BANGUNAN
Kelompok 4
Ayu permata sari
Salsa Nabila
M agung setiawan
Qori nur annisa
Rahmat kurnia ahyan
Pengertian K3 Kontruksi Bangunan
• Physical Hazards
Atau faktor kimia yang berupa kekeringan, suhu, cahaya, getaran radiasi.
• Chemical Hazards
Atau faktor kimia yang dapat berupa bentuk padat, cair dan gas.
• Electrical Hazards
Atau bahaya sengatan listrik, kebakaran karena listrik karena banyaknya instalasi listrik yang bersifat sementara dan
kadang-kadang tidak terkendali.
• Mechanical Hazards
Atau bahaya kecelakaan yang diakibatkan oleh peralatan kerja tangan, mesin / pesawat sampai kepada alat berat.
• Physiological Hazards
Atau organisasi yaitu cara kerja atau alat kerja yang tidak tepat, sehingga dapat menyebabkan kecelakaan.
• Physiological Hazards
Atau yang berkaitan dengan aspek kerja, pekerjaan yang monoton yang membuat kejenuhan, lokasi tempat kerja
yang sangat terpencil sehingga membuat kebosanan dll.
• Biological Hazards
Yang disebabkan oleh serangga, bakteri, virus, parasit, dll.
Strategi Penerapan K3 Pada Proyek Konstruksi
Identification
Evaluation
Develops the plan
Implementasi
Monitoring
Risiko Kecelakaan Kerja Pada Proyek Konstruksi
Jasa konstruksi merupakan salah satu sektor yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang
cukup tinggi. Berbagai penyebab utama kecelakaan kerja pada proyek konstruksi adalah
hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik proyek konstruksi yang bersifat unik, lokasi
kerja yang berbeda-beda, terbuka dan dipengaruhi cuaca, waktu pelaksanaan yang terbatas,
dinamis dan menuntut ketahanan fisik yang tinggi, serta banyak menggunakan tenaga kerja
yang tidak terlatih.
Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko merupakan bagian dari manajemen risiko dan dilakukan berdasarkan penilaian risiko terhadap
masing-masing item pekerjaan. Dengan mempertimbangkan peralatan yang digunakan, jumlah orang yang terlibat pada
masing-masing item pekerjaan, akan dapat diprediksi peluang kejadian dan tingkat keparahan dari risiko kecelakaan.
Menurut hirarki cara berpikir dalam melakukan pengendalian risiko adalah dengan memperhatikan besaran nilai risiko/
tahapan pengendalian risiko,seperti berikut:
• Mengeliminasi /menghilangkan sumber bahaya terhadap kegiatan yang mempunyai tingkat risiko yang paling
tinggi/besar.
• Melakukan substitusi /mengganti dengan bahan atau proses yang lebih aman.
• Engineering: Melakukan perubahan terhadap desain alat /proses /layout
• Administrasi: Pengendalian risiko melalui penyusunan peraturan /standar untuk mengajak melakukan cara kerja yang
aman (menyangkut tentang prosedur kerja, ijin kerja, instruksi kerja, papan peringatan/larangan,
pengawasan/inspeksi,dsb).
• Penggunaan alat pelindung diri (APD).
APD atau alat perlindungan diri adalah komponen alat yang mampu memberi perlindungan ekstra pada seseorang
dari risiko menjadi korban kecelakaan kerja. Dengan kata lain, APD merupakan perlengkapan wajib yang harus
digunakan saat bekerja.
Berikut ini alat alat pelindung diri yang sering digunakan dalam proyek:
Simpulan yang dapat kami ambil dalam K3 Kontruksi Bangunan yaitu Perkembangan dalam sektor
konstruksi banyak menggunakan peralatan, pesawat, mesin, bahan berbahaya cenderung mengundang
sumber bahaya potensial yang sangat tinggi.
Pengendalian ini dapat dilakukan dengan meningkatkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja yang
mencakup antara lain upaya untuk mencegah dan mengendalikan kecelakaan kerja, kebakaran,
peledakan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja konstruksi bangunan.
Dalam kondisi yang demikian perlu tenaga kerja yang lebih terampil dan profesional di dalam
pengoperasiannya, sehingga risiko bahaya dapat lebih ditekan. Peranan K3 akan sangat penting dan
strategis guna mengantisipasi masalah tersebut diatas.
TERIMA KASIH