(Analyse The Comparison of Usage Piling Foundation With The Cobweb Foundation Seen From
Economic And Technical Facet At Project of Development Hotel Ibis Semarang)
Disusun oleh :
(Analyse The Comparison of Usage Piling Foundation With The Cobweb Foundation Seen From
Economic And Technical Facet At Project of Development Hotel Ibis Semarang)
Disusun oleh :
ACHMAD ROMEL A. FIRMANDITA DONI S.
L2A 304 002 L2A 304 020
Diperiksa / Disetujui :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tugas akhir kami ini tanpa
mengalami hambatan dan gangguan yang berarti.
Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh
setiap mahasiswa Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dalam
menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana (Strata - 1) Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro.
Penyelesaian Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih secara khusus kepada :
1. Ir. Bambang Pudjianto, MT selaku ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro Semarang.
2. Ir. Moga Narayuda, Sp1 selaku ketua Pelaksana Program Teknik Sipil ekstensi
3. Ir Slamet Hargono Dipl, HE selaku sekretaris jurusan Teknik Sipil ekstensi
4. Ir. Indrastono,DA,M.Ing selaku Dosen Pembimbing I Tugas akhir yang senantiasa
memberikan pengarahan.
5. Ir. Parang Sabdono,M.Eng selaku Dosen Pembimbing II Tugas akhir yang senantiasa
memberikan pengarahan.
6. Kedua orang tua yang tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan doa
kepada penyusun, terima kasih juga untuk tambahan uang sakunya.
7. Teman teman angkatan 2004 telah membantu dalam penyusunan sampai dengan
terselesainya laporan ini.
Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini, penyusun telah berusaha
semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik, tetapi bagaimanapun masih
banyak kekurangan dan kesalahan, karena keterbatasan pemahaman dari penyusun
sendiri. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna
lebih lengkap dan sempurnanya laporan ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami berharap ketidaksempurnaan ini dapat menjadi
motivasi yang mendorong pembaca untuk melakukan penyusunan yang lebih baik.
iii
Akhirnya kami berharap, semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
kami khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Penyusun
iv
BAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I
PENDAHULUAN
I.2. LOKASI
Proyek Pembangunan Hotel Ibis ini berada di Jalan Gajah Mada
128 Semarang, Jawa Tengah. Dipilihnya lokasi ini karena letaknya yang
strategis yaitu dikawasan Simpang Lima, dekat dengan pusat kota tidak
terlalu jauh sehingga memudahkan para pengguna yang ingin beristirahat
ataupun melakukan kegiatan di kota Semarang. Juga ditunjang dengan
adanya sarana transportasi yang memadai.
I.5. SASARAN
Laporan tugas Akhir berupa Analisa Perbandingan Pondasi Tiang
Pancang dan Konstruksi Sarang Laba-Laba ( KSLL ) pada Pembangunan
Hotel Ibis ini merupakan kurikulum tingkat sarjana yang harus ditempuh
mahasiswa dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas teknik Jurusan
Teknik Sipil. Sasaran yang hendak dicapai dalam penyelesaian tugas
Akhir ini antara lain :
1 Menerapkan keterkaitan bebera mata kuliah yamg telah diterima
selama pendidikan.
2 Melakukan perhitungan yang teliti dengan mengambil asumsi yang
tepat sehingga secara tidak langsung dapat mendukung perencanaan
suatu gedung yang aman, nyaman, efisien dan ekonomis.
3 Mengkaji dan membahas pengetahuan tentang konsep, filosofidasar,
dan cara dalammendesain pondasi tiang pancang dan pondasi sarang
laba-laba.
4 Tuagas Akhir ini dapat dijadikan latihan awal dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan dengan penuh tanggung jawab dan selesai tepat
waktu sebelum terjun di masysrakat.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang Judul Tugas Akhir, Latar Belakang, Maksud
dan Tujuan, Lokasi Perencanaan, Metode Pengumpulan
Data, Pembatasan Masalah, dan Sistematika Penyusunan.
BAB II STUDI PUSTAKA
Berisi tentang tinjauan umum, dasar dasar perencanaan,
kriteria disain, spesifikasi bahan, metode perhitungan,
pembebanan dan analisis / perhitungan.
BAB III METODOLOGI
Berisi tentang metode pengumpulan data, metode analisis,
dan perumusan masalah.
BAB IV ANALISA PERHITUNGAN PONDASI
Membahas analisa perhitungan pondasi pancang dengan
pondasi KSLL, yang juga memperhitungkan mekanika
struktur dan pembebanan.
BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA
Membahas analisa perbandingan perhitungan RAB pondasi
tiang pancang dengan pondasi KSLL.
BAB VI PENUTUP
Merupakan penutup dari Tugas Akhir ini yang berisi tentang
Kesimpulan dan Saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
STUDI PUSTAKA
II.4.1.1.Analisa Pembebanan
Sebelum melakukan analisis dan desain struktur,
perlu adanya gambaran yang jelas mengenai prilaku dan
besar beban yang bekerja pada struktur beserta
karakteristiknya. Hal penting dan mendasar adalah
pemisahan antara beban-beban yang bersifat statik dan
dinamik.
1. Beban Statik
Beban Mati
Adalah beban yang bekerja secara vertikal kebawah
pada struktur dan mempunyai karakter yang pasti.
Berat sendiri struktur dan komponen bangunan yang
tidak biasa dipindahkan adalah beban mati. Berat
satuan ( unit weight ) adalah sesuai dengan perturan
pembebanan untuk gedung.
Beban Hidup
Adalah beban-beban yang bisa ada atau tidak ada
pada struktur untuk suatu waktu yang diberikan.
Beban penggunaan ( ocupancy load ) adalah
merupakan beban hidup. Secara khas beban ini
vertikal ke bawah, tetapi kadang-kadang bisa bekerja
secara horisontal.
Beban Khusus
Yaitu beban yang dipengaruhi oleh penurunan
pondasi, tekanan tanah / Ttekanan air atau pengaruh
temperatur / suhu.
2. Beban Dinamik
Beban Bergetar
Yaitu beban yang diakibatkan getaran gempa / angin
dan juga getran mesin. Struktur yang berada pada
lintasan angin akan menyebabkan angin akan
berbelok atau dapat berhenti. Sebagai akibatnya
energi kinetik angin akan berubah menjadi energi
potensial yang berupa tekanan atau isapan pada
struktur.
Beban Impak
Beban akibat ledakan atau benturan, getaran mesin
dan juga akibat pengereman kendaraan.
II.4.1.2.Gaya-Gaya Gempa
Pada saat bangunan bergetar akibat pengaruh dari
gelombang gempa, maka akan timbul gaya-gaya pada
struktur, karena adanya kecenderungan dari massa struktur
untuk mempertahankan posisinya dari pengaruh gerakan
tanah. Beban gempa yang terjadi pada struktur merupakan
gaya inersia.
V = C.I.K.Z.Wt
i = qc x ( 0,50 1,00 )
untuk qc < 70 kg/cm
i = qc x ( 0,25 0,50 )
untuk qc < 100 kg/cm
i = qc x ( 0,10 0,25 )
untuk qc > 100 kg/cm
II.4.2. Perancangan Struktur Bawah
II.4.2.1.Daya Dukung Tanah
Daya dukung (bearing capacity) adalah
kemampuan tanah untuk mendukung beban baik dari segi
struktur pondasi maupun bangunan diaatasnya tanpa
terjadi keruntuhan geser.
Daya dukung terbatas ( ultimate bearing capacity )
adalah gaya dukung terbesar dari tanah dan biasanya diberi
simbol qult. Daya dukung ini merupakan kemampuan tanah
untuk mendukung beban, dan diasumsikan tanah mulai
terjadi keruntuhan. Besarnya daya dukung yang diijinkan
qult = C. Nc . Sc + q. Nq + 0.5.g.B.Ng.Sg
Nq = a/ {2 cos ( 45 + /2 )}
tan ( 0.75 - /2 )
a= e
Nc = tan { Kp / cos -1 }
2
Untuk : menerus bundar bujursangkar
Sc = 1,0 1,3 1,3
Sg = 1,0 0,6 0,8
deg Nc Nq Ng Kpg
0 5.7* 1.0 0.0 10.8/
5 7.3 1.6 0.5 12.2
10 9.6 2.7 1.2 14.7
15 12.9 4.4 2.5 18.6
20 17.7 7.4 5.0 25.0
25 25.1 12.7 9.7 35.0
30 37.2 22.5 19.7 52.0
34 52.6 36.5 36
35 57.8 41.4 42.4 82.0
40 95.7 81.3 100.4 141.0
45 172.3 173.3 297.5 298.0
48 258.3 287.9 780.1
50 347.5 415.1 1153.2 800.0
* = 1.5p +1
Sumber : Mekanika tanah 2, Hary Christady H.
Persamaan Mayerhof
Meyerhof menyarankan suatu persamaan daya
dukung yang mirip dengan saran Terzaghi tetapi
memasukkan suatu faktor bentuk Sq untuk ketentuan
kedalaman Nq.
0,5.B.Ng.Sg.dg
0,5g.B.Ng.dg. ig
x tan tan {45 +/2}
Nq = e
Nc = ( Nq 1) cot
Ng = ( Nq 1) tan (1,4 )
Sq = S = 1+ 0.1 Kp B > 10
L
Sq =Sg = 1 =0
dc = dg = 1+ 0.1 Kp D > 10
B
dq = dg = 1 =0
Kemiringan ic = iq = {1 - / 90 } Semua
ig = { 1 - / } > 10
Ig = 1 =0
Dimana Kp = tan ( 45 + /2 )
Dimana :
Ptiang = kekuatan yang diijinkan pada tiang (kg)
tiang = tegangan tekan ijin bahan tiang (kg/cm)
Atiang = luas penampang tiang (cm)
Jika pemancangan tiang sampai tanah keras sulit dilaksanakan
karena letaknya sangat dalam, dapat digunakan tiang pancang yang daya
dukungnya berdasarkan peletakan antara tiang dengan tanah (cleef).
Persamaannya menjadi :
O.L.C
qsafe =
5
Dimana
qd = daya dukung terousat tiang (ton)
A = luas ujung tiang (m)
U = panjang keliling tiang (m)
Ii = tebal lapisan tiang dengan memperhitungkan geseran
dinding tiang
fi = besarnya gaya geser maksimum dari lapisan tanah
dengan memperhitungkan geseran dinding tiang (ton/m)
Perkiraan satuan (unit) daya dukung terpusat qd diperoleh dari
hubungan antara L/D dan qd/N.L adalah panjang ekivalen penetrasi pada
lapisan pendukung. D adalah diameter tiang, N adalah harga rata-rata N
pada ujung tiang, yang didasrkan pada persamaan tiang berikut ini :
N1 + N 2
N=
2
Dimana :
N = harga rata-rata untuk perencanaan tanah pondasi pada
ujung tiang
N1 = harga N pada ujung tiang
N2 = harga rata-rata N pada jarak 4D dari ujung tiang
qd/N
Untuk tiang pipa baja yang
terbuka ujungnya
40
30
20 Untuk tiang pancang
biasa
10 tiang
tiang
0
5 10 15
PMAX =
V M y .. X max
M x .Ymax
n (n . X ) (
y
2
nx . Y 2 )
Dimana :
Xmax = absis maksimum dari tiang ke pusat berat kelompok
tiang
Ymax = ordinat maksimum tiang pancang ke pusat berat
kelompok tiang
Mx = momen yang bekerja pada kelompok tiang yang tegak
lurus sumbu Y
My = momen yang bekerja pada kelompok tiang yang tegak
lurus sumbu X
n = banyaknya tiang pancang (pile group)
ny = banyak tiang dalam satu baris dalam arah sumbu Y
a L-2a a
L
M1 M1
+
M2
L-2a L
M1
--
M2
M1 = q.a
1= [.q. (L a )] - [(.q.a/ (L a )]
MX = R1.x - q.x
Mmax Dmx / dx = 0
R1 q.x = 0
x=
[
R1 L2 (2a.L )
=
]
Q 2(L a )
M max = M 2 =
[ ]
R1 L2 (2.a L ) 1 / 2.q. L2 (2a.L )
[ ]
2( L a ) 2(L a )
2
=
[
1 / 2.q. L2 (2a.L ) ]
2.(L a )
2
M1 = M2
1 / 2.q.a 2 =
[
1 / 2.q. L2 (2.a.L ) ]
[2.(L a )]2
a =
[L2
(2a.L ) ]
2.(L a )
Untuk pengambilan momennya diambil yang terbesar dari
2 cara tersebut untuk menentukan penulangan tiang pancang. Cara
perhitungan penulangan tiang pancang :
Mu 8
Mn =
Mn
K=
b.d 2 .R1
F = 1 1 2K
R1
As = F .b.d .
fy
Checking :
Asterpasang
terpasang =
b.d
min max
Pondasi tiang kelompok (pile group)
Dalam pelaksanaan jarang sekali dijumpai pondasi yang
hanya terdiri dari satu tiang saja, tetapi terdiri dari kelompok tiang.
Daya dukung tiang dihitung berdasarkan nilai cleef. Persamaan-
persamaan yang digunakan berdasarkan efisiensi kelompok tiang.
qf = eff. Qs
eff = 1
{arctg (d / s ).[(n 1)m + (m 1)n] }
90.m.n
diman :
ff = efisiensi 1 tiang dalam kelompok
m = jumlah baris
n = jumlah tiang dalam satu baris
s = jarak antar tiang pancang (as ke as)
s 2,5d (minimal 0,6m dan maksimal 2,0m)
d = diameter tiang pancang
d s
s s
Hu
Kp.B 3 .
e
100
I Diperlambat
h e/d=0 Tanpa Kepala
10
0
1 10 100 1000 10000
M yield
B 4 . .Kp
Dimana :
= berat jenis tanah (kN/m)
Kp = koefisien tanah pasif
B = diameter tiang (m)
Myield = momen leleh (kNm)
Ko = 0,2 Eo.D (3 / 4 )
Y = besarnya pergeseran yang dicari (cm)
Eo = modulus deformasi tanah (28 N)
a
b
1
2
2R
Y = Rt + 4b ( hk - k )
2 Rt + 8b ( hk t )
Ix = 1 (2.. R) ( tc )
12
tc = 12Ix
2..R
dimana :
qa pondasi rakit = q ult / n,
dimana n = angka keamanan =3
g.B.Ng.Sg.ig.dg
Untuk = 0 , maka :
X x
Rumus qo = R (1 / A e x/Iy e y /Ix )
Dimana :
R = P = resultant gaya-gaya vertical dari beban beban
kolom dan beban-beban dinding diatas KSLL.
A = luasan KSLL
Ix,Iy = momen inersia dari luasan KSLL terhadap sumbu
x dan y
Ix = LB/ 12 Iy = BL / 12
P 1 = qa ( a + 3,4 hk + 1 ) ( b + 3,4 hk + 1 )
Dimana P 1 = P - P 1
Ps = P sisa
a. Dimensi dan Penulangan rib konstruksi
Luas penyebaran F1= P
qs
P = qa ( a + 3,4 hk + 2c + 1 ) ( b + 3,4 hk + 2c + 1 )
Dari persamaan diatas didapat c
c = lebar beban yang dianggap memikul momen
P 1
M = . .c
n 2
n = jumlah rib ( pada umumnya = 8 )
Dengan momen tersebut, biasanya didapat pembesian
minimum.
II.6.3.5.Perhitungan pelat
Beban yan diperhitungkan qa
Lebar pelat yang ditinjau = c
II.6.3.6.Kontrol Pons
1. Asumsi
a. Dalam perhitungan control terhadap pons, yang
diperjitungkan hanya kekuatan konstruksi betonnya
saja.
b. Bidang geser ( pons ) berada pada jarak 0,7 hk dari sisi
luar kolom.
2. Perhitungan :
F geser (pons ) = n hk b + ( a+b+ 2,8 hk ) 2 t
t = tebal pelat.
kontrol : F < p
dimana :
Si = penurunan segera ( m ) dari lapisan setebal (m)
Po = tekanan overbudden efektif rata-rata, yaitu
tegangan efektif sebelum penerapan bebannya
P = tambahan tegangan vertikal ditengah-tengah
;apisan oleh tegangan akibat beban pondasi
Cc = angka indeks pemampatan
Untuk tanah konsolidasi normal, Tezaghi dan
Peck memberikan hubungan angka kompresi.
Cc = 0,009 ( LL 10 )
Dimana LL adalah Liquid Limit
Tabel 2.7. Faktor pengaruh yang tergantung dari bentuk pondasi dan
kekakuan pondasi ( Iw )
Flexible Rigid
Shape Center Average Iw Im
2. Consolidation Settlement
Yaitu penurunan yang terjadi akibat adanya perubahan kadar air di
mana air keluar dari pori-pori tanah dan disertai dengan
berkurangnya volume tanah yang diakibatkan beban yang bekerja
pada pondasi yang besarnya ditentukan oleh waktu pembebanan
dan terjadi pada tanah jenuh (Sr = 100% ) atau yang mendekati
jenuh (Sr = 90 % 100 %) atau pada tanah berbutir halus, yang
mempunyai harga K 10-6 m/s.
Terzaghi ( 1925 ) memperkenalkan teori konsolidasi satu
arah ( one way ) yang pertama kali untuk tanah lempung jenuh air.
Teori ini menyajikan cara penentuan distribusi kelebihan tekanan
hidrostatis dalam lapisan yang sedang mengalami konsolidasi pada
sembarang waktu setelah bekerjanya beban. Beberapa asumsi dasar
dalam analisis konsolidasi satu arah antara lain : tanah bersifat
homogen, derajat kejenuhan tanah 100 % (jenuh sempurna),
partikel/butiran tanah dan air bersifat inkompresibel (tak
termampatkan), arah pemampatan dan aliran air pori terjadi hanya
dalam arah vertikal. Ketebalan lapisan tanah yang diperhitungkan
adalah setebal lapisan tanah lempung jenuh air yang ditinjau.
Sumber : Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah ( Mekanika Tanah ) Edisi kedua, Joseph E. Bowles
Sumber : Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah ( Mekanika Tanah ) Edisi kedua, Joseph E. Bowles
Scp = Cc . H ( log Po + P )
1 + eo Po
Cv
Tv = . t primer
H2
Tv = . .U2
dimana,
Scp = penurunan / Settlement ( cm )
Cc = indeks kompresi tanah
eo = angka pori
Tv =ttotal = waktu perencanaan
tprimer = waktu terjadinya penurunan konsolidasi
H = tebal lapisan tanah
Cv = koefisien konsolidasi ( cm2/detik )
U = derajat konsolidasi
P = tambahan tegangan
Po = effective overburden layer
Pc = preconsolidation pressure
Tanah over konsolidasi
Sedangkan apabila patahan yang terjadi pada tekanan yang lebih
besar dari Po, maka dapat dianggap tanah tersebut mengalami over
konsolidasi. Tanah over konsolidasi adalah tanah yang pernah
menderita beban tekanan efektif yang lebih besar daripada
tegangan yang sekarang ( Sumber : Dasar-Dasar Analisa
Geoteknik, I.S. Dunn, L.R. Anderson, F.W. Kiefer ). Adapun syarat
yang harus diperhatikan dalam perhitungan penurunan / settlement
pada kondisi tanah over konsolidasi, adalah sebagai berikut :
Pc > Po
Scp = Cr . H ( log Po + P )
1 + eo Po
Di mana,
P = tambahan tegangan
Po = effective overburden layer
Cr = compression index pada kondisi over konsolidasi
H = tinggi lapisan yang mengalami konsolidasi
Pc = preconsolidation pressure
Penurunan Konsolidasi Sekunder
Yaitu penurunan yang terjadi setelah konsolidasi primer selesai, di
mana tegangan efektif akibat pembebanan telah konstan.
Penurunan sekunder didefinisikan sebagai tekanan yang terjadi
pada saat terdapatnya tekanan pori yang berlebih pada lapisan yang
ditinjau ( atau pada contoh di laboratorium ). Pada tanah yang
jenuh tidak akan mungkin terdapat pengurangan angka pori tanpa
terbentuknya sejumlah tekanan pori yang berlebih. Tingkat
penurunan sekunder biasanya sedemikian sangat rendah sehingga
tekanan pori yang berlebih tidak dapat diukur. Tekanan sekunder
merupakan penyesuaian kerangka tanah yang berlangsung untuk
beberapa saat lamanya sesudah tekanan pori yang berlebih
menghilang. Karena itu, penurunan sekunder tergantung pada
waktu dan dapat berlangsung untuk waktu yang lama bahkan
sampai ratusan tahun.
Penurunan akibat konsolidasi sekunder dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :
Scs = C . H ( log t total + t primer )
1 + eo t primer
dimana,
Scs = penurunan / Settlement ( cm )
eo = angka pori
St = Si + Scp + Scs
dimana,
St = penurunan total
Si = penurunan seketika
Scp = penurunan konsolidasi primer
Scs = penurunan konsolidasi sekunder
2. Calculation program
3. Output program
4. Curve program
BAB III
METODOLOGI
III.2.1. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan
cara peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan.
III.4. METODOLOGI
Start
Pengumpulan Data
1. Observasi
2. Studi Pustaka
Pembatasan Masalah
1. Struktur Atas
2. Struktur bawah ( Pondasi Tiang Pancang
dan Pondasi KSLL )
Analisis Struktur
Design Pondasi
1 Pondasi Tiang Pancang
2 Pondasi KSLL
AMAN
Perbandingan Pondasi Tiang
Pancang dan KSLL
1 Aspek Teknis
2 Aspek Ekonomis
Stop
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Dari hasil Analisa perhitungan penggunaan pondasi Tiang Pancang dan
Konstruksi Sarang Laba-laba pada proyek pembangunan Hotel Ibis
Semarang dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari perhitungan diperoleh daya dukung tanah ( qu ) berdasarkan
nilai qc pada kedalaman 0,0 - 2,4 m = 362,392 t/m2 = 36,2392
kg/cm2 dan daya dukung pondasi KSLL sebesar 181,196 t/m =
18,1196 kg/cm2. Dapat disimpulkan bahwa tanah pada lokasi proyek
mampu mendukung beban pondasi, yang ditunjukkan dengan nilai
daya dukung tanah ( qu ) > daya dukung pondasi.
2. Untuk dimensi rib dihitung berdasarkan data tanah dan pembebanan,
dengan perhitungan secara manual maka diperoleh dimensi sebagai
berikut:
a. Ribkonstruksi;
hk :1m
tebal : 0,12 m
b. RibSettlement
hs :2m
tebal : 0,12 m
3. Dari hasil perhitungan manual diperoleh nilai momen yang kecil,
sedangkan dari hasil perhitungan dengan SAP 2000 diperoleh nilai
momen yang lebih besar. Untuk pertimbangan faktor keamanan
diambil Momen dari hasil perhitungan SAP 2000 untuk perhitungan
penulangan, dengan hasil penulangan sebagai berikut :
a. Ribkonstruksi;
Tulangan tekan : 3 25
Tulangan tarik : 3 25
Tulangan pelat rib : 16 - 50
Tulangan beugel : 10 - 150
b. RibSettlement
Tulangan tekan : 3 25
Tulangan tarik : 3 25
Tulangan pelat rib : 16 - 50
Tulangan beugel : 10 150
c. Pelat Pondasi
Tulangan pelat : 16 - 50
4. Dari hasil perhitungan dengan cara manual dan dengan
menggunakan Plaxis v 7.2 didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Penurunan
Metode Analisis Penurunan / Settlement ( cm )
Manual 1,7
Plaxis 4,7
Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Penurunan dengan dan tanpa rib settlement
Extreme Total Displacement ( cm )
Metode Analisis
Dengan Rib Settlement Tanpa Rib Settlement
Plaxis 4,7 5,0
VI.2 Saran
Dalam proses perencanaan sebuah pondasi yang cukup baru bagi dunia
teknik sipil Indonesia, terdapat hambatan-hambatan berkaitan dengan
keterbatasan literatur panduan dan pemilihan asumsi yang benar-benar
akurat untuk dapat menggambarkan perilaku struktur pondasi KSLL
dengan tepat sesuai yang terjadi di lapangan. Oleh karena itu penulis
memberikan saran sebagai berikut :
1. Dalam merencanakan struktur pondasi KSLL diperlukan sikap kritis
dan kemauan untuk banyak mempelajari literatur-literatur yang
diperlukan agar dapat memahami pondasi KSLL secara lebih
mendalam.
2. Dalam analisis secara konvensional / manual diperlukan ketelitian dan
pemahaman dalam menentukan rumus pendekatan yang akan
digunakan.
3. Dalam analisis dengan menggunakan program Plaxis diperlukan data
yang lengkap, sehingga diperlukan penyelidikan data tanah yang lebih
banyak.
4. Dalam analisis pengaruh rib settlement terhadap struktur pondasi
didapatkan bahwa pengaruh rib settelement tidak terlalu signifikan.
Hal ini memerlukan verifikasi akan kebenaran pemodelan pondasi
beserta kajian yang lebih mendalam, misalnya dengan pembebanan
yang berbeda, kondisi tanah yang berbeda dan sebagainya.
Atmanto, Ir Indrastono. Diktat Kuliah Rekayasa Pondasi II. Jurusan Teknik Sipil
Universitas Diponegoro, Semarang, 2002.
Bowles, Joseph E. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknik Tanah ( Mekanika Tanah )
Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 1986.
Bowles, Joseph E. Analisis dan Desain Pondasi Jilid-2. Erlangga, Jakarta, 1993.
Bowles, Joseph E. Analisis dan Desain Pondasi Jilid-1. Erlangga, Jakarta, 1993.
Wesley, L.D. Mekanika Tanah. Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta, 1977.
Haryanto Yoso Wigroho, Analisis dan Perancangan Struktur Frame
Menggunakan SAP 2000 Versi 7.42, Andi, Yogyakarta, 2001, Cetakan
pertama.
Departemen Pekerjaan Umum, Peraturan Muatan Indonesia 1970, LPMB,
Bandung, 1980, Cetakan Keempat.
Sidharta S.K dkk, Prof. Ir. Rekayasa Fundasi II : Fundasi Dangkal dan Fundasi
Dalam. Penerbit Gunadarma, Jakarta, 1997
http://adhithana.tripod.com
http://edisupriyanto.wordpress.com
www.konstruksi sarang laba-laba.com