Anda di halaman 1dari 13

4.

1 Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A (Base Course)


Lapis pondasi agregat kelas A adalah bagian material yang terletak diantara lapis
pondasi agregat kelas B (Subbase Course) dan Lapisan permukaan AC - WC (Asphalt
Concrete Wearing Course). Lapisan pondasi atas ini merupakan bagian dari konstruksi jalan
raya dimana mutu materialnya lebih tinggi dari mutu material subbase course, hal ini
dikarenakan tekanan yang bekerja pada lapisan ini lebih besar bila dibandingkan dengan
pondasi bawah. Lebar lapis pondasi agregat kelas A ini adalah 7 m dan tebal 15 cm.
Pada Proyek Pemeliharaan Bekala Jalan Bts. Kota Banda Aceh – Aceh Besar (APBA
– OTSUS ACEH) ini, volume lapis pondasi agregat kelas A yang ditinjau adalah:

Luas pekerjaan LPA = Lebar jalan x panjang jalan

= 7 m x 2200 m

= 15400 m2

Volume pekejaan LPA = Luas pekerjaan LPA x tebal lapisan

= 15400 m2 x 0,15 m

= 2310 m3

Berikut ini adalah penjelasan tentang material dan peralatan yang digunakan serta
pelaksanaan pekerjaannya.

4.1.1 Material

Material yang digunakan dalam pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A dengan
komposisi campuran terdiri dari agregat pecah kasar 69,85% (batu pecah), agregat halus
lapis pondasi A 30,15%, berat isi agregat (lepas) 1,51 ton/m3dimana ukuran maksimum
agregat kelas A adalah 1-1,5”. Material ini didatangkan dari quarry di Indrapuri dengan jarak
±20 km ke lokasi proyek dengan menggunakan Dump Truck.

4.1.2 Peralatan

Pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A ini dikerjakan secara mekanis. Alat-alat yang
digunakan dalam pekerjaan ini berupa 1 unit motor grader, 1 unit water tanker truck, 1 unit
vibrator roller, 5 unit dump truck dengan kapasitas 4 m3. Tenaga yang digunakan dalam
pekerjaan ini adalah orang-orang yang terlibat selama pekerjaan ini berlangsung. Orang-
orang tersebut adalah pelaksana pekerjaan, mandor, pengawas dan sebagainya.

4.1.3 Pelaksanaan pekerjaan


a. Pengangkutan dan penumpukan
Pekerjaan ini di mulai dengan pencampuran material yang dilakukan di base camp.
Campuran material tersebut terdiri dari batu kali, batu pecah dan abu batu pecah, pasir serta
tanah yang ada di base camp. Pencampuran tersebut diusahakan sebisa mungkin sesuai
dengan spesifikasi yang ada dalam dokumen kontrak dengan diawasi oleh kepala kontraktor
dan tim pengawas dari pemilik proyek. Pencampuran dilakukan dengan menggunakan Wheel
Loader.
Material yang berasal dari stone crusher di Jantho, diangkut dengan menggunakan 5
Dump Truck kapasitas 4 m3 dengan 10 kali trip selama 7 jam kerja efektif per hari. Setelah
material yang diangkut oleh Dump Truck tiba di lokasi proyek, selanjutnya material tersebut
ditumpuk dengan jarak tumpukan sekitar 1 m di sepanjang pekerjaan jalan. Material tersebut
ditumpuk dengan keadaan sejajar antara satu tumpukan dengan tumpukan lainnya..
Sebelum pengangkutan material terlebih dahulu dilakukan analisa gradasi agregat
dengan mengambil satu sampel untuk dibawa ke Laboratorium. . Hal ini untuk mengetahui
material yang diuji berada pada range dari spesifikasi yang telah ditentukan.Dokumentasi
pekerjaan penumpukan material base A dapat dilihat pada Lampiran

b. Penghamparan
Pekerjaan penghamparan material ini dikerjakan setelah penumpukan material, alat
yang digunakan untuk menghampar material adalah Motor Grader. Tumpukan material ini
kemudian diratakandengan memperhatikan patok-patok yang telah dipasang. Prinsip kerja
Motor Grader ini adalah menebarkan agregat dengan posisi blade menyerong, hal ini
dimaksudkan agar material tidak menumpuk ditengah blade tetapi tersebar secara merata ke
pinggir jalan.
Dari hasil penghamparan didapatkan ketebalan lapis pondasi agregat A di lapangan
pada saat gembur sebesar 18 cm kemudian nantinya dipadatkan menjadi 15 cm. Dokumentasi
pekerjaan penghamparan material base A dapat dilihat pada Lampiran

c. Pemadatan dan Penyiraman


Setelah selesai dilakukan penghamparan, pekerjaan selanjutnya adalah pemadatan. Alat
pemadat yang digunakan adalah Vibrator Roller dengan 5-8 ton dan kecepatan 3,75 km/jam.
Pada proses pemadatan permukaan lapisan subbase terlalu kering maka disiram air pada
lapisan ini dengan menggunakan Water Tanker. Banyaknya air yang disiram dari Water
Tanker ditentukan secara visual, artinya kadar air yang disiram tidak melebihi kadar air
optimum dan diawasi oleh pengawas lapangan. Pemadatan ini dilakukan dengan 8 kali
passing.
Setelah lapisan tersebut sudah dianggap padat, maka dilakukan pengujian sand cone.
Pengujian ini dilakukan setelah beberapa hari kemudian, hal ini dikarenakan kondisi base
masih dalam keadaan tidak cukup kering. Pengujian sand cone dilakukan pada tiap ruas yang
diuji pada STA tertentu yang mewakili. Dengan test ini dapat diketahui apakah kadar air
agregat sudah mendekati nilai pemeriksaan kadar air semula untuk mencapai kepadatan
optimumnya. Dari hasil pengujian sand cone tersebut menunjukkan derajat kepadatan tiap
100 m tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi dengan ketebalan base course sebesar 15 cm.
Dokumentasi pekerjaan pemadatan dan penyiraman material base A dapat dilihat pada
Lampiran
Hasil perbandingan pekerjaan base A aktual dilapangan dengan standar spesifikasi
dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1 Perbandingan Pelaksanaan Aktual Pekerjaan Lapis Pondasi Agregrat Kelas
A Dengan Spesifikasi

Pekerjaan Standar (Sesuai Spesifikasi Lapangan


Umum 2010)
Material Sebelum dihamparkan, dilakukan Material yang diuji
pengujian gradasi terhadap material berada pada range dari
agregat, dimana gradasi tersebut spesifikasi yang telah
harus 100% saringan 1 ½, 79-85% ditentukan, maksimal
lolos saringan 1” , 44-58% lolos agregate yaitu inchi 1,5
saringan 3/8”, 29-44% lolos inchi dan berada pada
saringan no.4, 17-30% lolos range dari spesifikasi
saringan no.10, 7-17% lolos yang telah ditentukan
saringan no.40 dan 2-8% lolos dan sesuai dengan
saringan no.200 Detail Engineering
Design (DED).
Tebal Lapisan Tebal padat maksimum tidak boleh Tebal lapisan pondasi
melebihi 15 cm, kecuali kelas atas (LPA) telah
diperintahkan oleh direksi sesuai dengan
pekerjaan. spesifikasi yaitu 15 cm.

Penghamparan Setiap lapis harus dihamparkan Tebal penghamparan


pada suatu operasi dengan takaran di lapangan yaitu 18
yang merata, agar menghasilkan cm, sebelum nanti
tebal padat yang diperlukan dipadatkan dan
dalamtoleransi yang diisyaratkan. mengalami Loose
Factor sebesar 1,2.
Pemadatan Operasi penggilasan harus dimulai Untuk mencapai
dari sepanjang tepidan bergerak ketebalan rencana
sedikit demi sedikit ke arah sumbu yaitu 15 cm,
jalan, dalam arah memanjang. pemadatan dilakukan
Operasi penggilasan harus sebanyak 8 kali
dilanjutkan sampai seluruh bekas passing, sudah
roda mesin gilas hilang dan lapis mencukupi standar dari
tersebut terpadatkan secara merata. spesifikasi yaitu 8 kali
I passing.

Pengujian Sandcone
Spesifikasi (Sesuai SNI 03-2828-
Pekerjaan Lapangan
1992)
Lokasi Pengujian kepadatan tidak boleh Lokasi yang diuji
pengujian dilakukan pada saat titik uji masing-masing berada
tergenang. pada daerah yang
kering dan sesuai
dengan SNI.
Pengujian kepadatan paling sedikit Sesuai SNI.
dua kali untuk setiap titik dengan
jarak 50 cm.
Pada saat pengujian dihindari Sesuai SNI.
adanya getaran.
Bahan Pasir Bahan Pasir yang digunakan pasir Lazimnya digunakan
standar sesuai ketentuan yang pasir Ottawa, sudah
berlaku; harus bersih, keras, kering sesuai dengan SNI.
dan bisa mengalir bebas, tidak
mengandung bahan pengikat
dengan gradasi 0,075 mm sampai 2
mm. Pengisian pasir ke dalam harus
dilakukan hati-hati agar pasir tidak
memadat setempat.
Pengujian Pengujian Kepadatan yang Sesuai SNI.
kepadatan dilakukan di atas benda uji yang
kasar, maka pengukuran nilai berat
isi pasir dalam corong harus
dilakukan di atas permukaan yang
akan di uji.
Tingkat Derajat kepadatan akhir lebih besar Derajat kepadatan yang
Kepadatan dari syarat derajat kepadatan yaitu didapat dari hasil
lebih besar dari 100% pengujian sebesar
100,37%
Memenuhi standar
pemadatan
4.2 Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A (Base Course)

Lapis pondasi agregat kelas A (base course) merupakan lapis perkerasan yang terletak
antara lapis pondasi bawah (subbase course) dan lapis permukaan (surface course). Material
yang digunakan dalam pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A (base course) terdiri dari batu
pecah, abu batu pecah, kerikil, serta pasir yang mutunya lebih baik dari pada mutu material
lapis pondasi agregat kelas B (subbase course).
Pada pekerjaan lapisan pondasi atas (LPA) ini material/agregat yang dipakai telah
ditentukan yaitu agregat kelas A dengan ketebalan 15 cm pada bagian badan jalan.
Luas pekerjaan LPA = Lebar jalan x panjang jalan

= 2 m x 775 m + 4 x 104

= 1.966 m2

Volume pekejaan LPA = Luas pekerjaan LPB x tebal urugan

= 1.966 m2 x 0,15 m

= 294.9 m3

Komposisi agregat atau bahan yang digunakan pada pekerjaan lapisan pondasi atas
(LPA) ini adalah :
• Batu pecah ( lolos saringan 37,5 mm3);
• Kerikil pecah (lolos saringan 9,5 mm3); dan
• Semen kapur (menurut stabilitas tanah).
Alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan lapisan pondasi atas ini adalah :
1. Dump truck 8 unit
2. Motor grader 1 unit;
3. Water tanker 1 unit;
4. Vibrator roller 2 unit;

Tenaga kerja yang dipakai pada pekerjaan ini adalah :


1. Satu orang mandor
2. Tiga orang pengawas
3. Lima orang operator
4. Pengemudi alat-alat berat, diantaranya:
 Pengemudi dump truck
 Satu orang pengemudi water tanker
 Satu orang pengemudi Motor grader
 Dua orang pengemudi Vibrator roller
5. Dua orang pekerja
6. Dua orang mekanik
Berikut penjelasan tentang peralatan yang digunakan serta pelaksanaan pekerjaannya.

4.2.1 Pelaksanaan pekerjaan


Pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A (base course) mencakup
pengangkutan, penghamparan, pemadatan.

a. Pengangkutan dan Penumpukan Material


Material lapis pondasi agregat kelas A diangkut dari quarry dengan menggunakan
dump truck. Setelah material yang diangkut oleh dump truck dengan kapasitas 25 ton, jumlah
dump truck yang membawa material ke lapangan berfariasi tergantung dengan kondisi
lapangan dan pekerja alat. Setelah tiba di lokasi proyek, maka selanjutnya material tersebut
ditumpuk dengan jarak tumpukan sekitar 2-3 meter di sepanjang lokasi proyek. Setelah
pekerjaan penumpukan material selesai dikerjakan, pekerjaan selanjutnya adalah
penghamparan material. Material yang digunakan dalam pekerjaan lapis pondasi agregat
kelas A dengan komposisi campuran terdiri dari agregat pecah kasar 69,85% (batu pecah),
agregat halus lapis pondasi A 30,15%, berat isi agregat (lepas) 1,51 ton/m3dimana ukuran
maksimum agregat kelas A adalah 1-1,5”. Nilai minimum CBR untuk Base A adalah 90%
dan dari hasil uji di lab CV. CARDIA RIZKAN PERDANA didapat nilai CBR sebesar
94,884% jadi nilai CBR untuk Base A sudah memenuhi syarat yang sudah ditetapkan oleh
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bidang Pengujian dan Peralatan
ACEH.

b. Penghamparan Material

Pekerjaan penghamparan material ini dikerjakan setelah penumpukan material


dilakukan. Alat yang digunakan untuk menghampar material adalah motor grader alat yang
digunakan pada lapangan kondisinya kurang terawat, ketika pekerjaan berlangsung pernah
terjadi bocor pada roda grader dan pekerjaan dihentikan pada hari tersebut. Untuk
mendapatkan tebal sesuai dengan rencana yaitu 15 cm, maka penghamparan dilakukan
dengan faktor loose 1,2 dimana tiap penghamparan 18 cm (tebal gemburan) dan
kemiringannya sebesar 2%. Material dihampar keseluruh badan jalan yang dikerjakan sampai
diperoleh ketebalan 15 cm. Penghamparan ditumpuk dengan jarak tumpukan 2-3 m, material
tersebut ditumpuk dengan keadaan sejajar antara satu tumpukan dengan tumpukan lainnya.
Setelah pekerjaan ini selesai, kemudian dilanjutkan ke pekerjaan pemadatan.

Pekerjaan penghamparan base A

c. Pemadatan dan Penyiraman


Setelah selesai dilakukan penghamparan, pekerjaan selanjutnya adalah pemadatan.
Pemadatan material dikerjakan dengan vibrator roller dengan bobot 6-8 ton dan kecepatan
3,75km/jam. Sebelum proses pemadatan dilakukan, material terlebih dahulu disiram dengan
menggunakan water tank truck dilapangan biasanya dilakukan dua kali penyiraman ketika
lapisan dipadatkan agar terjadi pengendapan pada penghamparan material secara menyeluruh
disetiap permukaan lapisan.
Proses pemadatan pada lapangan dilakukan sebanyak 8 kali passing atau lebih agar
pemadatan sudah benar-benar padat hingga mencapai ketebalan 15 cm sesuai rencana.
Setelah beberapa hari proses pemadatan berlangsung dan dianggap lapisan tersebut sudah
padat, maka dilakukan kontrol kualitas dengan melakukan pengujian sand cone.
Pemadatan Material Menggunakan Vibrator Roller

Gradasi Lapis Pondasi Agregat

Ukuran Ayakan Persen Berat yang Lolos


ASTM (mm) Kelas A Hasil
1 1/2" 37,50 100 100
1" 25,00 79-85 84,66
3/8" 9,50 44-58 51,37
No.4 4,75 29-44 42,9
No.10 2,00 17-30 27,66
No.40 0,425 7 9,85
No.200 0,075 2-8 2,03

4.2.2 Kontrol Kualitas (quality control)


Pada pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A, test yang dilakukan adalah test kerucut
pasir (sandcone). Percobaan kerucut pasir (sand cone) merupakan salah satu jenis pengujian
yang dilakukan di lapangan, untuk menentukan berat isi kering (kepadatan tanah) asli atau
pun hasil suatu pekerjaan pemadatan, hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah kadar air
agregat sudah mendekati nilai pemeriksaan kadar air semula untuk mencapai kepadatan
optimumnya dan juga sebagai perbandingan pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan dengan
perencanaan. Pengujian sandcone dilakukan dengan membawa sample ke laboratorium, yang
dikerjakan oleh staf laboratorium dan di saksikan oleh pengawas pekerjaan. Pada proyek ini
sampel pengujian sandcone dibawa ke laboratorium yang terletak di Banda Aceh. Kerucut
Pasir (sand cone) terdiri dari sebuah botol plastik dengan sebuah kerucut logam dipasang di
atasnya. Botol pelastik dan kerucut ini diisi dengan pasir Ottawa/kuarsa kering, yang berat
isinya sudah diketahui.
Peralatan dan alat
 Plat besi
 Paku
 Palu
 Kuas
 Sekop kecil
 Pahat
 Wadah
 Timbangan
 Saringan no. ¾”
 Botol pasir dengan kerucut kran penggunci

Pelaksanaan pengujian sandcond


Pengujian dilakukan per 100 m dan pada titik rekontruksi
 Setelah ditentukan titik untuk dilakukan pengujian, diletakkan plat besi bentuk persegi
yang berukuran 25x25 cm dan mempunyai lubang lingkaran di tengah plat tersebut
dengan diameter kurang lebih 13 cm, kemudian agar tidak bergeser pada sudut plat
dipaku.
 Membuat galian sedalam 10-12 menggunakan alat pahat dan palu, pengerjaan
dilakukan pelan-pelan agar material tidak tercecer, material yang sudah digali
dimasukkan kedalam wadah yang beratnya sudah diketahui dan ditimbang. Material
kemudian diayak menggunakan saringan no. ¾” ditimbang lagi berat tertahan dan
lolos.
 Lubang yang sudah digali dimasukkan pasir kuarsa (botol pasir kerucut sudah
diketahui berat awalnya) dengan meletakkan botol berisi pasir ke lubang di tengah
plat, kemudian buka skrup dan biarkan pasir mengalir hingga penuh sampai kerucut,
setelah penuh skrup dikunci lagi, botol berisi pasir dan pasir yang berada dilubang
diambil ditimbang beratnya.
Test Sandcone

4.2.3 Perbandingan Pelaksanaan Aktual Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A


dengan Standar yang Dirujuk

Pekerjaan Standar (Sesuai Spesifikasi Lapangan


Umum 2010)
Material Sebelum dihamparkan, dilakukan Material yang diuji
pengujian gradasi terhadap material berada pada range dari
agregat, dimana gradasi tersebut spesifikasi yang telah
harus 100% saringan 1 ½, 79-85% ditentukan, maksimal
lolos saringan 1” , 44-58% lolos agregate yaitu inchi
saringan 3/8”, 29-44% lolos 1,5inchi dan berada
saringan no.4, 17-30% lolos pada range dari
saringan no.10, 7-17% lolos spesifikasi yang telah
saringan no.40 dan 2-8% lolos ditentukan dan sesuai
saringan no.200 dengan Detail
Engineering Design
(DED).
Tebal Lapisan Tebal padat maksimum tidak boleh Tebal lapisan pondasi
melebihi 15 cm, kecuali kelas atas (LPA) telah
diperintahkan oleh direksi sesuai dengan
pekerjaan. spesifikasi yaitu 15 cm.

Penghamparan Setiap lapis harus dihamparkan Tebal penghamparan


pada suatu operasi dengan takaran di lapangan yaitu 18
yang merata, agar menghasilkan cm, sebelum nanti
tebal padat yang diperlukan dipadatkan dan
dalamtoleransi yang diisyaratkan. mengalami Loose
Factor sebesar 1,2.
Pemadatan Operasi penggilasan harus dimulai Untuk mencapai
dari sepanjang tepidan bergerak ketebalan rencana
sedikit demi sedikit ke arah sumbu yaitu 15 cm,
jalan, dalam arah memanjang. pemadatan dilakukan
Operasi penggilasan harus sebanyak 8 kali
dilanjutkan sampai seluruh bekas passing, sudah
roda mesin gilas hilang dan lapis mencukupi standar dari
tersebut terpadatkan secara merata. spesifikasi yaitu 8 kali
I passing.

Pengujian Sandcone
Spesifikasi (Sesuai SNI 03-2828-
Pekerjaan Lapangan
1992)
Lokasi Pengujian kepadatan tidak boleh Lokasi yang diuji
pengujian dilakukan pada saat titik uji masing-masing berada
tergenang. pada daerah yang
kering dan sesuai
dengan SNI.
Pengujian kepadatan paling sedikit Sesuai SNI.
dua kali untuk setiap titik dengan
jarak 50 cm.
Pada saat pengujian dihindari Sesuai SNI.
adanya getaran.
Bahan Pasir Bahan Pasir yang digunakan pasir Lazimnya digunakan
standar sesuai ketentuan yang pasir Ottawa, sudah
berlaku; harus bersih, keras, kering sesuai dengan SNI.
dan bisa mengalir bebas, tidak
mengandung bahan pengikat
dengan gradasi 0,075 mm sampai 2
mm. Pengisian pasir ke dalam harus
dilakukan hati-hati agar pasir tidak
memadat setempat.
Pengujian Pengujian Kepadatan yang Sesuai SNI.
kepadatan dilakukan di atas benda uji yang
kasar, maka pengukuran nilai berat
isi pasir dalam corong harus
dilakukan di atas permukaan yang
akan di uji.
Tingkat Derajat kepadatan akhir lebih besar Derajat kepadatan yang
Kepadatan atau sama dengan dari syarat derajat didapat dari hasil
kepadatan yaitu 90% (minimum). pengujian sebesar
94,884%
Memenuhi standar
pemadatan

Anda mungkin juga menyukai