-adalah/
CDC. (2018). Safety and Health Toolbox Talks: When and Where You Need Them. www.cdc.gov/niosh.

Flowrenza, G., & Harianto, F. (2020). Pengaruh Safety Talk terhadap Tingkat Pemahaman K3 pada Pekerja Dimoderasi
dengan Gender Instruktur Safety Talk. 135–142.

Occupational Health and Safety Communittee. (2017). Toolbox Meeting Guide. Mining and Quarrying Occupational
Health and Safety Committee (MAQOHSC).

OSM. (2020). Toolbox Talks | OSHA Safety Manuals. https://www.safetymanualosha.com/toolbox- talks/


TERIMAKASI
H
ANY QUESTIONS ?

Anda mungkin juga menyukai