3. Pembebanan
Pembongkaran dilaksanakan dengan memberikan beban kepada bangunan yang melebihi
daya dukung struktur bangunan. Dengan alat-alat mekanis, seperti mobile crane, excavator,
beban diangkat dan diletakkan pada lantai tertinggi bangunan. Beban ini dapat berupa pasir yang
telah disiram dengan air, dan dimasukkan dalam karung, lalau diletakkan pada plat lantai paling
atas. Oleh karenanya, keruntuhan akan dimulai dari lantai paling atas, yang akan menimbulkan
beban akumulatif pada lantai-lantai di bawahnya, sehingga bangunan akan rubuh secara
keseluruhan. Metode ini membutuhkan data as built drawing serta perhitungan struktur dari
bangunan tersebut agar dapat diketahui besar beban yg dibutuhkan serta rencana perletakan dari
beban-beban tersebut.
2. Tahap Pelaksanaan
Pembongkaran bangunan gedung dapat dilakukan oleh pemilik dan/atau pengguna
bangunan gedung dan dapat menggunakan penyedia jasa pembongkaran
bangunan gedung yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan
perundangundangan.
Khusus untuk pembongkaran bangunan gedung yang menggunakan peralatan
berat dan/atau bahan peledak harus dilaksanakan oleh penyedia jasa
pembongkaran bangunan gedung.
Dalam hal pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung yang pembongkarannya
ditetapkan dengan surat sebagaimana dimaksud dalam tidak melaksanakan
pembongkaran dalam batas waktu yang ditetapkan, surat persetujuan
pembongkaran dicabut kembali.
Pembongkaran bangunan gedung yang pelaksanaannya dapat menimbulkan
dampak luas terhadap keselamatan umum dan lingkungan harus dilaksanakan
berdasarkan rencana teknis pembongkaran yang disusun oleh penyedia jasa
perencanaan teknis yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan
perundangundangan.
Rencana teknis pembongkaran harus disetujui oleh pemerintah daerah, kecuali
bangunan gedung fungsi khusus oleh Pemerintah, setelah mendapat pertimbangan
dari tim ahli bangunan gedung.
Dalam hal pelaksanaan pembongkaran berdampak luas terhadap keselamatan
umum dan lingkungan, pemilik dan Pemerintah dan/atau pemerintah daerah
melakukan sosialisasi dan pemberitahuan tertulis kepada masyarakat di sekitar
bangunan gedung, sebelum pelaksanaan pembongkaran.
Pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung mengikuti prinsip-prinsip
keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Dalam hal tenaga kerja atau orang lain mungkin tertimpa bahaya yang disebabkan
oleh kejatuhan bahan atau benda dari tempat kerja yang lebih tinggi, harus
dilengkapi dengan penadah yang kuat atau daerah berbahaya tersebut harus
dipagar.
Dinding-dinding tidak boleh dirubuhkan kecuali lantai dapat menahan tekanan
yang diakibatkan oleh runtuhnya dinding tersebut.
Tenaga kerja harus dilindungi terhadap debu dan pecahan-pecahan yang
berhamburan.
Apabila tenaga kerja sedang membongkar lantai harus tersedia papan yang kuat
yang ditumpu tersendiri bebas dari lantai yang sedang dibongkar.
Tenaga kerja dilarang melakukan pekerjaan di daerah bawah lantai yang sedang
dibongkar dan daerah tersebut harus dipagar.
Konstruksi baja harus dibongkar bagian demi bagian sedemikian rupa sehingga
terjamin kestabilan konstruksi tersebut agar tidak membahayakan sewaktu
dilepas.
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin agar tenaga kerja dan
orang-orang lain tidak kejatuhan bahan-bahan atau benda-benda dari atas sewaktu
cerobong-cerobong yang tinggi dirubuhkan.
Tahapan-tahapan pelaksanaan pembongkaran yang dilaksanakan secara umum adalah
sebagai berikut:
a) Menyiapkan peralatan baik berat maupun ringan untuk pembongkaran suatu gedung atau
bangunan.
b) Mematikan seluruh aliran seperti air, listrik, gas, kabel optik dan lain-lain yang dianggap
berbahaya dan mengganggu proses pekerjaan pembongkaran.
c) Memastikan peralatan pada posisinya masing-masing.
d) Memeriksa seluruh gedung untuk memastikan tidak ada seorang pun di dalam gedung
saat proses dimulai.
e) Mengatur jarak aman (1,5 kali tinggi gedung) pada area proyek agar tidak menimbulkan
cedera maupun kerugian yang lain.
f) Memulai pembongkaran mulai dari atap hingga pondasi jika menggunakan alat berat
seperti excavator. Jika menggunakan peledak, mengatur peletakan bom/dinamit pada
gedung serta waktu peledakan agar bisa sesuai dengan yang direncanakan.
g) Memastikan pekerjaan pembongkaran dilakukan oleh yang ahli dan tidak diberikan
kepada orang yang berbeda secara bergantian acak dalam melaksanakan tugas.
h) Melakukan proses pengangkutan terhadap material sisa puing puing bangunan dan
pengangkutan dengan alat berat harus sesuai dengan SOP yang berlaku.
i) Pelaksanaan pembongkaran mengikuti prinsip-prinsip K3.
3. Tahap Pengawasan
Pengawasan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung dilakukan oleh
penyedia jasa pengawasan yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Hasil pengawasan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung dilaporkan
secara berkala kepada pemerintah daerah.
Pemerintah daerah melakukan pengawasan secara berkala atas kesesuaian laporan
pelaksanaan pembongkaran dengan rencana teknis pembongkaran.
DAFTAR PUSTAKA