Anda di halaman 1dari 11

Pasokan air wajib menyediakan penyemprotan air selama

pembongkaran sebagai tindakan pencemaran debu pengurangan;


Sementara hubungan telekomunikasi antara situs pembongkaran dan
organisasi luar harus dipelihara untuk kedua alasan keamanan dan
komunikasi; dan pasokan listrik sementara untuk penerangan dan
penggunaan konstruksi lainnya .
Dalam kasus ketika utilitas sementara yang tersedia, semua utilitas
sementara seperti, termasuk perlengkapan listrik harus cuaca - kedap .
f. Bahan Berbahaya
Jika bahan berbahaya, seperti bahan yang mengandung asbes,
kontaminasi minyak dan kontaminasi radioaktif, ada di gedung,
penyelidikan lebih lanjut dan penghapusan bahan berbahaya tersebut
atau kontaminasi oleh spesialis harus dirujuk.
g. Material Asbes
Spesialis harus digunakan untuk mengambil sampel dan menyebabkan
sampel tersebut diuji untuk bahan asbes yang mengandung. Dalam
kasus ketika asbes yang mengandung bahan ditemukan, kontraktor
spesialis harus digunakan untuk menghilangkan bahan asbes yang
mengandung tersebut. Limbah asbes harus ditangani, disimpan dan
dibuang sebagai limbah kimia sesuai dengan Ordonansi Pembuangan
Limbah dan Pembuangan Limbah (Limbah Kimia) (Umum) Peraturan.
h. Kontaminasi Material Tanah
Dalam kasus jika memungkinkan bahan kontaminasi tanah hadir,
spesialis harus digunakan untuk menyiapkan proposal uji kontaminasi
tanah dan mengajukan proposal tersebut kepada Departemen
Perlindungan Lingkungan untuk komentar. Atas kesepakatan dengan
Departemen Perlindungan Lingkungan, dan penyelesaian tes, sebuah
tanah Kontaminasi Penilaian disampaikan kepada Departemen
Perlindungan Lingkungan untuk penerimaan. Dalam kasus ketika
pekerjaan perbaikan yang diperlukan, usulan perbaikan harus
diserahkan kepada Departemen Perlindungan Lingkungan untuk
persetujuan sebelum pelaksanaan pekerjaan perbaikan tersebut.

20 Pembongkaran Bangunan Gedung


Prosedur pembongkaran gedung dapat terditi atas 2 cara yaitu
 Perencanaan dan Pelaksanaan dilakukan oleh penyedia jasa yg berbeda
 Perencanaan dan Pelaksanaan dibuat oleh satu Penyedia Jasa.
Semua cara ini dapat dilaksanakan dengan E-Pro
Untuk cara yang Pertama (A) terdiri terdiri dari tahap pengadaan, perencanaan
dan tahap pelaksanaan. Adapun detail dari masing-masing tahapan adalah sebagai
berikut:
1. Tahap Pengadaan
Pada tahap ini pihak terkait melakukan lelang terkait dengan kajian
pembongkaran gedung yang akan dilaksanakan. Berikut tahapan dalam proses
pengadaan:
a. Merencanakan waktu dan metoda pelaksanaan pembongkaran;
b. Mencantumkan dalam RKT dan RKA tentang pengimplementasian prinsip-
prinsip yang berlaku;
c. Memastikan bahwa konsultan perencana, konsultan pengawas maupun
kontraktor yang berperan sebagai pelaksana dilapangan benar-benar
menerapkan prinsip yang dikehendaki oleh pengguna jasa.
2. Tahap Perencanaan
a. Membuat perencanaan sesuai dengan yang dipersyaratkan
dalam RKT dan
b. RKA;
c. Bersama panitia pengadaan membuat dokumen lelang untuk
proses pembongkran;
d. Mencantumkan ke dalam dokumen lelang beberapa hal yang
berhubungan
e. dengan prinsip-prinsip yang digunakan oleh pengguna jasa serta
prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
f. Melakukan pengawasan berkala terutama yang berhubungan
dengan pelaksanaan prinsip yang ditetapkan oleh pengguna jasa.
3. Tahap Perizinan
a. Menyusun dokumen berupa gambar perencanaan dan RKS untuk
proses perizinan dari Pemkot/Pemkab.
b. Semua dokumen harus ditanda tangai oleh para Tenaga Ahli
bersertifikat, sesuai dengan bidangnya masing.

Pembongkaran Bangunan Gedung 21


c. Tidak melakukan kegiatan dilapangan sebelum izin dikeluarkan.
4. Tahap Pelelangan
a. Melakukan Pengumuman dan atau undangan terbatas kepada calon rekanan
b. Upload dokumen / Pengambilan dokumen
c. Melakukan Rapat Penjelasan Teknis / Aanwijzing
d. Melakukan evaluasi teknis dan biaya terhadap Penawaran
e. yang masuk
f. Menetapkan Pemenang Penyedia Jasa Pelaksanaan
5. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait (pengguna jasa,
konsultan perencana dan instansi terkait);
b. Membuat gambar dan rencana kerja pelaksanaan dilapangan;
c. Melaksanakan pekerjaan di lapangan sesuai dengan rekomendasi dan
gambar kerja.

Gambar 2 Struktur Organisasi Pelaksanaan Pembongkaran Gedung


Sumber : Struktur Organisasi Pembangunan Gedung Jasa Raharja Persero Jawa Tengah

Untuk cara yang Kedua (B) terdiri terdiri dari tahap pengadaan dan tahap
pelaksanaan. Jadi Peyedia Jasa Perencanaan dan Pelaksanaan Pembongkaran
adalah satu badan usaha .Adapun detail dari masing-masing tahapan adalah
sebagai berikut:
1. Tahap Pengadaan
Berikut tahapan dalam proses pengadaan:
a. Merencanakan waktu dan metoda pelaksanaan pembongkaran;

22 Pembongkaran Bangunan Gedung


b. Membuat prinsip-prinsip ( basic) pembongkaran
2. Tahap Pelelangan
a. Melakukan Pengumuman dan atau undangan terbatas kepada calon rekanan
b. Upload dokumen / Pengambilan dokumen
c. Melakukan Rapat Penjelasan Teknis / Aanwijzing
d. Melakukan evaluasi teknis perencanaan dan pelaksanaan serta biaya yang
disampaikan oleh pesrta lelang
e. Menetapkan Pemenang Penyedia Jasa Perencanaan dan Pelaksanaan
Pembongkaran

Tahap berikutnya sama dengan cara yang Pertama.

Sosialisasi Pembongkaran Ke Masyarakat


Pelaksanaan pembongkaran dapat mengakibatkan dampak yang luas terhadap
keselamatan umum dan lingkungan pemilik sebab itu pemerintah daerah perlu
melakukan sosialisasi dan pemberitahuan tertulis kepada masyarakat disekitar
bangunan gedung agar pelaksanaan pembongkaran bangunan dapat berjalan
lancar dan kondusif.

Pembongkaran Dilakukan Oleh Kontraktor Bersertifikat


Pembongkaran Gedung (Sesuai Prinsip K3)
Pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung diwajibkan mengikuti prinsip-prinsip
keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Yang dimaksud dengan penerapan prinsip-
prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah termasuk juga penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Untuk itu perlu
dilakukan pemilihan penyedia jasa yang memiliki sertifikasi bidang pembongkaran
bangunan gedung dan memiliki dukungan kompetensi tenaga ahli pembongkaran
beserta peralatan penunjang atau pendukung lainnya untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.

Adapun tahapan- tahapan dalam pemeriksaan ini, adalah sebagai berikut:


1. Persiapan Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor/ Pemborong harus

Pembongkaran Bangunan Gedung 23


mempelajari dengan seksama Gambar Kerja. Kontraktor/ Pemborong harus
sudah memperhitungkan segala kondisi di lapangan yang meliputi dan tidak
terbatas pada bangunan existing, trench, saluran drainase, pipa-pipa, instalasi
eksisting lainnya, tiang listrik dan penangkal petir. Kontraktor/ Pemborong
harus mengamankan/ melindungi hasil paket pekerjaan sebelumnya maupun
yang sedang berjalan, bahan/ komponen/ instalasi existing yang
dipertahankan agar tidak rusak atau cacat. Rencana pengamanan, baik berupa
penyangga, penopang atau konstruksi khusus sebagai penahan atau pelindung
bagian yang tidak dibongkar, harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan.
2. Pembongkaran dan Pembersihan
Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup pembongkaran/
pembersihan/ pemindahan konstruksi keluar dari dalam tapak/ site terhadap
semua hal yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas/ Perencana dan Direksi
tidak akan digunakan lagi, maupun yang dapat mengganggu kelancaran
pelaksanaan diantaranya :
a. Pembongkaran dan pembersihan bangunan existing.
b. Pembersihan material yang ada di lokasi.
Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk
dapat dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.
Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari tapak
konstruksi dan dikumpulkan di tempat/ lokasi tertentu yang ditunjukkan oleh
Konsultan Pengawas. Pada dasarnya, barang-barang bongkaran tersebut tidak
dapat dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh
Konsultan Pengawas.

Metoda Pembongkaran Bangunan Gedung


Metode pembongkaran bangunan gedung terdiri dari macam yaitu:
1. Pembongkaran segmen demi segmen bangunan
Pembongkaran persegmen ini bisa dengan alat sederhana, peralatan modern,
bahan kimia dan lain-lain
Dengan alat sederhana, pembongkaran yang dilakukan dengan tenaga
manusia beserta peralatannya. Pembongkaran ini dilakukan apabila
bangunan gedung yang dibongkar tidak lebih dari 1 lantai serta tidak
membutuhkan waktu yang cepat.

24 Pembongkaran Bangunan Gedung


Penggunaan tenaga manusia dilakukan apabila pembongkaran tidak
berdampak pada kecelakaan manusia dan lingkungannya.
Peralatan modern bisa berupa mesin potong, mesin las,bahan kimia, water jet
dan lain-lain. Water jet adalah penyemprotan Air yang bertekanan dan
kecepatan dingin terhadap komponen bangunan
2. Pembongkaran dengan Peralatan High Reach Arm
Pembongkaran ini menggunakan alat berat yang dilakukan untuk bangunan
lebih dari 1 lantai dengan ketinggian yang masih dapat dicapai dengan lengan
alat berat tersebut. Dalam pembongkaran ini, penggunaan tenaga manusia
sangat rendah karena untuk menghindari kecelakaan yang mengakibatkan
kematian manusia.
3. Pembongkaran dengan Pembebanan
Pembongkaran dilaksanakan dengan memberikan beban kepada bangunan yang
melebihi daya dukung struktur bangunan. Dengan alat-alat mekanis, seperti
mobile crane, excavator, beban diangkat dan diletakkan pada lantai tertinggi
bangunan. Beban ini dapat berupa pasir yang telah disiram dengan air, dan
dimasukkan dalam karung, lalau diletakkan pada plat lantai paling atas. Dengan
demikian, keruntuhan akan dimulai dari lantai paling atas, yang akan
meniimbulkan beban akumulatif pada lantai2 dibawahnya, sehingga bangunan
akan rubuh secara keseluruhan. Metode ini membutuhkan data as built drawing
serta perhitungan struktur dari banguna tersebut, agar dapat diketahui besar
beban yg dibutuhkan serta rencana perletakan dari beban-beban tersebut
4. Pembongkaran dengan crane dan bola besi (Wrecking ball)
Crane akan berfungsi semacam pengayun untuk menggerakkan bola besi saat
menghancurkan tembok. Bola besi tersebut memiliki berat sekitar 6 ton dan
mampu menghancurkan apa pun di struktur bangunan
5. Pembongkaran dengan Alat Peledakan ( Implosion)
Pembongkaran dengan alat peledak dilakukan apabila kebutuhan dipelukan
waktu yang cepat untuk pembongkaran. Penggunaan peledak tersebut apabila
bangunan tidak dapat dilakukan oleh alat berat.

Pembongkaran Bangunan Gedung 25


Gambar 3 Metode Pembongkaran Bangunan Gedung
Sumber: researchgate.net

Teknik-teknik Pembongkaran Bangunan Gedung


Dewasa ini teknik pembongkaran gedung terdiri dari berbagai macam. Hal tersebut
juga dikarenakan dengan semakin berkembangnya kemajuan teknologi. Beberapa
teknik pembongkaran bangunan gedung baik dari yang sederahana hingga yang
kompleks adalah sebagai berikut:
1. Potong dan Rubuhkan
Pertimbangan lingkungan sangat perlu dalam merubuhkan bangunan,
khususnya di daerah urban. Kajima Corporation mengembangkan “Metoda
Kajima Potong dan Rubuhkan” yang merupakan paket yang terdiri dari
berbagai teknologi ramah lingkungan dan metode perubuhan dimana sebuah
bangunan dirubuhkan dari seksi bawah seperti memindahkan tumpukan drum
terbawah. Metode ini diaplikasikan dalam penghancuran Gedung Resona

26 Pembongkaran Bangunan Gedung


Maruha, bangunan rangka rijid 24 lantai dengan ketinggian 108 m dan total
luas lantai 75.413 m2 .
Dalam metoda potong dan rubuhkan, sebuah dinding inti dibangun untuk
memberikan ketahanan gempa, dasar kolom lantai 1 digantikan dengan
dongkrak hidrolik, dan kemudian gedung dihancurkan lantai per lantai, dimulai
dari lantai terbawah dan naik ke lantai atas dengan siklus berikut:
a. Memotong kolom hingga menjadi potongan 70 cm dengan memindahkan
b. beban dongkrak (pemotongan suspense)
b. Menyokong kolom dengan cara memanjangkan dongkrak
c. Merendahkan kolom dengan cara merubuhkan
d. Penghancuran balok dan lantai Penghancuran bangunan 24 lantai di atas
diselesaikan dengan kecepatan 3 hari/1 lantai, atau total 3 bulan.
Dalam pekerjaan penghancuran dengan metode potong dan rubuhkan, kolom
berada dalam kondisi tidak terkoneksi. Untuk menjamin ketahanan gempa
terhadapa gempa bumi besar selama penghancuran, dipasang dinding inti
beton bertulang dengan ketinggian sekitar 13 m dari lantai tingkat 1 dan juga
rangka struktur baja untuk transfer beban di 4 lokasi.
Metode potong dan rubuhkan adalah metode ramah lingkungan yang sangat
efisien menekan emisi CO2. Penggunaan metoda ini memungkinkan
pengurangan emisi CO2 hingga 17.8% dibandingkan dengan metode
konvensional penghancuran bangunan dari lantai atas ke bawah.
Diantara faktor yang berkontribusi terhadap pengurangan ini adalah
penggunaan mesin peralatan berat kapasitas besar dan pengurangan jumlah
mesin yang dibutuhkan, yang dimungkinkan dengan kinerja pekerjaan
penghancuran berulang pada posisi sama; meningkatnya efisiensi pekerjaan
penghancuran; dan penggunaan pemotong gas otomatis. Di samping itu, alat
dan pendekatan baru juga mulai diperkenalkan - analisis prediksi aliran udara
untuk mencegah tersebarnya debu dan jelaga, kabut micro electrical charge
(EC) untuk menyerap debu dan jelaga, analisis propagasi kebisingan untuk
menekan propagasi kebisingan dan getaran, dan active noise control device
(ANC).
Gambar 4 Pembongkaran dengan Metode Potong dan Robohkan
Sumber: ayonews.com

2. High Reach Arm


Ini adalah salah satu metoda tradisional dalam urusan pembongkaran gedung.
Biasanya alat yang digunakan adalah ekskavator, tank dan alat berat lainnya.
Alat perusak utama ditempel alat berat, seperti palu, pengeruk dan
penghancur.
Beberapa alat berat sudah dilengkapi dengan 'senjata' untuk menghancurkan
beton keras, baja dan campuran material bangunan. Namun penggunaan alat
berat membutuhkan skill tinggi dan perhitungan cermat. Bila sembarangan,
bangunan yang roboh bisa menimpa exavator tersebut.

Gambar 5 Teknik Pembongkaran Gedung dengan Penghancuran


Sumber: detik.com “teknik membongkar gedung”

28 Pembongkaran Bangunan Gedung


Kebutuhan dan Tugas Ahli Pembongkaran Gedung
Dalam kegiatan pelaksanaan, pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran bangunan
gedung yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan, Tim Ahli
Bangunan Gedung menerima pendapat dan pertimbangan dari masyarakat, serta
memberikan masukan dan pertimbangan dalam penyelesaian masalah secara langsung
kepada pemerintah daerah, dan/atau melalui forum dengar pendapat publik.
Berikut adalah beberapa tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli Teknik
Pembongkaran Bangunan diantaranya adalah:
Klasifikasi ahli teknik pembongkaran bangunan terbagi menjadi 3 bagian antara
lain:
1. Ahli Teknik Pembongkaran Bangunan Madya
Uraian tugas dan tanggung jawab tenaga ahli teknik pembongkaran bangunan
madya adalah sebagai berikut:
a. Menerapkan peraturan Perundang Undangan Konstruksi, Sistem
Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dan Lingkungan (SMK3L);
b. Melakukan kajian teknis rencana pembongkaran bangunan;
c. Melakukan pengukuran bentuk, dimensi, tinggi, lebar, dan jenis material
konstruksi yang digunakan pada bangunan;
d. Menyiapkan rencana pembongkaran sesuai jenis penghacuran yang
ditetapkan;
e. Menyiapkan peralatan, bahan penghancuran, dan peralatan bantu
pemasangan bahan penghancuran bangunan;
f. Melakukan pengamanan pada radius tertentu sesuai dengan tipe dan jenis
metoda penghancuran bangunan;
g. Melakukan pemasangan bahan dan atau peralatan bantu dalam proses
penghancuran atau merubuhkan bangunan;
h. Melakukan penghancuran atau merubuhkan bangunan sesusi dengan tipe
dan metoda yang dipilih; dan
i. Membuat laporan hasil pekerjaan perubuhan atau penghancuran bangunan.
2. Ahli Teknik Pembongkaran Bangunan Muda
Uraian Tugas dan tanggung jawab tenaga ahli teknik pembongkaran bangunan
Muda adalah sebagai berikut:
a. Menerapkan peraturan Perundang Undangan Konstruksi, Sistem
Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dan Lingkungan (SMK3L);
b. Melakukan kajian teknis rencana pembongkaran bangunan;
c. Melakukan pengukuran bentuk, dimensi, tinggi, lebar, dan jenis material
konstruksi yang digunakan pada bangunan;
d. Menyiapkan rencana pembongkaran sesuai jenis penghacuran yang
ditetapkan;
e. Menyiapkan peralatan, bahan penghancuran, dan peralatan bantu
pemasangan bahan penghancuran bangunan;
f. Melakukan pengamanan pada radius tertentu sesuai dengan tipe dan jenis
metoda penghancuran bangunan;
g. Melakukan pemasangan bahan dan atau peralatan bantu dalam proses
penghancuran atau merubuhkan bangunan;
h. Melakukan penghancuran atau merubuhkan bangunan sesusi dengan tipe
dan metoda yang dipilih; dan
i. Membuat laporan hasil pekerjaan perubuhan atau penghancuran
bangunan.

3. Ahli Teknik Pembongkaran Bangunan Utama


Uraian tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli Teknik Pembongkaran Bangunan
Utama adalah sebagai berikut:
a. Menerapkan peraturan Perundang Undangan Konstruksi, Sistem
Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dan Lingkungan (SMK3L);
b. Melakukan kajian teknis rencana pembongkaran bangunan;
c. Mengkaji data hasil pengukuran bentuk, dimensi, tinggi, lebar, dan jenis
material konstruksi yang digunakan pada bangunan;
d. Melakukan analisis teknis, K3, Lingkungan, dan ekonomi dalam
perencanaan pembongkaran (demolition);

30 Pembongkaran Bangunan Gedung

Anda mungkin juga menyukai