Anda di halaman 1dari 25

Kebijakan

Keselamatan Konstruksi
Disampaikan oleh:
Ir. Kimron Manik, MSc

Direktur Keberlanjutan Konstruksi


Direktorat Jenderal Bina Konstruksi

Bimbingan Teknis Ahli Muda Bidang Jasa


Konstruksi Melalui Sibima Konstruksi Secara Online
Daring, 26 Oktober 2020
LATAR BELAKANG KESELAMATAN KONSTRUKSI

ACCIDENT FREE
01 Keinginan untuk selamat dan terhindar dari bahaya

BUSSINESS INTERUPTION
02 Keinginan untuk terhindar dari kerugian materi akibat kecelakaan

COMPLIANCE WITH LAW


03 Memenuhi ketentuan hukum

COSTUMER SATISFACTION
04 Desakan dari pihak luar dan tuntutan masyarakat
LATAR BELAKANG
Diagram Venn Peraturan dan Perundangan

DIAGRAM VENN PERATURAN DAN PERUNDANGAN

KK Keselamatan Konstruksi

Standar Keamanan, Keselamatan,


K4
Kesehatan dan Keberlanjutan

Keselamatan dan Kesehatan


K3 Kerja

UU No. 2/2017
Keselamatan Konstruksi adalah segala kegiatan
keteknikan untuk mendukung Pekerjaan Konstruksi
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
dalam mewujudkan pemenuhan standar yang selanjutnya disebut SMKK adalah
keamanan, keselamatan, kesehatan dan bagian dari sistem manajemen pelaksanaan
keberlanjutan (K4) yang menjamin keselamatan Pekerjaan Konstruksi dalam rangka
keteknikan konstruksi, keselamatan dan kesehatan menjamin terwujudnya Keselamatan
tenaga kerja, keselamatan publik dan lingkungan. Konstruksi.

Standar K4:

3 4

4
PP NO. 22/2020
LINGKUP KEGIATAN
Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Jasa Konstruksi
(Pasal 47, 53, 59)

2
1 3
JASA KONSULTANSI PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJAAN KONSTRUKSI
KONSTRUKSI TERINTEGRASI

1. Pengkajian; 1. Pembangunan; 1. Rancang bangun; dan


2. Perencanaan; 2. Pengoperasian; 2. Perekayasaan,
3. Perancangan; pengadaan, dan
3. Pemeliharaan;
4. Pengawasan; dan/atau pelaksanaan
5. Manajemen 4. Pembongkaran; dan/atau
penyelenggaraan 5. Pembangunan kembali.
konstruksi.
PP NO. 22/2020

TAHAP TAHAP
PERANCANGAN PEMBANGUNAN
Hasil perancangan Konstruksi dapat Pengguna Jasa melakukan
dilakukan pemeriksaan oleh : pengawasan pada kegiatan
1. Instansi yang berwenang pembangunan (pekerjaan konstruksi)
2. Usaha orang perseorangan atau
badan usaha perancangan Konstruksi Untuk memastikan:
1. terpenuhinya syarat keteknikan
2. terpenuhinya persyaratan administrasi
Untuk memastikan terpenuhinya kontrak
standar keteknikan dan standar
K4
KASUS KECELAKAAN KONSTRUKSI DAN KEGAGALAN BANGUNAN
2019
2018

2020
2017

Jumlah
kasus
2017-2020
KONDISI KONDISI BERBAHAYA
PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN
SK Dirjen Binawas Ketenagakerjaan NOMOR : KEP. 84/BW/1998 TANGGAL : 8 APRIL 1998
Sebagai lampiran dari Permenaker No: 03/MEN/1998, tentang Tatacara Pelaporan Kecelakaan Kerja
D1 : Pengamanan yang tidak sempurna (sumber kecelakaan D7 : Iklim kerja yang tidak aman (suhu udara yang terlalu
tanpa alat pengaman, atau dengan alat pengaman yang tinggi atau terlalu rendah, kelembaban udara yang
tidak mencukupi atau rusak, tidak berfungsi, dll). berbahaya, faktor biologi, dan lain-lain).
D2 : Peralatan/bahan yang tidak seharusnya (mesin, pesawat, D8 : Tekanan udara yang tidak aman (tekanan udara yang
peralatan atau bahan yang tidak sesuai atau berbeda dari tinggi dan yang rendah, dan lain-lain).
keharusan, dan faktor lainnya).
D9 : Getaran yang berbahaya (getaran frekuensi rendah, dan
D3 : Kecacatan, ketidaksempurnaan (kondisi atau keadaan yang
tidak semestinya, misalnya: kasar, licin, tajam, timpang, aus, lain-lain).
retak, rapuh, dll). D10 : Bising (suara yang intensitasnya melebihi nilai ambang
D4 : Pengaturan prosedur yang tidak aman (pengaturan batas).
prosedur yang tidak aman pada atau sekitar sumber kece- D11 : Pakaian, kelengkapan yang tidak aman (sarung tangan,
lakaan, misalnya: penyimpanan, peletakan yang tidak respirator, kedok sepatu keselamatan, pakaian kerja,
aman, di luar batas kemampuan, pembebanan lebih, faktor dan lain-lain, tidak tersedia atau tidak
psikososial, dll).
sempurna/cacat/rusak, dan lain-lain).
D5: Penerapan tidak sempurna (kurang cahaya, silau, dll).
D12 : Kejadian berbahaya lainnya (bergerak atau berputar
D6 : Ventilasi tidak sempurna (pergantian udara segar yang terlalu lambat, peluncuran benda, ketel melendung,
kurang, sumber udara segar yang kurang, dll).
konstruksi retak, korosi, dan lain-lain).
9
TINDAKAN TINDAKAN BERBAHAYA
PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN
SK Dirjen Binawas Ketenagakerjaan NOMOR : KEP. 84/BW/1998 TANGGAL : 8 APRIL 1998
Sebagai lampiran dari Permenaker No: 03/MEN/1998, tentang Tatacara Pelaporan Kecelakaan Kerja

E1 : Melakukan pekerjaan tanpa wewenang, lupa E7 : Bekerja pada objek yang berputar atau
mengamankan, lupa memberi tanda/peringatan. berbahaya ( misalnya membersihkan,
E2 : Bekerja dengan kecepatan berbahaya. mengatur, memberi pelumas, dan lain-lain).
E3 : Membuat alat pengaman tidak berfungsi E8 : Mengalihkan perhatian, mengganggu,
(melepaskan, mengubah, dan lain-lain). sembrono/dakar, mengagetkan, dan lain-lain).
E4 : Memakai peralatan yang tidak aman, tanpa E9 : Melalaikan penggunaan alat pelindung diri yang
peralatan. ditentukan.
E5 : Memuat, membongkar, menempatkan, mencampur, E10 : Lain-lain
menggabungkan dan sebagainya dengan tidak
aman (proses produksi).
E6 : Mengambil posisi atau sikap tubuh tidak aman
(ergonomi).
DAMPAK POSITIF PEMENUHAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
MEMPERCEPAT JADWAL PROYEK
50% SELAMA 1 MINGGU ATAU LEBIH
DAMPAK POSITIF 50% lebih cepat kurang dari 1 minggu 12% lebih cepat dua minggu
IMPLEMENTASI KESELAMATAN 31% lebih cepat satu minggu 7% lebiih cepat 3 minggu atau lebih
KONSTRUKSI DALAM PROYEK
MENURUNKAN BIAYA PROYEK
73% SEBESAR 1% ATAU LEBIH
27% turun sebesar kurang dari 1% 17% turun sebesar 6%-10%
49% turun sebesar 1%-5% 7% turun sebesar 11% atau lebih

MENINGKATKAN ROI* PROYEK


73% SEBESAR 1% ATAU LEBIH
27% meningkat sebesar kurang dari 1% 15% meningkat sebesar 6%-10%
53% meningkat sebesar 1%-5% 5% meningkat sebesar 10% atau lebih

82% MENINGKATKAN NAMA BAIK PERUSAHAAN

* ROI : Return of Investment


66% MENINGKATKAN KUALITAS PROYEK

Sumber : Safety Management in The Construction Industry : Identifying Risk and Reducing Accident to Improve Site Productivity and
Project ROI, 2013, McGrawHill
LANDASAN YURIDIS
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI
Pasal 4 ayat (1), pasal 5 ayat (1), Pasal 59 ayat (4)

1 2 3 4 5
Permen Permen PUPR SE Menteri PUPR SE Menteri PUPR Permen PUPR
28/PRT/M/2016 14/PRT/M/2020 No 11/SE/M/2019 No 15/SE/M/2019 21/PRT/M/2019

MENCABUT
(SEDANG PROSES PERMEN PUPR DIINTEGRASI DALAM PERMEN PUPR MENCABUT PERMEN PU
REVISI) 07/2019 21/2019 BESERTA LAMPIRANNYA 05/PRT/M/2014

Pedoman Analisis Standar dan Pedoman Tentang Petunjuk Tentang Tata Cara Tentang Pedoman
Harga Satuan Pengadaan Jasa Teknis Biaya Penjaminan Mutu Sistem Manajemen
Pekerjaan (AHSP) Konstruksi Melalui Penyelenggaraan dan Pengendalian Keselamatan Konstruksi
Bidang Pekerjaan Penyedia SMKK Mutu Pekerjaan
Umum Konstruksi (SMKK)

TAHAP PRA-PEMILIHAN TAHAP PEMILIHAN PENYEDIA TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN


TRANSFORMASI PENGATURAN SMKK
SUBSTANSI PERUBAHAN SUBSTANSI PERUBAHAN
PERMEN 05/2014 → PERMEN PUPR 21/2019 PERMEN PUPR 04/2019 → 14/2020

❑ Peserta Tender dalam dokumen penawaran sudah harus


❑ Adanya pengaturan Standar keamanan, keselamatan, memenuhi 9 (Sembilan) Biaya penerapan SMKK.
kesehatan dan Keberlanjutan (Standar K4); ❑ PPK dalam menetapkan HPS sudah harus menghitung 9
❑ Integrasi Tata Cara Penjaminan Mutu dan komponen biaya Penerapan SMKK (Permen Ini sudah
Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi; dilengkapi tabel Mata Pembayaran SMKK).
❑ Penganggaran Biaya SMKK sudah pada daftar ❑ Perkiraan biaya penerapan SMKK (merujuk kpd Permen PUPR
kuantitas dan harga tidak lagi masuk pada biaya 21/2019) memuat paling sedikit:
- penyiapan RKK;
umum;
- sosialisasi, promosi, dan pelatihan;
❑ Penetapan Risiko Keselamatan Konstruksi Besar,
- Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri;
Sedang, dan Kecil; - asuransi dan perizinan;
❑ Kualifikasi kebutuhan Ahli K3 Konstruksi/ - Personel Keselamatan Konstruksi;
Petugas Keselamatan Konstruksi; - fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan;
❑ Unit Keselamatan Konstruksi; dan - rambu-rambu yang diperlukan;
❑ Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Pusat terkait - konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi, dan
SMKK. - Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian Risiko
❑ Diberlakukan untuk pelaksanaan SMKK di Kementerian Keselamatan Konstruksi.
PUPR dan menjadi acuan bagi daerah dan swasta ❑ Biaya Penerapan SMKK pada Jasa Konsultansi Konstruksi
dengan penyesuaian struktur organisasi menjadi item tersendiri pada biaya non-personel.
HUBUNGAN INVESTASI KESELAMATAN & BIAYA KECELAKAAN
DALAM PENGATURAN BIAYA PENERAPAN SMKK

Efek investasi keselamatan Budaya Keselamatan


Kinerja keamanan
bervariasi tergantung pada meningkat
Kondisi Bahaya dalam Proyek

Hubungan antara Investasi Keselamatan dan Biaya


Kecelakaan
(Zou and Sunindijo, 2015).

Total rasio biaya keselamatan (TSCR) adalah jumlah total rasio biaya
kecelakaan (TCAR) dan rasio investasi keselamatan (SIR) dan tanda
“x” memperlihatkan nilai minimum untuk kinerja keselamatan.

Grafik menunjukkan bahwa investasi yang tinggi dalam keselamatan


memberikan kinerja keselamatan yang tinggi tetapi jika dilakukan
dengan biaya yang berlebihan, akan membuat investasi tersebut
secara ekonomis tidak layak dan tidak efektif. Tetapi, ketika tidak ada
investasi keselamatan sama sekali, total biaya keselamatan akan
timbul secara eksponensial sebagai akibat dari meningkatnya jumlah
kecelakaan yang mungkin terjadi.
TAHAPAN PELAKSANAAN SMKK
Tertuang dalam Batang Tubuh Permen PUPR No. 21/2019 dan Permen PUPR No. 14/2020

PENGKAJIAN &
TAHAPAN PERENCANAAN PERANCANGAN PEMBANGUNAN

PEMILIHAN PELAKSANAAN

Rancangan Rancangan Konseptual SMKK, Dok. Penawaran RMPK / Program


Konseptual SMKK, KAK, HPS, Risk Analysis, Teknis Mutu
DOKUMEN
program Mutu Biaya SMKK, program Mutu RKK penawaran RKK Pelaksanaan

Pengguna/ Konsultan Pengkajian/ Konsultan Pengguna/Kontraktor/ Konsultan


PELAKU Perencanaan/ Konsultan Perancangan Pengawas/ Konsultan MK

Jasa Konsultansi Konstruksi17


JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI PENGKAJIAN, PERENCANAAN, DAN
PERANCANGAN HARUS MEMILIKI AHLI K3 KONSTRUKSI
Pengawasan/MK harus memiliki Ahli K3
Konstruksi, Sedangkan Pekerjaan
Konstruksi Harus memiliki Ahli K3
Konstruksi, ahli Keselamatan Konstruksi
dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi
PERAN AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI

Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan


tentang dan terkait Keselamatan Konstruksi
Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja
Jumlah Tenaga Ahli per Subklasifikasi Tahun 2019 pelaksanaan konstruksi
100,000 92,877 Merencanakan dan menyusun program Keselamatan
90,000 Konstruksi
80,000
Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan
70,000
Tugas dan ketentuan Keselamatan Konstruksi
60,000
Tanggung
50,000 Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan
37,844
Jawab Ahli pelaksanaan program, prosedur kerja dan Instruksi
40,000
Muda K3 Kerja Keselamatan Konstruksi
30,000
17,370
Konstruksi
20,000 16,667 Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan
9,724 7,842 SMKK dan pedoman teknis Keselamatan Konstruksi
10,000
- Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan
Sub Klasifikasi konstruksi berbasis Keselamatan Konstruksi, jika
Arsitektur Elektrikal Manajemen Mekanikal Sipil Tata Lingkungan diperlukan

Sumber: LPJKN, 15 Februari 2019


Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja serta keadaan darurat
TOTAL 10.437 TENAGA AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI
DI SELURUH INDONESIA
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN RISIKO DALAM RISK ANALYSIS

Sumber Bahaya:
DEFINISI BAHAYA ❖ Orang/ Tenaga Kerja
❖ Alat
❖ Insiden adalah suatu keadaan/kondisi apabila pada saat
❖ Material
itu sedikit saja ada perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan. ❖ Lokasi
❖ Metode Kerja
❖ Near miss adalah insiden di mana tidak ada properti
yang rusak dan tidak ada cedera pribadi yang Dampak/ Risiko dapat berupa :
berkelanjutan, tetapi di mana diberikan sedikit perubahan ❖ Cedera (fatalitas, luka berat, cacat,
dalam waktu atau posisi kerusakan atau cedera dengan luka ringan)
mudah bisa terjadi ❖ Kerusakan harta benda (alat,
material, mesin dsb)
❖ Kecelakaan (Accident) adalah kejadian yang tidak
dikehendaki/diharapkan dan tidak terduga/tiba-tiba, dan ❖ Kerusakan lingkungan (tanah, udara,
telah menimbulkan kerugian (cedera manusia, air, dan
kerusakan harta benda, kerusakan lingkungan, ❖ Terganggunya proses, atau
terganggunya proses) ❖ Kombinsi dari semuanya.
ILUSTRASI
Hazard, Danger, Incident, Near-miss, dan Accident

HAZARD DANGER Tali


putus
Putus
INCIDENT
Tali
rantas

NEAR-MISS ACCIDENT

BAHAYA SANGAT
BERBAHAYA
HIRARKI JENIS PENGENDALIAN FUNGSI CONTOH

• Menghindari bahaya dan risiko dengan


1 Eliminasi Meniadakan Bahaya dan Risiko
menggunakan robot dan remote control

Mengganti alat, material, metode, proses, • Memasang bola lampu dengan stick sebagai ganti
2 Substitusi tata letak dlsb, dengan yang bahaya dan tangga
risikonya lebih kecil • Mengganti panel asbes dengan panel GRC

Mencegah/mengurangi kemungkinan • Menggunakan perancah, tangga, platform dan


Rekayasa teknis terjadinya kecelakaan dengan merubah railing ketika mengecor beton kolom tinggi > 2 m
3
Engineering Control kondisi tidak selamat (unsafe condition) • Memasang turap pada pekerjaan galian tanah,
menjadi kondisi yang selamat (safe condition) untuk mencegah longsor

Mengurangi kemungkinan & keparahan • Untuk melaksanakan pekejaan berbahaya, selain


Administratif terjadinya kecelakaan, dengan merubah menggunakan SOP harus mengikuti prosedur ijin
4 kerja, dengan lebih dulu melakukan JSA
Administrative Control perilaku atau tindakan tidak selamat (unsafe
act) menjadi tindakan selamat (safe action). • Pelatihan dan sertifikasi, memasang rambu rambu,

• Menggunakan fullbody harness dan life line ketika


Melindungi dan mengurangi keparahan bekerja di ketinggian
5 Alat Pelindung Diri (APD)
cedera jika kecelakaan terjadi
• Menggunakan topeng ketika mengelas

Dalam penetapan jenis pengendalian risiko ketika menyusun Identifikasi Bahaya Penilian Risiko dan Peluang (IBPRP), wajib mengikuti hirarki
pengendalian tersebut di atas dan jika tidak mungkin melakukan eliminasi dan substritusi, maka minimal harus menerapkan Pengendalian Teknis,
Pengendalian Administratif dan APD.
REKOMENDASI DALAM UPAYA PENINGKATAN BUDAYA BERKESELAMATAN

RELIABILITY (4M + KK)


MANAJEMEN
▪ DED & SPEKTEK
KESELAMATAN
▪ STANDARISASI
KONSTRUKSI ▪ KALIBRASI & KELAIKAN
▪ PERENCANAAN & ▪ NONCONFORMITY DAN
PENGKAJIAN CORRECTIVE ACTION
▪ DESAIN & SPEKTEK ▪ PENGUJIAN TAMBAHAN
PERANCANGAN ▪ RENCANA TANGGAP DARURAT
▪ SOP ▪ PEMENUHAN PERSON (JUMLAH
▪ TAHAPAN DAN KOMPETENSI)
▪ METODE
▪ IDENTIFIKASI RESIKO
KESELAMATAN KONSTRUKSI
KONSISTENSI
▪ PENGAWASAN
▪ PENGENDALIAN
LIABILITY ▪ APPROVAL
▪ INSPEKSI DAN AUDIT
▪ ALUR KOORDINASI DAN INSTRUKSI
▪ PANDUAN OPERASIONAL
▪ TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
DAN PEMELIHARAAN
KONSULTAN PENGAWAS,
KONSULTAN MK, KONSULTAN PMI
& CES (JIKA ADA), KONSULTAN
PERANCANG, DAN KONTRAKTOR
PENGAWASAN PENERAPAN SMKK

Gubernur sebagai wakil Gubernur melakukan


Menteri melakukan Pemerintah Pusat di Bupati/walikota melakukan
pengawasan tertib penerapan pengawasan penerapan pengawasan penerapan
daerah melakukan SMKK pada Pekerjaan
SMKK pada Pekerjaan SMKK pada Pekerjaan
pengawasan penerapan Konstruksi dan Konsultansi Konstruksi dan Konsultansi
Konstruksi dan Konsultansi kebijakan SMKK yang
Konstruksi yang berasal dari Konstruksi terhadap Konstruksi terhadap
dilakukan oleh pembiayaan yang berasal pembiayaan yang berasal
anggaran pendapatan dan gubernur dan dari anggaran pendapatan
belanja negara dan/atau yang dari anggaran pendapatan
bupati/walikota di dan belanja daerah provinsi dan belanja daerah
memiliki Risiko Keselamatan wilayah kabupaten/kota dan/atau
Konstruksi besar dan/atau yang memiliki
kewenangannya yang memiliki
Risiko Keselamatan
Risiko Keselamatan
Konstruksi sedang Konstruksi kecil

Pengguna Jasa menyampaikan Gubernur menyampaikan laporan


laporan penyelenggaraan Gubernur sebagai wakil Bupati/walikota menyampaikan
pemerintah pusat penerapan SMKK kepada Menteri
pengawasan SMKK kepada laporan SMKK kepada gubernur
menyampaikan laporan dan menteri yang menyelenggarakan
Menteri melalui unit organisasi sebagai wakil pemerintah pusat
penerapan kebijakan urusan pemerintahan dalam negeri
yang membidangi Jasa yang menjadi satu kesatuan yang
SMKK kepada Menteri yang menjadi satu kesatuan yang
Konstruksi tidak terpisahkan dengan laporan
tidak terpisahkan dengan laporan
penyelenggaraan pemerintah
penyelenggaraan pemerintah daerah
daerah kabupaten/kota
provinsi

Permen PUPR 21/2019 Laporan penerapan SMKK disampaikan secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun sekali
UPAYA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

PE Proyek Konstruksi dengan Potensi


Bahaya Tinggi oleh Komite Keselamatan Sosialisasi dan Bimtek Sistem
Konstruksi yang dilakukan secara mendadak Manajemen Keselamatan Konstruksi

Integrasi SMK3, mutu dan lingkungan Program Link and Match dengan
dalam Permen PUPR 21/2019 tentang pemagangan ke sector Industri
Pedoman SMKK mencabut Permen PU No. Konstruksi
05 Tahun 2014 tentang Pedoman SMK3
Konstruksi Bidang PU Pelatihan peningkatan kompetensi
pengawas dan substansi teknis yang
Pengaturan Keselamatan Konstruksi pada dilakukan oleh BPSDM
pengadaan jasa konstruksi dalam Permen
PUPR 14/2020 Pendidikan superspesialisasi yang
digiatkan melalui program Karyasiswa
Pemberian penghargaan dan sanksi pada PUPR
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi kepada Penyedia Jasa (Kontraktor
dan Konsultan) dan Pengguna Jasa
TERIMA KASIH

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Anda mungkin juga menyukai