DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7 :
Setiap desain bangunan struktur mempunyai masa tertentu. Dalam masa tersebut
akan ada kemungkinan suatu bangunan mengalami kerusakan entah diakibatkan oleh
pengaruh iklim dan cuaca yang tidak dapat diprediksi maupun hal yang diakibatkan oleh
ketidaksengajaan manusia seperti kebakaran. Ketika suatu bangunan mengalami
kerusakan maka nilai fungsi dari bangunan tersebut akan berkurang. Oleh karena itu,
biasanya bangunan tersebut akan dibangun ulang menjadi suatu bangunan baru yang
lebih bernilai. Dalam pembangunan ulang tersebut bangunan lama akan dibongkar
terlebih dahulu lalu dibangun menjadi bangunan baru yang lebih bernilai dibandingkan
dengan bangunan yang lama.
Adapun lokasi dari contoh kasus yang di ambil adalah di Pasar Turi tahap III.
Pasar Turi merupakan pusat perdagangan yang cukup vital untuk masyarakat kota
Surabaya serta Jawa Timur.
Adapun batasan masalah yang digunakan pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dalam contoh kasus ini tidak menghitung masalah pembongkaran aset dari
bangunan.
2. Dalam contoh kasus ini metode pembongkaran yang digunakan adalah metode top
down manual, top down by machine dan metode mekanikal yang mengacu pada
Code of Practice for Demolition Building,Department of Building, Hongkong 2004.
Berikut ini merupakan peta lokasi Pasar Turi Tahap III. Bagian yang diberikan tanda
merah adalah bangunan Pasar Turi Tahap III.
Metode dari pembongkaran bangunan tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu metode dengan menggunakan bahan peledak dan metode dengan menggunakan
bahan non peledak. Pembongkaran non ledakan ini berarti membongkar struktur
bangunan dengan peralatan tanpa menggunakan bahan peledak apapun. Peralatan yang
digunakan misalnya godam, excavator, tower crane, bola penghancur dan lain
sebagainya. Pembongkaran bangunan juga dipengaruhi beberapa faktor antara lain
kondisi site, tipe struktur, usia bangunan dan ektinggian bangunan.
Beberapa contoh dari metode pembongkaran itu sendiri antara lain sebagai berikut :
Metode ini sekilas mirip dengan metode Top Down Manual, akan tetapi
semua pembongkaran ini dilakukan dengan menggunakan alat berat. Alat
berat atau permesinan tersebut diletakkan pada bagian paling atas suatu
bangunan. Alat berat yang umum digunakan dalam metode ini adalah
hydraulic stone crusher atau hydraulic stone breaker. Dalam metode ini
juga dibutuhkan peralatan pendukung seperti ramp atau crane untuk
memindahkan alat dari tiap lantai.
3. Metode Mekanikal
Metode ini memanfaatkan air yang dialirkan melaui pompa dengan tekanan
yang sangat tinggi. Dengan mencoba menerapkan prinsip erosi dimana
diharapkan pembongkaran ini dapat mengikis bangunan serta
mengeluarkan aggregatnya secara perlahan. Setelah bangunannya
terkelupas mesin cutting dibutuhkan untuk memotong tulangannya.
Adapun perbedaan dari ketiga metode tersebut dapat dilihat pada Tabel
2.1 berikut
Metode
Top Down Top Down by Mekanikal
Kriteria Manual Machine
Menghancurkan
Menghancurk an
elemen struktur
struktur beton dari Menghancur kan elemen
bangunan dengan
bangunan dengan struktur bangunan dengan
menggunakan alat
menggunakan jack beberapa alat berat/mesin
Prinsip Dasar hammer atau berat seperti excavator,
Pembongkara pneumatic hammer percussive breaker atau
n hydraulic
crusher
Tabel 2.2 Nilai Koefisien Upah Tenaga Kerja untuk Pembongkaran per 1 m2
2. Biaya Peralatan
Biaya peralatan dalam perhitungan ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk
menyewa peralatan yang dibutuhkan selama proses pembongkaran.
Peralatan yang akan digunakan tergantung pada nantinya metode apa yang
akan digunakan dalam pembongkaran ini. Biaya peralatannya ini juga
termasuk juga biaya transportasi dan penyewaan truk pengangkutan
sampah. Nilai biaya peralatan itu sendiri juga bergantung pada volume
bangunan yang akan dibongkar dan kapasitas dari peralatannya.
3. Biaya Material
Material yang dimaksud dalam perhitungan ini adalah material yang masih
dapat diselamatkan atau dipakai lagi namun bukan untuk dipakai pada
bangunan setelah pembongkaran. Nilai dari material tersebut mengikuti
harga jual di pasaran.
4. Biaya administrasi
Biaya ini merupakan biaya lain yang timbul selama kegiatan
pembongkaran berlangsung seperti biaya perijinan ataupun biaya
perencanaan.
C = Cj - Bm + Cp + Ce + Ca
Keterangan :
C : Biaya pembongkaran
Cj : Biaya tenaga kerja,
Bm : Biaya material/bahan yang diselamatkan dari
pembongkaran
Cp : Biaya peralatan
Ce : Biaya perbaikan lingkungan
Ca : Biaya administrasi
2. Peralatan Kerja
Selain bahan bangunan, untuk pelaksanaan proyek ini juga diperlukan adanya
peralatan kerja sebagai sarana untuk membantu dan memudahkan pelaksanaan
pekerjaan. Sebagaimana halnya pengadaan barang, maka dalam pengadaan dan
pemilihan peralatan kerja harus dilakukan kiat khusus agar pemilihan jenis
peralatan kerja tersebut dapat menghasilkan efektifitas dan produktifitas alat
yang optimal, antara lain :
a. Merinci mengenai peralatan yang dibutuhkan.
b. Memperhitungkan banyaknya alat yang akan dipakai sesuai
dengan volume pekerjaan yang akan dilaksanaan.
c. Memperhitungkan kapasitas alat.
d. Memperhitungkan biaya alat (sewa/beli, pemeliharaan, dll).
e. Memperhitungkan daya tahan alat.
Peralatan-peralatan yang digunakan pada perencanaan
konstruksi PPI Menganti Kebumen adalah:
1. Truk Mixer
Truck mixer adalah kendaraan pengangkut adukan beton ready
mix dari tempat pembuatannya ke lokasi proyek.
2. Concrete Pump
Concrete Pump adalah kendaraan yang berfungsi untuk
membantu mengalirkan adukan beton ready mix dari truck mixer
ke lokasi pengecoran yang lebih tinggi maupun yang jauh lebih
rendah dari kedudukan truck mixer.
3. Concrete Vibrator
Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk memadatkan
adukan beton, meningkatkan homogenitas adukan pada saat
pengecoran, mengeluarkan gelembung-gelembung udara sehingga
tidak terjadi rongga udara setelah pengerasan beton dan berfungsi
untuk meratakan beton ke segala arah, serta dapat menjangkau
celah-celah terjauh di dalam bekisting
4. Bender
Bar bender digunakan untuk membengkokkan tulangan sesuai
dengan ukuran yang dikehendaki.
5. Bar Cutter
Bar cutter digunakan untuk memotong baja tulangan sesuai
panjang yang ditentukan.
6. Theodolite
Theodolite digunakan untuk menentukan as bangunan jetty, seawall
7. Waterpass
Waterpass digunakan untuk menentukan titik–titik elevasi
bangunan jetty, seawall.
8. Dump Truck
Digunakan sebagai pengangkut batu pecah dari quarry dan untuk
membuang material–material yang tidak diperlukan (lumpur dan
pasir).
9. Single acting drop hammer
Single acting drop hammer berfungsi sebagai palu untuk memukul
tiang pancang agar masuk ke dalam tanah pada pekerjaan pondasi
dermaga.
10. Excavator
Digunakan untuk menggali tanah. Selain itu, excavator digunakan
untuk penataan timbunan material bangunan dan pemasangan
batu belah pada konstruksi jetty dan seawall.
11. Kapal Tongkang / Ponton
Digunakan sebagai tempat pengangkutan material ke lokasi
pembangunan dan tempat berdirinya crane dan excavator serta
clam shell.
12. Boat Penarik
Digunakan sebagai alat penarik kapal tongkang dari dan menuju
lokasi pembangunan.
13. Crane
Digunakan untuk mengangkat tiang pancang.
14. Flat Bed Truck
Digunakan sebagai pengangkut tetrapod dari area stock menuju cause way.
BAB III
2 METODELOGI
3.1 Umum (Pembongkaran)
Konsep awal dari penyelesaian dari tugas akhir ini adalah menghitung analisa biaya yang
paling efisien dari pembongkaran sisa bangunan Pasar Turi tahap III dengan metode yang paling
sesuai dengan kondisi lokasi contoh kasus. Adapun langkah-langkah dari contoh kasus ini antara
lain :
Adapun data yang dibutuhkan dalam penyusunan tugas akhir ini antara lain :
1. Data Visual
Data yang dibutuhkan untuk mengetahui informasi yang representatif tentang
kondisi struktur gedung, termasuk kerusakan-kerusakan yang terjadi pada elemen-
elemen struktur.
2. Data Eksisting Material Bangunan
Data ini berupa data tentang material elemen struktur bangunan pada lokasi
contoh kasus. Data ini digunakan untuk menghitung komponen biaya yang
dibongkar.
3. Data harga material, upah tenaga kerja dan sewa peralatan.
4. Data hasil uji material struktur bangunan.
1. Survey Lapangan
Tahapan ini dilakukan untuk mengecek kembali data-data serta teori yang sudah
dikumpulkan
2. Identifikasi Tahapan Pembongkaran Bangunan
Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan dalam
penerapan dari metode pembongkaran tersebut misalnya saja persiapan
pengaturan masuk keluarnya alat berat lokasi, kemungkinan perubahan struktur
yang terjadi selama pembongkaran berlangsung ataupun identifikasi hasil uji
material bangunan.
Adapun tahapan dari analisa biaya pembongkaran antara lain sebagai berikut :
Sistem struktur bangunan Pasar Turi ini menggunakan Struktur Rangka Pemikul Momen
yang berupa balok dan kolom yang terbuat dari struktur beton bertulang.
Struktur gedung ini memiliki sifat yang tidak beraturan sehingga penggunaan beban statik
ekivalen tidak relevan untuk digunakan. Dalam analisa strukturnya dipergunakan pembebanan
gempa dengan response spectrum sesuai pembagian wilayah zona resiko gempa Indonesia. Kota
Surabaya termasuk dalam wilayah zona gempa 2, secara ideal sesuai dengan pembagian wilayah
gempa yang ada struktur ini akan lebih optimal bila didesain dengan menggunakan Struktur
Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB).
Analisa kondisi Pra Pembongkaran pada tahap ini antara lain meliputi survey lapangan dan
survey data laporan struktur bangunan yang bertujuan untuk melihat detail kerusakan pada
bangunan. Dari hasil survey ini dapat ditentukan kelayakan bangunan ini untuk dibongkar.
Barang berupa kain yang terbakar semuanya hangus didaerah yang intensitas apinya cukup
besar, yaitu dilantai 2 dan 3 Pasar Turi, hanya sebagian kecil yang tersisa. Kondisi ini
menunjukkan bahwa diduga kain dapat menjadi sumber api baru pada saat kebakaran terjadi.
Sedangkan pada bagian atap bangunan dilantai 3 Pasar Turi Tahap 3 sebelah barat yang
terbuat dari rangka baja semuanya mengalami deformasi/lendutan yang cukup besar dan
atapnya telah runtuh (lihat Gambar 3.2). Kondisi ini menunjukkan bahwa lokasi tersebut juga
mengalami suhu kebakaran yang cukup tinggi dan diperkirakan hingga mencapai 5000C.
Gambar 3.2 Foto Konstruksi Atap Baja yang mengalami lendutan yang cukup besar
Warna beton berangsur-angsur akan berubah sesuai dengan tingkat panas yang dideritanya.
Kemungkinan warna yang terjadi adalah: tidak berubah warna, merah muda (pink), putih keabu-
abuan (white-grey) dan warna kekuning-kuningan (buff). Perubahan warna yang tersebut diatas,
terutama bila digunakan agregat yang mengandung silika (siliceous)
Dari hasil pengamatan lapangan di lokasi pusat kebakaran terjadi, yaitu pada sumbu 13-14-
15 arah memanjang dan sumbu D-E-F arah melintang, menunjukkan bahwa permukaan beton
bagian bawah pelat dan balok sebagian berwarna putih dan telah terjadi spalling (lihat Gambar
3.3). Hal ini menunjukkan bahwa lokasi tersebut telah mengalami kebakaran yang cukup lama
dan suhunya diperkirakan sudah mencapai lebih dari 600 0C.
Gambar 3.3 Contoh Beton Yang Terbakar Diatas 600oC
Sedangkan didaerah lainnya warna permukaan beton pada daerah pelat dan balok
didominasi oleh warna hitam, coklat dan sedikit merah muda (lihat Gambar 4.4). Hal ini
menunjukkan bahwa lokasi tersebut telah mengalami kebakaran yang juga cukup lama dan
0
suhunya diperkirakan telah mencapai antara 250 C sampai dengan 600 0C.
Gambar 3.4 Contoh Beton Yang Terbakar Antara 250oC s/d 600oC
Namun demikian ditemukan juga area yang tidak mengalami kebakaran sama sekali (lihat
Gambar 3.5). Kondisi ini ditunjukkan dengan permukaan beton masih seperti semula, tanpa
mengalami perubahan atau hanya ada sedikit noda-noda hitam.
Gambar 3.5 Contoh Beton Yang Tidak Terbakar dan Terbakar Kurang Dari 250 oC
3.3.4 Retak-retak
Retak-retak akan timbul bila pengembangan/ekspansi agregat yang ada lebih besar dari
kuat tarik beton (lihat Gambar 4.6). Retak-retak akan bersifat merusak bila panas yang
dialaminya berkisar antara 2200–4000 C. Retak-retak ini bila dibiarkan saja tanpa perbaikan,
pada akhirnya akan mempercepat proses terjadinya karat pada tulangan beton.
Pekerjaan persiapan
Pekerjaan jetty
Pekerjaan seawall
Pekerjaan dermaga
Selesai
BAB IV
PEMBAHASAN
5.1 Perencanaan Site Layout
Ada beberapa metode yang diketahui dalam proses pembongkaran, secara umum terbagi
dua yakni metode pembongkaran dengan memakai bahan peledak dan non bahan peledak.
Dalam contoh kasus ini dikhususkan menggunakan metode non bahan peledak dikarenakan
kondisi bangunan yang berada dalam pusat aktivitas masyarakat Surabaya. Metode non bahan
peledak banyak menggunakan peralatan-peralatan mesin ataupun alat berat lainnya. Untuk
analisa metode pembongkaran yang diterapkan dalam tugas akhir ini sesuai dengan Code of
Practice for Demolition Building, Department of Building, Hongkong 2004 yakni metode top
down manual, top down by machine dan metode mekanikal. Alasan pemilihan dari ketiga
metode ini
Adapun beberapa point penting dari pelaksanaan metode top down manual pada
bangunan pasar turi tahap III Surabaya antara lain :
Adapun beberapa point penting dari pelaksanaan metode top down by machine
pada bangunan pasar turi tahap III Surabaya antara lain :
4. Ketika peralatan mesin diturunkan ke lantai yang lebih rendah maka pelat
dan balok pada dua lantai berikutnya dapat dihancurkan sekaligus.
Peralatan mesin juga dapat
bekerja pada lantai dimana peralatan tersebut diletakkan dan menghancurkan slab
pada lantai diatasnya.
Gambar 4.3 Ilustrasi Proses Pembongkaran dengan metode top down by machine
Sumber : Code of Practice for Demolition Building, Department of
Building, Hongkong 2004
Gambar 4.4 Ilustrasi Proses Pembongkaran dengan metode top down by machine (3)
3. Metode Mekanikal
Metode ini menggunakan peralatan mesin yang besar dengan
menghancurkan bangunan dari arah luar. Peralatan yang digunakan misalnya
pusher arm, wire rope, hydraulic crusher dan sebagainya. Metode ini umumnya
cocok digunakan pada bangunan yang berdiri pada tanah yang datar dan bangunan
tersebut jauh dari keramaian, dikarenakan tingkat debu yang dihasilkan cukup
tinggi.
Tabel 4.2 Analisa Pemilihan Metode Pasar Turi Tahap III Surabaya
Bangunan terdiri
dari 3 lantai dan
cukup luas
Untuk analisis ini warna hijau menunjukkan bahwa dengan kondisi yang ada, metode
tersebut dapat ditetapkan. Warna kuning menunjukkan metode tersebut dapat diterapakan
namun memilik dampak lain yang ditimbulkan. Sedangkan warna merah menunjukkan bahwa
metode tersebut benar-benar tidak dapat diterapkan sehingga jika salah satu dari kriterianya
berwarna merah maka untuk selanjutnya analisa pada metode tersebut tidak perlu dilanjutkan.
Adapun rincian dari tiap kriteria berdasarkan Code of Practice for Demolition Building,
Department of Building, Hongkong 2004 dan Arham, 2003 antara lain :
Dengan menggunakan metode top down, beberapa material dari bangunan ini
dapat diselamatkan atau dapat digunakan kembali karena tidak terlalu banyak
peralatan berat yang digunakan sehingga memudahkan dalam memisahkan
material yang dapat digunakan kembali.
Untuk metode top down manual peralatan yang dapat digunakan antara lain
pneumatic hammer sebagai bahan penghancur betonnya, mesin cutting serta
peralatan pendukung pembersihan lainnya seperti dump truck dan wheel loader.
Untuk top down by machine hampir sama dengan top down manual akan tetapi
peralatan utama yang digunakan dalam pembongkarannya adalah hydraulic stone
crusher serta tower crane sebagai alat pendukungnya. Pada kedua metode ini
peralatan yang akan digunakan tersedia di Indonesia khususnya di Surabaya.
Sedangkan untuk metode mekanikal pada umumnya peralatan yang digunakan
masih jarang di Indonesia sehingga untuk metode mekanikal ini mendapat warna
merah. Mulai dari kriteria ini, analisa kriteria untuk metode mekanikal dihentikan.
- Tingkat kebisingan
Sesuai dengan hasil analisa metode terpilih maka dalam perencanaan pembongkaran pasar
turi ini digunakan metode top down by machine. Menurut Chen Liu, Benjamin Lyle dan Crag
Langston (2005) tenaga kerja yang dibutuhkan untuk bangunan sederhana adalah 4-6 orang
dengan durasi kerja 8-10 jam per hari. Sementara itu menurut Arham, 2003 proses
pembongkaran dengan menggunakan peralatan berat membutuhkan 5-11 pekerja (termasuk
operator peralatan) setiap harinya Dengan melihat kondisi Pasar Turi Tahap III, maka dilakukan
pendekatan bahwa pekerja yang dibutuhkan dalam pembongkaran ini adalah 8 Pekerja. Adapun
rencana tahapan pembongkarannya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Rencana Baseline Tahapan Pembongkaran Bangunan Pasar Turi Tahap III Surabaya
minggu 4
minggu 1 minggu 2 minggu 3
Item Pekerjaan
Pembersihan Lapangan
Dalam hal ini Biaya Tenaga Kerja adalah biaya yang dihasilkan biaya pekerja yang
dibutuhkan selama proses pembongkaran berlangsung tanpa menghitung biaya operator
peralatan.
Untuk pekerjaan beton digunakan alat Hydraulic Stone Crusher untuk digunakan dalam
membongkar beton. Sedangkan tower crane digunakan untuk proses pemindahan alat-alat
berat yang digunakan selama proses pembongkaran.
Adapun rincian biaya peralatan yang dibutuhkan selama pembongkaran antara lain dengan
rincian Alat digunakan selama 8 Jam per hari selama hari kerja dapat dilihat pada tabel 4.5
berikut.
Tabel 4.4 Harga Peralatan yang digunakan
Harga Sewa
Peralatan Harga Sewa Per Jam Perhari
Hydraulic Stone Crusher Rp350,000 Rp2,800,000
Dump Truck Rp176,000 Rp1,408,000
Wheel Loader Rp198,000 Rp1,584,000
Tower Crane Rp620,000 Rp4,960,000
Total Biaya Peralatan Rp10,752,000
Untuk kapasitas Hydraulic stone crusher adalah kelas 200 dengan kebutuhan dump truck
adalah 5 buah dengan kapasitas masing – masing dump truck adalah 20 ton. Alat ini dapat
membongkar beton 1 m3 / 2 menit sehingga per jam nya dapat membongkar 30 m3. Jadi
nilai harga satuan pekerjaan pembongkaran beton dengan peralatan adalah : 350000/30 =
11.666 ≈ Rp. 12.000 ditambah dengan upah mandor = 0,0125 O.H x 60.000 = Rp 7.500
Sehingga biaya pembongkaran dapat disajikan dalam tabel berikut
Pembersihan
1 Lapangan m2 3,435.26 Rp11,250 38,646,642
Pembongkaran
2 beton
lantai 1
lantai 2
lantai 3
TOTAL 334,923,727
Analisa biaya administrasi adalah biaya administrasi yang diperlukan untuk menjalankan
perusahaan subkontraktor. Barang- barang seperti memperkirakan,izin, peralatan dan
pemeliharaan harus dimasukkan ketika menentukan rincian biaya untuk proyek
pembongkaran.
Ijin Rp5,000,000
1 % dari total biaya
Overhead bongkaran Rp3,684,160
Total Rp13,684,160
Total Rp9,356,728
6. Total Pembongkaran
Dengan menggunakan rumus dari Chen Liu, Benjamin Lyle dan Crag Langston (2005):
C = Cj - Bm + Cp + Ce + Ca
5.1 Kesimpulan
Arham, A. 2003. “Intelligent Selection of Demolition Techniques”, Ph.D Thesis, Civil &
Building Engineering Department, Loughborough University, UK
British Standard Institution. 2000. “Code Practice of Demolition in BS 6187 : 2000 “, British
Standard Institute, UK
Building Department of Hongkong. 2004. “Code of Practice for Demolition Building”,
Hongkong.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). 2013. “Laporan Perhitungan Analisa Struktur
Pasar Turi Tahap III”, Surabaya.