1
Tujuan Pembelajaran
Peningkatan
Berkelanjutan
5. Tinjauan Ulang
Kinerja K3
1. Kebijakan K3
4. Pemeriksaan dan
Evaluasi Kinerja K3 2. Perencanaan K3
3.1 Ident Bahaya,Penilaian Risiko
& Pengendalian Risiko K3
3.2 Pemenuhan Per UU &
Persyaratan Lainnya
3. Pengendalian 3.3 Sasaran dan Program K3
Operasional K3
3
DEFINISI
• Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran kemungkinan
kerugian terhadap keselamatan umum, harta benda, jiwa
manusia dan lingkungan yang dapat timbul dari sumber
bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan konstruksi.
6
JENIS BAHAYA
Benda Bergerak
lurus Putar Acak Angkut/angkat
Benda diam
Gravitasi/elevasi Rusak Ambruk Kunci lemah
Benda phisik
Cahaya Bising Suhu Radiasii Getaran Tekanan
Aliran Listrik
Lebih beban Tersentuh Loncatan api Isolasi buruk Gagal fuse
Bahan Kimia
Ledakan Kebakaran Keracunan Korosi
Biologis
Bisa Kuman Virus.jamur Serangga
Ergonomis
Berdiri Duduk Ukuran Jangkauan
Phsycologis
JKS-Bintek k3 2014 7
Stress Tidak harmonis Habis dimarahi
KONDISI YANG BERBAHAYA
• Pengamanantidak sempurna pada alat (tida tersdapat safety deD1 : Peralatan
vice)
• D2 : Peralatan/bahan yang tidak sesuai peruntukan
SK Dirjen Binawas • D3 : Kecacatan, ketidaksempurnaan (kondisi tidak semestinya, misalnya:
Ketenagakerjaan
NOMOR : KEP. kasar, licin, tajam, timpang, aus, retak, rapuh, dan lain-lain).
84/BW/1998 • D4 : Pengaturan prosedur yang tidak aman (misalnya: penyimpanan,
TANGGAL : 8 APRIL
1998 peletakan yang tidak aman, di luar batas kemampuan, pembebanan lebih,
Sebagai lampiran
dari Permenaker No:
faktor psikososial, dan lain-lain).
03/MEN/!998, • D5 : Penerapan tidak sempurna (kurang cahaya, silau, dan lain-lain).
tentang Tatacara
Pelaporan • D6 : Ventilasi tidak sempurna (pergantian udara segar yang kurang,).
Kecelakaan Kerja
• D7 : Iklim kerja yang tidak aman (suhu udara yang terlalu tinggi,, kelembaban
udara yang berbahaya, faktor biologi, dan lainlain).
• D8 : Tekanan udara yang tidak aman (tekanan udara yang tinggi dll).
• D9 : Getaran yang berbahaya (getaran frekuensi rendah, dan lain-lain).
• D10 : Bising (suara yang intensitasnya melebihi nilai ambang batas).
• D11 : Pakaian, kelengkapan yang tidak aman (APD tidak sesuai standar).
• D12 : Kejadian berbahaya lainnya (bergerak atau berputar terlalu lambat,
peluncuran benda, ketel/tangki melendung, konstruksi retak, korosi, dan
lainlain).
8
TINDAKAN YANG BERBAHAYA
9
TYPE KECELAKAAN
• C1 : Terbentur (pada umumnya menunjukan kontak atau persinggungan
SK Dirjen Binawas
dengan benda tajam atau benda keras yang mengakibatkan tergores,
Ketenagakerjaan terpotong, tertusuk, dan lain-lain).
NOMOR : KEP.
84/BW/1998 • C2 : Terpukul (pada umumnya karena yang jatuh, meluncur, melayang,
TANGGAL : 8 APRIL
1998
bergerak, dan lain-lain).
Sebagai lampiran • C3 : Tertangkap pada, dalam dan diantara benda (terjepit, tergigit,
dari Permenaker No:
03/MEN/!998, tertimbun, tenggelam, dan lain-lain).
tentang Tatacara • C4 : Jatuh dari ketinggian yang sama. C5 : Jatuh dari ketinggian yang
Pelaporan
Kecelakaan Kerja berbeda.
• C6 : Tergelincir.
• C7 : Terpapar (pada umumnya berhubungan dengan temperatur,
tekanan udara, getaran, radiasi, suara, cahaya, dan lain-lain).
• C8 : Penghisapan, penyerapan (menunjukan proses masuknya bahan
atau zat berbahaya ke dalam tubuh, baik melalui pernafasan ataupun
kulit dan yang pada umumnya berakibat sesak nafas, keracunan, mati
lemas, dan lain-lain).
• C9 : Tersentuh aliran listrik. C10 : Dan lain-lain
10
PENGERTIAN
Analisis Risiko/Risk Analysis
Kegiatan yang menguraikan suatu risiko dengan cara menentukan
besarnya kemungkinan/probability dan tingkat keparahan dari
akibat/consequences suatu risiko bahaya
12
OUTLINE Permen PUPR no.
FORMAT RKK 14/PRT/M/2020
Tahapan Pekerjaan
Berbasis, : /(Work
Permen PUPR 21/PRT/M/2019, Breakdown Structure (WBS)
Pasal 3 ayat 7 1. atau pekerjaan
Tahapan dari Time Schedule
(WBS/work
Bagian B : Perencanaan Keselamatan Konstruksi Pengelolaan
breakdown Keamanan
structure)
2. Keteknikan
Pengelolaan Konstruksi /
Lingkungan RUTIN
Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Keselamatan
(hygiene Proyek)KOnstruksi
01
Pengendalian dan Peluang (IBPRP) 3. Penegelolaan keamanan lokasi
Pengelolaan Keamanan
kerja (security),
(security) terhadap fasl.
dan Keselamatan
02 Rencana Tindakan (Sasaran dan Program) 4. Obyekproyek
sebagai Vital Negara
Obyek (OVN)
Vital
Negara
Standar dan Peraturan Perundang- Kesehatan Tenaga Kerja
03 5. Pengelolan Kesehatan Tenaga
undangan Pengelolaan Lingkungan
Kerja
UU No 2 tahun 2017, 6. (hygiene)tanggap
Keadaan kesiagaan
pasal 59 NON
darurat
Kesiagaan Keadaan tanggap RUTIN
7. Dampak Isudarurat
internal dan
Permen PUPR 21/PRT/M/2019,
PP 50 tahun 2012 Eksternal atas penerapan SMKK
Isu Eksternal dan Internal
ISO 45001
Manajemen risiko adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari Manajemen Proses.
Manajemen risiko adalah bagian dari proses
kegiatan didalam organisasi dan
pelaksananya terdiri dari multi disiplin
keilmuan dan latar belakang, manajemen
risiko adalah proses yang berjalan terus
menerus.
14
Elemen utama dari
proses manajemen risiko,
seperti yang terlihat pada
gambar meliputi:
15
MANAJEMEN RISIKO
PENETAPAN TUJUAN
KOMUNIKASI & KONSULTASI
ANALISA RISIKO
PENILAIAN RISIKO
AKIBAT KEMUNGKINAN
EVALUASI RISIKO
PENGENDALIAN RISIKO
ELEMEN UTAMA DARI MANAJEMEN RISIKO
17
• Analisa risiko; Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas
dan konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan
risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut
(Probabilitas x Konsekuensi) atau ( Peluang x Akibat )
18
•Pengendalian risiko; Melakukan penurunan derajat
probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan
menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan
transfer risiko, dan lain-lain.
19
ManajemenRisiko Cidera atau sakit
IBPRP2R (HIRADC)
Harta benda
Keselamatan
Umum
Terganggunya
proses produksi
Lingkungan
FREKWENSI AKIBAT
(1)
Tidak (1)
Pernah Ringan
(2) (2)
Kadang Sedang
(3) (3)
Eliminasi
Sering Berat
Subsitusi
Rekayasa Engineering
Pengendalian Administrasi
21
KATEGORI TINGKAT RISIKO K3
Risiko Tinggi, mencakup pekerjaan konstruksi yg
pelaksanaannya berisiko sangat membahayakan
keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia, dan
lingkungan serta terganggunya kegiatan konstruksi.
Risiko Sedang, Mencakup pekerjaan konstruksi yg
pelaksanaannya dpt berisiko membahayakan
keselamatan umum, harta benda dan jiwa manusia
serta terganggunya kegiatan konstruksi.
Risiko Kecil, mencakup pekerjaan konstruksi yg
pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan
umum dan harta benda serta terganggunya kegiatan
konstruksi.
22
MATRIK RISIKO
(MAPPING RISIKO)
AKIBAT (KEPARAHAN)
PELUA 1 2 3
NG
(KEKER
1 1 2 3
APAN) 2 2 4 6
3 3 6 9
JKS-Bintek k3 2014
PENILAIAN RISIKO K3
KEMUNGKINAN Tingkat Risiko
nilai 1 = Tidak Pernah terjadi
Kegiatan
nilai 2 = Kadang-kadang terjadi
nilai 3 = Sering terjadi adalah nilai
rata-rata
risiko
AKIBAT/KEPARAHAN (SEVERITY)
• nilai 1= luka ringan
• nilai 2 = luka sedang (hilang hari kerja
Lebih dari 1 hari)
Skala Prioritas :
• nilai 3 = luka berat, cacat Tetap nilai 1 dan 2 = Risiko rendah,,,Priotitas 3
(patah), kematian
nilai 3 dan 4 = Risiko sedang,..Prioritas 2
nilai 6 dan 9 = Risiko tinggi,..Prioritas 1
TINGKAT RISIKO = FREKWENSI X AKIBAT
PENGENDALIAN RISIKO K3
1.Eliminasi
2.Substitusi
3.Rekayasa Teknik
4.Pengendalian Administrasi
5.Alat Pelindung Diri
PENGERTIAN
Contoh Pengendalian Eliminasi: dengan
pengertian seluruh bahaya yang
berdampak pada akibat fatal misalnya,
jatuh dari ketinggian diatas 20 meter,
akan berdampak mati, ………..bagaimana
1.Eliminasi cara menghilangkan bahaya orang jatuh
dari ketinggian, sehingga dapat diterima
adalah Usaha yakni dengan cara, tetap jatuh namun
menghilangkan akibat terhadap korban tidak berdampak
fatal, misalnya akhirnya setelah diambil
sumber bahaya metode pengendalian dengan berbagai
ditempat kerja. cara, korban menjadi luka ringan,
misalnya jatuhnya korban menggunakan
sabuk pengaman tubuh penuh dengan
system jatuh yang dapat diatur
penurunanan pada panjat tebing, yang
dapat dihentikan secara perlahan
Contoh Pengendalian subtitusi :
PENGERTIAN dengan pengertian proses
penggantian (baik metode/tata
2. Substitusi adalah upaya cara kerja, orang ataupun alat
mengganti, baik : ..proses, yang digunakan, termasuk jika
metode/tata cara/prosedur, memungkinkan lokasi area kerja
penggunaan material/bahan yang dipindahkan) atas
penanganan pengendalian
ataupun orang
bahaya sebelumnya yang dinilai
terkait(operator/pelaksana),
tidak cukup berarti masih
dengan tujuan untuk mengandung bahaya yang sangat
menurunkan tingkat bahaya signifikan, seperti bahaya fatal
dan/atau dapat mengendalikan dan bahaya tinggi lainnya, maka
bahaya ke tingkat yang lebih di – upayakan kembali penurunan
rendah tingkat bahaya dengan berbagai
cara apakah metodenya idiubah
kembali atau prosedurnya dstnya,
Contoh Pengendalian Rekayasa
Teknik :
1. Perubahan metode kerja yang
ditetapkan, misalnya tadinya
menggunakan perancah gantung,
3. Rekayasa Teknik
….. Diubah menjadi perancah
adalah melakukan
konvensional dengan erection
perubahan/modifikasi dari landasan, menggunakan
teknologi diantaranya, dasar pondasi perancah
perubahan / optimalisasi 2. Pengecoran kolom diketinggian,
metode kerja, pemilihan, tidak menggunakan papan
peralatan yang tepat pijakan (platform), diubah dengan
guna, dengan tujuan memebrikan platform sebagai
untuk menghindari pijakan pekerja
terjadinya kecelakaan, 3. Pekerja bekerja diatas ketinggian,
diberikan pengamanan jatuh
dengan di buatnya safaty deck
Contoh Pengendalian
Adminidstrasi :
1. Dibuatnya prosedur
kerja / petunjuk kerja,
4. Pengendalian misalnya : prosedur
Administrasi adalah praktek kerja aman
pengendalian risiko melalui : 2. Area kerja diberikan
pelaksanaan prosedur untuk pembatasan dengan
bekerja secara aman, barikade (police line)
pemisahan lokasi (isolasi) 3. Pembagian kerja
berdasarkan jam kerja,
Pergantian shift kerja,
4. Dilakukannya briefing,
Pembentukan sistem kerja, pertemuan K3 kelompok
Pelatihan karyawan (tool box meeting),
rapat K3 (safety
meeting), penyuluhan
K3 (safety induction)
5. Alat Pelindung
Diri adalah alat
pelindung diri yang
memenuhi standard
dan harus dipakai
× √
oleh pekerja pada Contoh APD dipilih: Penggunaan
Sabuk Pengaman Tubuh Penuh
semua pekerjaan
(Full Body Harness), yang dipilih
sesuai dengan jenis
untuk bekerja di ketingggian , harus
pekerjaannya. berbasis pengendalian risiko bahaya
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor Per.08/MEN/Vii/2010 Tentang Alat
Pelindung Diri
MARI PRAKTEK
MEMBUAT IBPRP2R
(HIRADC)
IBPRP2R (HIRADC)
Tunjukan dan sebutkan bahaya apa saja yang ada dalam gambar dibawah ini
JKS-BINTEK SMK3-2014
1 2 3
Contoh IBPRP2R / HIRADC
JKS-BINTEK SMK3-2014
3
Contoh IBPRP2R / HIRADC
JKS-BINTEK SMK3-2014
3
Contoh Format SASARAN & PROGRAM
Tabel 2.3, Sasaran & Program K3, berdasarkan Permen PUPR no 05/PRT/M/2014
JKS-BINTEK SMK3-2014
Thank you
(Terima Kasih....)
Terima Kasih
Anas Zaini Z.IKSAN
+628129405983, WA 081514517551
anaszaini.iksan@gmail.com