Anda di halaman 1dari 10

Sejarah Perkembangan

Untuk menciptakan sinergi di antara para ahli, di bentuklah sebuah organisasi


profesi di bidang jalan 38 tahun yang lalu, dengan nama Himpunan Pengembangan
Jalan Indonesia yang disingkat HPJI, yang diprakarsai oleh DR. Ir. Poernomosidhi
Hadjisarosa, Ir. Suryatin Sastromijoyo dan beberapa tokoh yang terhormat lainnya.
Himpunan sebagai wadah bagi pengembangan profesi dan keahlian di bidang jalan
dituntut pengabdian yang terbaik HPJI kepada masyarakat bangsa dan negara
melalui setiap anggota sesuai bidang profesi masing-masing untuk mewujudkan
pembinaan jaringan jalan diseluruh tanah air Indonesia.
Organisasi HPJI telah berkembang dengan terbentuknya 33 Dewan Pengurus Daerah
diseluruh Indonesia yang semuanya kini sudah mandiri, dengan harapan dapat
memberikan kontribusi bagi pemerintah daerah.
Dari aspek kualitas keanggotaan HPJI berkembang pesat dimulai dari 150 orang
pada tahun 1975, kini berkembang menjadi lebih dari 22.000 anggota yang
tersebar di seluruh Indonesia.
Di dalamnya di tingkat nasional, HPJI juga berkiprah di tingkat Internasional seperti
dalam organisasi The Road Engineering Association Asian and Australasia (REAAA)
yang berpusat di Kuala Lumpur, International Road Federation (IRF) yang berpusat
di Washington DC, Permanent International Association and Road Congresses
(PIARC) yang kemudian disebut World Road Association (WRA) yang berpusat di
Paris dan International Tunnelling Association (ITA) yang berpusat di Netherland.
Sumbangsih pemikiran HPJI pun tidak hanya tertuang dalam 2.097 makalah ilmiah,
yang dibahas dalam Konferensi nasional maupun makalah ilmiah yng dibahas dalam
Konferensi Regional, tetapi juga turut memberikan masukan positif dalam
menyusun UU tentang Jasa Konstruksi yang disahkan tahun 1999, termasuk dalam
pembentukan Lembaga Jasa Konstruksi.
Sebagai Asosiasi Profesi HPJI sejak 2 Mei 2002 telah mendapatkan penetapan
akreditasi oleh LPJK Nasional, melalui keputusan Dewan Lembaga Pengembangan
Jasa Konstruksi Nasional no. 28/KPTS/LPJK/D/V/2002, untuk kemudian terakreditasi
pula 28 Dewan Pengurus Daerah HPJI dan saat ini telah melaksanakan program
sertifikasi keahlian Jalan dan Jembatan. Selanjutnya, di dalam perkembangannya
HPJI terus bersinergi dengan program LPJK-N. Realisasi program sertifikasi DPD telah
membuahkan hasil yang cukup baik yaitu ahli pelaksana sebanyak lebih dari 13.400
orang dan ahli pengawas sebanyak lebih dari 10.200 orang serta ahli perencana
sebanyak lebih dari 3.500 orang.
HPJI sejak awal menyadari benar akan pentingnya komunikasi antar anggota serta
desiminasi dan sosialisasi kegiatan dan terobosan pemikiran para anggota,
sehingga diterbitkan Majalah Jalan dan Transportasi pada bulan november tahun

1982, 7 tahun setelah berdirinya HPJI. Tema yang dipilih pada edisi perdana ketika
itu adalah Jalan Sebagai Struktur Wilayah. HPJI telah berhasil menerbitkan sebanyak
115 edisi yang didistribusikan kepada para anggota HPJI sampai ke
Kabupaten/Kodya di seluruh Indonesia

Visi & Misi


Visi HPJI
Terwujudnya Profesionalisme Anggota HPJI sebagai Pelaku Ahli Bidang Jalan Dan
Jembatan sehingga :

Kompeten dan Taat dalam menerapkan Kaidah Kaidah Mutu

Berpola Tindak yang mencerminkan Penghayatan Mendalam terhadap Kode


Etik HPJI

Mampu Memenangkan Persaingan dalam Pasar Global dengan fasilitasi HPJI


sebagai Asosiasi Profesi yang Efektif, Efisien dan Mandiri

Misi HPJI

Bentuk Lambang

Dari penjelasan ringkas mengenai bagaimana pembangunan


jalan di Indonesia khususnya dikaitkan dengan pengembangan sistem jaringan dan
teknologinya ada beberapa titik awal (milestone) yang mewarnai kebangkitan
spektakuler pengembangan jalan di Indonesia. Di antara yang sangat jelas
menunjukkan kemampuan bangsa Indonesia adalah pembangunan Jembatan
Semanggi di Jakarta, yang direncanakan oleh tenaga akhli bangsa Indonesia. Ir.
Sutami yang bertindak sebagai perencana adalah akhli teknik sipil yang membidani

pembangunan jembayan tersebut dimulai pada tahun 1964, dan menjadi jembatan
satu satunya yang bertingkat dengan bentuk daun semanggi.
Sejalan dengan pemikiran tersebut dan dikaitkan dengan ide pembentukan suatu
wadah profesi yang selalu terkait dengan pengembangan jalan, maka para pendiri
menggunakan titik bangkit pengembangan ilmu konstruksi jalan dan jembatan
tersebut sebagai alat untuk selalu mengingatkan profesional pengembang jalan
untuk selalu bertindak inovatif dan kreatif Lambang jembatan semanggi yang
kemudian digunakan sebagai lambang himpunan dianggap dapat mewakili
keinginan para pendiri dan para anggota untuk bekerja selalu dalam semangat
tinggi (Gambar 2. Lambang HPJI).
Secara makro dapat dikatakan bahwa penggunaan gambar jembatan berbentuk
semanggi dan dibangun di Jakarta tersebut dapat diartikan sebagai berikut :
a) bentuk gambar semanggi : adalah lambang dari kemampuan para
pengembang jalan di Indonesia dalam membangun sarana dan prasarana
jalan dengan teknologi yang selalu mutakhir.
b) Jembatan semanggi : jembatan ini digambarkan mempunyai banyak jaringan
yang mengarah ke berbagai jurusan yang menggambarkan bahwa himpunan
sangat terbuka bagi semua masyarakat yang berkepentingan dan
mempunyai dedikasi dalam upaya pengambangan jariangan jalan di
Indonesia.
c) Jembatan semanggi dengan daun kecil di tengahnya dapat diartikan bahwa
himpunan selalu berusaha untuk melakukan iterasi dalam berbagai
perkembangan pengembangan jalan sehingga dapat menemukan suatu
penyelesaian yang dapat memenuhi berbagai kriteria.
d) Bentuk eleptik yang membatasi jembatan semanggi diartikan bahwa
himpunan sangat lentur dalam berbagai langkah kebijakannya, dalam
menyesuaikan dengan kondisi yang dihadapi dan perkembangan teknologi
pengembangan jalan.
e) Warna hitam dan abu abu yang mendominasi lambang ini dapat diartikan
bahwa himpunan dan anggotannya adalah komponen-komponen profesional
yang selalu teguh pada prinsip-prinsip ilmu dan kebenaran ilmu.

Kode Etik & Kaidah Tata Laku


Sebagai standar moral bagi setiap anggota yang tergabung dalam organisasi profesi
HPJI, disusunlah PRINSIP DASAR tentang norma dan nilai luhur yang disepakati
bersama untuk menjadi pegangan, dihayati, dan harus selalu dijunjung tinggi dalam
melaksanakan kegiatan profesi sebagaimana berikut in:
I. Prinsip Dasar.

1. Menjunjung tinggi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuan untuk kesejahteraan umat
manusia secara berkelanjutan.
3. Bekerja secara profesional untuk kepentingan masyarakat, bangsa, negara
dan organisasi.
4. Meningkatkan pengetahuan dan kompetensi serta menjunjung tinggi
martabat profesinya.
Selanjutnya Prinsip Dasar di atas dijabarkan lebih lanjut dalam KODE ETIK berikut
ini.
II. Kode Etik HPJI.
1. Anggota HPJI wajib bertindak konsekuen, jujur dan adil dalam menjalankan
profesinya.
2. Anggota HPJI wajib menghormati profesi lain dan tidak boleh merugikan nama
baik serta profesi orang lain.
3. Anggota HPJI wajib memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan tidak
merugikan kepentingan umum khususnya yang menyangkut lingkungan.
4. Anggota HPJI setia dan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
5. Anggota HPJI harus bersedia memberi bimbingan dan pelatihan untuk
peningkatan profesionalisme sesama anggota.
6. Anggota HPJI wajib memenuhi baku kinerja dan tanggung jawab profesi
dengan integritas tinggi dan tidak akan menerima pekerjaan di luar bidang
keahlian teknisnya.
7. Anggota HPJI wajib menjunjung tinggi martabat profesi, bersikap terhormat,
dapat dipercaya, dan bertanggung jawab secara profesional berazaskan
kaidah keilmuan, kepatutan dan kejujuran intelektual.
8. Anggota HPJI dengan menggunakan pengetahuan & keahlian yang dimilikinya
wajib menyampaikan pendapat dan pernyataan dengan jujur berdasarkan
bukti dan tanpa membedakan

III. Kaidah Umum Tata Laku.

Pedoman umum ini merupakan penjabaran Kode Etik yang dapat dipakai sebagai
panduan secara umum untuk menghadapi situasi dan kondisi beragam yang timbul
disuatu saat dalam menjalankan tugas profesi.
Setiap anggota organisasi profesi harus tunduk dan menjunjung tinggi kode etik
organisasi. Kode etik HPJI harus menjiwai setiap langkah para anggota HPJI dalam
mengemban tugas-tugas keprofesionalannya. Tindak keprofesionalannya bercirikan
antara lain :
1. Kejujuran (honesty)
2. Keadilan (fairness)
3. Satunya pikiran, ucapan dan tindakan (integrity)
4. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability)
5. Kebertanggung-jawaban (responsibility)
6. Kesetiaan kepada bangsa dan negara (loyalty)
7. Tepat janji (committed)
8. Menghormati orang lain (respect to other)
9. Mengutamakan kepentingan masyarakat (community)
10.Menjanjikan karya terbaik (pursuit of excellence)
11.Mendukung perkembangan ilmu pengetahuan
12.Mengupayakan dan menjaga pelestarian lingkungan.
Pedoman umum ini memuat kaidah-kaidah dalam hubungan-hubungan pelaksanaan
tugas anggota HPJI dengan masyarakat, rekan seprofesi dan profesi lain yang terkait
serta hubungan dengan pemberi tugas.
3.1. Hubungan Dengan Masyarakat
1. Anggota HPJI dalam melaksanakan tugas profesinya wajib melindungi
kepentingan masyarakat luas di atas kepentingan pihak-pihak lain.
2. Anggota HPJI memperhatikan dengan sungguh-sungguh aspirasi masyarakat.
3. Anggota HPJI harus mengutamakan kepentingan bangsa dan negara diatas
kepentingan pribadi maupun golongan.
4. Anggota HPJI dalam menjalankan tugas dan kewajibannya harus
menjaga/mempertahankan kemandirian berfikir dan kebebasan bersikap.

5. Anggota HPJI harus bertekad untuk menghasilkan karya terbaiknya yang


mampu disajikan.
6. Anggota HPJI wajib mempertanggungjawabkan karyanya secara moral
kepada masyarakat dan diri pribadinya.
7. Anggota HPJI wajib memanfaatkan sumber daya secara optimal dengan
sehemat mungkin menggunakan sumber daya alam.
8. Anggota HPJI wajib mendahulukan tanggung jawab dan kewajiban daripada
hak dan kepentingan diri sendiri.
9. Anggota HPJI dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya wajib
mengenal dan memperhatikan adat istiadat serta aspek-aspek sosial
masyarakat di daerah wilayah kerjanya.
10.Anggota HPJI wajib menghormati dan melindungi warisan budaya bangsa.
11.Anggota HPJI wajib menjunjung tinggi dan menjaga kehormatan, keahlian dan
nama baik pribadinya dan organisasi.
12.Anggota HPJI wajib menjunjung tinggi hak azasi masyarakat, lingkungan
kerjanya dan bawahan.
3.2. Hubungan dengan Rekan.
1. Anggota HPJI wajib menghormati undang-undang hak cipta (Intellectual
Property Right).
2. Anggota HPJI wajib memberi kesempatan dan atau bimbingan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan rekan-rekan dan bawahannya.
3. Anggota HPJI wajib mengikuti kemajuan, perkembangan ilmu pengetahuan
dan keterampilan di bidang profesinya.
4. Anggota HPJI tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) hasil karya orang
lain sebagai hasil karyanya.
5. Anggota HPJI tidak akan melakukan persaingan yang tidak sehat dan tidak
wajar dengan rekannya.
6. Anggota HPJI tidak akan turut dalam suatu pekerjaan atau usaha dengan
rekan-rekan yang tidak mengindahkan kode etik.
7. Anggota HPJI wajib menyampaikan pengaduan terjadinya pelanggaran kode
etik kepada Pengurus (DPP/DPD) ataupun Majelis Kehormatan HPJI.

8. Anggota HPJI dapat melanjutkan pekerjaan sesama rekan setelah ada


penyelesaian hubungan kerja antara pemberi tugas dengan anggota HPJI
yang bersangkutan.

3.3. Hubungan dengan Pemberi Tugas


1. Anggota HPJI wajib mencurahkan segala perhatian, kemampuan,
pengetahuan, kepandaian dan pengalaman yang ada padanya untuk
penyelesaian tugas.
2. Anggota HPJI wajib bersifat jujur tentang keahlian dan kemampuannya dan
tidak akan menerima tugas pekerjaan di luar keahlian dan kemampuannya.
3. Anggota HPJI wajib memenuhi janjinya dalam menyelesaikan tugas yang
dipercayakan dan menjadi tanggung jawabnya.
4. Anggota HPJI wajib menolak suatu penugasan yang dapat menimbulkan
pertentangan kepentingan dengan pemberi tugas, masyarakat dan
lingkungan.
5. Anggota HPJI wajib menyampaikan laporan secara jujur dan obyektif
berkaitan dengan tugasnya kepada pemberi tugas.
6. Anggota HPJI tidak boleh menerima imbalan atau honorarium di luar
ketentuan atau perjanjian kontraktuil yang berlaku.
7. Anggota HPJI dalam proses pelaksanaan tugasnya harus mengacu pada
prinsip pemilihan solusi konstruksi yang paling efektif dan efisien setelah
melalui penelaahan berbagai alternatif yang mungkin.

Profil HPJI Daerah Sulawesi Selatan


DPD HPJI PROVINSI SULAWESI SELATAN
Surat Pengukuhan DPP HPJI : UM.33/DPP-HPJI/VII/2008, tanggal 18 Juli 2008
Masa Bhakti DPD : 2008-2012
Ketua : Ir. H. Nurdin Samaila, Msi
Ketua I : Ir. H. A. Untung Siradju
Ketua II : Prof. DR. Ir. Lawalenna Sammang, M. Eng
Ketua III : Ir. H. Faizal Suyuthi, MM
Ketua IV : Ir. M. Basir, MM
Sekretaris : Ir. H. Hasbi Syamsu Ali
Wakil Sekretrais I : Ir. H. Alimuddin Beddu, MM
Wakil Sekretaris II : Ir. Martati Adam
Bendahara : Ir. Hj. Astina Abbas, MT
Wakil Bendahara : Ir. Raymond Arfandy
Departemen-Departemen
I. Organisasi
Ketua : Ir. H. Husein Naib
Anggota : 1. Ir. H. Saukani Abubakar
2. Ir. H. M. Yusuf Genda, Msi
3. Ir. M. Ansar
4. Ir. Mubassirang P, MT
II. Hubungan Daerah dan Kelembagaan
Ketua : Ir. Atman A. Sukma
Anggota : 1. Ir. Lambang Basri Said, MSc
2. Ir. Kamaluddin
3. Ir. Suharno Saleh
4. Rezki, ST
III. Pelatihan dan Pengembangan
Ketua : Ir. Muh. Iskandar Maricar, MT
Anggota : 1. Ir. H. Muchtar Gani, Msi
2. Ir. H. M. Arifin, MT
3. Ir. H. Ihksan Ali
4. Ir. Rusdi Usman Latief, MT
IV. Seminar dan Temu Ilmiah
Ketua : Ir. H. Soeharjanto, MM
Anggota : 1. Ir. Andi Syahrial Muhammad, Meng

2. Ir. Basyar Bustan, MT


3. Wahniar, ST., MT
4. Ir. Badriana Djamaluddin
V. Informasi dan Komunikasi
Ketua : Ir. Iskandar Arsyad, M.Si
Anggota : 1. Ir. H. Muh. Kasim Indra, MM
2. Ir. Hidayat Machmud
3. Ir. Siddik
4. St. Nurusiah Smith, ST., MT
VI. Hukum dan Advokasi
Ketua : Ir. H. Faizal Lukman
Anggota : 1. Ir. Rahman Djamil, Msi
2. Ir. Isran Ramli, MT
3. Ir. Syahrul Sariman
4. Ir. Siti Fauziah Badaron, MT
VII. Tenaga Kerja
Ketua : Ir. Wahyudi Mandala Putra, MT
Anggota : 1. Ir. Muh. Rusli Thaha, Msi
2. Ir. H. Nur Zaitun Ahmad, Msi
3. Ir. Arifin Karim
4. Ir. Anshary Ridwan
VIII. Usaha dan Dana
Ketua : Ir. Shafwan HR, M. Eng
Anggota : 1. H. Rusli Ahmad, ST., MM
2. Ir. Asmawati Iskandar, M.Si
3. Ir. Flinery Lisangan Sugiono
4. Ir. Kuntung Endra

Anda mungkin juga menyukai