Anda di halaman 1dari 20

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN DRAINASE

Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah,
baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat manusia. Dalam bahasa Indonesia,
drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong gorong dibawah
tanah. Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.
Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan
air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau
lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai
usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan sanitasi. (Dr. Ir.
Suripin, M.Eng.2004).
Sedangkan pengertian tentang drainase kota pada dasarnya telah diatur dalam SK
menteri PU No. 233 tahun 1987. Menurut SK tersebut, yang dimaksud drainase kota
adalah jaringan pembuangan air yang berfungsi mengeringkan bagian-bagian wilayah
administrasi kota dan daerah urban dari genangan air, baik dari hujan lokal maupun
luapan sungai melintas di dalam kota.
Dapat disimpulkan bahwa drainase prasarana yang berfungsi mengalirkan
kelebihan air dari suatu kawasan kebadan air penerima.

B. KETENTUAN-KETENTUAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


PERKOTAAN
Umum
Ketentuan-ketentuan umum yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
1) Untuk dapat membuat perencanaan teknik sistem drainase, harus dilakukan dahulu
rencana induk sistem drainase perkotaan, studi kelayakan dan kondisi lokal lokasi
perencanaan.
2) Pengesahan laporan perencanaan teknik harus oleh penanggung jawab yang ditunjuk
instansi yang berwenang.

Teknis
Data dan Informasi
Data dan informasi yang diperlukan sebagai berikut:
1) Data klimatologi yng terdiri dari data hujan, angin, kelembaman dan temperatur dari
stasiun klimatologi atau BMKG terdekat.
2) Data kondisi aliran terdiri dari data tinggi muka air, debit sungai, laju sedimentasi,
pengaruh air balik, peil banjir.
3) Data kondisi daerah terdiri dari: karakteristik daerah aliran, pasang surut dan data
genangan.
4) Data sistem drainase yang ada yaitu: hasil rencana induk dan studi kelayakan, data
kondisi saluran dan data kuantitatif banjir yang genangan berikut permasalahannya.
5) Data peta yang terdiri peta dasar (peta daerah kerja) peta sistem drainase dan sistem
jaringan yang ada, peta tata guna lahan, peta topografi, yang disesuaikan dengan
tipelogi kota dengan skala antara 1 : 5.000 1 : 10.000.
6) Data kependudukan yang terdiri dari jumlah, kepadatan, laju pertumbuhan,
penyebaran dan data kepadatan bangunan bulat, setengah lingkar dan segitiga atau
kombinasi dari masing-masing bentuk tersebut.

Pengukuran
Pengukuran situasi dengan poligon tertutup untuk menggambarkan posisi saluran dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Pengukuran yang dilaksanakan harus dapat memberikan gambaran yang cukup jelas
tentang keadaan medan lapangan yang diukur dan sesuai dengan keperluan
perencanaan salurana drainase.
2) Pengukuran saluran meliputi pengukuran profil memanjang dan profil melintang dan
pengukuran peta situasi. Pengukuran profil melintang dilaksanakan pada jalur lurus
setiap 50 m, dan kurang dari 50 m untuk jalur belokan atau daerah padat.
3) Toleransi kesalahan pengukuran levelling maksimum 7d (mm), dengan d adalah
jarak yang diukur dalam Km.
4) Toleransi kesalahan penutup sudut poligon sebesar maksimal 10n (detik), dengan n
adalah jumlah titik poligon,
5) Pengukuran menggunakan suatu titik acuan ketinggian dan koordinat tertentu yang
terikat dengan titik triangulasi yang ada, bila titik triangulasi tidak ada, dapat dipakai
titik acuan yang ada yang telah mendapat ketetapan Pemda setempat.

Penggambaran
Ketentuan yang diperlukan dalam penggambaran sebagai berikut:
1) Peta sistem drainase, jaringan jalan, tata guna tanah dan topografi (kontur setiap 0,5
m sampai 2 m) dibuat dengan skala 1 : 5.000 1 : 10.000.
2) Gambar potongan memanjang saluran, horizontal 1 : 1.000, vertikal 1 : 100.
3) Gambar potongan melintang saluran, horizontal dan vertikal skala 1 : 100.
4) Gambar detail bangunan skala 1 : 10 samapi 1 : 100.
Penyelidikan Tanah
Ketentuan yang perlu dilaksanakan sebagai berikut:
1) Pengabilan sample diambil pada tempat-tempat yang akan memikul konstruksi
bangunan pelengkap saluran sepeti: jembatan, rumah pompa, gorong-gororng yang
relatif besar, dinding penahan tanah dan lainnya.
2) Minimal dua sample untuk daerah yang labil untuk menentukan konstruksi saluran.
3) Jenis penyelidikan tergantung dari jenis konstruksi.

Kriteria Perencanaan Hidrologi


Kriteria perencanaan hidologi terdiri dari:
1) Hujan dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Perkiraan hujan rencana dilakukan dengan analisi frekuensi terhadap data curah
hujan harian maksimum tahunan, dengan lama pengamatan sekurang-kurangnya
10 tahun.
b) Analisi frekuensi terhadap curah hujan, menggunakan Metode Normal, Log
Normal, Log Pearson, dan Gumbel untuk kala ulang 2, 5, 10 dan 20 tahun.
Biasanya dilapangan akan langsung menggunakan Metode Gumbel. Rumus
Metode Gumbel adalah sebagai berikut:

= +
Keterangan:
= x yang terjadi dalam kala ulang t tahun.
= rata-rata dari seri data .
= simpangan baku.
n = jumlah data.
Atau
( )2
= 1

=
1
= ( ( ))

Keterangan:
= seri data maksimum tiap tahun.
k = konstanta yang dapat dibca dari Tabel 9.
= besaran yang merupakan fungsi dari jumlah pengamatan (n).
= reduksi sebagai fungsi dari probilitas; bersama Yt,k;Sn;Yn.
t = jumlsh tahun kala ulang.
2) Debit banjir dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Debit rencana dihitung dengan metode rasional atau metode rasional yang telah
dimodifikasi atau hidrogaf satuan untuk daerah perkotaan.
- Metode Rasional persamaannya adalah sebagai berikut:
Qp = 0,00278 C I A
Keterangan:
Qp = debit puncak banjir (m3/dt)
I = intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm)
1 1 + 2 2 +. . . +
=
=
Keterangan:
= koefisien limpasan ekuivalen.
1 , 2 , 3 , . . = koefisien limpasan masing-masing sub-DPSal.
1, 2 , 3, 4 = luas sub-DPSal dalam ha.
- Waktu konsentrasi ( ) persamaan menurut Kirpich (1940) adalah sebagai berikut:

= 0,0190,77 0,385
Atau
= 0 +

=
Keterangan:
= waktu konsentrasi dalam menit.
L = Panjang saluran dari titik terjauh sampai dengan titik yang ditinjau(m)
S = Kemiringan saluran
t0 = Waktu pengaliran air yang mengalir diatas permukaan tanah menuju saluran
(inlet time)(menit)
td = Waktu pengaliran air yang mengalir didalam saluran sampai titik yang ditinjau
(conduit time)(menit)
V = Kecepatan air didalam saluran (m/menit)

- Intensitas curah hujan yang dihitung dengan persamaan dari Mononobe sebagai
berikut:

2
24 24 3
= ( )
24

Keterangan :
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
R24 = Curah hujan harian maksimum tahunan untuk kala ulang t tahun (mm)
tc = Waktu konsentrasi (jam)
b) Koefisien limpasan (runoff) ditentukan bedasarkan tata guna lahan daerah
tangkapan. Dalam table 13 dapat dilihat Tabel koefisie limpasan.

Kriteria Perencanaan Hidrolika


Kriteria Perencanaan hidrolika sebagai berikut:
1.) Bentuk Saluran drainase umumnya: trapezium, segiempat, lingkaran, dan segitiga.
Bentuk dan rumusnya adalah sebagai berikut:
a. Penampang Berbentuk Lingkaran

180
= sin ( )
2
Keterangan:
a = Tinggi air (m)
= Sudut ketinggian air (rad) = y
R = Jari jari lingkaran (m)
A = Luas profil basah (m2) =
1 2
(180 sin )
2

P = Keliling basah (m) = = 180

b. Penampang Berbentuk Trapesium


( + )
A=
2

Dimana :
A = Luas profil basah ( m2 )
B = Lebar dasar saluran ( m )
h = tinggi air di dalam saluran ( m )
T = ( B + m h + t h ) = lebar atas muka air
m = kemiringan talud kanan
t = kemiringan talud kiri

c. Penampang Berbentuk Segitiga


1
A=2
Dimana :
A = Luas profil basah ( m2 )
B = 0 ( nol )
h = tinggi air di dalam saluran ( m )
T=(B+mh+th)
M = kemiringan talud kanan
T = kemiringan talud kiri

d. Penampang Berbentuk Segiempat


A=Bxh

Diamana :
A = luas profil basah ( m2 )
B = lebar dasar saluran ( m )
h = tinggi air di dalam saluran ( m )
T=B
m = 0 (nol)
t = 0 (nol)

2.) Kecepatan saluran rata rata dihitung dengan rumus Chezy, Manning dan Strickler.
Rumusnya adalah sebagai berikut:
a. Rumus Chezy
V = C
Keterangan:
V = kecepatan aliran dalam m/dt
C = koefisien Chezy
R = jari-jari hidraulis dalam m
A = profil basah saluran dalam m2
P = keliling basah dalam m
I = kemiringan dasar saluran
Beberapa ahli telah mengusulkan beberapa bentuk koefisien Chezy dari rumus
umum V = C, antara lain: Bazin, Manning dan Strickler.
b. Rumus Manning
Seorang ahli dari Islandia, Robert Manning mengusulkan rumus berikut ini :
1
C = 23
Dengan koefisien tersebut maka rumus kecepatan aliran menjadi :
1
V = 23 12
Rumus ini dikenal dengan rumus Manning
Keterangan :
n = koefisien Manning dapat dilihat dalam tabel 15
R = jari-jari hidrolis dalam m
A = profil basah saluran dalam m2
P = keliling basah dalam m
I = kemiringan dasar saluran
c. Rumus Strickler

Strickler mencari hubungan antara nilai koefisien n dari rumus Manning sabagai
fungsi dari dimensi material yang membentuk dinding saluran. Untuk dinding
saluran dari material yang tidak koheren, koefisien Strickler, ks diberikan oleh
rumus :
1
Ks = , sehingga rumus kecepatan aliran menjadi :
V = Ks 23 12

3.) Penampang saluran terbaik atau penampang saluran ekonomis adalah penampang
saluran yang mempunyai keliling basah minimum akan memberikan daya tampung
maksimum kepada penampang saluran.
a. Bentuk Trapesium
Untuk saluran ekonomis berbentuk trapesium,
dengan lebar dasar B, kedalaman y, dan
kemiringan tebing tg = 1/m, sehingga sudut a
= 60. Luas Profil Basah, A = y(B+my)

b. Bentuk Segiempat
Saluran dengan bentuk segiempat biasanya
digunakan untuk saluran yang terbuat dari
pasangan batu dan beton. Luas Tampang
Basah : A = By. Keliling Basah : P = B + 2y.
Lebar : B = 2y

c. Bentuk Setengah Lingkaran


Dari semua bentuk tampang lintang yang ada,
bentuk setengan lingkaran mempunyai keliling
basah yang terkecil untuk luas tampang tertentu.
1
Dalam hal ini, r = y, A = 2 p 2 ; P = py dan R = 2
d. Bentuk Segitiga

Penampang Luas Keliling Jari-jari Lebar Atas Kedalaman Section


Melintang Penampang Basah Hidraulis Muka Air Hidraulis Factor
Saluran Basah (A) ( P) (R) (T) (D) (Z)
1 2 3 4 5 6 7
Trapesium 2 3 2 2 3 1

2
Segi empat 2 2 4y 1 2y y 2 2.5

2
Segi tiga 2 2y2 1 2y 1 2 2.5
2
4 2 2
Setengah p/2 2 py 1 2y 4 4 2.5

Lingkaran 2

4.) Kecepatan minimum yang diizinkan adalah kecepatan paling rendah yang akan mencegah
pengendapan dan tidak menyebabkan berkembangnya tanaman- tanaman air. Kecepatan
maksimum ditentukan oleh kekasaran dinding dan dasar. Untuk saluran tanah V = 0,7
m3/dt, pasangan batu kali V = 2 m/dt dan pasangan beton V = 3 m/dt.
Kecepatan maksimum dan minimum saluran juga ditentukan oleh kemiringan talud saluran
seperti terlihat dalam tabel-tabel berikut ini :

Kriteria Perencanaan Struktur

Perlu diperhatikan bahwa dinding penahan tanah pasangan batu hanya dapat digunakan
untuk ketinggian yang tidak terlalu besar (<5 m). Untuk dinding penahan tanah dari beton
bertulang tidak ada batasnya.
Tiap-tiap potongan dinding horizontal akan menerima gaya-gaya antara lain sebagai
berikut:
- Gaya vertikal akibat berat sendiri dinding penahan tanah
- Gaya luar yang bekerja pada dinding penahan tanah
- Gaya akibat tekanan tanah aktif
- Gaya akibat tekanan tanah pasif

1) Analisis Yang Diperlukan


Pada perencanaan dinding penahan tanah,beberapa analisis yang harus dilakukan adalah:

- Analisis kestabilan terhadap guling


- Analisis ketahanan terhadap geser
- Analisis kapasitas daya dukung tanah pada dasar dinding penahan
a) Kesetabilan Terhadap Guling
Kesetabilan struktur terhadap kemungkinan terguling dihitung dengan persamaan
berikut:

=

Keterangan:
MO =Jumlah dari momen momen yang menyebabkan struktur terguling
dengan titik pusat putaran di titik O. MO merupakan momen momen yang
disebabkan oleh gaya vertikal dari struktur dan berat tanah diatas struktur.

MR =Jumlah dari momen momen yang mencegah struktur terguling dengan titik
pusat putaran di titik O.

b) Ketahanan Terhadap Geser


Ketahanan struktur terhadap kemungkinan struktur bergeser dihitung berdasarkan
persamaan berikut:

=

Keterangan:
FD = Jumlah dari gaya gaya horizontal yang menyebabkan struktur bergeser.
FD disebabkan oleh tekanan tanah aktif yang bekerja pada struktur
FR = Jumlah gaya gaya horizontal yang mencegah struktur bergeser.

c) Ketahanan terhadap Geser


Tekanan yang disebabkan oleh gaya gaya yang terjadi pada dinding penahan tanah
harus dipastikan lebih kecil dari daya dukung ijin tanah. Penentuan daya dukung ijin
pada dasar dinding penahan dilakukan seperti dalam perencanaan pondasi dangkal.
Hal pertama yang perlu diperiksa adalah eksentrisitas dari gaya gaya ke pondasi
yang dihitung dengan rumus berikut:

eks = 2 -
Tekanan ke tanah dihitung dengan rumus:
6
q = + ( 1 )

Jika nilai eks > B/6 maka nilai akan lebih kecil dari 0. Hal tersebut adalah
sesuatu yang tidak diharapkan. Jika hal ini terjadi maka lebar dinding penahan B perlu
diperbesar.
C. CARA PENGERJAAN
1. Mengumpulkan Data dan Informasi
Kumpulkan data dan informasi yang ada kaitannya dengan perencanaan detail
2. Menghitung Debit Saluran Drainase
Perhitungan debit aliran berdasarkan kriteria hidrologi
Dengan langkah langkah sebagai berikut:
1) Cari data hujan di Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) setempat, minimal
10 tahun terkahir
2) Tentukan kala ulang rencana saluran drainase,misalnya 10 tahun.
3) Hitung luas daerah pengaliran saluran (DPSal) dalam ha
4) Hitung panjang saluran dalam m
5) Hitung kemiringan dasar saluran rata rata dari hasil pengukuran waterpas
6) Hitung waktu konsentrasi (tc) dengan rumus Kirpich:
tc = 0.0195L0.77 S-0.385
Atau
tc = to + td
Keterangan:
tc = waktu konsentrasi dalam ment
L = panjang saluran dari titik yang terjauh sampai dengan titik yang ditinjau
dalam meter
S = kemiringan dasar saluran
to = waktu pengaliran air yang mengalir diatas permukaan tanah menuju saluran
dalam menit
td = waktu pengaliran air yang mengalir di dalam saluran sampai titik yang
ditinjau dalam menit
V = kecepatan air di dalam saluran dalam meter permenit

Td =

7) Hitung intensitas hujan dengan rumus Mononobe


2
24 24 3
= ( )
24
Keterangan:
I = intensitas curah hujan dalam mm/jam
R24 = Curah hujan harian maksimum tahunan untuk kala ulang 1 tahun
tc = waktu konsentrasi dalam jam

8) Tentukan koefisien run off, C


Qp = 0,00278 C.I.A
3. Melaksanakan Pengukuran

4. Menggambar Saluran
Penggambaran yang dilaksanakan sebagai berikut:
1) Gambarkan situasi detail lapangan berdasarkan pengukuran
2) Gambarkan saluran yang ada, yang terdiri dari potongan memanjang dan
melintang
3) Gambarkan hasil desain dimensi saluran pada profil melintang dan memanjang
dari haasil pengukuran lapangan
4) Gambar detail saluran atau bangunan pelengkap dengan skala 1:10 dan atau skala
1:20

5. Menghitung Dimensi Saluran Drainase


Perhitungan dimensi saluran drainase berbentuk trapesium dengan penampang
ekonomis dilaksanakan sebagai berikut.
1) Tentukan debit saluran.
2) Penampang melintang ekonomis berbentuk trapezium atau skala 1: 20.
3) Hitung profil basah, = ( + )
4) Keliling basah, = + 21 + 2
(+)
5) Jari-jari Hidrolis, = =
+21+2
6) Lebar atas muka air, = + 2

7) Kecepatan aliran, = = (+)
8) Profil ekonomis berbentuk trapesium, rumusnya :
a) Luas profil basah, = 3 3 = ( + )
b) Keliling Basah, = 23 = + 21 + 2
1 (+)
c) Jari-jari hidraulis, = 2 =
+21+2
4
d) Lebar atas muka air, , = 3 3 = + 2
9) Kemiringan dasar saluran, S ditentukan berdasarkan pengukuran profil
memanjang dan melintang di lapangan.
10) Koefisien kekasaran Manning, n ditentukan berdasarkan jenis konstruksi
11) Kemirringan talud, m diketahui.
1 2 1
12) Dari persmaan kecepatan, = 3 2, dapat dihitung kedalaman air,
dengan cara coba banding.
13) Apabila kedalam air, y diketahui, maka dimensi lain dapat dihitunG
6. Menganalisa Data Struktur
Analisis data struktur dilaksanakan sebagai berikut:
1) Analisis hasil penyelidikan tanah sesuai dengan ketentuan pada butir 1.2.2.4
2) Hitung berat dan beban rencana untuk saluran berdasarkan hasil penyelidikan
dengan kondisi struktur tanah.
3) Tentukan stabilitas struktur, stabilitas kemiringan talud
4) Tentukan struktur saluran dan bangunan pelengkap berdasarkan kondisi tanah
dan tersedianya bahan bangunan di lokasi.

7. Menggambar Desain
Menggambar desain dilaksanakan sebagai berikut:
1) Gambarkan desain saluran dan bangunan pelengkap, berdasarkan analisis
hidrologi, hasil penggambaran kondisi dilapangan, analisis hidrolika dan analisis
struktur
2) Lengkapi gambar-gambar detail untuk saluran atau bangunan tertentu.

8. Menentukan Paket Pekerjaan


Paket pekerjaan ditentuksn dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Tentukan paket-paket pekerjaan berdasarkan fungsi saluran dan bangunan
pelengkap atau berdasarkan perkiraan kemampuan kontraktor setempat.
2) Hitung volume pekerjaan yang dibuat per paket pekerjaan
3) Hitung rencana anggaran biaya.
4) Tentukan urutan prioritas paket-paket pekerjaa yang akan dilaksanakan di
lapangan, berdasarkan kepentingan dan pengembangan daerah, pembobotan,
ketersediaan dana.
5) Buat jadwal pekerjaan setiap paket pekerjaan, dibuat per tahun anggaran atau
berdasarkan tersedianya dana untuk pelaksanaan pekerjaan.

9. Nota perhitungan
Susun nota perhitungan sebagai kumpulan dari hasil analisis hidrologi, analisis
hidrolika, analisa struktur, criteria-kriteria yang digunakan, dan catatan lain yang di
anggap perlu.

10. Dokumen Tender


Membuat dokumen tender sesuai kategori paket pelelangan pekerjaan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Buat syarat-syarat teknis
2) Buat syarat-syarat umum
3) Buat syarat-syarat administrasi berdasarkan ketentuan yang berlaku.
11. Kerangka penyusunan Perencanaan Teknik Terinci
Kerangka penyusunan Perencanaan Teknik Terinci dilakukan sesuai dengan
sistematika sebagai berikut:

I Pendahuluan
II Latar Belakang
1.2 Tujuan Studi
1.3 Ruang Lingkup Studi
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan
1.3.2 Ruang Lingkup Pekerjaan
2. Deskripsi Wilayah Perencanaan
2.1 Lokasi dan Delinasi Wilayah Perencanaan
2.2 Kondisi Fisik Wilayah Perencanaan
2.2.1 Luas Wilayah Perencanaan
2.2.2 Topografi dan Geologi
2.2.3 Kondisi Tanah dan Tata Guna Lahan Eksisting Perencanaan
2.2.4 Hidrologi dan Hidrogeologi
2.3. Kondisi dan Permasalahan Drainase yang ada
2.3.2 Arahan Rencana Induk Sistem Drainase terhadap Wilayah
Perencanaan
2.3.3 Permasalahan drainase, banjir dan genangan di wilayah
perencanaan
2.3.4 Identifikasi penyebab banjir/genangan
3. Standar dan criteria perencanaan
3.1 Dasar Perencanaan
3.2 Faktor-faktor Perencanaan
3.3 Standar Perencanaan
3.4 Kriteria Hidrologi
3.4.1 Perhitungan frekuensi curah hujan
3.4.2 Penentuan debit banjir rencana (Metode rasional dan Metode Unit
Hidrograf)
3.4.3 Kriteria Hidraulika
3.5.1 Perencanaan Saluran dan Bangunan air
3.5.2 Analisis Kapasitas Eksisting
3.6 Spesifikasi Bahan dan Struktur Bangunan
3.6.1 Spesifikasi Bahan
3.6.2 Pembebanan
3.6.3 Struktur Bangunan
4. Analisi dan Perencanaan
4.2 Data dan Asumsi yang digunakan
4.3 Analisis Hidrologi
4.3.1 Penentuan Stasiun Pengamatan Hujan
4.3.2 Penentuan curah hujan rancana
4.3.3 Analisis Frekuensi curah hujan rencana
4.3.4 Penentuan Intensitas curah hujan rancana yang digunakan
4.3.5 Perhitungan koefesien Pengaliran
4.3.6 Perhitungan Waktu Konsentrasi
4.3.7 Perhitungan debit banjir rencana
4.4 Analisa Hidraulika
4.4.1 Perhitungan kapasitas Saluran eksisting
4.4.2 Perhitungan uji kapasitas eksisting
4.4.3 Perhitungan dimensi saluran rencana (penampang saluran terbaik
dan ekonomis)
4.4.4 Resume simulasi modeling Kapasitas saluran dengan perangkat
lunak
4.4.5 Rekomendasi disain tipikal saluran
4.5 Analisis struktur
4.5.1 Resume hasil penyelidikan tanah
4.5.2 Perhitungan struktur (analisis terhadap kestabilan guling, geser dan
kapasitas daya dukung tanah)
4.5.3 Resume simulasi modeling struktur salura dengan perangkat lunak
4.6 Perhitungan Volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya
4.6.1 Perhitungan volume pekerjaan (kuantitas)
4.6.2 Analisis harga satuan bahan, barang dan jasa/tenaga
4.6.3 Resume perhitungan Biaya
5. Kesimpulan dan rekomendasi
5.1 Kesimpulan
5.2 Rekomendasi

D. PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERKOTAAN SYIAH KUALA


Langkah langkah yang perlu dilaksanakan dalam mendesain Drainase Perkotaan di
Syiah Kuala adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan Data dan Informasi
Pada langkah pertama, kita perlu mengumpulkan seluruh data yang berkaitan dengan
Perencanaan Drainase Perkotaan di Syiah Kuala , antara lain:
a. Teknis
i.Data klimatologi yng terdiri dari data hujan, angin, kelembaman dan temperatur
dari stasiun klimatologi atau BMKG terdekat.
ii. Data kondisi aliran terdiri dari data tinggi muka air, debit sungai, laju sedimentasi,
pengaruh air balik, peil banjir.
iii. Data kondisi daerah terdiri dari: karakteristik daerah aliran, pasang surut dan data
genangan.
iv. Data sistem drainase yang ada yaitu: hasil rencana induk dan studi kelayakan, data
kondisi saluran dan data kuantitatif banjir yang genangan berikut
permasalahannya.
v. Data peta yang terdiri peta dasar (peta daerah kerja) peta sistem drainase dan
sistem jaringan yang ada, peta tata guna lahan, peta topografi, yang disesuaikan
dengan tipelogi kota dengan skala antara 1 : 5.000 1 : 10.000.
vi. Data kependudukan yang terdiri dari jumlah, kepadatan, laju pertumbuhan,
penyebaran dan data kepadatan bangunan bulat, setengah lingkar dan segitiga atau
kombinasi dari masing-masing bentuk tersebut.

b. Pengukuran
Pengukuran situasi dengan poligon tertutup untuk menggambarkan posisi saluran
yang dilaksanakan harus dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang
keadaan medan lapangan yang diukur dan sesuai dengan keperluan perencanaan
salurana drainase. Pengukuran saluran meliputi pengukuran profil memanjang dan
profil melintang dan pengukuran peta situasi.

c. Penggambaran
Dari hasil pengukuran akan dilakukan penggambaran Peta sebagai berikut:
1. Peta sistem drainase, jaringan jalan, tata guna tanah dan topografi (kontur setiap
0,5 m sampai 2 m) dibuat dengan skala 1 : 5.000 1 : 10.000.
2. Gambar potongan memanjang saluran, horizontal 1 : 1.000, vertikal 1 : 100.
3. Gambar potongan melintang saluran, horizontal dan vertikal skala 1 : 100.
4. Gambar detail bangunan skala 1 : 10 samapi 1 : 100.

d. Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah dilakukan dengan pengambilan sample pada tempat tempat
yang akan memikul konstruksi, pada hal ini dilakukan hanya untuk drainase yang
memiliki ukuran relative besar. Untuk daerah yang labil.sample diambil minimal
sebanyak 2 buah sample.

e. Data Hidrologi
Data yang dibutuhkan adalah data hidrologi yang bertujuan untuk mendapat debit
puncak (Qp) untuk dapat mendesain ukuran penampang dari drainase. Data hidrologi
bisa didapatkan di Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) setempat, dengan data
minimal 10 tahun terakhir. Juga dilihat luas daerah resapan sebagai berikut:
No Nama Luas Daerah
Sungai Resapan (Km2)
1 Krueng 1712,00
Aceh
2 Krueng 14,10
Daroy
3 Krueng 13,17
Doy
4 Krueng 6,55
Neng
5 Krueng 18,25
Lhueng
Paga
6 Krueng 30,42
Tanjung
7 Krueng 7,80
Titi
Panjang
8 Kanal 6,84
Banjir
Kr.
Aceh
Sumber: Studi URRSP Banda Aceh City, JICA, 2006

B. Menghitung Debit Saluran Drainase


Perhitungan debit aliran berdasarkan kriteria hidrologi. Dengan langkah langkah
sebagai berikut:
a. Cari data hujan di Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) setempat, minimal 10 tahun
terkahir, dan ambil nilai hujan maksimum setiap tahunnya. Contoh:

Curah Hujan Harian Max Tiap Bulan (CHH max) CHH max Tiap
Tahun (mm) Tahun = R24
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des (mm)
1991 72 77 72 86 86 25 12 0 42 63 77 58 86
1992 57 66 53 39 78 15 42 28 38 76 82 84 84
1993 66 38 47 64 42 69 12 30 41 63 94 0 94
1994 75 75 37 71 100 25 2 15 10 60 72 35 100
1995 0 42 61 95 49 31 18 2 108 0 92 30 108
1996 67 74 64 70 31 23 51 99 75 98 66 34 99
1997 64 40 48 76 48 27 21 27 2 0 52 39 76
1998 126 57 59 105 40 60 76 13 40 43 3 32 126
1999 30 53 24 55 66 52 45 42 68 82 48 48 82
2000 82 25 13 22 37 72 27 57 18 54 53 24 82
2001 52 17 99 52 118 41 17 58 58 58 58 58 118
2002 111 117 40 41 8 21 71 6 4 47 42 32 117
2003 36 96 29 52 34 21 0 2 3 71 122 16 122
2004 17 72 43 105 58 5 88 1 8 37 78 57 105
2005 88 51 55 21 83 76 67 75 4 42 89 9 89
2006 92 81 21 21 21 9 33 0 0 91 88 77 92
2007 144 132 82 62 44 55 46 9 55 51 204 105 204
CURAH HUJAN MAKSIMUM
TAHUNAN
b. Dengan nilai hujan maksimum tahuanan, No. Tahun CHH Maks
tentukan kala ulang rencana saluran drainase 1 1991 86
2 1992 84
dengan menggunakan metode Normal, Log
3 1993 94
Normal, Log Pearson, dan Gumbel. Untuk
4 1994 100
mempersimpel perhitungan maka langsung 5 1995 108
digunakan metode Gumbel, dengan asumsi 6 1996 99
kala ulang rencana 10 tahun. 7 1997 76
8 1998 126
Jumlah Data, n = 17
9 1999 82
= 29,749
10 2000 82
= 1,0411 diperoleh dari tabel a 11 2001 118
= 0,5181diperoleh dari tabel b 12 2002 117
/ =28,575 13 2003 122
=104,941 + 28,575 14,805 14 2004 105
=90,136 + 28,575 15 2005 89
16 2006 92
17 2007 204

No. Xi X Xi - X ( Xi - X)
1 204 104,94 99,06 9812,65
Periode YT XT
2 126 104,94 21,06 443,47 Ulang
3 122 104,94 17,06 291,00 10 2.2502 154.5368
4 118 104,94 13,06 170,53
5 117 104,94 12,06 145,42
6 108 104,94 3,06 9,36
7 105 104,94 0,06 0,003
8 100 104,94 -4,94 24,42
9 99 104,94 -5,94 35,30
10 94 104,94 -10,94 119,71
11 92 104,94 -12,94 167,47
12 89 104,94 -15,94 254,12
13 86 104,94 -18,94 358,77
14 84 104,94 -20,94 438,53
15 82 104,94 -22,94 526,30
16 82 104,94 -22,94 526,30
17 76 104,94 -28,94 837,59
Jumlah 1784 Jumlah 14160,943
Rata-
104,94
rata
c. Hitung luas daerah pengaliran saluran (DPSal) dalam ha.
d. Hitung panjang saluran dalam m
e. Hitung kemiringan dasar saluran rata rata dari hasil pengukuran waterpas
f. Hitung waktu konsentrasi (tc) dengan rumus Kirpich:
2
24 24 3
= ( )
24

Keterangan:
I = intensitas curah hujan dalam mm/jam
R24 = Curah hujan harian maksimum tahunan untuk kala ulang 1 tahun
tc = waktu konsentrasi dalam jam

g. Hitung intensitas hujan dengan rumus Mononobe Tentukan koefisien run off (C), untuk
menghitung Debit puncak
Qp = 0,00278 C.I.A

C. Menggambar Saluran

Penggambaran yang dilaksanakan sebagai berikut:


a. Gambarkan situasi detail lapangan berdasarkan pengukuran
b. Gambarkan saluran yang ada, yang terdiri dari potongan memanjang dan melintang
c. Gambarkan hasil desain dimensi saluran pada profil melintang dan memanjang dari
haasil pengukuran lapangan
d. Gambar detail saluran atau bangunan pelengkap dengan skala 1:10 dan atau skala 1:20

D. Menghitung Dimensi Saluran Drainase

Perhitungan dimensi saluran drainase berbentuk trapesium dengan penampang ekonomis


dilaksanakan sebagai berikut.
a. Tentukan debit saluran.
b. Penampang melintang ekonomis berbentuk trapezium atau skala 1: 20.
c. Hitung profil basah, = ( + )
d. Keliling basah, = + 21 + 2
(+)
e. Jari-jari Hidrolis, = =
+21+2
f. Lebar atas muka air, = + 2

g. Kecepatan aliran, = = (+)
h. Profil ekonomis berbentuk trapesium, rumusnya :
i. Luas profil basah, = 3 3 = ( + )
ii. Keliling Basah, = 23 = + 21 + 2
1 (+)
iii. Jari-jari hidraulis, = 2 =
+21+2
4
iv. Lebar atas muka air, , = 3 3 = + 2
i. Kemiringan dasar saluran, S ditentukan berdasarkan pengukuran profil memanjang
dan melintang di lapangan.
j. Koefisien kekasaran Manning, n ditentukan berdasarkan jenis konstruksi
k. Kemirringan talud, m diketahui.
1 2 1
l. Dari persmaan kecepatan, = 3 2, dapat dihitung kedalaman air, dengan cara
coba banding.
m. Apabila kedalam air, y diketahui, maka dimensi lain dapat dihitung

E. Menganalisa Data Struktur

Analisis data struktur dilaksanakan sebagai berikut:


a. Analisis hasil penyelidikan tanah sesuai dengan ketentuan pada butir 1.2.2.4
b. Hitung berat dan beban rencana untuk saluran berdasarkan hasil penyelidikan dengan
kondisi struktur tanah.
c. Tentukan stabilitas struktur, stabilitas kemiringan talud
d. Tentukan struktur saluran dan bangunan pelengkap berdasarkan kondisi tanah dan
tersedianya bahan bangunan di lokasi.

F. Menggambar Desain

Menggambar desain dilaksanakan sebagai berikut:


a. Gambarkan desain saluran dan bangunan pelengkap, berdasarkan analisis hidrologi,
hasil penggambaran kondisi dilapangan, analisis hidrolika dan analisis struktur
b. Lengkapi gambar-gambar detail untuk saluran atau bangunan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai