1982, 7 tahun setelah berdirinya HPJI. Tema yang dipilih pada edisi perdana ketika
itu adalah Jalan Sebagai Struktur Wilayah. HPJI telah berhasil menerbitkan sebanyak
115 edisi yang didistribusikan kepada para anggota HPJI sampai ke
Kabupaten/Kodya di seluruh Indonesia
Misi HPJI
Bentuk Lambang
pembangunan jembayan tersebut dimulai pada tahun 1964, dan menjadi jembatan
satu satunya yang bertingkat dengan bentuk daun semanggi.
Sejalan dengan pemikiran tersebut dan dikaitkan dengan ide pembentukan suatu
wadah profesi yang selalu terkait dengan pengembangan jalan, maka para pendiri
menggunakan titik bangkit pengembangan ilmu konstruksi jalan dan jembatan
tersebut sebagai alat untuk selalu mengingatkan profesional pengembang jalan
untuk selalu bertindak inovatif dan kreatif Lambang jembatan semanggi yang
kemudian digunakan sebagai lambang himpunan dianggap dapat mewakili
keinginan para pendiri dan para anggota untuk bekerja selalu dalam semangat
tinggi (Gambar 2. Lambang HPJI).
Secara makro dapat dikatakan bahwa penggunaan gambar jembatan berbentuk
semanggi dan dibangun di Jakarta tersebut dapat diartikan sebagai berikut :
a) bentuk gambar semanggi : adalah lambang dari kemampuan para
pengembang jalan di Indonesia dalam membangun sarana dan prasarana
jalan dengan teknologi yang selalu mutakhir.
b) Jembatan semanggi : jembatan ini digambarkan mempunyai banyak jaringan
yang mengarah ke berbagai jurusan yang menggambarkan bahwa himpunan
sangat terbuka bagi semua masyarakat yang berkepentingan dan
mempunyai dedikasi dalam upaya pengambangan jariangan jalan di
Indonesia.
c) Jembatan semanggi dengan daun kecil di tengahnya dapat diartikan bahwa
himpunan selalu berusaha untuk melakukan iterasi dalam berbagai
perkembangan pengembangan jalan sehingga dapat menemukan suatu
penyelesaian yang dapat memenuhi berbagai kriteria.
d) Bentuk eleptik yang membatasi jembatan semanggi diartikan bahwa
himpunan sangat lentur dalam berbagai langkah kebijakannya, dalam
menyesuaikan dengan kondisi yang dihadapi dan perkembangan teknologi
pengembangan jalan.
e) Warna hitam dan abu abu yang mendominasi lambang ini dapat diartikan
bahwa himpunan dan anggotannya adalah komponen-komponen profesional
yang selalu teguh pada prinsip-prinsip ilmu dan kebenaran ilmu.
1. Menjunjung tinggi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuan untuk kesejahteraan umat
manusia secara berkelanjutan.
3. Bekerja secara profesional untuk kepentingan masyarakat, bangsa, negara
dan organisasi.
4. Meningkatkan pengetahuan dan kompetensi serta menjunjung tinggi
martabat profesinya.
Selanjutnya Prinsip Dasar di atas dijabarkan lebih lanjut dalam KODE ETIK berikut
ini.
II. Kode Etik HPJI.
1. Anggota HPJI wajib bertindak konsekuen, jujur dan adil dalam menjalankan
profesinya.
2. Anggota HPJI wajib menghormati profesi lain dan tidak boleh merugikan nama
baik serta profesi orang lain.
3. Anggota HPJI wajib memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan tidak
merugikan kepentingan umum khususnya yang menyangkut lingkungan.
4. Anggota HPJI setia dan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
5. Anggota HPJI harus bersedia memberi bimbingan dan pelatihan untuk
peningkatan profesionalisme sesama anggota.
6. Anggota HPJI wajib memenuhi baku kinerja dan tanggung jawab profesi
dengan integritas tinggi dan tidak akan menerima pekerjaan di luar bidang
keahlian teknisnya.
7. Anggota HPJI wajib menjunjung tinggi martabat profesi, bersikap terhormat,
dapat dipercaya, dan bertanggung jawab secara profesional berazaskan
kaidah keilmuan, kepatutan dan kejujuran intelektual.
8. Anggota HPJI dengan menggunakan pengetahuan & keahlian yang dimilikinya
wajib menyampaikan pendapat dan pernyataan dengan jujur berdasarkan
bukti dan tanpa membedakan
Pedoman umum ini merupakan penjabaran Kode Etik yang dapat dipakai sebagai
panduan secara umum untuk menghadapi situasi dan kondisi beragam yang timbul
disuatu saat dalam menjalankan tugas profesi.
Setiap anggota organisasi profesi harus tunduk dan menjunjung tinggi kode etik
organisasi. Kode etik HPJI harus menjiwai setiap langkah para anggota HPJI dalam
mengemban tugas-tugas keprofesionalannya. Tindak keprofesionalannya bercirikan
antara lain :
1. Kejujuran (honesty)
2. Keadilan (fairness)
3. Satunya pikiran, ucapan dan tindakan (integrity)
4. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability)
5. Kebertanggung-jawaban (responsibility)
6. Kesetiaan kepada bangsa dan negara (loyalty)
7. Tepat janji (committed)
8. Menghormati orang lain (respect to other)
9. Mengutamakan kepentingan masyarakat (community)
10.Menjanjikan karya terbaik (pursuit of excellence)
11.Mendukung perkembangan ilmu pengetahuan
12.Mengupayakan dan menjaga pelestarian lingkungan.
Pedoman umum ini memuat kaidah-kaidah dalam hubungan-hubungan pelaksanaan
tugas anggota HPJI dengan masyarakat, rekan seprofesi dan profesi lain yang terkait
serta hubungan dengan pemberi tugas.
3.1. Hubungan Dengan Masyarakat
1. Anggota HPJI dalam melaksanakan tugas profesinya wajib melindungi
kepentingan masyarakat luas di atas kepentingan pihak-pihak lain.
2. Anggota HPJI memperhatikan dengan sungguh-sungguh aspirasi masyarakat.
3. Anggota HPJI harus mengutamakan kepentingan bangsa dan negara diatas
kepentingan pribadi maupun golongan.
4. Anggota HPJI dalam menjalankan tugas dan kewajibannya harus
menjaga/mempertahankan kemandirian berfikir dan kebebasan bersikap.